Jump to ratings and reviews
Rate this book

Lost

Rate this book
INI BUKAN CERITA BAHAGIA.
INI TENTANG KAKAK-BERADIK DAN PENGHUNI LAMA
DI APARTEMEN BARU MEREKA.


Ia menggulingkan badan menghadap dinding, dan tempat tidur berderit.

Maura mengucek mata. Tempat tidur ini dibawa dari apartemen lama dan sudah tidak baru. Tapi pasti belum reyot sampai berbunyi tiap kali ia bergerak. Maura mulai menegakkan badan untuk memeriksa kerangka tempat tidur, lalu terkesima.

Di ujung tempat tidur duduk seorang perempuan berambut panjang, memunggungi Maura....

310 pages, Paperback

First published January 28, 2014

26 people are currently reading
255 people want to read

About the author

Eve Shi

26 books65 followers
Indonesian. Fangirl and writer. Instagram: @eveshi6.

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
26 (23%)
4 stars
39 (35%)
3 stars
32 (29%)
2 stars
9 (8%)
1 star
3 (2%)
Displaying 1 - 30 of 33 reviews
Profile Image for Anila Tavisha.
32 reviews11 followers
May 22, 2014

Ini kesan yang gue dapatkan awal - awal sebenarnya. Aku Tahu Kamu Hantu adalah novel yang berseliweran komentar positif di linikala teman - teman gue di twitter, sehingga gue memutuskan untuk meminjam Lost dan ATKH. Gue pikir berurutan, untungnya nggak, soalnya ini duluan yang gue baca, baru ATKH, hehe..

Nama apartemennya Ilustre Casa, Maura dan abangnya yang bernama Ryan menempati Unit 603. Sekali - dua kali mengalami kejadian aneh, dari awalnya Maura acuh tak acuh, lama - lama jadi mengacuhkan "kedatangan" para makhluk - makhluk tersebut. Anehnya, kejadian ini tidak dirasakan (yah.. perkiraan awalnya sih) oleh abangnya, jadinya Mauralah yang menanggung 'beban' menemui makhluk - makhluk itu.

Tapi Maura tidak sendiri, Julian, yang menempati Unit 601 juga mengalami hal yang sama, bahkan mengajarkan Maura tentang tatar thingy. Sejak kejadian bertemu Bram di tatar lain, Maura semakin dapat mengontrol dirinya saat bertemu dengan makhluk tersebut. Dan semakin ingin menghilangkan rasa penasaran Maura tentang penghuni Unit 603 sebelumnya yang kembar.

Gue ngga terlalu banyak jelasin tentang detail ceritanya, ini lebih ke pendapat gue sekarang mengenai novel ini.



Underestimate at the first look
Gue awal - awal mikir, bosen ngga ya sama cerita dengan tokohnya yang berlatar belakang masih berseragam putih - abu? Yang pastinya lebih banyak labilnya daripada bijaknya. Apa bakalan bertele - tele, tokoh yang kelewat sempurna atau gimana lah seperti yang gue baca beberapa tahun lalu waktu gue baca novel genre remaja.
Ya, gue salah.
Novel ini alurnya bagus, deskripsinya, walau tidak seseram yang gue bayangin, tapi menurut gue hal seram paling merinding kalau diceritakan langsung, tapi si penulis mampu membuat gue merinding dengan tulisannya, penjelasan hantu atau manusia-look-alike yang ternyata hantu juga mampu bikin gue terkejut. Twist..nya dapet.
Jadi ngga melulu tentang percintaan anak SMA atau hal - hal indah lainnya, Maura di sini pun juga kuat, kecil - kecil cabe rawit.
Dan lagi - lagi, gue selalu suka sama endingnya yang tidak ketebak. Sepertinya gue penggila flashfic jadi seneng kalau ada novel yang endingnya pun ngga ketebak.

