Jump to ratings and reviews
Rate this book

Beras dan Cerita-cerita Bergizi Lainnya

Rate this book
Beras adalah sekumpulan cerita pendek bertemakan makanan karya penulis-penulis yang besar pada masanya di Jepang, mulai dari buah-buahan, bahan makanan, sampai permen dan gula-gula.

Sepanjang kita hidup, makanan selalu menjadi saksi keseharian kita. la menutrisi, memberikan energi untuk kita menjalani hidup sehari-hari, dan terkadang memberikan arti tertentu dalam hidup masing-masing orang. Makanan yang sama mungkin memberikan persepsi yang berbeda.

Delapan penulis dan lima penerjemah akan menemanimu bersantap. Namun, perlu diingat, tak semua makanan bergizi enak di lidah...

186 pages, Paperback

Published September 1, 2023

5 people are currently reading
103 people want to read

About the author

Ryūnosuke Akutagawa

1,325 books2,129 followers
Akutagawa Ryūnosuke (芥川 龍之介) was one of the first prewar Japanese writers to achieve a wide foreign readership, partly because of his technical virtuosity, partly because his work seemed to represent imaginative fiction as opposed to the mundane accounts of the I-novelists of the time, partly because of his brilliant joining of traditional material to a modern sensibility, and partly because of film director Kurosawa Akira's masterful adaptation of two of his short stories for the screen.

Akutagawa was born in the Kyōbashi district Tokyo as the eldest son of a dairy operator named Shinbara Toshizō and his wife Fuku. He was named "Ryūnosuke" ("Dragon Offshoot") because he was born in the Year of the Dragon, in the Month of the Dragon, on the Day of the Dragon, and at the Hour of the Dragon (8 a.m.). Seven months after Akutagawa's birth, his mother went insane and he was adopted by her older brother, taking the Akutagawa family name. Despite the shadow this experience cast over Akutagawa's life, he benefited from the traditional literary atmosphere of his uncle's home, located in what had been the "downtown" section of Edo.

At school Akutagawa was an outstanding student, excelling in the Chinese classics. He entered the First High School in 1910, striking up relationships with such classmates as Kikuchi Kan, Kume Masao, Yamamoto Yūzō, and Tsuchiya Bunmei. Immersing himself in Western literature, he increasingly came to look for meaning in art rather than in life. In 1913, he entered Tokyo Imperial University, majoring in English literature. The next year, Akutagawa and his former high school friends revived the journal Shinshichō (New Currents of Thought), publishing translations of William Butler Yeats and Anatole France along with original works of their own. Akutagawa published the story Rashōmon in the magazine Teikoku bungaku (Imperial Literature) in 1915. The story, which went largely unnoticed, grew out of the egoism Akutagawa confronted after experiencing disappointment in love. The same year, Akutagawa started going to the meetings held every Thursday at the house of Natsume Sōseki, and thereafter considered himself Sōseki's disciple.

The lapsed Shinshichō was revived yet again in 1916, and Sōseki lavished praise on Akutagawa's story Hana (The Nose) when it appeared in the first issue of that magazine. After graduating from Tokyo University, Akutagawa earned a reputation as a highly skilled stylist whose stories reinterpreted classical works and historical incidents from a distinctly modern standpoint. His overriding themes became the ugliness of human egoism and the value of art, themes that received expression in a number of brilliant, tightly organized short stories conventionally categorized as Edo-mono (stories set in the Edo period), ōchō-mono (stories set in the Heian period), Kirishitan-mono (stories dealing with premodern Christians in Japan), and kaika-mono (stories of the early Meiji period). The Edo-mono include Gesaku zanmai (A Life Devoted to Gesaku, 1917) and Kareno-shō (Gleanings from a Withered Field, 1918); the ōchō-mono are perhaps best represented by Jigoku hen (Hell Screen, 1918); the Kirishitan-mono include Hokōnin no shi (The Death of a Christian, 1918), and kaika-mono include Butōkai(The Ball, 1920).

