Jump to ratings and reviews
Rate this book

Tabi

Rate this book
Katanya manusia jatuh cinta tiga kali sepanjang hidupnya.

Tabi dalam bahasa Jepang berarti perjalanan. Tabi sibuk penuhi ekspektasi raga lain selama hidupnya. Sampai tiba pada sebuah keraguan yang membuatnya memutuskan untuk memulai perjalanan sendirian ke Jepang, sesuai doa dalam namanya.

Perjalanan yang membawanya menyusun ulang senang dan luka yang acak di memorinya.

Membuat ia memutuskan untuk menulis perjalanan cinta yang hampir tidak pernah dibicarakan. Semua tersimpan jadi potongan-potongan pelajaran yang membawa Tabi ke dalam wahana yang tidak terduga.

302 pages, Hardcover

Published November 7, 2023

31 people are currently reading
239 people want to read

About the author

Marchella FP

9 books127 followers

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
89 (27%)
4 stars
112 (34%)
3 stars
97 (29%)
2 stars
25 (7%)
1 star
3 (<1%)
Displaying 1 - 30 of 75 reviews
Profile Image for Utha.
824 reviews398 followers
December 11, 2023
Buku ini sebenarnya punya banyak pesan, contohnya seperti mengenai penerimaan diri. Bahkan, pesan yang ditampilkan bikin berpikir; bikin merenung.

Namun, sebagai sebuah cerita (aku nggak tahu apakah ini bisa digolongkan ke dalam fiksi atau novel karena nggak ada keterangan di barcode) aku seolah membaca buku seseorang yang sangat paham pahit manis dunia, tapi nggak terbiasa membaca maupun menulis. Sehingga ketika dituturkan lewat aksara, terkesan sangat raw.

Atau karena terbiasa bikin buku grafis (yang bisa difilmkan) jadinya penulis menulis per adegan yang jatuhnya bikin aku nggak bisa berempati?

Oh, Tabi ini pemurung. Oh, Tabi ini punya alasan kenapa dirinya sangat takut kepada sosok laki-laki. Oh, ternyata Tabi punya teman perempuan yang mendukung. Oh, Tabi menarik bagi tiga laki-laki yang "mentereng" (yang punya kantor-lah, yang penyanyi-lah, maupun yang politisi). Namun, itu semua diceritakan bagai kepingan saja. Atau mungkin formatnya seperti "tabi" (meski menurutku jadinya kayak diari patah-patah tentang hati patah).

Ini juga lucu sih. Mau lihat deh Tabi tuh penampilannya kayak gimana. Semagnet itukah untuk para buaya? Bahkan bukan buaya kelas cetek, buaya kelas kakap cuy. Yang naksir luar biasa canggih dengan profesinya. Meskipun ujung-ujungnya dipatahin hatinya.

Dibilang nggak suka, ya nggak juga. Aku suka kehadiran Dipi. Aku "cukup" suka ilustrasinya. Duh, bahas Dipi jadi bikin mangkel.

Terus juga ada bagian manis manja berpuitis, tapi font-nya sama.

Yah, begitulah. Kalau mau reviu singkat satu kata tentang "buku" ini sih: raw.

Menang di nama aja kali yaaa...

1,5 bintang buat Dipi yang disia-siakan Tabi di tulisannya.
Profile Image for Puty.
Author 8 books1,377 followers
Read
December 19, 2023
Marchella FP adalah seorang jenius yang punya berbagai ide dan eksekusi untuk memasarkan IP (intellectual property)-nya. Generasi 90-an dan NKTCHI adalah bukti kesuksesannya. Waktu mendengar kabarnya? saya juga menunggu Tabi sebagai produk IP, bukan hanya sekadar buku. Tabi diluncurkan sebagai influencer digital, sebuah karakter yang memiliki dunianya sendiri, dan bisa berinteraksi di media sosial. Di media sosial, Tabi banyak membagikan foto perjalanan 'healing'-nya ke Jepang. Cerita di baliknya? Ada di buku ini.

Sekali lagi, secara pengemasan buku ini cantik banget. Very artsy, well-designed dengan ilustrasi yang aesthetic. Waktu PO-pun, buku ini dibundling dengan parfum seri Tabi! Sudah ada merchnya! 😱 Impressive!

Namun bagaimana dengan isi bukunya?

Berbeda dengan NKCTHI yang terasa relatable, buku ini rasanya bukan untuk saya 😂 Apakah mungkin saya ketuaan (tapi umur saya nggak jauh-jauh banget sebetulnya sih sama tokoh Tabi 😂), atau ya memang cara penceritaannya gagal mengajak saya masuk ke dalamnya. Tabi diceritakan sebagai tokoh perempuan 'biasa saja' (klise) yang selalu berurusan dengan cowok-cowok ganteng, terkenal dan kaya raya (klise) yang tidak bisa menghargainya dan mematahkan hatinya (klise). Alih-alih menikmatinya sebagai novel romantis, saya seperti merasa sedang stalking blog orang yang berusaha untuk mengupdate para pembacanya dengan perjalan cinta penulisnya. Habis A, B. Habis B, C. Dst. Adanya ilustrasi bantu menjelaskan tapi tidak membuat saya jadi berempati pada karakter-karakternya. Beberapa halaman berisi quote yang Instagramable, tapi sayangnya tidak berdampak ke penilaian saya atas buku ini 🥲

