"Hari itu, ketika saya tiba di Mahameru dengan napas tersengal dan sisa-sisa tenaga di tubuh, dia menyambut hangat kedatangan saya. Dia memang tidak menyanyikan lagu untuk saya-seperti yang saya impikan, namun justru tidak pernah saya duga, ia mengucapkan sesuatu! Kalimat yang diutarakannya tepat membidik sasaran. Saya tercekat, tak mampu bersuara untuk sesaat..."
Kadang kita menemukan teman, sahabat, saudara di tempat yang tidak kita duga, dan mungkin juga cinta. Tapi yang paling menyenangkan dalam sebuah perjalanan adalah menemukan itu semua, termasuk cinta, apapun bentuknya.
Di tengah kegalauan Ken akan desakan orang disekitarnya tentang jodoh, usianya yang hampir menginjak 30 tahun, diantara kesibukannya di bidang jurnalis dan dosen paruh waktu, dia ingin melakukan perjalanan yang spesial, dan siapa tahu menemukan jodoh disana.
Beberapa tahun yang lalu, Ken hampir menikah, tanggal sudah ditetapkan, tetapi tidak tahu karena alasan apa, calon suaminya memutuskan hubungan mereka, itu pun hanya via phone.
Lewat iklan di twitter, Ken membaca tentang perjalanan ke Mahameru, dataran tertinggi di pulau Jawa, puncak gunung Semeru, "Puncak para Dewa". Dari membaca iklan tersebut, Ken mendadak jatuh cinta pada gunung, dengan berbekal ijin dari Mama, dia ingin pergi kesana.
"ingin dinyanyiin lagu Janji Sucinya Yovie n Nuno di puncak Mahameru oleh si dia pas sunrise". Itu jawaban Ken atas pertanyaan Panitia terhadap para anggotanya tentang mimpi Mahameru.
Sosok Mahardika menarik hati Ken sejak dia menulis Mahameru dengan sebutan Manameru di akuntansi twitter. Sosok laki-laki dari Bontang, Kalimantan ini cukup perhatian. Dari perhatiannya yang selalu menanyakan kabar selama perjalanan Jakarta Malang, hingga pendakian ke puncak Mahameru sepanjang 17 km.
Ada suatu yang menarik pada perjalanan ke Mahameru, yaitu 'tanjakan cinta', katanya untuk supaya tercapai mimpi kita, pikirkan mimpi tersebut saat berjalan melewati tanjakan cinta, dan apapun yang terjadi jangan pernah leher kita menoleh ke belakang, karena mimpi kita tidak akan terwujud.
Di Mahameru, Mahardika memang tidak secara eksplisit menyanyikan Janji Suci, tetapi dia mengatakan sesuatu yang tanpa diduga Ken, yang merupakan manifestasi dari Janji Suci, Mahardika melamar Ken dan dia berjanji akan segera bertemu dengan orang tua Ken.
Rangkaian kejadian perjalanan mendaki di Mahameru, membuat kepercayaan Ken akan mimpi akan selalu nyata, asalkan kita ada usaha dan jangan pernah menyerah untuk mewujudkan mimpi itu. Karena mimpi itu akan nyata pada waktunya. Karena perjalanan Mahameru pula Ken juga mempercayai adanya love at the first sight itu ada, cinta yang tidak hanya romantisme, tetapi saling menerima, memahami dan berbagi.
bertemu dengan sosok pria di mahameru. kemudian menjalin kisah cinta. siapa yg tidak ingin kisah pertemuan seperti itu? pertemuan yg sudah tuhan atur. pertemuan yg terjadi pada sepasang manusia berbeda suku, beda bahasa. tp benih cinta itu tumbuh.
Bikin kangen masa-masa ngedaki dan benar-benar menyuguhkan pengalaman luar biasa. Walaupun ceritanya ngga sekompleks yang saya pikirkan, namun bisa memberikan sedikit gambaran mengenai Mahameru
Lalu, satu langkah di depannya, saya berhenti, langkah saya bertambah berat, napas saya tersengal, saya tersungkur di pasir Mahameru... Saya membiarkan diri seperti itu untuk beberapa saat. Bibir saya bergetar mengucap syukur atas kesempatan yang diberikan-Nya. Hampir pukul setengah sepuluh saya tiba di Mahameru. (h.201)
Bahagia itu sederhana. Sesederhana keinginan nonton konser Sheila on 7. Sejak beken tahun 2000-an, sempat gagal nonton di tahun 2011, baru minggu lalu akhirnya aku nonton penampilan Duta, Erros dkk dalam satu konser bersama ulang tahun satu stasiun radio. Sendirian tentu saja, karena di lingkungan teman-teman yang anak metal ini jarang yang jadi Sheila gank. Eih, perjuangan banget kan nontonnya?