Akutagawa married Tsukamoto Fumiko in 1918 and the following year left his post as English instructor at the naval academy in Yokosuka, becoming an employee of the Mainichi Shinbun. This period was a productive one, as has already been noted, and the success of stories like Mikan (Mandarin Oranges, 1919) and Aki (Autumn, 1920) prompted him to turn his attention increasingly to modern materials. This, along with the introspection occasioned by growing health and nervous problems, resulted in a series of autobiographically-based stories known as Yasukichi-mono, after the name of the main character. Works such as Daidōji Shinsuke no hansei(The Early Life of

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
7 (8%)
4 stars
38 (44%)
3 stars
38 (44%)
2 stars
2 (2%)
1 star
0 (0%)
Displaying 1 - 26 of 26 reviews
Profile Image for Hestia Istiviani.
1,035 reviews1,962 followers
September 24, 2023
Di balik cerita yang (kita kira) sederhana ada proses njelimet di belakangnya. Ya dari sisi penulisannya hingga penerjemahannya.

Sewaktu menyelesaikan Beras, aku cuma bisa merasa heran. Kisah-kisah makanan yang terkumpul dalam buku ini bikin aku bergumam, "Penulisnya tuh kok bisa ya kepikiran cerita begitu?"

Bayangkan saja, ada cerita pertikaian jajanan dalam sebuah wadah. Juga perkumpulan jamur. Keduanya hanyalah cerita singkat namun ternyata bikin aku tertawa terbahak-bahak dengan akhir kisahnya.

Belum lagi membahas tentang penerjemahan. Delapan penulis Jepang ini berasal dari era klasik. Tentu ada kosa kata atau gaya bahasa yang nggak biasa. Tapi para penerjemah dengan lihai bisa menyajikan Beras yang cocok dengan "lidah" orang Indonesia. Bagaikan koki yang nggak asal menirukan resep tapi juga menyesuaikan dengan konteks targetnya.

(Asli aku kagum kok bisa ya para penerjemah serta editor membuat kumcernya mudah dikunyah seperti ini)

Membaca Beras mengingatkanku pada makanan favorit. Comfort food, mereka bilang. Dan sebagai perantau yang sudah 8 tahun bermukim di Ibukota, terkadang aku rindu sekali dengan kuliner Surabaya--tahu tek, tempe penyet, lontong kupang, banyak!

Beras bukan sekadar bacaan. Kalau boleh mengutip tema Lyceum-nya pak Gita Wirjawan siang tadi, suguhan dalam kumcer ini sesungguhnya merupakan perpaduan Pustaka, Rasa, dan Imajinasi ✨
Profile Image for Lelita P..
628 reviews60 followers
November 23, 2023
Butuh waktu lama buat namatin ini. Rasanya lebih menyenangkan baca dua kumcer Penerbit Mai yang lain, Sengkarut dan KAKI KUDA dan cerita lain. Soalnya cerpen-cerpen di buku ini tuh... rada absurd. Apalagi ada cerita yang pendek-pendek banget pula, cuma dua sampai tiga halaman. Sebaliknya, cerpen yang jadi judul buku ini--Beras--malah panjang banget sampai menghabiskan sepertiga isi buku. Komposisi cerita-ceritanya itu jadi terasa timpang. Tapi memang terasa sih sastranya. (Bahkan yang pendek-pendek banget itu juga terasa sastra.)

Anyway, sebetulnya saya suka tema makanan yang membungkus kumcer ini. Semua cerpen di buku ini mengangkat tema makanan dan judul-judulnya adalah nama makanan atau berkaitan dengan makanan. Kita semua suka makanan, jadi segar aja gitu melihat deretan cerpen berjudul dan bertema itu. Apalagi idenya unik-unik banget. Walaupun temanya makanan, semua idenya nggak ada yang biasa.

Cerpen yang paling berkesan di buku ini (selain Beras karena memang paling panjang sendiri) bagi saya ada dua, yaitu Jeruk karya Akutagawa Ryunosuke dan Restoran dengan Banyak Pesanan karya Miyazawa Kenji. Kebetulan letak dua cerpen itu bersebelahan, jadi kesan yang ditinggalkan juga beriringan. Cerpen Jeruk sangat kontemplatif dan mengupas potret kemanusiaan, sementara cerpen Restoran dengan Banyak Pesanan mengandung unsur fantasi yang agak aneh bin surreal tapi justru itu yang meninggalkan bekas.

