Dayu tidak berencana menikah. Dia tidak ingin mengulang kesialan demi kesialan yang dialami oleh keluarganya. Rencana Dayu sejauh ini hanyalah kerja keras, menjadi kaya, dan menghabiskan masa tuanya di panti jompo. Dia tidak membutuhkan keluarga berikatan darah, karena dia punya sahabat-sahabat yang sempurna. Namun, ketika satu per satu sahabatnya menikah, mereka mulai mengkhawatirkan keputusan Dayu: mereka takut Dayu kesepian.
Dengan barter sebuah uang sewa apartemen di kawasan strategis selama setahun, Dayu membiarkan teman-temannya mengatur kencan buta demi kencan buta dengan pria potensial. Sementara Dayu diam-diam, bagaimanapun caranya, membuat kencan-kencan itu tidak berhasil.
Sampai akhirnya dia bertemu Rasen, si pria berengsek yang disodorkan Hilda--sahabatnya--yang kesal karena Dayu terus-terusan menolak pria-pria baik yang dia rekomendasikan. Sayangnya, Rasen menawarkan sesuatu yang sulit Dayu tolak. Padahal pria itu jelas-jelas seperti papan peringatan "WASPADA" berjalan. Akankah Rasen menjadi jawaban yang mematahkan ketakutan Dayu, atau justru memvalidasinya?
Kayaknya aku nemu buku yang bakal aku jadikan senjata pas slump xD bener kata salah satu teman bacaku, buku ini beda sama buku-buku penulis sebelumnya (yang terbit SP). Feel pas baca After Wedding kerasa lagi pas baca ini.
Ditinggal sahabat-sahabatnya menikah membuat Dayu harus menghadapi konsekuensi dikenalkan dengan cowok pilihan sahabatnya. Semua ini dilakukan karena mereka nggak ingin Dayu kesepian. Yah, Dayu juga nggak berminat menjalin hubungan dengan siapa pun, apalagi sampai menikah. Baginya, cinta itu hanya akan menyakiti.
Beberapa kencan diatur untuknya dan berhasil Dayu tepis dengan trik dengan harapan sang sahabat akan berhenti mencarikannya pacar. Tapi, cowok terakhir menawarkan sesuatu yang tidak bisa Dayu tolak. Lagi pula, kalau punya pacar Dayu bakal dapat sewa apartemen milik sahabatnya. Hubungan mereka hanya sekadar senang-senang. Kebersamaan semu. Hanya saja, lama-lama rasanya seperti cinta.
Pertama, aku suka karakternya bisa dibedakan. Well, bukan berarti di novel sebelumnya nggak bisa, sih. Walaupun nggak lagi maraton satu penulis yang sama, karakternya malah berasa typecast. Rasendriya bisa beda, sih, atau yah seingatanku memang belum ada karakter-karakter dari penulis yang bisa menyamai Rasendriya. Atau mungkin aja ada, tapi aku aja yang lupa. Intinya, aku suka banget voice cowoknya nggak bocor atau ngarah ke arah yang sampai nggak bisa dibedakan cowok dan cewek. Maskulinitas Rasen cukup terasa.
Kedua, isu mengenai KDRT sampai suicide-nya patut dikasih karpet merah. I won't spilled Rasen's background terlalu dalam, bagian kecilnya cuma dia hebat banget. Udah itu. Suka sama eksekusinya, walaupun agak meringis sih, bayangin dua karakter utama menjalani masa lalu yang nggak banget. Traumanya sampai ke masa depan. Lebih salute lagi sama kakak keduanya Dayu. Aduh, Dayu juga strong sih, sebenernya. Strong dengan cara masing-masing. Emang bener, punya masa lalu sama bukan berarti punya cara survive yang berbeda.
