Jump to ratings and reviews
Rate this book

Cinta Tak Ada Mati

Rate this book
Menurut Seno Gumira Ajidarma, kita pantas meletakkan harapan atas masa depan sastra Indonesia kepada para penulis muda seperti Eka Kurniawan. Sebuah pernyataan perlu diuji dan penuh tanggung jawab, yang tentu saja tidak sekadar diucapkan untuk kepentingan publikasi semata. Dan Anda bisa jadi setuju dengan pernyataan tersebut setelah Anda membaca Cinta Tak Ada mati dan Cerita-cerita lain, karya Eka Kurniawan.

Setiap cerita dalam kumpulan ini ditulis Eka dengan semangat pencanggihan yang tinggi, yang pada masa lalu merupakan ruang kosong dalam sastra Indonesia. Sekali lagi, publikasi ini tidak akan berisi sinopsis atau ringkasan karena akan menghilangkan kejutan dan membuat cerita-cerita Eka menjadi tidak asyik lagi. Membaca Eka Kurniawan dengan sempurna adalah dengan membeli bukunya dan mengalami sendiri perjalanan yang penuh teror estetik dari cerita-cerita dalam kumpulan ini.

184 pages, Paperback

First published January 1, 2005

91 people are currently reading
592 people want to read

About the author

Eka Kurniawan

56 books1,648 followers
Eka Kurniawan was born in Tasikmalaya in 1975 and completed his studies in the Faculty of Philosophy at Gadjah Mada University. He has been described as the “brightest meteorite” in Indonesia’s new literary firmament, the author of two remarkable novels which have brought comparisons to Salman Rushdie, Gabriel García Márquez and Mark Twain; the English translations of these novels were both published in 2015—Man Tiger by Verso Books, and Beauty is a Wound by New Directions in North America and Text Publishing in Australia. Kurniawan has also written movie scripts, a graphic novel, essays on literature and two collections of short stories. He currently resides in Jakarta.

Eka Kurniawan, seorang penulis sekaligus desainer grafis. Menyelesaikan studi dari Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Karyanya yang sudah terbit adalah empat novel: Cantik itu Luka (2002), Lelaki Harimau (2004), Seperti Dendam Rindu Harus Dibayar Tuntas (2014), dan O (2016); empat kumpulan cerita pendek: Corat-coret di Toilet (2000), Gelak Sedih (2005), Cinta Tak Ada Mati (2005), dan Perempuan Patah Hati yang Kembali Menemukan Cinta Melalui Mimpi (2015); serta satu karya non fiksi: Pramoedya Ananta Toer dan Sastra Realisme Sosialis (1999).

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
217 (21%)
4 stars
517 (51%)
3 stars
245 (24%)
2 stars
18 (1%)
1 star
6 (<1%)
Displaying 1 - 30 of 222 reviews
Profile Image for Teguh.
Author 10 books335 followers
May 31, 2018
Yes, suka sekali. Buku ini menjadi pelengkap karya fiksi Eka Kurniawan, meski saya tidak bisa mendapatkan buku edisi pertama, lantaran memang sudah langka. Dan edisi baru ini memiliki beberapa perbedaan mendasar. (1) Jelas sampulnya berbeda dan edisi ini indah sekali, secara digambar oleh perupa Eko Nugroho. (2) Di edisi 2018, tidak dilengkapi ilustrasi milik Cecil Mariani sebagaimana edisi pertama. (3) Ada tiga cerpen yang ada di edisi pertama, namun diganti di edisi terbaru ini. (4) Adalah sususan cerpen dalam buku ini berubah.
susunan cerita di edisi lawas, 2005:
.


susunan cerita di edisi baru, 2018:
.


Namun, tetap cerita-cerita Eka berkesan di hati saya. Kalau diperhatikan, di cerpen dengan titimangsa lebih baru, 2011 misalkan, Eka tidak hanya kuat dalam narasi. Eka menghadirkan dialog-dialog intens yang mengalir dan menarik. Misalkan di cerpen Persekot dan Jimat Sero, Eka menghadirkan dialog cukup banyak, yang itu tidak ada di cerpen-cerpen dengan titimangsa 2005 ke bawah. Mungkin ini juga yang dapat kita temukan perbedaan siginifikan antara Lelaki Harimau dan Cantik itu Luka yang notabenenya adalah karya awal Eka dengan, misalkan, O, atau Seperti Dendam, Rindu Harus.... Meski Eka tetap menghadirkan cerpan yang intens dan kuat.

