Jump to ratings and reviews
Rate this book

Seribu Kerinduan

Rate this book
“Sudah, jangan lagi kamu menghakimiku. Jangan lagi kamu memperolokku. Percuma saja. Aku sudah tak bisa merasakan apa-apa lagi, kecuali rasa kebas ini. Dan sekarang, biarlah kehidupan memilihkan jalan untukku. Menjadi pelacur.”

Renata, seorang fashion editor dengan karier cemerlang di kantornya, harus pasrah pada keadaan. Setelah berpisah dengan Panji, lelaki yang sudah dipacari selama empat tahun karena perjodohan biadab itu, dia pergi ke semua tempat yang pernah mereka singgahi untuk menelusuri jejak-jejak kebersamaan. Hidup menjadi sangat membosankan baginya, karena hari-harinya kini hanya dihabiskan untuk mengenang Panji. Dia pun lantas memilih menjadi pelacur, karena dengan profesi barunya itu, dia kembali merasa dicintai, dihargai, dibutuhkan, dan disanjung.

Namun, ia sadar, menjadi pelacur hanyalah sebuah persinggahan sebelum dia benar-benar melanjutkan hidup sesuai dengan keinginannya. Lantas, kehidupan seperti apa yang sebenarnya ingin dijalaninya? Tanpa Panji? Bisakah?

249 pages, Paperback

First published November 1, 2013

4 people are currently reading
86 people want to read

About the author

Herlina P. Dewi

9 books31 followers
Suka kopi dan baca buku. Terkadang juga suka mendengarkan lagu-lagu indie. Perempuan yang akrab disapa Dewi ini sudah mengedit 30-an buku, fiksi dan nonfiksi. Dia juga menjadi penyusun tetap dan kontributor serial A Cup of Tea yang diterbitkan Stiletto Book; penerbitan di mana Dewi menghabiskan separuh harinya sebagai Pimpinan Redaksi. Sampai saat ini, Dewi baru berhasil menerbitkan 2 buku nonfiksi dan juga sebuah novel berjudul "Seribu Kerinduan" yang baru rilis November 2013.

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
18 (22%)
4 stars
18 (22%)
3 stars
34 (41%)
2 stars
9 (11%)
1 star
2 (2%)
Displaying 1 - 30 of 37 reviews
Profile Image for Kalis Mardi.
1 review2 followers
November 12, 2013
Renata, seorang Fashion Editor di sebuah majalah terkenal A La Mode dengan karier cemerlang mengalami jungkir balik kehidupan dalam waktu yang relatif singkat. Panji, lelaki yang sudah dipacarinya selama empat tahun akhirnya pergi meninggalkannya dan memilih untuk menikah dengan perempuan pilihan orangtuanya. Alasan status sosial keluarga Renata yang tidak sederajat dengan Panji membuat Renata berpikir bahwa hidup terkadang tidak adil.

Panji barangkali adalah sosok yang menjadi daya tarik novel ini. Lelaki kaya, cerdas, tampan dan setia pada cintanya dengan Renata namun harus kalah kemudian oleh kehendak orangtuanya yang otoriter. Betapa manusia terkadang takluk pada hal-hal sederhana diluar kehendak dirinya. Kehidupan rumah tangganya dengan Ayu yang berjalan tak biasa dapat menjadi refleksi lain dari sebuah kisah cinta bagi pembaca.

Renata yang terpukul dengan kisah cintanya yang kandas kemudian kehilangan pekerjaannya, membuang cerita pedihnya lewat perjalanan dari satu tempat ke tempat lain yang menyimpan kenangannya bersama Panji, hingga bahkan menjadi pelacur. Jalan pelacur ia tempuh sebab menurutnya hanya dengan itulah ia merasa dibutuhkan, dipuja puji dan dicintai.Pertemuannya secara tak sengaja dengan Dion di kelab malam menghadirkan sebuah episode baru yang membuat novel ini semakin manis dan menarik.

Namun, sampai kapankah Renata akan bertahan dengan kehidupan yang sebenarnya tak diharapkannya itu? Bagaimana kisah Panji setelah menikah dengan Ayu, perempuan ningrat pilihan orangtuanya kemudian? Pesan apa yang kita tangkap dari novel yang memiliki judul sangat provokatif ini?

Menurut saya, Seribu Kerinduan memiliki nilai lebih dalam penyajian plot. Seringkali kita temui banyak cerita yang sebenarnya bergizi, namun kita enggan untuk meneruskan membaca disebabkan plot yang kering dan tidak menarik. Dalam hal ini, penulis sukses memainkan emosi pembaca untuk tidak akan berhenti hingga akhir kisah. Semua jejak tokoh dan kehidupannya misterius, namun sangat nikmat disimak bersama secangkir kopi ataupun teh hangat. Semua setting kehidupan metropolis Jakarta dan Kota Budaya Jogja beserta hiruk pikuk pekerjaan para tokoh di bidang jurnalistik dan IT di dalamnya disajikan dengan sangat pas dan mendukung kisah para tokoh.

Pesan sosial yang ingin diungkapkan penulis barangkali adalah ada banyak cerita hidup yang bersisian dengan realitas kita selama ini kita pandang sebelah mata, menganggap hal tersebut tidak ada, padahal hal tersebut nyata. Novel ini berunsurkan hal yang biasa : cinta dan kehidupan personal tokoh-tokohnya dalam asmara dan pekerjaan. Namun, konflik yang dihadirkan dengan intim dan tak terduga membuat kita kaya dan semakin bijak dalam menilai suatu pilihan.

Warna sampul yang gelap dengan gambar sesosok wanita yang menahan rinai hujan dengan payung sangat menggambarkan pesan emosi kerinduan yang membuncah. Tak ada kesalahan teknis dalam buku ini. Font tulisan dan lay out cukup membuat kita betah dan nyaman.

Novel yang lahir bersama ratusan cangkir kopi ini saya rekomendasikan khususnya untuk para pekerja kantoran yang hampir-hampir tidak punya waktu untuk “me time”, semua orang yang mencari jati diri, serta semua pecinta sejati yang ingin melarikan seluruh suka duka, serta semua pecinta bacaan bergenre fiksi metropop, membaca Seribu Kerinduan bisa menjadi teman yang hangat di akhir minggu yang penat. Dapatkan bukunya di toko buku dan selamat membaca ya!
Profile Image for Dian Iriana.
Author 3 books16 followers
November 9, 2013
Setelah berjanji (kepada diri sendiri), selesai dengan Devil Wears Prada langsung membaca Seribu Kerinduan, rasanya mata saya langsung segar. Pasalnya? Setelah berminggu-mingggu berkutat dengan halaman, serta tulisan yang kecil, ditambah spasi tunggal novelnya Lauren Weisberger, Seribu Kerinduan almost pleasing my eyes at the moment I started read this novel. Maklum, mata saya manja.

Bercerita tentang sepasag kekasih yang terpaksa terpisah karena keadaan. Ya, Renata dan Panji, pasangan itu, adalah dua sosok yang berasal dari latar belakang yang sangat berbeda. Mereka akhirnya bertemu untuk tahu bahwa mereka adalah potongan puzzle bagi satu dengan lainnya. Namun, keadaan membuat mereka terpaksa berpisah. Dari situlah Renata mulai gamang. Hidupnya seolah direnggut. Dunia yang sealu ia tahu tiba-tiba pergi tanpa peduli padanya. Bagaimana ia harus meneruskan kehidupan jika kehidupan yang ia tahu lenyap begitu saja?

Secara teknik, alur bolak-balik yang disajikan sepanjang novel ini membuat saya merasa tidak bosan. Lagipula, gaya cerita yang mengalir memang menjadi alasan mengapa saya baru sadar saya hampir menyelesaikan novel ini dalam beberapa jam. Akhirnya, karena nanggung, saya selesaikan saja sekalian.

