Jump to ratings and reviews
Rate this book

さよなら妖精

Rate this book
「哲学的意味がありますか?」

一九九一年四月。雨宿りをする一人の少女との偶然の出会いが、謎に満ちた日々への扉を開けた。遠い国からはるばるおれたちの街にやって来た少女、マーヤ。彼女と過ごす、謎に満ちた日常。そして彼女が帰国したとき、おれたちの最大の謎解きが始まる。覗き込んでくる目、カールがかった黒髪、白い首筋、『哲学的意味がありますか?』、そして紫陽花。謎を解く鍵は記憶の中に――。忘れ難い余韻をもたらす、出会いと祈りの物語。著者の出世作となった清新なボーイ・ミーツ・ガール・ミステリ。

325 pages, Kindle Edition

First published February 1, 2004

14 people are currently reading
155 people want to read

About the author

Honobu Yonezawa

86 books169 followers
Honobu Yonezawa (米澤穂信), Yonezawa Honobu, born 1978) loved making up stories even as a child and began writing fiction at the age of 14. By the time he got to university he was posting stories on his own website. After graduation he continued writing while working in a bookstore, and first got into print in 2001 when Hyoka (Ice Cream), a YA mystery novel he submitted for the Kadokawa School Novel Prize competition, earned an honorable mention. Sayonara yosei (Farewell, Sprite), a critically acclaimed story of the relationship between Japanese high-school boys and a girl from war-torn Yugoslavia, helped cement his reputation when it was published in 2004. Since then he has been a regular presence on lists of the year's best mysteries. Oreta ryukotsu (Broken Keel) won the Mystery Writers of Japan Award for Novels in 2011. Though known especially for his distinctive and fresh blending of the tale of youth with the whodunit, Yonezawa has also made forays into science fiction, as with 2006’s Botorunekku (Bottleneck) and 2007’s Inshitemiru (Try Indulging), a sinister "murder game" story. In 2013 he published the novel Rikashiburu (Recursible). He is a leading figure among Japan's younger generation of mystery writers.

source:http://www.booksfromjapan.jp/authors/...

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
47 (30%)
4 stars
72 (46%)
3 stars
33 (21%)
2 stars
2 (1%)
1 star
0 (0%)
Displaying 1 - 30 of 44 reviews
Profile Image for Akaigita.
Author 6 books237 followers
August 20, 2020
Rate: 4.3/5⭐

Buku ini akan lebih tepat diberi judul Hujan Bulan Juni, tetapi itu hanya milik mendiang Eyang Sapardi. Dari prolog hingga epilog, kita tak sudah-sudah disuguhi adegan hujan. Bedanya, yang di prolog terasa menyenangkan karena tokoh-tokoh penting kita akan bertemu, tapi di epilog 💔💔💔

Kisah Goodbye Fairy dibawakan dengan narasi yang kalem--cenderung mengesampingkan emosi, di beberapa tempat penjelasannya berbelit-belit, tetapi sesungguhnya indah dan pedih kalau diresapi sedikit lebih dalam. Jika saja sejak awal Moriya tahu ke kota mana Maya akan pulang, mungkin ia akan mencegahnya mati-matian, atau mungkin lebih bersikeras lagi untuk berkunjung ke negara asal Maya. Namun, dengan persahabatan singkat mereka selama dua bulan, Maya sepertinya sudah bisa mengenal karakter Moriya lebih daripada Moriya sendiri. Dia tidak ingin Moriya ikut bersamanya ke Yugoslavia.

Eh kalau aku yang narasiin jadi romance banget ya? Padahal ini novel khas Jepang sih, lebih menggali sisi dalam pribadi tokoh-tokohnya daripada aksi di luar. Beberapa kali Moriya menegaskan bahwa ia dan teman-temannya itu tidak terlalu dekat. Dari cara mereka memanggil satu sama lain juga kelihatan banget kalau mereka sebenarnya nggak akrab. Moriya ke Tachiarai aja yang hubungannya agak kompleks, tipikal dua orang pintar yang saling sindir dan gengsi menyetujui satu sama lain. Tapi keberadaan mereka itu bikin gregetan. Tahu nggak kayak episode pertemuan Naruto dengan Sasuke? Mereka nggak cocok, tapi pertemuan mereka dinanti-nantikan. Kira-kira begitulah Moriya dengan Tachiarai ini.

