Jump to ratings and reviews
Rate this book

Rencana Besar

Rate this book
Rifad Akbar. Pemimpin Serikat Pekerja yang sangat militan dalam memperjuangkan kesejahteraan rekan-rekannya.

Amanda Suseno. Pegawai berprestasi yang mendapat kepercayaan berlebih dari pihak manajemen.

Reza Ramaditya. Pegawai cerdas yang tiba-tiba mengalami demotivasi kerja tanpa alasan jelas.

Lenyapnya uang 17 miliar rupiah dari pembukuan Universal Bank of Indonesia menyeret tiga nama itu ke dalam daftar tersangka. Seorang penghancur, seorang pembangun, dan seorang pemikir dengan motifnya masing-masing. Penyelidikan serius dilakukan dari balik selubung demi melindungi reputasi UBI.

Akan tetapi, bagaimana jika kasus tersebut hanyalah awal dari sebuah skenario besar? Keping domino pertama yang sengaja dijatuhkan seseorang untuk menciptakan serangkaian kejadian. Tak terelakkan, keping demi keping berjatuhan, mengusik sebuah sistem yang mapan, tetapi usang dan penuh kebobrokan ….

373 pages, Paperback

First published August 1, 2013

41 people are currently reading
567 people want to read

About the author

Tsugaeda (Ade)

8 books116 followers
Penulis novel thriller Indonesia. Dapat dihubungi di surel tsugaedauthor@gmail.com atau Twitter @tsugaeda.

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
165 (25%)
4 stars
353 (54%)
3 stars
119 (18%)
2 stars
4 (<1%)
1 star
5 (<1%)
Displaying 1 - 30 of 205 reviews
Profile Image for Akaigita.
Author 6 books237 followers
August 21, 2021
Rate: 4.55

Terlambat 8 tahun untuk baca buku ini. Kalau bukan karena penulisnya berbaik hati menerbitkannya ulang, missed sudah satu buku yang bagus--dua, kalau ditambah buku Tsugaeda yang satu lagi.

Buku Tsugaeda yang pertama saya baca adalah Efek Jera, dan di sana ada tokoh yang menjadi protagonis di buku ini. Kan pinter gitu. Bikin saya jadi penasaran sama Rencana Besar. Kalau dibanding-bandingkan, narasi di Efek Jera lebih ngalir sebenarnya, seperti mendengarkan orang bicara, sedangkan di Rencana Besar ini ucapan orang-orangnya sama dengan narasinya. Tapi saya mencoba mengesampingkan gaya narasi yang agak kaku itu dan menyelami saja isi ceritanya. It's a great story, though. Kalau bukan sang penulis memang pernah menyelami bidang yang disebut-sebut di buku ini--atau malah pernah menjadi Rifad atau Makarim sendiri--saya rasa tidak akan ada orang yang berhasil meramu cerita berlatar dunia perbankan plus ketenagakerjaan dengan konflik real dan penyelesaian yang begitu menggigit seperti buku ini.

Dan sialannya lagi, character development-nya main juga, Bos! Kalau dipikir ini cuma novelisasi berdasarkan kejadian dunia nyata yang minim karakterisasi tokoh dan gurauan penghias cerita, you salah, Bos. Tokoh utama kita, Pak Makarim (bukan menteri), di awal cerita dikisahkan sedang dalam proses perceraian. Seiring berjalannya waktu, kehidupan rumah tangganya terbuka pelan-pelan (singkat dan nggak ngedrama) dan akhirnya kita tahu masalahnya Pak Makarim ini. Ada kelemahan yang menjadi watak dasarnya selama ini. Menerima sebuah pekerjaan misterius dari mantan teman kuliahnya yang kini jadi wadirut bank memberinya sebuah perjalanan mengubah hidup.

Ada banyak hal yang ingin saya ceritakan tentang buku ini. Tentang tiga tersangka penggelapan dana bank yang sama-sama muda, brilian, dan berbeda jauh wataknya satu sama lain. Rifad yang seorang orator dan penggerak massa (serius, merinding pas baca bagian dia pidato di acara pertemuan serikat pekerja itu), Reza yang pendiam dan paling genius (hiks, Rezaaaaaa 😭😭😭😭😭), dan Amanda sang pembujuk ulung yang sangat populer, karyawan teladan pula. Di antara ketiga orang tersebut, Pak Makarim diminta menemukan pelaku fraud di bank ini. Which is... hanya bagian kecil dari rencana yang jauh, jauh lebih besar dengan daya rusak yang sistematis, masif, dan terstruktur (lu kata kecurangan pemilu, Git!)

Gila bener, begitu tahu apa yang sebenarnya direncanakan di balik kasus penggelapan kecil itu. Dan klimaksnya bener-bener bikin jantungan, oy! Rifad... bener-bener lu ye. Keren parahlah pokoknya. Rifad Akbar for president! Amanda juga. Haluuuuus banget mainnya. Suka sama apa yang dia lakukan saat seisi gedung kantor pusat bank itu sudah sepi. Romensnya mayan juga di bagian itu. Awwww.

Terus, Pak Makarim? Oh tenang. Penulis nggak timpang kok membagi proporsi jatah main setiap tokoh di buku. Makarim ada bagiannya sendiri untuk mengalahkan si penjahat. Lucu bayangin bapak-bapak paruh baya gelundungan berantem dan salah satunya terlempar keluar gedung. Dalam hati Syahputra, "bukannya Pak Bos harusnya lagi liburan? Ngapain dia malah mukulin orang di gedung sebelah?" Wkwkwk.

Penyelesaiannya juga bagus ini. Di bagian-bagian awal saya bacanya flat aja, bahkan mengulur waktu berhari-hari karena belum ada kejadian menarik. Tapi begitu masuk bab 11, saya langsung ngebut baca dan selesai dalam waktu beberapa jam aja malam ini. Emosional juga waktu kisah ini berakhir. Semua menemukan tempat yang pas, termasuk Pak Makarim. Cieeee. Sedih juga waktu ada yang mati. Tapi nama mereka juga sudah dapat tempat. Pengorbanan mereka sepadan. Walaupun sedih pembaca ini. Yah, ini tetap sebuah happy ending.
Profile Image for Autmn Reader.
881 reviews91 followers
January 23, 2021
Baca di Ipusnas.

Akhirnya setelah 23 hari di tahun 2021 aku nemu juga buku bagus yang aku bacanya nano-nano. Deg2annya ada, geregetannya ada, bikin senyum2nya juga ada. Komplitlah. Wkkw.

Aku semet off nggak baca ini lama banget karena tokoh yang kusuka begitu. Padahal dari awal juga emang udah seru. Akunya aja yang baperan sampe berenti dulu. 😂.

Awal cerita ini emang rada lelah sih soalnya penjelasannya berasa baca koran ekonomi. Walaupun emang berpengaruh sama cerita, tapi penyampaiannya terlalu informatif dan kerasa bukan novel. Awalnya aja, ke belakangnya enggak. Bagian action-nya udah kayak fast and furious. Action-nya juga nggak kentang. Endingnya banget juga bikin senyum2. Aku bahagia sama akhir nasib mereka. Ikutan lega.

Klimaksnya emang hectic banget. Rada kaweur juga pas aku baca tapi tetep seru dn geregetan.

Yang bikin aku suka banget sama buku ini adlah misterinya. Tipe2 kayak Conan yang curiga sana sini tapi endingnya begini. Emang udah ada clue sebenernya, tapi kek tetep rada nggak nyagka aja bisa dibawa ke sana.

Pokoknya oke banget. Recommend buat yang suka aksi misteri.

Gonna read another book from this author soon.
Profile Image for Darnia.
769 reviews113 followers
November 8, 2016
Gegara ingin mengurangi tumpukan, buku ini jadi ketemu di tumpukan bawah dengan kondisi mengenaskan (ada noda airnya!!!). Untung tidak mengurangi kenikmatan baca-nya, karena novel ini ternyata menarik.