Fun fact: ada 66 kata kopi di dalam novel ini. Membuat saya berpikir, “Wah, ini Mbak Dewi sekali ya….” Hahaha. Bagaimana bisa tahu? Ya jelas, dihitung… pakai wordcount :p

Catatan dari saya pribadi: saya tak suka karakter Renata. Di awal cerita, saya mencoba terhubung dengan karakter satu ini, namun koneksi itu rupanya putus di tengah cerita. Ketika dia mulai menghancurkan dunianya sendiri dan menyalahkan kepergian Panji sebagai penyebab. Mungkin karena saya tak bakal bisa mengerti jalan pikiran orang seperti Renata. Mungkin karena Renata bukan tokoh yang tak butuh laki-laki untuk membuat hidupnya jadi lebih baik. Entahlah, saya hanya tidak bisa mencintai karakter Renata. Saya kesal, sepertinya dia meningggalkan otaknya di A La Mode ketika dipecat. Kadang-kadang dia menyerahkan semuanya pada Tuhan, padahal ia punya pilihan. Tapi, saya salut, bahwa dalam 241 halaman, karakter Renata terus berkembang. Untungnya di akhir cerita, ia mendapatkan otaknya kembali. Dan kebencian saya pada tokoh ini pun memudar.

Detail tempat-tempat di Jogja, Jakarta, dan Bandung pasti membuat pembaca yang belum pernah berkunjung ke tempat itu penasaran. Termasuk saya! Saya penasaran sama kafe yang di daerah Kemang itu. Lalu ada cerita dua kultur keluarga yang sangat jauh berbeda. Detail-detail kecil yang membuat cerita di novel ini semakin menarik.

Secara keseluruhan novel ini sangat hidup, memberikan gambaran sosial yang sering terjadi. Membaca novel ini, harus siap tak sadar bahwa kau sudah di halaman akhir dan ingin membacanya lagi.
Profile Image for Eva.
Author 24 books121 followers
November 10, 2013
Hanya butuh tiga jam untuk menyelesaikan novel--yang bikin galau--ini.
Waktu dapet bukunya langsung seneng pas liat bagian thanks to-nya, hihihi.
Okey, mari kita curhat, maksudnya ngereview. Susah enggak curhat di review ini soalnya.

Kita mulai dari kekuatan novel ini:
1. Mbak Dewi sukses menceritakan tema klise "Perjodohan" menjadi sajian yang menarik. Cara menceritakan patah hatinya itu loooh, jleb banget. Sebagai pembaca Mbak Dewi sukses menyeret saya ikutan patah hati dan... mengingat perasaan saya ketika patah hati. *Mbak Dewi kejaaam* Beberapa adegan klise malah jadi penguat jalan cerita, seperti adegan saat Renata datang ke nikahan Pandji. Adegan itu bikin saya nangis.
2. Seribu Kerinduan juga membuat saya merasa begitu mengenal A la Mode atau A la Kadarnya *ikut-ikutan Pandji* Keseruan bekerja di majalahnya kena. Saya suka bagaimana Mbak Dewi menceritakan persahabatan dan kekompakan di sana.
3. Oke, Pandji memang menyebalkan, tapi saya suka karakternya. Dan Renata lebih nyebelin. Di awal suka banget karakter ini, tapi kemudian berkurang. Tapi saya sangat mengerti banget gimana patah hati bisa menyebabkan perubahan karakter seseorang. Dari orang yang menyenangkan jadi tertutup, menutup diri dari semua masa lalu, galak, dan soak *kalau kata Dion* Meskipun saya enggak bisa terima sih keputusan Renata buat jadi pelacur. Kesimpulannya Mbak Dewi berhasil membuat karakter yang kuat. Bukan hanya para tokoh utamanya, tapi semua tokoh, semisal Bu Rully dan Dion.
4. Novel ini berhasil menyentuh sisi emosional saya. Saya nangis ada tiga kalinya.
5. Penceritaan bolak-balik antara Renata dan Pandji membuat saya malah penasaran gimana keadaan Renata--pas giliran Pandji yang cerita. Gimana keadaan Pandji--pas Renata yang cerita.
6. Sekali baca novelnya enggak mau nutup sampai ke halaman terakhir.

Kekurangan novel ini:
1. Penggunaan tata bahasanya ada yang agak oldies.
2. Di beberapa bagian ada keterangan yang berulang. Udah disampaikan di dialog, diulang lagi di narasi.
3. Ceritanya agak sinetron.
4. Endingnya kurang jleb dikiiiit lagiii.

overall, saya sangat menikmati membaca Seribu Kerinduan. Dan oh ya, thanks Mbak Dewi bikin saya galau. Heuheuheu.
4 Bintang untuk debut yang keren ^_^

Profile Image for Lidya Renny Ch.
67 reviews10 followers
October 26, 2013

Penasaran ingin segera membaca novel Mbak Herlina P Dewi, owner dan editor Stiletto Books, aku dateng ke acara Launchingnya di Toga Mas Affandi. Diskon 25 %! Langsung juga minta tanda tangan dan nonton petunjukan yang adegannya diambil dari novel ini. Aku membacanya dengan cepat dan nggak nyadar udah selesai.

Ini adalah kisah cinta Renata dan Panji yang harus berakhir karena Panji dijodohkan dengan wanita pilihan Ibunya, yang sesuai dengan bibit, bobot dan bebet. Renata harus menjalani hidupnya sendiri lagi tanpa Panji, setelah 4 tahun memadu kasih. Kehilangan kekasih, dipecat dari pekerjaan impiann yang telah dijalaninya selama 5 tahun membuatnya despresi,hingga memilih pekerjaan yang tak akan disangka oleh orang yang mengenal dirinya sebagai wanita cantik, berbakat nan cerdas ; melacur.

Kegiatannya melacur itu menghasilkan uang yang cukup besar. Tapi Renata tidak melakukannya hanya demi uang, itu semata untuk mengisi kesepiannya supaya dia merasa kembali dicintai, dihargai, dibutuhkan dan dipuja-puja. Namun Panji tetap mengisi ruang pikiran dan hatinya.

Karena ceritanya yang mengalir banget dan sangat enak dibaca, maka aku kasih 4 bintang dari 5 bintang ;) Kalimatnya mudah dicerna sehingga bisa dibayangkan bentuk visualnya.

Seribu kerinduan malah bukanlah kalimat yang dicetuskan Renata, sang tokoh utama, tapi dari Panji yang mengirimkan Seribu kerinduan padanya.

Kata "Disini aku duduk dan menunggu" mengingatkanku pada novel Paulo Coelho "Di Tepi Sungai Piedra Aku Duduk dan Menangis"

Dan aku paling suka puisi yang ada di novel ini, sampai hapal halaman berapa. Halaman 183 :

Disini aku duduk dan menunggu...
Hujan malam ini membuat air mataku terasa sangat dingin. Semoga air mataku ini mengalir sejauh-jauhnya, agar kekasihku tak pernah tahu bahwa suatu malam aku pernah menangis untuknya.
Semoga air mataku ini mengalir sejauh-jauhnya, agar semua malam mengabur dalam gelapnya.

Aku ingin melupakan semua kesunyian malam ini, itulah sebabnya aku menulis, agar aku bisa mengubah senyap menjadi rindu, gelap menjadi kenangan, dan beku menjadi cinta.

Lanjutannya, baca sendiri novelnya ya! :D



Profile Image for Tenni Purwanti.
Author 5 books36 followers
February 24, 2015
Hanya butuh 3 jam menuntaskan novel ini. Sebetulnya saya sudah tahu endingnya saat mengintip halaman terakhir sebelum mulai membaca, tapi tetap penasaran kisahnya seperti apa. Ternyata setipe sama metropop lainnya. Cerita gampang ditebak arahnya ke mana. Penulis memang berhasil menuliskan hancurnya kehidupan seorang perempuan patah hati. Saya hanyut di dalamnya, apalagi sedang dalam keadaan patah hati juga. Tetapi, seandainya dibuat sad ending, mungkin akan lebih dramatis. Sayangnya metropop, chicklit, kebanyakan masih berada dalam zona nyaman memberi happy ending yang (seolah) menyenangkan pembaca. Berhentilah memanjakan pembaca dengan dongeng.
Profile Image for Octaviani Nurhasanah.
Author 1 book8 followers
November 23, 2013
Akhirnya saya menyelesaikan novel ini.

