Sejarah Sriwijaya, kerajaan maritim terbesar di tanah Sumatra, sejak lama terkubur dalma berbagai prasasti dan piagam peninggalan masa lalu.
Belum banyak penggalian sejarah yang dilakukan. Padahal, inilah pusat lalu lintas niaga yang paling tua sekaligus urat nadi ekonomi terpenting di Asia Tenggara.
Karya ini merupakan rintisan pertama dalam penulisan sejarah Sriwijaya, yang merunut jejak-jejak arkeologis keberadaan Sriwijaya di masa lalu secara kritis dan akurat.
Berdasarkan buku ini, saya menemui beberapa pengetahuan baru kepada saya berdasarkan penyelidikan yang dilakukan oleh penulis. Pertama: telah ada rekod/ catatan perhubungan kerajaan Sriwijaya dengan Tiongkok (China),
Kedua: Lokasi pemerintahan Sriwijaya terletak sama ada di Palembang atau Jambi,
Ketiga: Pengetahuan kita tentang Sriwijaya adalah berdasarkan tinggalan bangunan/candi, batu bersurat/prasasti, rekod dari China, India dan Arab dan kajian sarjana orientalis,
Keempat: Agama Buddha memainkan peranan penting dalam ketamadunan Sriwijaya sehinggakan pendeta I-tsing singgah bertahun-tahun untuk mempelajarinya,
Kelima: Sriwijaya mempunyai hubungan baik dengan kerajaan Sailendra,
Keenam: Kedah merupakan pusat pemerintahan Sriwijaya selain Palembang,
Ketujuh: Sriwijaya lemah selepas diserang oleh Chola dari India dan pemerintah kecil mengisytiharkan kemerdekaan, perpecahan dalaman dan serangan kerajaan Majapahit,
Kelapan: Adityawarman adalah tokoh yang membentuk kerajaan Minangkabau dan beliau pernah dibesarkan di Istana Majapahit.
Buku ini memberikan wawasan mendalam tentang sejarah dan kekuatan maritim kerajaan Sriwijaya, dengan penekanan khusus pada elemen pertahanan maritim yang menjadi salah satu pilar utama keberhasilan kerajaan ini.
Salah satu aspek paling menonjol dalam pertahanan maritim Sriwijaya adalah penguasaan Selat Malaka. Dalam buku ini, penulis menjelaskan bagaimana kontrol atas jalur perdagangan utama ini tidak hanya memberikan keuntungan ekonomi, tetapi juga memungkinkan Sriwijaya untuk membangun benteng-benteng pertahanan dan pos-pos strategis yang mengawasi perjalanan kapal-kapal yang melintas.
Buku ini juga menyoroti pentingnya armada laut yang kuat sebagai komponen vital dari pertahanan maritim. Sriwijaya tidak hanya membangun kapal-kapal yang dirancang untuk perdagangan, tetapi juga untuk pertempuran. Penulis menggambarkan bagaimana investasi dalam angkatan laut ini membantu kerajaan untuk melindungi kepentingan ekonominya dari ancaman eksternal.
Penulis memberikan perhatian pada pengembangan pelabuhan-pelabuhan yang aman dan efisien, terutama di Palembang. Pelabuhan yang baik berfungsi sebagai basis operasional bagi angkatan laut dan tempat perlindungan bagi pedagang. Ini menciptakan sistem pertahanan yang terintegrasi, di mana keamanan pelabuhan berkontribusi pada kekuatan maritim secara keseluruhan.
Aspek menarik lainnya yang diungkapkan dalam buku adalah bagaimana Sriwijaya menggunakan diplomasi untuk memperkuat pertahanannya. Dengan menjalin aliansi dengan kerajaan lain, Sriwijaya tidak hanya memperkuat posisinya tetapi juga menciptakan jaringan keamanan maritim yang saling mendukung. Ini menunjukkan bahwa pertahanan tidak selalu harus bersifat militer, tetapi juga bisa melalui hubungan baik dengan tetangga.
Kemampuan Sriwijaya untuk beradaptasi dengan perkembangan teknologi maritim dan strategi pertempuran. Dengan terus berinovasi, Sriwijaya mampu mempertahankan keunggulan di lautan, yang menjadi kunci untuk menghadapi ancaman dari kekuatan maritim lainnya.
Secara keseluruhan, buku Sriwijaya oleh Slamet Muljana menawarkan analisis yang komprehensif tentang pertahanan maritim kerajaan ini. Melalui penguasaan jalur perdagangan, pengembangan armada, infrastruktur pelabuhan, diplomasi, dan inovasi, Sriwijaya berhasil mempertahankan kekuatannya selama berabad-abad. Pandangan saya di sini menunjukkan bahwa pertahanan maritim bukan hanya tentang kekuatan fisik, tetapi juga tentang strategi yang cerdas dan adaptasi terhadap perubahan zaman. Buku ini sangat direkomendasikan bagi siapa saja yang ingin memahami lebih dalam tentang peran maritim dalam sejarah Asia Tenggara.
Memerihalkan berkenaan Kerajaan Sriwijaya dari awal hingga kepada pengakhirannya berdasarkan kepada rekod China, India, Arab dan juga pada prasasti yang dijumpai sekitar Alam Melayu.
Baca ini karena memang benar-benar tertarik pada kisah Sriwijaya, pasca saya mengenal Kompleks Percandian Muarojambi. Tapi sayang, buku ini terasa seperti benar-benar co-pas laporan riset. Bagi pembaca awam yang memaksakan diri untuk membaca sejarah, seperti saya, buku ini terasa sangat berat.
Namun, terimakasih untuk penulis yang telah mendokumentasikan sejarah sepenting ini.