Buku ini cocok dibaca orang-orang yang sudah punya dasar pengetahuan tentang Jepang, karena permainan kata dan candaannya level advance banget sih aku nggak ngerti. Nggak bisa ketawa. Paling-paling ketawanya waktu Moriya mikir sambil mabuk. Rururururu. Aku malahan sering nangisnya baca ini. Adegan Moriya kasih jepit rambut ke Maya itu ah sudahlah. Walaupun nggak dimaksudkan untuk jadi romantis, aku mau nangis aja gitu karena iri.

Yah meskipun alurnya lambaaaat banget, ini buku yang bikin aku lupa segala tugasku di rumah. Seantusias itu aku bacanya. Apalagi pas tahu editor buku ini adalah kak Prisca Primasari. Ah, sudahlah, autonangis. Sayangnya buku ini nggak terlepas dari cacat sih. Di bab pertama aja udah ada saltik yang bikin bingung. Di situ tertulis tahunnya 1991, padahal seharusnya 1992. Di bagian tengah buku juga beberapa kali aku nemu kata yang susunan hurufnya terbalik-balik, kayaknya karena kecepetan ngetik dan luput dari koreksian karena otak manusia tidak menganggapnya sebagai eror.

Itu kelemahan dari segi terjemahannya ya. Sekarang soal tulisannya sendiri. Di beberapa bagian kentara banget infodump-nya, di antaranya tentang informasi negara-negara Yugoslavia itu. Memang sih, infodump itu ada gunanya buat penyelidikan Moriya dkk., jadi dimaafinlah. Waktu Moriya nyari-nyari di negara mana letak suatu kota, aku buru-buru mbatin "google aja!" tapi lupa kalau Google belum ada di zaman itu. Moriya melakukan semua penyelidikannya lewat buku, koran, dan TV. Dilan di tahun segitu ngapain?

Baca buku ini rasanya kayak nonton acara di tv NHK yang tentang pertukaran budaya Jepang dengan budaya luar negeri itu. Eh, NHK apa Waku-Waku ya, lupa. Menyenangkan sekaligus kelam, dan sedih di bagian akhir. Sayangnya Moriya nggak menunjukkan ledakan emosinya. Entah karena dia orang Jepang, atau penulisnya yang memang kurang piawai menghadirkan emosi.
Profile Image for Alyaa.
28 reviews6 followers
August 8, 2020
Menurutku eksekusi buku ini kurang memikat. Aku gak menemukan tujuan lain yang mau disampaikan penulis selain mau menyampaikan secuil kisah tentang pecahnya Yugoslavia yang dibungkus dengan kisah fiksi. Sejujurnya aku sangat menyayangkan hal ini, padahal buku ini berpotensi buat jadi bacaan seru.

Moriya, Maya, dan teman-teman yang lain kesannya hanya jadi pemanis dan penyampai soal pecahnya Yugoslavia ini. Rasa-rasanya mirip baca buku sains semacam WHY atau KUARK, kalau kalian tau🤭, tapi bedanya kedua buku itu menyampaikan pembelajaran lewat petualangan para tokohnya dalam bentuk komik, sedangkan buku ini mengemasnya dengan cerita fiksi.

Bahkan bisa kubilang kalau aku lagi gak dalam mood baca yang bagus, buku ini berpotensi DNF. Tapi syukurlah aku masih bisa lanjut🙈

Menurut aku buku ini kurang menimbulkan simpati pembacanya. Kalau kamu gak tertarik sama sejarah dunia terutama sejarah Yugoslavia, berat kukatakan, tapi kamu bakal bosen sama buku setebal 360 halaman ini.

Tapi seriusan gaada bumbu apa-apa selain kemisteriusan Maya dan negara tempat ia berasal, yang mana sangat disayangkan mengingat topiknya menarik. Padahal aku berharap banyak sama kedekatan Moriya dan Tachiarai. Tapi mereka berdua, yang katanya sahabatan dari tahun pertama SMA, kayak gak ada kemistri sama sekali. Gak bohong lah aku kalau aku berharap di antara mereka ada bumbu-bumbu percintaannya wkwk🤣🤭 Tapi ternyata tidaks adoo~ Pertemanan mereka lempeng2 bae kayak jalan tol. Bahkan lucunya masing2 dari mereka bisa dibilang gak "sedeket itu"