Vibe keseluruhan kumcer ini bisa dibilang sama sekali tidak gelap meskipun ini jatohnya kumcer sastra. Mungkin karena disatukan oleh tema makanan itu, jadi cerita-ceritanya nggak terlalu berfokus pada sisi gelap manusia sebagaimana cerita sastra pada umumnya. Kalaupun ada menyinggung tentang itu, sudut pandang yang diambil membuatnya terasa cukup cerah dan tertahankan karena disandingkan dengan makanan.
Profile Image for Merry.
25 reviews1 follower
March 15, 2025
ini adalah kumpulan cerita tentang makanan, yang ditulis penulis klasik jepang dan diterjemahkn ke indo, terjemahannya luwes banget bahkan kadang kaget sama diksinya. dari 10 cerita beberapa menghangatkan hari, beberapa bikin senyum simpul dan tentunya selayaknya cerita penulis jepang beberapa absurd dan sulit ditangkep ini mksudnya apa sih.

"Beras" adalah cerita paling panjang, dari semua cerita yg ada, berkisah ttg keluarga petani di masa perang yg mengalami permasalahan ekonomi maupun sosial. Tapi favoritku adalah "jeruk" cerita mengharukan penuh harapan antara kakak-adik

Besides stories about books, I also always enjoy stories about food, how food is not just something we put into our mouths, taste, and use to fill our stomachs, but far beyond that, food holds many stories.
Profile Image for Pauline Destinugrainy.
Author 1 book265 followers
April 20, 2024
Kumpulan cerpen ini terdiri atas 10 cerpen. Ada yang (sangat) pendek dan ada juga yang lumayan panjang. Favorit saya adalah "Permen", "Permen Karamel dan Gula-Gula", dan "Jeruk". Ketiganya cerita yang singkat tapi menghangatkan hati. Ada juga cerita "Restoran dengan Banyak Pesanan" yang lucu.
Profile Image for Arazhia.
122 reviews3 followers
December 27, 2024
Seru banget baca cerpen penulis penulis Jepang di buku ini. Semuanya, punya sudut pandang dan cerita yang menarik. Tapi favorit saya, Permen Karamel dan Gula-Gula, si
Profile Image for Fikriah Azhari.
362 reviews143 followers
January 28, 2024
“ᴅᴇᴍɪᴋɪᴀɴʟᴀʜ, ʙᴀɪᴋ ʏᴀɴɢ ʙᴇꜱᴀʀ ᴍᴀᴜᴘᴜɴ ʏᴀɴɢ ᴋᴇᴄɪʟ, ᴘᴀʀᴀ ᴊᴀᴍᴜʀ ʙᴇʀᴀᴄᴜɴ ᴅɪɪɴᴊᴀᴋ-ɪɴᴊᴀᴋ, ᴅɪᴄᴀʙᴜᴛ ꜱᴀᴍᴘᴀɪ ᴋᴇ ᴀᴋᴀʀ, ʟᴀʟᴜ ᴅɪʜᴀɴᴄᴜʀᴋᴀɴ ꜱᴀᴍᴘᴀɪ ʙᴇʀᴋᴇᴘɪɴɢ-ᴋᴇᴘɪɴɢ.”

Aku sering banget denger ada yang "menyimpan seseorang" di sebuah lagu, di mana ketika dia dengerin lagu tersebut, langsung keinget orang yang disimpan di dalamnya. Tapi kalau kalian, ada nggak yang "menyimpan seseorang" pada makanan tertentu?

Makanan selalu jadi saksi keseharian kita. Secara tidak langsung, menyimpan ceritanya tersendiri.

Buku ini terdiri dari 10 cerita pendek karya penulis Jepang yang menyajikan rasa yang beragam. Ada yang butuh dua lembar saja untuk selesai, dan ada juga yang terdiri dari beberapa bagian. Ada yang memperlihatkan gambaran keluarga yang tidak ingin dipandang sebelah mata, ada juga yang menampilkan perjamuan terakhir para jamur 🍄.

