Tegap berdiri menantang langit Namun luruh cepat disapu air Menyisakan janji keabadian Dalam lorong-lorong yang rapuh
Demi memperbaiki hubungan dengan Bunda, Seira ikut menghadiri soiree untuk penggalangan dana yang diadakan keluarga Hanafiah dan bertemu Cokro Diego alias Chiko si womanizer, pemuda yang mendadak jadi perbincangan semua orang setelah berhasil selamat dari kecelakaan pesawat terbang di atas Samudera Atlantik. Bersamaan dengan itu, Seira juga merasakan sensasi demi sensasi aneh yang mengingatkannya akan… Madriva.
Seira jadi berhati-hati terhadap kedekatannya dengan Chiko Hanafiah dan bertanya-tanya: siapa sebenarnya laki-laki ini? Mungkinkah selamatnya Chiko dari kecelakaan tersebut berkaitan dengan badai pasir yang belakangan sering terjadi?
Sitta Karina Rachmidiharja merupakan penulis kelahiran Jakarta, 30 Desember 1980 yang karya-karyanya diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama, Mizan, dan Lentera Hati Group.
Sebagian besar karyanya akan dirilis ulang oleh penerbit Buah Hati (Lentera Hati Group) mulai 2013, termasuk serial keluarga besar Hanafiah dan Magical Seira.
Ia pernah menjadi juri pada ajang apresiasi sastra Khatulistiwa Literary Award 2008, pengajar pada Coaching Cerpen Kawanku 2009 dan 2010, serta menjadi kontributor cerita dan feature article pada majalah remaja kenamaan seperti CosmoGIRL! , Gogirl!, Spice!, Kawanku, dan lainnya.
Selain menulis, Sitta sangat menyukai fashion, kopi, dan olahraga.
-----------------------------
Serial Magical Seira (akan rilis ulang bertahap 2012-2013):
Magical Seira 1: Seira and The Legend of Madriva Magical Seira 2: Seira and Abel's Secret Magical Seira 2.5: The Sand Castle Magical Seira 3: Seira and The Destined Farewell
Aku kayaknya mulai bosen sama komenanku soal buku ini karena yg aku keluhkan bakalan sama. Plot yang terlalu banyak deus ex machina, klimaks yg malah anti klimaks, karakter yg unlikeable. Bedanya, transisi di cerita ini udah oke.
Duh, ini mana pas bertarungnya malah dilewat karena pembaca bkalan ngikutin Seira. Daaaan, sumpah ya, apa sih gunanya Seira ini? Aku tuh nggak ngerti dia ini ksatria dari mananya????? Dia itu segala sesuatunya cuman kebetulan tolooong. Abel juga ilang kekuatan tetiba aja jadi ada. Gimana itu ceritanyaaaa??
Okelah, world building-nya kece, tapi magic system-nya meh bnget. Pak Hari bisa ngelakuin itu karena emang dibutuhin plot. Seira tetiba bisa dateng lagi ke Galatea karena apaaa?? Iya, karena segala sesuatu bisa terjadi di Madriva.
Tapiiiiii, di sini ada Cokro Diego Hanafiah. Klan favoritku. Dan back story Killian ini nggak bikin aku benci dia, aku malah simpati. Jdi back story villainnya keren jujurly. Aku malah pinginnya Seira sama Abel aja yg kalah, wkwk. Balik lagi ke Chiko, kayaknya klo ad bku baru Hanafiah setelah bku Dunia Mara itu, keknya bakalan Chiko?? Yaampun yaampun yaampuuuuun. Can't wait!!!
Novellanya padat sekali, walau banyak adegan yang dicepetin. Tapi di sini adalah titik di mana Abel ada developmentnya. Terus hubungan Seira-Abel juga makin deket gitu. Writting stylenya Kak Sitta as always oke bin enak dibaca.
Kekurangannya memang ada yang nggak konsisten, bagian ini kusetuju sama beberapa pembaca di sini.
Finally I've got to read this. Walaupun ada anggota Hanafiah di sini, saya rasa lebih seperti tempelan daripada Chiko sebenarnya. Iyalah, wong raganya dibajak sama Killian.
Saya sarankan membaca 2 buku sebelumnya sebelum membaca buku sisipan dari seri Magical Seira ini. Pembaca akan punya pandangan tentang alasan mengapa peran Seira ngga terlalu heroik di sini, atau mengapa kekuatan Seth yang dipinjamkan ke Abel menghilang. Plot cerita cukup rapi, tetapi harus saya akui bahwa ini seperti cerita yang lebih panjang dari cerpen dan lebih pendek dari novella. Tidak terlalu banyak pelintiran plot, kalaupun ada, itu terbilang kecil dan bukan yang membuat pembaca merasa wow. Alat penyelesaian konfliknya juga terasa kurang nendang buat saya. Malah saya jadi agak kasihan pada tokoh Killian.
This entire review has been hidden because of spoilers.
Kayanya aku harus baca buku Magic Siera yang lainnya biar paham keseluruhan cerita di buku ini, karena pas baca ada beberapa bagian yang bikin nggak paham maksudnya apa. Sepertinya ada sangkut pautnya cerita di buku ini dengan di buku sebelumnya.
Madriva Kaia Istana Pasir Samudra Galatea
Beberapa pergantian dimensi yang bikin bingung. Ya, mungkin karena belum baca buku sebelumnya. Namun buku ini lumayan cocok untuk teman sebelum tidur. Bukunya tipis dan bisa diselesaikan sekali dudukan.
Karena kangen dengan karya-karya Sitta Karina, jadinya saya marathon baca buku karangan beliau. Hehe. Sandcastle merupakan lanjutan dari Magical Seira. Sisipan cerita sih lebih tepatnya, karena nggak sepenuhnya berhubungan dengan buku kedua atau ketiga. Di sini Seira dikaitkan dengan tokoh baru, yakni Chiko Hanafiah.
Tulisannya masih khas Sitta, dengan kehidupan urbannya plus sedikit sentuhan ‘dunia magis’. Enak di baca sih, panjangnya juga pas menurut saya. Tapi yang saya sayangkan, banyak yang nggak konsisten di cerita ini. Seperti awalnya Seira merasa Madriva tidak kekurangan air, eh tapi di belakang malah menyatakan hal yang sebaliknya. Dan dimana awal-awal Seira merasa bahwa Chiko ‘berbahaya’, di belakang malah dinyatakan kebalikannya.\
Overall, saya menikmati cerita ini. Meskipun nggak se-wow karya Sitta yang biasanya :)
bagus, meski gak sebagus yang ku kira sih hehe. ternyata ceritanya lebih singkat daripada serial magical seira yang lain. paling suka bagian terakhirnya. kata-katnya bagus. "Ia bukanlah ikan yang melompat keluar dari kolam seperti tudingan bunda selama ini. ia hanya menentukan sudut favoritnya dikolam tersebut. Ia akan bertahan"