Novel ini saya dapatkan dari hadiah giveaway yang diadakan sama Mbak Herlina—penulisnya. Waktu novel ini dateng, ada tambahan bonus block note juga. Yang mana diambil gitu ama anak saya.
Jadi ... baiklah.

Pertama saya ngeliat sampulnya, yang terbayang sama saya: novel ini dark. Kalo pun ini novel cecintaan, ceritanya bukan cinta hip hip hura. Di halaman “terimakasih” saya membaca ucapan untuk Koil. Jadi saya menambahkan ekspektasi kalau novel ini bakalan gelap dan keras. Sebenernya mengira-ngira isi novel dari sampulnya itu suka gak pas juga pada akhirnya. Tapi pas saya udah selesai baca, saya ngerasa kalau ekspektasinya gak banyak meleset.

Mari kita mulai dari bagian yang saya suka dari novel ini:
Pertama, sampul. Susah sih ya. Mau di depan toko buku ditulis “don’t judge a book by it’s cover” juga, banyakan orang bakalan nge-judge. Dan itu bukan salah siapa-siapa sih. The cover is there. Mau gimana lagi coba? Saya suka sampulnya. Setidaknya, di tengah trend sampul novel manis-manja dan cerita-tiada-luka, sampul novel ini ngasih sesuatu yang lain.

Kedua, eksplorasi tema yang gak biasa. Bukan hanya tentang perjodohannya, tapi juga tentang pernikahan gak gak biasa. Saya mau ngasih sop iler tapi gak seru ah. Biar tahu, baca sendiri aja. Tema yang diambil agak beresiko menurut saya. Salah-salah garap bisa yang ketangkep malah hal lain. Tapi ... saya merasa kalau tema ini kemudian menjadi netral. Sebagai pembaca pun, saya gak tergiring untuk memutuskan tema ini—dan pekerjaan Renata—sebagai hitam dan putih. Termasuk gaya hidupnya Renata. Terkesan realistis tanpa dibuat-buat. Apalagi menggurui.

Ketiga, dialog yang pas diucapkan memang terasa seperti ucapan orang pada umumnya. Ya, obrolan orang biasanya. Kadang saya suka nemu dialog yang kalo pas saya nyoba ucapin (yeah, saya suka nyoba-nyoba baca dialog dari novel yang sedang saya baca) jadinya gak natural. Susah gitu mbacanya dan kayaknya gak ada juga orang yang ngobrol dengan pilihan kata model begitu. Di novel ini bisa saya pastikan kalau semua dialognya realistis.

Beberapa hal yang kurang saya suka, misalnya the voice over style yang suka muncul. Sebenernya ini gak masalah sih. Apalagi kalau memang udah jadi style-nya penulis. Hanya aja, cara kayak gini bisa ngebikin, pada satu titik, imajinasi pembaca jadi buyar semua. Pembaca ingin membayangkan. Penulis memberikan bahan yang bisa dibayangkan. Show not tell. Saya menemukan beberapa tell di novel ini. Yang paling kentara ketika menceritakan tentang kekompakan di A la Mode. Seandainya bagian ini dieksplorasi, saya pikir bakalan jadi lebih oke.

Berikutnya, depth. Tema sebesar ini, dengan tokoh yang punya karakter kayak Renata, seharusnya bisa menjadi material cerita dengan kedalaman yang gak terkira. Saya kehilangan itu. Saya kehilangan bentuk sebenarnya dari perasaan Renata, Panji, dan tokoh lainnya. Mereka ada tapi belum terbentuk di kepala saya. Butuh membaca sampai bagian pertengahan untuk bisa terkoneksi dengan karakter Renata. Sementara karakter lain, ada muncul di bagian menjelang akhir seperti Dion, saya merasa sulit sekali bersimpati padanya. Padahal, yang menjadikan novel menarik untuk dibaca, selain tema, adalah karakternya. Karakter dihantamkan ke masalah jadinya gimana.

Apalagi ya, oh yang ini khusus tentang Panji. Disandingkan dengan Renata yang punya karakter sekuat itu, Panji jadi kelihatan lemah menurut saya. Di bagian depan, dia menelepon Renata dan mengatakan bahwa dia akan menjaga perasaannya. Gak lama kemudian, dia malah mempertanyakan kenapa dia tidak bisa mencintai Ayu. Keliatan goyah jadinya. Perubahan pikiran, dan cara Panji ini menyelesaikan masalah, gak kebayang sama saya.

Karakterisasi lain juga terasa sedikit goyah. Misalnya Dion dan Ayu. Walaupun semua bisa tertutupi oleh Renata sih.

Jadi, secara keseluruhan saya suka cerita ini. Penggambaran tema yang berat dan kontroversial tapi disajikan apa-adanya. Gak mengurui, netral, dan juga—penting kalo buat saya—gak ngasih ceramah moral. Hahahaaa....

Saya kasih 3,5 bintang. Tapi karena gak bisa pake koma dan kudu bulet, saya naikin ke atas deh jadi 4. Setengah bintangnya itu untuk adegan muntah yang saya suka. Soalnya adegan itu pas dibaca keliatan alami, gak dibuat-buat, dan entah kenapa pas dibagian itu dialognya berasa hidup. Apa pas di bagian itu si Renata gak jaim ya? *plak*

Semoga ini bukan novel terakhirnya Mbak Herlina, seperti yang beliau tulis di halaman depan.
Profile Image for Rizky.
1,067 reviews87 followers
August 22, 2016
Novel pertama sekaligus debut penulis yang kubaca dan aku benar-benar dibuat membaca terus dan terus, karena penasaran mau dibawa kemana sebenarnya kisah tokoh ini.

Novel ini benar-benar menggambarkan tentang patah hati yang benar-benar patah sesungguhnya, layaknya hidup yang berubah secara drastis 180 derajat. Bayangkan, si tokoh utama, Renata, seorang fashion editor yang cukup sukses di karir dan juga percintaan, suatu hari harus bangun dari kenyataan dan mimpi indahnya, bahwa dia pun harus takluk dengan sebuah kata "PERJODOHAN".

Ya, Renata sebenarnya beruntung memiliki karir yang bagus dan juga punya kekasih yang telah mendampinginya 4 tahun terakhir, Panji. Hubungan mereka mengalir lancar, tapi memang ada semacam ganjelan dihati Renata karena sampai menginjak 4 tahun, Panji belum juga memperkenalkannya dengan keluarga besarnya, terutama ayah dan ibunya. Hal ini kadang-kadang menjadi pemicu pertengkaran kecil diantara Renata dan Panji.

Hingga suatu hari akhirnya Panji memboyong Renata ke Jogjakarta, ke rumah orang tuanya. Dan darisanalah semua bermula, ternyata selama ini hal yang paling ditakutkan Renata menjadi kenyataan, bahwa orangtua Panji tidak merestui hubungan mereka karena masih memikirkan bibit-bebet-bobot Renata yang dianggap tidak pantas bersanding dengan Panji yang dari kelas sosial yang berbeda. Malah orangtua Panji telah menjodohkan Panji dengan seorang wanita lain, Ayu yang dianggap lebih pantas daripada Renata.

Vonis perjodohan Panji dan Ayu ini bagaikan mimpi buruk Renata yang menjadi kenyataan, Panji pun takluk terhadap permintaan dan titah orangtuanya, Panji seakan-akan tidak bisa menolak dan berusaha mempertahankan hubungannya dengan Renata. Panji telah menyerah, akhirnya Panji pun setuju untuk menikahi Ayu, wanita pilihan keluarganya.