Favoritku adalah "Jeruk" dan "Restoran dengan Banyak Pesanan".

Jeruk 🍊 beneran tipeku banget, cerita yang menghangatkan hati. Sedangkan Restoran dengan Banyak Pesanan 🍽️ bikin aku speechless dan mikir kok Miyazawa Kenji kepikiran nulis cerita kayak gitu ya 😨. Ada sensasi mencekam dan kurang nyaman yang kurasakan waktu baca cerpen ini meskipun dibuat terhibur dengan tingkah dua pemuda yang berkunjung ke restoran di tengah hutan ini. Aku ragu bisa deskripsiin ceritanya, jadi mending kalian baca sendiri untuk merasakan kesan gelapnya.

Terus kalau disuruh milih yang bikin aku cengo, aku akan sebut "Permen Karamel dan Gula-Gula" karena coba bayangin pertengkaran makanan-makanan manis yang saling meremehkan di dalam kotak jajanan? 🤨🤫

Satu yang aku tarik dari buku ini, yakni setiap cerita menjadi "hidangan" yang dinikmati secara lengkap dengan rasanya masing-masing. Beberapa mengangkat tabiat manusia yang tidak secara eksplisit diperlihatkan, namun menggunakan bantuan berbagai jenis makanan untuk mengantarkan apa yang penulis ingin sampaikan; manusia yang kerap berprasangka buruk ke orang yang bahkan nggak dikenalnya, yang nggak pernah puas cukup dengan apa yang dibutuhkannya, yang menghancurkan sesuatu padahal bahkan nggak mengusik mereka.
Profile Image for P.P. Rahayu.
Author 1 book36 followers
November 18, 2025
Beras dan Cerita-cerita Bergizi Lainnya
ole Ryunosuke Akutagawa dan lainnya
3.5 dari 5 bintang

“Kalau cuma sedikit, bisa kuatur. Sebenarnya, beberapa hari ini aku sudah mengurusi itu. Dalam keadaan darurat begini, orang gembel macam aku pun harus membantu negara, kan?"

— Kouhei, pg. 96


Seperti yang sudah disampaikan di blurb, Beras merupakan sekumpulan cerita pendek bertemakan makanan karya penulis-penulis yang besar pada masanya di Jepang. Ada sepuluh cerita yang dihadirkan dan penceritaan dari masing-masing penulis tentu beragam. Awalnya, aku pikir ceirta Beras ditulis oleh Akutagawa sensei, ternyata bukan. Tapi, tak dapat dipungkiri kalau cerita Beras memang menjadi kisah paling menonjol buatku di buku ini.

So far, ada tiga cerita lainnya yang berkesan buatku. Mulai dari Sushi, Restoran dengan Banyak Pesanan, dan Majelis Perjamuran. Khusus untuk Restoran dengan Banyak Pesanan, menurutku ide ceritanya menarik karena tidak membahas makanan secara khusus—dari judulnya pun secara eksplisit tidak menyematkan nama makanannya. Sungguh kreatif sekali Miyazama Kenji dalam menulis cerita ini.

Sembari membaca, aku juga sedikit searching soal masing-masing penulis. Sayangnya, banyak dari mereka yang gone to soon, baik karena alasan kesehatan atau keputusan mereka unalive themselves. Bayangkan kalau semisal para penulis ini hidup lebih lama? Pasti akan banyak sekali karya tak terduga yang mereka hasilkan.

Jadi, buku ini sangat recommended karena ceritanya banyak yang unik. Worth it to read.
Profile Image for Hirai.
197 reviews6 followers
March 2, 2025
“Apa yang bergizi dari cerita ini?”