Tapi ternyata sekitar 30an halaman menuju akhir, buku ini mulai berasa seru (wkwkw telat banget? iya emang😂🙈) karena ngorek kemisteriusan Maya. Dan penilaianku terhadap buku ini naik dikit lah karena tokoh Tachiarai menurutku satu2nya yang punya karakterisasi yang kuat dan konsisten. Aku suka banget cewek2 badass macam si Sendo alias Tachiarai Machi ini😍

Yah, aku sebenernya kecewa karena ternyata alurnya selempeng itu. It's just not my cup of tea🙈 Tapi gak apa sih, yang penting sedikit terobati karena dideskripsikan pemandangan macam-macam di Fujishiba😄
Profile Image for Harumichi Mizuki.
2,430 reviews73 followers
December 16, 2023
Aku sangat menyukai buku ini meski di banyak bagian waktu dalam buku ini terasa berhenti karena minim adegan aksi. Dari buku ini aku jadi sedikit tahu soal sejarah Yugoslavia. Buku ini juga banyak menuliskan tentang detail budaya Jepang yang jarang dibahas. Melihat bagaimana Maya sering penasaran dengan kejadian yang dianggapnya aneh selama di Jepang, lalu bagaimana orang-orang di sekitarnya berusaha berpikir tentang misteri di balik kejadian-kejadian aneh itu, aku jadi teringat pada gaya penceritaan dalam novel-novel Hyouka.

Sayang sekali di ending Maya ternyata malah... Aaaaaaaaa! Apalagi epilog yang menunjukkan detik-detik terakhir itu. Sedih. Dalam perang, orang-orang sipil tidak bersalahlah yang paling banyak menderita.

Tapi maksud dari "Fairy" di sini apa ya? Merujuk pada Maya? Enggak dijelaskan sama sekali.
Profile Image for CJ Tillman.
385 reviews7 followers
February 8, 2024
Yonezawa’s commitment to complex endings is really commendable and the ending of this really packs a punch. The cultural aspects of this novel were great, and it’s cool that it includes a foreign character from a non-obvious country. The history worked in to this novel is really interesting, especially as I was barely alive at the time of these events. I think Yonezawa completely nails the young adult feeling of NEEDING to do something for a cause but knowing how powerless you are. That being said there are a lot of dull parts in this and I think a lot of the “mysteries” feel really forced (albeit interesting), some almost feeling like they were added after the fact due to contractual obligations. All in all definitely the most unbalanced of Yonezawa’s works that I have read so far, but still has a ton of stuff that make the read more than worth it.
Profile Image for Nining Sriningsih.
361 reviews38 followers
May 6, 2020
Sayonara Yosei / Goodbye Fairy..
asli kalau nggak ada tulisan jepang di cover sampul penerbit Haru, q nggak bakal nemu buku'y disini..
XD

kalau q jadi Maya, q juga bakal penasaran sich sama adat dan kebiasaan orang" Jepang..
jadi di buku ini, q jadi tahu tentang kebiasaan orang" Jepang..
jadi nambah pengetahuan banget sich..
:D

oia..
q jg belum pernah baca Hyouka sama sekali..
dan buku ini nggak ada hubungan'y sama sekali sama Hyouka..
tapi mungkin cara penyampaian'y ke Maya, jadi kayak Teka-Teki gitu..
lumayan seru sich..
:p

ending cerita'y, baca sendiri aja dech, biar penasaran..
:p
Profile Image for rasya swarnasta.
102 reviews21 followers
April 9, 2021
Beberapa hal yang ingin saya bicarakan soal novel ini.

Tachiarai. Saya suka sama karakter ini, hampir suka kayak saya suka dengan Fukube Satoshi (karena sama-sama tokoh ciptaan Honobu Yonezawa, apalagi katanya cerita ini akan dijadikan bagian dari Hyouka, saya pengin sekali nganggap kalau Tachiarai ini Fukube Satoshi). Sekalipun karakterisasinya nggak mirip, terutama bagian prolog dan betapa dia ini dingin (walaupun Satoshi juga punya sisi "dingin" yang mirip-mirip dengan "menarik diri"), tapi pembawaan dan nuansa yang Tachiarai bawa itu mirip-mirip dengan Satoshi ... caranya Tachiarai tahu tapi memilih untuk diam, atau Tachiarai suka meledeki Moriya, atau Tachiarai punya jalan pikirannya sendiri .... Pokoknya, suka sekali sama Tachiarai T__T