Buku ini layak dikoleksi sebagai novel grafis yang manis. Namun, kalau kamu hanya mencari cerita cinta yang hangat dan menggemaskan dengan budget terbatas, mungkin buku ini agak kemahalan 🙏🏼
Profile Image for Amelia .
145 reviews1 follower
September 12, 2024
i love books written by women about women, and this is definitely it.

but also not.

menurutku buku ini memang bagus, menyentuh social and cultural conventions and values in indonesia for women. tabi's journey def reflects how the society put pressures on her on how to be a woman, whether it's by her parents, friends, or men she falls in love with.

i love that she develops her perspectives and mindsets as the time goes by. her encounters with the three men, each moments serves as a life lesson for tabi; letting someone dictate her life is not how you live life. this is obv represented with her mother, which has a significant role in tabi's love life in the book; she wants to be demure and mindful just like her mom (lol). as tabi said, she wants to be a passenger in a ship rather than the one who drives it.

so the ending is satisfying to me, how she realizes that living her life that way is not what she wants, and neither her mom's. i'm glad she reflects on her childhood trauma, spending time to heal her wounds, on her own this time. so the character dev is good for me.

the aesthetic. no need to say more abt this.

now for things that can be improved: i don't like the writing style that much. maybe bc it's a graphic novel, the storytelling just doesn't flow due to its space limit. thus the story can be janky, as if us readers are not getting the full picture of what really happens. for example: i don't even know she was close with her friends until the last 100 pages of the book, and what tf is dipi symbolizes when he just died in the middle of nowhere with no resolution whatsoever? the graphics are beautiful, sure, but i feel like the readers deserve more story, for it is what they paid for.

finally, the pacing is also another thing that can be improved. as i said, i feel like the book focuses a LOT on how men affects her life rather than how HER actions affects her life. it puts an emphasis sm on how tragic their life are and how they don't deserve her, and setting tabi as the bystander, the passive role in this. i get it why the book is that way, but i just want to see her finally doing what she wanted and reaching for what she deserves. sadly, we only get that by the last 50 pages of the book, and putting the sad backstories as a "Surprise!!" moments just cheapen it.

also as a gen z girl, i can't really resonates with tabi. personally i will do a lot more (being more aggressive, for example) to the men for what they did. but maybe that's just me idk.

we need more books abt empowering women, but this just missed the mark. still a pretty book nonetheless.
Profile Image for Sarah Reza.
235 reviews3 followers
December 16, 2023
Well, novel yang aku tamatkan hanya dalam waktu singkat. Aku semacam baca buku harian Tabi dan kisah percintaannya yang selalu kurang beruntung. Agak relate emang. Yaa mba Tabi mau ngajak pembacanya untuk bisa berdamai dengan luka dan mengenal luka itu sendiri. Gimana luka sejak kecil yg ngasih dampak ke kehidupan kita sampai dewasa.
Overall, novel ini menurutku lumayan page turner. Ya karena novel ini semacam novel grafis, jadinya cukup menarik untuk dibaca.
Profile Image for Lesh✨.
276 reviews5 followers
January 20, 2025
Buku pertama yang kubaca selama kurang dari 2 jam. Aku sangat dimanjakan dengan graphic novel + story telling mengenai sosok Tabi.

Tabi dalam bahasa Jepang artinya perjalanan. Sebagai pembaca, kita akan disuguhkan awal mula luka kecil Tabi yang berasa dari keluarga, teman sekolah, pekerjaan, hingga percintaan.

Sebelum memutuskan ke Jepang, Tabi bercerita mengenai awal mulanya ia bertemu dengan 3 orang yang mampu mengisi hatinya: 1) Arshaka, atasan di kantor. 2) Bastian, orang yang dikenalkan orangtuanya. 3) Shaga, seorang CEO. Dari ketiga pria tersebut punya perjalanannya masing-masing dan menyisakan luka yang berbeda untuk Tabi. Sesuai dengan tagline dari buku ini yang mengutip dari sebuah artikel: "We Only Fall in Love with 3 People in Our Lifetime."

Aku suka pengemasan ceritanya; ringkas, cepat, tokoh apa adanya, quotes menarik, dan penggambaran setiap emosi dari sosok Tabi di setiap halamannya.

Buku ini mungkin akan relate dengan orang-orang yang sedang menginjak masa dewasa dan belum menikah. Beberapa akan relate dengan tokoh pria yang ada di sekitar Tabi. Di akhir cerita juga memaparkan feminisme di era sekarang. Berikut kutipannya:

"Beberapa memandang kalau sebagai perempuan, kita punya label dan tanggal kadaluarsa yang tertempel di diri kita."

"Mereka tahu nggak, apa yang kita hadapi dalam proses pencarian? Mereka tahu nggak, orang seperti apa yang kita temui di sepanjang perjalanan? Mereka tahu nggak, bagasi apa yang kita bawa dari masa lalu? Mereka tahu nggak, sebenarnya mau kita apa?

Beberapa beruntung bertemu dengan orang yang tepat, tapi nggak semuanya begitu. Beberapa bertahan dengan pola yang membuat kita seakan nggak punya pilihan dan beberapa dari kita merasa bahwa takdir kita memang sudah begitu."