Gw nggak terlalu ngeh dengan dunia perbankan, tapi beberapa istilahnya sudah cukup familier. Dan dari bab awal sebenarnya sudah ketebak dalangnya siapa. Hanya saja, plotnya yg rapi dengan ending dramatis terutama saat Amanda di ruang siaran itu bener-bener te-o-pe. Untuk sebuah novel perdana, gw rasa karya Tsugaeda ini layak diacungi banyak jempol. Mari berburu buku lainnya dari pengarang ini *masih belum mampu nulis panjang lebar tentang buku ini, masih terpukau* XD
Profile Image for h.
374 reviews148 followers
November 21, 2023
HEH RENCANA BESAR BAGUS BANGET GAK NGERTI LAGI😭

Sebenarnya iseng sih baca ini krn dulu sempet ada yg rekomen buku Tsugaeda dan ternyata WOW mind blowing sekali. Thrillernya bukan yg kasus pembunuhan gitu tapi lebih kayak di drakor VAGABOND ngono loh dan ini dari penulis Indo‼️

Jadi ceritanya di salah satu bank namanya Universal Bank Indonesia tetiba kehilangan dana 17M, info dari orang IT bank katanya dihack gitu. Makanya yg nanganin kasus juga dari bagian cyber crime, Namanya Pak Makarim. Jadi dari situ pihak kepolisian kayak nanyain pihak bank suspectnya siapa kira2 yg perlu diintrogasi, nah di sini ada beberapa nama: Reza, Rifad, Ayumi, sama Amanda dgn problematika masing-masing. Oke setelah ditelusuri, ternyata masalah utamanya gak sekedar bank diretas doang. Makanya bikin greget banget.


Selama baca buku ini aku yang kayak remind myself "INI FIKSI. INI FIKSI. INI FIKSI. INI FIKSI. JADI JANGAN KAITKAN DENGAN REAL LIFE!"

Krn beberapa hal kok kayak pernah lihat di berita gitu 👀

Gak sampai sana. Aku merasa buku ini tuh bagian dari bentuk ngungkapin keinginan rakyat ke pemerintahannya harusnya gimana. Kayak aku merasa polisi cyber crime di sini canggih banget, meanwhile irl, disuruh ngelacak hp hilang aja kagak bisa🙏🏻

Selain itu, cerita orang yg ditangkap di sini juga sangat berkebalikan dengan dunia nyata wkwk i wont mention it cause it will be a spoiler.

But I had so much fun reading this book but somehow i only could give 3.8🌟 for some reasons.
Profile Image for Rose Gold Unicorn.
Author 1 book143 followers
October 9, 2013
Sebelumnya saya ingin sedikit bercerita tentang proses mendapatkan buku ini. Buku ini saya dapat dari giveaway yang diadakan penulis, Tsugaeda, di salah satu thread di Goodreads. Saya sendiri padahal, jujur, tidak aktif dan rajin mengunjungi Group GRI. Waktu itu, seorang teman, Mas Tezar, yang terlihat di newsfeed saya tercatat habis mengomentari sebuah thread giveaway. Maka, mampirlah saya ke sana.

Ternyata syaratnya cukup mudah. Hanya memposting di thread tersebut bahwa saya menginginkan buku itu dan selanjutnya penulis yang akan menilai. Hmmm, saya tidak terlalu berharap, saat itu. Jadi yah nothing to lose saja. Buku ini sebelumnya sudah saya timang-timang ketika tempo hari saya ke toko buku. Melihat sinopsis di belakangnya dan judulnya yang terkesan misterius membuat saya tertarik sehingga langsung memasukkan buku ini dalam wishlist saya. Sebelumnya, saat saya membaca nama penulisnya, saya kira ini novel terjemahan dari Jepang.

Ternyata, lho kok? Nama tokoh-tokohnya Indonesia sekali? Hehehehe… Kemudian ndilalah, Tuhan mengabulkan doa saya, sehingga saya bisa membaca buku ini dan kemudian mereviewnya di sini. Entah apa yang membawa saya sebagai pemenang. Faktor keberuntungan, mungkin? Alhamdulillah dan terima kasih, Mas Tsugaeda ^.^

Anyway, saya rasa bukan saya saja yang penasaran dengan nama si penulis yang kejepang-jepangan. Betul? :-P

Oke. Cukup ceritanya. Sekarang saya akan mengulas buku ini secara keseluruhan berdasarkan sudut pandang saya.

Sinopsis

Kalau Anda bertanya kepada saya apakah di Negara kita ini ada profesi sebagai detektif, saya akan jawab tidak. Kenapa? Hmmm, saya pernah menanyakan hal ini kepada seorang yang saya yakini dia pintar, dan dia bilang begitu. Jadi pada dasarnya saya hanya mengcopy jawaban dia saja. Hahahaha. Eh, tapi benar ‘kan tidak ada profesi detektif di Indonesia? *make sure*

Seperti tokoh utama dalam buku ini, namanya Makarim Ghanim. Makarim bukan seorang detektif, tapi pengalamannya dalam member masukan bagi perusahaan-perusahaan besar dan pemerintah membuatnya cukup dikenal. Salah satunya, Agung Sudiatma. Agung adalah seorang wakil direktur sebuah bank yang bernama Universal Bank of Indonesia (UBI), ia meminta bantuan kepada Makarim untuk menyelesaikan kasus lenyapnya uang sebesar 17 milyar dari laporan keuangan UBI secara misterius.

Tersebutlah tiga nama karyawan UBI Cabang Surabaya.
Rifad Akbar.
Amanda Suseno
Dan, Reza Ramaditya.

Menurut Agung, masing-masing dari mereka memeliki motif dan akses untuk melakukan penggelapan. Rifad, katakanlah seorang aktivis kantoran. Amanda, perempuan ambisius yang cerdas dan pandai memikat hati lawan bicaranya. Dan Reza, pegawai cerdas yang tiba-tiba mengalami demotivasi kerja tanpa alasan yang jelas.

Kemudian berangkatlah Makarim ke Surabaya untuk menyelidiki kasus itu. Dengan sedikit sandiwara, akhirnya ia berhasil mengetahui siapa pelakunya. Ia lalu memutuskan kembali ke Jakarta dan melaporkan semuanya pada Agung. Namun, misteri yang sebenarnya ternyata baru terkuak saat Susi, mantan istri Makarim, melaporkan kasus tahun 2006. Oouw. Makarim ternyata belum bisa lepas dari kasus ini. Misteri besar ternyata masih ada di depan mata, dan Makarim harus menghadapinya.

Ada sesuatu di UBI yang tidak ia tahu. Sebuah “Rencana Besar”…

---

Jujur, awalnya saya bimbang mau kasih 4 atau 5 bintang. Sampai kemudian saya teringat, rasanya novelis Indonesia jarang ada yang semenakjubkan ini. Di tengah maraknya novel-novel roman picisan, Penerbit Bentang berani menerbitkan buku dengan genre yang bisa dikatakan masih jarang ditemui di Negara kita. Apalagi ini karya pertama. Apalagi ini karya penulis Indonesia! Luar biasa. Pada akhirnya, saya kasih juga semua bintang yang saya punya untuk buku ini.

Saya sendiri sebenarnya tidak tahu seluk beluk dunia perbankan. Sama sekali tidak tahu. Nah, membaca buku ini ternyata membuat saya menjadi sedikit tahu mengenai gambaran dunia perbankan di Indonesia. Saya sendiri merasa curiga jangan-jangan apa yang ditulis oleh penulis adalah kisah nyata dalam dunia perbankan Indonesia (atau malah pengalaman pribadi?). Hahaha. Habisnya, saya merasa apa yang ditulis dalam buku ini adalah nyata. Ya, saya bisa merasakannya. Penulis menyampaikan semua ceritanya dengan cukup detail dan meyakinkan. Pasti makan waktu yang banyak buat riset, ya? Good point. Itu adalah bukti bahwa tulisan ini adalah tulisan serius.

Saya pikir hanya kasus menguak siapa dalang di balik penggelapan uang saja. Ternyata tidak. Nyaris kecewa waktu itu. Mood sudah drop. Hahahaha. Saya sampai berguman, “Hah? Udah nih, gini doang?” Padahal itu baru masuk ke tengah buku lho. But, eits, ternyata kasusnya belum selesai. Sukses mengecoh.

