Jump to ratings and reviews
Rate this book

Rahasia Meede: Misteri Harta Karun VOC

Rate this book
Sebuah terowongan tua ditemukan di perut bumi Jakarta. Pintu masuknya terletak dalam Museum Sejarah Jakarta. Rutenya diyakini menuju tempat persembunyian emas VOC.

Sementara itu, di atas permukaan, Jakarta dicekam oleh teror pembunuhan misterius. Satu per satu orang penting ditemukan tewas mengenaskan, di tempat-tempat berawalan huruf B, disertai pesan aneh berupa Tujuh Dosa Sosial yang pernah dicetuskan oleh Mahatma Gandhi. Entah apa makna semua itu.

Het Geheim van Meede--Rahasia Meede, misteri emas VOC itu, perlahan terungkap. Dan, untuk mendapatkan jawabannya, seorang laki-laki muda intelijen militer harus berhadapan dengan seorang anarkis, karibnya ketika sama-sama sekolah di SMA Taruna Nusantara. Tak hanya bersaing dalam hal itu, mereka pun sama-sama berusaha mencuri perhatian seorang gadis Belanda, seorang mahasiswi peneliti Sejarah Ekonomi Kolonial, yang menyimpan lebih banyak misteri dari apa yang ditampakkannya.

Lika-liku pencarian Rahasia Meede melintasi sejarah ratusan tahun Indonesia, melewati pelarian, pengkhianatan, dan persahabatan. Kegelisahan sebuah generasi berusaha menemukan jalan keluarnya sendiri.

675 pages, Paperback

First published January 1, 2007

109 people are currently reading
1945 people want to read

About the author

E.S. Ito

3 books86 followers
E.S. ITO lahir pada seribu sembilan ratus delapan puluh satu. Ibunya adalah seorang petani, bapaknya adalah seorang pedagang

E.S. Ito merupakan gabungan dari singkatan nama asli pengarang dan nama panggilannya. E.S. atau Eddri Sumitra, atau nama lain yang bisa kita temui di milis adalah Edori. Sedang Ito, itu panggilan kecilnya di rumah. Eddri Sumitra putra Minang tulen, kelahiran Magek, Kabupaten Agam yang tak begitu jauh dari Kota Bukittinggi.

Eddri mengenyam pendidikan di SMA Taruna Nusantara di Magelang, sekolah plus yang dikenal dengan karakter pendidikan ketentaraan. Dia angkatan TN ke-7. Menurut teman-temannya, "anaknya biasa aja. Gak terlalu menarik perhatian. Anaknya sedang-sedang saja." Minatnya pada sejarah sudah tampak semasa SMA. Lulus dari SMA Taruna Nusantara, Eddri tidak berminat untuk meneruskan studinya di AKABRI sebagaimana layaknya siswa-siswa taruna lainnya. Alasannya, “Saya tipikal pembangkang. Tak mau nanti asal nembak orang!” Itu sebabnya, Eddri kuliah di FE UI angkatan '99 sebelum akhirnya fokus menjadi penulis. Eddri pernah tercatat sebagai Eddri Sumitra Koordinator Bidang I BEM UI/ Wakil Mahasiswa untuk Tim Evaluasi Pendanaan dan Alternatif
Pendanaan UI (2003).

Novel pertamanya Negara Kelima terbit tahun 2005. Dua tahun kemudian dia menulis novel keduanya yang cukup direspon baik oleh pasar yakni Rahasia Meede.

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
754 (42%)
4 stars
537 (30%)
3 stars
339 (19%)
2 stars
102 (5%)
1 star
44 (2%)
Displaying 1 - 30 of 272 reviews
Profile Image for Pras.
36 reviews76 followers
December 31, 2007
Mungkin penulis novel sejarah ini yang memakai nama ES ito membaca berbagai review di goodreads tentang buku pertamanya yakni negara ke lima dan membantunya menyempurnakan karya keduanya.
Membaca Rahasia Meede seperti ditarik ke jaman kolonial belanda beserta intrik-intrik perdagangan eropa pada abad 16-18. Ternyata jika sejarah disajikan dengan cara bertutur seperti novel thriller akan menarik banyak peminat. Tempat-tempat yang dibahas di novel ini mulai dari museum sejarah jakarta (museum Fatahilah) sampai pulau Onrust di Pulau Seribu mendadak populer di kalangan orang banyak. Fenomena serupa juga terjadi pada Museum Louvre dan kota Vatican selepas novel Da Vinci Code dan Angel and Demonnya Dan Brown meledak di pasaran.
Jika di novel pertamnya ES ito terlihat kehabisan energi di pertengahan cerita, di novel keduanya ini plot yang dibangun dari awal dijaga dengan rapi sampai dengan beberapa halaman terakhir saya masih menduga-duga akan berakhir dimana cerita novel ini.
Hal yang sangat membuat saya kagum adalah studi literatur tentang sejarah kota jakarta dan VOC yang disajikan dengan detil tanpa mengurangi kenikmatan menikmati thriller tanpa henti. Kadang di beberapa bab, percakapan cerdas antara tokoh-tokohnya membuat saya aga berpikir apakah mungkin ini terjadi? tapi janganlah merendahkan kemampuan bangsa sendiri.
Terakhir adalah penokohan yang kuat. Tokoh-tokoh yang terlibat mempunyai alasan yang cukup kuat untuk bertindak. Tidak ada tokoh klise yantg selalu bertindak demi kebenaran, yang ada hanyalah wilayah abu-abu. Kalek yang pertama ditokohkan sebagai radikal pengganggu stabilitas dihadapkan dengan Lalat merah yang menjunjung stabilitas negara dengan tameng Agen Sandiyudha Kopasusnya. Tidak lupa juga ironi yang diungkap penulis tentang tiga tokoh peneliti sejarah old Batavia dari Belanda yang dengan sikap kolonialnya merendahkan bangsa Indonesia.
Pemaparan nasionalisme di buku ini juga mampu membuat beberapa teman saya yang ikut membaca buku ini terbakar. Pemaparan kondisi bangsa kita yang terpuruk oleh tokoh Pa guru uban ikut menyentak dan membuat kita ingin membuat suatu perubahan radikal seperti Kelompok Anarki Nusantara di buku ini.
Mungkin di masa datang saya selalu menunggu isu apa lagi yang akan di jadikan novel oleh ES Ito.
Profile Image for Adhitya.
Author 20 books702 followers
March 23, 2008
Gua bisa bliang penulis muda ini punya otak yang brilyan untuk bisa bikin novel thriller dengan tingkat kompleksitas setinggi rahasia Meede.

Highly recommended untuk semua orang. Gua bilang sih dia bisa jadi Dan brownnya Indonesia.

Gua harap ini bukan masterpiece dia dan dia masih akan menuliskan karya-karya yang lebih hebat lagi.
Profile Image for erry.
120 reviews76 followers
July 11, 2008
Finnaly..selesai juga. * sambil ngelap keringet gara2 ngebut*

bintang empat. cukup bagus, apalagi buat ukuran ala pengarang Indonesia. bukannya merendahkan hasil karya pengarang lokal, tetapi emang jarang bgt ada novel semacam ini yang lahir dari buah karya novelis Indonesia.

cerita yang ga mudah ditebak dan alur yang bikin penasaran. dan satu hal, novel ini membuka mata saya akan 'kebutaan' saya thd sejarah. seperti hampir sebagian besar generasi MTV di jakarta yang ngaku gaul n ga gagap teknologi, tetapi malah gagap sejarah bangsanya sendiri. seperti tertohok..

adakah guru sejarah yang seperti guru uban?? karena sejak saya es de sampe kuliah. yang namanya guru sejarah rata2 hanya penghapal textbook. mereka tak pernah menjelaskan latar belakang apalagi makna dari sebuah peristiwa. mereka hanya meracaukan kata2 yg sudah ada dlm buku dan kurikulum. membuat pelajaran sejarah menjadi sebuah episode membosankan yang membuatku tertidur di tengah pelajaran.

Tetapi sayangnya, walaupun beberapa pihak mengatakan sang pengarang adalah 'Dan brownnya Indonesia', tetapi menurut saya tdklah demikian. memang tulisannya cukup bagus, akan tetapi blmlah bisa disejajarkan dgn para maestro dunia. ada beberapa plot yang menurut saya terlalu dipaksakan (emas monas misalnya). dan cerita yang 'menurut saya 'kurang berani' dipaparkan sang penulis. apakah itu karena pengarang adalah orang Indonesia? yang terlalu terikat pada budaya timur, 'euweh pakeweuh'kalo orang jawa bilang. padahal saya mengharapkan sesuatu yang lebih 'berani' sesuatu yang lebih kontroversial seperti 'cawan suci' dan maria magdalena dalam The Da Vincy Code-nya Brown.

Seperti umumnya novel sejenis. akhirnya selalu sama. misteri tetaplah jadi misteri yang tak terungkap. tapi ini sangat wajar karena memang jarang ada pengarang yang 'terlalu gila'untuk membuka semua misteri. kalau memang yang jadi misteri itu sebenarnya ada.

walaupun blm bisa dikatakan sebagai novel sejarah. tetapi cukuplah untuk menarik minat 'kaum buta sejarah' seperti saya untuk membuka kembali buku2 sejarah. walaupun blm sekelas Dan Brown, cukuplah menjadi 'adik kelas brown'. karena kita tdk akan pernah tahu, apakah 'sang adik' akan mengikuti jejak seniornya, tenggelam dalam bayangannya, tertinggal jauh di belakang ataukah melampaui sang senior. karena semua itu tergantung kepada sang adik sendiri serta lingkungan yang mendukungnya. secara umum, saya cuma bisa bilang. ini adalah novel yang layak dibaca, terutama buat anda penggila thriler sejarah, dan konspirasi.

semangat buat sang penulis!! semoga ke depannya bisa bikin karya yang lebih baik lagi
Profile Image for melmarian.
400 reviews134 followers
February 12, 2016
Satu hal yang paling menohok batin saya ketika membaca buku ini adalah—betapa minimnya pengetahuan saya tentang sejarah Indonesia. Dan saya hanyalah satu dari sekian banyak anak muda Indonesia yang lupa, atau malah tak mau tahu sejarah negeri sendiri. Pelajaran sejarah di sekolah tak lebih dari dongeng pengantar tidur yang berisi fakta-fakta yang tak bermakna. Membosankan. Siapa yang patut disalahkan? Kurikulum? Guru? Siswa? Sampai-sampai E.S. Ito harus menulis buku ini untuk “menggoda” orang-orang Indonesia (khususnya generasi muda) untuk sedikit memelekkan matanya terhadap sejarah.

