Buku Berbagi Kisah Terindah Bersama Si Meong merupakan bukti nyata bahwa masih banyak orang yang peduli dan sayang pada hewan. Hewan tidak menuntut apa-apa, mereka akan menyayangi kita apa adanya. Salam peluk sayang, elus-elus, uwel-uwel, kilik-kilik, untuk Si Meong, Si Guk-Guk, Si Cit-Cit, Si Tweet-Tweet, dan seluruh warga margasatwa, dari saya. —Henny Poerwonegoro & keluarga
Saya sangat tersentuh dengan cerita-cerita yang ada. Perjuangan seorang rescuer, dari seorang yang asing hingga menjadi keluarga kucing-kucing tersebut, membuat saya terharu. Semoga semakin banyak yang tergerak hatinya untuk mengadopsi kucing telantar. —Nina Tamam
Kisah-kisah ini adalah bukti bahwa hewan bukan cuma sekadar hewan… tapi makhluk ciptaan Tuhan yang harus dirawat dan diperjuangkan hak hidup mereka. Supersalut untuk cinta yang tulus...semoga bisa menjadi inspirasi bagi yang lain. :) —Cici Panda
Buku yang penuh dengan suka duka memelihara kucing: Me-rescue, merawat, berbagi kasih. Semoga buku ini bisa membuka lebih banyak mata manusia akan betapa menakjubkannya makhluk bernama kucing itu. Salam meow. —Pacoh Ganteng Gagah Mempesona
Selain bisa menjadi obat stres yang mujarab, kucing pun memiliki arti lebih dari sekadar hewan berbulu yang lucu. Mengapa kucing selalu jatuh di atas keempat kakinya? Mengapa kucing dibilang punya 9 nyawa? Saya rasa tak lain karena makhluk ini ingin mengajarkan manusia untuk dapat selalu bangkit kembali saat terjatuh dalam kehidupan.—Mirna Yulistianti, editor & pecinta kucing lokal
Utk ukuran kumcer tanpa nama² author yg ngetop sama sekali, bagi saya buku ini luar biasa bagusnya ttg semua sharing pengalaman mrk dlm mengurus si meong 🐈 ini.
Dari 38 kumcer, Semua ceritanya gak ada yg mengecewakan saya. Dan yg membuat saya makin takjub adalah keberanian mrk dlm mengungkapkan bhw mrk jg pernah melakukan kesalahan fatal dlm merawat kitten 🐈 terlebih krn kekurangan pengalaman mrk dlm mengurus kucing.
Selain itu, yg makin luar biasa adalah ada yg tadinya takut dgn kucing, tapi menguatkan diri mrk utk mencoba merawat kitten dan menguasai ketakutannya.
Tadinya saya pesimis buku ini bakalan bagus, eh gak taunya malah saya "mewek" di bbrp kisah (yg kucingnya mati 😭😭😭😭). Buku ini inspiratif bagi 😺 catlover.
paling sedih yang ada surat buat si Starla #eh #salah buat Nepe maksudnya. aduh, udahlah aku ambyar bacanya.
terlepas dari buku ini ga diedit sebelumya tidak jadi perkara besar. fakta bahwa banyak orang di negara ini yang mau perduli dengan kucing kucing terlantar dan mau menyayangi serta merawat mereka saja sudah cukup.
dan kenapa harus adopsi atau maunya punya kucing blasteran, anggora persia dll dsb, kalau disekitar aja banyak kucing tidak terurus ((emang kenapa sik kalo kucing kampung? kan kucing juga. suaranya 'meong' juga)). suka iri dengan kehidupan kucing di Inggris sana, kalau menelantarkan kucing bisa kena denda, dan kucing yg ga punya pemilik pun bisa tinggal di penampungan. huhuhu.
p.s. si Patkay, kucing betina saya lagi musim kawin ini, padahal anaknya masih kecil, ada dua. sungguh.
Serius deh, setelah membaca buku ini, reaksi saya menjadi berbeda ketika mendengar suara kucing liar yang mengeong-ngeong di luar rumah. Dari yang awalnya cuek-cuek saja, menjadi lebih pedulian sedikit.
Bagaimana tidak, buku ini menyuguhkan 38 kisah tentang kecintaan manusia terhadap kucing. 38 bukan jumlah yang sedikit untuk sebuah kumpulan kisah. Kemungkinan besar, orang yang membaca buku ini akan terpengaruh untuk lebih menyayangi kucing daripada sebelumnya XD
Diantara ke 38 kisah tentang kucing yang ada di buku ini, favorit saya adalah cerita yang judulnya Mona. Gaya ceritanya unik dan lucu. Ceritanya diceritakan dari sudut pandang si kucing. Si kucing ini menganggap dirinya sebagai semacam bangsawan gitu, wkwkwk. Bikin gemes deh.
