Jump to ratings and reviews
Rate this book

Berapa Jarak antara Luka dan Rumahmu?

Rate this book
KINAR TERPAKSA BERANGKAT KE PESANTREN USAI MENGANTAR JASAD IBUNYA KE PERISTIRAHATAN TERAKHIR!

Luka atas kepergian ibunya belum kering, tak lama kemudian sang ayah pun turut meninggal dunia . Sekembalinya ke pesantren, Kinar melanggar syariat: tidak mau salat dan mengutuk Tuhan yang sangat keji terhadap takdir hidupnya. Naray dan Ruth sampai harus membantunya meloloskan diri dari intaian pengurus pesantren.

Hingga suatu hari, perbuatan mereka terendus Keamanan Pusat.

Sejak itulah rahasia keduanya ikut terbongkar. Naray dan Ruth ternyata turut menyimpan rapat kesedihan masing-masing.

Setelah kejadian menggemparkan itu, apakah persahabatan Naray, Kinar, dan Ruth tetap terjalin, atau justru salah satunya harus terusir dari pesantren?

197 pages, Paperback

Published March 21, 2023

2 people are currently reading
28 people want to read

About the author

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
12 (27%)
4 stars
23 (53%)
3 stars
7 (16%)
2 stars
1 (2%)
1 star
0 (0%)
Displaying 1 - 16 of 16 reviews
Profile Image for Amaya.
744 reviews57 followers
March 30, 2024
Belum pertengahan tahun udah nemu buku bagus banget. Enggak nyangka, kukira bakal saklek isinya soal pesantren beserta tata kelolanya (bah), ternyata ini cerita remaja yang dibungkus nuansa islami dan berlatar pesantren.

Ada 4 bagian cerita. Pertama dari sisi Kinar. Sebelum masuk pondok, ibunya meninggal. Siapa yang tidak sedih? Jarak antara rumah dan pondok juga tidak dekat. Kinar sudah enggan pergi ke pesantren ya soalnya ngapain? Dia kepengin di rumah aja, biar deket sama makam emak. Tapi, karena masuk ke pesantren adalah salah satu nazar emak, akhirnya Kinar tetap berangkat walaupun berat. Waktu pisah sama bapaknya, dia nangis lagi sampai pingsan. Di sini rasanya aku nggak sanggup nahan air mata. Pedih banget :(

Bagian kedua dari sisi Naray. Sebelumnya, bagian Kinar dijelaskan gimana cara dia survive hidup di pesantren tanpa histeris lagi. Salah satunya si Naray ini. Remaja yang semaunya sendiri dan kadang-kadang perilakunya bisa di luar nalar. Ternyata, ada kisah kelam di balik sifat Naray yang kayak begundal begitu. Naray bukan tipe anak yang nakal tapi nggak bertanggung jawab. Dia usil memang, tapi nggak sampai merugikan orang lain.

Bagian Naray yang bikin aku sebentar-sebentar berhenti karena harus ambil napas dalam-dalam. Orang tua Naray itu definisi orang dewasa yang egois. Ayahnya apa lagi. Abusif parah. Yang lebih bikin sakit hati adalah alasan Naray dimasukkan ke pesantren. Pernah dengar ada orang tua mengancam jika nakal akan dimasukkan pesantren? Alasannya kurang lebih sama dengan Naray. Bedanya, Naray tidak nakal, tidak juga diancam. Dia dipaksa masuk atau secara halusnya dibuang ke sana.

Tega banget orang tua Naray ini. Tega dan jahat sampai Naray bertanya ke diri sendiri, "Buat apa aku dilahirkan kalau nggak ada yang peduli sama aku?". TEGA KALIAN!

Bagian ketiga diceritakan dari sisi Ruth. Ruth ini anak yang diselamatkan Naray dari perundungan kakak kelas. Sejak itu, Ruth selalu dekat dengan Naray dan Kinar. Masa lalu Ruth juga nggak bisa dibilang mulus. Meskipun nggak ada masalah dari sisi orang tua atau kehilangan mereka, kehidupannya di sekolah bukannya serta-merta jadi lurus dan lancar. Dia korban perundungan yang sampai pada satu titik berpikir mati adalah jawaban yang tepat. Kalau nyawanya sudah melayang, dia nggak akan merasakan sakitnya dirundung lagi, kan?