Ketiga, ilustrasi sampulnya indah, cantik, isinya agak babak-belur. Bukan dalam artian tulisannya jelek atau gimana, ya, kalau Kak Pradnya mah udah jaminan mutu. Karakternya sempurna karena punya boncel dan alurnya bener-bener jalan. Development-nya ada, sih, tapi yang paling kerasa kayaknya Dayu, deh. Eh, Rasen juga, deh. Doi tuh, yaampunnn, sekuat apa pundaknyaaa. Peluk jauh buat Dayu-Rasen <3
Terakhir, buku ini ada labelnya dewasa ya, guys, please be wise. Kali ini emang penjelasannya eksplisit, makanya kalau belum berusia 23 tahun ke atas jangan coba baca dulu. Even the sex scene nggak bikin mual, haha. Kayak smooth aja, nggak ada kata-kata manis sampai bikin gumoh. Omongan Rasen emang kadang kebablasan kadar gulanya, tapi masih bisa diterima, lah.
Pernikahan orangtua yang harmonis & bahagia itu kayak jadi acuan tersendiri ya bagi seorang anak, dan berharap kelak mewujudkan hal itu. Tapi gimana kalo hal tersebut justru berbanding terbalik? Pernikahan yang harusnya berisi dengan cinta kasih, malah menjadi momok sendiri bagi seorang anak, contohnya seperti di FL yang kak Pradnya buat kali ini. 🦋 Kalau baca sekilas karakter Dayu ini kayak terkesan matre yaa😁✌🏻type2 pekerja keras banget lah, karna di usia muda dia sudah mempunyai segalanya keren dan bikin iri. Tapi sayang kekerasan yang dialami ibu dan kakak2nya membuatnya mencoret “permikahan” dalam tujuan hidupnya. Begitu kuat memang efek trauma untuk beberapa orang. Dan Itu yang membentuknya menjadi sosok yang sangat berhati2 jika berhubungan dengan seorang pria, dia lebih memilih menghindar karna gak mau mengalami hal serupa ibu dan kakaknya🥺. 🦋 Rasendriya ini loveable banget meski Hilda mendefinisikan Rasen adalah type2 fuckboy, tapi menurutku dia itu sweet banget. Rasen jago ngetreat Dayu, dia tidak akan memaksakan suatu hal jika Dayu tidak mau🥹. Duuh level sabarnya itu lhooo, mungkin kalo real life Dayu udah ditinggal kali ya😬. Dan dia sama sekali gak pergi dari Dayu meskipun Dayu menghindar dan cuekin Rasen. Rasen juga orang yang gigih dalam hal menyakinkan Dayu, dia memberikan pengertian yang sederhana bahwa semua yang Dayu pikirkan belum tentu benar. 🦋 Gak lengkap kan hidup tanpa orang baik, yups persahabatan Dayu, Hilda, Winny, dan Tine ini benar2 bikin heart warming banget. Meski tergolong anak2 konglo dan blak-blakan tapi mereka sayang sama Dayu, gak peduli bagaimana kondisi masalalunya. Yang ada mereka justru memikirkan masa depannya.Bener2 typikal persahabatan yang pengen dimiliki semua orang, iya gak siih? Begitupun dengan keluaga para sahabat Dayu🥹. aku rasa Dayu beruntung karna dikelilingi orang2 yang baik. Keluarga Rasen pun sangat welcome sama Dayu, meski masalalu Rasen pun gak kalah pelik, mereka mencoba menjelaskan agar Dayu bisa memahami kondisi tersebut dari sisi keluarga mereka. 🦋 Overall aku suka banget sih sama novel ini😍. Nah gimana, yakiin gak mau baca “Parafrasa Rasa” ? 😏 Kalian wajib deh baca novel ini! Dijamin gak nyesel setelah bacanya karna memang ceritanya selain bagus kak Pradnya pun mengemasnya sesuai porsi dengan kategori rate 23+, dan buat adik2 yang belum di usia tersebut mohon bijak yaa dalam memilih bacaan. Sekian review dari aku, mohon maaf apabila ada kekurangan
Setelah kemaren baca buku2 yang tokohnya bikin frustrasi, disuguhi dengan karakter yang lovable tapi layernya oke tuh bener-bener membahagiakan aja. Wkwk
Salah satu hal yang bikin aku sering suka dari cerita-ceritanya Kak Prad itu yang tokoh ceweknya yang berlayer dan relate sama lingkungan sekitar.