Bagi manusia Indonesia, masa lalu dan masa sekarang tidak ada kaitannya sama sekali. Bekapan kemiskinan menghasilkan super-ego dan sinisme lingkungan. Waktu adalah uang. Yang lalu biarlah berlalu. Lihat ke depan, globalisasi menanti. Era pasar bebas akan menggilas mereka yang lengah. Manusia Indonesia, tentu dengan banyak keterbatasannya, melihat masa lalu sebagai perintang masa depan. – hal.173


Tokoh favorit saya adalah Guru Uban yang sampai akhir buku identitasnya tetap misterius, dan ternyata adalah seorang…… (baca sendiri deh supaya nggak spoiler) :D .

Beginilah cuplikan di halaman 62 saat Guru Uban mengajar sejarah di sebuah sekolah kecil di Bojonggede:

“Tetapi kita sekarang kan sudah merdeka, Pak?” Murid perempuan tadi merasa dapat angin.

“Raga, tetapi tidak jiwanya,” Guru Uban menelan ludah. Dialog ini seakan-akan menguras energinya. “Sekarang, lihatlah diri kalian anak-anakku. Miskin, tidak berdaya dan kalian sama sekali tidak merdeka bercita-cita. Sekarang, acungkan jari kalian, siapa yang ingin kuliah setelah ini?”

[…]

“Kalian tidak akan pernah berani bercita-cita untuk kuliah di kampus itu, sekalipun ada di antara kalian yang pintar. Kalian tidak merdeka, anak-anakku, sebab Belanda-Belanda cokelat jauh lebih bengis daripada kulit putih.”


Pengarang juga mengkritik habis-habisan kota Jakarta yang disebutnya “bukan lagi Ratu dari Timur, melainkan Ratu Terpuruk Lumpur” dan kawasan Menteng yang disebutnya sebagai “pengabdi kolonial abadi” dengan segala borjuismenya.

Salut kepada pengarang yang memasukkan banyak fakta sejarah dalam buku ini, sehingga saya sebagai pembaca yang kurang suka non fiksi mendapat lebih banyak informasi dengan membaca 675 halaman Rahasia Meede daripada membaca novel-novel lainnya. Apalagi di halaman 79-86 saya disuguhi sejarah akuntansi modern dan Luca Pacioli, beserta pengaruhnya terhadap Jan Pieterszoon Coen dan “perlakuan akuntansi” yang diterapkannya dalam serikat dagang Vereenigde Oost-Indische Compagnie alias VOC.

Pengarang cukup berhasil membangun ketegangan dalam thriller sejarah bercita rasa sastra Indonesia ini. Terlepas dari beberapa kekurangan, diantaranya beberapa bahasan sejarah yang dibahas sangat detail sehingga rasanya memusingkan, plot yang terasa agak dipaksakan dan beberapa hal yang masih menyisakan pertanyaan (misalnya motif asli Anarki Nusantara dalam pembunuhan Gandhi dan hubungannya dengan pencarian emas VOC); Rahasia Meede tetaplah sebuah karya yang tidak boleh dilewatkan setiap manusia Indonesia. Kalau tidak ada Rahasia Meede, bisa jadi seumur hidup saya tidak akan melirik topik yang kedengarannya saja sangat membosankan seperti sejarah ekonomi kolonial. Empat bintang buat buku ini.

“Belajar sejarah tujuannya agar kita memberikan arti pada masa sekarang. Supaya tidak ada ruang hampa dalam hidup ini. Dengan berpikir seperti itu, kalian akan menghargai setiap garis kehidupan yang kalian jalani. Kita tidak perlu kaya dan berkuasa untuk menikmati hidup.” – hal. 401


@melmarian
http://surgabukuku.wordpress.com/2012...
Profile Image for Wahyudha.
444 reviews1 follower
March 22, 2022
Pokoknya top markotop dah.

Ini novel konspirasi epik. Sejarahnya dapat. Ya iyalah kan premisnya mencari harta peninggalan voc di Indonesia. Lah kan voc bangkrut kalau dari buku pelajaran sejarah. Kok bisa punya emass melimpah ruah? Nah lho.

Thriler nya dapet, para tokoh saling intai saling curiga tau-tau diculik, tau-tau di dor, tau-tau di incar. Mangsanya pake kode 7 dosa sosial Gandhi, gile beut.

Mengulik kebudayaan Indonesian banget. Ada pasukan yang kabarnya seperti bayangan dan hanya muncul sekali zaman kolonial. Ada olahan racun dari beberapa daerah.

Ada juga menyinggung kritik sosial buat Indonesia. Buat pembaca macam saya bertanya-tanya benar ga ya orang Indonesia begitu? Benar ga ya arena pemerintahan sesengit itu.

Dan lain-lain. Buku ini buat saya bisa dipakai untuk alternatif lain dari sejarah Indonesia. Terutama pada masa VOC berada.
Profile Image for DuniaFriskaIndah.
86 reviews9 followers
November 26, 2009

Banyak orang yang bilang kalo sering baca bisa buat kita makin pintar. Bahkan pernyataan ini juga sering diucapkan oleh orang tuaku sejak aku kecil dulu. Mungkin Mama dan Bapak juga mendengar ini udah dari zaman kecil mereka ya sehingga pernyataan ini mereka tanamkan ke aku. It means bahwa pernyataan tersebut di atas dipakai oleh banyak orang. Dan gw salah satu yang percaya akan kebenaran ini.

Baca buku ini seakan-akan membuat volume otak gw membesar (nah ini belum bisa didukung oleh data empiris ya :D). Kalo volume otak membesar berarti makin pintar tho. Wkwkw… Ya intinya adalah buku yang membuat gw tambah pengetahuan baru yang tidak terduga tentang Indonesia. Moga ini bisa jadi spirit buat lo yang baca review ini untuk mulai membaca buku yang keren bangat ini. *spoiler mode on*

Buku Rahasia Meede dikirim alias gw pinjam dari Mb Roos. Makasih Mb.*muah..muah*. Sudah 1,5 bulan buku ini gw pinjam dari Mb Roos. Gw dikirimin 4 buku, dan ini adalah buku ke 3 yang gw baca setelah The Kite Runner dan Glonggong. Buku ini rada tersendat-sendat gw bacanya karena ada buku Ai Cinta Tak Pernah LElah Menanti dan Negeri Bahagia, yang ternyata lebih mencuri perhatianku. Nah yang ada 3 minggu dengan buku yang sama. Huh..lambatnya.

Tapi tetap deh buku ini ‘plus’ buat gw karena banyak sekali misteri-misteri sejarah yang dikemukakan oleh Kang E. S. Ito.
Buku ini seluruhnya menggabungkan fakta dan fiksi. Fakta dengan penggungkapan sejarah dari awal VOC menapakkan kaki ke Indonesia sampai misteri di awal 2002 tentang Attar Malaka. (Siapa Attar Malaka? Hehehe…better cari di google.com ato baca buku ini ya). Fiksinya adalah Kang Ito bisa memasukkan cerita persahabatan, persaingan, ambisi, kepura-puraan, sampe drama percintaan Lusi dan Kalek yang ciamik.

Pada awal buku setebal 671 ini, lebih banyak bercerita tentang misteri yang berusaha dikuak oleh Batu alias Lalat Merah aias Roni mengenai Attar Malaka alias Kalek sahabatnya ketika di SMU Taruna Magelang. Kedua sahabat ini terlibat dalam suatu masalah kontradiktif yang akhirnya Kalek dan Roni menjadi ‘musuh’. Di akhir cerita banyak fakta-fakta yang terkuat tentang siapa sebenarnya peranan tokok-tokoh yang bermain banyak dalam buku ini.

Kadang kala aku harus mengira ini apakah bagian yang gw baca ini menjadi fakta atau bagian fiksi yang dikarang oleh E.S. Ito. Salah satu alas an mengapa aku sangat lamban untuk menyelesaikan buku ini adalah itu. Gw dipaksa untuk berpikir. Nah ini yang sulit bagi gw.
Terlepas dari semua itu semua, buku ini patuh dikasih dua jempol untuk karya sejarah yang dikarang oleh penulis muda seperti Mas Ito. Salut deh. Makanya tampa mikir apapun, gw kasih bintang lima untuk karya ini.

Profile Image for Irwan.
Author 9 books122 followers
June 28, 2008
Terima kasih buat Roos yang membuat saya bisa ikut membaca buku ini, buku yang terpilih sebagai buku bulan juni Goodreads Indonesia.

Saya menaruh buku ini dalam kategori Thriller (apa ya istilah indonesianya?). Tempo cerita yang cepat, plot yang rumit dengan identitas tokoh yang disamarkan, dan latar yang penuh nuansa sejarah. Saya jadi punya perspektif fiktif yang segar tentang Bung Hatta, konferensi meja bundar, dan VOC. Dugaan saya pasti buku ini membutuhkan riset yang cukup panjang, bagian yang menyenangkan tentu saja bagi penulisnya. Sebagai pembaca saya senang disuguhkan dengan fakta-fakta sejarah itu yang kemudian diolah dalam jalinan fiksi yang menarik pula. Singkatnya ini adalah bacaan yang seru!