Yang menarik dari buku ini adalah bukan mengenai tebakan soal dalang dari semua kasus ini --tidak, itu cukup mudah-- melainkan rencana besar itu sendiri yang ternyata merupakan gabungan puzzle kasus soal konspirasi, politik, dan persoalan pribadi yang terjadi di masa lalu, yang mulai terkuak satu per satu dan perlahan sehingga semakin membuat pembacanya makin gemas saja.

Ketegangan di akhir juga sukses mencapai klimaksnya. Klimaks ini mulai terasa di ¾ bagian akhir. Saya tidak bisa menaruh buku ini lama-lama. Saya harus segera menyelesaikannya, pikir saya. Kasus-kasus yang ada begitu membuat saya penasaran akan ending yang cukup sulit saya tebak arahnya. Dan benar saja, buku ini memiliki ending yang cukup tak terduga. Setidaknya, menurut saya.

Sampul depan buku ini berwarna merah hati dengan gambar tangan yang sedang memainkan boneka tali. Hm, melihatnya saja saya rasa sudah bisa membuat kita menebak apa dan bagaimana issue utama dalam buku ini.

Disajikan dalam 378 halaman, cukup tebal, namun tidak membuat saya merasa bosan. Terdiri dari 41 bab yang pendek-pendek dan penting. So, meskipun tebal, sebaiknya jangan coba-coba skimming ya membacanya karena bisa saja Anda melewatkan hal penting yang justru menjadi kunci dalam kasus ini.

Namun, menurut saya, penamaan judulnya kurang WAH. Terlepas dari itu, saya tetap pada niat saya untuk kasih 5 bintang kok. Hehehe…
Kemudian mengenai font, baik ukuran maupun type, saya tidak merasa ada masalah. Saat membacanya, mata saya yang minus 6 ini masih terasa nyaman-nyaman saja.

Buku ini saya rekomendasikan bagi Anda pencinta novel misteri lokal, yang tidak hanya menyukai misteri namun juga issue mengenai konspsirasi (tanpa kemakmuran), politik dunia kerja, dan dunia perekonomian.

Oh iya, saya curiga dengan paragraf akhir yang terdapat di halaman 368-369.

Ia pasti tidak akan berpikir panjang untuk turun lagi ke lapangan apabila ada kesempatan bisa merasakan ketegangan dari suatu petualangan. Ia lebih suka mengalami baku pukul daripada harus menghitung berapa kadar kolesterol yang boleh dikonsumsi olehnya.

Hmmm, apakah paragraf tersebut berarti bahwa kisah Si Makarim ini akan berlanjut ke seri selanjutnya? Kita tunggu saja :D
Profile Image for Farah.
174 reviews36 followers
October 1, 2013
Buku ini tiba di rumah kemarin siang. Gue baru mulai membacanya sekitar jam 9 malam. Dan mungkin sama seperti pengalaman-pengalaman pembaca lainnya yang reviewnya bisa dibaca di sini, begitu mulai dibaca, buku ini memang sulit untuk diletakkan kembali. Tak kurang dari dua jam kemudian, buku ini sudah selesai gue baca.

Awalnya gue merasa tuturan kalimat demi kalimat di dalam ceritanya agak boros dalam menjelaskan sesuatu yang sudah jelas atau sedang terjadi.

Eh ini gue pake kacamata pembaca awam dalam menilai, ya. Harap maklum, 4 tahun belakangan ini lebih mengakrabkan diri sama ilmu sosial, jadi kurang mendalami ilmu tata bahasa Indonesia.

Salah satu contoh yang gue ingat adalah kalimat yang berbunyi seperti ini, "di dalam pesawat yang sedang terbang..."
Menurut gue sih, bisa aja penulisnya menuturkan dengan lebih singkat. Seperti misalnya, "di dalam pesawat.." atau, "dalam perjalanan menuju Surabaya.."
Gitu.
Maksud gue, kan kalau penulisnya bilang, "di dalam pesawat.." toh pembacanya akan tetap berpikir bahwa pesawatnya sedang terbang. Minimal, bentar lagi mau terbang lah apa gimana. Ngga mungkin juga kepikiran kalau pesawatnya lagi ngambang-ngambang di air..
Ya itu sih menurut gue.

Sebenernya buat gue sendiri, thrillernya masih kurang berasa bikin deg-degan. Gue pikir tipe-tipe thrillernya bakalan yang mafia abis gitu. Entah yang dikejar-kejar sampe malang melintang melintasi pinggiran kota yang padat, terus sembunyi, terus lari lagi, terus ada tembak-tembakan *ciung! ciung!* terus tokoh utamanya ketangkep, digebukin dan diinterogasi sambil diiket di kursi, terus disiksa-siksa, jempol kakinya digosrek ke parutan keju gitu.
Ya mungkin gue juga terlalu banyak berekspektasi, dan kurang nonton film. Tapi menurut gue, thriller yang sangat keren itu adalah thriller yang bikin pembacanya ikutan ngilu. *apa deh*
Tapi pas baca buku ini, gue sempet juga sekali kepikiran, "loh ini cerita tentang kasus fraud perbankan.. Mana setannya?"

.....

*krik, krik, krik, krik*

....

Thriller itu beda ya sama horor, FARAH, PLIS DEH.

Yah mungkin reaksi gue beda ya sama Selvi yang sempet kepikiran, "udah nih gini doang?"
Kalo reaksi gue, karena gue ngerasa ngga begitu paham sama dunia perbankan dan segala aktivitasnya, jadi begitu kasusnya (gue pikir sudah) terungkap, gue cuma mendesah dalam hati, "oh.. begitu rupanya."


Kemudian setelah gue selesai membaca buku ini sampai habis, sebelum gue sampai kepada epilognya, entah kenapa yang ada di kepala gue adalah sinetronnya Dede Yusuf jaman gue kecil dulu. Somehow gue merasa action di dalam cerita ini begitu mirip dengan kisahnya Dede Yusuf itu. Ada yang masih inget ga itu judul sinetronnya itu apa? Kalo ga salah sih ditayangin di SCTV. Jaman dulu banget, pas Dede Yusuf masih muda dan keren gitu. Yang ada adegan dia keseret-seret metromini gitu. Apa ya nama sinetronnya?

*masih berusaha mengingat-ingat, tapi kemudian memutuskan untuk membaca epilog*

Oh begini toh akhir ceritanya.
Akhirnya mbak-mbak teller itu hidup bahagia....

*ternyata yang kebayang adalah mbak Teller cantik berkerudung di BNI kcp Kemang Pratama Bekasi..*

Tapi gue pikir, buku ini menghadirkan warna yang baru di dalam koleksi gue yang biasanya penuh dengan romance atau kegalauan.
Ngga terlalu banyak istilah perbankan yang dipakai di dalam buku ini. Jadi pembaca awam seperti gue pun masih bisa menikmatinya tanpa harus bersusah-susah memikirkan, "ini istilah apa maksudnya sik ah?!" kemudian membanting bukunya ke lantai.

Gue rasa tidak akan ada kejadian seperti itu. Buku ini juga minim typo. Atau mungkin gue yang ngga teliti ya. Sampe gue merasa tidak menemukan typo.
Gue berharap si penulis mau menuliskan buku lagi yang mungkin mengangkat tema cerita lain yang sama menariknya. Misalnya, kehidupan seorang guru Geografi di pinggiran Bekasi yang penuh lika-liku, atau apa lah.
Atau kisah seorang lulusan Jurusan Ilmu Perpustakaan yang mencari cinta sejati diantara belantara kota metropolitan yang membakar mimpi-mimpinya bersamaan dengan asap knalpot motor maticnya atau apa dan gimana, gitu.
Atau kisah seorang perempuan berinisial FN yang selalu gagal dalam berusaha menulis novel pertamanya karena memang dia pemalas dan tidak punya motivasi, atau apa gitu.

Yah, kalo emang si penulis tertarik untuk menuliskan salah satu cerita di atas menjadi novel keduanya, dia tau harus mencari narasumber kemana.

Sudah ah.
The End.
Profile Image for Rezza Dwi.
Author 1 book277 followers
December 8, 2019
4,5⭐ dan sukaaa sekaliii 😆

Seneng banget aku baca ini. Buku ini sesuai dengan apa yang aku cari, apa yang aku ekspektasikan.