Dan cerpen idola saya tetap yang dijadiakn judul, dan entah mengapa beberapa kisah dengan twist dan kejutan ending membuat saya tersenyum ketika telah di akhir bagian.

Mantaaap! Suka! Semoga Gelak Sedih dicetak kembali dengan cover dan konsep yang baru.
.
Profile Image for Aditya Agni.
46 reviews2 followers
July 10, 2019
Mungkin benar kata orang, membaca buku adalah pengalaman spiritual. Cinta Tak Ada Mati (CTAM) adalah buku keenam Eka Kurniawan yang saya baca, dan kumpulan cerpen kedua setelah Corat-coret di Toilet (CCDT).

Pada CTAM saya merasa Eka menulisnya begitu serius, agak getir, dan kurang bersenang-senang. Entah memang semua pembaca merasa seperti itu, atau situasi dan kondisi saya saat membacanya yang membuat begitu.

Dibanding CCDT yang cenderung liar, jenaka, dan usil laiknya anak menjelang remaja, CTAM rasanya seperti jelmaan orang dewasa.

Beberapa cerita di novel ini pernah saya baca sebelumnya di media cetak, terutama koran minggu. Bahkan cerita "Bau Busuk" seperti mengutip begitu saja dari karya Eka yang lain yakni Cantik Itu Luka (CIL).

Pun demikian, Eka tetaplah Eka, menggunakan bahan apa pun, dan bagaimana pun cara diolahnya, akan menjadi hidangan yang lezat dan bergizi di hadapan penikmat (pembaca)-nya.
Profile Image for Rido Arbain.
Author 6 books98 followers
August 24, 2024
Selain medium untuk merespons kekayaan budaya atau tradisi, kumpulan cerpen yang ditulis Eka Kurniawan dengan pendekatan estetika realisme magis dalam buku ini menunjukkan upayanya menampik isu kemapanan.⁣

Cinta Tak Ada Mati dan Cerita-Cerita Lainnya berisi tiga belas cerpen yang pernah dimuat di berbagai majalah dan media cetak dalam rentang tahun 2002-2017. Meski dibungkus dengan beragam tema, tapi Eka Kurniawan tampak setia menyoroti kondisi budaya dan gejala sosial-politik dalam semua tulisannya. ⁣

Satu hal yang paling menarik, hampir seluruh karakter utama dalam kumpulan cerpen ini adalah orang-orang buangan yang berada dalam latar peristiwa yang terasa ganjil, yang kemudian mendorong mereka melakukan tindakan tak lazim.⁣

Dalam "Kutukan Dapur" ada juru masak pada masa kolonial Belanda yang merencanakan pembunuhan wajar dengan resep rahasia dalam masakannya. Dalam "Lesung Pipit" ada perempuan yang rela melepas keperawanan sebelum malam pertama demi membebaskan diri dari pernikahan paksa. Ada pengamen yang jadi korban salah tangkap dalam "Persekot" dan pemuda yang lupa bacaan salat dalam "Surau". Ada pula pria "Mata Gelap" yang tak kunjung mati meskipun seluruh bagian tubuhnya telah dipenggal. Selain itu, ada seekor "Caronang"—hewan yang nyaris punah—mencoba melakukan pemberontakan di rumah tuannya.⁣

Salah satu favoritku adalah cerpen dengan teks terpanjang hampir serupa novelet yang dijadikan judul buku antologi ini. "Cinta Tak Ada Mati" mengisahkan cinta sepihak Mardio kepada Melatie yang tak lekang oleh waktu. Alih-alih terasa bucin, cerpen ini malah terlalu liar untuk sebuah kisah romansa.⁣

"... sebab bagaimanapun cintanya kepada perempuan itu tak pernah pudar, sebaliknya semakin mengental bersama bertambahnya waktu dan kesia-siaan."⁣
Profile Image for Awal Hidayat.
195 reviews35 followers
June 28, 2020
Membaca kumpulan cerita "Cinta Tak Ada Mati" masih tetap menimbulkan tanya penuh kagum, " kok bisa ya punya ide seperti ini?". Jarang memfavoritkan kumcer yang dijadikan judul utama, tapi Cinta Tak Ada Mati memang meninggalkan pesan paling mendalam. I remember Pedro Calderon de la Barca said: When love is not madness, it is not love. It's just totally mindblowing how Eka Kurniawan portrayed the madness and tragic and irony of love throughout the writing. Kalau diingat kembali, hampir semua cerita yang dituangkan dalam kumcer ini masih khas dengan gaya Eka Kurniawan: misterius, kelam, penuh plot twist. Tak hanya tentang romansa biasa, mulai dari pendobrakan nilai patriarki, kungkungan budaya, rezim negara, hingga hal gaib yang tak kasat mata. Menarik sekali!
Profile Image for Mia Prasetya.
403 reviews268 followers
July 5, 2018
Cinta tak ada mati!!!! Endingnya bikin bengong. Kisah-kisah khas Eka Kurniawan. Suka!
Profile Image for cindy.
1,981 reviews156 followers
May 24, 2018
13 cerpen dari Ekakur yg ditulis antara tahun 2000-2011. Beberapa khas Eka sekali, sementara yg lain terasa sedikit eksperimental. Tema yg diangkat pun sangat beragam, dari yg sedikit mistik sampai yg agamis, dr jaman penjajahan, ke halimunda, sampai ke masa kini. Semuanya enak dinikmati.