Yang membuat saya tidak memberi bintang 5 untuk buku ini adalah adanya benang merah dalam semua tokoh-tokohnya. Walaupun mereka sudah dibuat punya masa lalu, motif dan peran yang beraneka ragam dalam plotnya, tapi hampir semua tokohnya agak sedikit sinis dan judgmental, kadang malah cenderung stereotipikal dan klise. Misalnya adalah dalam memandang bangsa Indonesia.

Penulis tidak cukup mengambil jarak yang sehat ketika mengolah tema patriotisme, kebangsaan maupun kondisi sosial ekonomi yang mungkin di-sinis-i dan dikritiknya. Kalau saja suara ini konsisten muncul dari sebagian tokoh saja (alih-alih hampir semuanya), lalu diimbangi dengan tokoh lain yang berpandangan sebaliknya mungkin bisa memberi ruang bagi pembaca untuk memilih mana yang mereka setujui.

Tokoh yang menarik perhatian saya diawal membaca, yaitu Guru Uban, malah tidak tergali dalam. Saya hanya tahu dia sebagai tokoh berkepribadian ganda yang dijadikan alat pembunuh.

Saya senang ada karya kreatif semacam ini. Perasaan yang sama ketika selesa membaca Area X: Hymne Angkasa Raya nya Eliza Handayani. Jejak Dan Brown dan X-Files begitu nampak dalam karya-karya ini. Karya kreatif tidak selalu harus lahir seratus persen original. Kadang bertumpu pada suatu karya sukses di luar, boleh juga, asalkan tidak berhenti sampai disini.

Btw, kok belum kudengar lahir karya yang bertumpu pada "Harry Potter" ya?



Profile Image for Silvana.
1,300 reviews1,239 followers
July 16, 2008
Males ah bikin review bagus2, lagian ga biasa bikin pake bahasa sendiri. Aneh ya gue, hahaha.

Er, novel ini not bad at all. Banyak pengetahuan (mudah2an faktanya valid), trus bahasanya cukup dipuitis2in, hihi. Well, kadang bikin geli sih. Apalagi bacaan gue biasanya ga puitis, udah gitu jarang baca buku pengarang indonesia pula. Tapi bukunya lumayan page-turner, buktinya cuma kelar dalam tempo 6 jam kalo ditotal waktu bacanya.

Anyway, ni buku ga kalah dari Da Vinci Code yg overrated itu. Gue blg malah bagusan ini. At least ga ketebak pas udah 2/3 buku. Endingnya juga ok (ga happy2 amat, which I like). Yah bagian2 tertentu kayak Monas sih agak bikin gue meringis saking herannya.

Ada bbrp adegan corny, tp ga berlebihan.

Kata temen gue si ES ITO itu anak FEUI angkatan 99, beneran tuh?
Duh kalo iya, berarti dia seumuran sama gue, satu angkatan pula di universitas, malu deh gue, dia udah bisa nulis buku kayak gini.

Setuju sama Leli, Kalek is HOT!
Pengetahuan itu memang menggairahkan, memabukkan, cinta terlarang, yadda yadda yadda. Ga heran Cathleen & Lusi jatuh cinta, walo maybe salah satu dari antara mereka cuma infatuated doang. Smart guys are sexy indeed.

Kayaknya gue pengen ke Banda. Hmm. Yg jelas lebih murah drpd nungguin gue ke Eropa kan ya ;p

Ohya, satu yg gue suka lagi dari buku ini adalah adanya kritik2 pedas (langsung maupun tidak langsung) utk kondisi poleksosbud di Indonesia masa kini. Kapan lagi bisa ngeritik pemerintah trus dimasukin di buku? Geli aja pada baca bagian2 itu. Well, geli sekaligus sedih sih. Trus yg bagian bahwa betapa ignorantnya generasi muda sekarang akan sejarah bangsa sendiri. Lebih apal artis2 karbitan yg woro-wiri dalam film2 murahan dan shitnetron, lebih matang bukan dalam mental dan otak tetapi dalam konsumerisme, dll.

Last but not least, Hidup Indonesia!
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for Roos.
391 reviews
July 14, 2008
Buku ini malah terselesaikan...selama tugas jaga di Singapore...sempat kepikir untuk nemuin Rian yang lagi jualan Emas VOC...hehehehe, tapi gak ketemu tuh, secara Rian kemana aku kemana...*gak penting khan?* Tapi sensasinya adalah selesai Di Negeri Singa...dasar Roos memang payah...

Oke kembali ke buku...Bintang 5, karena:
1. Aku suka sejarah.
2. Selain menang Polling...buku ini memang menggoda untuk dibaca...lihat aja Covernya....Muantabbb!
3. Alur ceritanya yang selalu bikin penasaran...jadi gak mau berhenti bacanya... gaya bahasanya cerdas.
4. Kupikir Penulisnya salah satu anak negeri yang Smart...dan layak untuk diperhitungkan...Salute!
5. Karena mau dikumpulkan...*hehehehehe...Silly khan?*

Dah gak bisa protes nih....Kenapa orang baik mati muda?
dan Kenapa sekarang buku bagus harus sad ending dengan matinya tokoh-tokoh yang baik?....

Finnally:Life can never be sweeter.....





Profile Image for Endah.
285 reviews157 followers
November 9, 2008
“Dosa manusia yang terbesar adalah imajinasinya yang kadang-kadang berlebihan,” demikian Eddri Sumitra atau yang lebih dikenal dengan nama E.S. Ito itu menjawab pertanyaan saya pada satu kesempatan ngobrol dengannya. Pertanyaan saya waktu itu adalah tentang dari mana ia mendapat ide soal harta karun VOC yang menjadi tema novel keduanya, Rahasia Meede. Novel dengan subjudul Misteri Harta Karun VOC ini ditulisnya dalam kurun waktu dua tahun. Itu sudah termasuk riset dan wawancara dengan orang-orang yang dijadikan nara sumber. Selebihnya, Ito memanfaatkan kecenderungan masyarakat kita yang telah lama hidup dengan mitos-mitos di seputar harta terpendam, Imam Mahdi, dana revolusi, dan segala yang serbamistis.

"Dosa" itulah yang mengantarkan Ito pada isu adanya harta karun VOC di perut bumi Jakarta yang dijadikannya pintu masuk ke dalam novel yang sarat data sejarah ini. Dari sini, Ito membawa pembaca menyusuri sejarah panjang VOC yang mau tidak mau terkait erat dengan sejarah jatuh bangunnya Republik kita ini.

Keliaran fantasi anak muda kelahiran Kamang, 26 tahun silam ini selanjutnya akan menyeret kita kepada peristiwa-peristiwa bersejarah di masa silam; mempertemukan kita dengan pemikiran-pemikiran Gandhi dan Muhammad Hatta, dua tokoh yang sangat dikaguminya.

Bermula dari ide perlawanan tanpa kekerasan yang diyakini oleh Hatta dan Gandhi yang dalam novel ini telah disalahartikan oleh sekelompok orang yang menyebut diri Anarki Nusantara untuk melegalkan perbuatan mereka memberontak kepada negara.

Awalnya, Anarki Nusantara ini adalah sebuah grup diskusi mahasiswa di Yogya yang kerap mengangkat topik sensitif seputar kondisi sosial politik dalam negeri yang menurut mereka carut-marut. Kelompok ini kemudian membesar karena mendapat banyak simpati dari masyarakat. Termasuk Guru Uban, seorang pengajar sejarah di sebuah SMA kumuh di Bojonggede yang kelak terlibat aktif dalam aksi-aksi yang dilakukan komplotan pemberontak ini.

Tanpa disadari oleh para pengikutnya, Anarki Nusantara telah lama menjadi target operasi kalangan militer, khususnya Kopassus. Mereka mengincar Attar Malaka, anak muda cerdas berbakat lulusan SMA Taruna Nusantara (almamater Ito) yang ditengarai sebagai otak Anarki Nusantara. Operasi intelijen itu melibatkan seorang letnan muda berjuluk Lalat Merah. Attar Malaka dijadikan target bukan semata-mata karena perbuatannya melawan negara tetapi karena ia juga dicurigai memiliki informasi perihal harta karun peninggalan VOC.

Maka kemudian terjadilah “perang” antara Attar Malaka dengan Lalat Merah. Perwira muda yang pandai menyamar ini ternyata sahabat lama Attar Malaka. Mereka bersekolah di SMA dan kelas yang sama. Kepada sahabatnya ini, Attar Malaka memercayakan seluruh rahasia hidupnya. Kedua sahabat karib ini sayangnya setelah dewasa terpaksa bersimpang jalan. Yang satu menjadi perwira pengabdi negara, sedangkan yang lainnya berdiri berseberangan sebagai pemberontak.

Lalu dengan caranya yang asyik, melalui kisah perseteruan kedua sahabat yang berbeda ideologi ini, Ito mengajak kita menerobos ke masa ratusan tahun lalu. Mengubek-ubek sejumlah berkas dan dokumen bersejarah; mulai dari berdirinya VOC hingga Konferensi Meja Bundar yang ternyata menyinggung soal harta karun VOC.

Kabar tentang harta terpendam yang diduga nilainya sanggup untuk membayar utang luar negeri Indonesia ini ternyata terendus juga baunya oleh segelintir peneliti di Belanda. Berkedok sebagai peneliti, mereka datang dengan bermacam kepentingan. Salah satunya adalah Cathleen Zwinckel, mahasiswi tingkat master yang tengah menulis tesis ikhwal sejarah ekonomi kolonial. Oleh Prof Huygens, dosen pembimbingnya, gadis cantik ini dititipkan di CSA (Center for Strategic Affair), sebuah lembaga peneliti yang dipimpin oleh Suryo Lelono, sahabat Prof Huygens.