Lalu apa yang membuat mereka bertiga bertahan? Ada sosok lain di balik semua kejadian. Nyai Hashina adalah guru dan orang dewasa yang yakin jika ketiga santriwatinya bisa menjadi orang yang lebih baik. Beliau selalu kasih kesempatan tanpa ragu, walaupun anak remaja pasti banyak tersesatnya. Bagian keempat diisi oleh kisah Nyai Hashina dan kisah masa lalunya yang ternyata sama-sama nggak enaknya.

Aku tahu ini bulan puasa, nggak boleh nangis, tapi aku nggak sendiri nggak bisa menahan rasa penasaran buat tahu ending ketiga remaja ini. Terlebih, mereka ini masih butuh bimbingan, tapi orang dewasa kebanyakan menghakimi dan kasih cap kalau mereka melanggar peraturan berarti mereka nakal.

Lalu ada isu perceraian yang kadang menjadikan anak sebagai korban. Lebih sedih lagi, di bawah ini disuarakan oleh seorang anak yang tidak berdaya:

"Saat itu aku ingin bicara. Saat itu aku ingin sekali bersuara. Sayangnya, orang dewasa tak pernah melibatkan anak dalam persoalan begini. Mereka tak bertanya bagaimana pendapatku jika mereka tak lagi bersama. Padahal, aku ingin sekali berkata, mengapa ayah dan ibu menikah kalau pada akhirnya berpisah? Aku juga ingin bertanya, mengapa mereka memutuskan memiliki anak kalau pada akhirnya aku menjadi korban."


Aku suka cara berceritanya yang runut dan nggak keburu-buru. Walaupun dipercepat, tapi kerasanya baru kemarin. Terus karakterisasinya oke. Voice per anak beda, mengesampingkan permasalahan dan keterangan yang kasih pov siapa.

Buku ini wajib ada di perpustakaan sekolah. Menurutku, bukan bagian KDRT-nya yang harus ditutupi, atau kenakalannya yang mestinya nggak dibuat contoh, tapi gimana cara Kinar, Naray, dan Ruth bertahan sampai sekarang. Sampai ada masa ketika mereka menengok ke belakang, mereka bakal bangga karena udah berhasil melewati masa-masa berat itu.

Kudos buat penulisnya!
Profile Image for Cikal Annisa.
54 reviews
September 15, 2024
Banjir air mata pas baca. Setiap orang punya lukanya masing-masing, ada tempat yang namanya "rumah" yang bisa jadi penyembuh luka kita. Rumah tidak harus tempat, tidak juga harus orang yang sedarah dengan kita, kadang orang yang tidak punya pertalian darahpun bisa menjadi rumah bagi kita. Sebagai seorang guru, buku ini bikin banyak belajar dari seorang Nyai Hashina bagaiman seharusnya saya bisa menjadi tempat ternyaman untuk anak-anak bercerita.

Buku ini terbagi menjadi beberapa bagian yang mana tiap bagiannya menjadi sudut pandang tokoh-tokoh pencerita. Suka banget dengan tipikal penceritaan seperti ini, emosinya lebih kerasa aja dapetnya.
Profile Image for Azizah Noor Qolam.
4 reviews
March 28, 2025
"Membaca pesan dari Guru yang menyebut kalau luka akan sembuh bila diobati oleh orang yang tepat, dan orang yang tepat itulah yang disebut dengan rumah, sekarang aku jadi paham, mengapa aku dan Kak Sani berbeda? Ternyata, rumah itulah yang membedakan aku dengannya. Meski aku dan Kak Sani sama-sama anak broken home, tapi aku memiliki rumah yang membuatku mengerti, apa itu dicintai dan mencintai. Aku memiliki Guru Hashina dan kalian berdua sebagai rumah. Sementara Kak Sani, dia tidak memiliki siapa pun untuk disebutnya sebagai rumah," kata Naray sembari mendekap naskah itu.

"Kita tetap rumahmu, Ray. Rumah kita semua. Sekarang dan selamanya," jawabku. (Penggalan bab-bab terakhir dalam novel Berapa Jarak Antara Luka dan Rumahmu)

Setiap orang pasti menginginkan rumah yang nyaman dan damai untuk tempat berteduh dan melepas penat. Rumah juga sering diibaratkan sebuah keluarga. Tempat di mana, kita bisa menceritakan banyak hal, mengeluarkan emosi, entah itu bahagia, sedih, kecewa, dan lain-lain. Namun sayangnya, tidak semua rumah bisa memberikan hal-hal tersebut, seperti yang dialami 4 tokoh dalam novel Berapa Jarak Antara Luka dan Rumahmu karya Nurillah Achmad.