Saat ini gue lagi baca yang ATKH, walau sudah mulai terlihat pola si penulis, dari tokoh - tokoh yang dibuat dan alur cerita penampakan hantunya, gue tetap menikmatinya.
Bacaan yang ringan, tapi bagus!!
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for Anindito Alfaritsi.
65 reviews7 followers
March 12, 2016
Sejauh ini, Lost adalah novel horor remaja lokal terbagus yang pernah kubaca.

Mungkin juga aku ngerasa kayak gini karena membandingkannya dengan banyak novel horor remaja lokal lain yang aku baca belakangan. Tapi di antara buku-buku sejenisnya, Lost seriusan termasuk yang bagus.

Lost masih dibuka dengan gaya bercerita khas Mbak Eve Shi yang datar, dingin dan seolah di dunia ini enggak ada lagi kehangatan. Para karakternya juga belum apa-apa, kayak sebelumnya, dibeberkan punya masalah dan beban pikiran mereka masing-masing. Tapi dalam perkembangannya--dan sekali lagi, mungkin aku ngerasa gini karena banyaknya novel horor lokal yang aku baca belakangan--Lost berakhir sebagai novel dengan karakterisasi paling 'jadi' yang pernah aku tahu.

Tokoh utamanya adalah Maura, seorang siswi SMA di Jakarta yang baru pindah ke apartemen baru bersama Ryan, kakak lelakinya yang beda usianya agak jauh darinya. Maura dan Ryan ceritanya hidup berdua. Bapak mereka sudah meninggal, sedangkan ibu mereka bekerja di luar negeri (hubungan Ryan dengan sang ibu kurang begitu harmonis btw). Jadilah, Maura sedikit banyak agak 'diasuh' Ryan dalam tahun-tahun belakangan. Lalu di hari-hari tatkala mereka baru pindah itu, Maura gundah karena mantan pacarnya secara agresif sedang berusaha mendekatinya lagi, dan sahabat baiknya di kelas, Dylis, perlu mendapat perawatan medis karena kista indung telur yang dideritanya. Seperti yang bisa kita tebak, pada hari-hari tersebut pula, Maura mulai memperhatikan adanya hal-hal aneh terjadi di apartemennya...

Garis besar cerita Lost adalah soal bagaimana Maura berusaha make sense terhadap hal-hal ganjil yang dialaminya itu. Singkatnya, apartemennya punya batas-batas tipis dengan 'alam-alam' lain gitu, yang terkait dengan serangkaian peristiwa yang pernah terjadi di masa lalu. Tapi selain itu, kita juga dipaparkan tentang kondisi orang-orang di sekeliling Maura, dan bagaimana semuanya saling bertaut itulah yang membuatnya jadi menarik.

Ryan punya pekerjaan utama sebagai manajer suatu girl band yang sedang naik daun, misalnya. Bagaimana dia lambat laun turut menyadari hal-hal aneh yang Maura sadari, di tengah kesibukannya dan kekhawatirannya terhadap adiknya, merupakan salah satu hal yang aku sukai dari novel ini.

Ryan punya pacar bernama Anjani, yang setahun lebih tua, yang padanya Maura belum sepenuhnya menghangat. Lalu ada Julian, penghuni lain di apartemen Maura yang hidup seorang diri dan sedikit mengundang tanda tanya. Lalu ada Nila, tetangga Maura yang lainnya yang sudah dewasa tapi riang dan cerewet.

Yang bikin aku agak terkejut, ceritanya juga mengangkat tema-tema soal isu pergaulan, soal tantangan hidup sendiri, soal isu-isu sama orang tua, soal merelakan masa lalu, dan sebagainya. Maksudku, ceritanya jadi terasa lebih 'kaya' dari yang aku duga.

Lost kalau enggak salah merupakan novel horor kedua Mbak Eve, dan aku benar-benar terkesan dengan hasilnya. Sejak awal, aku punya firasat kalau novel ini merupakan yang terbagus dari novel-novel Mbak Eve yang sudah terbit sejauh ini, dan aku kaget sendiri karena ternyata firasatku enggak salah. Kayak, kelemahan yang ada di novel-novelnya yang lain di sini sama sekali enggak ada gitu. Di samping itu, keseharian para tokohnya serta latar ceritanya yang ada di seputar apartemen pun jadi daya tarik.