Bacanya bikin nagih. Mau lagiii 😂

Ketika 373 halaman ngga kerasa. Ngga nyampe sehari tamat.

Paling suka dengan plot dan konfliknya. Sesuai judul ya. Rencana Besar. Ditambah penyelesaian konfliknya juga okeee 😁

Aku baca Sudut Mati duluan dan aku akui untuk trik sih lebih kece Sudut Mati, juga lebih manipulatif dan berdarah-darah.

Tapi aku suka keduanya. Sama-sama bikin aku keterusan baca dan ketagihan.

Ditunggu banget loh buku barunyaaa 😆
Profile Image for Rizky.
1,067 reviews89 followers
September 3, 2020
Rencana Besar sebagai novel debut, novel ini benar-benar memikat dan memacu adrenalin. Rasanya masih jarang sekali penulis Indonesia yang mengangkat tema serupa. Kak Tsugaeda berhasil mengeksekusi kisah Rencana Besar dengan baik, aku benar-benar menikmati, ikut menebak-nebak siapa tersangka sesungguhnya, apa motifnya dan bagaimana kisah ini akan diselesaikan.

Novel ini mengisahkan tentang kasus lenyapnya uang 17 milyar rupiah dari pembukuan Universal Bank of Indonesia (UBI). Setelah ditelusuri, dicurigailah 3 nama ke dalam daftar tersangka. Ada Rifad, Amanda juga Reza, 3 orang pegawai UBI yang direkrut secara khusus.

Namun, karena menjaga reputasi UBI, penyelidikan pun dilakukan secara rahasia dan tidak melibatkan kepolisian . Dipilihlah Makarim, seorang ahli dalam bidang manajemen sumber daya, masalahnya dia bukan detektif.

Dimulailah upaya penyelidikan Makarim untuk menguak kasus ini. Makarim pun turun tangan langsung di TKP dan bertemu 3 tersangka. Makarim berusaha mengumpulkan bukti-bukti, hingga akhirnya dia menemukan 1 nama.

Tapi, tetap saja ada sesuatu yang mengganjal. Ternyata ini baru permulaan dan ada 1 skenario besar di dalamnya, Makarim pun terjebak didalamnya.

Bagaimana akhir kisah ini?

Wow, konflik dunia perbankan dikupas tuntas disini. Bagaimana UBI yang memiliki nama besar ternyata memiliki banyak skandal dan butuh perombakan besar-besaran.

Aku benar-benar tidak bisa berhenti membaca sejak halaman awal. Semakin lama adrenalin semakin memuncak. Diceritakan dengan alur maju dan kilas masa lalu, membuatku bisa memahami duduk perkaranya.

Aku suka bagaimana Rencana Besar dieksekusi. Tokoh-tokohnya kuat dan benar-benar butuh kejelian untuk tidak terkecoh. Namun, memang sejak awal aku sudah mencurigai seseorang, entah kenapa ada yang mengganjal tentang dirinya 😁 dan ternyata benar ada "sesuatu". Aku suka dengan akhirnya, dan puas sekali membaca kisah ini 😍😍😍 Kamu pecinta novel thriller, harus membaca novel ini ya ❤❤❤
Profile Image for Matchanillaaa.
88 reviews2 followers
May 29, 2025
Kesan awal saat membaca buku ini rasanya agak pusing 🥹 karena banyak istilah ekonomi, management dan akuntansi yang sama sekali ngga aku pahami. Tapi walaupun lumayan berat, cerita ini page turner banget. Menyajikan kasus rahasia dan tidak biasa dari kasus penggelapan dana pada umumnya.

Setiap konflik menimbulkan efek domino ke arah konflik yang jauh lebih besar. Tokoh-tokohnya jelas bukan tokoh menye-menye, mereka semua punya reputasi tinggi dan kinerja yang mumpuni. Selama membaca, dibuat penasaran siapa pelakunya, apa motif kejahatan mereka, apakah ada sindikat lain yang disembunyikan.

Sampai pada akhirnya membawa pada ending yang plot twis banget. Pecah dan menegangkan, tapi juga memuaskan. Aku suka eksekusi tokoh antagonisnya, dan tokoh-tokoh besar lain yang bersangkutan di eksekusi dengan cara semestinya.

Dan bagian yang paling aku suka yaitu unsur politik saat para pekerja bank tersebut melakukan aksi demontrasi besar-besaran di dekat bunderan HI. Cara mereka menuntut keadilan dan menghancurkan sebuah sistem bobrok sangat mind blowing 😱
Profile Image for The Eod.
134 reviews6 followers
September 7, 2020
Novel thriller korporasi pertama yang berhasil kutamatkan.

Bagian yang saya suka di sini adalah plotnya yang rapi dan hampir tidak ada bolong sama sekali. Saya juga baru pertama kali menemukan tokoh utama yang tidak terlalu banyak disorot sepanjang cerita. Itu memberi kesegaran dalam dunia literasi fiksi thriller/mystery. Justru malah 3 orang calon tersangkanya yang jadi karakter utama. Narasinya bisa dibilang mengalir rapi.

Bagian yang saya kurang suka di sini adalah, emosi para tokohnya kurang terbangun. Narasinya memang mengalir, tapi bagi saya ini terlalu telling.
Profile Image for Pauline Destinugrainy.
Author 1 book265 followers
June 7, 2016
Makarim Ghanim bukan seorang detektif. Tetapi pengalamannya di bidang ekonomi dan manajemen membuat kawan lamanya, Agung Suditama, meminta bantuannya untuk menyelidiki kasus internal di sebuah bank besar tempatnya bekerja sebagai Wakil Direktur. Agung memintanya untuk mencari tahu siapa pelaku yang menghilangkan dana 17 miliar milik Univeral Bank of Indonesia (UBI).

Makarim sendiri sebenarnya pernah terlibat di dalam penyusunan sistem manajemen kepegawaian ketika UBI mengalami reformasi. Hal ini menjadi salah satu pendorong yang membuatnya akhirnya menerima kasus itu. Ditambah lagi dia butuh kesibukan pasca perceraiannya dengan istrinya. Makarim hanya perlu menyelidiki 3 orang karyawan UBI bernama Rifad Akbar, Amanda Suseno, dan Reza Ramaditya.

Tidak butuh waktu lama bagi Makarim untuk menyelesaikan laporan penyelidikannya. Namun perbincangannya dengan istrinya terkait kasus yang sama yang menimpa sebuah bank swasta di tahun 2004 membuatnya kembali berpikir. Dana itu tidak hilang. Ada orang yang sengaja merusak sistem pelaporan dan hendak menyampaikan pesan kepada jajaran Direksi. Makarim kembali membuka dokumen-dokumen yang diberikan kepadanya, dan semua itu membawanya kepada satu nama baru, Ayumi Pratiwi. Siapa dia dan apa hubungannya dengan kasus ini?
Awalnya saya berkenalan dengan karya Tsugaeda justru lewat buku kedua, Sudut Mati. Dari sana saya jadi penasaran dengan buku pertama. Akhirnya dengan bantuan seorang teman saya mendapatkan buku ini. Tidak banyak karya penulis Indonesia di genre thriller seperti yang ditempuh oleh Tsugaeda, apalagi berhubungan dengan kasus ekonomi perbankan.

Saya sempat khawatir akan sulit mencerna isi buku ini, karena saya awam di bidang perbankan itu. Sementara background yang dibangun di dalam novel ini kental dengan kegiatan di bank. Ternyata kekhawatiran saya tidak terbukti, saya bisa melahap buku ini dengan mudah dan tentu saja membuat adrenalin dan emosi saya ikut terpompa. Buku ini bukan hanya membahas kasus hilangnya dana di UBI, tapi juga masalah hak buruh dan bandar narkotika.