Ketika membaca lembaran awal dan melihat daftar isinya, aku kira hanya menceritakan satu tokoh saja, ternyata tidak. Novel itu menggunakan POV 1 dengan sudut pandang tokoh-tokoh yang berbeda di setiap babnya, seperti:

🍁Suara Kinar yang menceritakan tentang Kinar saja. Di mana, ia mengalami ujian yang luar biasa yaitu kehilangan sosok ibu saat hendak menyantru di sebuah pondok pesantren. Ia sempat menolak, tetapi bapaknya menyuruhnya untuk tetap nyantri karena itu salah satu cita-cita almarhumah ibu. Tak sampai disitu, ujiannya bertambah dengan kematian bapaknya. Sehingga, ia memilih untuk meninggalkan salat selama satu bulan. Karena perbuatannya itu, Naray ikut kena hukuman sebab telah membantunya mengelabui pengawas keamanan pesantren.

🍁 Suara Naray. Bab ini lebih membahas tentang kehidupan Naray sebagai anak korban perceraian ayah dan ibunya. Awalnya, ia ikut sang ibu, tetapi setelah ibunya menikah lagi. Ia diminta melanjutkan sekolah ke pesantren atas permintaan ayah sambungnya dengan tujuan agar ia bisa jauh dari ibunya. Meski begitu, Naray berusaha untuk terlihat cerita hingga ia bertemu dengan Guru Hashina, Kinar, dan Ruth.

🍁Suara Ruth. Orang tua Ruth memiliki impian untuk menyekolahkannya setinggi mungkin meski pekerjaan mereka hanya seorang petani. Namun, ia mendapat perundungan dari teman-temannya di sekolah yang membuatnya nekad bunuh diri. Beruntung, ibunya menemukannya yang bersimbah darah. Karena kejadian ini, Ruth memutuskan untu mengikuti ajakan seseorang untuk melanjutkan sekolah ke pesantren dengan harapan tidak diejek dan dihina lagi.

Harapan hanya tinggal harapan. Di pesantren, Ruth mendapatkan perundungan lagi, tetapi kali ini, ia mendapatkan teman baik yaitu Naray dan Kinar yang membantunya bangkit dari rasa trauma.

🍁Suara Guru Hashina. Hidup dalam keluarga poligami, membuat Hashima harus rela berbagi kasih sayang ayahnya. Kadang, ia juga harus mengirit karena nafkah yang ayahnya berikan pada ibu tidak cukup. Bahkan, ia juga terancam putus sekolah. Kondisi rumah yang tidak nyaman, membuatnya memutuskan untuk mengambil beasiswa di sebuah pesantren dengan syarat setelah lulus di sana harus mengabdi. Ia pun memilih jalur ini.

Kisah dalam novel ini, banyak terjadi dalam kehidupan di lingkungan sekitar. Kadang rumah menjadi tempat paling enggan untuk disinggahi karena banyak memberikan luka dalam hati. Namun, semua terpatahkan, rumah bukan hanya tentang keluarga, tetapi tempat dimana kita diterima, didengar, dan dirangkul dengan ikhlas dan penuh kasih sayang. Rumah bisa berupa guru dan teman yang selalu ada untuk kita baik dalam suka maupun duka serta selalu mengingatkan kita saat terperosok dalam kubangan nestapa.

Alurnya pun runut. Biasanya, jika ada kisah yang saling terjalin, ada bab-bab tertentu yang sama. Namun, penulis mampu mengemas ceritanya jadi simple dan pesan dalam novel ini tersampaikan dengan baik. Di dalam novel ini juga ada beberapa bagian Naray yang melakukan hal di luar nalar yang bikin aku tertawa.
Profile Image for gq.
103 reviews
December 15, 2024
actual rate 3,8/5