Aku merasa ikut bertumbuh dengan buku Marchella FP. Menurutku, buku ini adalah versi dewasa dari NKCTHI.
Profile Image for Tasya Annisa.
14 reviews
June 22, 2025
Buku ini formatnya agak beda dengan buku Marchella yang sebelum-sebelumnya. Kali ini tulisan Marchella berbentuk cerita panjang namun tetap dengan selipan-selipan illustration khasnya (full color).

Secara alur, ceritanya sangat runut menceritakan Tabi si tokoh utama yang 3 kali kesandung percintaan yang wakwaw. Setiap kisah cintanya diceritakan dengan detail. Sebagai pembaca, tingkat sebelnya bertambah ya tiap kali Tabi bertemu cowok baru (lagi) karena ZONK semua :’)

Tabi ketemu Arshaka 😅
Tabi ketemu Baskara 😠🥲
Tabi ketemu Shaga🤬😤🫵🏻

Menurutku, banyak missing story aja sih dalam cerita Tabi ini. Setelah selesai baca banyak sekali pertanyaan. Tiap kali Tabi patah hati, apakah orang tua dan teman2nya tau? Jika iya, bagaimana responnya? Selain alasan bapaknya pernah ke Jepang, kenapa Tabi pilih Jepang untuk memulai hidup kembali? dan berbagai pertanyaan lainnya.

Tapi untung sekedar nambah khazanah tipe cowok yang perlu dihindari, ini oke aja sih untuk dibaca.
Profile Image for Nia potterr.
171 reviews2 followers
October 1, 2025
satu yang aku gasuka dari tabi, terlalu gampang menerima orang yang masuk ke hatinya.
Profile Image for Atika Mayangsari.
86 reviews2 followers
November 3, 2023
Sebagai orang yang menjunjung tinggi "happy ending" entah kenapa aku tertarik buat baca buku ini. Biasanya jika aku sudah tahu dari awal ceritanya akan menyedihkan, kemungkinan besar aku nggak bakal berani untuk membaca ataupun menontonnya kecuali aku nggak tahu sebelumnya kalau ceritanya bakal sedih dan terlanjur tercebur jadi mau gak mau harus selesain baca atau nonton karena penasaran.


Jadi apa sih alasan aku tertarik dengan novel ini? Mungkin karena desain buku yang eye catching dan juga terdapat ilustrasi dan tulisan berwarna biru-pink-hitam-putih yang menarik dan berbeda dengan novel monoton lainnya. Rasanya seperti aku dimanjakan dengan visualnya tapi tidak dengan isi ceritanya. Apalagi pas banget dengan warna favoritku, warna biru. Alasan lain mungkin karena aku ingin tahu apa sih yang bakalan disajikan oleh novel yang sudah memberi clue tentang kegagalan sampai akhir ini di awal cerita. Kenapa berani banget buat kasih klaim ini. Aku jadi penasaran sekali bakalan seperti apa kisah cinta yang gagal itu. Yah, meskipun kadang ceritanya mudah ditebak arahnya mau kemana tapi masih bisa dinikmati.

Entah kenapa kadang aku merasa relate sekali dengan Tabi. Pernah mengalami kisah cinta tapi belum pernah pacaran bahkan disaat teman-teman sudah pada menikah dan memiliki anak, tahu solusi permasalahan orang lain tetapi saat mengalaminya sendiri tidak semudah itu menghadapinya, suka berimajinasi, kamar adalah tempat favorit dibanding ketemu orang banyak, punya kucing, lebih suka memendam perasaan sendiri dan susah bercerita tentang masalah yang sedang dihadapi karena tidak ingin membebani orang lain, mudah percaya dengan orang. Apa lagi ya?

Sebenarnya tujuan utama yang ingin dicapai oleh novel ini adalah tentang menemukan diri sendiri. Sudahkah kita menyayangi diri sendiri dan memperlakukan diri sendiri dengan baik. Sebagai pembaca buku ini, aku merasa bercermin dan ikut bertanya tentang hidup yang telah dan sedang kujalani ini. Kira-kira seperti ini: Apa lagi yang kurang? Apakah sudah tepat? Jadi gitu ya? Apa yang harus aku lakukan selanjutnya?

Novel ini pun mengangkat isu tentang luka yang kita alami dari kecil ikut mempengaruhi keputusan yang kita ambil. Maka sembuhkanlah luka itu terlebih dahulu untuk menemukan kebahagiaan yang kita inginkan.
Profile Image for Mutia Novianti.
25 reviews
November 5, 2023
Menyelami Tabi dengan perjalanannya buat kita mengingat kembali perjalanan2 yang pernah kita lalui. Kadang berhenti, kadang lari kencang, jalan kaki, bahkan merangkak. Tapi dari Tabi, kita banyak belajar bahwa kadang kita harus istirahat sebentar dan sembuhkan dulu luka lama dan mengenal diri lebih jauh sebelum melangkah lebih jauh kedepannya.

🩷💙
Profile Image for ganavon.
34 reviews
February 11, 2024
SAKIT HATI BACA INI.

Secara tampilan buku, konsep buku ini penuh warna dan kualitas kertas yang bagus. Saya sendiri suka, karena bisa melihat visual setiap karakter berdasarkan penulis secara jelas. Saya juga menjadi lebih paham dengan situasi, ekspresi, dan interaksi antartokoh dari visualisasi gambar di setiap halaman. Warna yang digunakan pun menjadi ciri khas novel, yaitu merah muda, biru, dan hitam.

