Jump to ratings and reviews
Rate this book

Tuhan Izinkan Aku Menjadi Pelacur!

Rate this book
Dia seorang muslimah yang taat. Tubuhnya dihijabi oleh jubah dan jilbab besar. Hampir semua waktunya dihabiskan untuk sholat, baca al-qur’an dan berdzikir. Dia memilih hidup yang sufistik yang demi ghirah kezuhudannya kerap dia hanya mengkonsumsi roti ala kadarnya di sebuah pesantren mahasiswa. Cita-citanya hanya satu : untuk menjadi muslimah yang beragama secara kaffah.

Tapi di tengah jalan ia diterpa badai kekecewaan. Organisasi garis keras yang mencita-citakan tegaknya syariat islam di Indonesia yang di idealkannya bisa mengantarkannya berislam secara kaffah ternyata malah merampas nalar kritis sekaligus imannya. Setiap tanya yang dia ajukan dijawab dengan dogma yang tertutup. Berkali-kali di gugatnya kondisi itu tapi hanya kehampaan yang hadir. Bahkan Tuhan yang selama ini dia agung-agungkan seperti “lari dari tanggung jawab” dan “emoh” menjawab keluhannya.

Dalam keadaan kosong itulah dia terjerembab dalam dunia hitam. Ia lampiaskan frustasinya dengan free sex dan mengkonsumsi obat-obat terlarang. “Aku hanya ingin Tuhan melihatku. Lihat aku Tuhan! Kan kutuntaskan pemberontakanku pada-Mu!” katanya setiap kali usai bercinta yang dilakukannya tanpa ada secuilpun rasa sesal. Dari petualangan seksnya itu tersingkap topeng-topeng kemunafikan dari para aktivis yang meniduri dan ditidurinya – baik aktivis sayap kiri maupun sayap kanan (islam) – yang selama ini lantang meneriakkan tegaknya moralitas. Bahkan terkuak pula sisi gelap seorang dosen kampus Matahari terbit Yogyakarta yang bersedia menjadi germonya dalam dunia remang pelacuran yang ternyata anggota DPRD dari fraksi yang selama ini bersikukuh memperjuangkan tegaknya syariat islam di Indonesia.

261 pages, Paperback

First published January 1, 2003

404 people are currently reading
4720 people want to read

About the author

Muhidin M. Dahlan

38 books101 followers
Muhidin M Dahlan lahir di Donggala, Sulawesi Tengah, pada tahun 1978. Sempat beberapa waktu mengampuh ilmu di Teknik Bangunan Insitut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Jogjakarta dan Sejarah Peradaban Islam IAIN Kalijaga Jogjakarta. Kedua-duanya tak selesai. Mantan aktivis Pelajar Islam Indonesia (PII), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI-MPO), dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).

Menulis empat novel dan terlibat sebagai tim editor buku-buku Pramoedya Ananta Toer di lentera Dipantara sejak 2003, spesial penulis "Pengantar Penerbit" dan sampul belakang.

Sekarang menjadi kerani menengah di Indonesia Buku (I:BOEKOE) dan pernah ditugasi sebagai koordinator penulisan riset, seperti Seabad Pers Kebangsaan (1907-2007), Kronik seabad Kebangkitan Indonesia (1908-2008), 1001 Saksi Mata Sejarah Republik.

http://archive.ivaa-online.org/pelaku...

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
650 (34%)
4 stars
475 (25%)
3 stars
406 (21%)
2 stars
172 (9%)
1 star
174 (9%)
Displaying 1 - 30 of 252 reviews
Profile Image for Arifah.
15 reviews4 followers
Read
November 9, 2012
bagi teman-teman yang pemahaman aqidah islamnya masih kurang, saya anjurkan tidak membaca buku ini karena bisa menyesatkan aqidah islam kita.. walaupun dibungkus dengan cerita islam, namun pemikiran tokoh utama di sini sangat liberal dan terlalu liar. bila dilihat dngan teori psichoanalisis, pergolakan batin tokoh utama dalam novel ini grafiknya sangat ekstrim, tiba-tiba naik tiba-tiba turun. proses pergolakan batin tokoh utamanya tidak dijabarkan dengan step by step, bnyk proses yang hilang sehingaa ketika saya baca buku ini selalu terheran-heran, kok bisa tiba-tiba dia berpikir seperti itu? non-sense!!! unacceptable!!!
19 reviews3 followers
May 21, 2021
Sebelum masuk ke ulasan buku, aku ingin mengutip salah satu intisari dari bab Arjuna Vishada Yoga dalam Bhagavad Gita.

"Vishada berarti depresi/tekanan (karena duka) yoga di sini berarti bagian atau bab. Vishada Yoga, adalah permulaan dari Bhagavad Gita. Sebenarnya kalau ditelaah secara mendalam, maka rasa depresi atau vishada ini adalah anak tangga pertama menuju ke kehidupan spirituil atau kebatinan. Setiap manusia harus mengalaminya setelah tersandung dalam berbagai aspek kehidupannya yang gagal. Dan masuklah ia ke dalam suatu kegelapan seakan-akan tanpa jalan keluar. Kemudian barulah ia meniti secara perlahan dari gelap menuju terang."

Membaca buku ini, aku dapat merasakan dan mendengarkan perjalanan, keluh kisah seorang Kiran dalam menghadapi seluk beluk kehidupan. Bagaimana Ia mulanya sangat ingin berjuang mati-matian atas nama agama dan moralitas, berubah drastis menjadi seorang petualang seks. Sebuah proses dari gelap, terang, lalu jatuh ke gelap, lalu dapat menemui terang kembali.

Dari kisahnya, aku semakin bisa merenung dan belajar. Bahwa laku kita (manusia) dapat menentukan seperti apa nasib kita. Apakah nasib baik atau buruk. Senang atau susah. Kita dianugerahkan nalar dan kesadaran oleh Yang Maha Kuasa. Mungkin hal ini sudah terlalu terdengar lumrah dan sepele. Tapi nyatanya, kita seringkali abai. Lebih memilih terlena pada kepasrahan, menjalani ritual ibadah dengan ekspektasi ketinggian lalu ketika jatuh, kita cuma bisa marah dan menyalahkan Tuhan.

Mengutip kata-kata Kiran dalam buku ini "manusia bisa menjadi Tuhan. Menjadi bukan berarti sama dengan" sejatinya, Tuhan ada di dalam diri kita sendiri. Melingkupi setiap langkah dan waktu kita. Tuhan pun ada di mana-mana. Setiap hari dan orang yang kita temui adalah pelajaran yang dapat menuntun kita untuk semakin berwawasan dan lebih melihat ke dalam diri.