setiap orang punya lukanya masing-masing. bahkan Guru Hashina, guru yang selama ini mendengar curhatan dan permasalahan ketiga sahabat itu juga punya luka. memang manusia gak ada yang sempurna. dari keempat suara tokoh, aku paling suka bagian suara kinar dan suara guru hashina. bukan maksudnya membandingkan masalah mereka berdua lebih berat dari masalah yang lain ya.. tapi aku banyak tertohok di kedua cerita ini. apalagi di bagian guru hashina, pas beliau nanya ke ayahnya, "perempuan baik itu yang bagaimana, bi? yang diam saat dibentak. yang tidak melawan saat dihajar atau yang harus selalu menuruti permintaan ... ?". yang kurasain saat itu adalah, sedih banget jadi perempuan ya. bahkan kita baru dianggap baik kalau gak melawan, kalau patuh, kalau taat padahal laki-lakinya pun dzolim luar biasa.

yang bikin aku kurang nyaman mungkin sikap jailnya Naray ya.. naray bener2 iseng banget. awalnya aku mikir latarnya itu pas mereka SMP, tapi ternyata udh SMA. jadi entah ya.. agak gak cocok aja di aku keisengan naray ini...soalnya isengnya tuh kayak anak yang emang baru puber gitu loh.. jadi kalau anak SMP mungkin ga heran (masih heran sih). tapi kalau udah SMA jadinya agakk gak cocok. apalagi naray yang ngasih bayclin ke rambut Ita, ngasih rinso cair juga. ini bukannya udah masuk pembullyan ya? :) jadi yaaa gitulah. emang tokoh utama ga harus terus diceritakan sbg org likeable sih, tapi ini sih jahilnya kelewatan ya ... jadi agak ga nyaman aja. overall ceritanya bagus kok tapi, pesannya sampe, kalau semua orang itu punya luka. dan untuk menyembuhkan itu, kita harus punya rumah yang bisa jadi sandaran.
Profile Image for Nadhira.
194 reviews9 followers
November 18, 2025
📚 Laiqa: Berapa Jarak Antara Luka dan Rumahmu?
✒️ Nurillah Achmad
🎡 Kediri E-Lib
🥨 Elex Media Komputindo
🎖️ 4,75/5

Review:
First time aku baca buku tema religi dan berlatar tempat di pesantren—dan ternyata aku suka banget sama buku ini???

Buku ini ternyata kumpulan kisah 3 orang santri dengan lukanya masing-masing menjalani hidup di pesantren. Mereka bertiga bertemu guru yang sangat baik yang membantu mereka berdamai dengan luka-luka yang mereka punya. Naray, Kiran, dan Ruth merupakan nama ketiga santri tersebut. Guru yang membantu mereka Guru Hashina namanya.

Yang aku suka dari buku ini tuh bagaimana penulis menjabarkan kehidupan pesantren yang keras dan tegas tetapi ternyata tetap ada celah untuk para santri bersenang-senang. Buku ini juga membahas isu bullying yang kerap terjadi di institusi pendidikan—tidak hanya pesantren. Selain itu, penulis juga membawa isu perceraian, KDRT, dan poligami serta bagaimana dampaknya terhadap anak-anak.

Walupun buku ini bertema religi, namun aku tidak merasa digurui. Aku merasa dipeluk. Aku merasa diingatkan kalau aku masih punya Tuhan dan semua masalah serta luka yang aku punya pasti akan disembuhkan oleh-Nya.

Awalnya aku mau memberikan bintang 5! Tetapi aku sedikit kurang sreg dengan cara penulis eksekusi kehidupan Naray☹️☹️ But overall, this book enjoyable and good to read🙂‍↕️
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for DAN.
19 reviews
July 8, 2024
Kinar, Naray dan Ruth adalah kisah persahabatan yang paling kita inginkan terjadi di hidup kita. Tidak perduli seberat apa dan sejauh apa, terus bersama-sama menjalani lika liku hidup.
.
Aku mengalami ujian yang sama dengan Kinar dan bahkan hal yang kulakukan saat terpuruk juga sama dengannya. Marah sama Allah, astaghfirullah T.T Masa-masa aku coba bangkit juga tidak mudah, jadi aku kerasa bgt putus asanya kinar disini. Aku gak menghakimi penulisan kisah kinar karena aku sendiri juga mengalaminya.
Meski msh merasa sulit sampai sekarang, tapi alhamdulillah aku juga dikarunia sahabat seperti Naray dan Ruth, sehingga aku masih bisa membaca kisah menakjubkan ini sekarang.
.
Sungguh kisah dibuku ini bagus sekali. Memberi pelajaran dan juga kesadaran lagi untuk saya, dan juga penghiburan..

