Dengan hiperbolis beginilah perbedaan situasi pendidikan Indonesia dan Finlandia: Di Indonesia sering terjadi guru yang tidak bisa berenang mengajari murid berenang. Sementara di Finlandia, murid yang ingin belajar berenang selalu dipertemukan dengan ahlinya!
“Guru-guru hebat adalah motor penggerak nomor satu bagi kemajuan pendidikan Finlandia,” tutur Pasi Sahlberg, seorang guru dan ahli bidang pendidikan Finlandia. Jadi, bagaimana Finlandia memandang dan menempatkan posisi guru? Apa kualifikasi serta keterampilan yang harus dimiliki guru? Dan bagaimana Finlandia mereformasi sistem pendidikannya hingga jadi yang terbaik di dunia?
Ditulis oleh peneliti dan pengajar asal Indonesia yang tinggal di Finlandia sejak 2009, Sistem Pendidikan Finlandia: Belajar Cara Mengajar menjawab seluruh pertanyaan tersebut. Di samping itu buku ini juga merupakan ajakan bagi siapa pun yang peduli dengan pendidikan di tanah air untuk senantiasa berikhtiar memperbaikinya, sebagaimana diinspirasi oleh Sir Ken Robinson, “Yang pertama harus Anda sadari adalah bahwa Andalah sistem itu…. Jika Anda mengubah tindakan Anda, maka Anda pun mengubah sistem itu.”
Waktu itu iseng scrolling shopeenya kpg yang lagi ngadain diskon, eh nemu buku ini.
Isinya detail banget, mulai dari pendidikan usia dini sampe pendidikan tinggi diceritain semua, bahkan diceritain juga tentang pendidikan khusus. Kegiatan kesiswaannya juga diceritain.
Bahasanya ringan dan mudah dipahami, sewaktu baca tu kaya lagi dengerin orang bercerita. Meskipun begitu, tetap aja buku ini didukung dengan banyak sumber valid yang dicantumin di bagian bawah.
Banyak banget informasi baru yang aku dapet waktu baca buku ini, jadi ga bikin bosen, dari awal halaman sampe akhir selalu menyenangkan.
Buku ini cocok banget buat orang yang baru mau mengenal bagaimana sistem pendidikan di Finlandia.
Buku ini wajib dibaca oleh akademisi khususnya di pendidikan dasar dan menengah, terutama pengambil kebijakan bidang pendidikan. Bagi yang tertarik dengan pendidikan, buku ini saya rekomendasikan. Jujur, saya iri melihat sistem pendidikan di sana yang sangat maju, surga bagi siapa saja yang suka belajar dan mengembangkan diri, namun tentu hal ini tidak mengherankan mengingat Finlandia sendiri adalah negara maju dengan stuktur ekonomi yang telah tertata. Salah satu hal yang menarik adalah sistem pendidikan mereka tidak menekankan kompetisi, mereka percaya bahwa setiap orang memiliki bakat dan peran masing-masing dalam masyarakat. Hal ini berbeda dengan sistem pendidikan di Asia yang serba-kompetisi, bahkan negara maju sekalipun memiliki persaingan yang sangat ketat di pendidikannya. Saya berharap bisa menemukan buku sejenis yang membahas sistem pendidikan negara lain.
Buku ini habis saya baca hanya dalam waktu 2 hari. Walaupun ada skip2nya karena saya bukan orang berlatar belakang pendidikan( Guru, dosen, dsb). Di tengah kebijakan pendidikan NKRI yang terkenal dengan slogan “ganti menteri ganti kebijakan” buku ini menjadi oase dimana banyak hal yang bisa ditiru dari negeri mungil tapi makmur ini.
Maka inti dari pendidikan adalah “menjadi apa”, dan saya melihat buku ini kurang fokus disitu, padahal itu yang saya tunggu. Ya ada, tapi sangat jarang, Maksud saya ibarat kutub, buku ini lebih cenderung positif terus menerus. Agak aneh, masa hampir tidak ada kekurangan sama sekali. Lalu akhirnya saya cari negara finland terutama via wikipedia english.
Dan ternyata sama seperti negara maju lainnya ( terutama Eropa dan Asia Timur ) mereka mengalami dua masalah, yang pertama adalah tingkat bunuh diri penduduk yang tinggi (finlandia nomor 35 menurut WHO pada tahun 2015 dan itu cukup tinggi untuk ukuran negara makmur) , mungkin karena persaingan hidup yang sangat ketat.
