金田一少年の事件簿File08 首吊り学園殺人事件

金田一少年の事件簿File [Kindaichi Shōnen no Jikenbo File] (1 case file 1 book) #8

by Yōzaburō Kanari, 金成陽三郎, Seimaru Amagi

成績UPのため、有名予備校に通うハメになった金田一一（きんだいち・はじめ）。「首吊り学園」の異名を持つこの学園で、一は奇妙なイタズラ事件の調査を頼まれる。子守唄の流れる密室で首を吊られたニワトリ。現場に残される血文字。それはやがて、本物の連続殺人へと変わっていく。学園の生徒が、次々と首吊り死体となって発見されたのだ!!　1年前に自殺した生徒・深町充、そして50年前の集団自殺事件……。この連続殺人は学園に渦巻く怨念の仕業なのか!?　生贄の血を求める不気味な歌声が、呪われた学園に鳴り響く！

Genres: Manga, Mystery, Graphic Novels, Comics, Fiction, Crime, Comics Manga

280 pages, Kindle Edition

First published October 8, 2004

About the author

金成陽三郎

Reviews

[Aravena · Rating 4 out of 5]

"Seberat apa pun penderitaan yang dihadapi, orang yang punya motivator tidak akan bunuh diri. Seandainya ada seseorang yang menyadari lebih awal tentang anak-anak ini, pasti takkan jadi begini. Tapi, kami tak bisa melakukannya walaupun mereka ada di depan mata kami.”

Penilaian

Tema (latar, aspek sosial budaya, atmosfer visual): 4.5
Konstruksi Narasi (plot, karakter, pacing): 3.5
Konstruksi Misteri (trik, proses pemecahan, clueing): 4.0

Keseluruhan:
4.0, salah satu kasus yang berkesan buat saya berkat latar dan sejumlah momen bagus di dalamnya, meski lumayan terganjal oleh faktor motivasi pelakunya.

Nina Bobo dari Neraka…

Kasus pembunuhan kali ini bertempat di bimbel. Sekilas terkesan kurang ‘horor’ kalau dibandingkan latar khas Kindaichi lainnya (pulau terpencil, desa misterius, dll.), tetapi atmosfer suram benar-benar terasa melalui penggambaran sebuah institusi pendidikan sebagai penjara bagi pelajar di bawah tekanan. Menariknya premis kali ini adalah karena isu yang diangkat adalah masalah nyata dalam masyarakat Jepang, yaitu angka bunuh diri yang tinggi di kalangan anak-anak/pelajar.

Ditambah legenda ‘bunuh diri massal para narapidana’ dan ‘lukisan wanita yang rambutnya memanjang sendiri’, kasus ini cukup membuat saya merinding saat pertama membacanya. Satu hal yang paling saya suka adalah fungsi lagu komori uta (nina bobo-nya Jepang) dalam modus operandinya si pelaku, yang mengubah sesuatu yang bersifat mendamaikan jadi mengerikan. Selamat tidur… untuk selamanya.

Konstruksi Narasi

Ada banyak momen bagus karena fondasi latar dan temanya yang kuat, walau ada juga yang saya kurang suka dari segi penokohan.

Sebelum kita bahas lebih rinci, tepuk tangan dulu untuk ibunya Kindaichi, yang kembali berhasil ‘menjebak’ anaknya XD

Pas rasanya kalau cerita dimulai dengan jebakan ibunya Kindaichi, karena jebakan psikologis adalah plot device utama di kasus ini. Kindaichi dijebak habis-habisan oleh pelakunya sepanjang kasus, sebelum akhirnya ia menjebak balik si pelaku melalui psikotes rancangannya sendiri—salah satu momen pengungkapan pelaku favorit saya.

Dalam seri ini, ada beberapa kali momen hipotesis salah oleh tokoh lain (seperti Akechi pada Pembunuhan Legenda Setan Salju) yang harus dibetulkan Kindaichi, tapi kali ini Kindaichi sendiri yang salah membuat hipotesis. Untuk bisa menemukan jawaban sebenarnya, ia harus mengakui kesalahan dan mengesampingkan subjektivitas, walau kebenarannya lebih pahit ketimbang ‘jawaban salah’ yang ia ajukan sebelumnya. Proses ini diceritakan dengan baik.