Satu hal lagi yang paling bisa diambil dari kisah Kiran, bahwa kita harus menerapkan pola "secukupnya" dalam berbagai aspek. Entah itu ibadah, mengejar prestasi, ambisi, juga soal cinta. Jangan sekali-kali terlalu menggantungkan harapan kepada seseorang atau entitas yang dianggap punya kekuatan "tinggi". Kita harus bisa menjadi manusia yang berdaya, mampu berdiri di atas kedua kakinya sendiri.

Jika ada yang bilang buku ini kontroversial, menurutku pribadi tidak. Atau jika iya, sesekali kita memang perlu belajar dari sesuatu yang dianggap kontroversial dan melanggar. Mengutip kembali kata-kata Kiran, "sesekali kita harus mendengar suara dari kaum yang termarginalkan. Supaya kita bisa mendapat keseimbangan informasi."

Buatku, buku ini tak cuma bagus. Tapi juga sebagai tempat belajar dan pengingat bagi perjalanan kehidupan yang tak menentu.
Profile Image for Meta Morfillah.
664 reviews23 followers
June 4, 2015
Judul: Tuhan, izinkan aku menjadi pelacur!
Penulis: Muhidin M. Dahlan
Penerbit: MELIBAS
Dimensi: 249 hlm, cetakan 2 november 2003
ISBN: 979 96336 14 9

"Dengan berat hati kukatakan: Aku tak punya alasan untuk mengabdi kepadaMu. Aku tidak punya alasan untuk sebuah penyerahan yang absurd." Nidah Kirani

Nidah Kirani, atau yang lebih dikenal dengan nana Kiran, awalnya adalah seorang muslimah yang taat. Berhijab dan berjubah besar, beribadah begitu khusyu', rajin salat, membaca Al Quran, berzikir dan berpuasa. Mendalami amalan sufi dan begitu ingin zuhud. Ia begitu ingin menjadi muslimah yang beragama secara kaffah.

Sayangnya, di tengah perjalanannya ia bertemu sesuatu yang salah. Ia yang lugu, terjerat masuk ke dalam jemaah sebuah organisasi garis keras yang mencita-citakan tegaknya syariat Islam dengan mendirikan negara islam di indonesia. Bukannya mengantarkan ia berislam secara kaffah, organisasi itu justru merampas nalar kritis dan imannya. Mengenalkan ia pada rasa kecewa yang begitu dahsyat. Berkali ia menggugat para pimpinan organisasi itu, namun seperti ada hal yang ditutupi. Hingga puncaknya ia melarikan diri dengan teror bahwa jemaah yang keluar dari organisasi haruslah dibunuh. Dalam keadaan itu, ia mulai menggugat Tuhan. Mengapa saat ia begitu total ingin menyembahNya, Tuhan malah seperti tidak peduli dan lari dari tanggung jawab terhadap hidupnya.

Sayang seribu sayang, ia lari pada hal yang salah. Kekecewaan itu ia larikan dalam obat-obatan dan free sex. Ia mencari perhatian tuhan dengan menantangnya. Setiap kali usai bercinta dengan beragam lelaki, tanpa sedikit pun sesal, dia berkata pada Tuhan "Aku hanya ingin Tuhan melihatku. Lihat aku, Tuhan, kan kutuntaskan pemberontakanku padaMu!" Dari petualangan seksnya, ia menganggap bahwa semua manusia bertopeng, dan khususnya lelaki baik dari aktivis kiri hingga kanan (islam) yang selama ini berteriak garang tentang moralitas, begitu dangkal dan tunduk dalam pelukannya. Ia menganggap pernikahan hanyalah pengungkungan. Beragam cobaan juga sempat membuat ia melakukan percobaan bunuh diri, sebagai tantangan pada tuhan bahwa ialah yang memutuskan hidup dan matinya sendiri. Dan saat ia memutuskan menjadi pelacur, tanpa disangka orang yang bersedia membuka jalan dan bertindak sebagai germonya adalah dosennya yang begitu berwibawa, anggota DPRD dari fraksi islam yang sudah tua dan menikah.

Dahsyat sekali pengalaman atau memoar luka muslimah bernama Nidah Kirani ini. Beragam isu seperti feminisme, filsafat, agama, hingga moralitas dipertanyakan. Satu hal yang saya petik, teruslah meminta keselamatan imanmu hingga akhir hayat. Sebab tak ada yang tahu hingga kapan kita akan beriman. Bila iman sudah tercabut, ke mana lagi hati bisa berlabuh dengan tenang?

Menurut penulis, ini adalah kisah nyata temannya yang dituturkan langsung. Melalui 13 pengakuan yang terangkum dalam 13 bab, saya salut sekali bahwa wanita ino berani mengungkapkan apa yang ia alami, pikirkan dan pertanggungjawabannya.

Saya apresiasi 5 dari 5 bintang.

Meta morfillah
Profile Image for Nanto.
702 reviews102 followers
August 10, 2008
Direkomen kawan yang kerja di toko buku sejak masih di Bandung. Menghebohkan katanya. Ketemunya 1-2 tahun lalu.

Saya cuma ingat kawan-kawan di SMA. Kawan yang terlibat dengan organisasi yang ada dalam buku ini. Begitu mencintanya, namun entah yang apa yang dicinta. Yang ada adalah selain dirinya, semua nista. Beruntung kami akhirnya bisa berkarib kembali, menerima masing-masing dengan apa adanya.

Satu kalimat saya untuk meyakinkan seorang dari mereka untuk datang ke acara silaturahmi angkatan, "yang lalu adalah yang lalu, kita datang ke sana sebagai sesama alumni SMA 1. Hanya itu!" Penegasan dari kami bahwa api yang pernah dia kibaskan telah lenyap dalam sekejap tangan bersalaman. Semoga itu yang meyakinkan dia untuk datang.

Pelajaran moral: Bila mencari dengan hati yang marah, bersiaplah menjadi terbakar.
Profile Image for Rido Arbain.
Author 6 books98 followers
March 16, 2024
Sayang sekali, ternyata bermodal pikiran liberal tak cukup untuk menikmati novel ini.

Meski sudah disusun secara kronologis, menurutku masih banyak plot kopong yang tak terjelaskan.

