Jump to ratings and reviews
Rate this book

Laila Tak Pulang

Rate this book
Setelah menerobos pintu tetanggaku di rumah susun, aku terperangah melihat bak mandinya meluap warna hitam pekat. Seingatku, tidak ada masalah dengan saluran air di gedung yang kami huni.

Ketika kucelupkan telunjuk, kusadar yang mengisinya bukan air, melainkan tinta. Jemariku meraba selaput, halus seperti rambut.

Selain jasad yang melengkung dalam bak dengan tulang leher diretakkan sampai merunduk, petunjuk yang kutemukan justru memaksaku tutup mulut. Sebab penemuan itu akan menyeret adikku, satu-satunya keluarga yang tersisa dan setengah mati kucintai, Laila.

Celakanya, itu hanya sebagian kecil dari misteri yang sudah lama ia sembunyikan.

272 pages, Paperback

First published October 15, 2023

11 people are currently reading
295 people want to read

About the author

Abi Ardianda

4 books26 followers
Known for 'Kelab dalam Swalayan’ (Night Club in the Convenience Store), which was named one of the top five reads by Indonesian authors by The Jakarta Post in 2021. This debut novel also won Best Debut Novel and Best Psychological Thriller at the Scarlet Pen Awards in 2021. Her second novel, 'Laila Tak Pulang’ (Laila Doesn’t Come Home), was a finalist for the Ayu Utami Awards RASA in 2023. The novel was also awarded Best Novel and Best Mystery Novel of 2023 by the Scarlet Pen Awards. Her books have been featured at the Makassar International Writers Festival 2024 and the Ubud Writers and Readers Festival 2024. She resides in Bandung, West Java, Indonesia.

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
88 (32%)
4 stars
112 (41%)
3 stars
59 (21%)
2 stars
12 (4%)
1 star
2 (<1%)
Displaying 1 - 30 of 85 reviews
Profile Image for Rachel Yuska.
Author 9 books245 followers
December 12, 2023
Sudah menduga tapi ternyata ada plot twist di epilog.

Satu lagi psycho thriler lokal yang memuaskan.

-------

Belum lama aku membaca 𝙆𝙚𝙡𝙖𝙗 𝘿𝙖𝙡𝙖𝙢 𝙎𝙬𝙖𝙡𝙖𝙮𝙖𝙣 dan terpikat dengan narasi serta plot twistnya. Novel 𝙇𝙖𝙞𝙡𝙖 𝙏𝙖𝙠 𝙋𝙪𝙡𝙖𝙣𝙜 menyuguhkan plot yang sama menariknya, kali ini menggunakan pov laki-laki.

𝙇𝙖𝙞𝙡𝙖 𝙏𝙖𝙠 𝙋𝙪𝙡𝙖𝙣𝙜 menceritakan tentang Laila yang hilang. Kakak Laila, Gus, tak pernah menyerah untuk mencari adiknya tersebut.
Satu per satu kasus pembunuhan terjadi dan Gus yang berteman baik dengan Rendra yang seorang polisi, dimintai tolong oleh Rendra untuk memecahkan kasus pembunuhan sadis. Gus bersedia karena sekalian mencari keberadaan Laila.

Ciri khas penulisnya terasa di buku ini. Banyak kutipan yang relate dengan kehidupan, juga gaya bercerita menggunakan metode 𝘭𝘰𝘰𝘱 dan alur maju mundur. Kalau saat membaca novel pertama aku ingin segera menghabiskan bukunya dengan cepat, untuk novel ini aku membacanya perlahan. Tone novel ini juga tenang tapi membuatku terus berpikir dan membuat teori di kepala saat membacanya.

Suka sekali dengan novel ini karena mengangkat isu kaum marginal dan LGBT. Sisipan kasus-kasus viral di medsos juga ada, membuat novel ini menjadi sangat relevan.

Kaleng sarden, kartu tarot, 𝘢𝘤𝘪𝘥 dan rokok Lucky Strike adalah empat benda yang ternyata saling berkaitan.

Salah satu buku thriller psikologis lokal yang aku rekomendasikan setelah 𝙆𝙚𝙡𝙖𝙗 𝘿𝙖𝙡𝙖𝙢 𝙎𝙬𝙖𝙡𝙖𝙮𝙖𝙣.

Tw // physical and sexual assault, suicide.
Profile Image for Ila..
71 reviews8 followers
August 11, 2024
Duh, Abi.

Ini buku keduaku yang ditulis Abi setelah Kelab dalam Swalayan. Aku jatuh cinta sama gaya penulisan dan kerapian plot yang ia tata di buku itu jadi bikin aku kepo sama buku keduanya.

However setelah kuselesein bukunya, aku hampir ga nyangka ini masih Abi yang nulis. Plot berantakan, terlalu banyak paragraf deskriptif yang ga penting, formula penceritaan per bab yang redundan, skenario yang ga masuk akal, dan yang ngeselin tuh sering banget Abi keblinger.

Keblinger pengen masukin topik ini itu supaya bikin keliatan dia pinter nulis, padahal malah bikin keliatan try hard. Bayangin orang sekarat diambang kematian sempet-sempetnya nulis surat yang puitis dan berima.

Belum ngomongin pembangunan karakter yang hambar. Gaada satupun karakter disitu bikin aku berempati. Gus tuh kaya protagonis kopong yang ga punya jati diri kuat. Maunya dibikin sok misterius dan terlihat 'gagah' malah kaya anak abg ingusan yang gak tau harus ngapain sama hidupnya

Meet-cute yang sangat dipaksakan. Gaada chemistry apa apa diantara Gus dan Puspa. Mau ngeliatin kalo Puspa itu girlboss yang pinter eh malah jatohnya kaya Puspa ini anak abg rebel.

Belum temen temen Gus yang kaya, apasih kontribusinya dalam plot? Cuma buat nutupin lobang yang ga sanggup ditutupi sama kepenulisannya.