Cerita yang ada di dalam novel ini secara garis besar mengenai percintaan di usia dewasa-30 tahun. Melalui karakter Tabi, pembaca diperkenalkan dengan 3 pria. Sebenarnya menurut saya 3 pria ini menjadi cerminan dari quotes yang ada di cover, yaitu "manusia jatuh cinta sebanyak tiga kali". Mungkin itu yang penulis sorot di dalam novel ini. Ketiga pria ini membawa Tabi kepada dunia cinta, karena selama hidupnya dia tidak terlalu memperhatikan cinta, yang didasari oleh trauma masa lalunya.

Alur cerita novel ini yang paling suka adalah penokohan pada setiap karakter yang dijelaskan secara rinci oleh penulis. Tokoh-tokoh yang terlibat dijelaskan secara detail melalui latar belakang keluarganya, kejadian di masa lalu, dan bagaimana dampaknya kejadian-kejadian tersebut kepada cara berpikir setiap karakter. Karena detail ini, pembaca akan lebih merasa dekat, bersimpati, dan mungkin memosisikan dirinya pada karakter Tabi.

Dalam novel ini, kita tidak bisa menjudge karakter antagonis melalui sikap mereka terhadap Tabi. Karena memang didasari oleh cara mereka tumbuh hingga dewasa. Saya cukup merasa relate dengan bagaimana karakter tumbuh dewasa dan menjadikan mereka pengaruh terhadap Tabi.

Menurut saya, kejadian yang paling membuat saya membuka mata, ketika Tabi berhubungan dengan salah satu karakter pria, Shaga. Shaga menjadikan diri Tabi merasa sebagai seseorang yang harus menampung "sampah" masa lalunya. Karena Tabi yang sudah tulus, tetapi Shaga yang masih belum membereskan masa lalunya malah mendekati Tabi. Dampaknya kepada Tabi, dia menjadi seseorang yang meragukan dirinya dan seolah satu individu yang tidak layak mendapatkan cinta.

Novel ini juga menyorot isu kesehatan mental dan feminisme. Pada novel, kesehatan mental setiap karakter menunjukkan bagaimana mereka berkomunikasi dalam sebuah hubungan. Bagaimana setiap karakter masih ada yang belum bisa merapikan masa lalu mereka sehingga melukai orang-orang yang sebenarnya sudah siap membuka diri kepada mereka. Dalam kasus ini, Tabi menjadi korban dari 3 pria yang mendekatinya, dengan alasan pria yang seharusnya dilayani oleh perempuan. Tabi yang tumbuh dalam keluarga yang cukup patriarkis membuat dia kesulitan memahami penyelesaian sebuah emosi. Dia memilih bungkam, dengan becermin dari Ibunya yang menyelesaikan masalahnya dengan bersikap diam.

Dampak dari dunia patriarkis ini juga menjadikan label-label pada perempuan. Dalam novel disorot juga usia seorang perempuan yang dianggap sudah kedaluwarsa kalau tidak cepat-cepat mendapatkan pasangan di usia 30-an. Akibatnya banyak perempuan yang menjadi korban dari laki-laki yang menganggap mereka sebagai sebuah barang, dan memberikan sikap yang semena-mena kepada perempuan.

Di sisi lain, laki-laki yang ada di dalam cerita, terlalu trust issue terhadap orang-orang yang di sekitarnya. Mereka merasa tidak memiliki kekuatan apabila tidak mendominasi dalam sebuah hubungan. Ini juga menjadi dampak dari dunia patriarkis yang tidak memperbolehkan laki-laki merasa lemah. Dan pengetahuan mereka yang kurang bagaimana mengolah emosi, memahami orang lain, dan bertindak terhadap orang-orang di sekitarnya.

Saya sangat suka novel ini karena character building dalam cerita, isu-isu yang dibahas, dan konsep bukunya yang berwarna. Membaca novel ini tidak akan sulit, karena bahasa yang digunakan ringan, dan alur yang mudah diikuti oleh pembacanya.
Profile Image for Luna.
4 reviews
January 21, 2025
It’s not great, but it’s not bad either.

It’s a nice read for when you just want to relax for the whole weekend. The story is quite simple and doesn’t demand much effort to uncover hidden meanings or symbolism. In fact, I think this simplicity is what made the book enjoyable for me. It manages to touch upon many societal issues faced by women in metropolitan Indonesia—a hardworking woman searching for a purpose in life. She’s not exactly lost, but she hasn’t quite found her way either.

The main reason I liked the book is, well, the art. But the second reason is how much I could relate to Tabi’s perspective. She’s logical, aloof, and very detached, yet you can sense how much she wants to understand the concept of a romantic relationship. This desire might stem from her habit of being detached (though this is just my interpretation). Tabi cares deeply about those around her, yet there’s always a palpable distance between her and the three men she becomes involved with in the story. This detachment feels like an illusion, shaping how she views her world—as if she’s always an observer.

However, the downside of this book is how disjointed some elements feel. I suspect this might be Marchella’s writing style, which isn’t necessarily a flaw, but it did make the journey somewhat confusing for me. I couldn’t fully grasp the story’s conclusion. Additionally, some of the art pieces didn’t seem connected to the narrative at all. This might have been an artistic choice or symbolic in a way I wasn’t able to decode. At first, I assumed the art represented Tabi’s perspective as a graphic designer (if I remember correctly). However, her way of thinking and approaching the world felt entirely different from the art depicted.