Sungguh malang, baru beberapa hari menikmati udara pengap Jakarta, Cathleen harus mengalami nasib sial diculik oleh gerombolan pemberontak yang diotaki oleh seseorang yang dipanggil dengan nama Kalek. Kalek punya data bahwa Cathleen mengetahui sebuah rahasia dari masa lalu yang akan menggiring mereka menemukan lokasi harta karun VOC. Itulah rahasia Meede.

Pelan-pelan kita disadarkan, bahwa kita tengah bermuka-muka dengan sebuah kisah thriller ala Dan Brown. Teka-teki demi teka-teki dihadirkan di hadapan kita bagaikan potongan-potongan puzzle yang kelak berhubungan satu sama lain dan pada akhirnya menyingkap rahasia dari seluruh teka-teki.

Meski settingnya masa kini, tetapi novel ini sarat memuat data sejarah. Angka tahun dan nama-nama tempat yang berasal dari masa lampau bertaburan di sekujur cerita yang disajikan dalam bentuk dialog para tokohnya. Ini yang menurut saya agak sedikit berlebihan. Boleh dibilang nyaris semua tokohnya pandai dan sangat menguasai sejarah. Mereka mampu bercakap panjang lebar tentang sejarah lengkap dengan menyebut (tanpa keliru) angka-angka tanggal dan tahunnya. Tak peduli itu Kalek di pemberontak, Cathleen si mahasiswi, atau pun Lalat Merah sang perwira penjaga keutuhan NKRI. Mereka memiliki pengetahun yang sama dan seimbang dalam urusan sejarah. Hampir tak ada tokoh pandir dalam novel ini.

Hal ini, menurut hemat saya, karena penulisnya kurang mampu menahan diri untuk tidak pamer pengetahuan. Data yang ditampilkan jadi terasa berjejalan dan kadang terkesan dipaksakan. Semangat Ito sebagai orang muda yang kritis juga acap nyelonong di tengah-tengah dialog. Misalnya tentang sinetron televisi yang hanya mengandalkan tampang indo para artisnya yang tiba-tiba menyeruak di tengah-tengah dialog sejarah. Ito juga sering terdengar sinis mengomentari para pejabat yang korup, tentara yang berbisnis ilegal, atau pun kurikulum sekolah yang hanya menghasilkan manusia-manusia penghapal.

Namun, secara keseluruhan novel ini merupakan bacaan yang menarik. Unsur thriller (dengan kejutan-kejutannya yang tak terduga) dan sejarah menjadi pemikat utamanya. Jika hendak dibandingkan dengan Dan Brown, kelebihan Rahasia Meede adalah karena ia mengambil latar sejarah lokal. Bagi pembaca Indonesia, kejadian-kejadian di masa lampau itu tentu lebih menarik dan terasa akrab.

Keberanian Ito mengawinkan fakta dan fiksi sehingga menghasilkan novel gurih ini perlu dipujikan. Mengingat belum banyak penulis kita yang memanfaatkan lahan subur sejarah tanah air sebagai tema atau latar belakang kisah-kisah fiksi. Dari yang sedikit itu nama besar Pramoedya Ananta Toer sebagai empu belum tergoyahkan.

Oya, ada catatan kecil saya untuk Ito atau editornya agar lain kali lebih teliti. Bukan perkara besar, hanya karena kurang cermat saja. Pada halaman 518, tertulis: Tangannya merogoh rokok dari kantong. Sepanjang pertemuan mereka, baru kali ini dia (Kalek) merokok di depan Cathleen. Padahal di halaman 455, Ito menulis : Pada pertemuan mereka di Banda, Kalek menahan diri untuk tidak merokok. Sekarang dia tidak tahan lagi. Secangkir kopi pahit dan sebatang rokok untuk sebuah perayaan pertemuan.

Dan juga di halaman 541 : Erick mungkin bersama Kalek. Mestinya bukan Erick, tetapi Robert, sebab Erick telah mati bersama Raphael.***

Profile Image for Dion Yulianto.
Author 24 books196 followers
March 17, 2014


“Novel yang dahsyat detail sejarahnya dan inspiring. Pram muda telah lahir …”

Sepenggal pernyataan Fadjroel Rachman terhadap novel Rahasia Meede di atas begitu tepat menggambarkan kualitas seorang ES ITO sebagai pengarang buku ini. Dalam hal menyindir dan menyentil hati pembaca Indonesia, gaya penulis memang agak mirip dengan gaya Pram, hanya saja dalam konteks yang lebih kekinian. Sementara dari detail dan alur cerita, tidak bisa tidak, pembaca akan teringat dengan Dan Brown saat mengarang Da Vinci Code, meskipun novel ini jauh lebih detail dan kaya akan informasi sejarah. Salut sekali saya dengan kepiawaian penulis dalam meramu unsur-unsur sejarah, kemudian menyajikannya dalam sebuah prosa yang tidak hanya sastrawi, namun juga informatif dan sangat seru. Aneka kejadian, konspirasi, dan narasi bergerak cepat, saling susul-menyusul sehingga pembaca seolah diajak adu balap dalam ceritanya. Belum lagi aneka informasi sejarah tentang masa lampau Hindia Belanda, VOC, hingga akhirnya ke masa-masa perjuangan Kemerdekaan RI; semuanya dirangkum dan dituliskan dalam lajur-lajur tulisan yang padat tetapi tetap enak dinikmati.

Secara garis besar, Rahasia Meede meniru Dan Brown dalam mengolah sejarah menjadi sebuah konspirasi. Sebuah terowongan kuno ditemukan tepat di bawah kota Jakarta dengan pintu masuk di dalam Museum Sejarah Jakarta. Jalur terowongan itu memanjang melewati bangunan-bangunan bersejarah yang tersebar di kota tua: Museum Bank Mandiri, Lapangan Merdeka, Istana Negara, bahkan sampai ke Monas. Tidak ada yang mengetahui ini selain 3 peneliti Eropa yang disewa oleh Dinas Kebudayaan Indonesia. Mereka yakin, terowongan itu akan berujung pada batang-batang emas simpanan VOC yang diklaim dapat digunakan untuk melunasi utang luar negeri Republik Indonesia.

Sementara itu, pembunuhan berantai terjadi di penjuru Nusantara dan dunia. Lima tokoh besar ditemukan tewas di kota-kota yang berawalan dengan huruf B, yakni Boven Digoel, Banda, Brussel, Bukit Tinggi, dan Bangka. Pada masing-masing mayat ditemukan juga selebaran berisi satu dosa dari Tujuh Dosa Sosial yang dicetuskan Mahatma Gandhi.

Perniagaan tanpa moralitas
Politik tanpa etika.
Sains tanpa humanitas.
Peribadatan tanpa pengorbanan
Kekayaan tanpa kerja keras
Pengetahuan tanpa karakter
Kesenangan tanpa nurani.

Lima korban, dan dua korban lagi di dua kota yang juga berawalan dengan huruf B. Wartawan Batu Noah Gultom ditugaskan oleh harian Indonesiaraya untuk mengikuti kasus ini. Kepolisan telah menudingkan telunjuknya ke gerombolan Anarki Nusantara yang dipimpin oleh Attar Malaka. Kelompok ini bertujuan untuk menegakkan prinsip-prinsip keadilan dengan tangan mereka sendiri. Mereka tidak mengakui hukum dan bergerak atas nama pribadi. Petunjuk pertama membawa Batu ke pelosok Nias, mencari tahu lambang tato yang konon paling tua di dunia. Pembaca akan diajak menjelajahi kepulauan terpencil ini, dengan segala aspek budaya dan alamnya yang masih sangat asri, benar-benar tamasya yang menyenangkan.

Sementara di Jakarta, ketiga peneliti Eropa itu dikejutkan oleh temuan mereka di lorong bawah Jakarta, sebuah penemuan yang akhirnya menjerumuskan ketiganya dalam sebuah konspirasi mengerikan. Peneliti lain, Cathleen, yg juga berasal dari Belanda malah menjadi korban penculikan ketika dia menaiki penahu pinisi di Tanjuk Priok, yang membawanya jauh ke pedalaman kepulauan Banda dan rempah-rempahnya. Sama sekali dia tidak tahu bahwa dirinya juga telah terseret dalam sebuah perseteruan maut antara dua kelompok yang memperebutkan emas VOC. Siapakah penjahat yang sebenarnya? Konspirasi apa yang sedang terjadi? Dan siapakah tokoh pahlawan dalam novel ini? Serta, apakah emas VOC itu benar-benar ada? Rasa ingin tahu pembaca akan terus diseret sepanjang membaca novel ini. Setiap kalimatnya mengintimidasi untuk terus melanjutkan, meskipun sesekali pembaca harus berhenti sejenak untuk mengelus dada saat sindiran-sindiran penulis begitu telak menghantam jati diri kita sebagai manusia Indonesia.

Dari Kota Tua Jakarta, pembaca akan diajak berjalan-jalan ke pedalaman Nias dan Sumatra, berpesiar naik perahu pinisi ke Makasar, menikmati aroma rempah di Maluku, melompat ke dinginnya Brussel dan Belanda, lalu kembali lagi ke kepadatan Jakarta. Mengobrak-abrik Menteng, menyelusup ke Istana Merdeka, menerobos jauh ke dasar Monumen Nasional, berputar-putar di Pulau Onrust, lalu masuk ke dalam sebuah kelas nan bersahaja di pelosok Sumatra. Semuanya digambarkan dengan begitu detail dan narasi yang tajam, tidak berboros kata tetapi benar-benar sangat menusuk rasa ke-Indonesiaan kita. Gelontoran fakta sejarah juga tak habis-habisnya diobral si penulis. Kita diajak berkenalan dengan JP Coen yang ternyata dulunya adalah seorang akuntan, dengan tokoh-tokoh besar seperti Muhammad Hatta dan M. Gandhi, ikut masuk dan mempelajari kantor wartawan, dan merasakan bagaimana kerja seorang intelijen negara. Luar biasa! Penulis pasti melakukan riset yang tidak main-main saat mengarap buku ini.