Patah hati dari Panji membuat hidup Renata tidak stabil, Renata pun tidak bisa menyembuhkan luka hatinya, pekerjaannya terbengkalai dan ujung-ujungnya setelah mendapatkan surat peringatan beberapa kali dengan berat hati Renata pun dipecat dari pekerjaannya. Sudah jatuh, tertimpa tangga pula, mungkin itulah nasib Renata. Kehilangan kekasih sekaligus pekerjaan yang menjadi sumber kehidupannya.

Renata menjadi sosok yang berbeda, akrab dengan dunia malam, rokok, klub bahkan mabuk-mabukan, dan mengantarkan dirinya bertemu dengan sosok Dion. Pria yang menolongnya tapi kemudian menjadi jembatan bagi Renata berkenalan dengan dunia lain, dunia tanpa batas, dunia yang mungkin tidak pernah terpikirkan sebelumnya bagi Renata.

Sampai disini, rasanya aku begitu larut dengan kisah Renata, membayangkan betapa hidupnya benar-benar sangat memprihatinkan. Apalagi keputusannya yang sangat...sangat berani, dari seorang fashion editor menjadi PSK. Ya ampuuuuuuun, apa tidak ada pekerjaan lain apa ya? Walaupun Renata menjadi PSK kelas atas dengan bayaran tinggi, sebenarnya dengan background pendidikan dia bisa mendapatkan kerjaan yang lain, ada alasan tersendiri mengapa dia memilih menjadi PSK, bukan kerjaan lain. Dan itu semua bukan karena materi, tapi karena keinginan untuk merasakan ada yang memuja dan menginginkannya, sesuatu yang tidak bisa didapatkannya dari Panji, pria yang telah mematahkan hatinya.

Dengan menggunakan alur maju-mundur, kita diajak penulis untuk menjelajahi hidup Renata yang melesat bak roller-coaster, dan mengintip hidup Panji yang tidak bahagia dengan pernikahannya. Karena ternyata Panji pun menikahi Ayu yang tak pernah mencintainya, ya walaupun sudah terikat pernikahan, hati Panji hanyalah milik Renata seorang, tanpa Renata pernah tahu.

Bagaimana akhir kisah Renata dan Panji? Sanggupkah Renata bangkit dari patah hati yang menjerumuskannya ke kehidupan yang berbeda? Masihkan Panji menyimpan rasa untuk Renata dan memenuhi janjinya untuk bersama Renata kembali?

Ketika menutup novel ini, perasaanku langsung lega, untungnya berakhir dengan "happy ending" buat Renata, walau rasanya sampai sekarang aku masih tidak bisa menerima keputusan Renata yang sangat frontal menjadi PSK. Novel yang benar-benar menguras emosi dan layak untuk dibaca. Penulis benar-benar bisa memainkan perasaan pembacanya dengan plot, karakterisasi dan jalan cerita yang begitu emosional. Menanti karya penulis lainnya ^^
1 review
November 18, 2013
Saya tidak mempercayai sebuah KEBETULAN... Karena setiap yang terjadi dalam dunia ini adalah gerakkan oleh Sang Penguasa Takdir. Saya memang salah satu penikmat buku, awal mula saya membeli buku ini jujur... Hanya bentuk dukungan kepada teman nongkrong saya yang satu ini dijaman-jaman kuliah kelas malam.
Tapi weekend ini, saya benar-benar bersyukur bahwa saya memilih buku ini buat my "me time" , dengan segelas teh hangat dan cemilan-cemilan yang ada disamping saya, mulai lah membaca Seribu Kerinduan....
Dan dari awal halaman ini buku ini dibuka, saya seolah sedang membaca kisah hidup saya sendiri. Meski tidak separah yang dialami oleh renata. Pada saat sebelum saya membaca buku ini, saya berada ditengah kegamangan yang luar biasaaaa.... antara meneruskan atau tidak hubungan saya dan lelaki ku (mencomot istilah renata untuk panji). Akan kah menyerah atau melanjutkan, beda nya adalah lelakiku bukan pada posisi panji, dia masih terus saja berjuang dan meyakinkanku dengan segala daya upaya bahwa ini masih bisa kita perjuangkan bersama-sama... Saya yang bimbang diteruskan atau tidak dan mendobrak tradisi yang jelas tidak maen-maen.
Buku ini membuka pandangan sempit saya tentang :
1. Cinta.. saat ayu berkata jika saja kita sedikit punya keberanian untuk memperjuangkan, maka hidup akan lebih baik. Yah.. akhirnya saya menyadari melalui perkataan ayu, dan apa yang dialami renata. Bagaimana mungkin kita bisa menjalankan sesuatu dengan benar, sementara seseorang yang membuat kita merasa benar kita lepaska. Apapun yang akan dilakukan akan terasa tidak bermakna karena yang memberi makna itu sendiri tidak ada disamping kita. Saat panji memandang renata dalam becak, dan mengatakan alasan dia memilih renata adalah dia bisa membicarakan apapun, membicarakan hal sepele sekalipun menjadi sesuatu yang menyenangkan. Hal yang sama yang aku rasa dengan lelakiku... aku dan dia bisa membicarakan hal yang konyol dan tidak penting sekalipun dengan cara yang menyenangkan... Hehehehe
Dan saat saya membicarakan bahwa saya ingin menyerah, dia menghujani saya dengan beberapa keyakinan. Tapi ketika saya jelaskan saya berubah pikiran.. berkat SERIBU KERINDUAN, yang dia katakan hanyalah SERIBU TERIMA KASIH buat mommy Dewi. Atas tuangan tinta nya dalam SERIBU KERINDUAN yang memberikan saya SERIBU KEYAKINAN. And He Promised that he will buy that's book also. Sebagai bentuk TERIMA KASIH nya atas janji saya untuk menghadapinya bersama-sama. Untuk itu saya berterima kasih.. karena saat saya bimbang, dengan caraNYA Tuhan meyakinkan saya dengan SERIBU KERINDUAN.
2. PEKERJAAN... Melalui buku ini akhirnya saya memiliki seribu keyakinan, keberanian untuk memulai sesuatu yang dari dulu jadi mimpi saya. Bekerja di tempat-tempat amal, saving animal atau penyelamatan lingkungan. Saat saya menceritakan itu, lelakiku dengan senangnya berkata... "Dari dulu kamu lebih cocok begitu, terlihat hidup saat dekat dengan alam, hewan, atau seseorang yg butuh pertolongan" dan here we go.. start from zero saya mulai apply ke LSM LSM ....

Jika ada 1000 jempol akan saya berikan 1001 Jempol untuk buku ini... Bahasanya ringan, gamblang dengan alur yang menarik... Rekomendasikan dah buat yang lagi galau tentang restu... dan yang bimbang untuk resign :D