From the art to the plot, I think a score of 3.1 is completely justifiable. This isn’t a critique of Marchella’s work as a whole. In fact, I’d love to see more of her creations where art is used more effectively to symbolically enhance the plot—something akin to poetry in style. I see a lot of potential here.

That said, my overall experience with the book was pleasant. It’s an easily digestible read that focuses more on Tabi’s observations of the world than on her personal or emotional responses to it. This feels like a breath of fresh air in the Indonesian literature scene.
Profile Image for Assyifa.
15 reviews
December 24, 2023
Bercerita tentang perjalanan penulisan kisah cinta yang terlalu banyak gagalnya.

Seperti yang tertuliskan di blurb, Tabinda atau Tabi, tokoh utama dalam novel ini jatuh cinta dengan 3 (tiga) laki-laki yang datang ke kehidupannya, yaitu Arshaka, Bastian, dan Shaga.

Menurut pendapat subjektifku, setiap orang (mungkin) pernah menjalin hubungan atau bertemu seseorang yang mirip dengan salah satu di antara mereka bertiga. Ya, ini hanya karena aku membaca novel "Tabi" dengan sedikit makian "Ini menceritakan Arshaka atau.... dia-yang-namanya-tidak-perlu-disebut, sih?" atau "Ah gila, pernah banget lagi diginiin". Meskipun di sisi lain, rasanya banyak sekali ketidakmungkinan yang terjadi di kehidupan Tabi.

Melalui perjalanan Tabi, Marchella FP mengajak kita untuk belajar menerima. "Setidaknya, pertemuan ini tidak sia-sia karena aku belajar dari mereka." Begitulah yang dituliskannya. Katanya, suatu hari nanti kita bisa menertawakan kisah-kisah pahit yang sudah lewat.

Novel "Tabi" juga mengajarkan kita untuk selesai dengan diri sendiri. Bukan tugas orang lain untuk menyembuhkan kita, pun sebaliknya.

Satu hal yang juga aku suka dari novel ini adalah Marchella FP menggarisbawahi stigma yang dilekatkan masyarakat kepada perempuan. Beberapa orang masih beranggapan bahwa perempuan memiliki label kedaluwarsa yang tertempel di tubuhnya, tanpa tahu (dan mau tahu) apa yang dihadapi perempuan tersebut dalam pencarian.

Tidak ketinggalan quotes yang selama ini menjadi ciri khas Marchella FP juga ditampilkan di beberapa bagian.

Aku sangat menikmati membaca novel "Tabi", meskipun ada beberapa perpindahan alur yang terlalu loncat, seperti saat Tabi menceritakan hubungannya dengan Shaga ke sahabat-sahabatnya, tiba-tiba langsung beralih ke bagian Arshaka memberitahu Tabi informasi mengenai Shaga.

Selain itu, cukup menyayangkan juga sosok Dipi kurang mendapatkan spotlight yang berharga.

Kualitas kertas, gambar, cetakan, semuanya sangat bagus, sesuai dengan harga bukunya (dan memang seharusnya begitu). Ditambah ada free gift dalam bentuk stiker yang bisa ditempelkan di sampul bukunya.

Kalau kamu, pernah menemukan sosok seperti Arshaka, Bastian, atau Shaga di hidupmu?
Profile Image for Herdina Primasanti.
101 reviews1 follower
March 21, 2024
Aku mau kasih buku ini rating 3.5 sebenarnya, tapi karena Goodreads nggak punya fitur half star jadinya aku bulatkan ke 4 bintang.

Jarang-jarang aku bisa menghabiskan buku berisi 300+halaman dalam waktu satu hari. Buku ini adalah salah satu buku tebal yang bisa kuhabiskan kurang dari 2 hari. Alasannya ada dua: a) buku ini punya banyak ilustrasi tanpa teks, bahkan ada halaman yang diblok satu warna saja dan b) isi teksnya tidak sepadat novel pada umumnya.

Dari segi ilustrasi, aku suka dengan gaya ilustrasi dan pemilihan warnanya. Biarpun warna yang dipakai terbatas, itu tidak menghalangi kreativitas ilustrator. Hanya saja, menurutku layout teksnya kurang nyaman dibaca di beberapa halaman. Kadang teksnya terlalu mepet pinggir halaman dan paragrafnya terlalu banyak, bikin mata cepat lelah pas baca. Kadang juga teksnya cuman seuprit dalam satu halaman, sehingga white space-nya lumayan lega.

Untuk ceritanya sendiri, aku ngerasa sebenarnya ini bisa banget dikembangkan jadi sebuah novel yang runut. Tapi, karena konsepnya dibikin illustrated book, jadinya bagian tertentu di seluruh cerita kayak sekelebatan cahaya, sebagian lagi cukup detail. Aku aja nggak tahu kalau Tabi punya sahabat-sahabat semasa sekolah, atau seberapa penting keberadaan para sahabat ini di kehidupan awalnya, sampai dia bahas hubungan-hubungan gagalnya dengan tiga lelaki yang mewarnai hidupnya. Itu pun cuman sekadar tokoh figuran yang merayakan mentasnya Tabi dari kejombloannya.
Profile Image for Sara.
2 reviews
November 8, 2024
Tabi. Mengapa kisah cinta bisa sesakit itu. Entah saya yang memang sentimental, atau memang perihnya Tabi membuat saya ikut terluka. Disaat yang sama, merasa muak dengan laki- laki yang Tabi temui. Sampai- sampai tidak bisa menangis.

