“Aku dikungkung oleh berlapis-lapis penjara, dikepung oleh beraneka ragam penjara. Sementara seekor burung bisa terbang melintas dan berdiam di penjara-penjara yang diinginkannya, benih bersayap hanya bergantung pada embusan angin; dan itulah diriku: hanya benih bersayap.”
Novel Tak Ada Embusan Angin berkisah tentang ingatan Maneh Maulu, seorang perempuan Aceh, akan sejarah hidupnya, seksualitasnya, mimpi-mimpinya, yang berkelindan dengan carut-marut dan intrik politik yang kompleks.
Butuh waktu yang lama buat ngabisin buku setipis ini. Aku suka gimana authornya deskripsiin sesuatu dibuku ini, tipe yang ga langsung nyebut hal yang dimaksud. Agak bertele-tele tapi menurutku menarik sih. Walau ada beberapa part yang menurutku ga perlu diceritain sedetail itu.
Susah banget buat ngikitin isi bukunya. Selain ceritanya emang berat, aku rasa aku juga ga cocok dengan karakter utamanya yang terlalu mengikuti angin, dan dibuat terlalu pasrah. Paham sih di kehidupan nyata, kemungkinan besar orang yang ngalamain apa yang maneh alami, ga tiba2 bangkit terus melawan. Tapi tetep kecewa ngeliat gimana akhir dari cerita dia. Aku berharap seenggaknya dia bisa dibuat sadar kalo dia bisa punya pilihan atas diri sendiri dan ga harus pasrahan yang ngikut kemana aja, sampe harus ngikut Ahmadi cuma karena tiba2 ketemu.
Duh, talk about Ahmadi. Aku ga ngerti apa yang dipikirkan authornya waktu nulis hubungan dia dan maneh. Kalo pamannya bisa dapet karma sebesar itu, kenapa Ahmadi yang udah ngelakuin itu dari maneh kecil dan sosok yg manipulatif bgt, cuma end up kayak gitu? Aku jijik banget dari kemunculan pertamanya setelah bertahun2, dan ga habis pikir kenapa manehnya dibuat seolah2 dia naksir sama Ahmadi.
Aku sangat tertarik waktu baca blurbnya, dan menantikan kehidupan yang lebih baik buat si MC (clown face)
This entire review has been hidden because of spoilers.
Tak Ada Embusan Angin merupakan novel karya Aveus Har. Cerita dalam novel ini berfokus pada perjalanan hidup Maneh Maulu yang penuh dengan liku-liku dan tantangan. Melalui ingatan Maneh, pembaca diajak untuk menyelami berbagai aspek kehidupannya, mulai dari pengalaman pribadi hingga keterlibatannya dalam intrik politik yang rumit. Tema-tema seperti sejarah, seksualitas, dan politik menjadi benang merah yang mengikat keseluruhan cerita.