Beberapa catatanku:
- Kutukan Dapur
Salah satu favku di kumcer ini. Wanita modern yg asing dalam hal masak-memasak berguru pada ratu dapur jaman hindia belanda ;)

- Cinta Tak Ada Mati
Kesetiaan Mardio mengingatkanku pada Florentino Ariza, tapi nuansa lokal yang kental dan ending yg ngenes membuatku termangu.

- Ajal Sang Bayangan
Dulu pernah didongengin kisah ini, tapi narasi apik Ekakur membuatnya terasa makin tragis.

- Penjaga Malam & Jimat Sero
Kedua cerpen ini sdh pernah kubaca di kumcer Kumpulan Budak Setan.

- Pengakoean Seorang Pemadat Indis
Ngahaha..., soesah sekali membaca cerpen satu ini. Bukan hanya penulisannya yang memakai bahasa indonesia ejaan lama, tapi gaya bahasanya juga disesuaikan dengan hal itu. Ceritanya juga lumayan gak biasa. Asyik kok, aku menikmatinya.

- Tak Ada yang Gila di Kota ini
Kisah terakhir yg terasa seting kontemporernya. Penutup bagus sekali untuk kumpulan cerpen ini.

Baca ini lewat GD, tapi kapan2 pengin koleksi juga ah.

#GD
Profile Image for Nadira Aliya.
80 reviews5 followers
June 11, 2018
Berisikan 13 cerita pendek karangan Eka Kurniawan. Siap-siap sebelum membacanya, karena pembaca akan dibuat sedikit gila dengan ide cerita yang absurd, dibumbui hal-hal mistis, namun sangat dekat dengan kehidupan masyarakat Indonesia. Pembaca seperti disihir untuk percaya pada hal-hal yang sebetulnya fiktif, namun bisa jadi terjadi pula di kehidupan nyata.

Cinta Tak Ada Mati dibuka dengan kisah Kutukan Dapur , yang kental dengan isu mengenai laki-laki yang menganggap urusan perempuan hanyalah dapur, sumur, dan kasur. Ada perlawanan yang diam-diam, senyap mematikan di sana. Perlawanan perempuan terhadap adat yang sering memaksanya untuk menikah dengan orang yang tak dicinta juga tertuang dalam kisah Lesung Pipit , saat tokoh perempuan dalam cerpen tersebut merasa lebih baik sundal dibandingkan kawin paksa.

Empat puluh halaman cerita Cinta Tak Ada Mati buat saya adalah sebuah karya yang gila. Tapi memang mungkin cinta begitu adanya, siapapun bisa gila dibuatnya. Dengan akhir cerita yang betul-betul di luar dugaan, dalam Cinta Tak Ada Mati, ada kisah cinta penolakan wanita terhadap pria yang begitu mencintanya, ada kegilaan masih berharap ketika wanita tersebut kemudian menikah dengan pria lain, dan ada hal yang paling gila ketika wanita tersebut akhirnya meninggal dunia, karena Cinta Tak Ada Mati.

Karya Eka Kurniawan tak melulu menyerempet hal-hal seputar kisah di atas kasur. Ada pula cerpen Surau yang seperti menyindir orang-orang yang beribadah tapi otopilot, tak tahu tujuan.

Lalu tentu saja ada cerita-cerita dengan unsur magis, seperti dalam kisah Mata Gelap dan Caronang . Kalau membaca yang ini, saya sendiri takjub bagaimana Eka Kurniawan bisa terpikirkan hal-hal semacam ini untuk dijadikan cerita.