Aspek horornya termasuk menyeramkan. Tapi kayak biasa, yang menakutkan bukan hanya hal-hal supernaturalnya saja.

Yah, intinya, ini jenis novel yang bagus tapi kebagusannya mungkin tak langsung tampak. Bisa cocok denganmu, dan bisa juga enggak. Tapi sekali lagi, untuk novel sejenisnya, ini satu novel yang benar-benar bagus.
Profile Image for Dhyn Hanarun .
329 reviews202 followers
October 27, 2015
"602 ada orangnya, 601 penghuninya belum datang, dan dua minggu lalu penghuni 603 pindah. Baguslah, sekalian buang sial." – halaman 7

Belum sepekan menempati apartemen barunya di Ilustre Casa, Maura tak sengaja mendengar kisah mengerikan dari mulut penghuni lain. Katanya pernah ada yang membakar dirinya di basement. Pak Fajar, penghuni tersebut, sempat menyapa dan mengungkapkan kedatangan Maura sebagai langkah buang sial. Maura tidak begitu mengerti tapi hal-hal ganjil mulai terjadi di sekitar unitnya, 603. Tapi dia punya masalah lain yang harus dipikirkan, dari Ryan, kakaknya, yang sibuk bekerja sampai membuatnya kesepian, Dylis, teman baiknya yang terjangkit penyakit serius, sampai Adri, mantan pacar yang tiba-tiba perhatian lagi.

Perlahan, Maura mulai mengenal dengan penghuni lain. Ada Nila dan Pandu, pasangan yang cukup berisik di unit 602 dan Julian, pemuda misterius di unit 601. Kejadian ganjil juga muncul lebih sering dan membuatnya ketakutan. Kini tak hanya posisi tempat sampah yang berubah-ubah, tapi juga suara tawa perempuan dan sehelai rambut panjang menempel pada bajunya. Dia sempat bercerita pada Ryan yang ditanggapi biasa saja. Maura tidak mau diam saja. Dia mengorek latar belakang penghuni lama dari orang-orang lama seperti ibu pengurus laundry. Maura juga mendapat bantuan dari Julian, yang tak disangka menyadari kehadiran makhluk lain di apartemen.

--

Lost ini tidak seseram yang kuperkirakan. Terdengarnya agak sombong, ya. Sebelumnya aku takut setengah mati, setelah selesai baca malah ngelunjak hahaha. Ceritanya memang di bawah ekspetasiku, tapi masih banyak bagian-bagian yang menarik sekaligus – tak kusangka aku bakal ngomong gini – menghibur. Gaya penulisannya enak dibaca. Bab-bab yang singkat membuat tempo cerita cukup cepat tapi tetap bisa menghadirkan setiap kejadian dengan detail dan baik. Dari halaman pertama, cerita sudah berhasil membangun aura gelap dalam apartemen yang ditempati Maura dan kakaknya. Lift yang sering macet, tangga yang sepi, penghuni yang terlalu cuek atau malah ramah banget, dan satpam yang tiba-tiba menghilang. Karena sadar ini cerita horor, aku langsung merinding dan ‘menantikan’ penampakan kalau salah satu atau semuanya terjadi pada Maura. Aku juga tegang setiap Maura diam di sana sendirian atau masih saja mau pulang ke tempat yang jelas-jelas berhantu. Kenapa nggak langsung pindah aja sih? Stres sendiri jadinya.