Karena saya sudah membaca buku kedua dari penulis, saya sudah tahu karir Makarim sebagai detektif "jadi-jadian" tidak berhenti. Rasanya saya ingin sekali bertanya kepada penulis, kapan buku ketiganya terbit..hehe. Dan ohya, ada yang mau kasih bocoran tidak siapa pemuda dan perempuan yang ada di prolog buku ini?
Profile Image for Harumichi Mizuki.
2,430 reviews72 followers
April 16, 2019
Excellent! Masyaallah. Sesungguhnya aku nggak terbiasa dengan narasi rasa koran yang mewarnai bab-bab awal buku ini. Informasi penting tentang dugaan penggelapan uang milyaran rupiah di Universal Bank of Indonesia (UBI) dan latar belakang Makarim beserta perusahaan konsultasinya, serta informasi tentang 3 tersangka: Rifad, Reza, dan Amanda dibeberkan dengan gaya eksposisi yang kering emosi.

Karena itu akhirnya buku yang kubaca pertama kali sejak Januari tahun ini kutimbun lama sekali dan baru sekarang kutuntaskan. Namun, gaya kaku narasi eksposisi itu perlahan jadi semakin luwes ketika satu demi satu rahasia rumit di balik kasus penggelapan uang itu dikuak.

Keren banget. Jadi ini pada dasarnya adalah kisah konflik tentang kaum kapitalis yaitu para direksi bank versus para pegawai anggota Serikat Pekerja yang berusaha memperjuangkan nasib mereka. Konflik kepentingan bermain, para direksi saling mengintai, dan butuh banyak waktu bagi Makarim sebelum akhirnya tersadar bahwa masalah penggelapan uang perusahaan ini hanya umpan untuk menguak misteri kematian seorang pegawai senior UBI, Ayumi Pratiwi.

Dan segala masalah soal kenjelimetan korporasi ini ternyata jauh lebih mematikan dari yang dikira. Semua berujung pada Rencana Besar yang digalang Rifad, sang motor Serikat Pekerja untuk menggalang aksi besar-besaran pada 1 Mei 2012, Hari Buruh Internasional.

Aku bayangin nih novel kalau difilmkan jadinya pasti keren banget. Kukira novel ini akan penuh dengan adegan penyelidikan ala audit keuangan. Ternyata semakin ke belakang ada adegan baku hantam, kebut-kebutan mobil di jalan raya, sampai tembak-tembakan segala. Wuih! Selera bacaku langsung menggelora setelah menyelesaikan buku ini.

Enggak tahan, aku langsung ambil buku kedua karya Tsugaeda yang juga sudah kumiliki sejak lama: Sudut Mati. Dan ternyata masalah UBI pun disebut-sebut di sini! Whoa! Universenya masih nyambung, Sodara!

Dengan begitu, bolehkah saya berharap bahwa di masa depan Tsugaeda akan kembali menuliskan aksi-aksi soal Makarim lagi? Mengingat narasi epilognya yang sungguh membangkitkan imajinasi akan kemungkinan kelanjutan buku yang berseri-seri.

Kita perlu lebih banyak ikon detektif atau penyelidik dari dunia novel thriller lokal (apa pun bidang yang ditekuni si penyelidik).
Profile Image for Indah Threez Lestari.
13.4k reviews270 followers
December 26, 2015
771 - 2015

Actually, sebagai orang yang bekerja di industri perbankan, aku mengalami kesulitan untuk menghubungkan buku ini dengan kenyataan.

Pertama, pernyataan bahwa skala Universal Bank of Indonesia (UBI), bank menjadi pusat cerita novel ini, yang disebut sudah masuk dalam lima bank besar di Asia Tenggara, terutama pada tahun 2012 yang menjadi setting buku ini. Well, bank-bank di Indonesia belum masuk dalam 5 besar dari sisi modal dan kapitalisasi pasar. Beda ceritanya kalau kita bicara tentang laba tertinggi dan pertumbuhan aset tercepat.

Kedua, jabatan ketiga orang yang masuk ke dalam daftar tersangka levelnya masih asisten manajer, terlalu jauh dengan level dewan direksi, sehingga aku tidak bisa diyakinkan kalau mereka bisa punya pengaruh yang besar. Yah, seharusnya aku memandang dari sisi bank yang dijadikan model untuk UBI sih, yang bisa jadi struktur organisasinya tidak sebesar bank tempatku bekerja. Perbandingannya memang jadi tidak apple to apple.

Anyway, namanya juga fiksi, anggap saja novel ini bersetting di Indonesia di dunia lain. Meskipun tidak begitu bisa klik dengan ceritanya, aku tambah satu bintang deh untuk temanya yang tidak biasa buat novel Indonesia.

N.B.
Kalau boleh nitpick sekali lagi untuk hal yang mungkin sepele bagi pembaca lain, baru di bab satu aku sudah membuat catatan untuk pemilihan kata yang kurang pas, waktu tokoh Agung Suditama mengenalkan diri sebagai direksi termuda di UBI.

Direksi itu bermakna jamak, sekumpulan orang yang menjadi pengurus sebuah perusahaan. Akan lebih pas bila si tokoh mengenalkan diri sebagai anggota direksi termuda, atau direktur termuda.

Well, meskipun aku seorang pemerhati kelirumologi dan doyan mencoba meluruskan sesuatu yang keliru sehingga nyaris mendekati grammar nazi (atau malah sudah?), aku bukan tipe pembaca yang cukup telaten untuk membuat daftar typo dan merasa tidak punya cukup waktu untuk itu. Jadi catatan tambahannya cukup sampai di sini saja.



Profile Image for E.T..
88 reviews8 followers
February 2, 2021
Finally! A book I could finish in less than 2 days! Mungkin ini buku yang membawaku keluar dari reading slump.

Kasus fraud yang terjadi diikuti dengan tindakan kriminal lain memang benar-benar membuatku merasa penasaran untuk menyelesaikan buku ini secepat mungkin!

Rasa penasaran, deg-degan?? Dan sedih juga dirasakan saat membaca.

Agaknya aku masih bertanya-tanya siapakah Si Pemuda yang diceritakan dalam Prolog?

Buku ini akan menjadi salah satu buku yang aku rekomendasikan kepada kalian kalau ingin membaca fiksi tentang fraud dalam dunia perbankan! Sangat menarik!
Profile Image for tata.
109 reviews5 followers
January 5, 2023
Saya iseng membaca novel ini dan pertama kali membaca buku karya Tsugaeda—ternyata juga karya pertamanya. Eksekusi dari misteri yang ditawarkan bagus meskipun ketebak. Istilah ekonomi, perbankan, dan lainnya awalnya bikin saya mager, tapi sebenarnya tidak sesusah itu. Membaca rencana besar dan misteri di dalamnya ini segar, tidak susah, tidak pula terlalu mudah, tapi menghibur. Latarnya yang di Indonesia jadi bikin seru lagi. Menurut saya untuk selevel novel pertama yang isinya penuh riset, Tsugaeda sudah mengambil respek yang tinggi dari saya.
Profile Image for A.A. Muizz.
224 reviews21 followers
March 24, 2017
Membuat saya merasa harus membaca Sudut Mati.
Profile Image for Qothrunnada.
99 reviews9 followers
January 3, 2021
Berawal dari pengen coba baca buku digital akhirnya dapet rekomendasi dari channelnya kak Kanaya Sophia.
Kesan pertama, jujur awal2 bingung dengan istilah kepegawaian di bank yang astaga rumit bgt. Tapi makin lama makin bisa dimengerti.
Bercerita tentang seorang Makarim yang harus mengusut siapa dalang dibalik insiden 17 miliar di bank UBI. Kandidat tersangka satu persatu diusut, dan Makarim semakin dibuat terkejut dengan apa yang ia temukan. Makarim yang tidak memiliki background detektif ataupun polisi berhasil mengerucutkan satu nama yang sangat mungkin menjadi tersangka. Setelah itu, hal-hal yang terjadi membuat ia makin terperanjat.
Novel detektif penjahat white collar pertama yang aku baca (dan aku ketagihan!! Makasih Tsugaeda). Gila ya ini novel nulisnya gak main2, pasti melalui riset yang panjang dan tentu njelimet. Pas baca novel ini, aku nggak seperti baca novel, malah jadi kayak baca berita atau gosip saking kerasa nyatanya. Nyesel baru nemu novel ini!! Novel ini bakalan masuk dalam jajaran best books yg aku baca tahun ini!!
Oh iya, meskipun begitu menurutku masih ada sesuatu yg bikin aku sedikit gak sreg pas baca. Nama tokohnya nggak terlalu kontras, sering ketuker antara Rifad sama Reza😂
Ps: aku jadi tertarik baca karya Tsugaeda yang lain, yaitu sudut mati dan efek jera
3 reviews
November 18, 2021
Saya termasuk orang baru yang ingin memiliki hobi baca buku, namun awalnya saya sangat sulit untuk menentukkan buku seperti apa yang harus saya baca sebagai pemula. Lalu saya menemuman rekomendasi seseorang ttg buku ini melalui video youtube. Sesuai ekspektasi buku ini sangan cocok bagi pemula seperti saya, yg dimana sy sendiri tidak begitu suka novel romantisme dan tidak begitu suka novel yang memiliki alur berat (?) Novel ini menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dan "berisi", recomended !!
Profile Image for Sulhan Habibi.
805 reviews62 followers
September 1, 2021
Cara bercerita mas Tsugaeda enak nih. Lupa karena Sudut Mati bacanya udah lama banget. Kapan2 baca ulang deh.