Kayaknya cuma itu yang saya paling suka. XD Tapi, sekalipun ini antara suka-dan-benci, tapi saya mau menyebut soal betapa tokoh-tokohnya di sini pinter semua. Pinter sampai rasanya nggak tahan. Mungkin dasarnya Moriya itu pinter ya, karena walaupun dia bergantung pada Tachiarai, tapi dia tetap tahu hal-hal trivial yang ... nggak tahu sih, saya jadi bertanya-tanya, apakah semua pelajar Jepang kayak gini? Tapi representasi pelajar Jepang dalam novel kebanyakan dari Honobu Yonezawa, jadi sepertinya kesimpulannya nggak tepat. Jadi, oke, berarti valid kalau saya katakan bahwa tokoh-tokohnya di sini pinter nggak ketulungan. Hiks. Jadi susah merasa dekat dengan mereka.

Lalu, ini jelas spoiler, tapi, sialan sekali Maya dibuat meninggal. Ketika saya baca kenyataannya, saya sampai termenung lama dan memejamkan mata, antara sedih dan kehilangan kata-kata. Saya mudah kesal kalau ada tokoh yang dimatikan, dan saat membaca ini pun, saya juga kesal rasanya, sangat kesal sampai-sampai saya menganggap bahwa bagian bonus yang menceritakan sudut pandang Maya itu sangat nggak perlu rasanya. Sampai sekarang pendapat ini masih ada.

Hal yang saya senangi adalah karena saya belajar banyak dari buku ini. Soal pecahnya Yugoslavia, terutama. Tapi selain itu adalah kutipan-kutipan tentang peribahasa, atau pengetahuan lainnya, yang sering diceletuki dalam novel ini.
1. Hyakubun wa ikken ni shikazu, lebih baik melihat sekali daripada mendengar seratus kali.
2. Sakidatsu mono wa nai, tidak ada yang bisa pergi duluan, artinya 'menyatakan tidak punya uang'.
3. Mizuhiki adalah tali untuk mengikat kotak hadiah. Dulu, barang yang diimpor dari Tiongkok diikat dengan tali warna merah-putih, dan orang Jepang yang menerimanya berpikir bahwa warna itu punya arti dan berpikir bahwa hadiah memang seharusnya diikat dengan tali warna merah-putih.
4. Di Jepang, kartu remi disebut trump karena salah dengar triumph saat diteriakkan orang asing ketika menang dalam permainan kartu. Labu disebut kabocha karena berasal dari Kamboja, dan mengira itu nama buahnya. Kari disebut kare yang artinya 'pedas', salah kira mengira itu namanya. Kanguru dalam bahasa setempat artinya 'saya tidak tahu', kapten James Cook tersalah mengira itu nama hewan tersebut.

Lalu, kutipan yang saya suka: Ajak aku ke dunia yang bukan di sini ... :,)

Ada lagi, yang cukup menyedihkan: Ganti saja nama kota ini, misalnya Los Angeles, dengan nama itu, seluruh dunia pasti akan memperhatikan, kan? Sedih TAT

Oh, ya, satu lagi. Saya suka ide "mengontraskan" antara Yugoslavia dan Jepang. Sekalipun Moriya pintar, tapi dia tumbuh dan berkembang sebagai orang Jepang di Jepang, dan saya suka ketika dia butuh waktu untuk mencerna soal konflik antaretnis dalam sebuah negara, terutama mengingat Jepang itu didominasi oleh satu etnis saja dan masyarakatnya cukup etnosentris. Saya pernah mengobrol dengan teman saya yang kuliah di Jepang soal jarangnya ada demonstrasi dan sikap eling politik di antara para pelajarnya, dan itu tecermin dengan baik, saya kira, ketika Moriya nggak habis pikir saat Maya bilang dia pengin jadi politisi.

(Dan ngomong-ngomong, saya suka Maya pengin jadi politisi. Kesadaran yang tumbuh dalam diri seseorang yang hidupnya dihantui perang dan kerusuhan.)

Saya juga pengin bahas Fumihara di sini. Kemunculannya tergolong sedikit sebetulnya, tetapi entah kenapa karakternya kuat (setidaknya lebih kuat dari Shirakawa) dan mengesankan. Caranya dia bicara, menatap, atau bersikap juga seperti penuh arti.