Untungnya, jerih payahku menghadapi semua itu terbayar dengan kehadiran Julian. Chemistry-nya dengan Maura dengan pemuda itu sangat bagus dan membuat ceritanya bisa dinikmati. Tak jarang interaksi mereka membuatku kesenengan dengan cinta remaja ini. Julian malah membuatku tertawa dengan sikap tak acuhnya saat menghibur arwah penasaran. Saking seringnya, dia udah kebal kali ya hahaha. Kerjasama kompak itu membuatku membayangkan bagaimana kalau cerita Maura dan Julian menjadi buku seri. Di setiap buku mereka mengungkap latar belakang penunggu apartemen, yang ternyata banyak banget, dan menolong mereka agar bisa beristirahat dengan tenang. Secara bersamaan, hubungan spesial mereka pun terus berlanjut dan berkembang. Pasti seru tuh. Di buku seri itu juga harus membahas perpindahan tatar dunia yang dialami mereka berdua. Cara Julian membagi informasi itu seperti menunjukan arah jalan, biasa saja. Padahal menurutku ‘kemampuan’ itu seperti menjadi kunci penting untuk menyelesaikan masalah di apartemen tersebut.

Baca review selengkapnya di http://dhynhanarun.blogspot.co.id/201...
Profile Image for Ayu Welirang.
Author 17 books94 followers
March 5, 2014
Mengapa saya memberi tiga bintang?

Begini ceritanya...

=======

Saya hampir tak pernah menemukan novel horror yang diterbitkan Gagasmedia. Setahu saya, Gagas biasanya menerbitkan novel-novel yang isinya berhubungan dengan cinta dan persahabatan. Maka, saya tertarik membaca novel ini. Saya ingin tahu, bagaimana jika Gagas menerbitkan novel horror dari penulis muda yang memang memiliki kecenderungan pada novel horror? Nah. Kebetulan, Serapium Kaskus juga sedang menjadwalkan novel ini untuk "dibubarkan" pada bulan Maret. Oke. Saya ke toko buku, iseng-iseng cari novel yang ditulis teman, sambil membawa pulang LOST.

Awal cerita masih datar-datar saja. Menggambarkan kepindahan seorang remaja SMA bersama kakaknya yang super sibuk. Terror tidak datang dari hantu, tapi dari mantan si remaja perempuan itu. Hehe. Kisah awal ini hanya dibumbui rumor yang datang dari bapak-bapak penggosip, sehingga membuat Maura--remaja itu--lebih sering menguping.

Menuju halaman 65, saya belum menemukan satu pun hantu. Hanya mimpi yang muncul dari alam bawah sadar. Terlebih lagi, mimpi Maura belum membuat saya merinding. Beberapa bagian cerita banyak yang saya lewatkan, seperti cerita-cerita soal girlband yang nggak saya perhatikan.

Yang paling saya suka itu pas Maura masuk ke tatar, eh malah ketemu Julian. Maura jadi percaya kalau yang aneh bukan hanya dia. Dan memang, ternyata di Ilustre Casa, bukan cuma dia yang aneh dan bisa melihat hantu. Ternyata, memang hampir seluruh penghuni (mungkin), bisa merasakan dan melihat hantu.

Dan...

Bagian yang paling seram, menurut saya apa ya?

Hmmm...

Saya paling takut waktu harus memvisualisasikan penggambaran si Bram, hantu OB yang bunuh diri di basement. Meski hantu, dia banyak bicara juga! Kadang, saya antara takut dan ingin tertawa. Saya cuma mikir, "Ini hantu cerewet bener!" Udah ngomongnya membelakangi si Maura, sambil ngaca terus bilang, "Kenapa Kak? Muka saya butut ya?" Di bagian ini, saya tiba-tiba mikir, "Hantu punya selera humor juga!" Hehehe.