Teringat pada suatu kesempatan, saya mendengarkan penulis berbagi mengenai bagaimana mencari ide cerita. Dan memang, penulis yang digadang-gadang sebagai jelmaan dari Pram ini mendapatkan idenya dari mana saja, termasuk dari potongan berita di koran yang aneh. Ah, penulis memang harus bisa melihat segala sesuatu dari sudut pandang yang berbeda!
Profile Image for Ratih.
209 reviews17 followers
November 4, 2019
4.5 bintang

one of Eka's best, I think.
Profile Image for Fitri Eka.
28 reviews2 followers
February 13, 2021
Buku kedua dari Eka Kurniawan yang saya baca.

Luar biasa mencengangkan isinya haha. Untungnya sudah ada penanda di sampul belakang, kalau buku ini diperuntukkan hanya bagi orang-orang dewasa. Bagi pembaca yang sudah punya anak tetapi di bawah umur, alangkah bijaknya menyimpan buku ini baik-baik supaya tidak sengaja terbaca oleh mereka. Karena alasan ini pula, sebagus apapun buku ini, saya belum bisa memberi rekomendasi penuh berupa bintang lima, karena buku ini bukan jenis buku yang ramah untuk segala usia.

Setiap bab membuat saya geleng-geleng kepala dan tertawa, setidak-tidaknya ya nyengir tidak habis pikir. Kalau diminta memilih bab yang paling favorit buat saya, ini di antaranya:
* Kutukan Dapur
* Surau
* Caronang
* Pengakoean Seorang Pemadat Indis

Tidak sabar baca bukunya Eka Kurniawan yang selanjutnya!
Profile Image for Sutresna.
225 reviews14 followers
August 28, 2015
Baru saja selesaaaaiii~~

Keren abiiis. Kalo dicetak ulang, kalian harus beli deh.

Cerpen pertamanya yang sama dengan nama judul kumcer ini, begitu ngena di hati saya. Cielah.

Sisa cerpen lainnya punya kedalaman yang beragam dengan tema yang tak disangka-sangka. Salute.
Profile Image for Azfa.
293 reviews2 followers
January 13, 2025
#temanduduk📚

📘 Cinta Tak Ada Mati
✍️ Eka Kurniawan
🖨️ @bukugpu
⌛ 2018
⚠️ 21+

Sebuah karya yang berisi kumpulan cerita pendek, yang mana telah pernah dimuat di berbagai media seperti majalah atau pun media cetak lainnya. Judul dari karya ini juga merupakan salah satu judul cerpen yang ada di dalamnya.

Narasi yang penulis ramu, memang tak dapat diragukan, menghipnotis. 👍 Aku cukup menikmati seluruh cerpen yang ada di dalamnya, meskipun sepanjang membaca dibuat terkaget-kaget akan plot cerita, juga dibuat berkali-kali beristighfar, sebab banyak hal yang membuatku ter-Hah? 😶 Baik karena hal-hal yang terlalu detail �� hingga hal-hal yang bikin kepala ikut merasa mendidih. Khas penulis banget memang, yang di aku rasanya cukup puas membaca cerpennya saja. 👍

Dari judul-judul yang ada di karya ini, hampir semuanya menggambarkan keadaan manusia yang ganjil di tengah kondisi sosial, budaya, dan politik di negeri kita. Beberapanya bikin aku angguk kepala, karena kondisi manusianya memang begitu. Miris! Ini manusia apa iblis jadinya? :( Di antara cerita yang cukup membekas buatku, yaitu : "Kutukan Dapur", "Caronang", "Bau Busuk", "Tak Ada yang Gila di Kota Ini" dan "Cinta Tak Ada Mati".

Judul "Cinta Tak Ada Mati" serius bikin aku kaget banget sih, ngga nyangka endingnya begitu 🤮 Terus di karya ini, ada satu judul yang dituliskan dengan Bahasa Indonesia ejaan lama. Menarik! Karena ketika membacanya, diri dibuat agak sedikit mikir. Intinya saat membacanya aku jadi terkesan tidak lancar. 😅

Kamu sudah membaca karya ini juga? Judul mana yang paling membekas?

#ekakurniawan
#jejak_sibuku
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for Atiqah Ghazali.
232 reviews12 followers
September 21, 2022
Cinta Tak Ada Mati oleh Eka Kurniawan
Diterbitkan oleh PTS Gramedia
Penilaian Goodreads: 3.93/5
Penilaian Saya: 5/5

"Ternyata darah tidak semerah yang kubayangkan. Darah lebih gelap daripada merah. Merah itu warna bendera dan darah tidak berwarna seperti bendera. Darah lebih seperti warna kelopak mawar yang membusuk. Dan aku suka warna itu mengalir dari sudut bibir Nasrudin."