Ketika akhirnya Batu dan Cathleen dipertemukan dengan sosok misterius pemimpin Anarkhi Nusantara, semakin jelaslah siapa dalang sesungguhnya dibalik konspirasi besar yang telah berusia ratusan tahun ini. Merentang sepanjang hampir 400 tahun sejak VOC berlabuh di pulau Onrust hingga pendirian Monumen Nasional, telah tersusun untaian sejarah panjang kolonial yang begitu kelam sampai akhirnya cahaya benderang muncul ketika M. Hatta menandatangani Penandatanganan Kedaulatan Republik Indonesia. Dan lebih dari enam puluh tahun setelahnya, generasi Indonesia yang lebih muda, harus berjuang menyelamatkan keutuhan negara dari konspirasi tangan-tangan kekuasaan yang hendak menjungkirkan kedaulatan negara yang sudah susah payah dibangun oleh para pendiri bangsa. Sebuah bacaan yang sangat bergizi.

Profile Image for Michiyo 'jia' Fujiwara.
428 reviews
July 16, 2012
pengen baca tapi nanti akhir tahun saja akhir tahun terlalu lama pengen baca sekarang juga!!.. setelah goodreads challenge'a finish..masa bodoh dengan Goodreads Challenge.. hehe ;p

-------------------------------------------------------------------------------------------------

Cara yang paling nyaman untuk menikmati sejarah adalah dengan karya sastra, film dan kadang penuturan asli dari para pelaku sejarah itu sendiri secara langsung (secara pribadi aku pernah dengar kisah almh. Nenekku, beliau memang bukan pahlawan apalagi ikut berjuang mengangkat senjata tapi beliau adalah salah satu korban..pengungsi lebih tepatnya, ketika pasukan republik bertempur melawan pasukan Belanda/sekutu di pedalaman pulau Jawa, saat Agresi Militer I atau II aku lupa! beliau menceritakan kisah ini ketika aku masih kecil, jadi untuk detail yang kuingat sekarang sudah samar-samar) . Dan buku ini sendiri adalah sebuah karya yang cerdas..dalam menikmati sejarah.. E.S Ito dapat dikatakan sebagai titisan Pramoedya Ananta Toer..seandainya karya yang dihasilkan bisa lebih banyak lagi. Meramu sebuah Thriller dan Historical Fiction Mystery, Rahasia Meede; Misteri Harta Karun VOC..bisa dikatakan gabungan yang ter-inspirasi karya; Dan Brown dan Pramoedya Ananta Toer. Unsur ketegangan ketika para korban mulai berjatuhan dan saat dihadapkan oleh lompatan perubahan zaman yang sangat drastis, ada satu bab kita diceritakan pada masa lalu (Zaman VOC), bab berikutnya dizaman kini (saat itu tahun 2002) lalu loncat lagi ke zaman pasca kemerdekaan. Lonjatan-lonjatan sejarah dan thriller yang terus sambung menyambung, membuat buku ini menarik untuk terus membacanya. Serta unsur sindiran akan ketidakbecusan kita sebagai warga negara, dan para pemimpin bangsa itu sendiri..

Balik lagi kemasalah dalam buku ini, tersebutlah kisah ‘para pemburu’ harta karun VOC..banyak kelompok, diantaranya; trio cauvinis (Robert, Erick dan Rafael) sekelompok peneliti dari Belanda, wartawan Indonesiaraya; Batu yang berusaha mengungkap pembunuhan ‘unik’, dimana semua lokasi pembunuhan diawali dengan huruf ‘B’ dan tempat-tempat yang berhubungan langsung dengan Bung Hatta; Batavia, Baven Digoel, Brussels, Bukittinggi,Bangka dan sebagainya.. serangkaian pembunuhan yang meninggalkan sebuah pesan rahasia, ajaran dari Gandhi; perniagaan tanpa moralitas, politik tanpa etika, sains tanpa humanitas, peribadatan tanpa pengorbanan, kekayaan tanpa kerja keras dan lain sebagainya, seorang wanita Belanda; Cathreen Zwinckel, Zwinckel; sebuah nama yang terkait dengan sejarah masa lalu ketika Jacob Belverder dan rekannya J.J.Roeps menaklukan pemberontakkan Singkel, Aceh tahun 1840. Sebuah peristiwa yang layak untuk dikenang Jacob sehingga sampai-sampai ia mengubah namanya menjadi Jacob Singkel atau Zwinckel, nama Belverder juga sebuah misteri. Belverder bisa disusun menjadi; Erberveld..Meede Erberveld..yang menyembunyikan harta karun VOC, puncak dari segala masalah ini.. dan masih banyak lagi para tokohnya..terlalu panjang dan memakan waktu untuk menceritakan mereka satu persatu..

Sebuah konspirasi..semuanya adalah abu-abu..mana pihak yang baik..mana pihak buruk..tidak dapat dibedakan..aku bingung dan dibuat bertanya-tanya..siapa sesungguhnya pihak yang benar disini..dan sebuah akhir yang tak terduga, mau tau dimana letak harta karun VOC itu, jawabannya adalah;
“Terkubur jauh di perut bumi, tetapi bisa dilihat setiap hari. Tersembunyi tetapi diketahui semua anak bangsa. Terbenam tetapi sebenarnya mencumbu awan. Penuh rahasia, tetapi menjadi keseharian manusia Indonesia” disitulah tempat harta karun yang dicari itu berada..

Ingat ya kawan ini cuma karya fiksi, jadi betapun terlihat akurat dan fakta yang disampaikan sejalan dengan sejarah yang terjadi.. kejadian ini sesungguhnya tidak benar-benar terjadi..E.S Ito adalah seorang penulis yang bisa meramu mitos dan legenda yang terjadi di masyarakat menjadi sebuah karya fiksi..brilian!!

------------------------------------------------------------------------------------------------


Alasan aku merubah rencana baca buku ini (sebelumnya akhir tahun, baru rencana mau membacanya), adalah sebuah selentingan kabar yang menyebutkan bahwa dalam buku ini ada sangkut pautnya dengan BUNG HATTA..Pria Indonesia yang paling aku kagumi hingga saat ini, seorang pria sederhana dan santun..seorang pria yang lebih mementingkan jalan diplomasi daripada menciptakan sebuah peperangan, seorang pria yang selalu mementingkan urusan bangsa daripada urusan pribadinya sendiri, seorang pria yang lebih memilih hidup membujang dan tidak akan menikah sebelum Indonesia merdeka, kami bangsa Indonesia sangat beruntung memilikimu BUNG, jujur saja kami rindu kepadamu BUNG..kami rindu akan sosok pemimpin yang jiwa dan raga serta tanpa berbalas pamrih..setia dan akan mengusahakan yang terbaik apapun itu untuk bangsa Indonesia..apakah kami cukup beruntung untuk menemukan dan menjadi penerus mu, BUNG?? Apakah aku cukup beruntung bisa menemukan pria sepertimu BUNG??..aku iri pada Rachmi Rachim yang dapat memiliki mu..aku iri pada Meutia, Gemala dan Halida yang dapat memiliki ayah seperti mu ..seandainya saja Ya Allah kalau boleh ku meminta..
Profile Image for Rika.
10 reviews21 followers
July 23, 2008
Baca buku ini karena tertarik ikut gatheringnya..tadinya mo pinjem dari temen tapi ternyata buku sedang beredar ke temen yang laen, daripada pada saat gathering gue bengong, gue beli deh hihi…

Semua topic yang jadi inspirasi buku ini adalah benda asing buat gue. Gue gak suka politik, cuma kenal Hatta sebagai urang awak yang jadi Bapak Proklamator, Bapak Koperasi, yang makamnya gede di Tanah Kusir (moga2 bener), yang anaknya sekarang jadi menteri, gak lebih dari itu.. Apalagi Gandhi, cuma inget pas masih kecil pernah nonton filmnya.

Pelajaran sejarah juga bukan mata pelajaran favorit gue, apalagi ttg VOC, wuuuah, kayaknya yang inget cuma nama Deandels (ini yang bikin jalan Anyer-Panarukan kan?), trus JP Coen, Cornelis de Houtman yang mendarat di Banten th 1596, yang laen gelap.. padahal guru sejarah (gabung ke IPS) pas SD dulu galaknya luar biasa..ya gak Lel, Nafi..? hehe..

Diceritakan dua tokoh utamanya (atau dua pion utama nih?) adalah lulusan SMA Taruna Nusantara. Idenya boleh juga tuh, ternyata biarpun selama 3 tahun sekolah selalu mencukur rambut dengan rumus yang sama (1-0-0 kalo gak salah, nyaris gundul gitu maksudnya….), ternyata gak menghalangi bibit2 anarkis tumbuh dalam kepala si Kalek. Kalek dalam novel ini terlalu banyak taunya, tah siapa sumbernya..

Tapi biar gitu, akhirnya gue tetep bisa menemukan kepositifan di segenap kenegatifannya Kalek.. Hmm… apakah ini berarti gue pro ama pemerintah…? Gak juga sih..:D

Di dalam buku ini buanyaaak banget kritik2 buat manusia pada umumnya apalagi pemerintah.. enak juga ya jadi pengarang, punya sarana untuk ‘mencela’..

Parahnya bagi gue, nama-nama Belanda yang muncul dan peristiwa2 yang terjadi di jaman VOC yang diceritakan dalam novel itu, baru bener2 nempel di kepala gue setelah selesai baca 2/3 bagian, maklumlah, gak punya kebiasaan bikin catetan pas lagi baca, padahal daya konsentrasi minimal… ini pengaruh umur gak ya hihi… Mau baca ulang, takutnya nanti jadi expert sejarah, kasian kan Pak Guru Uban punya saingan:D

Editor buku ini kayaknya kurang konsisten dengan nama bos besar CSA, pada bagian awal selalu disebut Surya Lelono, di tengah-tengah sampai selesai kok jadi Suryo Lelono ya…?