Buku ini dipinjamkan dari seorang teman. Saya menamatkannya dalam beberapa hari, dan saya berterima kasih karena buku ini memberi saya kekuatan untuk kembali membaca buku lagi setelah vakum sebulan.
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for Riatmi Ami.
71 reviews1 follower
June 3, 2022
Secuil kisah d balik pecahnya Yugoslavia pada 1992.

Kalimat itu yg membuat saya memutuskan membeli buku ini. Dan trnyata memang bagus. Saya suka buku yang di dalamnya ada petanya wkwkw

Novel ini bisa dirangkum ke 3 hal : sejarah, kebudayaan, misteri.
Profile Image for nina.
148 reviews8 followers
December 31, 2020
Sekarang aku tahu kenapa buku ini seharusnya jadi bagian dari seri hyouka. Memang tokoh-tokohnya banyak yang mirip dengan hyouka, terutama Maya yang mengingatkanku dengan Chitanda Eru. Banyak bumbu tentang sejarah negara asal Maya yang membuatku berpikir, "seharusnya aku lebih banyak belajar geografi dan sejarah lagi." Buku ini lumayan rumit buatku untuk dibaca karena Maya yang penasaran akan semua hal dan selalu 'apakah ada makna filosofisnya?', dan jawaban yang diterangkan teman-temannya membuatku berpikir keras juga sampai bingung sendiri wkwkwk. But I really enjoyed it. I give this book 4.5 out of 5 stars.
Profile Image for Fadila setsuji hirazawa.
350 reviews4 followers
January 3, 2025
"Yugoslavia adalah nama dengan harapan Slavia Selatan bisa bersatu. Mungkin saja awalnya semua itu hanya kebohongan. Akan tetapi, sejarah tidak akan melupakan kami" Hal.290
.
Pertemuan pertama Moriya Michiyuki dengan gadis bernama Maya yang berasal dari negara Yugoslavia. Pertemuan itu terjadi pada Bulan April 1991.
Misteri bukan hanya muncul ketika Maya menanyakan pertanyaan "apa ada makna filosofisnya?" Namun juga menjadi pertanyaan besar ketika Maya pulang ke negaranya tanpa memberi kabar.
Apa yang terjadi pada Maya setelah kepulangannya ke Yugoslavia?
.
.
.
☔️ Selain kover yg cantik, saya pikir vibes novel ini berbeda jauh dgn Hyouka namun juga tiap karakternya sangat Hyouka, terutama Maya dan kalimat saktinya ke Oreki🤭 Ada yg jadi penggemar novel dan anime Hyouka?

☔️ Memuat sejarah negara yg pernah ada namun kemudian terpecah di 1992 dan bagi saya pribadi seperti menggambarkan bagaimana tdk mudahnya rakyat dari sebuah negara yg terancam bubar🥺
Selain itu, unsur budaya yg cukup kental dan makna dari sebuah simbol, rasanya menambah warna pada novel ini.

☔️ Takjub dgn bahasa terjemahannya yg indah dan pemilihan diksinya bikin kalimatnya jadi seindah karya sastra terjemahan gitu🥰👍🏾 Menurut saya pribadi, apabila tdk diterjemahkan dgn hati-hati, pembaca yg tak menguasai bahasa Jepang spt saya akan sulit paham maksd dari penulisny.

☔️ Alur terasa cukup lambat diawal, namun entah bagaimana nuansa didalam ceritanya bikin saya terhanyut dan ketika mengetahui penyelesaian dari misteri keberadaan Maya membuat saya tak bisa berkata-kata. Sekeren itu👍🏾

Salah satu kalimat yg menurut saya indah yg ada di novel ini:
Saat itu, aku terpana pada ilusi dunia yang dibawa Maya. Aku hanya ingin bergantung pada dramatisasi dunia yang baru kulihat. Dengan menyatakan bahwa itu memang demi keuntunganku sendiri, aku tidak perlu jadi seorang hipokrit...
Profile Image for Edmund Kevin.
38 reviews
July 14, 2021
4/5 stars

Buku ini adalah buku fiksi sejarah yang dibalut dengan pertemanan anak SMA. Saya menyukai tema dari buku ini yang cukup menarik dan tentunya dengan cerita yang juga luamayn seru.