Be better next time, Abi. Jangan keblinger, fokus.
62 reviews2 followers
July 3, 2024
gue suka opening dibuka dengan tiga konflik besar sekaligus. matinya baron, hilangnya laila dan pembunuhan sadis berkaitan dengan tarot. ingatin gue novel SANG PERAMAL.
-menyelipkan isu sosial tentang perempuan.

yang nggak gue suka:
-narasi dan dialog terlalu puitis ya. apalagi yang suratnya itu. banyak beberapa detail yang sebenarnya nggak penting buat plotnya. bisa jadi ini bukan selera gue doang.
-cute mate pelaku sama si tokoh utama tuh susah dicerna akal sehat gue. bikin gampang ketebak malah.
-jebule gus peramal abal2. udah gue duga sih wong motif dia belajar tarot aja nggak jelas. masa rendra yang polisi bisa2nya malah minta gus bantuin dia analisa kasus berhubungan ma tarot wkwkwkw
-ratna nggak tergali detail. kenapa dia risih dengan laila yang tomboi? kenapa bawa laila ke genk ritual sekte itu yang katanya biar normal? 🙄🙄🙄
-penjelasan ngungkap pelaku kayak terburu2
Profile Image for Alifa.
92 reviews3 followers
March 17, 2024
Finished this in one sitting. Suka banget gaya penulisan Abi Ardianda dan penceritaannya yang khas yaitu penuh adegan dar der dor dan plot twist yang nampol. Awalnya mikir: hmmm, gue tau deh. Eh ternyata engga juga wkwkwk
Profile Image for summerreads ✨.
110 reviews
October 19, 2023
Buku Abi Ardianda setelah Kelab Dalam Swalayan.
Aku masih mendapati gaya nyentrik yang sama dalam cerita Laila. Abi tak pernah menuliskan thriller yang biasa-biasa saja. Ia selalu out of the box dan seperti memiliki pandangan yang jauh lebih luas untuk memperkaya ceritanya.

Kisah ini —seperti judulnya, menceritakan tentang ketidakpulangan seorang gadis bernama Laila.

Gus, abangnya, mencari Laila selama berbulan-bulan. Terhitung 6 bulan semenjak Laila meninggalkan rumah, serentetan kejadian mengerikan meneror seisi kota. Orang-orang dengan latar belakang yang acak mulai ditemukan tewas dengan cara tak biasa bahkan terlalu mengerikan untuk dibahas.

Teror berdarah di kaleng sarden, surat-surat misterius, dan berbagai spekulasi terus menghantui kepala Gus. Ia harus mencari adiknya. Gus tidak tahu mana kemungkinan yang lebih mengerikan, apakah Laila merupakan salah satu korban yang berikutnya akan muncul ke permukaan, atau justru Laila yang melakukan semuanya dengan tangannya sendiri?

Gus tidak tahu di mana Laila. Tapi setiap hari selalu ada petunjuk yang membawanya semakin dekat dan semakin dekat lagi pada keberadaan Laila.

Teror demi teror disajikan dengan cerdas oleh Abi kepada para pembaca. Setiap lembar novel ini memancing rasa penasaran tak berkesudahan. Selain itu, dengan label “untuk dewasa” pada kaver belakangnya, Abi menuliskan isu-isu yang mungkin cukup sensitif dibahas di publik. Aku menyukai bagaimana Abi mengemas isu-isu itu dalam balutan kisah thriller yang seru.

Seperti kata Puspa pada Gus, hidup nggak dibangun dengan struktur cerita tiga babak. Kita bisa diterpa ribuan babak penuh perkara. Dan babak-babak dalam cerita Laila terlalu sayang untuk kamu lewatkan.
Profile Image for Juinita Senduk.
119 reviews3 followers
November 25, 2023
Buku Laila Tak Pulang direkomendasikan oleh @sjulionatan ketika kami berbincang sejenak tentang kesetaraan gender.

Ini buku kedua yang saya baca tentang feminisme atau kesetaraan gender. Buku pertama ditulis oleh penulis korea, buku kedua ditulis oleh penulis Indonesia.

Abi mengemas isu feminisme dalam balutan kisah misteri, thriller dan drama psikologi dengan penuh kejutan. Walaupun setelah menghabisi 2/3 buku, saya sudah mulai bisa menerka siapa yang menghabisi tokoh Baron, tetapi Abi dengan tenangnya memberikan penutup yang membuat saya tercengang.

Cara Abi memperkenalkan tokoh-tokoh yang berkelindan dengan Gus dan bagaimana mereka terhubung dengan Laila, seperti membaca kisah detektif Agatha Christy, kesayangan saya.

Dibandingkan dengan My Crazy Feminist Girl Friend, isu yang berkaitan dengan feminisme di buku ini digambarkan tidak sesempit hak perempuan tetapi lebih dari itu, hak minoritas seksual.

Mungkin saya terlambat membaca buku Indonesia dengan salah satu tokohnya kaum minoritas seksual, dalam hal ini lesbian. Namun keberanian menuliskan hal ini sebagai bagian dri feminisme atau kesetaraan gender bagi saya luar biasa
Profile Image for DEE.
254 reviews3 followers
January 8, 2024
Please welcome, the Akiyoshi Rikako of Indonesia, Abi Ardianda!!!!

Yeempen bagus banget 🥹🥹🥹 (kebayang gak lu, gue bikin review buku thriller psikologi dengan mata berkaca-kaca saking bagusnya?) Gaya penulisan, karakter, plot yang maju mundur, sisipan isu sosial di pembicaraan antar karakternya? Muah, chef’s kiss. Gue berusaha membaca tanpa menebak-nebak plotnya akan dibawa ke mana, apa yang terjadi dengan Laila, Laila pergi ke mana, hilangkah atau melarikan dirikah. Buku ini sukses bikin gue penasaran dari awal sampe akhir dengan ending yang sangat menjelaskan.
Profile Image for oatmeal77155.
365 reviews
March 31, 2024
Aur auran. Random banget. Sebagai penikmat misteri, gw kurang enjoy karena lompat sana-sini. Lebih kepada nih penulisnya lagi flexing ilmu apa gimana sih. Not impressed at all. Karakternya ga terbangun dgn baik. Zzzz
Profile Image for niskalabhitara.
75 reviews12 followers
March 6, 2024
Laila Tak Pulang masih punya kadar misteri, kengerian, plot twist dan satire yang sama seperti novel debut penulis sebelumnya: Kelab dalam Swalayan.