Seperti biasa kita akan bertemu dengan kumpulan cerita unik dan absurd namun mengesankan. Sesuai dengan judulnya semua kumpulan cerita dalam buku ini memang mengambil tema makanan yang membuat jalan ceritanya jadi menyenangkan. Namun apakah benar makanan yang dimaksud disini adalah makna harfiah atau justru kiasan lain?
Keseluruhan cerpen sangat ringkas hanya saja untuk judul Beras memang mengambil part paling banyak dalam buku ini. Ada sisi kontemplasi kemanusiaan, fantasi dan hal-hal yang sulit diperkirakan membuat kumcer ini memberikan kesan tersediri setelah membacanya. Bagusnya keseluruhan cerita berfokus pada hal sama yakni sisi gelap manusia namun tidak terlalu menyeramkan mengingat dibalut dengan konsep makanan yang lucu.
Para penulis berhasil mengambil sudut pandang lain yang membuat ceritanya tidak terlalu suram meskipun makna utamanya tetap. Buku page turner yang bisa dibaca untuk mengobati reading slump apalagi terjemahannya juga mengalir jadi mudah untuk dipahami.
Profile Image for Mardyana Ulva.
75 reviews3 followers
July 13, 2024
Entah karena cerita aslinya yang memang kurang cocok di gue atau terjemahannya yang kurang mulus, rasanya nggak asik aja gitu membaca buku kumpulan cerita ini. Satu-satunya yang bisa saya bilang menarik itu cerita berjudul "Sushi." Ini narasinya enak dibaca 👍🏽

Cerita berjudul "Beras" narasinya paling panjang, tokohnya banyak, tapi kok saya nggak dapet ya poinnya apa 😂😂
Okelah ada adegan-adegan yang bikin saya berempati, soal betapa sulitnya jadi perempuan petani yang miskin dan hidup di desa. Alih-alih menjadi perempuan manut suami, Oseki itu digambarkan sebagai perempuan bermulut tajam dan sering bersikap kasar pada anak perempuan, ibunya sendiri, dan pada suaminya. Ini ada sebabnya, yang terutama soal ekonomi. Tapi selain empati ini jujur nggak ada gejolak antusiasme yang gimana-gimana sih membaca cerita-cerita di sini.

Sepertinya memang karena ekspektasi tinggi makanya jadi kecewa. Apalagi sempat membaca "Sengkarut" dan "Kaki Kuda" yang rasanya menyenangkan sekali dibaca.
Profile Image for Tyas.
Author 38 books87 followers
January 31, 2024
Sebagai penggemar cerpen, saya menyambut baik buku ini, yang merupakan upaya memperkenalkan lebih banyak cerpen dan penulis Jepang bagi pembaca Indonesia. Ceritanya bermacam-macam, dari yang tragis sampai yang membuat tersenyum, dari yang pendek sekali sampai yang cukup panjang. Jujur, tidak semua cerpen saya pahami benar. 'Pir Liar' oleh Miyazawa Kenji misalnya... Saya bingung harus memperlakukan cerita ini seperti apa. Memang murni cerita anak yang tidak bermaksud apa-apa, ataukah ada pesan tersembunyi?

Dua cerita yang paling meninggalkan kesan adalah 'Beras', yang realistis, menggigit, membuat kesal sendiri karya Inuta Shigeru, dan 'Jeruk" yang manusiawi dan hangat karya Akutagawa Ryunosuke.
Profile Image for Alifa Dzulfiadevi.
38 reviews
September 22, 2024
Buku ini sangat bergizi.

Aku kira buku ini akan jadi salah satu buku kumpulan cerita favoritku. Dibuka dengan cerita pendek yang heartwarming, aku kira seluruh ceritanya akan memberikan kesan hangat yang ternyata aku salah. Kritik sosial yang tersirat dari masing-masing ceritanya menjadi sangat menarik untuk disimak, dengan sebagian besar cerita yang berlatar belakang waktu saat perang asia pasifik berlangsung.

Kumpulan cerita absurd lainnya bercerita tentang keluarga kepiting dan sekumpulan jamur. Tokoh yang tidak terduga tapi sangat menarik. Buku ini sangat bisa untuk disantap dalam sekali duduk. Dan dari semua kumpulan cerita yang disajikan, aku akan sangat merekomendasikan untuk membaca cerita yang berjudul Sushi, yang akan menjadi cerita favoritku di buku ini.
Profile Image for Lina Maharani.
271 reviews15 followers
April 18, 2024
KETIKA MAKANAN BISA BERUJAR

Kumpulan cerita tentang bahan pangan & makanan ini cukup unik dan segar untuk dibaca. Tipe cerita hangat yang bikin kita tersenyum sambil bergumam, 'ah iya juga ya...'