Membaca karya Eka di kala Subuh, tafakurku sebentar menyelami bait-bait indah bahasa Nusantara ini. Sungguh mengait kalbu seumpama momen yang sunyi aman indah diterbangi burung pulang senja. Kelembutan, kesantunan, kekuatan dalam setiap ucap kata, penuh makna. Sebentar kunyalakan puntung Semporna sambil menghirup kopi hitam panas, ah, bahagia.

"Ketika luka mulai melelehkan darah, ilham itu kemudian datang begitu terang, serupa mimpi buruk yang muncul di kala siang." ... "Untuk membunuh bayangan, kau mesti membunuh diri sendiri."

"... berhati-hatilah, ada rahasia-rahasia tersembunyi dalam menu makan siang yang melimpah-ruah seperti itu... Rahasia-rahasia ini tersembunyi di dapur, di tangan perempuan-perempuan yang menggerus bumbu dan merebus umbi-umbian. Beberapa adonan ini menjadi makanan para dewa yang begitu nikmat, beberapa merupakan penyembuh-penyembuh ajaib, dan sisanya pembunuh-pembunuh tanpa ampun."

#MalaysiaMembaca
Profile Image for Farah.
212 reviews35 followers
July 12, 2018
Wah, membaca buku kumpulan cerpen (kumcer) ini merupakan sebuah pengalaman yang memuaskan.

Meskipun tidak membaca buku kumcer sebanyak tahun lalu, sebagai buku kumcer kedua yang aku baca tahun ini setelah buku kumcer 'Lampor', 'Cinta Tak Ada Mati' sukses masuk dalam jajaran buku favoritku. Kalau kamu adalah penggemar Eka Kurniawan atau merupakan salah satu penikmat cerita pendek, aku sarankan untuk memasukkan buku ini dalam wishlist-mu.


Dari 13 cerpen yang ada, 3 cerpen teratas favoritku bertajuk; Cinta Tak Ada Mati, Kutukan Dapur, dan Pengakoean Seorarang Pemadat Indis.

Kisah dalam cerpen Cinta Tak Ada Mati sendiri benar-benar menggambarkan judul cerpennya. Jarang sekali memang kita menemukan kisah yang judul dan isinya secocok ini sampai membuat bahagia. Aku sebenarnya sudah bisa menduga twist di akhir kisah ini. Namun tetap saja, aku masih terpana dibuatnya ketika dugaanku menjadi kenyataan.


Ulasan lengkapku tentang ke-13 cerpen dalam buku ini dapat ditemukan di sini
Profile Image for aurellia ✧⁠*⁠。.
170 reviews3 followers
April 18, 2024
Sebuah buku dengan kumpulan cerita pendek yang menarik, menonjol dengan kekhasan alurnya masing-masing. Aku pribadi sangat menikmati penuturan cerita Cinta Tak Ada Mati, bagaimana Mardio digambarkan sebagai pria yang selalu mencintai Melatie (meskipun Melatie bahkan tak pernah jadi kekasihnya, tapi menikah dengan seorang dokter termasyhur dan akhirnya wafat). Ia sudah berusaha untuk melupakan wanita itu, berusaha mencintai wanita lain tapi dia tidak bisa menghapus Melatie dari hatinya, jadilah ia seorang kakek-kakek berumur 70 yang masih mencintai sosok Melatie yang telah wafat. Lalu di akhir cerita ada adegan ketika Mardio berucap, "Paling tidak, izinkanlah aku memperoleh apa yang tersisa dari perempuan itu," lalu dia mencium si dokter, alias suami Melatie, hanya untuk merasakan jejak-jejak Melatie yang ketika hidup seringkali mencium bibir suaminya.

Lalu ada juga cerpen berjudul Surau yang menurutku sangat mengena. Tidak ada yang lebih menyedihkan daripada lupa akan caranya beribadah, lupa bagaimana caranya shalat. Sedih, malu, kecewa, bercampur jadi satu saat menatap sajadah tapi tak mampu laksanakan shalat, tak mampu menghadap kepada Allah.
Profile Image for Ann.
87 reviews17 followers
June 3, 2020
Rating sebenarnya: 4.89 🌟

Suka! Selalu suka dengan kata-kata yang dirangkai Eka Kurniawan. Perjalanan dalam membaca buku ini meninggalkan kesan yang kuat pada tiap cerpennya. Rasa kagum yang kuat, rasa takut yang kuat, rasa aneh yang kuat pula.