sejujurnya, aku masih lebih suka Kelab dalam Swalayan. keduanya punya cerita yang sama solidnya, pecahan misteri dan clue yang bertebaran, suspense yang dibangun kuat, dan penyusunan cerita menuju klimaks yang nggak disangka-sangka. tentu saja nggak lupa dengan sindiran mengenai konstruksi sosialnya. mengenai tokoh dan jalan cerita, Laila Tak Pulang sebenarnya menghadirkan cerita yang lebih terasa nyata, dekat dan mungkin beneran dapat terjadi. meskipun aku tidak termasuk dalam kelompok rentan yang disinggung di buku ini, aku tahu kengerian mereka nyata adanya.

meski begitu, aku sedikit lebih menyukai Kelab dalam Swalayan meski nggak terlalu menyukai endingnya yang kurasa berlebihan demi menciptakan kesan ngeri yang maksimal. setelah kupikir-pikir, sepertinya karena aku lebih menikmati sindiran dan satire yang digeluti dan dikupas oleh pov tokoh utama dalam Kelab dalam Swalayan ketimbang Laila Tak Pulang yang hanya menampilkan kritik dari Puspa. Karakter-karakter lain keliatan satu dimensi saja dan kesannya malah menampilkan Puspa sebagai tokoh perempuan yang "ribet". tapi mungkin itulah realita yang mau ditunjukkan penulis, bahwa narasi-narasi yang dibawa Puspa sebetulnya masih jauh dan asing dari masyarakat.

overall, aku masih menikmati Laila Tak Pulang dan menunggu karya kak Abi yang lainnya. 🫶🏻
Profile Image for Rido Arbain.
Author 6 books98 followers
November 3, 2025
Dalam kesan pertama pembacaan novel karangan Abi Ardianda, menarik sekali melihat kelihaiannya meramu banyak topik ke dalam satu judul novel misteri. Ia bukan hanya menyinggung tema tentang persahabatan, hubungan kakak-adik, proses berduka, relasi kuasa, hingga kebejatan moral, tetapi juga menunjukkan kepedulian yang nyata terhadap isu tentang orang-orang yang termarginalkan tanpa ada pretensi untuk menceramahi.

Laila Tak Pulang jelas mustahil ditulis tanpa riset yang serius, dan oleh karenanya sangat wajar dijadikan rekomendasi bacaan misteri-thriller kontemporer di tengah keterbatasan penulis lokal yang setia pada genre ini. Namun, di balik itu, penulisan novel ini pun tak bisa dibilang sempurna, sebab masih banyak sekali kemunculan tokoh yang pengembangan karakternya terkatalisasi—patut dipertanyakan kausalitas tujuannya, selain daripada sekadar mekanisme koping mereka dalam berduka.

Harus diakui juga kalau jalinan plot novel ini berhasil menimbulkan cliffhanger di setiap perpindahan babnya, tetapi dalam sekali atau dua kali waktu, hampir semua detail petunjuk seakan ingin ditumpahkan penulis lewat narasi yang terlampau deskriptif. Seolah-olah pembaca tak diberi ruang untuk turut menjadi "detektif" dalam kasus hilangnya Laila dan rentetan insiden pembunuhan yang terjadi.

Terlepas dari beberapa catatan di atas, aku sangat menikmati novel ini dan akan mencoba novel Abi yang lain.
Profile Image for Cep Subhan KM.
343 reviews26 followers
February 27, 2024
Laila Tak Pulang adalah novel murung. Laila, yang tercantum di judul, tak pernah kita jumpai dalam garis waktu kontemporer novel, dia bagian dari masa lalu yang ditengok sesekali melalui analepsis waktu naratif. Suara lirihnya kita dengar terutama dari dua sudut pandang, Gus dan Puspa, sang kakak dan kekasih, dan melalui merekalah kita bisa merekonstruksi kehadirannya seutuh karakter-karakter lain.

Ulasan novel Laila Tak Pulang selengkapnya bisa dibaca di Cepsubhankmdotcom
Profile Image for Nike Andaru.
1,632 reviews111 followers
July 15, 2024
66 - 2024

Wah, lebih suka ini dari pasa Kelab dalam Swalayan. Semua cerita menjadi masuk akal setelah diceritakan di akhir. Agak-agak nebak, tapi kadang bingung sendiri juga dengan hipotesis amatiranku.

Banyak isu disampaikan dengan lancar dalam buku ini. Soal menyadari diri sendiri oleh Laila, bagaimana Gus dan Puspa. Sayangnya Rendra kayak jadi pelengkap aja dalam cerita ini. Begitulah kayaknya polisi di negara ini hahaha.
Profile Image for nur'aini  tri wahyuni.
894 reviews30 followers
March 22, 2025
plotnya oke, twistsnya juga oke. tapi sepanjang cerita terasa tumpang tindih, baik segi dialog maupun perkembangan karakternya. jadi kayak dipaksa ngikutin alur tanpa bisa mencerna scene sebelumnya. peran utamanya juga kurang "menggigit" plus side chara yg entah sebenarnya dia potensial atau bodoh di perkerjaannya. he frustrated enough like he want to solve the case but can't read the room????
Profile Image for Chels.
180 reviews3 followers
June 15, 2024
Mengusung tokoh kaum marginal, novel mystery-psychological thriller ini memotret isu agama, sosial, bahkan mental health dengan apik! Karya Abi tak pernah mengecewakan!
Profile Image for Fransis.
54 reviews
September 12, 2025
Pertama kali baca thriller Indonesia (dalam usaha baca buku bahasa Indonesia lebih banyak) dan puas banget sama plotnya. Rapi, susah ditebak, emosional, endingnya boom di bab terakhir.
Profile Image for mereadthisbook.
88 reviews4 followers
December 8, 2023
the first indonesian mystery thriller book I've read. made me so confused while reading it and speechless when figuring out the truth. besides the thrilling murdered case, this story delivers important social issues happening in this country. in the world. recommended!
Profile Image for ireaddbooks.
82 reviews5 followers
October 23, 2023
"Dari sekian banyak tanggung jawab yang diminta, semesta tidak pernah menuntutmu untuk mengetahui. Kau dipaksa menerima dan menjalani, itu sudah tentu, tetapi kau tidak harus memahami segalanya, sebab beberapa hal kekal sebagai misteri."