Dan yang seram, tentu saja si hantu perempuan. Tapi, penggambarannya standar sih. Rambut panjang, muka sepet, eh... serem maksudnya, terus baju kucel (ini pengemis apa hantu?) :/

Overall, saya suka sih. Tapi, nggak sampai bikin saya kasih 4 atau 5 bintang untuk novel ini. Saya seneng, karena akhirnya Gagas nggak cuma menerbitkan kisah-kisah cinta. Hehe. Dan yang paling keren lagi, Eve Shi menulis novel young-adult dengan tema yang tidak biasa. Ini cukup memberi warna pada novel-novel YA yang belakangan rilis di Indonesia. YA berwarna horror ini, bolehlah dibaca sekali duduk. Di bis kota, di transjakarta, atau di teras rumah anda!

Tapi...

Awas...

Ada yang menemani dari belakang... :)))

Ciao!

[a.y.u]
1 review
March 14, 2014
Meskipun awalnya agak lambat, tapi saya masih bisa menikmati jalannya cerita hingga saat yang mulai mendebarkan, yaitu adegan di dalam lift. Mulai dari sini, kejadian per kejadian yang menegangkan mulai lebih intens dan sedikit mengejutkan dimana ternyata masalah utama di apartemen tersebut bukan hanya di kamar 603 dan basement saja.

[SPOILER]

Yang membuat saya memberikan tiga bintang adalah rasa ketidakadilan yang saya rasakan dengan membaca endingnya. Dengan pembukaan yang sangat panjang membuat saya tidak rela ceritanya selesai begitu saja. Saya berharap ada sedikit cerita tentang arwah Erik dan Wina, dan juga kunjungan ke rumah kakek yang tak pernah terjadi. Atau juga bad ending untuk Dylis sehingga Maura bisa menggunakan kelebihannya untuk membantu sahabatnya tersebut.

[/SPOILER]
Profile Image for Edotz Herjunot.
Author 5 books14 followers
December 16, 2020
Udah lama punya novel ini tapi belum tergerak buat baca, soalnya sebelumnya udah baca novel Unforgiven dari Eve Shi dan ternyata di bawah ekspektasi.

Novel ini juga ternyata biasa-biasa saja, nggak terlalu nyeremin. Malah didominasi sama kisah hidup Maura sama urusan cinta, sahabat dan orangtuanya.

Ditambah penyelesaian konfliknya yang 'cuma gitu aja' dan berakhir juga dengan 'gitu aja'
Profile Image for Agus Dwi R.
137 reviews8 followers
August 7, 2014
Waktu beberapa minggu lalu twit tentang cover buku ini muncul, gw tertantang. Gw janji bakal beli buku ini. Akhirnya setelah bukunya terbit dan gw pesen trus sampe, buku ini langsung gw baca mendahului buku2 lain di tumpukan.

Coba bayangkan.

Adegan tadi cuma sebagian kecil dari isi buku, dan masih ada beberapa adegan lain yg lebih menegangkan. Oke.

Maura baru saja pindah ke apartemen Ilustre Casa, lantai 6, unit nomer 603, bersama kakaknya, Ryan. Ga butuh waktu lama, dia sudah mengalami kejadian-kejadian aneh. Mulai dari bak sampah yg krusuk-krusuk sendiri, suara tawa dari ruang tengah, rambut panjang yg tiba-tiba muncul di sisirnya, atau keran air yang menyala sendiri. Dan itu bukan yang terparah.

Kejadian berikutnya yg melibatkan petugas kebersihan yang sudah mati itu membawanya ke tetangga barunya di 601, seorang anak cowok sebayanya bernama Julian. Julian yang juga melihat kejadian2 aneh tadi memberitahunya tentang konsep tatar, atau istilah gw dimensi atau alam. Ada tatar yang dihuni manusia biasa, dan ada tatar-tatar lain yang dihuni mahluk lain. Dan batas antara tatar di apartemen ini menipis, yang menyebabkan Maura bisa tersesat ke tatar lain. Penyebab hal itulah yang kemudian mereka selidiki, yang kemungkinan besar berkaitan dengan penghuni 603 yang sebelumnya.

Semakin lama kita akan menemukan hal-hal yang bikin merinding. Tentang kemunculan-kemunculan yang tiba-tiba, tentang lorong-lorong yang gelap, tentang penghuni-penghuni apartemen ini. Mungkin semuanya akan terselesaikan, mungkin juga tidak.