Sekarang aku ketemu Dayu sama Rasen. Dayu ini punya trauma dari masa lalunya yang bikin dia nggak mau menikah.
Baca perasaan Dayu ini refreshing ya. Dia emang pesimis sih masalah cinta tuh, tapi dia optimis soal hidupnya. Terus ada Rasen yang katanya fuckboy tapi doi ternyata malah nggak mencerminkan fuckboy.
Karakterisasinya Dayu ini kuat. Pilihan-pilihannya juga nggak out of nowhere. Teruuuus, aku suka juga sama isu buku ini yang ngingetin aku sama kasusnya Johnny Depp. Sayangnya kurang diulik aja sih karena emang fokusnya sama Dayu, sih, ya.
Overall, aku suka buku ini. Dan ngomong2 bukunya juga page turning banget, luv 💜
Penerbit: GetBooks Publishing House Halaman: 415 + 60 (additional story)
⚠️ Trigger warning: domestic abuse (past), toxic relationship (past), explicit s*x scene (bisa di skip).
Hai, kali ini aku balik ngereview cowok f*ckboy nan softboy Rasendriya Hamdan bersama pemeran utama wanita di buku ini—Dayu Paramitha, yang punya nama belakang sama dengan penulisnya. (Baru sadar🙈🙊)
Bagi kalian yang pernah liat update-an story-ku, kemungkinan tau kalau aku pernah merekomendasikan buku ini saat masih tayang di platform online.
Karena memang aku sesuka itu sama buku ini! Apalagi pas tau bakalan terbit dengan cover yang cantik serta additional part wah ... I'm sold.
Tapi jangan tertipu dengan covernya, karena isinya tidak seindah itu. Begitu menyedihkan dan tetap membuatku menangis meski sudah pernah membaca cerita ini.
Yang aku suka dari versi cetak ini adalah terdapat bonus dari POV Rasen. Rasa penasaranku cukup terjawab di buku ini. Tapi aku masih menemukan beberapa typo dan kesalahan penulisan nama di buku ini.
⚠️ might contain spoiler ⚠️
Parafrasa Rasa mengisahkan tentang Dayu yang tidak memiliki keinginan untuk menikah karena trauma di masa lalunya. Dayu adalah seorang yatim piatu. Rencana Dayu sejauh ini hanyalah kerja keras, menjadi kaya, dan menghabiskan masa tuanya di panti jompo.
Hingga suatu hari Hilda—sahabatnya, menawarkan uang sewa apartemennya dengan syarat Dayu mau berkencan dengan para pria potensial yang sudah diatur bersama sahabat-sahabatnya yang lain, Tine dan Winny.
Meski Dayu menyetujui, dia juga punya cara-cara bagaimana menggagalkan kencan butanya sehingga membuat sahabat-sahabatnya kesal dan menyodorkan Rasen sebagai selingan teman kencannya.
Rasen yang merupakan atasan Hilda, dikenal sebagai seorang f*ckboy dan sering gonta-ganti cewek. Tapi siapa sangka Rasen yang terkenal buruk dimata orang-orang, memiliki sisi kelam dalam hidupnya?
Rasen yang hidupnya nampak sempurna, ternyata pernah menjadi korban dari hubungan yang toxic.
Buku ini menyadarkan kita bahwa pelecehan dan kekerasan itu bisa terjadi pada perempuan maupun laki-laki.
"Padahal menurutku, perempuan atau laki-laki sama aja, Day. Mereka bisa melakukan kejahatan. Sama-sama bisa memerk*sa, sama-sama bisa mengintimidasi." (Hlm. 360)
Terlepas dari konfliknya Rasen yang kurang di eksplor, aku suka dengan karakter mereka berdua. Dayu yang memiliki karakter kuat dan Rasen yang memiliki pemikiran yang lebih dewasa. Singkatnya, mereka saling melengkapi satu sama lain.