Akhirnya.. cuma bisa bilang SERIBU TERIMA KASIH atas KARYA INDAH dalam SERIBU KERINDUANNYA mommy.... LOVE U
Profile Image for Pebrida.
1 review
December 15, 2013
“Dari awal aku udah bilang ... kita harus ketemu orang tua kamu. Tapi kamu selalu punya alasan untuk mengulur waktu. And see? Time really flies, kita udah sejauh ini sekarang. Sayang banget kalau empat tahun kebersamaan kita akan berakhir karena masalah seperti ini. It’s so ridiculous, Sayang.”
“Ren, aku yakin kamu kecewa denganku. Tapi aku udah berusaha, aku udah mati-matian meyakinkan mereka kalau kamu pilihan paling tepat untukku. Mereka tetap nggak setuju, and the reason’s just so weird ... dan sekarang ... sekarang ... mereka mau menjodohkanku.”
Seolah menjadi kiamat untuk Renata dan Panji, empat tahun membina kasih harus berakhir karena orang tua Panji tidak setuju dengan alasan Renata berbeda kalangan dengan Panji . Dan yang lebih menyakitkan lagi, Panji dijodohkan oleh orang tuanya dengan gadis yang sederajat bernama Ayu. Panji tak punya kuasa untuk menolak perjodohan itu, dia hanya bisa pasrah dengan keadaan. Meski begitu, hatinya tetap pada Renata, seutuhnya.
Hidup Renata benar-benar hancur. Lelaki yang teramat dicintai kini telah menjadi milik wanita lain. Karirnya sebagai fashion editor pun harus terlepaskan karena kegalauannya memikirkan Panji. Ya, dia tak bisa hidup tanpa Panji. Untuk itu, dia pun telah memutuskan menjadi seorang pelacur, karir baru persinggahannya.
Saya dan novel pertama racikan Herlina P. Dewi ini adalah cinta pandangan pertama dan pandangan-pandangan selanjutnya :) . Judul dan covernya benar-benar membuat saya betah berlama-lama dengan buku ini. Saya termasuk orang yang menganut “Judge book by the cover” , karena orang yang cinta seni rupa. Ketika judul dengan cover sinkron dan keren berdasarkan selera saya, langsung deh jatuh cinta.
Herlina P. Dewi berhasil menghadirkan tokoh-tokoh tersebut dengan karakter yang sangat kuat. Jalan ceritanya pun sistematis dan dinamis. Gaya bahasanya yang ringan dan lugas membuat kita mudah memahami dan mengikuti alur ceritanya dengan baik. Kata-kata cinta terpapar dengan sangat indah, begitu pula kata-kata yang berhasil menyesakan dada saat membacanya. Sisi humor juga melengkapi segala keseriusan kisah ini.
Seperti halnya novel-novel lainnya, Seribu Kerinduan juga diracik dengan kisah cinta yang hangat, manis, perih dan luka akan cinta dihadirkan dalam novel ini sebagai bumbu pelengkapnya.
Ternyata banyak sekali kejutan-kejutan yang dihadirkan. Hampir tak tertebak bagaimana kisah-kisah selanjutnya. Membuat saya tidak ingin melepas buku ini sebelum akhirnya menemukan ending yang sesungguhnya.
Sejujurnya, setelah membaca novel ini, saya mendapatkan suatu makna tentang cinta, dimana bukan hanya rasa rindu, rasa benci, dan rasa birahi belaka yang ada didalamnya, namun cinta sesungguhnya adalah mengajarkan kita rasa kemanusiaan untuk lebih bisa memahami, daripada dipahami, lebih bisa menerima daripada menolak, sehingga cinta tak akan membelenggu kita dalam rasa selalu ingin memiliki dan takut akan kehilangan.
:)
Profile Image for Renata Jingga.
4 reviews2 followers
January 3, 2014
Pertama kali melihat cover novel ini di Gramedia, saya langsung tertarik untuk membelinya. Sebelumnya, saya juga sudah beberapa kali baca karya Herlina di buku-buku A Cup of Tea dan juga buku-buku editannya. Karena ini novel pertama Herlina, jadi saya penasaran. Seperti apa kalau yang nulis novel itu pemilik Stiletto langsung, penerbit kesayangan saya ini, hehehee......

Novel ini berkisah tentang sepasang kekasih yang sudah menjalin hubungan selama 4 tahun dan harus berpisah karena keadaan. Renata merasa hidupnya sudah tidak menarik lagi karena kecewa dengan putusnya hubungan tersebut dan juga diberhentikan dari pekerjaan, hingga kemudian dia kepleset menjadi PSK. Menjadi PSK buat Renata adalah terapi agar dia bisa merasakan kembali adrenalin rush yang selama ini sudah hilang.

Saya suka alur maju-mundur yang dipakai di novel ini, membuat saya tidak mudah bosan dan terus penasaran dengan kelanjutan kisah Renata dan Panji. Alur maju mundur juga membuat cerita terlihat lebih hidup dan dinamis. Pembangunan karakter dalam novel ini juga sangat bagus. Renata, Panji, Dion, Diana, Erika, Bu Rully, even Bu Laksmi (Ibunya Panji) sangat jelas karakternya. Penulis juga tidak semata-mata memaparkan karakter mereka, tapi juga membuat pengkarakteran itu lebur dalam alur novelnya melalui peristiwa-peristiwa. Matang banget deh menurut saya.

Penulis, menurut saya, juga pintar mendeskripsikan tempat dan suasana. Siapa sangka saya ikutan mellow ketika Renata sedang melakukan perjalanan ziarah itu? Dan ikutan tertawa ngakak ketika Renata sedang mabuk di suatu bar yang kemudian itu adalah awal Renata mengenal dunia pelacuran melalui Dion? Sekali lagi, penulis begitu pintar menggambarkan suasana sehingga peristiwa-peristiwa dalam novel ini terlihat alami. Natural banget deh pokoknya. No doubt, i give 5 of 5 stars to Seribu Kerinduan by Herlina P Dewi. Setelah selesai baca, saya langsung menggut-manggut, ternyata memang lebih matang ya kalau editor "mau" nulis? Heheheee

Kalau boleh saran sih, tema PSK yang jadi highlight dalam novel ini seharusnya porsinya bisa lebih banyak. Di sini cuma muncul di pertengahan menjelang ending, padahal premisnya di depan udah oke banget. Sayang sih jadinya coz jadi terkesan kurang dalem gitu ngulik tema tentang prostitusinya. Dan oh ya, saran satu lagi, endingnya itu kenapa Renata jadi kelihatan gampang banget melupakan semua kekecewaannya ke Panji dan dengan mudahnya menerima maafnya si Panji? Oke, mungkin karena selama berpisah itu Renata selalu merindukan Panji, tapi harusnya sih jaim dikitlaaah. Atau oke, mungkin karena Renata orangnya nggak jaiman sih. Hehehe. Jadi, saran yang kedua opsional aja.

But overall, i really like this novel. Rasanya nggak rela ketika menutup lembar terakhir coz masih pengen berlama-lama bersama Dion, hehehe. Oia, btw, saya susah sekali loh membuang bayang-bayang Dion dari otak, semacam jet lag gitu jadinya. Hiks. Semoga ada lanjutannya. #eh
Profile Image for Okke Sepatumerah.
Author 13 books48 followers
January 14, 2014
Pengarang buku ini pernah ngetawain saya karena saya nggak ngerti cara kerja dan fungsi-fungsi dalam situs goodreads ini. Hih! Ya maab, sini kan seringnya cuma register nama doang ke beberapa akun, semacam nge-tag nama sepatumerah gitu, biar nggak dipakai orang lain. Sudahnya, ya sudah, nggak pernah log in :))

Dan hari ini adalah hari iseng sedunia. Saya ngoprek goodreads, kemudian penasaran. Gimana sih rasanya jadi reviewer novel? Mari kita coba. :))

Novel ini mengisahkan seorang perempuan yang bekerja sebagai fashion editor sebuah majalah metropolitan bernama Renata Kumala. Kehidupannya (karir dan relationshipnya dengan Panji, sang pacar) berjalan lancar, sampai pada satu saat ia diboyong oleh Panji untuk bertemu orangtuanya.

Di situlah masalah kemudian muncul. Orangtuanya (terutama ibunya) ternyata tidak setuju dengan hubungan Panji dengan Renatha. Ibunya yang riwil ini menuntut Panji untuk mencari pendamping hidup yang sepadan (dalam artian sekelas, Panji produk darah biru nan feodal bok). Dan dijodohkanlah Panji dengan seseorang yang diangap lebih pantas mendampinginya; meninggalkan Renata yang patah hati abis. Sudah patah hati, dipecat pula dari pekerjaannya.

