Ningsih - Dendam Arwah Penghuni Pabrik

by Teguh Faluvie

"Sebuah misteri turun temurun. Putra Dwika Wijaya harus menanggung beban atas dosa lama yang telah terjadi di dalam keluarganya, sebuah kejadian puluhan tahun yang ternyata memengaruhi kelangsungan sebuah pabrik tahu. Sebuah kisah tragedi yang Putra harus mengungkapkannya untuk terlepas dari gangguan makhluk tak kasatmata.
“Tidak akan pernah berhenti, tidak akan pernah pergi, dia selalu ada untuk membalas apa yang sudah terjadi.”"

228 pages

Published February 1, 2023

Reviews

[Maria Perdana · Rating 2 out of 5]

Sayang, teramat sayang.

Seperti biasa, cerita yang disajikan berdasarkan thread di Twitter selalu diselesaikan dengan terburu-buru. Padahal potensi cerita ini bagus:
- pengetahuan tentang mekanisme pabrik tahu (menarik, tapi idenya tidak digarap)
- eksploitasi selisih idealisme antara anak dan bapak pengusaha (satu konflik umum yang sering terdengar, sayang tidak didalami)
- eksploitasi soal keyakinan si anak terhadap agamanya (yang digambarkan hanya selewatan, tapi sebetulnya berpotensi besar menyelesaikan masalah)
- eksploitasi soal persaingan bisnis (juga masalah rawan dalam masyarakat Indonesia, dan sayangnya tidak didalami)

Ceritanya fokus pada sosok Ningsih, sementara penulis kurang memahami bahwa di kalangan masyarakat, kemunculan "gitu-gitu doang" yang sudah lewat dari 6 bulan akan mulai mendapatkan pemakluman dari yang mengalami, kecuali kalau jin ybs secara aktif mengganggu dan mengintimidasi (yang bisa dikaitkan kembali ke empat poin di atas, jika penulis meluangkan waktu untuk eksplorasi dan riset lebih jauh).

2 bintang untuk potensi cerita yang bisa dikembangkan menjadi novel yang sangat bagus (walaupun dengan muatan kunti yang bernama Ningsih). Semoga untuk ke depannya penulis bisa lebih mengeksplorasi konsep-konsep beliau untuk menghasilkan cerita yang benar-benar kuat dan berkesan.

[Day Nella · Rating 3 out of 5]

"Harus percaya kepada siapa, masa lalu yang kelam, kenyataan mengerikan atau sebuah pembalasan yang belum selesai sama sekali!" Hal 99
-
NINGSIH
Teguh Faluvie
Penerbit Gagas Media
Edisi Digital, 2023
Tebal 228 Halaman
Baca di Ipusnas
-
Kisah nyata yang menghebohkan linimasa di Twitter dan baru tahu kalau kejadian ini pernah terjadi di sebuah pabrik tahu yang didirikan sebuah keluarga di Purwakarta dan diturunkan dari generasi ke genrasi berikutnya. Sayangnya di generasi Bapak Putra, terjadi tragedi mengerikan dengan ditemukannya sosok perempuan gantung diri bernama Ningsih.
-
Putra diminta untuk pulang saat liburan semester kuliahnya untuk membantu usaha tahu keluarganya bersama dengan Rini adiknya. Ketika Putra dan Rini memasuki pelataran pabrik tahu, mereka berdua merasakan hal ganjil seolah ada yang tengah memperhatikan keduanya, terutama Putra yang melihat sosok perempuan tidak jauh dari para pekerja tahu di sana
Nyatanya kejanggalan tersebut memang ulah penghuni pabrik tahu. Hanya saja kedua orang tua dan pekerja lama di sana sengaja menutupi dengan menyediakan sajen. Bagi Putra hal itu bentuk syirik.
Teror hantu Ningsih makin mengkhawatirkan, bahkan kemuculan saingan dagang menambah urutan panjang masalah dengan menggunakan cara gaib untuk menghancurkan usaha tahu keluarga Putra.
-
Untuk teror horor dalam buku ini cukup banyak dan jujur aku nggak menemukan ketegangan, tapi ada rasa ngeri karena sosok Ningsih seakan bisa menyerupai siapa saja. Untuk penggambaran latar pabrik tahu juga kurang begitu jelas, karena kegiatan lebih banyak dilakukan di sana. Baik posisi belakang, depan dan bagian pohon-pohon yang akan ditebang.
-
Sebagai pembaca aku kurang suka dengan sikap keluarga Putra di mana teror hantu harus diatasi dengan pergi ke dukun serta memberikan sajen, seakan mereka tidak akan diganggu, tapi kenyamanan para pekerja yang menjadi taruhannya. Karena kerap ketakutan dengan kehadiran Ningsih. Seolah mengatasi solusi tanpa solusi.
Konfliknya antara Putra, keluarga dan teror hantu udah cukup bagus, gaya berceritanya penulis cukup bagus. Suasana cerita yang diciptakan penulis pun terbangun dengan baik. Untuk penyelesaiannya pun oke, realistis.
Buat kalian yang penasaran bisa cus baca di ipusnas personal rate 3,5/5

[Edotz Herjunot · Rating 4 out of 5]

Novel ini cukup bikin tegang meskipun nggak terlalu menyeramkan buat saya. Teror hantu Ningsih yang suka menampakkan diri di pabrik tahu, tiba-tiba jadi bertingkah ekstrem setelah pabrik tahu mau direnovasi dan muncul saingan pabrik tahu baru.

Beberapa bab terakhir lumayan banyak typo yang bertebaran, entah karena ngebut mau nyeleseiin buku ini atau emang kebetulan typo aja, tapi harusnya bisa diminimalkan sama editor buku ini.

Karena buku ini banyak berkutat di pabrik tahu, harusnya bisa lebih bagus lagi kalau di halaman-halaman awal dikasih gambar denah pabrik tahu ini, biar pembaca bisa lebih paham sama lokasi-lokasi di pabrik tahu ini. Jujur aja saya kebingungan membayangkan situasi pabrik depannya seperti apa, belakangnya seperti apa, pas renovasi di depan cuma muat buat satu parkiran mobil aja, dan detail lokasi lainnya.

Ada beberapa hal yang jadi pertanyaan sebenarnya, salah satunya... ketika teror Ningsih udah mulai mendingan karena sering didoa'in atas petunjuk Kyai (saya lupa namanya, mau buka lagi bukunya udah terlanjur diplastikin lagi), kenapa pas teror muncul lagi, Putra nggak dateng ke kyai itu lagi aja, malah membiarkan orangtuanya ke orang pinter lagi, meskipun dongkol tapi nggak tindakannya nggak setegas kayak pas pertama sampai berani membuang kemenyan di pabrik.

Btw, secara keseluruhan, novel ini tetep bagus