Pray for Gus, Laila & Puspa 🤍

SANGAT SUKA SEKALI DENGAN GAGASAN ABI DALAM MENULIS NOVEL INI!

Jika pembaca jeli, sebenarnya sudah banyak "clue" (4 "clue") yang disebar oleh penulis. Hanya saja pembaca (=saya) manut saja dengan alur ceritanya. Dan, meski sering ada perpindahan cerita untuk mempertegas alurnya, tidak mengurangi saya untuk terus baca memahami isi cerita.

Di kepala saya saat membaca novel ini, muncul potongan gambaran film yang sinematik. Dibubuhi juga dengan dominasi gaya bicara Puspa yang datar dan tegas (really, aku suka gaya bicara Puspa 😭 sampe bacanya ikutan bernada). Iringan musik lama, plis lah kenapa harus "Esok kan, Masih Ada," Utha Likhumahuwa.

Satu buku ini yang disinggung banyak banget; misoginis, patriakri, gender issue, money laundry, kekuasaan para petinggi, sampai kasus lama yang kini mencuat lagi (kopi sianida), juga kasus yang masih hangat terjadi di tahun 2023.

Pencarian orang-orang yang menghilang secara misterius pun dipertegas penulis dengan membandingkan negara wakanda dengan beberapa negara maju. Ini menarik juga disematkan, apalagi notabene Laila rakyat biasa. Gak bakal selesai diusut kalau amplop pemberian ke pihak berwajib tebal.

"Kalau seisi dunia menentang dan mengutukmu, kamu bisa berpikir kalau bersikap patuh itu pilihan paling aman." p.223

WHAT IS "NORMAL"?
Kenapa juga negara, dan orang sekitar kita lebih suka ngatur hal selangkangan, serta pilihan seksual seseorang.

"Perempuan mestinya merasa aman berkeliaran kapan aja, di mana aja. Kalau masih ada ketimoangan, artinya kita masih ounya PR buat diatasi." p.52

"Selain selangkangan, yang mereka pikir penting cuma solusi yang harus diupayain supaya Laila jadi 'perempuan normal'." p.222

Pray for Gus, Laila & Puspa 🤍

Sejauh mana kau akan melindungi orang yang paling kausayangi dari dirinya sendiri?

# Laila Tak Pulang
# 20/10/2023 ~ 23/10/2023
# 5.0 / 5.0
Profile Image for aynsrtn.
487 reviews12 followers
August 14, 2024
"Kamu enggak tahu rasanya diadili seisi bumi cuma karena milih jadi diri sendiri." —Puspa, Hal. 253

After taste baca buku ini hampa dan sedih. Ya, ketika kamu harus "diadili" oleh orang lain karena pilihan hidupmu berbeda dari kebanyakan orang-orang. Lagi-lagi sebuah karya masterpiece dari Abi Ardianda yang buatku tercengang.

Bercerita tentang Gus yang kehilangan adiknya, Laila. Ia tak pulang sudah 6 bulan. Tetapi, makin jauh Gus mencari Laila, maka semakin dalam ia menuju sebuah misteri yang justru tak pernah ia bayangkan sebelumnya.

Yang aku suka dari buku ini adalah diksinya. Setiap halamannya sangat page turner. Aku membaca dalam 1 hari. Cantik dan indah. Serta twist-nya yang ternyata oh ternyata.

Kekurangannya adalah saat awal-awal mungkin sedikit terlalu banyak banyak yang ingin diceritakan. Penulis seakan ingin menampilkan sosok Gus yang lurus itu ternyata nggak lurus-lurus amat. Lalu, karakter ini dan itu serta pembunuhan berantai yang menyertainya. Nah, ini yang membuat pace-nya melambat. Ini buku mau fokus kemana sih? Ke adiknya yang hilang, pembunuhan berantai, investigasi, kisah "cinta" Gus dan Puspa, atau bagaimana? Hingga gong! dibuat tercenung saat membaca epilog.

"Di mana pun nantinya kita berakhir; di dalam peti kek, di bawah tanah kek, atau diiris-iris kayak korban pembunuhan yang malang itu, seenggaknya kita ninggalin dunia sambil bawa ingatan bahwa malam ini kita berdua bahagia, ya, Gus." —Puspa, Hal. 151

Sungguh tampak so sweet hubungan Gus dan Puspa ini, tapi ... wow just wow!

Akhir kata, Laila Tak Pulang menambah daftar buku thriller penulis dalam negeri yang seru untuk dibaca.

Trigger warning buku ini: implied rape, blood, sadistic, murder, implied suicide, porn.

🛁✉️🗡
Profile Image for Novita.
185 reviews13 followers
April 7, 2024
Bukunya baguss!!!
Isu yang diangkat bagus tauuu🫂 Terkait aparat kita yang ngak pernah menindak dengan tegas korban kekerasan seksual, isu terkait pilihan hidup yang harus sesuai dengan apa yang diharapkan lingkungan sekitarnya dan isu terkait maskulinitas perempuan.....

Soalnya kita sering banget dipaksa buat mengikuti kemauan lingkungan dalam hal pilihan baju sampai pilihan hidup. Kalau mengalami kekerasan seksual khususnya perempuan, pasti selalu di-judge yang perempuan ngak bener, kamu sendiri yang mengundang nafsu lawan jenis, dsb. Dan pada gilirannya kalau melapor ke pihak berwajib akan diabaikan, bahkannn beberapa kasus malah dinikahkan dengan si pemerkosa....