Trus lagi, nama Kapitein der Chinezen-nya juga sempat berubah jadi Ben Gam, ini typo kali yaaa..

Tapi kesalahan awal justru gue temukan di halaman pertama Bab I, di situ dikatakan bahwa pendingin udara di pesawat Twin Otter yang ditumpangi Batu rusak, padahal, di Twin Otter, pesawat yang kedatangannya selalu dinanti2 oleh rakyat di pedalaman Papua, AC-nya gak pernah rusak karena emang gak pernah ada:D, karena dia bukan jenis pesawat yang pressurized, soo kalo lagi di darat puanasss ruar biasa, tapi kalo udah melangit suhunya langsung adem. Kata Guru Fisika kan setiap naik 100 m suhu udara turun setengah derajat celsius?

Tapi biar gitu, buku ini tetep enak dibaca. Banyak kejutan ala Dan Brown dan jebakan ala Indiana Jones, moga2 gue gak berlebihan:D, biarpun cerita ttg emas di Monas itu gak masuk akal hehe.. , trik ala David Copperfield kali yeee.
Profile Image for Leli.
65 reviews65 followers
June 16, 2008
Dia tidak pernah melewatkan kopi Lampung tanpa gula.
Dia menolak kontradiksi. Pahit kopi tidak mungkin dibaurkan dengan manis gula. Dia harus memilih salah satu diantaranya.


Adanya tokoh yang digambarkan dengan narasi di atas yang membuat gw ga menunda menamatkan novel ini. Kalek lebih keluar karakternya di novel ini daripada TTRnya (teman tapi rival) - Batu. Selain juga woro2 tur musium & pulau onrost :D. Bagi gw, logikanya si Batu itu mirip Darth Vader kepada Empirenya; tugas, tugas dan tugas.

Novel suspense..? Pasti. Ketegangan ala kejar2an terasa. Novel sejarah.. tepatnya sih novel yang memasukan fakta2 sejarah (indonesia masa kolonial dan pembentukan republik). Saking banyaknya fakta sejarah, serasa membaca buku HPU (himpunan pengetahuan umum, modal cerdas cermat jadul).

Pengetahuan penulis tentang fakta2 ini kayanya terlalu merimpah ruah dan terlalu dermawan pula, hahaha. Sampai agak sulit menikmati adegan dari tokoh2 di dalamnya.

Riset yang hebat wahai penulis, tapi.. ga perlu semuanya diceritakan. Ini novel loh.. bukan jurnal sejarah.

7 dosa sosial. Ide bagus. Tapi kok seperti dipaksain untuk melancarkan ide bahwa harus ada pembunuhan di dalam sebuah novel suspense. Masih ada kebingungan : bagaimana korban bisa berada pada lokasi pembunuhan yang tepat, kebetulan atau konspirasi? (jadi ingat film SEVEN, brad pitt-morgan freeman).

pewaris meede. kalau mau ditetapin dari garis ibu..ya garis ibu aja. (da vinci code, the historian) penonton sudah cukup puas kok, hehehe. kenapa diakal2in ke garis ayah (yang entah siapa sebenarnya, jangan2 belanda mana..gitu) ya?

Masih banyak pertanyaan sih, seperti karakter 3 dalang tua itu yang belum cukup kuat diceritakan. Belum lagi kehadiran mereka di tempat penemuan harta karun, ngapain juga tua2 berjibaku ke kincir angin yang bahaya itu.

Selebihnya... asik. Novel ini harus dibaca maraton. Masuk kamar, kunci pintu, seleai ga selesai dikumpulkan. Isinya membuat gw tertarik ke sejarah kolonial. Mungkin ga sih ada sequelnya tentang perjuangan sokoguru lusi & rosnita, pewaris AN??

Ada bagian yang membuat gw menetes ( 3 tetes doang :D). Yaitu jawaban Cathleen mengenai motivasi Pieter ttg penyerahan rahasia Meede ke delegasi Hatta (hal.659). Nilai apakah itu..., biarlah itu jadi rahasia leli, hehe.

spoilernya..?
1. sejarah indonesia = seru
2. kalek = seksi



Profile Image for Palsay  .
259 reviews38 followers
June 5, 2008
Ini buku sudah sering saya lihat bertengger di rak buku Gramedia, dengan warna cover yang ciamik..wah dramatis sekali covernya...saya pegang-pegang, wah tebal juga, asik nih buat bahan bacaan seminggu, ...ditimbang-timbamg...eh kalo dibaca sambil tiduran masih kuat tangan ini mah...tapi begitu liat harganya...ah ga jadi aah...selain nama pengarangnya yang belum terkenal, juga tidak ada cap ampuh "best seller" yang jadi salah satu pertimbangan untuk membeli.

tapi pada saat GRINA recommend buku ini sebagai buku bulan Juni, saya lsg browse toko buku online langganan dan lsg masukkan kranjang belanjaan. Sebelum tersadar apa yang saya lakukan, besoknya buku ini sudah sampai di kantor saya...waks...(peringatan: bagi para pengarang yang mo publish bukunya boleh juga pake fasilitas "buku bulan ini" dari GRINA. lumayan ampuh..hehe)

Kisah dalam buku ini dilatarbelakangi oleh kasak kusuk harta karun dari jaman VOC yang katanya kalau ditemukan, bisa untuk membayar hutang Indonesia. Pengarang dengan cerdasnya mengaitkan issue ini dengan kondisi politik pasca reformasi, terutama letupan-letupan kecil gerakan aktivis yang dinamakan "Anarki Nusantara" yang dipimpin oleh Attar Malaka.
Lalu kisahpun didramatisir oleh kenangan persahabatan masa SMA antara tokoh-tokoh jagoan di buku ini, yaitu Attar dan Batu.

Hampir keseluruhan kisah dikutip dari sejarah Batavia dan VOC dengan nama-nama yang memang pernah exist di jamannya, membuat kita terbawa pada jaman emas kolonialisme VOC, jaman gelap bagi Nusantara, termasuk sisi gelap dan misterius dari sesuatu yang disebut MonsterVerbond, yaitu suatu kekuatan gelap & jahat yang pernah ikut andil dalam kejahatan kolonial di Nusantara ini. Untuk yang ini, pengarang benar-benar melakukan risetnya dengan baik, meski ada beberapa hal yang membuat hipotesanya menjadi tidak logis.

Dialog-dialog yang ada dalam buku ini begitu kental aroma perjuangan, pemberontakan dan perlawanan terhadap kapitalisme, atau kolonialisme gaya baru, sehingga membuat saya ikut terbawa emosi pengarangnya.

Namun pada akhirnya, semuanya karena harta. Money is the root of all evil.

Bacalah novel ini, supaya kita bisa lebih menghargai sejarah dan merasakan pedihnya penjajahan, bagaimanapun bentuknya.



Profile Image for Peni Astiti.
247 reviews21 followers
February 24, 2014
Sebetulnya, pelajaran di sekolah yang saya sukai setelah Matematika, Fisika, Biologi, Bahasa Inggris adalah Sejarah.

Tapi...

Yang bikin bete dengan mata pelajaran Sejarah itu adalah momen ketika harus menghapal tanggal secara eksak plus kejadian, tanpa dikasih runtutan cerita yang menarik, membuat rasa suka pada mata pelajaran itu terkikis.

Sewaktu saya kelas 1 SMA, gurunya sebetulnya keren. Dia menuntut kami untuk bikin paper yang sesuai dengan bab pelajaran. Nanti setiap orang spesifik dikasih tugasnya. Misalnya, saya disuruh bikin Sejarah Mesopotamia, teman sebangku saya dapat tentang Sejarah Babylonia. Idealnya, kami saling berdiskusi satu sama lain, buat nambah pengetahuan. Kenyataannya, saya cuma hafal tentang Sejarah Mesopotamia, tapi gagal tau tentang Sejarah Babylonia. Karena kurang ngulik dan teman saya pun ga pinter nerangin. Saya percaya, saya sewaktu kelas 1 SMA dulu juga ga sepinter sekarang dalam bercerita :P

Cuma sayangnya, di jaman saya, nyuruh bikin paper cuma nyuruh aja. Gurunya sendiri minim bercerita. Jadi, saya sih merasa kepaksa bikin paper, berusaha ngafal, terus pas disuruh presentasi dan ditanya jawab, jawaban yang keluar ya text-book banget.

Seandainya sekarang, saya jadi guru Sejarah, saya bakalan mempersiapkan materi kayak Guru Uban, salah satu karakter di cerita ini.

Terus terang, saya agak malas kalo harus menghafal tanggal sebuah kejadian berlangsung, kalo nggak ada momen yang bener-bener epic buat dikenang.

Bukti saya penggemar sejarah adalah: saya ingat kapan saya pertama kali jadian sama mantan pacar. kapan kemudian kami putus. terus, kapan saya dilamar oleh sahabat saya, kapan akhirnya saya dan sahabat saya menikah #facepalm

Saya suka banget cerita Rahasia Meede ini. Meski ada satu bab yang menurut saya absurd banget. Asli aneh dan cukup merusak cerita keseluruhan karena humor garingnya :))

Atau ini cuma saya aja yang ngeliat ini sebagai bodoran absurd?

Bab mana? Nanti saya bahas di blog saya aja. Kalo ngasih #sopiler di sini kayaknya ga seru #eh
Profile Image for Ahmad.
Author 8 books37 followers
January 8, 2009
Mungkin ini buku yang menyegarkan di tahun 2008. Beda! Di tengah merebaknya buku pengekor "Ayat-Ayat Cinta" di awal tahun dan Chicklit serta Teenlit yang mulai pudar, "Rahasia Meede" menawarkan cita rasa baru. Thriller yang mirip dengan pesona "Da Vinci Code" yang juga meledak di pasar buku dunia.