Di sisi lain, walau penokohan detektifnya (Kindaichi tentunya) dan pelakunya (Asano) kuat, peran karakter-karakter lain terasa kurang berimbang. Ada dua-tiga karakter yang terkesan hanya menggenapi jumlah, dan tokoh-tokoh seperti Mori dan Akutsu terlalu nyentrik untuk bisa ditanggapi dengan serius. Kisahnya Miyazono (sebagai korban bully yang mendapat kekuatan dari Asano sehingga berani melawan balik) pun harusnya bisa lebih diangkat.

Masalah paling besar ada pada motifnya Bu Asano. Jujur, saya kecewa begitu mengetahui ada peranan faktor asmara, yang seakan mengikis esensi temanya. Menurut saya, bisa saja soal cinta-cintaan itu dihilangkan sehingga motifnya cukup sebagai pembalasan atas penderitaan murid-muridnya, apalagi karakter Asano memang sudah ditampilkan sebagai sosok guru berkepedulian tinggi. Entah, mungkin penulisnya merasa harus ada faktor yang lebih personal/kontroversial…

Bagaimanapun, saya harus mengakui kalau adegan epilog tentang lukisan Fukamachi untuk Asano itu cukup menyentuh. Seakan kebalikannya fungsi lagu nina bobo yang diubah dari mendamaikan jadi mengerikan, kisah lukisan wanita berambut panjang ini pun berubah dari mengerikan jadi mendamaikan.

Konstruksi Misteri

Tidak sedahsyat atau se-memorable beberapa kasus lainnya di seri ini, tapi bagus dari segi trik psikologis dan proses pemecahannya.

Poin utamanya ada di penerapan reverse psychology oleh pelakunya. Dengan membuat situasi di mana dirinya langsung dicurigai, secara jangka panjang ia memasang jebakan psikologis yang membuat orang berpikir “mana ada pelaku pembunuhan yang meninggalkan begitu banyak petunjuk yang mengarah ke dirinya? Ini pasti fitnah!”

Ruang tertutup yang terjadi pada pembunuhan pertama bukanlah ‘ruang tertutup’ sebenarnya, dan melalui peletakan huruf ko-mo-ri-u-ta yang sangat cerdik, sang pelaku berhasil menciptakan alibi dengan mengelabui pemahaman para penyelidik terhadap urutan pembunuhannya. Sederhana, tapi efektif.

Ada kombinasi yang bagus antara red herring dan Chekhov’s Gun di kasus ini; hal-hal yang awalnya terkesan penting (kisah tentang bunuh diri para narapidana, lukisan wanita berambut panjang) ternyata tidak berhubungan langsung dengan kasusnya, sedangkan hal-hal yang sepele (Muroi menyontek Kindaichi, kebiasaan Nito mematahkan ujung pensil, dan tentunya foto Fukamachi oleh Asano) muncul lagi sebagai bukti konkrit yang dimanfaatkan Kindaichi untuk meruntuhkan pertahanan sang pelaku.

Seperti biasa dalam kasus Kindaichi, ada aspek-aspek logistik yang bisa di-nitpick (apa sebegitu parahnya pengamanan pihak bimbel sehingga pembunuhnya bisa 5x berturut-turut memakai ruangan gedung sebagai TKP? Apa Muroi bisa tidak sadar ia mengerjakan soal ujian yang berbeda?). Namun, karena rencana pembunuhan di Kindaichi selalu tergolong high-risk demi keseruan cerita, tidak apa-apa buat saya asalkan tidak terjadi kontradiksi parah (plot hole). Yang mungkin lebih bermasalah adalah penyempitan tersangkanya yang tidak wajar; dalam cerita detektif yang baik, ada alasan kuat dari segi peluang/motif sehingga sekelompok tokoh dapat dijadikan tersangka. Sedangkan dalam kasus Pembunuhan Sekolah Gantung Leher ini, mayoritas tersangkanya seakan hanya terkumpul secara ngacak.

Apa Saya Berhasil Menebak Pelakunya?

Nope!

Ini salah satu tipe pelaku yang membuat saya menepuk jidat dan merasa harusnya saya bisa menebak dengan benar…. tapi gagal karena kebanyakan berpikir outside the box, padahal solusi sebenarnya sudah jelas di depan mata.

