“Kamu. Iya kamu! Pernah mikir nggak sih, gimana susahnya menjaga hati? Tapi, kenapa kamu justru pergi dengan perempuan jalang itu. Kamu benar-benar lelaki sialan!”
Rasa benciku kini menggunung. Rasa sakitku tak dapat ditahan. Rasa kecewa atas sebuah pengkianatan. Rasa sesal. Semuanya menumpuk menjadi satu. Semuanya bercampur aduk. Ingin segera melupakannya. Tapi, cinta tak semudah itu pergi dari hati. Aku putuskan untuk mengabadikan kenangan ini, melalui origami hati dalam botol. Tapi aku sadar, kalau suatu saat, aku akan didatangi kenangan itu. Bahkan, saat aku tak siap sekalipun.
Memang benar, cinta adalah cara Tuhan mengisi hati dengan hal-hal yang kadang tak pernah aku pikirkan. Hingga akhirnya, seorang lelaki baru hadir menggantikan kamu. Tapi, kenapa kamu kembali hadir saat Tuhan memberikan harapan baru untukku. Sekarang, aku ragu. Kamu atau dia yang harus kupilih? Kenapa saat merasakan jatuh cinta, aku tak punya tempat untuk membaginya.
Bodoh memang kalau aku harus memikirkan kamu. Lelaki yang tak pernah tahu tentang sakit yang kurasakan. Tapi kalau tak bodoh, bukan cinta namanya.
“Tuhan. Aku berharapa Kau memilihkan lelaki mana yang pantas untukku. Sebab aku tahu, Engkau tak pernah salah dalam memilihkan siapa yang tepat untuk aku.”
"Bodoh memang kalau aku harus memikirkan kamu. Lelaki yang tak pernah tahu tentang sakit yang kurasakan. Tapi kalau tak bodoh, bukan cinta namanya", kutipan favorit.. tak bodoh namanya kalau bukan 'cinta'.. cinta itu kadang tak pernah punya logika, tapi selalu indah bila dijalani.. cinta tak pernah memilih kepada siapa dia akan berhenti, tapi ketika kita telah dipilih oleh orang lain sebagai cintanya, hargailah mereka.. cinta datang karena terbiasa, dan jangan sampai menyesal dikemudian hari..
tanya kenapa? "gw hanya seorang pembaca" baiklah biar gw jelasin secepat kilat sebagaimana gw baca buku ini. secepat kilat karena penuh emosi pengen cepet selesai bacanya. buku karangan selebtweet (lagi) yang diterbitkan oleh WM (lagi)*kecewa banget* dengan susunan cerita yang memporakporandakan imaginasi saya sebagai pembaca. idea cerita bus*k, karakter yang menjenuhkan alias FLAT.banyak banget pengulangan adegan cerita, bahasa yang dipake di setiap percakapan itu terlihat sangat baku berantakan (ada saja-aja. idih-dih) *kalau mau baku ya gpp tapi jangan garing*, beberapa bagian cerita sangat aneh dan bertolak belakang. otak gw spining around karna gw harus memasukan beberapa karakter di satu bab cerita. gw pikir ini cerita soal aruna doank ternyata ada karakter lain yang mesti tumbuh dan sangat mengganngu. buku ini ada bagusnya sih, covernya doank. terima kasih karena untungnya gw pinjem jadi gak rugi beli ni buku (curhat dikit).
Ide ceritanya umum. Kisah cinta segitiga dan jatuh cinta diam-diam. Konflik ringan. Cuma, kalau menurutku gaya bahasanya plin-plan. Nggak tau apa memang mau baku, atau tidak. Dan itu bikin nggak nyaman bacanya. Yang bikin saya bertahan baca buku ini sampai ending adalah saya penasaran dengan Origami Hati milik Aruna. Akan diapakan? Atau jadi apa? Soalnya di cerita ini benda itu ada. Tapi fungsinya seolah cuma sebagai diary, tempat curhat Aruna tapi tidam berimpak spesial pada ceritanya. Padahal dijadikan judul buku, mestinya ada sesuatu, kan? Ini hanya kertas-kertas tempat curhat yang disimpan di toples. Itu pun jarang nongol. Lebih banyak kisab patah hati Aruna dan cerita jalan-jalannya dengan Bagas. Tapi ya tetap ada hal menarik juga dari buku ini. Sekretariat Ganto. Redaksi kampus itu termasuk organisasi keren. Dan menurut saya porsi cerita organisasi ini dalam novel ini terasa hidup. Seru sih kayaknya. Tapi ya dibalik ketidaknyamanan saya membaca buku ini, ada satu pesan tersirat bisa saya petik dari buku ini: bahwa cinta adalah dia yang membiarkanmu menjadi dirimu sendiri.
Sejak SMA emang udah ngerasa nggak cocok sih sama cerita-ceritanya:) Origami Hati ini tetep kubaca karena wishlist zaman SMA yang baru sekarang kesampean. Dan ternyata, hasilnya sama:"
Banyak poin-poin dari cerita yang 'nggak aku banget' mulai dari jenis ceritanya semacam roman-roman picisan gitu. Diksi-diksi yang dipaksain puitis sehingga unsur novelnya terasa kurang membumi. Jalan ceritanya juga satandar--sebenernya its okay--tapi pengemasannya kurang.