Sesulit apapun masalahnya, kita pasti bisa melewatinya karena ujian yang diberikan Allah tidak akan melebihi kemampuan hambanya.
.
Kak Nuri, tulisanmu bermanfaat dan sangat menginspirasi. Semoga terus bisa menghasilkan karya lainnya yang pasti akan aku nantikan dan kubaca! Hehe. Thank you kakkk♡
Profile Image for Icha.
55 reviews1 follower
November 22, 2024
Buku ini bikin berlinangan air mata dari awal sampe akhir. Ceritanya bagus, tentang lika-liku kehidupan manusia dan lukanya masing-masing yg disajikan lewat 4 sudut pandang. Latar pesantren di buku ini juga kental, bikin keinget kenangan waktu dulu nyantri karena beberapa ada yg relate. Buku yg meskipun terasa memilukan tapi juga memeluk hangat pembaca lewat narasinya yg lembut.

Dari semua karakter, POV Kinar disajikan sedikit lebih banyak. Tapi aku menyayangkan juga karena porsi cerita Kinar yg banyak ini gak bikin aku merasa kenal sama sosok Kinar. Berbeda jauh ketika aku baca POV-nya Ruth.
Profile Image for Raditya Nandiasa.
133 reviews1 follower
May 31, 2025
⚠️ TW: death, grief, domestic violence, bullying, cheating

Judul: Berapa Jarak Antara Luka dan Rumahmu
Penulis: Nurillah Achmad
Rate: 4.7/5

Kinar, Naray, dan Ruth membawa lukanya masing-masing saat menyantri. Ketiganya menjadi sahabat yang berbagi suka dan duka selama tinggal di pesantren dengan dukungan Nyai Hashina, Sang Guru.

- • - • - • - • - • - • - • - • - • - • - • - • - • - • - •

Buku ini ditulis menggunakan empat sudut pandang tokoh utama, yaitu Kinar, Naray, Ruth, dan Nyai Hashina. Perasaan tiap tokohnya tersampaikan dengan baik kepada pembaca. Banyak pelajaran hidup yang dapat diambil dari luka batin yang mereka miliki. Suasana pondok pesantren dituliskan dengan baik. Humor yang ada juga cukup memberikan jeda sehingga pembaca tidak larut dalam atmosfer yang suram dan menyesakkan. Jalan cerita mengalir dengan baik dan keempat sudut pandang saling melengkapi.
Profile Image for Sari Marliana.
22 reviews
January 3, 2025
Bagus bangett!!

Awal baca udah dibikin sedih, tapi nggak lama kemudian dibikin ngakak, lalu sedih lagi lalu ngakak lagi, and terharu.

Novel ini terdiri dan 4 pov yang berbeda-beda. Masing-masing POV punya cerita kehidupannya masing-masing yang selalu bikin terharu.

Buku ini nyeritain tentang persahabatan 3 remaja dan Guru Hashina yang selalu menjadi tempat cerita mereka.

Kekuatan persahabatan dan kekeluargaan mereka bener-bener hebat. Mereka yang awalnya bikin janji untuk kembali menulis kehidupan mereka 12 tahun kemudian akhirnya terealisasikan.

3 bersahabat yang baru berkumpul setelah 12 tahun lamanya malah disambut dengan kabar duka dari Guru tercinta.

Buku ini bener-bener istimewa, and of course worth it banget untuk dibaca!👊🏻
Profile Image for Fira.
125 reviews
March 3, 2025
Rate: 3,5/5⭐️.
Potensi kisah di buku ini sangat tinggi namun sayang sekali tidak dimaksimalkan. Seperti yang dikisahkan diawal, penulis sepertinya memang sedang mengejar deadline kumpul naskah😭.
Judul bukunya cantik sekali, premisnya juga menarik, multi-pov begini tantangannya ya biar tidak muak dengan cerita yang bisa jadi bertumpuk tapi penulis cukup berhasil membuatnya tidak terlalu membosankan.