Di sinopsis novel ini diceritakan, karena patah hati, kemudian Renata memutuskan untuk jadi PSK. Waktu membacanya sih saya berpikir 'Hah? Serius? Ekstrim amat?' dan asli saya penasaran dengan bagaimana sang pengarang menuliskan proses Renata menjadi seorang PSK kelas atas. Eh ternyata smooth! Penyebabnya adalah karena kecerobohan Renatha, lalu sudah kejeblos, ya sudah, diterusin, karena Renata butuh uang juga untuk hidup, jadi nggak berkesan maksa. Baca sendiri deh ya gimana-gimananya :D

Dalam novel ini ada tokoh sampingan lagi, yaitu Dion. Laki-laki ini yang menjadi penyelamat dan pelindung Renata saat ia terpuruk, yang nggak sengaja ketemu Renatha saat dia mabuk sendirian. Entah kenapa saya lebih suka dengan Dion daripada Panji, lebih lakik gitu. :D

Secara keseluruhan, dan ini penilaian subyektif ya? Saya ngerasa novel ini gelap, bukan tipe novel romance romantis manis manja grup. Gaya bahasanya lugas. Herlina bermain-main dengan alur maju-mundur, tapi sama sekali nggak bikin saya tersesat atau mikir 'Heh, gimana-gimana?'. Keluhan saya cuma satu sih, begitu mau ending ceritanya terkesan terburu-buru. Gemes deh ngebut gitu. Padahal kalau dielaborasi lagi bakal lebih menarik (tapi jadinya tambah tebel yes? :D)

Saya suka.

Selamat buat novel pertamanya, Herlina.

Sekian review pertama sukasuka saya :))

Udah ah, mandi yuk! :D

Profile Image for Adelia Ayu.
147 reviews1 follower
February 25, 2014
http://adeliaayuuu.blogspot.com/2014/...

"How can I move on when I’m still in love with you?"
Enggak ngerti kenapa tiap kali denger kata “move on”, bagian dari lagu the script itu yang tiba-tiba muncul di benakku. Masalah pribadi aja kali ya:D

Anyhow, bener juga sih apa yang dibilang sama the script di lagunya yang “the man who can’t be moved” itu. Gimana kita bisa move on kalo nyatanya kita masih cinta, ehm sama mantan kita?:|

Buat sedikit gambaran aja nih, keywords buat novel ini adalah putus, patah hati, masa lalu, masa depan, nikah, move on, mantan, patah hati, patah hati, patah hati…. Emm…

Jika seorang wanita merenung dan tiba-tiba menangis, artinya dia sedang mengingat seseorang.

Seribu Kerinduan adalah sebuah novel, yang sukses memberikan gambaran tentang seorang yang sedang patah hati. Sebagai seorang yang pernah merasakan patah hati akut dan galau berminggu-minggu, novel ini sukses membuat aku mengatakan, “Iya! Orang lagi patah hati emang kaya gini…” *eh hahaha.:D

Dalam hal ini, penulis sukses memainkan emosi pembaca untuk tidak akan berhenti hingga akhir kisah. Semua jejak tokoh dan kehidupannya misterius, namun sangat nikmat disimak bersama secangkir kopi ataupun teh hangat. Semua setting kehidupan metropolis Jakarta dan Kota Budaya Jogja beserta hiruk pikuk pekerjaan para tokoh di bidang jurnalistik dan IT di dalamnya disajikan dengan sangat pas dan mendukung kisah para tokoh.
Pesan sosial yang ingin diungkapkan penulis barangkali adalah ada banyak cerita hidup yang bersisian dengan realitas kita selama ini kita pandang sebelah mata, menganggap hal tersebut tidak ada, padahal hal tersebut nyata. Novel ini berunsurkan hal yang biasa : cinta dan kehidupan personal tokoh-tokohnya dalam asmara dan pekerjaan. Namun, konflik yang dihadirkan dengan intim dan tak terduga membuat kita kaya dan semakin bijak dalam menilai suatu pilihan.
Warna sampul yang gelap dengan gambar sesosok wanita yang menahan rinai hujan dengan payung sangat menggambarkan pesan emosi kerinduan yang membuncah. Benar-benar kelihatan kalo novel ini galau banget deh. Oke buat covernya.


Semoga novel ini bisa menginspirasi pembacanya dan lebih memaknai dan menghargai apa itu CINTA. Akhir kata, selamat ‘merasakan patah hati’ di novel ini! :p
Profile Image for Nadia Qorina.
29 reviews2 followers
November 22, 2013
Novel ini saya peroleh bukan dari hasil mengeruk uang saku. Tapi hasil bersaing dengan penikmat buku se-Indonesia yang ikutan kuis give away dari Mbak Herlina P Dewi.
sebelunya makasih dulu sama Mbak penulisnya udah milih saya untuk jadi pemilik buku ini. Hiihii...

awal-awalnya sih agak kurang greget buat saya. Kenapa? Karena tokoh perempuan -yang akhirnya saya tahu bernama Renata- itu mengingatkan saya sama diri saya waktu lagi patah hati..
tapi akhirnya saya baca juga. masa udah dikasi gratis, dikirim gratis, ngga dibaca sih??
ahaha.. Ngga gitu juga yaa.. saya sering banget beli buku yang awalnya memang kurang enak bahasanya, pas di akhir malah greget banget. Ini masa cuma karena refleksi diri aja, jadi ga baca?

konfliknya cewek banget! putus cinta karna kekasih yang sudah dipacari empat tahun, dijodohkan. Semangat jadi hilang dan kinerja menurun drasti. tapi ternyata efeknya ga nyangka banget!
ngagetin waktu ternyata Renata mengenang kembali tempat dan jalan yang pernah dikunjunginya bersama panji.
saya yakin, ga cuma saya yang mengumpat dan mengatai "Bodoh" waktu membaca bagian ini. :D
sampai akhirnya Renata jadi pelacur. Menghilang dari semua orang yang ada di masa lalu -bahkan sahabat-sahabatnya-, mengabaikan saran Dion untuk berhenti melacur dan bekerja di kantornya, serta TIDK BERUSAHA mencari pengganti panji. Yaaa.... bertambah-tambahlah umpatan terhadap Renata (dari saya).

Saya sempat berekspektasi tentang Dion dan Renata, tentang Bu Laksmi, dan tentang kehidupan rumah tangga panji bersama Ayu. Ternyata semuanya SALAH!!

Intinya, novel ini benar-benar menguras emosi. apa pun jenis emosinya! mau kesal, benci, bahagia, sampai yang meremas hati, "dapet banget" disini...

saya juga mendapat pesan moral, tentang profesi pelacur, friendship, keluarga, dan diingatkan kembali tentang "Don't judge a book by it's cover. So, don't judge people by their looks, their job, they wealth, or their family"


Ini bukan novel yang mengajarkan bagaimana move-on dari patah hati, tapi menarik buat kita yang pernah atau sedang terluka dalam.

Profile Image for Mellisa Assa.
144 reviews9 followers
July 20, 2014
Lumayan untuk ukuran novel debut terutama dari diksinya. Temanya sih mainstream yah, pacaran lama saling jatuh cinta tapi nggak disetujui ortunya si lelaki yang dari kalangan atas dan si lelaki dijodohkan dengan perempuan lain.

Ditinggal menikah oleh Panji setelah 4 tahun pacaran karena dijodohkan membuat Renata dirundung kesedihan mendalam. Pekerjaannya jadi terabaikan hingga dia dipecat, hidup luntang lantung dan menyusuri setiap jejak kenangan dirinya dan Panji hingga berakhir menjadi pelacur dengan tarif premium. Hingga pada akhirnya Panji kembali mencari Renata dan ingin kembali ke pelukannya. Akankah Renata menerima Panji kembali dan kembali menjadi Renata yang dulu? You'll know after you've read it.