Tema Rencana Besar ini menarik. Dipanjangkan lagi boleh lah 😁
Profile Image for ami.
45 reviews
July 29, 2023
jujur keren banget di luar ekspektasi?!? genre misteri lokal yang baru buatku karena latar perbankan-nya. porsi peran dan dinamika karakter reza rifad amanda + makarim beneran pas. will look forward to read other tsugaeda’s books!
Profile Image for Radia Fineska.
26 reviews1 follower
April 13, 2020
Bacaan wajib bagi mereka yang mencintai novel-novel bertema corporate thriller. Di novel ini, Tsugaeda berhasil membuat saya terpikat dengan dunia korporasi yang penuh intrik-intrik politik dan konspirasi. Pengetahuannya di bidang manajemen perkantoran dan dunia bisnis membuat apa yang terjadi di buku ini begitu nyata.
Profile Image for Ernestia Manurung.
20 reviews31 followers
January 20, 2021
Buku yang udah lama jadi timbunan di rumah...

Kayanya ini kali pertama baca novel thriller dan cukup buat deg-degan sih misteri dunia perbankan ini.

Ga susah ya kayanya nemu sosok kaya Agung ini di dunia nyata. Busuk.

The ending is the best part.
Bahagia liat Amanda & Rifad bersatu <3
Profile Image for Fahri Rasihan.
478 reviews123 followers
June 17, 2021
• Judul : Rencana Besar
• Penulis : Tsugaeda
• Penyunting : Fernando Simandalahi
• Penerbit : One Peach Media
• Terbit : Cetakan pertama, Maret 2021
• Harga : Rp 80.000,-
• Tebal : 368 halaman
• Ukuran : 13 × 20.5 cm
• Cover : Soft cover
• ISBN : 9786236096345

"𝘖𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘦𝘥𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘪𝘥𝘶𝘳 𝘬𝘦𝘭𝘦𝘸𝘢𝘵 𝘱𝘶𝘭𝘢𝘴, 𝘧𝘶𝘯𝘨𝘴𝘪 𝘱𝘦𝘯𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘳𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘣𝘦𝘳𝘫𝘢𝘭𝘢𝘯. 𝘗𝘦𝘳𝘤𝘶𝘮𝘢 𝘫𝘪𝘬𝘢 𝘬𝘪𝘵𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘵𝘦𝘳𝘪𝘢𝘬-𝘵𝘦𝘳𝘪𝘢𝘬, 𝘪𝘢 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘳. 𝘜𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘢𝘯𝘨𝘶𝘯𝘬𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢, 𝘱𝘦𝘳𝘭𝘶 𝘥𝘪𝘨𝘶𝘺𝘶𝘳 𝘢𝘪𝘳. 𝘒𝘢𝘮𝘪 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘨𝘶𝘺𝘶𝘳 𝘢𝘪𝘳 𝘪𝘵𝘶." (hal. 60)

Nama Makarim Ghanim sudah tidak usah diragukan lagi sebagai seorang konsultan sumber daya manusia. Bersama dua sahabatnya, Harmawan dan Syahputra, Makarim mendirikan perusahaan Makarim & Co. yang memberikan jasa konsultasi SDM. Di usianya yang mulai senja, Makarin harus menerima fakta jika kehidupan rumah tangganya berada di ujung tanduk. Namun, di tengah kekalutannya, Makarim menerima tawaran pekerjaan dari teman lamanya, Agung Suditama. Agung yang merupakan salah satu direksi dari Universal Bank of Indonesia atau UBI, meminta pertolongan Makarim untuk menyelidiki 𝘧𝘳𝘢𝘶𝘥 yang terjadi di UBI. Uang senilai 17 miliar telah digelapkan oleh salah satu dari tiga orang yang dicurigai sebagai dalang penggelapan. Makarim awalnya menolak tawaran dari Agung itu karena dirinya bukanlah seorang detektif, tapi setelah mendengar jumlah uang yang ditawarkan oleh Agung, Makarim langsung menerimanya. Agung hanya ingin mendengar pendapat profesional Makarim setelah menyelidiki tiga orang yang dicurigai sebagai tersangka. Selebihnya, setelah Makarim memberikan penilaiannya, kasus ini akan ditangani oleh pihak UBI.

Ketiga karyawan UBI yang dicurigai oleh Agung, yaitu Rifad Akbar, Reza Ramaditya, dan Amanda Suseno. Ketiganya merupakan karyawan hasil program rekrutan yang diadakan oleh UBI. Bisa dibilang ketiganya merupakan karyawan yang memiliki kualitas yang menjanjikan. Rifad Akbar merupakan pribadi yang berapi-api dan menjadi ketua serikat pekerja yang menuntut ketidakadilan UBI. Reza Ramaditya yang awalnya merupakan karyawan teladan, kini mengalami demotivasi, sehingga menjadi kandidat tersangka yang kuat. Amanda Suseno adalah wanita yang berprestasi cemerlang di UBI, tapi tidak menutup kemungkinan ia melakukan penggelapan dana. Ketiganya memiliki motif yang kuat dan berbeda, sehingga sulit bagi Makarim untuk menentukan siapa dalang di balik 𝘧𝘳𝘢𝘶𝘥 ini. Namun, nyatanya kasus yang Makarim tangani lebih dari sekadar 𝘧𝘳𝘢𝘶𝘥. Ada motif lain yang melatarbelakangi kejadian ini. Sebuah rencana besar sedang dijalankan dan Makarim mau tidak mau ikut terseret di dalamnya. Bahkan nyawa Makarim jadi taruhannya. Dapatkah Makarim memecahkan kasus ini? Apa sebenarnya yang sedang diselidiki oleh Makarim?

"𝘛𝘦𝘰𝘳𝘪𝘯𝘺𝘢, 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘢𝘶 𝘨𝘦𝘳𝘢𝘬 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘢𝘥𝘢 𝘪𝘮𝘪𝘯𝘨-𝘪𝘮𝘪𝘯𝘨 𝘴𝘦𝘴𝘶𝘢𝘵𝘶 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘢𝘪𝘬. 𝘕𝘺𝘢𝘵𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘣𝘦𝘨𝘪𝘵𝘶, 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘭𝘦𝘣𝘪𝘩 𝘴𝘦𝘳𝘪𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘮𝘪𝘭𝘪𝘩 𝘣𝘦𝘳𝘵𝘪𝘯𝘥𝘢𝘬 𝘢𝘵𝘢𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘣𝘦𝘳𝘵𝘪𝘯𝘥𝘢𝘬 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘮𝘢𝘶 𝘬𝘦𝘯𝘢 𝘩𝘶𝘬𝘶𝘮." (hal. 253-254)

Setelah Efek Jera, Rencana Besar menjadi karya kedua dari Tsugaeda yang saya baca. Rencana Besar merupakan karya perdana Tsugaeda yang kembali dicetak ulang. Novel ini memang telah mendapatkan atensi yang luar biasa dari pembaca, sehingga tidak heran jika kembali diterbitkan. Sama seperti dalam Efek Jera, Rencana Besar memiliki nuansa cerita investigasi dengan bumbu politik dan aksi yang menegangkan. Ditambah lagi banyak ulasan positif yang hadir memuji novel ini. Terbitan terbarunya kali ini mempunyai desain 𝘤𝘰𝘷𝘦𝘳 yang sesederhana. Bayangan sebuah pistol dan foto dengan siluet ketiga karyawan UBI yang dicurigai sebagi tersangka, menciptakan nuansa misteri yang membuat pembaca penasaran dan bertanya-tanya. Perpaduan warna cokelat, hitam, dan putih semakin menegaskan kesan 𝘵𝘩𝘳𝘪𝘭𝘭𝘦𝘳 yang kuat. Penempatan letak judul buku dan nama penulis pun terlihat presisi, sehingga tampak rapi. Apalagi ditambah dengan 𝘵𝘢𝘨𝘭𝘪𝘯𝘦 "SEBUAH NOVEL INVESTIGASI", menunjukkan perbedaan dan ciri khas dari novel ini.