Topik novelanya bagus!!!
Tapi menurutku amat disayangkan waktu kematian penjahat yang paling terakhir, soalnya masih kurang tragis, harusnya lebih tragis kalau buat penjahat yang isi otaknya cuma selakangan mulu kek dia😊
MINIMAL BANGET DIKULITI TRS DIGANTUNG KEK DAGING SAPI ITU DEH😊 BIAR NGERASAIN LEBIH BANYAK PENDERITAANNYA🫂
Profile Image for Ardhias Nauvaly.
63 reviews3 followers
July 1, 2025
"Kelab dalam Swalayan", novel debut Abi, masih sulit rasanya dilampaui pencapaian artistiknya oleh sang pengarang (kematangan tokoh, kerapian plot dan struktur, teknik-teknik macam cliffhanging dan chekov's gun yang tepat-guna, dan ya, meskipun di luar kuasa penulis, sampulnya). Dari mana-mana, novel ini keteteran menyusul Si Kakak.

Pertama, plot. Saya bukan pembaca kaku yang merasa ngobrak-ngabrik plot (multilinear) itu cuma showboating penulis. Nggak juga. Perkaranya, entah gimana, saya ngerasa di "Laila", Abi kayak keblinger dengan permainan plot multilinearnya. Sering banget saya kebingungan untuk ngebayangin dan nginget-nginget, ini narator Aku-Gus (protagonis sekaligus naratornya itu Gus, cowok sok jagoan yang culun di dalem hatinya, sebenernya), lagi di titik plot mana.

Kedua, karakter. Tokoh-tokoh utama selain Gus nggak bikin saya jatuh hati (jangan salah, saya---dan kita sbg pembaca---mudah lho jatuh hati sama karakter yang blangsak, buyan, bahkan indecisive; asal terbangun okeh). Bahkan, Gus pun nggak kegambar dengan kentara gitu profil keinginan-kebutuhannya. Dalam diskusi di Bawabuku, Abi bilang, Gus memang "lempang" karakternya, nggak meledak2. Memang, sekalinya Gus muntab, itu jadi anomali karakternya yang di-notice oleh tokoh lain. Cuma, kadang, ngga konsisten: Gus si lempang, beberapa kali melankolis dalam solilokuinya.

Ketiga, teknik. Di "Kelab", Abi sering ngebuka bab, atau bahkan naskahnya, dengan statement narator yang kerasa kayak esai atau status efbi alias terlalu terang-terangan ngomongin subject-matter. Di "Laila", ada kecenderungan gitu. Bab Prolog ngomongin naluri. Bab 01 ngomongin "life recall theory". Bedanya, di "Kelab", saya sih ngerasa solilokui narator-tokoh Aku tuh masuk akal gitu sama penokohannya; sementara kalo di "Laila" tuh bikin saya bertanya-tanya pas mulai tau kalo naratornya ini Gus (cowok, sok jago, cemen sebenernya), "Kok gini sih suaranya?". Cliffhanging nggak segreget "Kelab" yang bikin kita, mau gak mau, ngabisin novelnya kalo bisa dalam sekali duduk. Benda-benda yang diperkenalkan di awal pun nggak sekuat, katakanlah "teh", "tato", atau "kuis" di novel "Kelab" dalam perkara jadi perkakas cerita.

Terakhir, sampul. Kalo nggak tau judul ini sebelumnya, atau penulisnya, calon pembaca yang perhatiannya cuma setegukan sloki itu nggak bakal kebayang ini buku cerita tentang apa. Beda banget sama "Kelab" yang langsung on point lewat kombinasi "siluet perempuan", "pintu merah", "judul font neon", di atas latar hitam solid: ini, dengan berbagai variasinya, mesti novel thriller-misteri.

Orang mungkin ngerasa Abi penulis thriller jagoan. Iya, memang. Tapi, saya ngelihat potensi Abi dalam nulis kisah-kisah cinta, yang sinis dan pahit malah. Memang sih, di "Laila" tensi hubungan Gus dan Puspa nggak kebangun sempurna. Tapi, celetukan-celetukan Puspa yang kayak ketika dia biilang, dia suka cowok karena "baik hati" dan itu lebih dari cukup di dunia yang, "penuh orang jahat". Sederhana, kena, dan nyambung ke plot. Ngingetin saya sama solilokui tokoh Sonja soal cinta yang bitter di "Kelab", kayak pas bilang bhw cinta itu diuji waktu; kalo kita bisa tetap hangat setelah belasan tahun tidur sama orang yang sama, itu baru cinta. Kayak gitu-gitu deh.

Mba Abi, coba deh nulis cerita cinta, dengan gayamu. Hehe.

Meskipun, kalo kata Puspa sih, cerita "Laila" dalam tuturan Aku-Gus itu cerita cinta:
"Ini memang cerita cinta. Kamu cuma keliru menduga para pemerannya."
Profile Image for Seunghyunjee.
70 reviews2 followers
November 20, 2023
/tw/ Crime, Sadistic, Rape, Drug
.
Setelah terakhir kali baca novel genre kriminal sekitar beberapa bulan yang lalu, Laila Tak Pulang jadi novel kriminal kedua yang aku baca tahun ini. Its beyond my expectation, honestly, karena aku ngga pernah menyangka kalau novel ini beneran penuh teka-teki. Aku pikir, aku bakal kenalan secara langsung sama si Laila, nama yang menjadi judul dalam novel ini, namun nyatanya... Kalian cari tahu sendiri ya wkwkwkwk
.
Novel ini dikisahkan dari sudut pandang Gus dan menggunakan sudut pandang orang pertama. Ketika membaca prolog, aku pikir akan menggunakan alur maju dan tokoh Gus berupaya untuk mencari tahu pembunuh tokoh Baron (sahabat karibnya) dan hal itu akan berkaitan dengan si Laila. Setelah ditelusuri lebih khusyuk dan lebih jauh, penulis menggunakan alur campuran dan ketika menyadari hal itu, aku pun cuma melongo 😲
Siapa pembunuh dari Baron? Kalian temukan jawabannya kalau sudah baca novel ini ya!
.
Novel Laila Tak Pulang benar-benar memberikan efek kengerian, ketakutan, kesedihan dan kekecewaan sendiri untuk pembacanya. Di novel ini, ada serial killer yang membunuh untuk balas dendam dan caranya membunuh bikin aku mual plus pusing. Bayangin aja, tubuh manusia dikulitin terus digantung kayak daging sapi yang mau dijual? Dendam macam apa yang bikin pembunuh sampai membunuh dengan cara menyeramkan seperti itu? Emang ngga bisa ya membunuh dg cara yg lain?
.
Penulis Laila Tak Pulang merancang novel ini nggak hanya untuk menceritakan "sebuah pembunuhan yang menggemparkan" tetapi juga mencoba menceritakan bagaimana kehidupan manusia berjalan dan bagaimana manusia berubah atas apa yang telah dijalaninya di dalam hidup. -c- Sepanjang baca novel ini, aku cuma wondering, bagaimana cara penulis riset dan mengemas semuanya jadi rapi plus terstruktur. Novel Laila Tak Pulang nggak hanya mengajak pembaca untuk main teka teki mencari who's the killer bareng si Gus, tetapi juga memahami kalau manusia beneran punya banyak sisi dan salah satu sisinya bisa jadi senjata kalau sudah terdesak. Aku bahkan ngga menyangka bisa menemukan fetis salah satu tokoh yang bikin aku makin melongo.
.
Seperti yang aku katakan di awal, novel Laila Tak Pulang wajib masuk ke reading list atau to-be-read kalian apalagi kalau kalian suka sama novel genre thriller & crime. Cuman saranku sih, kalau mau baca novel ini, jangan setelah makan ya, takutnya....
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for Naza N.
359 reviews10 followers
April 14, 2024
Actual rating: 4,5 ⭐

