Eko Prasetyo, seorang ayah, yang sementara ini mengontrak rumah di daerah Kotagede Yogyakarta, adalah alumnus Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (UII).
Karirnya dimulai sebagai guru taman kanak-kanak, kemudian editor, dan sekarang lebih banyak menghabiskan waktunya di Resist Book serta PUSHAM UII. Sebagian kegiatannya dihabiskan untuk membaca, mengasuh anak, serta menonton sejumlah film.
Pernah terlibat dalam TPM (Tim Pembela Muslim) untuk advokasi beberapa kasus hukum yang menimpa Laskar Jihad. Selain itu juga terlibat menulis buku untuk penerbitan Laskar Jihad yang berjudul "Tragedi Kebun Cengkeh" (2002) bersama Ustadz Ayip Syafruddin.
Keterlibatan yang mendorongnya untuk terus berdoa, agar Islam sebagai agama menjadi kekuatan yang mampu melawan segala bentuk kesewenang-wenangan. Hingga kini ia memilih untuk mempercayai bahwa Tuhan sangat pemurah dan penyayang pada semua orang yang memiliki nyali untuk melawan penindasan.
Karyanya: Orang Miskin Dilarang Sekolah!, Orang Miskin Tanpa Subsidi, Awas: Penguasa Tipu Rakyat, Orang Kaya di Negeri Miskin, Assalamualaikum: Islam Itu Agama Perlawanan!, Inilah Presiden Radikal!, Pengumuman: Tidak Ada Sekolah Murah!, Guru: Mendidik itu Melawan!, Astaghfirullah! Islam Jangan Dijual, Jangan Tanya Mengapa: Perusahaan Rokok Untung Besar!!, Minggir! Waktunya Gerakan Muda Memimpin! Soekarno, Semaoen, & Moh. Natsir, Demokrasi Tidak untuk Rakyat!, Jadilah Intelektual Progresif!, Orang Miskin Dilarang Sakit,
Sejak belum sekolah saya ingin sekolah. Sejak TK saya senang sekolah. Sejak SD saya sudah tahu biaya sekolah itu makin lama makin mahal. Sejak dulu saya tak pernah kapok sekolah. Dan saya juga jelas tahu dari dulu selalu ada sekolah murah. Sampai sekarang juga ada, sekolah murah yang tidak selalu murahan. Apalagi yang menyiksa semua siswa.
Membaca buku ini jangan terlalu serius, cukup serius saja sambil santai. Eko Prasetyo bersama Terra Bajraghosa meramu topik tentang sekolah yang tidak murah. Isinya satir, lucu-lucu getir. Buku ini ditulis tahun 2005, sekarang masih ada sekolah yang seperti itu (masih banyak juga kali ya); namun sudah banyak juga gerakan melakukan pembenahan. Termasuk program-program sekolah yang dibiayai pemerintah atau subsidi pendidikan yang sudah digalakkan beberapa tahun ini. Belum semua dan belum sempurna. Menantikan saat bisa membaca buku seri lain buatan mereka berdua.
penggambaran sisi lain dari sekolah secara konyol dan satir oleh Eko Prasetyo. Sayangnya Eko terlalu tendensius, yang secara langsung menyatakan bahwa semua sekolah itu salah.