Membaca Tabi, seperti mengintip buku harian seseorang. Gaya penulisannya begitu personal. Saya merasa bahwa kepedihan dan rasa bingung yang membuat tokoh- tokoh di dalam buku ini menjadi dangkal, dengan setting situasi yang seadanya. Praktis seperti orang menulis diary, hanya perlu menuangkan sakitnya, hingga detail- detail lain mungkin hanya ada di kepala Sang Penulis.

Cover Tabi dengan warna merah jambu, dengan hanya sebuah mata sendu terlihat, persis analogi para pembaca buku ini. Mengintip kesedihan kisah percintaan seseorang. Halaman-halaman ilustrasi yang sangat cantik, kutipan- kutipan menyesakkan hati, pilihan warna huruf dengan kualitas kertas yang baik, membuat buku ini layak dijual hampir 200ribu.

Saya merasa harus berempati dengan Tabi. Di belahan dunia lain, tidak sedikit perempuan yang tumbuh dengan banyak luka. Yang harus disimpan rapat, dalam tawa.
Perjalanan hidup manusia, memang banyak benturannya.

"Saya sudah tidak terlalu muda untuk menerka. Saya juga sudah tidak terlalu tua untuk tergesa- gesa. Tapi bila saya membeli akhir cerita, saya bersedia. Tolong beritahu saya berapa harga tamat?" (Tabi, hal.81)
Profile Image for Bunga Mawar.
1,355 reviews43 followers
April 26, 2025
Numpang baca di Perpustakaan Daerah Jakarta Timur. Gak bisa dipinjam bawa pulang karena keanggotaan saya masih kena suspend hingga tahun depan, hahaa...

Bukunya tebal karena sampulnya hard cover dan jenis kertas dalamnya juga tebal, walau halamannya sekitar 290 halaman.

Bagian dalam bukunya berwarna-warni, banyak ilustrasi jadi seperti novel grafis, susunan hurufnya juga sebagian seperti buku puisi atau verse novel yg baru kemarin saya baca, tapi ya gitu deh. Campur campur.

Kisahnya tentang perjalanan hidup seorang perempuan, sejak dia masih mahasiswa magang awal 20-an tahun hingga di akhir kisah nanti usianya masuk 33 tahun, dan... tetap jomlo.

Bukan jomlo by choice belaka, tapi ya udah nasibnya, karena dalam rentang waktu 12 tahun hidupnya dia sudah sempat dekat secara emosional (dan sebagian romantis) dengan tiga pria. Malah ketiganya bukan cowok sembarangan. Ya namanya juga suratan takdir penulis, kisah mbak Tabi dengan para pria idaman banyak wanita itu (walau tentu mereka bukan pria ijo royo royo juga, sih!) tidak ada yg sukses.

Nanti saya mau lanjutin lagi di rumah, kalau ada mood. Yang jelas, si Tabi ini walau kuat, tetap gak bisa jadi tokoh yg loveable. Dan meski nasib kami sama-sama jomlo, saya pengin bilang ke Tabi yang gak bisa dapetin satu aja dari tiga cowok high quality yg sempat dekat dengannya, "Kasian deh looo," wkwkwkwk
Profile Image for qas.
14 reviews
May 7, 2025
finished — tabi book by marchella fp i love books written by women about women, and this is definitely it.

but also not.

menurut aku buku ini emang bagus, heartwarming and cultural conversation and values in indonesia for women. tabi's journey def reflects how the society put pressures on her on how to be a woman, whether it's by her parents, friends, or men she falls in love with.

i love that she develops her perspectives and mindsets as the time goes by. her encounters with three men, each moments serves as a life lesson for tabi; letting someone dictate her life is not how you live life. this is obv represented with her mother, which has a significant role in tabi's love life in the book; she wants to be demure and mindful just like her mom (lol). as tabi said, she wants to be a passenger in a ship rather than the one who drives it.

so the ending is satisfying to me, how she realizes that living her life that way is not what she wants, and neither her mom's. i'm glad she reflects on her childhood trauma, spending time to heal her wounds, on her own this time. so the character dev is good for me sih. the aesthetic.. no need to say more abt this!
Profile Image for Kayla  Khalifatunnisa .
12 reviews
December 2, 2025
karena ini graphic book, so i finished this in two days (lebih ke i've plenty of times aja sih) anw one thing for sure that i've found is si tabi ini people pleaser final boss. well, sometimes i'm a people pleaser too, i apologize too much, i accept everything, i blame myself over everything too much, tapi gak segininya. tapi gila sih dia tuh, she drowned too far kata gue, but the one that can save her is herself. sakit sih pas baca ini, berasa menyindir menyentil menyenggol menyentuh menusuk diri sendiri karena ternyata that's how other people see myself. how pathetic she is.

tapi dia tuh se plin-plan itu, padahal once u make a decision for being selfish, yaudah aja gausah dipikirin berkali-kali. what is so wrong for choosing yourself this time? you've given too much, you've help people too much, it's time for you to choose yourself. sedih sih liat yang jatuh-bangun wiped her own tears sendirian, tapi kalau gak gitu...ya gak belajar". yaudalah worth all the pain tho 9/10.
Profile Image for Sari Eka.
4 reviews
December 31, 2023
Sekuat-kuatnya takdir dilawan, takdir akan membawa kita sampai pada skenario terbaiknya. Langkah tidak akan sia-sia.
Nikmati saja, semua dinikmati saja.
TABI, halaman 289.