Betul bahwa tidak usah menggebu-gebu dalam menceritakan isi buku ini pada kawan, sanak saudara, maupun pengikut media sosial. Cukup rekomendasikan saja seperlunya, dan biarkan mereka mengalami sendiri perjalanan ajaib membaca buku ini.

Favorit saya adalah Kutukan Dapur, ini memikat sekali. Cerita lainnya adalah Bau Busuk, meninggalkan kesan paling mendalam ya tentu karena saya kehabisa nafas ketika membacanya.
Profile Image for Kiky ☆.
140 reviews5 followers
November 9, 2023
Awal baca buku ini karena tahun lalu waktu ke C2O aku baca buku ini, tapi karena waktu itu ngga sampai selesai, jadilah nangkring terus di currently read, tanpa tau kapan bakalan melanjutkan bacanya. Eh ternyata di Ruang Buku Kominfo ada, tapi antri banget, bersyukur beberapa bulan kemudian bisa dapet dan langsung pinjem selama 2 kali.

Buku ini isinya beberapa cerita pendek. Tapi yang bagus menurutku hanya 2, yaitu Cinta Tak Ada Mati (sesuai judul) dan satu lagi aku lupa judulnya, yang dimana ceritanya itu pokoknya ada sangkut pautnya dengan buku beliau yang Cantik itu Luka, berlatar belakang Halimunda dan pembantaian PKI-nya.

Alasan kenapa aku memberi bintang 3 disini, karena tentu aku berharap banyak dari buku beliau ini, meski cerpen aja isinya. Tapi nyatanya, dari sekian banyak cerpen, yang bagus cuma 2 menurutku dan yang lainnya ada yang susah aku pahami, terlebih cerita yang menggunakan gaya Bahasa Indonesia zaman dulu yang menggunakn Oe untuk huruf U. Bukannya aku terkesan, tapi aku mumet.

Tapi ya, aku masih menantikan buku beliau yang lain, karena memang setelah baca Cantik itu Luka dan nonton Seperti Dendam, Rindu Harus Dibalas Tuntas itu memberikan penggambaran betapa khas-nya tulisan beliau ini, meski memang genre nya sangat frontal.
Profile Image for Chels.
179 reviews3 followers
September 29, 2024
Stres! Keren banget cerpen-cerpennya. Ada yang menggambarkan keperkasaan perempuan, kecerdikan perempuan, bahkan kritik sosial-politik. Dua cerpen awal menenggak paling banyak kekagumanku. Satu cerpen mengingatkanku sama sejarah di Timtim, menarik. Cerpen satu lagi yang unik, yaitu cerpen yang menggunakan ejaan lama. Cerpen ini memberi pengalaman baca yang njlimet wkwk. Satu lagi, bahasa yang digunakan sangat magis sehingga membuatku tersihir.
Profile Image for Fir Isnaeni.
44 reviews20 followers
September 20, 2022
Punya yang covernya sudah merah-biru warnanya.
Cukup bagus dan menyenangkan ceritanya. ngebaca ini cukup lama, sekitar 2 bulanan karena memang kaya lagi jenuh sama baca dan lagi dalam tahap depresi relapse, jadi agak ngendur bacanya.
Cuma cukup oke walaupun ada beberapa hal yang susah dimengerti, tapi pas udah sampe akhir cerpen baru engeh maksudnya apa.
4 stars from me~
Profile Image for Ega Abdi  Satrio.
21 reviews41 followers
October 22, 2019
Tak ada benang merah dalam semua ceritanya selain kegilaan imajinasi penulis dan nasib naas karakternya. Makin kagum dengan mas Eka. Beberapa cerpen kelewatan bagus dan beberapa juga rasanya biasa saja. Suka banget dengan 'Cinta Tak Ada Mati', cinta tulus bertepuk sebelah tangan yang berakhir sangat perih. 'Surau' juga mungkin terasa dekat dengan orang-orang (saya juga) yang dulunya dididik keras dengan agama dan ketika dewasa malah makin berjarak, berat banget konflik batinnya.
Profile Image for Ainu Athifah.
193 reviews
October 9, 2020
Baru sadar ternyata buku ini sudah 2 tahun lamanya tetap ada di rak to-read dan akhirnya selesai juga dibaca. Cerita-ceritanya mengingatkan saya akan Malam Terakhirnya Leila. Gelap, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk terjadi di sekitar kita.