Pokoknya buku ini seru banget dan recommended. Siap-siap jatuh cinta dengan pesonanya Rasendriya, kalau kalian baca buku ini. Karena meskipun aku sudah baca sebelumnya, tetap salting brutal juga sama Rasen. Secinta itu.
"Semua orang punya alasan atas keputusan yg dia ambil dalam hidup, termasuk keputusan Dayu untuk tidak terlibat hubungan romantis apa pun dengan siapa pun."
Awal baca aku baca novel ini di salah satu platform online, nungguin sampe tamat disana dulu baru marathon baca, eh sehari langsung selesai dong, makanya pas tau mau terbit aku seneng banget.
Nah pas baca versi bukunya, aku bacanya pelan-pelan biar makin meresapi lagi ceritanya dan jadi semakin suka sama Rasendriya 😍.
Disclaimer dulu, novel ini tuh ratenya 23+, bukan hanya karena ada part dewasa yg cukup eksplisit, tapi juga masa lalu dari tokohnya yg membuat trauma juga lumayan berat pembahasannya. So be wise ya yang mau baca novel ini 😉.
Terlepas dari itu, ini novel bakalan jadi salah satu novel kak Pradnya fav aku. Aku suka ceritanya, suka tokoh-tokohnya, suka penyelesaian konfliknya, cuma overthinking-nya Dayu aja yg rada nyebelin dan bikin geregetan.
Aku suka banget sama persahabatan Dayu, Hilda, Tine dan Winny yg sudah seperti keluarga sendiri. Bagaimana mereka saling memberi masukan tanpa menghakimi. Jadi partner in crime bareng, dan berusaha meluangkan waktu untuk satu sama lain walaupun mereka sudah punya kehidupan masing-masing.
Aku juga suka keluarga Rasen, mereka lebih mementingkan kebahagiaan anggota keluarga mereka sendiri ketimbang pendapat orang lain. Walaupun mereka orang kaya tapi mereka tidak menilai orang lain hanya dari harta atau masa lalunya.
Yang paling fav tentu saja Rasendriya 😍, walaupun katanya dia berengsek, tapi dia itu almost perfect banget. Selain ganteng dan mapan, dia punya sifat-sifat yg pasti diinginkan semua cewek dari pasangannya. Tapi masa lalu dia bikin pengen bikin pengen peluk Rasen erat-erat 🥺. Aduh pokoknya Rasen ini idaman banget, kalian baca sendiri deh biar tau gimana sweetnya Rasen ini.
Overall aku suka banget sama novel ini. Menurutku novel ini bukan hanya sekedar tentang romance, tapi juga tentang bagaimana para tokohnya berusaha berdamai dengan masa lalu mereka yang kelam, bagaimana mereka berusaha untuk percaya lagi pada cinta dan seseorang, juga tentang bagaimana dukungan keluarga dan sahabat pada mereka disaat-saat terberat mereka.
Gimana nih aku masih pengen ada kelanjutan kisah mereka, belum bisa move on nih dari Rasendriya.... Pokoknya buat pecinta romance, novel ini tuh highly recommended banget buay dibaca...
Kalau udah pernah baca Two-Faced-nya Pradnya Paramitha cerita di novel ini bakal berasa familiar tapi sedikit diubah dan ditambah dengan tema , topik dan eksplorasi karakter dan trauma trauma tokoh yang lebih mendalam.
Backstory karakter ditulis dengan apik, trauma-nya berasa sampai kesini. Alurnya tersusun dengan rapi..walaupun kurang plotwist seperti cerita2 Pradnya Paramitha yg biasanya hehehe..
Insightnya menarik..tentang pelaku kekerasan tidak memandang gender.
Sex scene-nya well written, sexual tension-nya dapet banget..those scenes are so much better than some of Harlequin's series.
And as usual, yang paling kusuka dari tulisan Pradnya Paramitha adalah penulisan diksi laki-lakinya, dapat banget, benar2 terdengar seperti sudut pandang, sikap dan suara laki laki, percaya deh gak semua penulis mampu melakukan hal ini..aku hampir selalu dnf buku yang diksi laki laki-nya terdengar seperti perempuan.
