Menjadi perempuan adalah sebuah kebanggaan, sebuah perjuangan, dan perjalanan yang tak pernah usai. Sejarah perempuan di dalam lingkaran peradaban selalunya ditulis dengan tinta paling kelam, diwarnai oleh cerita-cerita paling suram.
Berkaca dari sejarah dan kehidupanlah, maka cerita-cerita dalam kumcer Payudara terlahir, sebuah teriakan terpendam perempuan-perempuan ketika dibenturkan kepada opini masyarakat dan peradaban.
"Writing is not just a profession, but a fate to be fulfilled."
El,dulu lebih dikenal dengan nama pena Skylashtar Maryam, adalah salah satu penulis yang diundang ke UWRF 2013. Terjun ke dunia penulisan sejak tahun 2012, masih menganggap dirinya sebagai "anak bawang".
Lebih banyak menulis cerpen dan puisi. Selain menulis, juga berprofesi sebagai desainer kover dan penata letak lepas. Sekarang tinggal di Kota Cimahi, Jawa Barat.
Perempuan, perempuan, perampuan. Pahit, pahit, pahit.
Ketika aya hampir lupa bagaimana gaya penulis Indonesia menggambarkan penghuni-penghuninya. Dan teringat buku ini sebagai pinjaman dari kawan baik hati, mengobati dahaga saya akan literatur negeri sendiri dengan khasnya.
Nasib perempuan dalam 27 cerpen di buku ini cukup membuat dada saya perih. Ijah, Raya, Isum, dan nama-nama tokoh perempuan lainnya. Yah, tidak heran, sih. Amaravati memang seorang penulis yang jahat terhadap tokoh-tokohnya. Setidaknya itulah anggapan saya terhadap penulis ketje ini, setelah saya membaca cerpen-cerpennya.
Hey! Saya jumpai pula kisah yang dahulu sempat gentayangan di kepala saya; kadang-kadang sekarang pun ada, sih. Tapi, sekarang kadang-kadang saja, semacam rindu yang kadang-kadang datang kepada siapa pun yang (mungkin) mau dirindukan, atau tidak dirindukan. Atau tentang sikap seseorang yang saya rasa kurang adil terhadap diri saya. Well, bisa dikatakan 'jahat'. Dan sebagai orang yang merasa--dan mengaku--baik (kadang terlalu baik), saya pikir; sepertinya saya harus menjadi penjahat agar tidak dijahati. Mungkin saya akan bahagia. Dan pikiran 'pendek' lainnya. Nah, sepertinya pikiran saya dengan Amaravati terhubung. Sebab di halaman 53 saya menemukan kisah berjudul "Jahat"
Berikut cuplikan cerpennya:
"Saya bukan orang jahat. Meski banyak orang jahat yang berusaha menjahati saya. Namun, itu bukan berarti saya berubah menjadi orang jahat dan balas menjahati mereka yang telah berbuat jahat kepada saya. Sekali lagi, saya bukan orang jahat. ................................................... Saya tidak lagi menjadi orang baik. Saya berubah jadi jahat, dia malah berniat menjadi orang baik. ................................................... Dia jadi orang baik. Orang baik yang tidak bahagia. Sedangkan saya tetap menjadi orang jahat. Penjahat yang bahagia." (Jahat, hal. 53)
Tapi tentu saja, pikiran menjadi 'penjahat' itu tidak kunjung saya realisasikan--tidak akan pernah. Menjadi orang baik yang dijahati itu kadang melegakan juga: saya merasa tidak berdosa, dan rajin mengelus dada.
Nah, kalau saya terkesan--karena merasa terhubung--dengan cerpen itu, barangkali kamu lain lagi. Tertarik membacanya? Silakan hubungi penerbitnya Metafor Imagination (marketing: 08121176256), atau hubungi langsung penuisnya. Siapa tahu ada cerpen yang bikin kamu merasa terhubung juga. :-)
Baru kali ini tak berhenti membaca sebuah kumpulan cerpen. Selesai dibaca hanya dalam waktu 5 jam, dan harus diakui, jejaknya akan bertahan sangat lama, sebagai gambaran tentang perempuan, dari sudut pandang yang berbeda dengan kisah Cinderella. Fiksi, memang, tapi sangat terasa sebagai tumpahan pengalaman pribadi yang dibukukan. Perjalanan perempuan yang -entah siapa pun namanya- terseok dan tertatih menyusuri hidup yang keras dan berkerikil tajam. Penulis buku ini, tampak jelas, melihat kehidupan "du cote noir" (*Perancis), dari sisi yang berwarna kelam, hitam, bukan warna pastel yang lembut atau warna pelangi yang cemerlang. Kumpulan cerpen yang pada saat menutup halaman akhirnya menyisakan tanya tentang nasib kaum perempuan, yang tak selalu beruntung. Mereka yang bisa tersenyum, bukan karena bahagia, tapi seringkali karena sinis. Buku yang membuat dahi berkernyit karena pilihan katanya yang pedas.