Kecuali Nidah Kirani, banyak pengenalan karakter dalam novel ini yang kurang digali lebih dalam, padahal karakter-karakter itulah yang punya andil besar dalam konflik batin yang dialami sang tokoh utama. Tampaknya Gus Muh terlalu asyik bersenandika lewat tokoh Kiran, sampai-sampai tokoh lain hanya dianggap figuran.
Profile Image for Wenny.
7 reviews4 followers
May 15, 2008
Melihat judul dari novel ini membuat aku tertarik untuk membacanya, apalagi setelah aku mengetahui bahwa novel ini adalah Sebuah kisah yang katanya merupakan kisah nyata perjalanan hidup seorang wanita sholehah yang akhirnya menjalani cerita hidup yang lain.
Cerita hidup yang dianggap begitu hina dan kotor oleh sebagian orang, yakni menjadi seorang pelacur.
Mmm..bingung komen apa yang harus diberikan untuk novel ini. bahasa novel ini begitu berani, sehingga membuat kontroversial.
Tapi yang pasti menurut aku, lebih baik novel ini jangan di baca oleh remaja yang masih mencari jati diri. karena takut nya mereka akan terbawa oleh kisah cerita ini, lalu mempraktekan dlm kehidupan mereka.
Profile Image for Marwa.
11 reviews
May 10, 2024
Saya membaca buku ini karena melihat salah satu review yang mengatakan bahwa buku ini memiliki nuansa tulisan Nawal El Saadawi, Women at Poiny Zero. Tapi setelah menyelesaikan buku ini. Saya sejujurnya agak kecewa. Saya tidak akan mengkritisi dari perspektif agama (saya sendiri seorang muslim), tapi lebih ke aspek subjektifitas dari penulis, cara pandang, dan tema dari tulisan yang diangkat.

Hal pertama yang menarik adalah penggunaan cara pandang orang pertama dalam narasi, yang mana seorang perempuan yang memutuskan untuk berhubungan seks dengan banyak lelaki. Setelah dikecewakan oleh salah satu organisasi keagamaan. Meskipun begitu, penulis sendiri seorang laki2, muslim, dan orang jawa yang menurut saya tentunya tidak dapat sepenuhnya menghilangkan bias subjektifitas beliau dalam penulisan. Itu saya lihat dari beberapa hal:

Pertama, judul yang diambil merupakan tuhan izinkan ak jadi pelacur. Ketika melihat judul ini, saya berekspektasi paling tidak di tengah2 narasi, cerita tentang pengalaman wanita tersebut menjadi pelacur akan lebih di elaborasikan. Tetapi pergeseran kepercayaan si wanita terhadap prinsip agamanya melalui seks/zina, bukan ditunjukkan dengan tindakan pelacuran. Justru malah sebuah tindakan eksplorasi atau pelarian si wanita dari masalahnya dengan bersetubuh ke beberapa lelaki yang singgah dalam hidupnya. Hubungan seks ini sebagian besar non-transactional, tetapi kegiatan yang dilakukan oleh si wanita dengan sadar dan konsensual. Hal ini bikin saya mempertanyakan, apakah yang dimaksud dengan pelacur? Mengapa kemudian si penulis memilih judul ini ketika yang dilakukan si wanita hanyalah berhubungan seks dengan para lelaki yang rerata dikenalnya (bahkan beberapa merupakan teman dekatnya), apakah itu sendiri sebuah tindakan pelacuran?

Kedua, bias penulis terhadap seks bebas (zina) juga terlihat bagaimana si penulis tidak mengeksplore apa yang dirasakan oleh si wanita saat melakukan hubungan seks tersebut. Kekecewaan si wanita terhadap kelompok keagamaan tersebut memang mendorong si wanita untuk melakukan hal2 yang dianggap dosa dan tabu. Misalnya, merokok, mencampur obat2an dengan soda, dan di wanita juga sempat mencoba untuk mengonsumsi narkoba. Ketika melakukan hal2 tersebut, penulis mendeskripsikan apa yang dirasakan si wanita, seperti rasa melayang, candu, sakau dan lain2nya. Kata yang menggambarkan sebuah kenikmatan dari sebuah pelarian. Tapi ketika si wanita berhubungan seks, si penulis tidak secara detail mendeskripsikan apa yang di rasakan oleh si wanita. Hal ini seakan2 mendukung asumsi diskriminatif yang melihat wanita sebagai makhluk asexual. Ini menurut saya menjadi paradoks, di satu sisi si wanita di gambarkan sebagai pemberontak yang ingin merendahkan laki2 melalui seks, di sisi lain si perempuan juga dilihat sebagai makhluk yang tak dapat “merasakan” dari tindakan seksual tersebut.

Terakhir, saya mendapat kesan bagaimana proses spritual seseorang sebagai hitam putih. Hal ini bisa dilihat dari perubahan atau transisi pengalaman spritual si wanita, dari yang sangat mencintai tuhan (hingga masuk ke jerat organisasi ektremisme) dan orang yang sangat membenci tuhan (ditunjukkan dengan perbuatan zina dan bunuh diri). Jadi kamu adalah muslim yang taat atau pemberontak. Penggambaran ini menurut saya tidak sesuai dengan realita bahwa perjalanan spritualitas seseorang itu cenderung abu2, multidimensional dan kompleks. Saya pikir, di Indonesia khususnya, banyak orang yang masih tetap menjaga ibadahnya dan relasi dengan tuhan, meskipun melakukan hal2 yang dilarang secara agama.

Sekian review dari saya. Menurut saya tulisan ini cukup mengecewakan, khususnya jika dilihat dari kacamata gender. Saya pikir memang sulit bagi lelaki untuk menulis pengalaman kesetubuhan seorang wanita tanpa memasukkan subjektifitasnya dalam narasi
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for Dee Octivina.
66 reviews12 followers
April 14, 2018
Awful. #smh
Salah satu contoh cara bertuhan dan beragama yg kebablasan. Bertuhan dan beragama hanya memakai nafsu dan perasaan saja, tanpa melibatkan akal.

"Beribadah itu pelan-pelan, Kiran.."
Ini quote yg saya suka dr buku ini.

Kiran, muslimah yg diceritakan di buku ini menyalahkan Tuhan atas kekacauan2 hidup yg ia pilih sendiri, dengan sadar, dan tanpa paksaan dari siapapun. How pathetic... Sungguh saya iba.