Rahasia Meede adalah novel cerdas. Berbeda dengan tetralogi Andrea Hirata yang lebih senang memainkan kata-kata dengan indah, Rahasia Meede menjadi buku penuh ilmu yang mempesona. ES Ito dengan cerdik membuka cerita dari kisah Konferensi Meja Bundar, melompat ke zaman kini lewat ilmuwan pencari 'harta karun', lalu kembali meloncat ke zaman kolonial, revolusi, dan reformasi berturut-turut. Cita rasa thrillernya pun tidak murahan. Ito mampu memainkan perasaan dan keingintahuan pembaca dengan baik. Misteri di balik satu cerita dengan cerita lain dirangkai dengan apik.

Novel ini membuktikan bahwa Ito memang cerdas. Pengetahuannya melintasi sejarah, bahkan terasa menjadi buku sejarah yang tidak membosankan. Latar belakang Taruna Nusantara, SMU unggulan di era 1990-an dan militer juga tidak mengecewakan. Selebihnya, Ito memang cerdas merangkainya dalam teka-teki Hatta dan Gandhi.

Sayangnya, cerita yang begitu apik ditutup dengan peristiwa yang menurut saya terlalu sederhana. Bahkan, lebih mirip "National Treasure" yang masuk ke goa, lantas menemukan istana dengan tumpukan emas. Begitu mudah. Hancur berantakan, dan tak ada yang tahu kelanjutannya. Untung saja, Ito masih menutupnya dengan epilog yang tetap misterius. Dosa Gandhi yang terakhir.

Bagi saya, ini buku terbaik tahun 2008. Bahkan, saya berani menyebutnya lebih baik dari "Bilangan Fu" Ayu Utami yang monoton, sinis, dan skeptis, namun dianugerahi 'Anugerah Sastra Khatulistiwa'. Saya merekomendasikannya untuk Anda. Memang tidak mengguncang iman seperti karya Dan Brown, tapi membuat Anda terpesona dengan sejarah negeri sendiri. Empat jempol untuk Ito yang masih low profile itu!
Profile Image for Mirna.
49 reviews6 followers
September 16, 2009
Resensi lengkap mungkin akan dibuat dan diunggah saat buku sudah rampung dibaca. Akan tetapi daripada tidak ada, berikut ini adalah berbagai coretan yang saya buat di halaman-halaman buku dengan menggunakan pensil.

Halaman 87: Karakter Guru Uban ini terlalu jelas dibuat sombong dan angkuh, hitam putih. Sepertinya akan condong pada sesuatu yang hitam.

Halaman 102: Cathleen lebih terdengar Amerika daripada Belanda, baik dari segi nama maupun gerak-gerik yang dideskripsikan.

Halaman 121: Dari semua karakter sejauh ini hanya Batu yang terbentuk lebih utuh, alami dan manusiawi (dalam artian 'believable').

Halaman 125: (re: Cathleen) perempuan ini mahasiswi sejarah, spesialisasinya apa bisa dikesampingkan, kenapa dia harus digambarkan sedemikian butanya tentang Suharto?

Halaman 129: Bab 13 ini seluruhnya bisa dihilangkan tanpa terlalu mengganggu keseluruhan buku.

Halaman 140: (re: Robert, Rafael dan Erick) Dari awal buku ketiga orang ini masih saja berbentuk cetakan datar dua dimensi. Perdebatan mereka terasa datar dan percuma karena mereka hanya dipakai untuk membeberkan pengetahuan penulis tentang berbagai trivia tentang era Perang Dunia II.

Halaman 152: Rasanya gaya bahasa yang digunakan terlalu seragam untuk semua karakter.

Halaman 163: Kenapa bule Belanda ini tidak memakai Mac seperti bule2 Belanda pada umumnya? a. Mungkinkah karena aplikasi software yang digunakan untuk membuat peta dan macam-macam itu tidak ada untuk Mac? b. Mungkinkah karena penulis tidak pernah berkenalan dengan Mac? :P

Halaman 169: Banyak paragraf yang percuma seperti paragraf penutup bab ini :(

Halaman 186: Mereka tidak minum untuk menghangatkan tubuh, they drink to unwind, they drink to celebrate.

Halaman 204: Honda Jazz and NO CELLPHONES? settingnya tahun berapa sih ini?

This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for Hasanuddin.
254 reviews16 followers
June 17, 2008
Buku spesial yang ku dapat dari orang spesial di hari yang spesial pula. Dari judulnya, sudah menggoda. Sepertinya sarat akan muatan sejarah. Dan benar saja, setiap lembar yang dibaca, semakin terdorong untuk membuka lembaran-lembaran berikutnya. Meski ada yang bilang seperti cerita perpaduan Dan Brown, National Treasure atau bahkan Seven (dibintangi oleh Brad Pitt), aku tidak peduli. Aku sudah hanyut terbawa oleh kemisteriusan dan penelusuran Jakarta tempoe doeloe. Aku sudah terkapar oleh benturan perang logika antara Kalek vs Batu, kemisteriusan Guru Uban dan keanggunan Cathleen. Benturan kepentingan diantaranya, dibalut mesra akan sebuah pertanyaan bagaimana cara mensikapi nasionalisme? Perlukah paradigma baru yang selama ini terkesan simbolik, seremoni hingga militer? Adakah ruang-ruang tersisa bagi "mereka" yang menikmati paham kebangsaan dengan cara yang "berbeda"?

Roman sejarah yang diusung oleh Ito, benar-benar membuat ku semakin lapar untuk mencerna setiap paragraf demi paragraf, kata-kata dan huruf-hurufnya. Aku terbuai, terbuai ke sketsa peradaban 350 tahun yang lalu...

Meski disana-sini bersliweran banyak nama-nama tokoh, yang terkadang bikin mengernyitkan dahi untuk mengingat kembali. Aku menutup mata dari kelemahan itu, karena aku sudah terpikat. Meski ending terkesan singkat dan mengambang, aku sudah gelap mata untuk memberi jempol pada karya yang melawan arus tren penulisan sastra saat ini.
Profile Image for Unisa Reni.
5 reviews5 followers
February 5, 2008
Tak banyak buku fiksi yang membuat saya begitu terpukau dan tak ingin melepaskannya sampai lembar terakhir. Buku ini salah satunya. Sebuah
thriller dengan penggabungan antara Fakta-fakta Sejarah dengan imajinasi
yang sangat rumit, cerdas dan detil.

Saya kagum membayangkan kerja keras, kesungguhan, waktu yang panjang serta modal yang tentunya tidak sedikit untuk sebuah riset yang serius, demi menghadirkan karya ini ke hadapan pembaca.

E.s Ito dengan indah berhasil menghadirkan fakta-fakta sejarah perjuangan Indonesia dari abad ke 17 (terlepas dari berapa persentase kebenaran hasil risetnya), dengan deskripsi detil yang mestinya menantang para ahli sejarah untuk menguji kebenarannya. Saya merasa belajar sejarah bangsa dengan
senang hati. Di buku ini kita juga dikenalkan kepada keindahan dan eksotisnya kebudayaan Nusantara mulai dari Nias, mentawai, jawa, Makasar, Banda bahkan sampai Irian (Berapa banyak karya yang mengangkat tentang budaya Nusantara?). Di sini kita juga akan lebih menghargai eksistensi Kota tua Jakarta dan daerah-daerah yang nyaris terlupakan. Hal-hal itu dikawinkan dengan intrik thriller yang manis dan memukau.

Saya terpesona…

Saya selalu berfikir bahwa orang yang sungguh-sungguh dalam berkarya berhak mendapat apresiasi yang luar biasa. Saya rasa E.S Ito harus termasuk diantaranya.
Profile Image for Just Fatma.
45 reviews
July 2, 2024
Hwew...akhirnya tadi malam selesai juga baca buku ini, setelah sempat banyak gangguan disana-sini.

Alur ceritanya mirip novel2 Dan Brown (Da Vinci Code dan Angels and Demonds). Pembahasan sejarahnya bagus. Kita bener2 harus selesain baca buku ini, baru ketemu deh sebenernya siapa yang menjadi hitam dan siapa yang menjadi putih. Karena sempat gue terjebak diawal kalo tokoh antagonisnya yaitu si Kalek, tapi ternyata kan Prof. Huygens, Jenderal Darmoko, Rian, dan Suryo Lelono.

Di awal, alur ceritanya loncat2 dari satu alur ke alur yang lain. Tapi pas udah tengah sampai akhir mulai teratur.

Gue pikir tadinya tokoh dalam novel ini banyak banget, tapi ternyata satu orang tokoh cerita bisa menjadi dua atau tiga orang yang berbeda. Kayak misalnya, Guru Uban ternyata Melati Putih, trus Batu ternyata juga Roni. Belum lagi nama panggilan2 tokoh2 itu sendiri.

Tapi kenapa ya, salah satu tokoh dalam cerita ini kok menyebut Jurusan Ilmu Perpustakaan sebagai suatu pekerjaan yang gak ada prospeknya. Ihiks..Ihiks..sedih niy dirikuw... Trus, kayaknya impossible aja tugu monas bisa naik turun. Emang bisa ya Mas E.S Ito??

Tapi gak apa deh, tetap salut buat E.S. Ito untuk penjabaran sejarahnya.
Profile Image for  Δx Δp ≥ ½ ħ .
389 reviews161 followers
April 20, 2013
Expectation kills.

Tergiur gemerlapnya bintang gemintang di GR, akhirnya memaksakan juga baca buku ini. Dan hasilnya jauh dari kata memuaskan.

Baca buku ini seperti baca buku pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan saat masih SD. Ironis, mencibir rezim Orde Baru, buku ini justru terkena sindrom Suhartorian, semua buku/film/media harus memiliki pesan moral yang tersirat jelas di dalamnya. Jadilah saat membaca buku ini kita harus membaca juga khotbah dan ceramah yang ditulis begitu jelas.