Lalu tingkat kelahiran penduduk yang sangat rendah. Dua masalah klasik negara2 maju. Dan masalah terakhir ini menyebabkan tumbuhnya pemahaman kanan jauh ( anti imigran , anti pengungsi, anti orang asing , dsb) bahkan ada yang dilegalkan menjadi partai , yang tidak bisa dibayangkan ada di Indonesia partai dengan ideologi rasis seperti ini misalnya, lalu dilegalkan oleh KPU.
Overall , sistem sekularisme yang dianut negara makmur seperti Finlandia juga ada masalah, Maka perdebatan tentang perlunya agama dalam pendidikan bisa jadi panjang bila melihat masalah pelik negara yang menjauhkan diri dari nilai spiritual. Walaupun semua itu ada sejarahnya, terutama di Eropa pada zaman “dark ages”
Tetapi buku ini cocok sekali untuk para pemangku kebijakan di pendidikan. Tapi apa bisa dan mau itu yang susah dijawab. Ya,Indonesia banyak kekurangan disana sini, tetapi tidak ada yang sempurna di dunia ini baik negara superpower sekalipun.
Terakhir saya teringat salah satu youtuber asal korea , korea reomit atau hansol yang sekolah sampai sma di Indonesia, waktu menginterview rekannya yang menghabiskan sekolahnya di korea. Terlihat hansol sangat bahagia sekali pada masa sekolahnya dibandingkan temannya asal korea yang tertekan pada saat sekolah. Padahal korea sdh maju sebagai sebuah negara, mgkn jg sistem pendidikannya jg sama majunya seperti Finlandia. Jadi mgkn istilah masa indah di sekolah itu cocok sekali di Indonesia karena kita bisa slengekan pada masa itu dengan sedikit rasa malu. Sistem pendidikan Indonesia mgkn saja menjadi “Blessing in disguise”, aneh bin lucu tapi nyata. Percayalah jika kita bisa hidup di Indonesia, maka kita bisa hidup dimanapun.
This entire review has been hidden because of spoilers.
Saya sangat mengapresiasi penulis yang berhasil menjelaskan sistem pendidikan Finlandia dengan sangat rinci, mulai dari pendidikan usia dini hingga pendidikan tinggi. Walaupun saya bukan guru, saya bisa banyak mengambil pelajaran dari buku ini, dan tentu saja membuat saya mupeng dengan sistem pendidikan yang sangat baik dan inklusif seperti Finlandia. Pendidikan gratis yang merata untuk semua memang benar-benar diterapkan di negara ini, dan penulis dengan sangat lihai menggambarkan semua itu dalam buku ini, berdasarkan pengamatan dan juga pengalamannya sendiri. Meskipun begitu, ada beberapa bagian yang menurut saya terlalu "monoton" sehingga ada bagian-bagian yang saya baca secara cepat saja.
Oh ya, tadinya saya ingin memberikan bintang 4, namun ada beberapa hal yang menurut saya kurang 'sreg' dalam pandangan saya. Pertama, adalah penggunaan kata yang digunakan oleh penulis yang menurut saya sudah jauh lama ditinggalkan. Misalnya, penggunaan kata "pembantu" dibandingkan Pekerja Rumah Tangga (PRT), atau "cacat" dibandingkan disabilitas/difabel. Penggunaan istilah yang tepat menunjukkan sikap penghargaan kita terhadap kelompok-kelompok tersebut.
Kedua, ada bagian di mana penulis 'mengeluh' soal bagaimana sekolah memberikan perhatian khusus pada siswa-siswa yang berkemampuan rata-rata, bahkan lemah, bukan pada siswa yang memiliki kemampuan lebih. Saya berpikir, bukankah untuk meningkatkan pemerataan memang harus seperti itu? Saya memang sempat baca di buku ini bahwa guru-guru di Finlandia seperti tidak men-challenge murid-murid yang memang memiliki bakat di bidang tertentu. Namun menurut saya, pendidikan inklusif memang semestinya mengedepankan mereka yang paling rentan, bukan? Jadi menurut saya hal itu tidak bisa dijadikan salah satu kelemahan.
All in all, buku ini worth it dibaca untuk kalian-kalian yang tertarik dan mau belajar soal sistem pendidikan di negara lain.