Rate 4.5/5.0
Buku karya @marchellafp ga pernah gagal menarik perhatian dan seakan ga rela meninggalkan halaman demi halaman, kata demi kata.

Buku setebal 291 halaman ini bercerita mengenai Tabinda dan segenap luka-lukanya.
Ternyata, seringkali kita merasa familiar pada orang-orang yang sedang atau pernah dekat dengan kita, karena seringkali hal itu berkaitan dengan luka kita sebelumnya.
Kata Tabi, "luka mereka adalah cerminan lukaku di masa kecil. Aku kira bisa membantu mereka, ternyata akulah yang butuh bantuan keluar dari siklus ini."

Saya bisa membaca buku ini dalam waktu kurang dari setengah hari, karena emang menarik banget dan seringkali relate dengan kehidupan.
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for Inex Palit.
115 reviews37 followers
January 7, 2024
“Tabi" oleh Marchella FP merupakan sebuah mahakarya yang benar-benar menginspirasi. Dengan alur cerita yang sangat relatable, buku ini berhasil menggambarkan perjalanan hidup yang penuh warna. Gaya bahasanya yang mudah dipahami membuat saya terhanyut dalam setiap kata dan halaman.

Salah satu aspek yang paling menonjol dari buku ini adalah grafisnya yang indah. Setiap ilustrasi disajikan dengan begitu detail dan artistik, menambah kedalaman emosional dalam cerita. Tidak hanya itu, Marchella FP menulis dengan gaya yang indah, penuh perasaan dan keindahan, seolah-olah setiap kata dipilih dengan hati-hati untuk menyentuh pembaca.

Secara keseluruhan, "Tabi" bukan hanya sekadar bacaan, tapi juga sebuah pengalaman yang akan membawa Anda pada perjalanan introspeksi diri. Buku ini sangat saya rekomendasikan bagi siapa saja yang mencari inspirasi dan cerita yang bisa dikenang dalam hati.
Profile Image for Pinkan Victorien.
48 reviews4 followers
August 23, 2024
Disclaimer: Aku sudah lamaaa banget ngga baca novel.

Beli buku ini karena keliatan menarik banget dengan sampul shocking pink dan isinya ngga cuma tulisan (banyak gambar tapi bukan novel grafis -iya kan?)

Awal baca aku merasa agak terganggu karena kalimat2nya ngga mengalir. Tapi mgkn karena aku lama ga baca novel?
Yang pasti novelnya ada gregetnya kok, bahkan aku bisa selesaikan baca. Tapi memang kurang berkesan buatku.
Ilustrasi-ilustrasi di dalamnya lumayan membantu untuk bikin betah, menurutku.




Btw, aku kira Tabi bakalan jadi sama Kuma akhirnya, hahahaha. Mana udah yakin banget aku tuh 😅
Trus kenapa Dipi 'dimatiin' begitu aja sih? Jangan2 dia mati nelangsa krn ditinggalin begitu aja ke Jepang tanpa dititipin ke siapa gitu? Iya? *nuduh*
Tapi Dipi kucing ya, bukan anjing.. *sigh*
This entire review has been hidden because of spoilers.
2 reviews
March 21, 2025
Tabi membawa konsep sebuah diary perjalanan kisah cinta tokoh utamanya. Buku ini dibawakan dari sudut pandang orang pertama yang menceritakan pertemuan Tabi dengan tiga laki-laki yang singgah di hatinya. Karena katanya, manusia jatuh cinta tiga kali seumur hidupnya.

Karena buku ini sebuah diary, diksi yang digunakan tidak seperti novel pada umumnya. Tapi, saya rasa dengan konsep seperti itu pun tetap perlu memilih kata yang sesuai. Tidak jarang ada kata yang kurang pas atau adanya pemborosan kata, sehingga kurang nyaman untuk dibaca.

Karakter utamanya digambarkan terlalu "hopeless romantic" hingga menerima segala tawaran laki-laki. Pada akhir buku, walaupun Tabi digambarkan lebih kuat dan mandiri, saya masih melihat sisi "desperate" darinya.

Overall, buku ini bukan tipe buku untuk saya.
Profile Image for reyna.
8 reviews
October 13, 2024
this is somewhere between 3-3.5 but i’m gonna give it a 3 cause for some reason something doesn’t feel quite right and not sure whether it’s the main character personality or the guys who somehow just wanted casual relationship… i don’t know it could be all of them tbfh 🙂

UPDATE: after re-reading my review lol i realized what’s wrong is the fact that the book is trying to be nuanced but it doesn’t really capture that(?) idk if that make sense? the theme of the book is mainsteam and instead of trying to dwelve deeper into this topic, it just stays on the shore hence doesn’t really give the nuanced that was intended….

no hate tho some people might love it but as someone who has heard/read so many topic related to this, this comes off as … basic … #sorrynotsorry
22 reviews1 follower
August 2, 2024
Selalu suka dengan hasil karya kak Marchella apalagi soal Tabi ini. Buku ini mengajarkan kita bahwa kita ga perlu terlalu terburu-buru dengan hubungan kita.

Ngajarin realita bahwa hidup itu penuh dengan pahit dan manis, sebagai orang yang sering silent treatement aku jadi sadar bahwa it's okay untuk menyelesaikan masalah dengan mengutarakan apa yg ga kita sukai.