Review teknis : walaupun bukan terbitan penerbit besar, cetakannya bagus, kertasnya rapi dan tebal, ukuran font nyaman dibaca dan kualitas sampulnya bagus.
Om rasen tersayang, terhot, terkweren! Hmmm bingung mau review gimana wkwk. Aku udh selesai baca ini lama tapi lupa review disini jadi bingung nih mau nulis apaa. Yang kuinget ajalah yaa. Dayu tu overthinkingnya subhanAllah bgt. Aku mikirnya ovt dayu ini melebihi abhinya randu ya, tapi kak pradnya ga setuju, katanya ovt abhi gaada yg ngalahin hahahah. Iyasik emg abhi karakter paling ovt yg pernah kubaca, tapi pas baca dayu, eh kok ini juga ovt parah sih?! Begituu. Tapi yaa sesuai kepercayaan masing masing ya. Menurutku dayu emg harus lebih peka dan gausah seoverthinking itu, santai ajaa, hidup itu dibikin enjoy jangan pusing2. Dan rasen, hmm no comment, gatau ah hoho.
Menurutku untuk cerita dengan sudut pandang ketiga, ini masih lebih condong ke dayu ya, jadi kita ngerasa pov ini ya sudut pandang pertama dari dayu. Kita gatau isi pikiran rasen sebelum baca pov rasen langsung di book extra. Dan rasanya masih kayak terburu2 waktu baca di wattpad dan karyakarsa, untuk versi buku aku baca ending aja sih, nanti aku baca lagi deh. Itu aja sih, overall bagusss! Selalu suka karya karya kak pradnyaa, lop💖
Ceritain tentang Dayu yang anti nikah dan harus jalanin kencan demi kencan biar dapet apartemen dari temennya. Setelah nolak 7 good boy akhirnya stuck di 1 fuckboy yang ternyata softboy tapi….
Sukakkk!! Novel ke sekian yg kubaca dari ka Pradnya! Seperti biasa yaa bahasanya ngalir, ringan, enak diikuti. Alurnya juga lumayan sat set. Suka langsung jelasin alasan Dayu anti nikah di awal2 jd ga kek dipanjang2in. Suka sama fokus masalahnya ke gimana Dayu bisa deal with love dan ternyata ada masalah si Rasen yg malah berkaitan sm trauma nya si Dayu. Suka sama penyelesaian masalahnya. Cuma kayanya Rasen n family too good too be true sii.. kaya keluarga sekaya itu tp penerimaan ke Dayunya cepet banget (beda sama kisah Jagad-Nana di Tentang Kita yang Tak Mengerti Makna Sia-Sia). Cuma yaaa again bahasannya terlalu ringan jadinya kayanya kurang kalo sampe diangkat ke film. Niceeee ak bakal baca lagi karya Ka Pradnya 🩷
Karakter Dayu bener-bener relate seperti kebanyakan wanita masa kini yang overthinking tentang pernikahan. Jujur, waktu baca novel ini ikutan hanyut sama ceritanya. Terutama sosok Dayu yang bener-bener struggle dalam hadapi kesehariannya tapi dia tetep berjuang kerasa untuk dapatkan mimpinya. Ditambah lagi, ceritanya juga mengangkat tentang persahabatan. Jadi makin seruu!!! Aku baca novel ini on going di KaryaKarsa: https://karyakarsa.com/pramyths/serie... pokoknya seru banget
Another buku mbak Pradnya yang bikin leleh, saya suka ini, bacanya ngalir enak sih, tau-tau rampung, ga mau komen tentang adegan uhoh+++ , yang penting saya enjoyyy baca buku ini, siap-siap leleh sama Mas Rasen dan gedeg sama Mbak Dayu yaa 🫶 . . Seleraaaa 🙏🙏🙏
Pernahkan kamu merasa kesepian karena belum menikah?