Ada tentang pelajaran moral, kegigihan, rasa serakah hingga obrolan khayal yang mungkin tak pernah terpikirkan di benak kita.

Apa kamu pernah berpikir bahwa sekaleng permen yang bermacam-macam itu bisa bertengkar soal siapa yang lebih pantas menyandang gelar permen? Atau sekelompok jejamuran di alam bebas yang memperdebatkan keberadaan mereka di mata manusia?

Sungguh cerita yang hangat tapi juga menggelitik.

Boleh lah dibaca saat santai~
Profile Image for Carissa Sometimes.
56 reviews
September 11, 2025
everybody say thank you to Penerbit Mai for this short stories collection! dari awal baca cerpen pertama "Gula-Gula" aku bisa menebak kalau tipe cerpen-cerpen klasik Jepang ini punya premis yang sederhana tapi pesan yang kena banget. apalagi semua cerpen ini berkaitan dengan makanan, meskipun kadang dijelaskan dengan cukup absurd atau ajaib seperti di "Permen Karamel dan Gula-Gula" (camilan manis berantem!) dan "Majelis Perjamuran" (jamur beracun dan jamur tidak beracun rapat!) "Jeruk" karya Akutagawa Ryunosuke, "Sushi" karya Okamoto Kanoko, dan "Restoran dengan Banyak Pesanan" adalah tiga cerita favoritku, sementara "Beras" dan "Buah Kesemek" adalah dua cerita yang aku tidak terlalu suka.
Profile Image for Bidasari.
305 reviews
December 8, 2025
10 cerpen berkaitan makanan dan kehidupan.

✅Cerita berkongsi makanan terakhir.
✅Guru yang penyayang dan adil.
✅Penyesalan dan kemaafan.
✅Kedai sushi santai yang memberi ketenangan kepada pelanggannya.
✅Kehidupan sebagai kepiting.
Cakap pasal kepiting ni teringat den pada KDrama Taxi Driver S1 scene hero bukakan kaki kepiting kepada tauke scammer😅.
✅Kehidupan pesawah padi yang dibelenggu isu kemarau, ketidakcukupan baja dan sebagainya.
✅Pertengkaran jajan di dalam bekas yang berakhir dengan bencana.
✅Keinginan untuk makan buah pisang kaki bersama jiran yang tidak kesampaian.
✅Kasih sayang seorang kakak kepada adik-adiknya.
✅Restoran misteri yang mengundang korban.
✅Jika begitu takdirnya.
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for Hadissa Primanda.
241 reviews2 followers
January 14, 2025
buku ini berisi 10 cerita tentang makanan dari beberapa penulis Jepang. ada cerita yang singkat sekali seperti “Permen” dan “Permen Karamel & Gula” tapi bermakna. ada juga yang panjang sekali seperti “Beras”, cerita yang paling kompleks di antara semuanya karena menyinggung berbagai aspek seperti kemiskinan, rendahnya tingkat pendidikan, tekanan sosial, keluarga, dll. mungkin ini juga alasan cerpen ini dijadikan judul utama. bacanya bikin miris tapi begitu dekat dengan realita.

favoritku adalah “Restoran dengan Banyak Pesanan” karya Miyazawa Kenji yang absurd tapi menegangkan, juga “Majelis Perjamuran” yang menampilkan perdebatan para jamur, siapa yang paling powerful.

aku bertemu lagi dengan cerpen “Jeruk” dari Akutagawa Ryunosuke, dan ini ketiga kalinya aku baca karena sebelumnya juga muncul di kumpulan cerpen Kaki Kuda dan Percakapan di Sore Hari. tapi tetap menghangatkan.

sisanya “Sushi”, “Pir Liar” dan “Buah Kesemek” juga menarik tapi tidak begitu aku pahami maknanya.