Cerita ini mengisahkan tentang seorang gadis Yugoslavia bernama maya yang karena ayahnya memiliki pekerjaan di jepang ia ikut ke jepang namun karena ada suatu masalah dia tidak memiliki tempat tinggal sampai akhirnya dibantu oleh seorang pemuda jepang yang akan menjadi temannya selama 2 bulan di jepang.

Cerita keseharian para tokoh sangat menarik dengan berbagai informasi tentang budaya jepang dan beberapa situs rekreasi atau bersejarah di jepang terutama di Fujishiba. Selain itu juga terdapat 'kasus' kecil kecilan yang membuat maya penasaran dengan makna filosofis dibalik suatu kejadian.

Saya mengerti mengapa awalnya buku ini dimaksudkan menjadi bagian dari seri kotenbu karena beberapa kemiripan dari para karakter dan tema kehidupan anak SMA serta rasa penasaran salah satu karakter utama yang akhirnya membuat teman temannya mencari kebenaran tentang suatu 'kasus'.

Buku ini diceritakan dari sudut pandang Moriya, pemuda jepang yang bertemu dengan maya saat ia baru sampai di Fujishiba. Narasi yang diberikan juga menarik dan jelas sehingga kita dapat mengetahui jalan pikiran Moriya. Dari sudut pertemanan memang sepertinya mereka belum sedekat itu tapi mungkin Moriya yang paling dekat dengan Maya sehingga Maya melarang Moriya ikut ke Yugoslavia.

Ending dari bukunya sungguh membuat sedih dan saya masih belum menerimanya 😭 selain itu semua sudah cukup baik, penerjemah dan editor juga melakukan pekerjaan yang apik 😁
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for deliadel.
5 reviews1 follower
December 5, 2024
Awal membaca merasa susah buat lanjut karena terlalu banyak narasi. Kualitas terjemahannya so-so, bisa dimengerti secara kebahasaan tapi sulit dipahami maksudnya. Ada kalimat yang perlu dibaca dua-tiga kali baru bisa paham. Terus cetakan yang aku punya banyak typo. Ini buku Honobu Yonezawa pertama yang aku baca, tapi aku cukup familiar dengan karya-karya khas beliau karena animasi Hyouka dan Soshimin. Beda dengan anime tersebut, misteri di Goodbye Fairy kental dengan budaya Jepang sehingga rasanya agak kurang relatable karena ya, pemicunya diambil dari sudut pandang Maya yang dari luar negeri, yang rasa penasarannya tinggi akan budaya baru yang bukan budayanya. Masih seru, tapi aku pribadi merasa setidaknya harus ada sedikit pengetahuan tentang bahasa Jepang buat mengerti maksud dari pembicaraan para tokoh sepenuhnya. Terus aku kurang tau seberapa akurat informasi tentang pecahnya Yugoslavia dalam buku tersebut, tapi aku rasa sudah lumayan kalau tujuan awalnya untuk mengedukasi pembaca Jepang tentang kejadian tersebut. Bagian yang paling aku suka adalah endingnya. Setelah bosan karena narasi panjang, rasanya satisfied dengan ending yang memiliki sedikit twist dan emosional. Overall not my best read, but still good.
1 review
October 24, 2020
Score 3.5/5

awal cerita sampai 3/4 buku agak sedikit pusing karena banyak nya info tentang yugoslavia yang dilempar ke pembaca. Agak sedikit bingung karena latar dari tokoh kurang dijelaskan dan hanya dikenalkan dengan nama dan kepribadian.
1/4 terakhir dari buku akan semakin penasaran dengan ending yang ya... lumayan lah. agak gk begitu seneng sih disuguhin ending yang kayang gitu. walaupun gk sampai menitikan airmata tapi ya masih lah buat nyesek karena ekspektasi awal dari cover dan prolog cerita nya gk bakal punya ending yang kayak gitu.
untuk yang ingin membaca nya dan masih menimbang nimbang, saya sarankan untuk membacanya karena ceritanya lumayan bagus kalau bisa bertahan dengan 1/3 buku yang banyak info tentang yugoslavia. buku ini juga membuat saya tertarik lalu mencari cari di internet tentang konfilk yang dulu terjadi di yugoslavia.
Profile Image for Vina Himura.
62 reviews1 follower
August 26, 2023
I give this book 3,8/5 star

Buku ini termasuk tipe2 slice of life (i guess). Actually i like the character Moriya, Maya, Tachiarai, Fumihara dan Shirakawa.