Jikalau buku ini mau diperbarui/diupgrade dengan konflik yang sama, cukup 1 sudut pandang dan menyuguhkan kisah yang lebih dalam dan runut. I’ll like to read it again.
Profile Image for Abovetheclouds.
205 reviews
September 26, 2024
Buku ini terbagi atas 4 POV, Kinar, Naray, Ruth, dan terakhir Hashina. Diawali oleh POV Kinar yg sangatttttttt sedihhhhh membuatku sedikit menetaskan air mata xixi, mereka bertiga dipertemukan di pesantren dengan luka batin yg berbedae namun, selalu ada untuk satu sama lain dan terima kasih untuk bu hashina yg selalu ada bersama mereka walaupun bu hashina sendiri memiliki luka batin. Untuk para pembully pls kleand tobattt, bully tuh ga bagusssss plss kasian orng yg kalian bully
Profile Image for Arutala.
506 reviews1 follower
April 5, 2024
Ceritanya bagus, mengajarkan arti akhlak dan moral yang tidak menggurui. Berlatar pondok pesantren yang jarang kita temui di novel lain, nuansa islami begitu terasa dan kuat memberi roh kebaikan bagi ketiga remaja putri yang masing-masing memiliki luka batin yang berat.

Kinar, Naray dan Ruth adalah sosok yang mewakili mereka yang memiliki luka namun mampu bangkit karena satu sama lain menjadi rumah bagi ketiganya. Novel ini sebaiknya ada di setiap perpus sekolah karena ceritanya relate banget dengan kehidupan remaja pada umumnya yang butuh pengakuan dan galau dengan diri yang baru.
Profile Image for Wesmokecigar.
51 reviews
December 31, 2024
3.5/5

Setiap orang punya lukanya. Buku ini menggambarkan itu dgn bagus. Cerita tentang anak pesantren & salah satu ustadzah di sana. Membuka kejadian² dari sudut pandang mereka satu persatu. Ada mentioning suicidal thoughts & bully-ing jg. Akibat kehilangan. Perusakan mental akibat kekerasan & perceraian orang tua. Bagus. Cuma pembawaan ceritanya bukan yg aku suka. Tapi pesan moralnya oke.
Profile Image for Septi R.
6 reviews
August 19, 2025
Ceritanya bagus, tema ceritanya sangat berkesan untuk saya, di mana mereka benar2 punya masalah keluarga dengan latar yang berbeda. Selain itu setiap karakter punya pov-nya masing2 jadi pembaca bisa mengerti persaan setiap karakternya. Tapi ending ceritanya menurut saya rerkesan buru2.
80 reviews
December 29, 2025
rangkat ke pesantren dengan hati yang penuh luka. Duka mendalam membuatnya memberontak — ia menolak salat, bahkan mengutuk Tuhan yang dianggapnya kejam terhadap hidupnya. Dalam keputusasaan itu, dua sahabatnya, Naray dan Ruth, berusaha menolong Kinar melarikan diri dari pengawasan ketat pengurus pesantren.

Namun, upaya mereka justru membuka rahasia lain. Ketiganya ternyata sama-sama menyimpan kesedihan besar yang selama ini tersembunyi di balik dinding pesantren. Saat perbuatan mereka akhirnya terendus oleh Keamanan Pusat, persahabatan mereka diuji dengan keras — antara pengkhianatan, pengampunan, dan perjuangan untuk menemukan kembali makna iman di tengah luka.

Kelebihan Buku:
-Karakter yang kuat dan kompleks, mereka memilih lukadan sudut pandang yang unik.
-Penggambaran latar pesantren dengan detail yang menyentuh sisi spiritual dan sosialnya.

Pesan yang Dapat Dipelajari:
-Bahkan dalam rasa marah dan kecewa kepada Tuhan, masih ada ruang untuk pulang.
-Kehilangan adalah titik awal untuk mengenal kembali makna hidup dan keimanan.

Berapa Jarak Antara Luka Dan Rumahmu karya Nurillah Achmad merupakan salah satu karya islami modern yang memenangkan Juara Kedua Lomba Penulisan Novel Islami Populer GWP x Elex Media Komputindo.
Profile Image for Yvee.
1 review
October 30, 2025
3.8/5
Tokoh-tokoh di buku ini harusnya ke psikolog bjir tapi malah perginya ke pesantren, walaupun akhirnya ketemu orang-orang yang 'menyembuhlan' luka para tokoh ini tapi aku tetep merekomendaiskan mereka ke psikolog.
Displaying 1 - 16 of 16 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.