Profile Image for Freyja.
261 reviews10 followers
April 12, 2024
Mai memang juara dalam mengkurasi antologi cerpen dan menerjemahkannya dengan sangat baik. Paling daging menurutku cerpen Beras karya Inuta Shigeru, karya yang menyentak, membumi, lucu juga ironis, penuh oleh komentar dan kritik sosial. Beras yang daging. Beras Daging. Hehe. Lainnya bagus-bagus juga. Aku syukuran bisa baca dua cerpen Miyazawa Kenji di sini.

Terima kasih Ifa dan Ika atas kado wisudanya <3
Profile Image for Irma Setiani.
82 reviews10 followers
December 8, 2024
Kumpulan cerpen yang sangat unik, karena semua cerpen di dalamnya mengangkat topik 'makanan'. 10 cerpen di dalamnya juga ternyata adalah cerpen klasik Jepang, bahkan ada yang pertama kali diterbitkan di tahun 1922. Keren banget penerjemahannya, nyaman dan beneran enak dibaca, sampe lupa kalo ini lagi baca cerpen-cerpen klasik 😂. Ternyata bagi sebagian dari kita, makanan bukan cuma kebutuhan, tapi juga menyimpan berbagai cerita mendalam dan berbekas.
Profile Image for Mourning_elf.
584 reviews28 followers
November 10, 2023
Beberapa udah pernah baca tapi banyak yang baru dibaca sekarang siih.
Profile Image for Najwa.
139 reviews3 followers
January 30, 2024
Cerpen favorit: Beras, Restoran dengan Banyak Pesanan, Permen Karamel dan Gula-gula, Majelis Perjamuran
Profile Image for Wisnu.
4 reviews1 follower
January 20, 2025
Makanan tidak hanya membuatmu kenyang tapi jg menghadirkan kenangan dan cerita yg menyangkut tentangnya
Profile Image for Rani.
23 reviews1 follower
November 8, 2025
Dari sepuluh cerpen, kesukaanku adalah Jeruk dan Restoran dengan Banyak Pesanan
Profile Image for syarif.
295 reviews58 followers
October 12, 2023
Setuju gak sih makanan jadi salah satu bentuk love languange? terutama di ortu asia yang genksi bilang makasih atau sekadar cinta sama anaknya? xixixi

Buku satu ini mengangkat makanan sebagai topik utama dari 10 cerpen yang ada. Dikemas secara lembut dan membawa perasaaan hangat dari kasih sayang seorang ibu kepada anaknya, perhatian guru kepada murid bandelnya, hingga kerja keras anggota keluarga untuk bertahan hidup. Bagian yang bikin aku terpukau sama novel lezat satu ini dari sisi terjemahannya itu loh!! smooth banget ya ampun.

Bacaan ringan yang sangat melegakan perasaan.
Profile Image for Syifa Qolbiyah.
4 reviews
August 16, 2024
Buku ini merupakan kumpulan 10 cerpen bertema makanan yang ditulis oleh 8 penulis klasik Jepang yang kemudian diterjemahkan oleh 5 penerjemah ke dalam bahasa Indonesia. 10 cerita yang dimuat pada buku ini sangat beragam dengan berbagai sudut pandang, latar belakang, panjang cerita dan pesan yang disampaikan, tapi tetap menjadikan makanan sebagai benang merah yang menghubungkan semuanya.

Cerita yang paling kusuka ada “Permen”, cerita tentang Samurai yang melerai 2 anak-anak yang bertengkar, “Beras”, yang menceritakan keluarga petani dan kehidupannya pada masa perang berkepanjangan dengan segala rumitnya kehidupan sosial ekonomi saat itu, dan “Jeruk”, cerita mengharukan dan penuh harapan tentang seorang anak yang mengucapkan perpisahan pada adik-adiknya.

Meskipun aku sendiri masih belum memahami sepenuhnya beberapa cerita di dalamnya, tapi kuberikan apresiasi kepada 5 penerjemah yang berhasil menerjemahkan karya klasik ini dengan bahasa yang lebih mudah untuk dicerna dan dipahami. Membaca buku ini memberikan sudut pandang dan pengalaman baru bagiku yang pertama kali membaca sastra klasik Jepang.
Displaying 1 - 26 of 26 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.