Di zaman SD atau SMP, pertanyaan "Apakah pesan moral dari cerita di atas?" pasti keluar di soal. Dan buku ini bisa dijadikan contoh sempurna mengapa soal tsb menjadi terlalu mudah. Di buku ini, "pesan moral" tsb ditulis panjang-sepanjang-panjangnya sampai-sampai saya nyaris berpikir, "Tak percayakah sang penulisnya, kalau pembaca juga cukup pintar untuk menafsirkan isi bukunya tanpa perlu membaca ceramah monolog panjang ini?"

Alih-alih terlihat seperti novel thriller, buku ini malah lebih mirip buku curhat. Dan yah, mirip juga buku ceramah yang mencantumkan pesan moral yang panjang-panjang. Sangat panjaaaaaaaaannggg.... (Saya sengaja meng-cut huruf "a"-nya, soalnya saking panjangnya, review buku ini bisa berisi huruf "a" melulu).
Profile Image for Ordinary Dahlia.
284 reviews
June 23, 2008
Akhirnya setelah 1 mg penuuuh...*ngelap keringat*

Lihat bintang yang d berikan? Hanya perhargaan itu yang sanggup g berikan utk karya anak negeri (hiks')

yang terfikir saat selesai mbaca adalah : Sayang sekali g lahir lebih cepat sehingga yang g dapat hanya sepenggal cerita yang bahkan hampir g lupakan. Tak pernah terpikir melihat sejarah dr sisi lain. Mungkin yang terburuk adalah, tak ada lagi ketertarikan melihat ke belakang. Menyedihkan...
Wajarkah kalo g bilang g adalah generasi parsial?

Cemburu rasanya kalo ingat mungkin manusia2 yang terlahir sekarang akan mdapat cerita yang lebih baik.

Tapi tetap saja, puzzle2 itu harus d susun mulai dr sekarang kan hehehehe...(Sedikit lega)
Tapi mulainya drmana ya?

Baiklah! Mulai dengan mengoper tongkat estapet pengetahuan saja
mungkin...


NB : g tetep ga bisa minum kupi pahit! hoek' hoek...


Profile Image for Juan.
5 reviews7 followers
November 12, 2016
This is the book that brought me to the genre of adventure and historical experience. I was so immersed by this book until I wondered if what the book described in was true. This is a story about a girl who keeps a secret of a hidden treasure left by Dutch colonialism that was chased by some upper-class bandits until they found the truth of some symbolisms on some structure in Jakarta. I don't really do the ground check to mentioned buildings or infrastructures but I am an easy-to-believe-in-something person so I trust my imagination. This book mentioned some famous and historical buildings, such as Jakarta Museum (known as Fatahillah Museum), National Monument, Presidential Palace, and more.
Profile Image for Nadia A.
12 reviews
February 7, 2022
Pertama tau buku ini karena enggak sengaja research tentang Pieter Erberveld. Sewaktu liat versi e-book di google baru tertarik. Langsung buru-buru cari preloved nya di marketplace (jujur, susah banget cari yang ori dan affordable!).

Selesai baca buku ini sekitar 1 minggu barangkali. Awalnya memang bingung, ini buku tentang apa sih? Tapi, lembar demi lembar bikin penasaran. Potongan cerita tiap bab yang awalnya enggak sinkron di bab-bab awal seperti puzzle yang susunannya baru sempurna ketika sudah mencapai akhir. Semua kepingan puzzle yang bikin pembaca bingung dibayar tuntas di halaman terakhir.

Walaupun pada awalnya saya hanya tertarik dengan kisah Pieter Erberveld yang menjadi unsur penting dalam novel ini, turns out keseluruhan alur ceritanya sangat menarik. Mindblowing. Pembaca seperti diajak berkeliling Indonesia untuk memecahkan misteri yang disuguhkan, menimbang-nimbang pihak manakah yang sesungguhnya memiliki niat baik (karena saya kegocek sama beberapa karakternya, hahaha).

Dari segi alur, penulis berhasil membuat rangkaian cerita yang sangat cerdas dan menarik. Awalan yang masih membuat pembaca clueless, di pertengahan semakin bikin penasaran, dan diakhiri dengan "OOOHHH". Kombinasi antara fiksi, sejarah, dan riset yang sangat *chef's kiss*. Untuk orang awam yang tidak terlalu paham sejarah mungkin bisa saja mempercayai cerita di novel ini betulan terjadi.

Penokohan? enggak usah diragukan lagi. Saya sangat suka dengan tujuan sesungguhnya dari para tokoh. Plottwist. Sebelum mengetahui tentang "Rahasia Meede", sejujurnya saya tidak suka dengan karakter Kalek yang so-called kekirian, tetapi ternyata saya salah menilainya.

Salah satu buku fiksi sejarah underrated yang pernah saya temui, setidaknya harus dibaca satu kali dalam seumur hidup.

overall rating 4.7/5
Profile Image for davvinzy.
12 reviews
January 6, 2025
MY FAVORITE BOOK EVER.
Nyari buku ini sampe menangis-nangis ya saking langkanya, akhirnya nemu prelovednya di toko ijo, Alhamdulillah.

Berawal dari KMB 1949 di Den Haag, delegasi Indonesia setuju untuk menanggung sekitar 4,3 miliar gulden utang pemerintahan Hindia Belanda sebagai bayaran perolehan kedaulatan. Negara yang masih balita itu dihadapi utang raksasa gimana bisa menghadapi utang raksasa itu? Dari mana uangnya? Apa jaminannya sampai seberani dan sepede itu untuk menyetujui negosiasi?

Walaupun pada akhirnya utang tidak dibayarkan dalam pembatan sepihak rundingan KMB karena Belanda ga nyerahin Irian Barat, tetapi ibarat kata mah Indonesia hanya memanfaatkan momentum saat itu. Sejarah mengatakan kalau bantuan AS adalah jaminan pembayaran utang tersebut, tapi ada teori lain berkata bahwa jaminannya adalah emas-emas peninggalan VOC yang tertanam di perut bumi Batavia. Emas-emas itu lah yang menjadi incaran tokoh cerita di buku ini, yakni harta karun VOC.

Di buku ini E.S. Ito berhasil ngajak gue jalan-jalan ketemu J.P Coen, Daendels, Pieter Erbeveld, sampai Bung Hatta. Penggambaran 'masa kini' di tahun 2006 juga anehnya masih relate sama kondisi sekarang. Buku ini nampilin banyak banget tokoh/karakter yang di tiap chapternya selalu dikasih ruang untuk developed. TAPI GA BIKIN BINGUNG. SERU BANGET. Misterinya dikemas apik banget, abis plot twist ada plot twist lain //kaget. Terakhir, endingnya *duar* gila.
Profile Image for Nurini Anjarwati.
34 reviews
December 7, 2019
Nggak jadi baca ah...karena (1) novel thriller bukan sesuatu yang baru, (2) udah baca review (3) Novel ini berkisah tentang pencarian harta karun, tapi sejak awal diketahui harta karunnya adalah emas,(4) semestinya cerita akan berhenti sampai penemuan harta karun. (5) Penulis mungkin lebih menitik beratkan peristiwa bersejarah dari pada pencarian harta peninggalan VOC, ( 6) satu persatu orang ditemukan tewas secara misterius, yah... novel-novel thriller lain pun menceritakan hal serupa.

Kalau ingin pembaca menikmati keseruan konflik antartokoh, atau menyindir pejabat, buat apa mengajak pembaca mencari harta karun seperti kita sedang bermain??? Cari setting cerita lain saja, dengan alur yang sama. Novel ini mungkin menarik dan dibuat dengan penelitian yang tidak main-main, tapi ini membuat saya hampir menemukan bacaan yang sia-sia.
Profile Image for Satvika.
581 reviews43 followers
February 15, 2025
Wah..untung sabar sih bacanya.. Buku dengan 671 halaman ini mulai seru-nya di halaman ke 600an..ibarat sebuah paragraf, buku ini adalah sebuah paragraf induktif.
Terlalu banyak benang merah yang disebar dari awal buku, ditambah lagi diksi tiap karakter yang sangat sangat monoton tapi semua itu dibayar dengan tuntas,puas dan berkesan di akhir buku.

"Setiap manusia seharusnya merasakan sakit di wajahnya ketika ada orang lain yang mukanya ditampar." -Jose Julian Marty

"Negrinya aku cintai, orang-orangnya tidak. Sebenarnya siapa pun yang berkuasa sama saja." -Attar Malaka

Buat penggemar historical fiction silahkan masukan buku ini ke dalam reading list anda.
Profile Image for Karna Bimantara.
22 reviews3 followers
May 18, 2017
ES Ito adalah Dan Brown-nya Indonesia. Novelis thriller dan misteri Indonesia yang paling mumpuni saya kira. Setelah novel pertamanya Negara Kelima meledak di pasaran dan mendapat apresiasi yang layak dari pembaca tanah air, kini ia menggebrak lagi dengan novel Rahasia Meede ini dengan sentuhan yang lebih gahar. Alur yang sangat memikat penuh intrik antar tokohnya, karakter yang sangat kuat dan twist-twist yang sangat mengejutkan selalu dihadirkan ES Ito disepanjang cerita.

Mengesankan bagi saya,
Menunggu novel-novel ES Ito berikutnya..
Profile Image for Jeyaa.
96 reviews
October 6, 2025
Buku ini ditulis dengan penulis yang hebat. Deskripsinya, kompleksitasnya, dan segala bentuk unsur pembangun cerita. Hingga aku sebagai pembaca kewalahan. Setelah beberapa halaman, perlu bernapas sejenak, kalau melamun sedikit ... buyar pula semuanya.
"Tadi aku baca apa, ya?"

Bukan buku yang sangat aku sukai, tapi bintang 5 semoga mewakilkan maksudku ... betapa penulis ini begitu baik dalam menciptakan dunia dalam bahasa.
Displaying 1 - 30 of 272 reviews

Join the discussion

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.