Intinya, bagus!
Profile Image for riza.
47 reviews3 followers
January 5, 2022
ga tau berapa kali bilang sinting pas baca buku ini. buku kesekian dr mas eka yg sy bca. seperti biasa khasnya eka selalu mengemas cerita dgn gamblang dan liar. tema yg di ambil juga random dan unik.
fav cerita di buku ini ; cinta tak ada mati, caronang, dan jimat sero.
mencengangkan bgt.
Profile Image for Nike Andaru.
1,628 reviews112 followers
January 19, 2020
13 - 2020

Ada 1-2 judul dalam kumpulan cerpen dalam buku ini sudah pernah saya baca sebelumnya, seperti Jimat Sero dan Penjaga Malam, tapi saya lupa sudah baca di buku kumcernya Eka Kurniawan yang mana. Yang diangkat menjadi judul buku ini sendiri Cinta Tak Ada Mati, adalah cerita yang paling panjang di antara 12 judul lainnya.

Semua cerpen dalam buku ini khas Eka banget, saya justru kurang suka cerita Cinta Tak Ada Mati, lebih suka cerita soal Caronang dan Ajal Sang Bayangan.
Profile Image for Lommie  Ephing.
113 reviews2 followers
March 9, 2020
Ending setiap cerpennya memang mak jleb. Khas Eka Kurniawan.
46 reviews
November 17, 2025
Berbeda dari buku-buku Eka yang lain, sensasi terpukaunya ga dapet di buku ini. (subjektif)
Profile Image for Widia Kharis.
47 reviews
April 7, 2019
nggak pernah aku sebucin ini sama tulisan seseorang kecuali punyanya eka kurniawan.

sumpah ya, nggak pernah mengecewakan. selalu ada kejutan di akhir cerita. dari 12 cerpen, favoritku tentu saja yang jadi judul buku ini; "cinta tak ada mati". gilak! alurnya lambat banget, tapi ending-nya, boom! bikin misuh-misuh. cerpen-cerpen yang lain juga nggak kalah gereget, termasuk "jimat sero" yang ternyata pernah aku baca di koran.

dibandingkan sama "corat-coret di toilet", aku lebih suka ini sih. tapi masih ada "gelak sedih" dan "perempuan patah hati yang kembali menemukan cinta melalui mimpi" yang belum aku baca. segera deh kucari dua buku itu buat menggenapi kebucinanku sama tulisannya eka kurniawan hehe.
Profile Image for Missy J.
629 reviews107 followers
November 11, 2023
This is my second short story collection by Eka Kurniawan and generally, my fifth Eka Kurniawan book. I have to say reading these stories reminded me of his creativity, bluntness, simplicity and the surprise almost each story entailed. I enjoyed reading most of these stories. Here's a short review of each story:

Kutukan Dapur (kitchen curse): a brilliant colonial story of a female cook who is able to assassinate the Dutch people through her amazing cooking skills which lead to death days and weeks after her meals. 5 stars.
Lesung Pipit (dimple): a sad story of a girl who was given away by her father as payment to an old dukun (village doctor). She does something terrible to herself in order to fight against the paternalistic society. 4 stars.
Cinta Tak Ada Mati (love never dies): the longest story in this book is about an unrequited love that becomes obsessive beyond death. 3 1/2 stars.
Persekot (advance payment?): a story of injustice and absurdity. A man is jailed for a crime he didn’t commit and in order to hide his love. 2 1/2 stars.
Surau (Muslim gathering place): a story about the struggle of believing in faith. Religion is so important in Indonesian society that it sometimes feels oppressive and pushed upon individuals. 3 stars.
Mata Gelap (dark eye): a story about a man who loses all of his five senses because the authoritarian government is scared of him. Solid 3 stars.
Ajal Sang Bayangan (the death of the shadow): the one story I didn't like in this book. It was difficult to read and about a wayang story. 1 star.
Penjaga Malam (night guard): a ghost story of a night guard dying. 2 stars.
Caronang (mythical creature): a very interesting story about a mythological creature that commits a serious crime. Absurdity and modernity. 3 stars.
Bau Busuk (rotten smell): one long sentence about the communist killings of 1965 and how people don’t care about it. 5 stars.
Pengakoean Seorang Pemadat Indis (confessions of a Indies opium smoker): the story of an opium addict and his wife and how they got the info that opium is good against cholera. I liked the atmosphere of this one. 4 stars.
Jimat Sero (sero amulet): a story of superstition, superpowers and forgotten childhood memories. This had the Tarantino feeling that Eka sometimes conveys in his books. 4 stars.
Tak Ada Yang Gila Di Kota Ini (there are no loonies in this city): a crazy story of how mentally insane people are taken out of the city and used as entertainment by the mainstream. I forgot the end of this story already. 2 1/2 stars.
Profile Image for Dodi Prananda.
Author 18 books41 followers
July 12, 2014
Percayakah kau ada buku yang kuendapkan lebih dari setengah windu, dan baru kubaca pada tahun ini? Itulah buku-buku Eka. Suatu petang di tahun itu, aku jadi manusia paling beruntung datang ke bazar buku dan kemudian memborong tiga buku Eka Kurniawan, dan buku ini salah satunya. Buku ini masih dicetak dengan kertas hvs putih, tidak dengan kertas kuning sebagaimana buku-buku hari ini. Plusnya, buku ini tidak akan cepat menguning, dan minusnya, buku ini jadi berat di tangan saat membacanya.