Manusia dianggap makhluk paling mulia di sisi Tuhan, kenapa? Karena manusia diberikan pilihan, lalu akal, nafsu, dan nurani, yang menyertai pilihan tersebut.
Berbeda dgn makhluk Tuhan lainnya yang tidak diberikan pilihan, contohnya malaikat. Malaikat tidak punya pilihan selain tunduk dan patuh kepada semua perintah Tuhan yang diberikan padanya, tanpa punya pilihan. Demikian juga hewan dan tumbuhan. Mereka tidak diberikan pilihan. Sementara manusia, kita diberikan pilihan. Kita bisa memilih mau ikut yg baik atau yg buruk. Kita bisa memilih yg baik diantara banyaknya keburukan. Pun kita bisa memilih yang buruk diantara banyaknya kebaikan. Semua terserah pada kita, bukan pada Tuhan.

Tuhan memberikan kita pilihan karena bentuk kasih dan sayangNya. Ia membebaskan kita memilih, pun kita diberikan petunjuk dan pelajaran akan konsekuensi pilihan2 tersebut. Kita tidak dibiarkan melihat, menjalani pilihan2 tersebut tanpa arah dan tanpa petunjuk. Itulah rahmat dan kasih sayangNya yang nyata kepada kita, umat manusia.

Setiap kebaikan ada konsekuensinya, begitupun dengan setiap kejahatan atau keburukan.

Saya sangat menyayangkan muslimah yg diceritakan di dalam buku ini larut dalam perasaan2 dan nafsu kebablasannya dalam mencari perhatian Tuhan. Ia berulangkali menapikkan akal dan nuraninya yg beberapa kali berusaha menariknya kembali untuk berpikir jernih dan sehat. Diperparah lg dgn doktrin organisasi yg ia ikuti, yg melarangnya untuk kritis dan bertanya, tentu saja semakin mematikan keobjektifannya dalam melihat situasi dan keadaan. Kita perlu berpikir dan ragu jika ada suatu doktrin atau sistem yg melarang kita utk kritis dan bertanya. Kenapa kita tidak boleh kritis atau bertanya atau berpikir? Itu adalah suatu hal yg lumrah dan manusiawi. Kita bukan robot yg gak punya akal pikiran (well.. robot2 sekarang sejujurnya sudah diberikan akal pikiran juga alias AI hehe). But that's not the point, the point is : Jangan pernah percayai doktrin yg melarang kita untuk kritis dan bertanya. Alih2 melarang, harusnya kita diarahkan untuk berdiskusi dengan sehat.

Terakhir, jujur sy hampir membuang buku ini ke tong sampah, karena hampir tidak ada manfaat yg bisa diambil darinya. Buku ini bisa berbahaya bila dibaca oleh orang yg masih labil akidahnya atau remaja2 yg mngkn sedang mencari jati diri. Berbahaya karena mengagungkan keapatisan dan nafsu atas nama Tuhan. Mungkin nnti akan sy buang beneran atau bisa sy sumbangkan ke pihak2 yg tepat untuk dijadikan bahan pelajaran. Yg pasti buku ini jangan sampai dibaca oleh anak2 saya dulu sekarang hehee.
Profile Image for Renee.
10 reviews
September 17, 2008
wwwwwuiihhh....buku ini kalau diliat dari judulnya aja udh serem banget..pas ngebacanya sempet berpikir dan berpikir..logika-logika yang dipaparkan bener hebat..kalau baca buku ini kalo nggak kuat iman bisa-bisa...buku ini benar2 dahsyat..
2 reviews1 follower
October 7, 2011
This is the story of a woman named Nidah Kirani. A devout Muslim. Dihijabi body by a large robe and hijab. Love of religion made him choose to live sufistik. And his desire is only one religion is to become a Muslim who is kiffah.

In the spirit of religion as tit for tat when it received the doctrines that Islam in Indonesia today is not pure. Pure only in the Quran and the Sunnah of the Prophet. By definition, Islam is not religion. Dien Islam or the system that its laws laid out in the shari'a. Originally there is no rule for mengegakkan laws, then not be said of Islam. In short he participated in the combined organization, the Organization where the congregation would like to establish an Islamic state in Indonesia. After a long time incorporated in the organization, they feel no progress in his organization. Non-transparent system in which there is falsehood and lies. Nidah Kirani feel very disappointed. Not to mention the many problems arising from keaktifannya in the organization. Not immediately repent and return to Allah. He even actually feel disappointed with God. they feel no intervention from God when it has such a cause of berjuangnya.

In the current condition of his confusion, he actually release his frustration by doing free sex. Here the author explains that all who are tempted by Nidah Kirana to do freesex are men-men who are activists. They are hypocrites think Nidah. Eventually it was sold it on the man himself. Hookers, a choice that he thought more profitable rather than simply freesex campus with friends.

End of story gak clear. Clay from how the last sentence in this novel.

"I am the prophet of evil, the earth will find life more and more dark. I look forward to these people! I, the prophet of evil, the daughter of a fire, will continue to disrupt, tear-nyobek, and burn your life masks of hypocrisy. Stay tuned. I hastened. Coming soon. "

I see a counter on the content of this novel from a pro. Words of reflection on the cover of this novel does not represent the contents. Nobody writers do at least invite us to comprehend the benefits from this story. Let us translate his own? I think this novel, is not to educate. Not included novels or novels Islamic da'wah. All is explained only in terms of Islam negatively. His words when explaining the behavior of mature begituu Nidah and spouse-spouse. For me this story with whimsy that is a bit forced. And how writers write hypocrisy of a Muslim, as are all hypocrites. From the story of a porno Nidah long Kirani then be prostitutes, and finally Islamic aktivis2 tempted by Nidah's easy to do freesex. Honestly I was disappointed and a little angry reading it. Why little? Because sesalah yah-nothing can harm us learn from there.

Reportedly the book-opening essay Muhidin M Dahlan is on average contain controversial and somewhat deviated from the usual interpretation. As opposed to understanding and teaching that have been there. And the know-know religious hostility in Indonesia. Perhaps the heart of its contents represents the author kah? Or as some have criticized the Zionist regime behind this book? And some say undermine faith teenagers?

And Allaah knows best
Profile Image for The Book Club Makassar.
127 reviews11 followers
Read
December 26, 2021
Sebuah novel fiksi yang dibuat berdasarkan hasil wawancara kisah nyata seseorang. Buku ini menceritakan kisah Kiran, seorang muslimah yang taat dalam beragama, serta vokal sebagai aktivis keagamaan. Kehidupannya dipenuhi dengan berbagai kegiatan keagamaan untuk than, serta diskusi untuk menambah pengetahuannya. Hingga suatu diskusi dan rasa penasaran membawanya masuk ke sebuah organisasi yang ingin mendirikan negara Islam.