Mulai dari diksinya tadi. Ya Ampun, aku lumayan mengkel sama kalimat pujangga-pujangganya:" mana diulang-ulang terus, aku ngitung dah berapa kali kalimat 'langit/bintang seperti gadis perawan yang malu-malu etc-etc' diulang-ulang:". Ceritanya juga diulangin mulu kayak perasaan Putri terhadap Bagas. Kayaknya setiap adegan Putri pasti nggak lupa dijelasin tentang cinta diam-diamnya terhadap Bagas, always:( Mana dialog Aruna dan Bagas di pantai pertama kali itu apa dah. Ada dialog kayak gitu?
Ceritanya jumpy di pov. Di satu babak panjang tentang Putri yang merasa tersakiti, tiba-tiba satu paragraf langsung ke Bagas, terus balik lagi. Dan yang paling bikin aku keki, semua orang di cerita ini seolah pakar cinta woiii. Semuanya dah pada ngerti banget tentang cinta secara holistik, bahkan penjual pun kasih nasehat tentang cinta. Haduh.
Memang trope cerita yang kayak gini bukan my cup of tea.
Jadii bisa dibilang novel ini adalah novel Boy Candra pertama yang aku baca. Sebelumnya pernah tau temen yang baca dengan judul lain, tapi aku cuma baca sebagian kecil aja.
Sama seperti judul dan ilustrasi yang ada di cover buku “Origami Hati” ini, novel ini menceritakan tentang Aruna dan cerita yang dia tulis di kertas origami kemudian Ia lipat hingga berbentuk hati. Semacam journal atau catatan harian penting, namun diutarakan dalam origami tersebut. Kisah Aruna (biasa dipanggil Runa) dimulai saat dia mengetahui bahwa pacarnya, Haga, ternyata telah merusak kesetiaan yang Aruna bangun selama ini. Saat Ia berusaha untuk memperbaiki hatinya, Bagas datang sebagai orang asing yang memberinya rasa bebas.
First of all, penulisan narasinya cantiiiiiik banget🎀 Cara penulis mendeskripsikan latar pun mendetail. Character development tiap tokoh cerita, konflik dan penyelesaiannya yang berhasil bikin aku greget, plus plot twist tentunyaa. Sosok Bagas si penyuka senja, hobi menemukan tempat baru dengan pemandangan bak lukisan lalu betah duduk disana berlama-lama, berhasil membawa ketenangan di hidup Runa.
Baca novel ini ngajarin kita buat mensyukuri hal-hal kecil yang ada di sekitar kita, terutama alam dan cantiknya. Sederhana tapi terasa istimewa😆💓 Recommended !
Cerita romance yang khas Boy. Entah karena sudah lama nggak baca kisah menye-menye, kisahnya jadi terasa picisan sekali. Cukup untuk mengisi kegalauan karena bingung mau baca apa.
Dan, aduh, tokoh laki-lakinya senja banget. Romantis-romantis manis, penuh dengan kalimat puitis.
Kalau anak remaja baca buku ini, dijamin baper. Tapi berhubung aku yang baca, jatuhnya malah geli. Wkwk
Dan judulnya, kukira mewakili sesuatu dalam ceritanya. Ternyata hanya karena tokoh perempuannya suka menulis origami hati. Sebagai bentuk pelepasan rasa di dalam dadanya. Sayangnya nggak terlalu ter-highlight.
Padahal aku menaruh harap ada info lebih tentang origami hati, atau paling tidak filosofi origami hati itu sendiri.
Ini buku ketiga bang Boy yang aku baca setelah Satu Hari di 2018 dan Catatan Pendek untuk Hari yang Panjang. Awalnya buku ini sangat membosankan. Tapi lama kelamaan, dapet bahagianya, humornya, dan sedihnya. Suka sama ceritanya. Hanya saja, untuk perubahan povnya itu yang membuat kadang bingung, karena perubahannya cepat, bahkan masih dalam lembar yang sama bisa langsung berganti pov, jadi membutuhkan "pemahaman" yang ekstra. Hahaha, dan kalo boleh menerka, saat baca novel ini "ngerasa" Bagas itu seperti Bang Boy Candra.
Cocok buat remaja yang suka menye-menye. Bahasanya ringan dan mudah dipahami. Masalah yang dibahas sebenernya cenderung romantisme dunia perkuliahan. Buat saya yang cenderung suka cerita yang klimaksnya bikin up and down, buku ini buat saya kurang. Tapi untuk para pembaca yang suka menye menye teenfiction gitu. Sabi lah buat baca ini. Terimakasii 💙
Sejujurnya saja aku masih penasaran bagaimana nasibnya putri. Kasian banget menyukai bagas dengan sangat tapi bagas tidak sama sekali melirik. Dan mungkin memang Aruna lebih menarik. Ya kadang takdir memang selucu itu
hmm menurutku ini novel bgus, ringan buat remaja, konflik nya engga terlalu ribet, cuman emang agak sakit di awal waktu diceritain tentang masalalu, tapi untuk ending belum ngena. Aku pikir akan ada cerita luar biasa setelah sakitnya di khinti, tapi di buku ini aku ngliatnya sekedar obat patah hati.itu ajasih hehe :D
aku tertarik sama novel ini karna liat ilustrasi nya yang *aku bangeeet* karna memang abis patah hati penngen nyari yang tema *menemukan sosok baru* hehe, sempet bingung mau beli apa engga secar uang pas2 an aja waktu itu , tapi entah aku tertarik banget sama covernya yang hmmm cutee, alhasil dengan sedikit pertimbangan aku memutuskan untuk beli novel ini. seneng juga ternyata di dlamnya ada origami hati beneran :D ada amplop surat dan pembatas berbentuk toples . super cute!