Dari awal, premis pemikiran saya sudah salah, sama dengan Kindaichi yang dijebak si pelakunya: “Karena X bukan pelakunya, siapa pelaku sebenarnya?” Padahal, X (Asano) tidak bisa serta-merta disingkirkan begitu saja dari kecurigaan. Fakta kalau Asano adalah tokoh yang terkesan paling baik dan simpatik dalam kasusnya membuat Kindaichi dan pembaca (yang cenderung tidak ingin tokoh seperti ini adalah pelakunya) jadi terkecoh.

Momen Paling Berkesan

Adegan saat Bu Yoko Asano menunjukkan album kenangan murid-muridnya, khususnya para murid yang memilih untuk bunuh diri. Lalu, kata-kata emosional beliau sebagaimana terdapat pada kutipan saya di awal ulasan ini.

Saat pertama kali membaca bagian ini, kata-kata itu meninggalkan bekas tersendiri dan membuat saya merenungkan dengan serius bila saya kelak menjadi seorang orangtua/guru.

Trivia

-Kemunculan pertama Takashi Senke, teman masa kecil Kindaichi, yang kelak akan muncul lagi di kasus Pembunuhan Hutan Anjing Setan.

-Sama halnya dengan Pembunuhan Desa Gedung Eropa, kasus ini juga tidak diadaptasikan ke seri animenya. Tebakan saya, karena isunya yang terlampau sensitif ditambah adanya adegan hubungan seks antara guru dan murid.

-Seperti biasa, edisi premium ini ‘merestorasi’ adegan yang disensor (secara kurang elegan) pada edisi lawasnya di Indonesia.

[♡︎ · Rating 2 out of 5]

there was actually math in this and i’m disgusted. like you think i picked up this book to do math??!! anyway this was over the top as usual but after a nice break from the pattern of who the killer usually is in the previous volume, the author returned to the same pattern in this volume even though in my opinion the attempt to not make it as blatant was a failed one. i still figured it out. i also did not enjoy this one as much as the others and found it difficult to focus on as well as unnecessarily long.

[Mizuki]

Review for vol. 23 https://www.goodreads.com/review/show...
Review for vol. 24 https://www.goodreads.com/review/show...
Review for vol. 25 https://www.goodreads.com/review/show...

'Murder at the Hanging School' is one of the best Youth Kindaichi Casebook murder mysteries!

Premise: Kindaichi and Miyuki went to a famed school to help the former to boost his poor grades. However, the school was haunted by many suicide cases committed by the students, all of them dead by hanging, and there are also rumors about a death curse from the World War II era...

Soon, students were murdered during the exam season, and a teacher was detained by the police, but is she the real murderer?

It's one of the Kindaichi murder mysteries that truly feels very tragic, and I like how the murderer schemed to kill the victims!

[Jeffrey · Rating 4 out of 5]

The Kindaichi Case Files (Kindaichi Shonen no Jikenbo) is a long running manga series published by Kodansha in Japan. They feature gruesome murders with convoluted solutions and this one is a perfect example of how utterly bizarre and twisted the solutions to these cases can be. The setting is a prep school where kids are known for hanging themselves, and during exam time, three boys kill themselves in rapid succession. Or did they? Find out for yourself, it's a fun, fun read.

[nur'aini tri wahyuni · Rating 4 out of 5]

suka nih cerita yg kompleks begini #tsaelah #gayalonay

ada banyak jebakannya, baik dari motif, pelaku, maupun latar belakang gedung itu sendiri.

sepertinya lawanlawan Kindaichi ini semakin lama semakin ketemu yg pintarpintar, ya. :))

[Mark · Rating 3 out of 5]

Good lord, that title.

Anyway, Kindaichi ends up at a prep school promising amazing results with university entrance exams and it turns out to be the typical Kindaichi pressure cooker where things simmer for about a chapter and then boil over for the rest of the book.

This is an okay outing. It has a devious locked room mystery with an elegantly inelegant solution and the book delightfully spends roughly a quarter of its length exposing the murderer, whose scheme is aggressively complicated, even by series standards.

The problem is that the suspect pool is even less interesting than usual and the entire case really hinges on the police not just being incompetent but willfully negligent in finding evidence. It’s plenty of fun during the denouement, but it’s not the most sturdy of the series’ cases - also the explanation for a side mystery about a painting is utterly lame.