Namun, harapan Kiran perlahan pupus. Kondisi jema'ah yang menurutnya tidak mencerminkan ketaatan beribadah yang diharapkan, serta kurang transparannya sistem gerakan serta tujuan organisasi ini, menjadikan Kiran mulai mempertanyakan pilihannya. Kiran yang awalnya anggota yang rajin, mulai mempertimbangkan untuk kabur dari organisasi.

Hingga keputusan untuk kabur ini dilakukan. Kiran berakhir di sebuah kost dengan hati hancur, pada organisasinya, dan pada tuhan-nya. Kiran kemudian mulai mencicipi kehidupan jalanan, yang dijadikannya pemberontakan pada Than. Luka hati Kiran makin bertambah, tatkala seorang pria menidurinya. Sejak saat itu, bergantian pria memeluknya, hingga akhirnya Kiran menjadi pelacur dengan dosennya sendiri sebagai germonya. Semua dosa ini semata-mata dilakukan Kiran sebagai bentuk marah dan berontaknya pada Than, yang menurutnya menyia-nyiakan ketaatannya dulu, dan telah mempermainkannya.

Untuk saya pribadi novel ini berat, bukan untuk dibaca atau dimengerti. Tapi untuk dirasakan. Sulit rasanya harus memihak siapa dalam novel ini, opini mana yang harus dibenarkan, dan karakter mana yang lebih buruk. Bagi saya buku ini mengajarkan banyak hal, tentang perempuan, tentang agama, tentang keputusan serta perubahan hidup, dan lain sebagainya. Tapi pada akhirnya novel kontroversial ini mungkin hanya ingin mengatakan (setidaknya untuk saya), "manusia hanya manusia. Yang tidak dapat mengerti tuhan, dan tidak pantas menilai sesamanya".

*Review by Ical
Profile Image for Ratna Juwita.
68 reviews18 followers
April 3, 2020
3.5 🌟

Kesan pertama yang aku dapatkan saat selesai membaca buku ini itu ... nano-nano.

Buku ini bercerita mengenai tokoh utama, seorang perempuan yang merupakan seorang mahasiswi salah satu universitas ternama. Ia adalah orang yang ingin belajar lebih dalam mengenai agama, sehingga ia aktif mengikuti kajian di sana sini.

Ia kemudian menjadi anggota sebuah organisasi Islam, tapi ia tidak menemukan hal yang ia harapkan di sana. Ideologi yang dibayangkannya tak semanis kenyataan yang ia lihat dan rasakan selama menjadi anggota organisasi tersebut.

Alhasil, ia berontak. Ia "menggugat" Tuhan karena telah menelantarkannya. Si tokoh utama mencoba "melawan" Tuhan dengan cara melakukan hal-hal yang dilarang agama, seperti malakukan seks bebas dan menggunakan obat-obatan terlarang.

Tokoh-tokoh lain yang dinilai "berpendidikan" apalagi sampai mendapat label "rohis" dan label-label Islam lainnya ternyata memiliki sisi lain yang kelam. Tak sesuci kelihatannya.


Mind blowing banget sih. Narasi novel ini tidak indah dengan alur lompat-lompat memang, tapi isinya sangat menggugah selera. Penuh pemikiran-pemikiran kritis dari sudut pandang orang yang kehilangan kepercayaannya.

Aku tidak akan mengatakan benar dan salah karena nilai benar dan salah tiap orang bisa berbeda-beda, termasuk pemikiran si tokoh dalam novel ini. Buku kni dikategorikan fiksi meskipun penulis mengaku bahwa ceritanya berdasarkan kisah nyata seorang teman.

Sebenarnya, ada banyak bagian yang terasa kurang mendalam dan cenderung tergesa-gesa. Mungkin karena cerita ini tidak ditulis langsung oleh penutur aslinya.

Banyak kontroversi bermunculan terkait buku ini, meskipun begitu menurutku buku ini sangat menarik untuk dibaca.


*Baca buku ini sudah tahun lalu dan baru sempat menulis review ini*
Profile Image for Aida Radar.
48 reviews1 follower
Read
December 2, 2014
Butuh keberanian yang besar bagi saya untuk membaca buku ini. Bukan hanya karena judul dan isinya yang kontroversial, tapi juga karena saya butuh mempersiapkan diri untuk tidak terpengaruh dengan ide-ide yang mungkin melenceng dari nilai-nilai Islam.

Ya, ide-ide itu memang ada. Apalagi dengan kemampuan menulis Gus Muh yang keren. Kekerenan penulis ini sudah saya rasakan ketika membaca Aku, Buku, dan Sepotong Sajak Cinta, yang pernah diterbitkan kembali dengan judul Jalan Sunyi Seorang Penulis.

Terlepas dari pelarangan membaca buku ini oleh beberapa ormas Islam, membacanya menambah wawasan saya tentang orang-orang yang memandang dan menjalani ke-Islam-an-nya dengan cara yang berbeda dengan yang saya alami selama ini. Menambah kesyukuran saya atas jalan hidup yang tidak sesulit Nida Kirani dan menambah kecintaan saya pada Islam yang saya anut.

Dan mengenai menanggapi kontroversi dan penyematan Muhidin M. Dahlan sebagai "kafir" karena buku ini saat pembahasan tentangnya masih hangat-hangatnya, saya kira tak perlu dilakukan. Gus Mus menuliskan apa yang dia tangkap dari kehidupan salah satu mahasiswi di universitas-universitas di Jogja, yang mungkin masih banyak lagi keberadaannya. Justru dari penceritaan Gus Mus ini, kita bisa tahu bahwa ada kehidupan semacam ini di Indonesia dan mungkin bisa mencari jalan keluar untuk menyelesaikannya, atau setidaknya, mengurangi dan mencegahnya. Begitu kan, ya? ^^

Wallahu'alam.
Profile Image for Rulyna.
1 review1 follower
February 22, 2015
Buku ini menggambarkan perjalanan hidup seorang wanita yang tadinya begitu spiritual berubah menjadi pemberontak. Sejumlah pertanyaan yang muncul dalam perjalanan hidup wanita bernama Nidah Kirani ini mewakili mereka yang berpikiran kritis dan logis dalam memilih kepercayaan yang dianut. Kehidupan beragama yang dikisahkan dalam buku ini memang bercerita mengenai satu agama. Namun kejadian yang dialami Kiran sangat mungkin terjadi pada manusia beragama lainnya. Jadi tidak sepatutnya kita mencela satu agama karena apa yang diceritakan buku ini.