Diawal alur ceritanya sangat lambat dan terkadang sedikit membosankan.
Di buku ini banyak disuguhkan informasi tentang Yugoslavia. Salah satu negara yg gak pernah aq dengar. Akhirnya membuat aq penasaran dan searching di google. Ternyata ada informasi tentang masing2 negara yg pecah dari Yugoslavia. thats kind of cool.

Tetapi sangat disayangkan chemistry pertemanan antara Moriya dan Tachiarai tidak terlalu berkembang dan lucunya mereka cenderung "tidak dekat" padahal mereka sudah bersama dari kelas 1 SMA. Berharap ada romance tipis2 diantara keduanya but its not gonna happen..
Dan endingnya lumayan nyesek kenapa harus seperti itu. I really hope to be a happy ending tapi sesuai judul bukunya mungkin "Goodbye Fairy".

Profile Image for Mitha Septiandari.
93 reviews1 follower
February 11, 2024
"In every meeting, there's a parting."
This quote fits perfectly with this novel. What a brief meeting to lasts forever, and perhaps it left a bitter taste in Moriya's memory, but also it helped him to grow to be a bigger person.

Like any other Yonezawa-sensei's books, Goodbye Fairy was also full of mysterious elements in it—and the mystery always the insignificant, almost neglected things in daily lives—perhaps more melancholic than his other works. It's raining a lot in this story and the air of parting was so strong that you would feel bittersweet even in their happy, heart-fluttering moments. The kind of realization that this happiness would only last for a limited period of time.

And cruelly, their parting meant forever, which left a hollow feeling when you read the last page and closed the book.
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for Dinur A..
258 reviews98 followers
September 6, 2020
Ini jenis cerita yg seharusnya mengharu-biru dan bikin nangis darah, tapi ya namanya juga fiksi jepun, aftertaste-nya lebih ke bikin hampa dan bengong aja gitu.

Buku ini sangat khas fiksi jepun; minim penggalian latar belakang tokoh dan lebih berat di uraian kepribadian, nyaris ga ada ledakan emosi begitu mencapai klimaks, ambience yg selalu sunyi dan hampir dreamy, serta penuh dgn makna subliminal yg gampang luput klo pembacanya ga familier dgn cerita2 khas jepun. Dan karena ini Yonezawa Honobu, plotnya pun masih padat misteri, walaupun jelas Goodbye Fairy ini lebih dimaksudkan untuk jadi cerita yg melankolis dgn bobot yg lebih berat dibanding Kotenbu series. Saya sih auto suka sama buku ini karena memang dari sananya bucin Kotenbu, tapi saya rasa pembaca yg awam dgn Kotenbu series akan lebih susah adaptasi sama pembawaannya Yonezawa.

Sekarang tinggal nunggu kapan Haru bakal nerjemahin Hibike Euphonium (versi animasinya sama2 keluaran Kyoto Animation juga; one of the best anime series I've ever watched, sumpah cinta bgt), saya yakin ga bakal kalah sukses dgn Kotenbu.
Profile Image for Adi Nugroho.
4 reviews
March 3, 2021
Goodbye Fairy karya Yonezawa Honobu ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan cerita ini adalah pembawaan yang benar-benar berbeda dari karangan yang lain, kedua novel ini memiliki alur yang bisa dibilang menurutku cukup kelam ditambah dengan kondisi cuaca yang yang memang sepanjang cerita disuguhi oleh nuansa hujan. Kebudayaan Jepang tetap melekat dalam cerita ini.

Kekurangan dari novel ini menurutku terlalu serius dan kelam. Pembawaan misteri dalam novel ini seolah terkesan dipaksakan. Sejarah Yugoslavia dalam novel ini hanya diceritakan mungkin sekitar 10 persen dari keseluruhan cerita, tetapi detail.