There are some severe logic lapses (and again, that’s even acknowledging that this series thrives on those) that kill a bit of the fun too - with nothing isolating them with the culprit, why the hell do any of these students keep coming to school?

Worthwhile, but after the last one this is a bit of a step down.

[Kurtis Burkhardt · Rating 5 out of 5]

Really great Detective/Mystery manga! It has like Sherlock Holmes feel to it😻🧐🕵️‍♂️😁❤️

[Mike · Rating 4 out of 5]

Each case in this manga is a stand alone mystery, and this volume does not feature any unusual reappearances from earlier in the series. So while it's best to read them in order it's not necessary to enjoy the individual stories.

When Hajime and Miyuki apply to an exclusive prep school (under the usual manipulations of Kindaichi's mother) his tests scores don't exactly make the cut. The interviewing teacher gives Hajime a different challenge of his unique skills - he gets into the school on the condition of investigating a disturbing act of vandalism the teacher has been accused of. What our two hopefuls don't know is that they've just entered "hanging high"...

No Noose is Good Noose presents several interesting interconnected puzzles. There's a locked room mystery, mysterious rituals harkening back to the tragic past of the school and a supposed curse, and a haunted painting left by a deceased student. The background stories are intriguing and between the specter of past suicides and the air of bullying and suspicion there a real feeling of menace throughout. There's a lot of clever elements to the mysteries and their solutions, particularly in Kindiachi's approach.

That said, while everything's is very logical and still very much in the realm of fair play towards the reader, there are more obscured details this time around. The core mystery can be pieced out to a certain extent, but I wouldn't call it strictly "solvable", which puts this one a notch below the others in some sense. There are also some characters with somewhat suspicious behavior that's never really explained, which makes it look like the author just wanted to make them suspects.

Though not without a few missteps, No Noose is Good Noose is a very good mystery and another worthwhile case to follow Hajime on.

[Geert Daelemans · Rating 5 out of 5]

The Kindaichi Case Files never disappoints in bringing you an ingeniously plotted detective story. No Noose is Good Noose is no exception to this rule. The complexity of the deceit is overwhelming and the modus operandi is quite unbelievable. But that were never negative assets to this series. To the contrary. A Kindaichi-mystery should always be a totally over-the-top and crazy mind trip. That's exactly the point. Enough details are given upfront to make it possible for the reader to figure it out before Kindaichi calls all the suspects into one room. But don't get your hopes up. It takes a brilliant mind to see through the motivation of the players. Nevertheless it is a fun ride with never a boring moment.

[Noninuna · Rating 5 out of 5]

2019 reread: Another interesting case that stuck in my head even after years of read. Even tho the issues brought up in the case are still relevant to these days, one of them is a taboo which I started to think that it's a pattern by the authors to question morality of the readers to a certain degree. Still, it's fun!

[Mizuki · Rating 5 out of 5]

One of the best stories in The Kindaichi Case Files series, with chilling setup, cleverly written murder mystery, lots of plot twists and a meaningful story. After so many years it's still one of my favorite.

[Guguk · Rating 3 out of 5]

Entah memoriku yang kebentur salah inget atau apa, tapi seperti ada kasus serupa ini di komik Kindaichi yang lepasan (oneshot) itu...
Pembukanya pun sama dengan kasus sebelumnya, yaitu banyolan ibunya Kindaichi yang nakut-nakutin anaknya XD

Lumayan~ ( ´ ▽ ` )

[James · Rating 3 out of 5]

One of the better series in that genre. Like the artwork.

[Lady Knight · Rating 5 out of 5]

Great pick for mystery lovers! Definitely one you'll want to finish in one sitting... the art and the plot are done to creepy perfection and you need to know 'whodunnit' before you lay the book down.

[Mai Anh · Rating 3 out of 5]

Mình thích câu chuyện tình yêu giữa 2 con người ấy. Đau đớn, bất hạnh nhưng cũng thật rung cảm.

[Phù · Rating 4 out of 5]

4.5 ⭐

[Bito Dang · Rating 5 out of 5]

Ngày càng twist đọc đã dễ sợ 🥹

[Lê Tuyền ICHI · Rating 4 out of 5]

Vụ này hung thủ thao túng tâm lý đỉnh dã man.