Sebagaimana pulau Bali yang ditandai banyak keindahan, hidup Gede Prama juga mengukir banyak karya tentang keindahan kehidupan. Di desa Tajun Bali Utara, sejak kecil ia belajar mengukir makna dengan “bercakap-cakap” bersama alam. Ini kemudian diperkaya oleh berkah bea siswa yang pernah membawanya belajar ke Lancaster Inggris serta Fontainebleau Perancis. Berkah pekerjaan pernah membawanya bekerja di perusahaan Jepang serta memimpin perusahaan dengan ribuan karyawan, tatkala umurnya baru 38 tahun. Ketekunannya sebagai konsultan membuatnya pernah menjadi konsultan manajemen di perusahaan televisi RCTI, perusahaan taksi Blue Bird dll. Panggilan tugasnya sebagai pembicara publik membuatnya pernah berbicara di berbagai forum (National, International) serta diundang World Bank, Unilever Global, IBM, Microsoft, Citibank dll sebagai narasumber. Ketekunannya berkarya membuatnya sudah menghasilkan puluhan judul buku (dua dalam bahasa Inggris), ribuan artikel, pesan-pesannya menyebar melalui banyak radio, televisi, internet, dan media cetak. Menjadi penulis tetap di harian Kompas serta majalah Info Bank. Karya terakhirnya berjudul “Simfoni di Dalam Diri: Mengolah Kemarahan Menjadi Keteduhan” (Gramedia Pustaka Utama 2009), serta Sadness, Happiness, Blissfulness: Transforming Suffering Into The Ultimate Healing (Gramedia International 2009). Karya yang menjelang terbit di akhir 2010 ini berjudul “Pencerahan Dalam Perjalanan: Jalan-jalan Kesembuhan, Kedamaian, Keheningan” (Gramedia Pustaka Utama 2010).
Kendati kehidupan pernah membawanya ke tempat yang jauh, toh Gede Prama harus kembali ke titik di mana ia memulainya: “bercakap-cakap” dengan alam di desa Tajun Bali Utara. Di desa inilah ia menghabiskan sebagian waktu menulis, bertaman, serta bermeditasi (mindfulness training).
Kendati pernah belajar spiritualitas langsung dari HH Dalai Lama di Dharamsala India Utara, hati Gede Prama tetap sama dengan ketika ia memulai perjalanan di desa Tajun Bali Utara: “semua mau bahagia, tidak ada yang mau menderita”. Meski masih jauh dari sempurna, ia memberanikan diri untuk berbagi pesan tentang tidak menyakiti, banyak menyayangi, mencintai semua mahluk, karena itulah yang membuat manusia berbahagia.
Seperti ada banyak lampu di atas kepala setelah baca buku ini, penuh dengan pencerahan. Kalau Anda suka mengutip kalimat inspiratif dari buku, maka tiap kalimat dari buku ini bisa dikutip. Sedikit berlebihan ya, hahaha... Itu sih menurut saya. Gede Prama menulis tanpa menggurui, bertutur sopan & menggunakan bahasa yang sederhana. Kita diajarkan untuk memaafkan karena memaafkan itu membebaskan serta kita diberitahu pula jika musuh adalah kurir Tuhan & merupakan guru yang menyamar. Bacaan bagus :)
Baca buku ini karena ga sengaja, saya pikir isinya buku motivasi tentang bagaimana menjadi 'kaya'. Tapi setelah membaca, ternyata buku ini menuntun saya kepada kekayaan yang sesungguhnya. Setiap bab yang saya baca seperti gelas demi gelas air yang mengobati rasa haus. Untuk bisa menangkap psan-pesan dari buku ini susah-susah gampang, butuh suasana hati yang pas, yang siap menerima ajaran-ajaran kebeningan. Cocok untuk dijadikan bacaan di pagi hari yang tenang, sambil menikmati segelas teh hangat, ditemani cahaya matahari yang lembut dan kicauan burung yang menenangkan :)