Tsugaeda menampilkan ciri khas dan kemampuannya dalam mengolah sebuah cerita 𝘵𝘩𝘳𝘪𝘭𝘭𝘦𝘳 dan misteri dengan bumbu politik, investigasi, dan aksi dalam Rencana Besar. Rencana Besar seakan menawarkan sesuatu yang baru dalam 𝘨𝘦𝘯𝘳𝘦 ini. Bercerita tentang seorang konsultan SDM bernama Makarim Ghanim yang menerima tawaran pekerjaan untuk menyelidiki tiga orang karyawan Universal Bank of Indonesia atau UBI yang dicurigai telah menggelapkan uang senilai 17 miliar. Pada awalnya Makarim merasa jika tugas yang ia lakukan ini terlalu mudah. Makarim dengan cepat dapat menyimpulkan lewat data-data yang ada siapa tersangka di balik penggelapan dana UBI ini. Namun, ternyata tugas Makarim tidak semudah itu. Ada berbagai hal dan fakta yang tidak ia ketahui. Sebab kasus penggelapan itu hanya gerbang pembuka pada sebuah masalah yang jauh lebih rumit dan berbahaya. Bahkan nyawa Makarim jadi taruhannya. Cerita yang tersaji dalam Rencana Besar membawa sensasi yang beragam. Mulai dari penasaran, menegangkan, hingga dibuat heran. Tsugaeda bisa membawa pembaca dalam perjalanan cerita yang tidak terduga.

Salah satu hal menarik yang saya suka di sini adalah tokoh utamanya yang berumur separuh baya.Tokoh Makarim Ghanim digambarkan sebagai seorang konsultan SDM profesional. Makarim mempunyai kemampuan yang tajam dalam menganalisis dan menilai. Maka tak heran kemampuannya ini diperlukan untuk menginvestigasi sebuah kasus 𝘧𝘳𝘢𝘶𝘥 yang terjadi di UBI. Menyaksikan gerak-gerik Makarim ini rasanya seperti menonton aksi seorang agen rahasia. Banyak intrik politik yang memicu bahaya bagi nyawa Makarim dalam setiap aksinya. Selain Makarim ada tiga tokoh lain yang jadi daya tarik ceritanya, yaitu Rifad, Reza, dan Amanda. Ketiganya merupakan karyawan UBI yang dicurigai sebagai dalang kasus penggelapan dana. Rifad merupakan seorang pemuda yang berani dan berapi-api. Rifad kerap berorasi menyampaikan pendapatnya tentang ketidakadilan yang diterima karyawan UBI. Sedangkan Reza adalah sosok pemuda yang lebih kalem dan tenang. Reza lebih suka berpikir ketimbang beraksi. Maka saat ketidakadilan terasa di lingkungan kerja UBI muncul demotivasi dalam diri Reza. Terakhir ada Amanda, seorang wanita yang mandiri dan berprestasi. Kebalikan dari Rifad, Amanda justru terkesan royal dan setia terbadap UBI mengingat jenjang kariernya yang terus menanjak. Semua tokohnya memiliki ciri khas dan karakter yang kuat. Pembaca dengan mudah dapat membedakan dan merasakan setiap karakter tokohnya. Setiap tokohnya tidak akan mudah dilupakan. Tsugaeda bisa memberikan nyawa yang menghidupkan setiap tokohnya.

Rencana Besar memakai sudut pandang orang ketiga sebagai narasi ceritanya. Makarim, Rifad, Reza, dan Amanda menjadi penutur cerita yang akan membawa pembaca dalam kisah yang menantang. Pembaca dengan gampang akan ikut merasakan setiap kejadian dan aksi yang berlangsung di dalamnya. Alur ceritanya berjalan maju-mundur yang mmenunjukkan bagaimana awal mula kekisruhan politik yang terjadi dalam tubuh UBI. Meskipun penggalan cerita di masa lalunya hanya diceritakan secara ringkas, tapi untungnya Tsugaeda dapat membungkusnya secara padat. Gaya bahasa dan bercerita Tsugaeda ringan dan mudah dimengerti. Beberapa istilah yang ada dalam dunia perbankanperbankan dijelaskan di lembar awal, sehingga pembaca tidak akan sulit untuk mencarinya kembali. Penggambaran struktur, posisi, dan pekerjaan yang ada dalam dunia perbankan dibangun dengan kuat. Dunia perbankan yang diangkat tidak hanya sekadar menjadi pajangan, tapi memang merupakan fokus utamanya. Kota Surabaya dan Jakarta menjadi latar tempat terjadinya sebagian besar ceritanya. Kedua kota ini terasa pas untuk dijadikan tempat terjadinya intrik dan konflik cerita.

Isu politik yang terjadi di UBI menjadi menu utama dalam konflik ceritanya. Di awal pembaca seakan-akan hanya diberikan kasus penggelapan uang. Namun nyatanya, permasalahan yang terjadi jauh lebih besar dari itu. Makarim yang di awal penyelidikannya, dengan mudah sudah hampir menyelesaikan tugasnya, tiba-tiba saja dikejutkan dengan permasalahan yang jauh lebih kompleks dari hanya sekadar kasus penggelapan dana. Kasus yang bahkan bisa melenyapkan nyawa Makarim, karena menyangkut intrik politik UBI yang jauh lebih berbahaya. Konfliknya terasa sangat seru dan menegangkan. Tsugaeda menghadirkan sebuah konflik yang dihiasi dengan investigasi yang membuat penasaran, hingga adegan aksi yang bikin jantung deg-degan. Konfliknya sukses menaikturunkan emosi pembaca dengan berbagai kejutan yang ada. Walaupun di awal sudah terbaca akan seperti apa dan mau dibawa ke mana jalan ceritanya, tapi tetap saja setelah membacanya sensasinya jauh lebih luar biasa.Apalagi adegan aksinya terasa seperti adegan dalam film-film agen rahasia yang memacu denyut jantung berdetak lebih cepat.

Formula yang diracik Tsugaeda dalam Rencana Besar menghasilkan cerita yang baru dan segar, khususnya bagi penggemar novel 𝘵𝘩𝘳𝘪𝘭𝘭𝘦𝘳 dan misteri. Jangan harap menemukan adegan sadis yang berdarah-darah di dalamnya. Sebaliknya Rencana Besar lebih banyak berisi investigasi dan aksi yang justru menjadi kunci utama dalam jalan ceritanya. Meskipun konfliknya terlihat rumit dan semrawut, tapi Tsugaeda bisa mengurainya hingga ke bagian terkecil, sehingga pembaca akan dengan mudah menikmatinya. Pemilihan Makarim sebagai tokoh utamanya menambah daya tarik dari novel ini. Tidak seperti kisah fiksi kebanyakan yang menghadirkan tokoh muda nan rupawan, Makarim justru tampil sebagai bapak-bapak yang menantang mara bahaya. Dunia perbankan yang terpampang di sini bukan hanya sekadar untuk gaya-gayaan belaka, tapi memang menjadi urat nadi jalan ceritanya. Kekurangannya mungkin hanya terletak di beberapa bagian yang penjelasan dan penuturannya terasa terlalu ringkas. Selebihnya Rencana Besar bisa menjadi bahan bacaan yang akan membawa pembaca dalam cerita kriminal dengan gaya yang menarik.