Diskusi dan pemaparan buku "Sistem Pendidikan Finlandia" tersedia di:. 1. Senang Belajar ala Finlandia: Dari Pengenalan ke Penerapan https://youtu.be/-uvjke5PWUI
Finlandia menjadi negara yang mencuri perhatian dunia dengan tingkat literasi warganegaranya yang tinggi. Tes macam PISA yang seringkali menjadi ukuran bagi sekolah dan pelajar di negara tersebut seolah hal amat biasa dan bahkan bukan persoalan. Selain itu, sistem sekolah yang fokus pada siswa menjadikan sekolah bukan saja tempat belajar mengasah isi kepala, melainkan juga sebagai melatih budi serta perilaku sebagai manusia sejak usia dini. Di Finlandia, tak ada kompetisi antar siswa—seperti sistem ranking dan semacamnya. Pendidikan hak dasar bagi semua warganegara tanpa memandang kelas ekonomi. Kaya atau miskin sama-sama mendapatkan pendidikan berkualitas. Buah kebijakan tersebut adalah buah dari negara Walfer state yang tentu saja keluar dari sistem politik di negeri tersebut. Membayangkan Indonesia seperti Finlandia bukan hal mustahil. Hanya saja, apakah sistem politik Indonesia mau untuk meletakkan segala prinsipnya kepada rakyat tanpa terkecuali. Bukan hanya semata slogan kosong NKRI Harga Mati, namun hak dasar sebagai warganegara tidak bisa dipenuhi. Dan pendidikan salah satu hak dasar itu.
Dari judulnya saya pikir buku ini buku yang cukup serius karena direkomendasikan untuk pembuat kebijakan. Ternyata isinya lebih banyak bercerita pengalaman pribadi, beserta curhatan curhatan penulis tentang pengalaman anaknya. Banyak sekali cerita yang diulang-ulang yang menurut saya tidak perlu. Contohnya, saya baru sampai halaman 104 tetapi sudah mengerti Nadya pandai matematika dan musik. Nadya mengerjakan buku matematika lebih jauh dari yang diajarkan, kemudian gurunya menyarankan untuk mengikuti pace kelas. Cerita ini mungkin diulang 2-3 kali (baru sampai halaman 104).
Bukunya juga terribly edited. Banyak yang tidak sesuai kaidah penulisan yang baik. Sebagai contoh ada kalimat “Juga pelajaran lain seperti sejarah.” Apakah kalian mengerti jika membaca satu kalimat itu saja?Sementara ada kalimat lain sepanjang satu paragraf yang seharusnya bisa dipecah ke beberapa kalimat. Koherensi cerita juga buruk. Either the author should do better, or find a new editor.
I only skimmed this book in the end. I can’t stand to read it carefully. I’m so sorry.
Pembahasan menyeluruh, mulai dari pendidikan TK, sekolah dasar, menengah hingga perguruan tinggi. Disini dibahas bahwa pendidikan di Finlandia merata dan tertib. Artinya statistik data memiliki peran penting sehingga dampaknya terasa secara langsung bagi masyarakat. Ini juga membuat pengambil kebijakan di Finlandia punya ukuran yang jelas dalam membuat kebijakan pendidikan. Walaupun Saya rasa pembahasan di bagian perguruan tinggi masih bisa diperkaya seperti pengalaman atau keseharian mahasiswa sarjana, buku ini menyajikan gambaran & pandangan penulis tentang apa yang dapat dipelajari dari sistem pendidikan di Finlandia & tradisi yang ada di dalamnya.
Pengantar yang ringan namun mendetail untuk orang-orang yang ingin tahu seperti apa pendidikan di Finlandia yang selalu disebut sebagai salah satu sistem pendidikan terbaik. Ditulis dengan sudut pandang orang pertama dan berdasarkan pengalaman pribadi (dilengkapi dengan sumber-sumber referensi sehingga tidak terlalu subjektif juga) sehingga cukup enak dibaca, seperti membaca blog. Menggarisbawahi keunggulan-keunggulan sistem pendidikan finlandia namun juga tidak terlalu mengglorifikasinya. Nice, easy, insightful read.
Bercerita tentang pengalaman menjadikan buku ini natural, tidak tentang teori meskipun banyak hal dan penjelasan yang membuat tanpa sadar tercetus,"ohww...."
Perbedaan budaya tentu saja, namun jika ada hal baik yg bisa diadaptasi, mengapa harus ditentang?
Membuka wawasan bagaimana proses pendidikan di Finlandia :)
sampai di halaman 126. Narasinya enak buat diikutin, tapi kenapa aku malas banget ya buat nyelesaiin :( Padahal temanya menarik deh. Mungkin kapan-kapan aku lanjutin
Bagus isinya. Kalau mau yang versi singkat bisa baca di awal. Jika mau lebih mendalami lagi rincian pendidikan di Finlandia, bisa ke bab bab berikutnya.