Bagiku ini novel yang cukup menarik yang pernah ditulis oleh Yonezawa Honobu.
11 reviews
August 4, 2025
Cara penyampaian cerita yang ada di buku ini sangat kental dengan nuansa "Hyouka". Namun, saya mengalami kesulitan dalam memahami permainan kata yang muncul dalam cerita, mungkin dikarenakan saya membaca hasil terjemahan dalam bahasa Indonesia sehingga ada makna makna yang kurang bisa tersampaikan, selain itu terjemahan yang saya baca terlalu kaku sehingga cukup membutuhkan pikiran lebih untuk memahami setidaknya bagi saya. Secara umum, ceritanya yang disajikan cukup menarik, naik turun emosi cukup saya rasakan terutama menjelang klimaks cerita, tetapi pace ceritanya terlalu cepat dan setiap bab terlalu singkat (seperti pada anime Hyouka, tetapi bagi saya kurang pas untuk cerita semacam ini) sehingga terkesan terlalu terburu buru.
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for serenity.
29 reviews1 follower
March 24, 2022
There are a lot of mentions of Japanese culture, and maybe too much for a non Japanese readers. It feels like you won't get the full experience if you're not Japanese or not delve enough into Japanese culture (such as myself). Overall the story is great but there's a lot of stuff that's too hard for me to understand.
Another not for Hyouka fans, although this book is written by the author of Hyouka, don't expect this one to be similar to Hyouka. In many way, this book is completely different genre
Profile Image for Asha.
94 reviews8 followers
July 15, 2022
basically ini mirip sama hyouka ya, denger2 harusnya buku ini emg lanjutan dari series hyouka. ceritanya tentang friendship & lil' bit bahas perpecahan yugoslavia. this book is not my cup of tea, tapi cover bukunya cantik bgt makanya memutuskan utk beli hehehe

i don't like the end from this book, yah tapi sebenernya udh bisa nebak juga sih akhirnya bakalan kyk gimana kalau baca dari sinopsisnya. tapi gak sampe bikin nangis kok
1 review
June 5, 2020
さよなら妖精 / Sayonara Yōsei / Goodbye Fairy

I finished this novel a few days ago. But, I still remember it clearly like I'm still reading it.

This novel was written by Yonezawa Honobu, and was translated to Bahasa Indonesia by Penerbit Haru.

And, I'll say it clearly. THIS IS THE BEST NOVEL I'VE EVER READ!
Profile Image for Arya Maulana Wiarnata.
2 reviews
February 20, 2022
Ceritanya cukup bagus,dengan perkembangan karakter yang baik, dan latar yang mengisahkan budaya jepang tahun 90an dapet banget. seandainya diberikan bumbu romance mungkin akan lebih baik. Serta seandainya dugaan saya yakni tokoh utama berhasil ke Yugoslavia sehingga memungkinkan penyelamatan heroine mungkin akan menjadi cerita yang jauh menarik. Namun sayang ending berkata lain.
Profile Image for Zahrailazah.
15 reviews2 followers
November 11, 2023
Tidak ada yang cocok dengan peperangan. Siapa pun, di mana pun, dan kapan pun.

Buku ini berlatar belakang sejarah yang kental. Walau sampulnya berwarna ceria (tapi ini cocok dengan nuansa "fairy"), tapi pembahasannya tidak seindah itu. Entah berapa kali nangis di lembar tertentu karna penceritaannya yang luar biasa bagus.

🍉 jaga kemanusiaan kita
Profile Image for Riza.
169 reviews7 followers
May 24, 2021
Novel dengan alur maju mundur yang mengisahkan sekawanan anak SMA Fujishiba yang bertemu dengan seorang gadis dari Yugoslavia yang merantau ke Jepang. Perjalanan mereka sangat menarik buatku karena dari kisah ini aku belajar sedikit banyak tentang budaya dan filosofi Jepang.
Profile Image for Drea Fleur.
3 reviews
November 25, 2022
Sebenernya cerita ini bagus.

Hanya saja pace di awal cerita cukup lamban dan membosankan. Tapi 'twist' yg disajikan di pertengahan dan akhir cerita benar-benar cukup mencengangkan.

So far so good. Sedikit banyak belajar tentang perang dingin juga.
Profile Image for zanubatiq_.
24 reviews
March 11, 2025
Yonezawa dalam buku ini bisa menulis scenery yang begitu hangat dengan narasinya; terutama tentang hujan. Nuansa buku ini begitu sendu. Namun, sayangnya saya baca agak boring dari cerita, karakter, dan dialog yang ditulisnya. Sudut pandang yang dipakai juga tidak menarik.
1 review
February 18, 2021
One of my favorite NOVELS,Little be sad at the end

This entire review has been hidden because of spoilers.
Displaying 1 - 30 of 44 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.