Jawaban sebagian orang mungkin iya, tapi Dayu jelas menjawab tidak. Hidupnya hanya untuk kerja, kerja, dan uang, tidak ada waktu untuk memikirkan—atau bahkan mengkhawatirkan—kesepian. Justru, kekhawatiran muncul dari ketiga sahabatnya, yang memaksa Dayu membuat kesepakatan: barter uang sewa apartemen di kawasan strategis selama satu tahun, tapi Dayu harus mengikuti kencan buta yang diatur oleh mereka.
Dayu mengiyakan—tentu saja dengan strategi untuk kabur-kaburan—sampai kemudian sahabatnya menyodorkan Rasendriya Hamdan, si pria brengsek yang justru menjadi solusi terbaik Dayu, sekaligus pria yang diam-diam menyimpan bom waktu yang memicu trauma Dayu.
“Kalau ada hal lain yang kamu suka, bilang aja.” “Kalau aku sukanya kamu?” “Then I’ll give you myself.” — Rasen dan Dayu, hlm 256
Sebagai seorang penggemar, aku takut ulasanku soal buku Kak Prad satu ini akan bias. Tapi, gimana dong kalau bukunya emang baguus?
Kali ini Kak Prad kembali membawa isu antimainstream dengan latar tokoh yang pelik: Dayu yang enggan menikah—bahkan menjalin hubungan—karena trauma masa lalu (sebenernya latar Dayu sedikit mengingatkanku ke Mentari di Baby without Daddy). Selain itu, si tokoh cowok alias Bapak Rasendriya Hamdan sama peliknya. Awalnya mereka hanya mencari kesenangan —Rasen yang memang tertarik pada Dayu, dan Dayu yang sekedar memenuhi tuntutan teman-temannya. Tapi, tentu saja hidup tidak berjalan semulus itu, Saudara-saudara. Ada aja masalah yang memicu trauma Dayu, dan juga membuatnya nggak percaya—bahkan takut—sama Rasen.
Masalah apa? Silahkan baca bukunya, hoho.
"Perasaan ini adalah urusanku, Day. Aku cuma pingin kamu tahu aja. Kalau perasaanmu nggak sama, ya nggak apa-apa. Nggak usah dipikirin. Aku nggak keberatan dengan hubungan yang kita jalani sekarang ini. Perasaanku nggak harus mengubah apa-apa.” — Rasen, hlm 280
Meski konfliknya cukup banyak dan berlapis, tapi disajikan dengan gaya bahasa yang ringan. Alurnya pun mengalir, meski aku lumayan kaget Kak Prad akan menuliskan adegan explisit di novel 🙈
Sepanjang novel kita akan maju-mundur dibawa "gemes" sama Dayu 🙂 tapi aku sendiri lebih gemes sama Bapak Rasen si Homo fictus yang too good to be true. Dia terlalu manis dalam memperlakukan Dayu, nggak sesuai sama image f-boy nya. Bikin Dayu overthinking, Rasen ini beneran f-boy bukan sih? 🤣
Lagi-lagi dari novel Kak Prad aku belajar, kalau brengsek itu soal perspektif *loh. Manusia itu selalu punya dua warna, kebanyakan abu-abu. Yang terlihat hitam belum tentu pekat, yang terlihat putih belum tentu sebening yang diduga.
gue udah pasrah sih kalo tiap baca karya kak pradnya, yang namanya chemistry itu pasti dibikin tight as hell. kayak di novel ini juga, dari awal sampe akhir tuh relasi tokoh utamanya kerasa banget, intense tapi tetap punya ritme yang stabil. beneran bukan tipe couple yang asal tempel, tapi yang punya proses dan dinamika.
terus bagian “you know what” nya—yep, lo tau lah—digarap dengan detail dan porsi yang on point, nggak asal taruh tapi tetep masuk konteks, bahkan bisa dibilang bawa layer baru ke hubungan mereka. well done sih.
karakter ceweknya juga solid. strong, rapi, punya drive dan blueprint hidup yang jelas. struggle-nya juga make sense banget, bukan yang dibuat-buat biar dramatis. gue suka karena semuanya terasa calculated tapi tetep manusiawi.