"Aku ga mau benci hari ulang tahunku, karena itu hari dimana ibuku mempertaruhkan nyawanya agar aku bisa ada di dunia ini" - Tabi.

Quotes ini buat aku sadar dan ubah mindset untukku ga membenci hari ultahku lagi. Sebenarnya ada begitu banyak quotes2 lain yang aku suka, apalagi Tabi memiliki sifat 11/12 dengan aku
Profile Image for Inggir Alriska Agusti.
12 reviews
August 20, 2024
Bercerita tentang Tabi dan prosesnya mencari apa yang sebenarnya ia inginkan. Perasaanku campur aduk ketika membaca grafis novel ini, mulai dari saat Tabi bertemu dengan pria pertama sampai ketiga kadang suka gemes sendiri sampai aku sering bilang "jangan ya dek ya" 🤭 dan juga lega karena akhirnya Tabi sadar 😊

(+) Hardcover, grafis novel (mata jadi nggak lelah selama baca), cerita mengalir tiba-tiba udah halaman terakhir aja

(-) 3 lelaki dalam hidup Tabi profesinya menurutku terlalu "drakor" yaa, i can't relate 🤣🤣

Terakhir, buku ini cocok untukmu yang selalu sibuk memenuhi ekspektasi orang lain, sampai lupa memberi ruang untuk mencintai diri sendiri 🫵🏻🙅‍♀️
3 reviews
March 12, 2025
Not my cup of tea, narasinya kaya lagi baca au/ teenlit. My expectation was way too high. I was judging by its cover lol. Ceritanya tentang orang yang baru ngerasain cinta (itupun sejenis cinta dangkal dari lawan jenis) -pas udah terlanjur dewasa tanpa pernah diliatin verbally or through family love sebelumnya, terus harus berhadapan sama realita dimana love story between couples sometimes contains more betrayal than love. Terus ada isu family relationships, trauma and mental health juga. the idea of this story was actually cool tho. Also, the things about Tabi-perjalanan, that's genuinely beautiful. It's just the narration and the writing style that doesn't work for me.
Profile Image for luthfia..
142 reviews2 followers
July 15, 2025
Kisah yang rasanya sangat dekat. Membaca Tabi seolah mendengarkan curhatan sahabat lama. Rasanya semua orang bisa dibawa ikut hanyut merasakan apa yang dirasakan dan dipikirkan Tabi dalam hidupnya. Gaya penceritaannya sarat rasa. Sukses mengundang emosi dan haru.

Lebih dari sekedar pahitnya kisah cinta, Tabi menyelami proses tumbuh dan berkembang dari sisi paling kelam. Tabi mengajarkan bagaimana berdamai dengan luka, trauma, dan derita. Bahwa hidup adalah perjalanan panjang tentang belajar, berproses, dan bangkit, karena sejatinya semua manusia punya luka dalam bentuk yang berbeda. Rasa-rasanya, semua adalah Tabi dalam porsinya sendiri-sendiri.
4 reviews
April 23, 2024
terus terang gw beli buku ini karena nangkring di rak bestsellernya gramed. warna dan tampilan buku yang eye catching membuat gw langsung bawa ni buku ke kasir walau harganya lumayan pricey buat gw. setelah membaca mhn maaf ternyata bukan buku yang masuk ke selera gw.
ni buku tentang kisah percintaan yang menurut gw terlalu menye menye untuk ukuran si tabi yang sudah kepala 3 di dalam cerita. tapi masih ada quotes dan pesan bagus sih. tentang tabi yang akhrinya menemukan DIRInya didalam proses penyembuhan luka.
Profile Image for Octaviani Savitri.
25 reviews
July 5, 2025
aslii bukunya cantik & artsyyy abiss😍😍😍
tapi utk cerita dan isinya pengen pukpuk tabi😂 kayak why sepanjang baca aku kesian sm tabi:( kita kaya cuma bisa liat cover dr setiap manusia tapi kita gabisa liat luka dan 'bagasi' masalalu apa yg udah dilewatin orang tsb sampe ke titik skrg dia ada sampe kita menyelami pikiran & perilaku orang tsb, baru perlahan kita kan paham "kenapa" dr segala "tindakan" tsb🥲 pls be kind kita gatau badai apa yg udah dilewatin tiap orang hanya utk sekedar bertahan hidup🥹🥹🥹💖
Profile Image for Muchi.
70 reviews1 follower
June 18, 2024
Sebagai orang yang menyukai kerapian paragraf, membaca buku berikut dengan paragraf yang kurang ‘justify’ membuat keestetikan membaca menjadi berkurang. Ada beberapa paragraf yang kurang konsisten dalam menggunakan kata ganti, di awal kalimat disebutkan pov dari orang ke 3, namun tiba2 di akhir paragraf disebut pov dari orang ke 1
Overall cerita menarik dan menyentuh, karena mungkin pernah merasa di titik yg sama dg tokoh..
Profile Image for Alice.
30 reviews
August 3, 2024
Heart-wrenching love story packed with eye-pleasing illustrations, this book was an emotional and devastating read all through the end. There was even a point where I felt my own tears coming. It was absolutely brilliant how Marchella could take such mundane, everyday-life occurrences (I'm sure everyone has had their heart broken at least once in this lifetime) and paint a deep, gnawing picture in the readers' hearts with such simple yet impactful words!
Displaying 1 - 30 of 75 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.