Penulisan ceritanya menggunakan banyak kata yang tidak umum namun masih bisa ditafsirkan dengan cepat dari alur ceritanya. Terkadang penggambaran suatu keadaan terlalu melebar padahal tidak begitu penting. Tata bahasa yang bervariasi cukup indah untuk dibaca namun beberapa struktur kalimatnya terasa seperti kurang pas.

Isi ceritanya mengandung makna yang membuat pembaca ikut berpikir tentang konsep ketuhanan. Mempertanyakan segala sesuatu dan berusaha mencari jawabannya menurut saya adalah hal yang sah dilakukan agar bisa menemukan kebenaran. Beberapa orang khawatir kalau buku ini bisa menggoyahkan keimanan. Namun seperti pesan penulis, iman yang kuat adalah iman yang teruji.

"Aku hanya ingin tahu, hanya ingin mengerti barang sedikit, apa maksud Dia menciptakan aku. Salahkah aku bertanya demikian?" p.236
Profile Image for liz.
184 reviews6 followers
June 26, 2023
hmm I struggled so hard to finish this book lol seharusnya dnf aja tapi penasaran sama endingnya. penasaran kenapa banyak yg suka, tapi tetap ga masuk aja di kepala. banyak poin yang ga masuk akal. gaya kepenulisannya sih bagus, dan memang aku suka. I usually like this type of writing, but this book is just not for me. 1.5 stars for the beautiful writing.
Profile Image for Agung Wicaksono.
1,089 reviews17 followers
June 6, 2024
Kekecewaan mendalam Nidah Kirani kepada Tuhan, membuatnya memilih untuk menjadi pelacur. Sebelumnya, ia merupakan perempuan yang sangat taat beragama. Sehari-hari, tak pernah ia meninggalkan salat, mengaji, bahkan zikir. Namun, setelah ia bertemu dengan seorang lelaki di kampusnya dan mengajaknya untuk bergabung ke dalam organisasi yang berideologi bahwa pendirian Negara Islam itu hukumnya wajib, secara perlahan keyakinannya mulai luntur.

Kiran menganggap bahwa semua orang yang berada di dalam organisasi tersebut seharusnya bisa mempraktikkan ajaran Islam secara penuh, tetapi yang ia saksikan adalah banyak orang di sana hanya ikut secara buta. Mereka tidak terlalu kritis kepada tujuan organisasi dan tidak serius dalam merekrut jamaah.

Mengetahui bahwa harapannya tidak sesuai kenyataan dan ternyata orang-orang hanya memiliki penampilan luarnya yang agamis, tetapi secara kelakuan malah suka melakukan hal-hal yang dilarang agama, Kiran pun keluar dari organisasi tersebut dan langsung mempertanyakan eksistensinya. Ia berpikir kenapa Tuhan tidak adil kepada dirinya yang sudah berusaha keras membela agama-Nya tetapi malah mendapatkan hinaan dari orang-orang sekitar, bahkan dari dalam anggota organisasinya sendiri. Dari kejadian itu, ia memutuskan untuk "melawan" Tuhan dengan melakukan hal-hal maksiat, seperti melakukan seks bebas dan mengonsumsi obat-obatan terlarang.

***

Membaca novel ini membuat saya berpikir tentang eksistensi manusia dan ketika rasa kecewa terjadi. Saya juga jadi merasakan pergulatan batin Kiran yang sudah berada di puncaknya dan menganggap bahwa Tuhan sudah tidak peduli padanya. Sebagai bentuk protes dan ungkapan kekecewaannya, ia pun melakukan hal-hal yang dilarang agama. Namun, di balik itu, ia jadi tahu bahwa orang-orang yang sering fafifu tentang agama, moral, keadilan, dan melakukan kegiatan aktivis progresif, akan luluh dengan iming-iming "tidur bersama".
Profile Image for Aldy.
46 reviews3 followers
October 26, 2023
Bahasan yang menarik di mana ceritanya konflik antara manusia dengan Tuhannya. Karya ini fiktif namun digabung dengan sumber asli dari pengakuan seorang wanita. Menarik untuk digali kalau mau jujur.

Sayang penulisannya sangatlah bikin mengernyitkan dahi dan sering kali saya bergumam dalam hati. Dialog-dialog secara eksternal dan internal dibikin seperti kebocahan. Semoga bisa diterbitkan ulang dengan editorial yang lebih bagus. Kebetulan saya membaca cetakan kedua, entah cetakan ketiga memperbaiki isu ini atau tidak.
Profile Image for Liliyah.
102 reviews19 followers
February 10, 2009
saya bukan penulis yang baik...apalagi menulis buku...apalagi menulis buku sastra..tapi sebagai awam kebanyakan, menurut saya buku ini hanya menjual judul sensasional. Ada banyak kata yang lebih bijak untuk menyampaikan ide cerita yang sebenarnya sudah kuat itu. Dan setelah ditilik pada halaman awal....there's no editor ! oh, how come?!!
Profile Image for Awal Hidayat.
195 reviews35 followers
December 23, 2013
only a star?
Absolutely. I see worse than what I can learn from this book. Who is Muhidin M. Dahlan? Nobody really knows! I mean, he's loser. How come he states that he needn't to responsible on someone read his book. This book, truly: FULL OF SHIT. I just can't accept most of his writings!
Profile Image for Llima.
72 reviews
September 15, 2020
Banyak kalimat muluk muluk dan tidak efektif, kurang suka juga dengan sifat dan pemikiran tokoh utamanya yang terlalu polos, idealis, suka menyimpulkan sendiri dll saat membacanya cukup membuat emosi terkuras karena gemas sekali dengan tokoh utamanya
Profile Image for Rina.
3 reviews1 follower
July 25, 2011
"Biarlah aku hidup dalam gelimang api-dosa, sebab terkadang dosa yang dihikmati, seorang manusia bisa belajar dewasa" --> tapi endingnya ga oke, sama aja bergelimang dosa terooos, huh
Profile Image for Abida Massi.
7 reviews
March 16, 2024
Mungkin ini bisa diklasifikasi sebagai salah satu novel filsafat eksistensialisme yang enak dan ringan untuk dibaca. Singkatnya, buku ini menceritakan pengalaman spiritual dan transisi ideologis seseorang yang kompleks: dari yang sebelumnya fundamentalis-agamais yang sangat menjunjung tinggi nilai moralitas kaumnya, hingga pada akhirnya menjadi seorang misoteis ekstrem dan feminis radikal yang disebabkan oleh akumulasi pengalaman buruk dalam hidupnya — yang di mana sikap ini menjadi anti-tesis terhadap stance-nya di awal.