Kenapa harus kuendapkan? Karena saat itu aku merasa pikiranku belum siap membukanya. Aku takut jadi perenang yang hanya bisa menjulurkan kaki ke air, karena merasa tak bisa menghadapi kolam yang dasarnya sangat jauh dan kakiku yang pendek tak bisa dijejakkan. Begitulah, baru ketika awal bulan Juni, saat musim dalam hidupku mengharuskanku pergi dan pulang kantor di Cikini dengan menumpangi kereta, buku menjadi teman seksi di kereta sambil berdesak-desakkan dalam gerbong.

Cerita pertama, yang juga dipilih menjadi judul buku, adalah cerita favoritku. Aku larut pada kisah laki-laki yang kesepian sepanjang hidupnya dan menderita secara batin akibat cinta yang terpendam hampir sepanjang hidupnya. Bagiku, saat Eka menceritakan lelaki tua kesepian itu, aku seperti sedang duduk berhadapan dengan tokohnya itu langsung dan ia mencurahkan keluh kesahnya, seperti mendengar ia mengajakku untuk membelah dadanya dan barangkali mengusai hatinya, seperti ingin membuktikan bahwa sampai kapanpun hanya nama Melatie yang ada. Akhir yang menyesakan begitu, menimbulkan pengalaman "shock", menyentak dan haru.

Selebihnya, yang ingin kukatakan adalah, betapa banyak hal yang membuka wawasan saat membuka lapis demi lapis cerita. Sungguh tak berlebihan pujian SGA dan Oka pada kulit belakang buku. Untuk kesempurnaan buku ini, kuberikan lima bintang.
Profile Image for Yuliana Martha Tresia.
66 reviews19 followers
February 11, 2021
Buku kumpulan cerita pendek ini adalah karya yang kesekian dari Eka Kurniawan yang saya simak baca—dan sekali lagi, saya terkesan. Akan kreativitas Eka untuk mengeksplorasi alur sampai tokoh, akan kekhasan gaya penulisannya, akan akhir cerita yang kadangkala membuat pembaca ternganga sangkin kagetnya.

Ada empat cerita pendek dalam buku ini yang meninggalkan kesan mendalam bagi saya, empat paling favorit. Dalam dua cerita pendek pertama, Kutukan Dapur dan Lesung Pipit —Eka Kurniawan membingkai dengan baik dua cerita berbeda dari dua orang perempuan berbeda yang berupaya melawan penindasan yang dialami dengan caranya sendiri. Cara-cara perlawanan itu, melalui ‘dapur’ dan ‘kasur’, sangat tidak terprediksi—disitulah, saya rasa, letak kekuatan dua cerita pendek karya Eka ini. Saya sungguh merasa haru akan daya resiliensi dua tokoh perempuan dalam dua cerita pendek Eka ini.

Cerita pendek Caronang, seperti satir terhadap antroposentrisme. Dengan tidak terduga, Eka Kurniawan ‘menghidupkan kembali’ salah satu hewan yang telah punah dalam ceritanya. Terakhir, cerita pendek Tak Ada Yang Gila di Kota Ini, seperti satir paling keji terhadap masyarakat yang memperlakukan ‘orang gila’ (orang dengan gangguan jiwa) seperti bukan manusia. Saya ikut perih membaca sepenggal demi sepenggal ceritanya, apalagi Eka benar-benar menyoroti fakta pedih tentang kekerasan seksual terhadap perempuan: bahwa perempuan dengan disabilitas (termasuk disabilitas mental) merupakan salah satu kelompok yang paling rentan terhadap kekerasan seksual.

Sekali lagi, Eka Kurniawan selalu berhasil mengejutkan para pembacanya dan membingkai cerita-ceritanya dengan kreatif dalam kekhasannya sendiri, tanpa lupa melukis konteks dan kritik sosial disana. Buku ini harus menjadi salah satu koleksi dari karya Eka Kurniawan.
Displaying 1 - 30 of 222 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.