Nggak habis pikir dengan keputusan Renata. Ada yaaah perempuan yang smart dan mandiri tapi begitu lemah saat ditinggalkan kekasihnya. Yah memang move on itu nggak mudah juga tapi bagaimana bisa move on kalau yang dilakukannya hanya mengenang terus kebersamaan dia dan Panji. Dan pada akhirnya Renata menyalahkan Panji atas apa yang terjadi pada hidupnya, yang sebenarnya nggak masuk diakal. Okelah Panji memang ada andil atas sakit hati yang diderita Renata, tapi mau dibawa kemana kelanjutan kehidupannya kendali itu sepenuhnya ada pada diri Renata sendiri. Dan untuk perempuan yang digambarkan smart dan mandiri, harusnya dia bisa lebih kuat. But well kalo memang bisa lebih kuat tentunya nggak akan ada konflik di novel ini sih yah hehehe.

Dari segi penulisan aku hanya sedikit merasa terganggu dengan narasi yang dideskripsikan seperti dongeng. Contohnya : 'Di sebuah resort mewah di Seminyak, terlihat sepasang suami istri sedang menghabiskan sore hari di pinggiran kolam renang.'
Yang harusnya bisa langsung aja ditulis 'Panji dan Ayu tengah menghabiskan sore hari di pinggiran kolam renang.' Dan ada beberapa narasi semacam itu. Dari segi typo sih aku cuma nemu 2 aja.

Overall lumayanlah untuk 3 bintang. Pesan moralnya sih, jangan sampai menghancurkan masa depan hanya karena patah hati.
Profile Image for Truly.
2,762 reviews12 followers
July 11, 2014
Sudut Bumi 200ZX

Cintaku
Belahan Jiwaku
Pusat Kehidupanku

Sangat merindukanmu!
Sekian lama tak bertemu membuatku kian merasakan betapa besar pengaruhmu dalam kehidupanku. Semua tak sama tanpa hadirmu. Restoran favorit kita sekarang justru jarang kudatangi karena akan membuatku kian merana karena merindukanmu. Sudut yang sama, menu yang sama hingga pramusaji yang masih sama. Warung kopi di pojok itu juga menjadi tempat yang menakutkan bagiku. Masih bisa kurasakan harum kopi favoritmu, bisa kuhitung dengan jelas dalam ingatanku berapa banyak potongan kecil roti bakar yang kau makan.

Aku juga kian malas berbelanja di swalayan. Wajah keras kepalamu yang selalu memaksaku membeli pengharum dan pelembut pakaian dengan harum tertentu selalu melintas diingatanku saat melewati rak khusus diterjen. Bau harum sabun mandi cairmu seakan membuai indra penciumanku ketika melewati deretan sabun cair. Semua hal di sekelilingku seakan mengingatkanku pada pusat kehidupanku, kau.

Tanpamu aku bukan apa-apa.
Aku juga tidak akan menjadi siapa.
Selama ini aku selalu menjadi bayanganmu, menemanimu kemanapun kau melangkah (kecuali urusan kamar kecil ^_^), berkompromi pada banyak hal. Sehingga tanpamu di sisiku membuatku merasa tak utuh.

Mungkin, itu juga yang membuatku merasa bersimpati pada kisah percintaan Renata dan Panji. Kisah percintaan ala abad ini dibuat dengan manis oleh Herlina P. Dewi. Kisah percintaan memang selalu menjadi topik yang paling mudah dialihkan dalam wujud novel. Aku sangat bisa memahami bagaimana perasaan Renata saat Panji harus meninggalkannya.Apapun penyebabnya tidak bisa menutupi fakta mereka berpisah.


--------
-------
----
Profile Image for Rachel Yuska.
Author 9 books245 followers
January 16, 2014
Maaf banget yaaah telat menyetor ripyu huhuhu.

Langsung aja deh mau kasih komentar tentang buku Seribu Kerinduan.

Sesuai dengan covernya yang gloomy, novel ini bukan romance centil ceria dan menggemaskan. Romance-nya juga gloomy, sarat kekecewaan dan sakit hati. Covernya sangat mewakili isi novelnya kok.

Lalu sekarang isinya. Novel ini bercerita tentang Renata yang bekerja di sebuah majalah mode ibukota. Ia berpacaran dengan Panji yang ortunya masih memikirkan bibit-bebet-bobot. Nah, singkat cerita, Renata bukanlah calon menantu yang diidam-idamkan ibunya Panji. Dengan terpaksa, Panji menuruti kehendak ibunya dan menikahi wanita pilihan ibunya tersebut.

Saat membaca scene ibunya Panji, asli saya jadi inget bu Subangun, wuahahaah.

Lalu, Renata luntang-lantung dan putaran hidupnya juga jadi berubah 180 derajat.

Renata bertemu dengan seorang pria yang kelak membantunya.

Novel ini nuansanya memang suram dan bersentuhan dengan dunia hitam. Tapi percaya deh, abis baca endingnya nggak akan bikin hati jadi suram.

Congrats untuk Dewi untk novel pertamanya yang sukses bikin saya mengharu-biru. Ikut deg-degan waktu Renata datang ke resepsinya Panji.

Saya menunggu karya Dewi berikutnya. Keep it up, Wi ^^
Profile Image for Qiserra.
42 reviews1 follower
July 1, 2014
Wow ini buku keren bagus banget , menarik banget , membuat emosi tak terkendali tapi eittt nggak cuman itu aja . ok kita mulai ya bahas ini buku. Buku ini aku baca 2014 , telat banget aku baca ini buku , soalnya ternganjal oleh duit tapi akhirnya bisa baca juga.


Beberapa hal yang bagus dari buku ini
1. Penyampaian tulisannya bagus, sederhana tapi tetapa keren isi ceritanya
2. Karakter yang bagus menurutku dua laki-laki
3. Ide ceritanya keren meskipun sebenarnya ini agak sensitive tapi di kemas dengan cantik tapi tanpa meninggalkan pesan, moral, dan hiburan.
4. Gaya tulisanya bagus , rapi dan pemilihan alurnya tepat .


Beberapa hal yang tidak bagus di buku ini
1. Karakter perempuan , gampang sekali memaafkan
2. Pemikiran perempuan ini terlalu dangkal sampai-sampai mau melepaskan harta yg berharga.
3. Penggambaran setting cerita sedikit, padahal kota yang di jadikan setting banyak yang bagus.
4. Endingnya biasa kurang ngena menurutku .


Itu saja yg bisa saya review , jika ada kesalahan yg di sengaja atau tidak saya mohon maaf karena saya berkomentar apa adanya.
Profile Image for Tikah Kumala.
Author 6 books4 followers
October 28, 2013
Setelah draf naskah ini tertidur selama dua tahun,sekarang akhirnya bangkit di tahun 2013.
Ia didandani dengan sampul yang cantik, diberi nama dengan judul yang sarat rindu berlebihan. Namun, begitulah rindu. Sedikitpun rindu, ia tetap menggelisahkan.

Novel ini bercerita tentang kandasnya cinta sepasang kekasih.
Meski berhubungan selama empat tahun, tapi toh mereka tetap tidak bisa bertahan ketika restu orangtua lepas dari genggaman. Itu semua karena adanya perbedaan status sosial. Konflik inilah yang kemudian (mungkin) menjadi senjata penulis untuk membidik adat (yang dianggap) kolot. Kritik lain yang dimunculkan penulis, yaitu tentang cara pandang seseorang terhadap pelacur. Apakah itu? Baca sendiri ya di novelnya.

Tapi, saat membacanya, siap-siaplah hatimu untuk galau.
Gaya cerita yang mengalir, dan alur yang tidak membosankan membuat pembaca bisa dengan cepat menyelesaikan novel yang hanya 241 halaman ini.