Radikal dan kontroversial. Pandangan tokoh utama terhadap Tuhan-nya dalam buku ini dibuat sangat radikal. Sikap misoteistik yang ditampilkan bahkan terlihat lebih ekstrem daripada ucapan para dedengkot ateis “The Four Horsemen” pada buku-buku mereka. Sangat mengapresiasi Gus Muh yang berani menulis hal seperti ini.

“Iman yang tidak digoncangkan adalah iman yang rapuh.”

Buku ini sangat direkomendasikan untuk dibaca masyarakat Indonesia, baik untuk kaum agamais maupun liberal sekularis yang cenderung tidak percaya lagi eksistensi Tuhan. Buku ini memicu pertentangan moral dalam kepala sehingga dapat membuat kita berpikir lebih keras sebelum menghakimi tindakan orang lain. Buku ini juga membuka realitas yang sebenarnya terjadi di masyarakat — yang acapkali ditutupi dan enggan dibicarakan karena budaya kita yang menganggapnya tabu. Namun, perlu ditekankan bahwa sebaiknya punya stance yang kuat sebelum membaca ini agar tidak mudah terpengaruh oleh ideologi sana-sini.
Profile Image for Ika Merdekawati.
77 reviews3 followers
May 9, 2020
Dari segi judul, bahwa cover dan judulnya sudah sangat buat orang lain akan tertarik. Tapi tidak sedikit dari review yang sudah saya baca, bahwa buku ini isinya terlalu banyak hal-hal yang menyimpang dari Agama, terutama Islam.

Awalnya, saya adalah salah satu orang yang penasaran dengan isi buku ini. Tapi, setelah buku ini berada ditangan saya, sejujurnya saya sangat degdegan, serius. Apalagi review yang sudah saya baca tentang banyaknya kontroversi di dalamnya, dan beberapa orang yang menghimbau untuk tetap hati-hati sebelum membaca buku ini. Saya ingin mengulas buku ini secara singkat saja, bukan karena saya Islam, berpakaian jubah dan kerudung sepanjang lutut. Tapi karena saya adalah pembaca buku dengan semua genre.

Buku ini sudah jelas bahwa isinya tentang perjalanan hidup seorang muslimah dengan rasa kekecewaan yang sangat mendalam pada Tuhan. Tidak sedikit saya menemukan kalimat-kalimat yang sangat menggambarkan kekecewaanya. Bukan hanya pada Tuhan, tapi juga pada laki-laki.

Dari bab awal sampai akhir, buat saya geleng-geleng kepala sangat memprihatinkan perjalanan hidup muslimah ini. Dibalik kisahnya, saya mengambil kesimpulan bahwa sosok Nidah Kirani ini adalah sosok yang kesepian. Hidupnya di mulai dari kepergian salah satu sahabatnya, bernama Rahmi karena harus pulang ke kampungnya. Dan dari situlah awal mula perang batinnya.

Sebagai muslimah yang haus akan ilmu, pastinya Kiran terus mencari tahu dan selalu ingin berdiskusi tentang apa yang diketahuinya tapi sayang lingkungan membawanya ke tempat yang salah dan berakhir kecewa. Niat sudah baik, tapi cara melaksanakannya kurang tepat.

Dari kisah ini juga, saya mengambil hikmah bahwa dalam beragama juga harus ikhlas lahir batin. Disamping itu hijrahnya seorang perempuan bukan dari seberapa panjang kain yang menutupi tubuhnya. Karena hakikatnya Iman seseorang itu kadang naik dan kadang turun. Jadi, kita sebaiknya selalu dikelilingi orang-orang yang baik, yang sekiranya terus menasihati dan membawa kita ke tempat yang baik pula.

"Tidak semua buku itu penting, tapi setiap buku pasti punya kalimat penting."

Termasuk buku ini. Saran saya, jika ingin baca buku ini, jangan menggunakan sudut pandang sebagai seorang muslim, karena saya yakin akan ada gejolak amarah atau mungkin lebih parah dari itu sehingga mengundang emosi. Karena dari ceritanya semua tidak sesuai dengan apa yang kita yakini dan dipelajari. Sekali lagi, ini adalah kisah kekecewaan seorang muslimah yang di samarkan namanya menjadi Nidah Kirani. Maka sebaiknya gunakanlah sudut pandang yang lain agar pesan dari cerita ini tersampaikan dengan baik.
Profile Image for Alan Indra.
10 reviews3 followers
November 18, 2021
Luar biasa kekuatan yang diberikan oleh buku ini.

Walaupun banyak ulasan yang menyudutkan betapa berbahayanya buku ini bagi akidah Muslim, saya merasakan sebaliknya, buku ini memberikan khazanah baru tentang cakrawala keagamaan beserta relasinya terhadap manusia secara sosiologis maupun psikologis.

Datang emosi yang bercampur aduk ketika membaca buku ini. Marah. Marah atas peristiwa-peristiwa menggeramkan baik yang terjadi kepada Kiran maupun terhadap Indonesia sebagai suatu negara kesatuan. Sedih. Sedih atas derita yang harus dipinggul oleh Kiran. Bahagia. Bahagia atas jati diri yang telah diilhami oleh Kiran, walaupun ilham tersebut datang dari relasi ortodoks yang kaku dari masa lalu Kiran. Terinspirasi. Terinspirasi atas hal yang memperkaya cakrawala pemahaman saya, baik tentang hubungan antar makhluk hidup, cinta, sejarah, hingga agama.

Hidup di tengah masyarakat sebagaimana Nidah Kirani mempraktikkan pemahaman agamanya yang cenderung ortodoks dan kaku, saya tersadarkan oleh banyak hal melalui buku ini. Bahwa untuk meng-establish suatu hubungan yang penuh akan kedamaian dan ketentraman, kita harus menciptakan dan memahami sekitar kita dengan holistik. Sehingga, rasa kekecewaan dan kehancuran dapat dihindari. Kokohlah hubungan kita dengan siapa pun itu apabila kita menjalinnya secara berlapang dada, holistik, terbuka, dan kontekstual.