Trigger warning: drugs, rape, violence, gore.

Seperti di karya debutnya yang berjudul "Kelab Dalam Swalayan", Abi Ardianda kembali dengan kisah thriller psikologis yang juga membawakan isu sosial seperti kesetaraan gender. Cerita dimulai dengan sebuah tragedi kematian yang kemudian ditarik dengan jalinan alur maju-mundur yang menunjukkan sebab, akibat, dan kelanjutan dari tragedi tersebut. Di awal mungkin terasa membingungkan karena misterinya terasa absurd untuk satu sama lain. Namun, di akhir cerita, semuanya benang merah yang terurai berkumpul menjadi satu kesatuan yang secara otomatis mengingatkan aku terhadap detail-detail kecil yang sempat kutemui di sepanjang cerita. Bab-nya juga pendek-pendek, jadi tidak terlalu membosankan dan cenderung mudah dibaca dalam sekali-dua kali duduk. Cocok buat bersantai di hari libur yang tinggal sebentar ini (menangis sedikit).

Hanya saja, garis waktu yang maju-mundur terkadang membuat bingung. Saking halusnya, kadang aku sendiri tidak sadar kalau peristiwa yang diceritakan sudah berubah atau waktunya sudah bergeser. Kadang aku butuh dua kali mengulang bagian yang sama untuk memastikan sampai mana ceritanya berjalan. Juga, mungkin karena ceritanya yang cenderung singkat, beberapa tokoh yang seharusnya punya peran penting dalam keseluruhan jalan cerita jadi kurang ter-highlight penampilannya. Kalau saja penulis lebih mengekspos mereka alih-alih berfokus pada dua tokoh utama (yang mana salah satunya bikin kesal setengah mati karena kebebalannya sekaligus karena aku sangat relate dengan dia), intriknya akan semakin rumit dan misterinya jadi semakin thrilling.

Meski begitu, semua yang disajikan dalam durasi kurang dari 300 halaman ini sudah membuatku merasa memang tidak ada tokoh yang waras di dalam 'Laila Tak Pulang' ini. Rasanya keliyengan sendiri setelah selesai baca bukunya gara-gara kelakuan mereka 😵‍💫

Suka banget sama buku ini, bakalan menunggu karya-karya Kak Abi yang lainnya!
Profile Image for onlymelavrita.
22 reviews
March 8, 2024
Boom, satu kata setelah menyelesaikan buku ini....keren

Abi Ardianda menjadi salah satu penulis Indonesia favoritku, mungkin karena 2 buku yang telah kubaca bergenre psychological thiller yang menjadi genre favoritku juga ya.

Sesuai judulnya, Laila Tak Pulang, menceritakan tokoh utama Gus, seorang pemuda yang mencari keberadaan adik perempuannya Laila yang telah hilang berbulan-bulan. Ditengah usahanya mencari Laila yang menemui jalan buntu, malahan Gus harus dihadapkan pada serangkaian terbunuhnya orang-orang disekitarnya. Apakah sebenarnya hilangnya Laila ada hubungannya dengan kematian orang-orang di sekitar Gus?

"Gus, tahu apa yang bisa kau temukan pada permukaan iris mata seseorang sebelum kauhabisi? Kau bisa melihat proyeksi dirimu terefleksi, menghakimi nyawa mereka. Bayangkan, apa yang lebih indah dari itu?" (halaman 198)

Teka-teki,misteri, gore, isu sosial, hal-hal yang dianggap tabu, isu terkait gender dan seksualitas, sadistik

"Selain sama-sama telanjang kayak yang tadi gue bilang, korban bahkan dikuliti sampai bersih. Pengait yang disangkutin ke tenggorokannya itu terbuat dari rantai besi" (hal. 32)

"Potret tubuh Puspa menggantung, dilengkapi semburan merah kehitaman menodai gorden transparan membentuk garis panjang putus-putus. Dibawah jasad Puspa, tergeletak selembar tarot bergambar The Hanged Man. Ilustrasi kartu itu menampilkan sosok pria digantung terbalik, kakinya di atas." (hal.194)

Menurut ilmu psikologi (dorongan dasar untuk mati sering kali muncul dalam bentuk perilaku yang merusak atau menghancurkan. Dapat muncul melalui berbagai simbol atau asosiasi, beberapa diantaranya adalah perilaku sadistik seperti menguliti seseorang yang masih hidup atau memutilasi anggota tubuh tertentu dalam proses pembubuhan terpola. Biasanya, pelaku melakukan hal tersebut dengan tujuan untuk menghilangkan rasa sakit akan kehilangan mendalam, bisa juga demi kepuasan. (Taty p. Suandi, S.Psi)
Profile Image for Pauline Destinugrainy.
Author 1 book265 followers
June 23, 2024
Gus kehilangan adiknya Laila. Dia meminta bantuan Rendra temannya yang juga anggota reserse untuk mencari adiknya. Setelah beberapa bulan, kasus Laila tidak ada titik terangnya, hingga akhirnya dinyatakan Laila pergi atas kemauan sendiri. Gus hampir putus asa, hingga nyaris bunuh diri. Namun seorang pelayan menyebutkan bahwa dia pernah bertemu dengan Laila, sehingga Gus mengurungkan niatnya.