Dan lagi, meski tokoh utama di novel ini adalah Renata dan Panji, tapi ada tokoh pendamping yang karakternya menyenangkan loh. Aku sukaaaaa banget sama Dion #Eh



Profile Image for Nisrina.
48 reviews14 followers
December 21, 2013
Seribu Kerinduan adalah sebuah novel, yang menurut saya, sukses memberikan gambaran tentang seorang yang sedang patah hati. Sebagai seorang yang pernah merasakan patah hati akut dan galau berminggu-minggu, novel ini sukses membuat saya mengatakan, “Iya! Orang lagi patah hati emang kaya gini…” *eh hahaha.

Well, sejujurnya saya merasa sedikit kecewa pada bagian akhir novel ini. Ya, saya merasa ‘patah hati’ dengan akhir di novel ini. Emmm, tapi yah namanya juga fiksi. Mau berakhir seindah apapun, semua toh tetep fiktif dan jarang terjadi di kehidupan nyata, termasuk dalam kehidupan saya *eh, hahahaha.

Anyhow, menurut saya novel ini unik. Dari segi tema, yaitu cinta, novel ini termasuk bacaan yang ringan dan bisa dibaca oleh semua kalangan. Namun, dari keseluruhan cerita dan kompleksitas yang ada, menurut saya, tidak semua orang bisa membaca novel ini. Ya, ada beberapa bagian dari novel ini yang belum pas jika dibaca oleh remaja usia jenjang pendidikan SMP dan SMA. Emm, ya itusih menurut saya, dari kacamata seorang mahasiswi psikologi semester, heheheuu.
Profile Image for Eka Situmorang-Sir.
169 reviews26 followers
May 14, 2014
At first I dislike the slow plot of this book. Until almost half of the book, the story is just running around about the break up. The writer tries so hard to show how painful a forced split up is. Ok, I get it. It's just I've been in that situation and it didn't really took me that long and that desperate to move on.
But that's just me. Guess the tolerance of every person in facing a break up is different.

Yet, when I come to the middle of the book, I found that I like the twisted plot. It's something new that I don't predict at all.

Btw the writer beautifully written the scene like she brings me there. Most of the venue is in Jakarta and Yogyakarta, two cities I know well and the writer describe it perfectly :) Luv it!
One of the smart move I also like is, the writer hang the question whether this is a true story or not up in the air :D You make me curious, dear!

Hope, there'll be new novel coming up!
Profile Image for Icha Ayu.
Author 5 books22 followers
January 13, 2014
Hampir semua perempuan pasti pernah merasakan yang namanya ditinggal kekasih. apalagi kalau orang tersebut adalah "the one". Seribu kerinduan berhasil membuat saya merasakan perasaan sakit hati, kecewa, duka, perih, terluka yang dialami oleh Renata saat ditinggal oleh kekasihnya. Kecewa yang membuatnya kehilangan segalanya. Luka yang membuatnya tidak bisa membuka hatinya untuk orang lain.

Good Job Mbak Dewi!!! Begitu mulai baca sulit untuk berhenti dan akhirnya ikut terbawa dengan perasaan yang ditulis di dalamnya. I can feel that this book was written with all your heart...

Harus baca untuk akhirnya bisa mengerti ;)
Profile Image for Just_denok.
366 reviews6 followers
January 7, 2015
"Harapan, apa pun warnanya...mungkin sebuah kemewahan. Dan aku cukup senang karena kemarin kita sempat memilikinya"(Renata kepada Panji, pg. 63)

Novelnya kurang panjaaaang.Hahahaha... Aku ngerasa Panji kurang menderita lagi :D. Apalagi galaunya Rena akibat Panji, bikin gadis itu terpuruk. Pengennya sih Panji lebih memohon2 lagi pada Rena. Terus crush nya Rena dengan Panji baru sekali setelah terpisah lama, lalu tiba2 mereka ketemu lagi dengan kondisi yang sudah baikan. Feel maaf2annya terlalu cepat untukku. Jadi rasanya nanggung. Hihi.

Pokoknya ditunggu novel2nya mb Herlina yang lain, aku suka gaya Mbk Herlina nulis :)
Profile Image for florencika.
27 reviews
January 25, 2014
awalnya mikir beli novel ini... dan lagi cover.a mengundang rasa penasaran. setelah baca sinopsis di blkng.a mikir lagi. dan akhirnya beli.
buka hlaman pertama aq mikir, ini kok ceritanya jauh dari bayangan aq ya? tapi nyatanya itu cuma prolog doang. hahaha,, setelah dilanjutin ternyata baru dapet sisi melownya.
feel.a dapatlah waktu si rena galau(?) mode on... dan si panji dengan segala sisi perfect.a bikin aq esmosis...
yaa~ setidaknya pelajaran buat yg tidak pernah mengalami rasanya ditinggal. jangan galau berlebihanlah XD otl
review saya kok jadi aneh kyk gini ya? -___-
Profile Image for Vanny Kusumawardhani.
14 reviews
June 15, 2014
Another easy read from Literary book prescribed by the Author Ika Natassa.

Sebuah cerita tentang seorang gadis yang dikecewakan oleh cintanya dan beralih menjadi pelacur, karena membuatnya merasa kembali dihargai. Tapi justru dari sanalah, awal hidupnya dimulai.

It's pretty good, exceed my expectation, and fast reading (only takes 2 hours). Perfect to end my day.
This is not a kind of book that I will buy from the book store, because I don't really like the summary behind the book cover. I'm grateful that I gave it a try.
Profile Image for Putri Kurnia Nurmala.
71 reviews3 followers
July 12, 2014
Ceritanya mengaduk-aduk perasaan. Tutur katanya sederhana, tapi ya, tetep ngalir aja. Penceritaan dari dua sisi tokoh itu membuat novel ini kaya cerita. Yang hobi genre mellow bin galau, buku ini harus masuk list must-have. Ada beberapa hal yang masih kurang di beberapa sisi: dari latar belakang life-twisted Renata yang menurutku masih kurang greget dan ending yang ftv banget. Aku curiga novel ini merupakan alter-ego Mbak Herlina yang difiksikan karena memang beberapa bagiannya terasa nyata dan menyentuh. *sok tahu* :))
Profile Image for Febrianti Pratiwi.
59 reviews7 followers
February 14, 2014
Seribu Kerinduan adalah novel terbitan Stiletto pertama yang aku baca. agak aneh sama layout-nya, soalnya gak ada pembeda (font atau size) antara kejadian sekarang sama flashback dari Renata di awal cerita. tapi dari segi ceritanya sendiri... top! gak banyak novel yang bisa bikin nangis, tapi ini salah satunya yang berhasil. cuma sayang, endingnya sudah kebaca dari waktu Panji memutuskan gak berhubungan sama ayu di pernikahan mereka.
Profile Image for Halida Hanun.
325 reviews13 followers
July 6, 2014
saya sebal sama tokoh utamanya, Renata. Tapi saya juga belajar dari dia kalau kelak saya nggak boleh seperti dia.

selain itu, saya juga sebal sama ending-nya. untuk masalah sekompleks itu, kalau saya sih tidak akan segampang itu memberikan kata maaf dan menerima Renata kembali. tapi kalau namanya cinta mah ya ceuu, lain urusan.
Profile Image for Ichi Aulia.
1 review2 followers
October 31, 2013
cuman butuh waktu semalem aja buat baca ni novel. kereeen. suka sama kata-kata & ceritanya. covernya juga pas banget dengan isinya. pokoknya sukak banget.... tempat2 di jogja banyak, berasa lagi ngeliat langsung adegannya, kalau dibuat film, udah kebayang seperti apa, heuheu
Profile Image for Evi Rezeki.
Author 7 books34 followers
March 11, 2014
3,5 bintang buat novel ini. Karakternya kuat-kuat. Tokoh-tokoh yang bisa menggerakkan cerita. Great Job Mbak Dewi ^^b
Profile Image for Paul Agus.
1 review
November 25, 2013
Novel yang BEDA dari novel kebanyakan. Dari segi tema dan juga karakter tokoh utama. MANTAP!
Displaying 1 - 30 of 37 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.