Baik guru-guru di Finlandia maupun di Indonesia sama-sama memiliki pemahaman kalau guru yang baik adalah guru yang mau terus belajar dan meningkatkan kapasitas diri yang berkaitan dengan proses mengajar, namun di Indonesia, hal tersebut didapatkan hanya dari pribadi guru (kesadaran dan motivasi personal) itu saja. Dukungan pihak eksternal seperti lingkungan sekolah, sistem pendidikan yang dibuat para pengambil kebijakan, hingga pemerintah baik pusat maupun daerah sebagai legislator, sangat minim. Sementara itu di Finlandia, seluruh komponen tersebut mendukung secara sadar dan penuh dedikasi dalam upayanya turut mendorong peningkatan kapasitas para guru. Poin inilah yang dibahas secara komprehensif dan mendalam oleh penulis di dalam buku ini.
Dukungan penuh pertama-tama terlihat dari sistem rekrutmen guru. Berdasarkan uraian Pasi Sahlberg yang dikutip penulis, dengan mengambil studi kasus rekrutmen di program pendidikan guru di Universitas Helsinki, mayoritas (setengah) dari calon guru yang diterima adalah mereka-mereka dengan kemampuan rata-rata. Rekrutmen guru tidak murni berdasarkan kompetensi akademik semata (terbaik secara akademik) tapi juga berdasarkan kompetensi non-akademik, karena yang dicari adalah talenta muda yang memiliki potensi mengajar.
Poin kedua berkaitan dengan dukungan penuh terhadap peningkatan kapasitas guru. Struktur pembelajaran, sistem asesmen dan evaluasi, fasilitas pembelajaran, materi-materi perkuliahan beserta tugas-tugasnya dirancang sedemikian rupa, baik secara kuantitas maupun kualitas, untuk memastikan guru-guru yang dihasilkan dari program pendidikan guru siap mendidik generasi masa depan. Fasilitator berperan tidak hanya dalam proses evaluasi, tapi juga dalam proses pemenuhan kebutuhan para calon guru. Kolega sesama peserta didik juga didorong untuk saling mengapresiasi dan mengevaluasi demi objektivitas pembelajaran masing-masing.
Pengalaman sebelumnya pun begitu dihargai dalam sistem pendidikan guru di Finlandia, tercermin dalam cerita penulis ketika buku pertamanya, Sistem Pendidikan Finlandia, beserta acara-acara pendukung seperti webinar dan Instagram Live terkait dapat "ditukar" menjadi nilai kredit salah satu mata kuliah yang penulis ambil.
Penuturan yang cukup jelas dalam memberikan gambaran sistem pendidikan Findland. Definisi sistem pendidikan yang benar-benar mewujudkan tercapainya hak setiap warga negara dalam mendapatkan pendidikan. Semua orang mendapatkan kesempatan pendidikan yang sama tanpa melihat background ekonomi, usia maupun status sosial lainnya.
Tidak adanya kompetisi antar satu siswa dengan siswa yang lain untuk mengejar siapa yang terbaik di suatu bidang, justru menjadi keistimewaan tersendiri. Progress dalam belajar diukur berdasarkan diri masing-masing siswa, dimana prestasi siswa selayaknya 'hanya' lebih baik dari dirinya sendiri di tahun atau masa pembelajaran sebelumnya. Hal ini menjadi salah satu faktor yang menyebabkan kemampuan literasi anak-anak usia sekolah di Findlandia berada pada spektrum nilai yang tinggi berdasarkan pengukuran PISA.
Pelaksanaan pendidikan dasar benar-benar ditekankan sebaik mungkin untuk mempersiapkan siswa belajar di tingkat selanjutnya –pendidikan menengah sampai pendidikan tinggi, sehingga mencetak pribadi yang memiliki kompetensi dalam bidangnya masing-masing.
Buku wajib bagi guru yang penasaran tentang sistem pendidikan Finlandia yg terkenal dengan kemajuannya. Dipaparkan secara ringan, mudah dicerna dan enak dibaca, buku ini secara tidak langsung menghadirkan nilai-nilai Kurikulum Merdeka yang tersampaikan lewat pengalaman Bu Ratih menyekolahkan anaknya di Finland. Semoga penerapan nilai-nilai itu bisa memulihkan para generasi muda di Indonesia lewat pembelajaran yang memerdekakan dan kontekstual.