Terus ada juga pecinta kucing yang sepertinya juga penggemar buku atau film The Hunger Games, soalnya kucingnya di beri nama Katniss, Peeta dan Gale. Hihihi. Kalian bisa menemukan kisah mereka dalam cerita, Mulanya adalah Kucing Bernama Katniss.
Kemudian ada juga kisah yang menceritakan tentang kucing yang berbulu hitam seluruhnya dan bermata hijau. Sayang saya lupa, yang mana kisah itu diantara ke 38 kisah yang ada di buku ini. Sepertinya jumlah 38 itu terlalu banyak untuk saya, hohoho. Saya sampai lupa cerita yang ini tadi kisahnya tentang kucing yang mana.
Oke, ngomong-ngomong, kucing hitam bermata hijau tadi mengingatkan saya dengan kucing saya dulu. Namanya Grandong. Dia diberi nama Grandong karena waktu itu kami sekeluarga sedang suka-sukanya menonton serial tv Misteri Gunung Merapi. Dan Grandong itu adalah nama cucunya Mak Lampir yang badannya hitam dan matanya hijau, hahaha.
Namun sayang, si Grandong ini pergi dari rumah dan tak kembali lagi. Waktu itu saya khawatir sekali. Saya bertanya-tanya kenapa si Grandong tidak kunjung kembali. Padahalnya dia sudah dimanja luar biasa.
Saya sempat melihat kucing hitam mirip Grandong berkeliaran di kompleks sebelah. Saat saya panggil, kucing hitam itu malah lari. Mungkin dia bukan Grandong atau dia memang Grandong, tapi memilih manusia baru untuk merawatnya, entahlah.
Setelah membaca kumpulan kisah ini, ternyata kasus kucing peliharaan yang pergi dan tak kembali ini lazim sekali. Ternyata bukan hanya Grandong yang bisa kabur dari rumah, hihihi.
Kemudian ada banyak kisah juga tentang kucing yang disteril. Waktu pertama kali mendengar isu tentang kucing steril ini, saya merasa hal itu kejam sekali. Etapi setelah membaca kumpulan kisah ini, ternyata pensterilan kucing ini maksudnya baik. Diantaranya adalah membuat kucing lebih sehat dan dapat mengontrol jumlah populasi kucing liar.
Kemudian mengenai mitos kucing yang dapat menyebabkan kemandulan, meskipun tidak disebutkan secara eksplisit di dalam buku ini, tapi sepertinya mitos itu benar ya? Soalnya para pecinta kucing di kisah ini berulang kali bilang tak perlu khawatir terkena penyakit saat memelihara kucing asalkan kucing tersebut sehat.
Rata-rata para pecinta kucing ini tidak ragu-ragu membawa kucing mereka ke dokter hewan meskipun biayanya mahal. Tapi ada juga yang ditempatnya tidak ada dokter hewannya, sehingga mereka harus merawat kucing mereka sendiri.
Kemudian, saya juga baru tahu dari buku ini kalau kucing ternyata bisa dilatih untuk buang air di tempat tertentu. Salah satu alasan kami tidak memelihara kucing lagi setelah kepergian Grandong adalah karena si kucing ini biasanya buang air sembarangan. Maklum si Grandong ini cowok. Entah kenapa dia gemar sekali pipis sembarangan.
Setelah membaca buku ini, saya seperti menemukan sebuah dunia baru. Dunia dimana hanya ada kisah para pecinta kucing dan kucingnya. Saya bisa merasakan kecintaan yang begitu besar dari orang-orang ini terhadap kucing. Kucing lebih dari sekedar hewan peliharaan bagi mereka. Perjuangan mereka untuk merawat kucing-kucing ini luar biasa. Kebanyakan memakan waktu dan biaya yang tidak sedikit. Tapi yang namanya hobi ya, waktu dan biaya itu tidak jadi masalah.
At last, menurut saya, jumlah kisah di dalam buku ini terlalu banyak. Tapi ceritanya bagus-bagus kok. Pesan yang dibawa oleh buku ini, yaitu, untuk mengajak para pembacanya agar mencintai kucing juga, bisa tersampaikan dengan baik. Jadi, saya beri rating 3 dari 5 bintang deh. I liked it.
Berbagi pengalaman-pengalaman para pecinta hewan, khususnya kucing yang cukup menggugah. Kita manusia tidak hidup sendiri, kita hidup berdampingan dengan satwa-satwa lain juga.
Kita selayaknya memperlakukan hewan dengan lebih baik, selagi mereka tidak membahayakan kita, alih-alih memperlakukan mereka dengan tidak semestinya hanya karena mereka datang ke rumah kita untuk meminta makanan.