Enam bulan berlalu, Gus bertemu dengan seorang wanita bernama Puspa. Dia dosen komunikasi tempat Gus dipanggil untuk mengisi sebuah acara sebagai pembaca kartu tarot. Pertemuannya dengan Puspa membawa babak baru dalam kehidupan Gus. Gus masih mencari Laila, setidaknya Puspa bisa mendengarkan keluh kesahnya.

Selain Rendra, Gus juga memiliki sahabat bernama Baron. Anak orang kaya yang gemar bergonta-ganti perempuan. Gus berutang budi pada Baron, karena ada masa dalam hidupnya dimana dia bergantung pada uang Baron.

Seperti karya sebelumnya (Kelab dalam Swalayan), novel ini juga mengusung psikologis thriller. Pembaca disajikan dengan rangkaian pembunuhan sadis yang selalu disertai dengan kartu tarot. Sebagai pembaca kartu tarot, Gus dimintai tolong oleh Rendra untuk membantunya menganalisis kasus-kasus pembunuhan. Namun pikiran Gus terbagi dengan kasus hilangnya adiknya yang belum menghasilkan apa-apa. Belum lagi trauma masa lalu yang selalu menghantui Gus.

Novel ini menyertakan isu politis, feminis, serta perilaku patriarki di dalam masyarakat. Alur ceritanya rapi, pembaca diajak menyelami kasus per kasus, sambil tetap menantikan kabar Laila. Saya sendiri dibuat bertanya-tanya apa hubungan Laila dengan semua kasus ini. Hingga di penghujung cerita, terpaparlah siapa Laila sesungguhnya. Apik.
Profile Image for Lily Rosemary.
10 reviews
July 6, 2025
Laila tak pulang || 239 hlm || ⭑ ⭑ ⭑ ✮ ✩

Begitu menutup halaman terakhir, aku sempat terdiam. Jujur, aku nggak menyangka akhir cerita ini akan begitu mengejutkan sekaligus menyedihkan🥀😢.

Buku ini bercerita tentang Gus, seorang kakak yang telah menghabiskan enam bulan untuk mencari adiknya, Laila, yang tiba-tiba menghilang tanpa jejak. Di waktu yang bersamaan, terjadi serangkaian pembunuhan sadis, dengan kartu tarot sebagai satu-satunya barang bukti yang ditinggalkan pelaku.

Ceritanya dikembangkan dengan alur slow burn, menggunakan gaya penceritaan loop serta alur maju-mundur. Kalau di novel pertama penulis aku ingin cepat-cepat menyelesaikannya, di buku ini aku justru membacanya perlahan. Aku memilih untuk menikmati setiap bagian tanpa terburu-buru menebak arah plot—apa yang sebenarnya terjadi pada Laila, ke mana ia pergi, apakah ia hilang, atau justru sengaja menghilang.

Seiring berjalannya cerita, Gus terus menerima surat-surat misterius yang tampaknya berkaitan dengan kasus pembunuhan sadis dan hilangnya Laila. Kekhawatirannya pun semakin besar—ia takut Laila menjadi korban selanjutnya, atau lebih mengerikan lagi, justru menjadi dalang di balik rangkaian pembunuhan tersebut.

Salah satu hal yang selalu aku apresiasi dari penulis adalah keberaniannya mengangkat isu-isu yang terasa dekat dengan kita. Di buku ini, ia menyentuh aspek sosial-psikologis dan memberi ruang bagi suara kaum marginal.

Secara pribadi, aku sedikit lebih suka Kelab Dalam Swalayan. Keduanya sama-sama menghadirkan cerita yang solid, dengan pecahan misteri dan petunjuk yang tersebar di sepanjang alur. Ketegangannya dibangun dengan kuat, dan penyusunan cerita menuju klimaks benar-benar di luar dugaan.

Secara keseluruhan, aku menikmati Laila Tak Pulang dan tentu menantikan karya Kak @abiardianda selanjutnya🫶🏻
Profile Image for Assyifa.
15 reviews
February 25, 2024
⭐️ 3,8

"Kamu benar soal satu hal. Ini memang cerita cinta, kamu cuma keliru menduga para pemerannya."

Sepanjang 26 tahun hidup di dunia, "Laila Tak Pulang" karya Abi Ardianda merupakan novel bergenre thriller pertama yang aku baca. Aku temukan di section Bahasa Indonesia ketika memutari BBW di Mall @ Alam Sutera.

Novel ini diceritakan dari sudut pandang Gus, yang kehilangan adik perempuannya, Laila. Meskipun pihak kepolisian menutup kasus hilangnya Laila karena "diduga pergi dengan sengaja", Gus tetap melanjutkan pencariannya. Bersamaan dengan itu, runtutan kasus-kasus pembunuhan sadis dengan korban yang dipilih secara acak terjadi, membawa Gus sampai pada fakta di mana dan apa yang terjadi kepada Laila.

Dalam novel ini, Abi Ardianda bercerita dengan alur maju-mundur yang sempat membuatku sedikit kebingungan. Di pertengahan cerita pun aku sempat bosan dengan interaksi Gus dan Puspa yang menurutku tidak memberikan arti. Ya, mana aku sangka, justru Puspa lah kunci dari segalanya.

Novel "Laila Tak Pulang" menjadi bacaan yang cukup menyenangkan dan tentu saja menegangkan, terutama di chapter-chapter akhir yang sangat plot twist!

Isu yang diangkat relevan dengan buku yang sebelumnya aku baca, yaitu terapi konversi. Sebuah praktik yang tidak akan mengubah orientasi seksual/identitas gender seseorang, tetapi justru hanya akan mempertebal trauma individu. Terlebih terapi konversi yang dialami Laila merupakan sebuah tindakan kriminal, yaitu pemerkosaan oleh orang dekat.