Sesederhana keinginan nonton konser Bon Jovi yang entah kapan manggungnya lagi, karena dulu waktu manggung di Jakarta aku masih SMA dan tak diijinkan ke Jakarta. Eih, sederhana? Sulit gitu dicapainya. Mari lupakan konsep bahagia itu sederhana.
Bahagia adalah ketika kamu menginginkan sesuatu dan terwujudkan. Sesuatu kondisi yang bisa disyukuri. Bisa terwujud begitu saja, atau dengan perjuangan. Seperti Ken, yang punya mimpi 'dinyanyikan Janji Suci-nya Yovie dan Nuno di puncak Mahameru', yang ia tulis bareng-bareng di status twitternya.
Setelah berinteraksi lewat dunia maya oleh rekan-rekan setim-nya, persiapan naik gunung, plus perasaan gundah gulana yang melatari pelariannya, Ken menghadapi ujian penaklukan dirinya. Iya, gunung! Gunung bukanlah destinasi penaklukan. Di gununglah tempat mengukur kemampuan, menurunkan ego, mempertebal solidaritas, sadar diri untuk berjuang terus, dan terus untuk sampai puncak. Di sini diperlihatkan rasa sabar, tantangan untuk tidak menyerah, juga keikhlasan pada diri sendiri.
Semeru sendiri adalah gunung tertinggi di pulau Jawa, yang menjadi puncak impian banyak pendaki di pulau Jawa, baik pendaki pemula maupun pendaki senior yang ingin kembali lagi. Alam perjalanannya yang indah dengan hamparan berbagai vegetasi dataran tinggi memikat banyak orang untuk datang dan lagi.
Ken, yang kukenal dari seorang teman lewat jejaring facebook mengatakan, buku pertamanya ini adalah perjalanan hati, bukan sekadar penaklukan gunung. Bagaimana perjalanan menjadi pelariannya hingga berubah menjadi sebuah pencarian pengisi hati yang memotivasinya untuk lanjut dan terus walau lelah melanda perjalanannya.
Membaca tuturannya yang kalem di buku ini mengulang arti bahagia yang sederhana. Rasanya bahagia ketika pesan singkat dibalas, rasanya bahagia ada yang menemani ngeteh di tengah malam, rasanya bahagia ketika ketemu kelebatan punggungnya. Dan rasa itu makin memuncak dan besar ketika pelarian itu berubah menjadi pencarian momen bahagia. Dan Semeru itu latar indah yang tergambarkan.
Iya, bahagia itu sederhana, ya. Bisa dirasakan di mana saja.
Mereka, ada yang sudah lama menyimpan dalam angan keinginan untuk menyambangi Mahameru. Namun terganjal berbagai hal. Kesibukan aktivitas sehari-hari mendapat porsi paling besar dalam daftar tertundanya niat mereka pergi ke sana. Tak sedikit juga yang menjadikan Semeru sebagai tujuan pertama dalam sejarah pendakian mereka, termasuk saya. (h.65)
Mahameru Bersamamu, cerita menarik mengenai proses cinta yang panjang dengan kemasan bahasa yang sederhana.
Ken menceritakan pengalamannya mendaki gunung dalam bahasa yang mudah diterima. Awalnya saya tidak pernah tertarik dengan kegiatan naik gunung dan semacamnya. Namun berkat Ken, gambaran tentang mendaki gunung yang sering dilakukan teman-teman saya jadi terbayang di depan mata.
Ken menceritakan pengalaman cinta yang cukup apik dengan detail proses panjang yang menggugah imajinasi. Bagaimana ia menggambarkan tentang Puncak Mahameru berdampingan dengan kisah cintanya yang tidak mengharu biru tapi berkesan.
Perempuan mana yang tidak jatuh cinta saat dengan sisa-sisa perjuangannya seorang lelaki mengajak bahagia bersama dipuncak dunia? Mahameru pula yang menjadi saksinya.
Persiapan pendakian yang bisa menjadi tips, roman cinta yang tiada duanya, Ken berhasil memadukannya dalam sebuah cerita.
diksinya bagus, tapi sejujurnya terlalu banyak romance-nya, sebenarnya lebih bagus seimbang, petualangan dan romance. tapi aku agak kepenuhan di unsur romance-nya nih, nuansa pendakian Mahameru-nya menjadi agak kurang sakral karena si tokoh memperhatikan 'nasib-cintanya' mulu...tapi, overall aku suka sih, jadi pingin naik gunung juga.
mbak Ken, aku envy padamu lho sumpah. Nyari Mahardika yang lain dimana? haha. Aku suka tips-tips yang kamu berikan disetiap cerita. Bukan sekedar tips tapi nasihat. Mbak Liyana, di Ternate sekarang udah ada mall kan? tapi aku curiga jangan-jangan Jatiland itu sebenarnya yang ngebangun suamimu sebagai hadiah dan pembuktian cinta, seperti Taj Mahal, Candi Prambanan atau Tangkuban perahu.