Cerita ceritanya sederhana, bahkan mungkin kita juga sering melakukannya. (Entah di bagian memberi makan kucing liar atau bagian menyakiti kucing)
Dulu sering memberi makan kucing liar, kadang anak anak yang masih mungil juga saya berikan kardus dan kain bekas buat tempat tidur. Pernah dua kali ada kucing liar yang mati di teras rumah. Entah sakit entah dibuang. Ngga tega nguburinnya. Tapi semenjak pindah rumah, jarang ada kucing liar main ke sini. Lebih banyak anjing yang dilepas daripada kucing :(
Air mataku berdesakan ingin keluar sepanjang membaca buku ini. Sungguh kisah yang sangat menyentuh naluri. Di luar sana masih banyak saja orang yang berlaku semena-mena terhadap kucing. Tapi kehadiran para penyelamat kucing ini bak dewa yang sengaja diutus oleh Tuhan untuk menyelamatkan kucing yang kurang beruntung, serta melindungi mereka dari tangan-tangan nakal tak bertanggung jawab.
Kurang lebihnya sama dengan semua yang dikemukakan oleh para pecinta kucing dalam buku ini. Kucing tidak sekadar hewan peliharaan, tetapi juga sahabat kita. Sayangilah kucing seperti halnya kita menyayangi diri sendiri. Tatap lembut matanya, balas merdu sapaannya, usap mesra bulunya, sambut hangat kekocakannya, dan layani ramah setiap kebutuhannya. Karena memelihara kucing sama halnya dengan menghaluskan budi pekerti kita.
Buku ini mengisahkan berbagai macam pengalaman bersama kucing yang dipelihara. Meskipun ditulis oleh beberapa orang, tetapi penyajian kisahnya sangat menggugah pembaca untuk tetap membaca sampai akhir. Judul-judul yang ada dalam setiap cerita memiliki daya tarik tersendiri. Saya sangat merekomendasikan buku ini kepada para pecinta kucing sejati.
Sebenarnya saya bukan pecinta kucing tapi begitu lihat buku ini jadi keingetan sahabat-sahabat saya yang sangat mencintai kucing. Akhirnya memutuskan untuk membaca dan menengok kisah-kisah dari rescuer lain di buku ini.
38 Kisah penyelamatan kucing liar ini tidak pernah lepas dari kucing hamil dan melahirkan serta proses steril yang banyak dilakukan.
Dari buku ini juga, kita bisa belajar tentang kepedulian terhadap makhluk sesama jenis, meski hanya kucing liar.
*duuh udah lama nggak bikin review jadinya kurang dalem gini . -_- maafkan ya
Berisi 38 aksi heroik para penyelamat Kucing. Meskipun tidak semua kisah berasal dari kalangan pecinta kucing, beberapa malah tidak pernah memelihara kucing sama sekali. Menakjubkan, tidak ada alasan untuk tidak berbuat baik kepada sesama makhluk ciptaan tuhan.
Kekurangan buku ini adalah tidak ada nya editor, yang membuat saya kurang nyaman membacanya, karena gregetan lihat kesalahan penulisan dan tata bahasa yang agak aneh disana sini.hihi, terlepas dari itu keseluruhan cerita cukup mengharukan. Apabila penulisannya lebih baik, saya bisa memberikan 4 bintang.
Selain itu, menurut saya 38 kisah bisa dikatakan sangat banyak. Jadi penting sekali untuk membuat semua kisah terasa berbeda dan menarik. Sayangnya, meskipun 38 kisah yang ditawarkan mempunyai cerita yang berbeda2, tetapi untuk cara penulisannya beberapa diantaranya monoton dan membaca buku ini pun sempat membuat saya bosan.
Ahhhh sudahlah, peduli amat dengan cara penulisan, buku tentang kucing tetap membuat saya bahagia.
Ayo dibeli bukunya, karena royalti penjualan di donasikan kepada Yayasan Peduli Kucing.
Ps. Dear Penerbit! tolong dong dikasih editor untuk buku ini buat cetakan selanjutnya.hehehe
Aku belum pernah punya kucing sebelumnya, dan akhir tahun lalu, mendadak aku pelihara tiga kucing. Tiga. Dan sekarang aku sangat sayang sama mereka.
Buku ini benar-benar bikin aku terharu. Nggak tahu sih apa kucing benar punya perasaan atau nggak, tapi yang pasti setelah baca buku ini aku makin menghargai hewan peliharaan.
Sangat aku rekomendasikan untuk penyayang binatang terutama kucing! :)
senang rasanya ngeliat masih banyak orang baik yg peduli dan sayang pada sesama makhluk Tuhan. bagus, sampe berlinang air mata di beberapa cerita. suka yg judulnya Mona, lucuu haha