Tidak hanya itu, novel ini juga mengangkat mental issue dan ironinya, yaitu ketika Gus yang kelimpungan hidup tanpa Laila sebagai satu-satunya keluarga yang dimilikinya, mencoba menghubungi nomor layanan berhenti merokok dan nomor pengaduan bunuh diri, tetapi tidak satu pun yang merespon.

Fakta menarik lainnya yang dituliskan Abi Ardianda adalah Badan Pusat Statistik di Indonesia ternyata hanya melaporkan jumlah orang yang hilang pascabencana. Sementara, orang-orang yang hilang secara mendadak dan misterius dianggap sebagai kasus yang memiliki urgensi rendah untuk ditinjau dan diusut lebih lanjut.

Dengan mengangkat genre thriller yang sarat dengan isu gender, "Laila Tak Pulang" sangat layak untuk dibaca dan dinikmati! Kalau menurutmu, apa yang menarik dari buku ini?
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for Lelita P..
626 reviews59 followers
February 23, 2025
Sangat layak menjadi Best Novel dalam ajang Scarlet Pen Awards tahun 2024!

Misterinya kental, berlapis, dijahit dengan rapi sekali menggunakan linimasa nonlinear, tapi penulisan keseluruhannya ala novel sastra. Kombo maut. Dan novel ini sangat tidak aman dibaca pas bulan puasa ya haha untung saya berhasil menyelesaikannya sebelum masuk Ramadan.

Dugaan saya akan kebenaran kasusnya akurat sekitar 85%.


Novel ini kayak potret mengenaskan kehidupan orang sungguhan di masa kini, mengingat banyak sekali referensi peristiwa baru-baru ini yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari (pandemi lah, kasus Sambo lah, dan sebagainya). Saya suka sekali bagaimana cerita ini ditulis dari kacamata Gus selaku PoV orang pertama, bagaimana keseluruhan jalinan misterinya dieksekusi, juga cara revelasinya. Seperti yang saya bilang di awal, ini contoh novel misteri yang mendekati sempurna, dan sangat pantas menjadi salah satu role model novel misteri lokal untuk penulis-penulis misteri dalam negeri.

Oya, di buku ini juga ada referensi ke buku penulis sebelumnya, Kelab dalam Swalayan. Saya belum baca, tapi setelah merasa puas dengan Laila Tak Pulang ini, mungkin kapan-kapan saya akan coba cari buku itu juga.

Profile Image for aurellia ✧⁠*⁠。.
177 reviews3 followers
November 8, 2023
Laila Tak Pulang diawali dengan kisah seorang lelaki bernama Gus yang mempunya sahabat karib; Baron dan Rendra. Dia hidup berdua dengan adiknya yang bernama Laila dia sebuah rumah susun alakadarnya, dan adik perempuannya itu telah hilang selama 6 bulan lamanya. Setelah adiknya hilang, Gus sering mendapat teror berupa surat kaleng, lalu ada peristiwa pembunuhan berantai yang terjadi secara berturut-turut. Pelaku pembunuhan tersebut selalu menyelipkan kartu tarot di TKP, tepat berada di dekat jenazah korban. Itu ia lakukan agar bisa berkomunikasi dengan Gus yang ternyata bisa membaca kartu tarot, walau amatiran (karena dia menggunakan interpretasinya sendiri).

Lalu Gus bertemu dengan Puspa, wanita yang berhasil mengisi hari-harinya semenjak Laila sudah hilang selama itu. Mereka membangun hubungan destruktif atas alasan "sama-sama kehilangan sosok Laila yang begitu mereka cintai."

Plot twistnya baguss, walau gue udah nebak, tapi tetep aja berhasil bikin gue tercengang pas bacanya. Apalagi Gus cukup memainkan peran penting di akhir, untuk mengecoh siapa pembunuh sebenarnya. I feel sad and mad when i knew what had happened to Laila. Orang gila, bejat. Zaman sekarang memang memungkinkan manusia untuk melakukan berbagai macam hal keji. Tokoh sampingan yang disebut sebagai Gadis Pramusaji juga melengkapi suasana betapa penduduk dunia yang kita huni telah kehilangan moralnya. Gue turut bersedih dan berduka atas apa yang terjadi sama Laila... this was such a page turner ! Keren.
Profile Image for Agus ZH.
6 reviews
February 12, 2025
“Tidak ada yang memperingatkanmu bahwa merindukan seseorang bisa menjadi tragedi dalam hidup yang paling sunyi.” /135

Selalu takjub bagimana sang penulis menyayat-nyayat kata menjadi potongan kalimat paling ngeri yang pernah kubaca. Setelah Amis darah yang tercium dari cerita “Kelab Dalam Swalayan,” kini darah itu mengalir menjadi tragedi paling sunyi (mungkin ini yang dirasakan Puspa) hingga tawanya tidak kentara kalau dibaliknya tersimpan ribuan teka-teki.

“Itulah bagian paling mengerikan dari kesepian. Orang-orang melihatmu bahagia, meluncurkan bualan, tertawa lepas dengan mata penuh binar, tetapi tidak ada yang menyadari bahwa di dalam sana terpuruk sambil sibuk memikirkan cara untuk mati.” /74

Alur campuran yang dihidangkan oleh penulis cukup menarik. seperti bermain puzzle, ketika nama-nama sudah terkumpul rapi untuk menemukan siapa pelaku utamanya, namun ada beberapa sisi yang sengaja dihilangkan. Mungkin ke tengah laut, mungkin di kaleng sarden? haha, menu kali ini ngeri-ngeri sedap.

“Hidup enggak dibangun dengan struktur cerita tiga babak, Gus.”

Tokoh utamanya bernama, Gus. dan entah kenapa beberapa bagian (ah apakah semuanya?) relate denganku.

Dan yang paling menarik, penulis juga menyelipkan isu-isu sosial, politik, agama, dan gender, menjadikan novel ini lebih dari sekadar kisah personal, tapi juga refleksi sosial.

Selanjutnya, coba baca bukunya (deh) hahaha.
This entire review has been hidden because of spoilers.
Displaying 1 - 30 of 85 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.