Begitu pula dengan keanggunan buku ini, terdapat beberapa hal yang cukup mengulik pengalaman membaca saya, tetapi ada baiknya apabila kritik satu ini tidak dilibatkan secara substansial, karena sama sekali tidak mengurangi substansi cerita dari buku ini. Hal tersebut adalah beberapa sensor kata yang terkadang membuat saya tersesat dalam memahami apa yang dimaksud oleh penulis.

Akhir kata, terima kasih Gusmuh atas bukunya yang fenomenal! Saya berharap ke depannya dapat menemukan karya berlian seperti yang Anda tulis.

Terima kasih.
Profile Image for Angga  Priyambodo.
3 reviews
August 6, 2015
Menurut saya buku ini cukup bagus mengenai penggambaran jiwa seorang Nidah Kirani, Seorang wanita muda yang sangat berapi2 ketika dia sudah memutuskan apa yang akan dia lakukan. Mungkin adalah hal wajar jika seorang pemuda-pemudi melakukan perjalanan mencari jati diri, namun memang harus diikut dengan pikiran yang tenang dan jernih, karena api yang berkobar2 dalam hati akan membakar diri sendiri, dari ujung kaki hingga ujung kepala. Yang lebih menarik lagi, saya tidak memandang novel ini sebagai novel hubungan Manusia dengan agamanya, tetapi lebih ke hubungan manusia terhadap Tuhannya karena hal seperti ini sangat memungkinkan terjadi dalam kasus apapun, serta diwarnai oleh sebuah ideologi yang dari awal hingga akhir sangat bertentangan. Jiwa seorang wanita agamis menjadi wanita yang feminist (yg mungkin jg agnostik). Gagasan2 Feminist yg diungkapkan oleh Nidah Kirani dalam novel ini cukup radikal, dan bagi para pembaca mungkin harus mempersiapkan filter batin dan pikirannya.

Terlepas dari itu semua, Novel ini membuka pikiran pembacannya yang minimal akan berpikir "oh, ada jg kehidupan seperti itu".

Kesimpulannya Novel ini cukup bagus jika dinilai dari sisi penggambaran kejiwaan seseorang, namun harus dibaca dengan pikiran terbuka.
Profile Image for xyz.
26 reviews1 follower
December 3, 2023
i give my unpopular opinion, if somebody read this and didn't agree, that's okay.

for whoever you are, who's still questioning your faith, this book is your friend. the plot is quite simple, similar to the description at the back cover, but here is the superiority : how the authors describe somebody's mind—which was in spiritual crisis— so perfectly. for me, it goes really deep.

common society and most of reviews here are judging it because of its narration. but for me, it's totally not. if you have a strong faith and never have any issues about your beliefs, why you should be mad?

for religious people, this kind of book give you reference to explore the way of thinking from somebody—which have same typical as the main character—actually has (which i know for sure, you'll find it in real life).

this book leads everyone to not easily judge about how someone handled their beliefs—as everyone judge this book without any moderation. religiosity and sipirituality is a personal journey.

lastly, i'll quote my favorite sentence from the author :
"iman yang tak digoncangkan, sepengetahuan saya, adalah iman yang rapuh. iman yang menipu. hati-hati!"
Profile Image for Hichanchann.
11 reviews1 follower
May 1, 2024
SEMUA MAKHLUK PEKERJA MALAM TERCATAT SEBAGAI MUSUH MEREKA YANG MENGAKU SUSILA HIDUPNYA

Kisah "nyata" yg dikemas dlm karakter fiksi ini, menurutku cukup blak-blakan & jujur. Ceritanya yg memuat isu-isu sensitif, terasa menampar sekaligus membuat lega. Karena "mereka" yg berlindung di balik dalih agama kenyataannya memang banyak di sekeliling kita. Mereka yg hanya mau menerapkan perintah agama di bagian yg enaknya saja. Kita dituntut taat beragama dengan cara ditakut-takuti akan dosa. Topik maskulinitas dan patriarki yg digambarkan jg rasanya menyesakkan dan memuakkan.

Selain itu, menurutku perjalanan seorang hamba dengan Tuhannya jg adalah ranah pribadi. Karenanya, sebagai pembaca aku berempati & bisa paham dengan perasaan si tokoh Kiran. Ikut kecewa dan sedih saat orang di sekitarnya yg mendeklarasikan diri sebagai "si putih" malah yg paling judgemental. Jadi paham kenapa cerita yg dimuat buku ini menimbulkan perdebatan yg "panas" antara pembaca yg merasa "si putih" dengan "si hitam". Sepertinya sedikit yg bisa melihat cerita ini dari pov abu-abu.
Profile Image for DeMarch.
71 reviews1 follower
September 5, 2022
buku ini mengajarkan banyak pesan berharga seperti: tidak terburu-buru mengejar ilmu agama (supaya tidak tersesat di tengah-tengahnya), dan tidak menggantungkan ekspektasi terlalu tinggi pada orang lain, terlebih kepada manusia yang aslinya tempat segala macam kebohongan. Penggambaran perjalanan hidup pemeran utama dari gadis taat agama menuju gadis penentang Tuhan juga harus dicermati dan diambil hikmah baiknya saja. Secara khusus, saya pribadi merasa buku ini cukup sensitif untuk dibaca bagi orang-orang yang tidak bisa menafsir maksud/amalan baik dari buku ini.

Ini bacaan yang menurut saya cukup sensitif tapi tidak seberat yang saya duga di awal, keseluruhan saya suka alur dan tokoh-tokoh di dalam sini (dengan segala kebaikan maupun kebusukan mereka), tapi ada beberapa penggalan kalimat yg kurang pas/tidak seirama dengan pemikiran (atau mungkin bisa disebut keinginan) saya. 4/5 bintang dari saya. Muhidin M. Dahlan menyajikan cerita luar biasa berani dan berisi.
Profile Image for Pera.
231 reviews45 followers
March 21, 2008
I need 2 years to find this book, until a friend give it to me.
Based by true story. The story is about a girl named Nidah Kirani who is looking for God. But she became disappointed to her "God" and became a prostitute as a revenge(?).
The writer give so radical way to Nidah Kirani. That makes this Book being corius by reading the title.
But this book shows, that in looking for God, everybody can be lost.
the clue that I like from this book is:
Test your believed!, or beware..it might be so fragile.
Profile Image for Deny.
58 reviews4 followers
May 26, 2008
Ceritanya tidak sedahsyat judulnya
Displaying 1 - 30 of 252 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.