"𝘑𝘪𝘬𝘢 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘱𝘦𝘳𝘯𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘳𝘢𝘴𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘪𝘱𝘶𝘬𝘶𝘭𝘪 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘢𝘮𝘱𝘢𝘪 𝘣𝘢𝘣𝘢𝘬 𝘣𝘦𝘭𝘶𝘳, 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘵𝘢𝘬𝘶𝘵 𝘢𝘱𝘢 𝘱𝘶𝘯 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘺𝘢𝘬𝘪𝘯 𝘬𝘰𝘯𝘴𝘦𝘬𝘶𝘦𝘯𝘴𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘱𝘢𝘴𝘵𝘪 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘴𝘦𝘴𝘢𝘬𝘪𝘵 𝘥𝘪𝘩𝘢𝘫𝘢𝘳 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨." (hal. 353)
Profile Image for Abed.
1 review1 follower
February 16, 2021
I got recommended this book by my friend Ernesmo and told that this is kind of my genre. I love the storyline of this book telling about the wrack of human management in a company which is kind of related to some real-life situation. The plot twist is a little bit too far explained but the previous chapters clearly explain and coherent. I love the style of the author deliver the story and make me curious to read his other book.
Profile Image for Frida.
201 reviews16 followers
March 11, 2016
Saya dapat novel ini dari GA yg diadakan Kak Ren (renslittlecorner.blogspot.co.id) dan bukunya ternyata dikirim langsung oleh Tsugaeda, plus tanda tangan. Sebentar, saya ingin tanya sama Mas Tsugaeda, Mas penggemar novel John Grisham?

Saya memang baru baca satu karya Grisham, yaitu The Firm, dan saya juga baru satu kali baca novel Tsugaeda, tapi saya langsung menghirup aroma khas thriller Grisham dalam Rencana Besar. Bedanya, di The Firm, tokoh utamanya adalah pegawai institusi yg sedang disorot, sedangkan di Rencana Besar tokoh utamanya adalah orang luar. Kalau di The Firm saya belajar hukum, kalau di sini saya dicekoki istilah-istilah perbankan. Kalau di The Firm, pembaca sudah tahu sejak cukup awal tentang rencana besar yg sedang berjalan, hanya menanti si tokoh utama berhasil memecahkannya. Tak begitu di Rencana Besar. Tsugaeda menyembunyikan rencana besarnya sebagai teka-teki, baik bagi Makarim, maupun bagi pembaca.

Saya mau mengapresiasi keberanian Tsugaeda nyemplung dalam dunia literasi genre thriller lokal yg pemainnya sedikit ini. Dari yg sedikit itu, ia juga berhasil jadi yg tidak abal-abal. Namun, saya kecewa krn novel ini thrillernya nanggung. Bagi saya, novel thriller yg bagus itu yg sudah mengejutkan dari awal, tempo plotnya cepat, dan pemecahan kasus yg tak terduga. That's why saya tak terlalu suka novel thriller Grisham dg plot merangkaknya itu. Baru di sekitar sepertiga akhir saya menangkap keseruan plot Rencana Besar. Sebelum-sebelumnya, plotnya lambat dan agak membosankan. Namun, saya juga bersyukur penulis menciptakan Makarim sbg manusia biasa yg kelewat biasa. Maksudnya, bukan jenius nggak kira-kira seperti Mitch di The Firm. Makarim juga sering bingung, kadang tertipu, dan terlihat plegak-pleguk dlm menyelidiki. Yah, namanya saja bukan Sherlock Holmes atau Poirot.

Review versi lengkap bisa dibaca di sini: http://kimfricung.blogspot.co.id/2016...
Profile Image for Ari.
1,040 reviews116 followers
August 8, 2016
Buku tantangan #1 reading challenge Agustus; novel lokal.
Sengaja bikin challenge ini biar gw lebih termotivasi to dig local gem #halah #prett

Makarim Ghanim, seorang konsultan sumber daya, dimintai tolong temannya untuk mengusut penggelapan dana sebesar 17M. Akan tetapi as the investigation goes, Makarim menguak bahwa kasus yang tampak seperti penggelapan dana itu hanyalah awal dari sebuah rencana besar.

Di luar dugaan ceritanya seru dan lumayan rapi meskipun bukan tanpa cela.
Pada sebuah cerita thriller misteri pengungkapan siapa penjahatnya dan modusnya itu penting. Percuma lo ngebangun misterinya rapi jali tapi tiba-tiba ada pov si penjahatnya mengungkap motif dan modusnya. And that's what happened here.

Sebenernya hal itu pun bisa diterima kalo melihat Makarim's incapability as a amateur sleuth (yaiyalah... dia kan cuma konsultan sumber daya, bukan sherlock holmes atau pun conan... )
Pun karakter Makarim ini aneh menurut gw. Sebagai seorang ahli/konsultan sumber daya yang bonafide, he strikes me as mudah mengambil kesimpulan, mudah goyah, emosional, gegabah...
Karakter seperti itu gak cocok di line work-nya dia.

Kemudian

Well anyway... gw terhibur dengan buku ini (^..^)v

Profile Image for Sayfullan.
Author 10 books39 followers
March 28, 2014
Novel yang sangat menarik dan akan menjadi salah satu novel favoritku.
Novel Rencana besar ini memiliki narasi penceritaan yang lugas, jelas, namun tidak kaku membuat aku tak bosan membaca tiap babnya yang selalu memberikan clue.

Di tiap bab, sepertinya rasa penasaran pembaca (termasuk aku) terus ditarik ulur, membuat aku sangat sulit harus lepas sebelum lembar akhir dan penyelesaian ending novel ini aku baca dan temukan.

Apalagi, muatan tentang informasi perbankan serta sistem dalam sebuah bank besar di novel karya tsugaeda ini, menarik dan memberikan poin tersendiri bagi pembaca, khususnya aku yang tidak berkecimpung dalam dunia banker.

Ah, membaca novel ini jadi ingat teman-temanku yang sekarang menjadi bankir dengan jalur khusus, seperti ODP. Apakah sekeras itu pendidikan dan pelatihan meraka? Dan benar jika mereka mengeluh sering pulang malam, lembur sudah seperti santapan harian sih!

Dan akhirya untuk kisah yang begitu membuat rasa penasaranku membuncah, bintang 4 pantas kuberikan untuk Rahasia Besar. Terlebih, aku sangat suka novel ini :)
Profile Image for Raditya Nandiasa.
133 reviews1 follower
May 15, 2024
Judul: Rencana Besar
Penulis: Tsugaeda
Rate: 4.0/5

Misteri hilangnya uang 17M dari Universal Bank of Indonesia (UBI) yang diselidiki oleh Makarim Ghanim ternyata tidak sesederhana yang terlihat.

Buku ini saya pinjam di Ipusnas karena tertarik dengan sampul dan nama penulisnya. Meskipun banyak mengandung istilah-istilah perbankan, saya dapat menikmati ceritanya. Tokohnya tidak banyak dan digambarkan dengan cukup baik. Alur maju-mundur yang digunakan mudah dimengerti karena ada tanggal dan tahun di setiap awal bab. Sayangnya, jalan cerita mudah ditebak dan plot twist yang ada tidak mampu membuat saya terkesan. Beberapa adegan juga terasa cringe. Saat mencari gambar sampul untuk diunduh, saya mendapati buku ini sudah diadaptasi menjadi sebuah film.
Profile Image for Ren Puspita.
1,475 reviews1,016 followers
November 25, 2013
Trims Tsugaeda buat novelnya :)

Yah, yang namanya thriller plus konspirasi itu ngga perlu yang sok - sokan ala Robert Langdonnya Dan Brown kok. Ga perlu yang cari harta karun atau mecahkan simbol - simbol unik (no offense, pleaseee). Apa yang kejadian di Rencana Besar itu ya bisa kejadian di Indonesia juga. Jadi temanya ini lebih mengena sama keadaan saat ini.

Cuma, ini Makarim mau dibuat kayak Robert Langdon ya? :P Kalau baca endingnya, sepertinya akan ada petualangan baru buat dia, hehehe
Displaying 1 - 30 of 205 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.