(What the hell is wrong with this apartment?)

-OoO-

Ini buku horor kedua Eve Shi setelah Aku Tahu Kamu Hantu, yg juga sudah gw baca. Dari dua buku ini, gw bisa melihat ciri khas tulisan pengarangnya. Seperti halnya di ATKH, ada banyak (banget) karakter pendukung yg semuanya dikasih nama, lalu bahasa yg efektif to the point, dan karakter utama cewek yg likable. Maura ini seperti halnya Olivia di ATKH, pendiriannya kuat. Malah gw pikir, Lost ini semacam sekuelnya ATKH. Kalo ga, ya minimal masih berada di universe yg sama.

Yang juga bikin kagum adalah detail dan background tiap karakter pendukungnya. Semua karakter dikasih backgroundnya sendiri dan permasalahan sendiri, yang bikin buku ini ga cuma tentang horor apartemen berhantu aja. Sampe kepikiran, dari background tiap karakter ini, bisa diexplore lebih jauh dan dibikin ceritanya sendiri. Kita juga disuguhi seluk beluk dunia girlband karena Ryan, kakak Maura, adalah manajer salah satu girlband yg cukup terkenal. Lalu Maura juga ga melulu berurusan sama penampakan atau kejadian aneh. Dia juga punya masalah lain, dengan mantannya yg masih suka nyamperin dia, dengan temannya yg lagi sakit parah, dengan tetangga unitnya yg riang dan friendly. Dan ada satu hal positif yang didapat Maura. Dia kenalan dan dekat dengan Julian, penghuni unit 601. Interaksi antara Maura dengan Julian, dan dengan karakter lainnya menjadi hal yg menarik untuk diikutin.

Buku ini total berisi 41 bab yg ga begitu panjang, yang dikelompokkan ke 4 chapter.
Dark Corners: bab 1-9
Moving Shadows: 10-22
Poisonous Past: 23-32
Nowhere is Safe: 33-41
Seperti halnya ATKH, alurnya juga hanya berlangsung selama beberapa hari, kira-kira seminggu.

Klimaks pada buku ini tidak begitu menonjol, dan terkesan singkat. Menurut gw ga begitu masalah, karena adegan2 menegangkan sudah disebar merata di sepanjang cerita. Endingnya sih... menggantung. Tapi memang cerita horor biasanya memang begitu. Ga perlu dilanjutkan. Cukup diketahui bahwa ada permasalahan yang tidak bisa diselesaikan.

Tentang dialog, gw masih menemukan beberapa yg ga terdengar natural. Lo-gue dipadukan dengan kata kerja yg formal. Masalah yang juga gw temukan di buku-buku Gagas yg lain.

Lalu tentang kemasannya nih, covernya Sadako banget, meskipun sosok di cover itu ga ada di buku. Gw lebih konsen ke kertasnya sih. Kertasnya lebih tipis dan agak gelap, jika dibandingkan sama kertas yg biasanya dipake Gagas di buku lain (biasanya kertas Gagas kan tebel2 dan warnanya terang). Gw tanya ke penulisnya sih, katanya mungkin untuk menekan biaya produksi. Harapan gw bukan itu sih sebabnya, soalnya kalo tekan biaya produksi, kesannya ga adil. Perkiraan gw karena jenis kertasnya emang mendukung suasana di bukunya yg emang rada gelap. Kalo alasannya itu, gw akan puas sekali.

My Rating: 4 stars. Recommended sekali.
Profile Image for Yovano N..
239 reviews14 followers
November 6, 2014


Review on my blog: http://kandangbaca.blogspot.com/2014/...

Lost berkisah tentang kakak-beradik penghuni baru di salah satu apartemen di Jakarta, Ilustre Casa. Belum lama tinggal di apartemen tersebut, tokoh utama kita, Maura, mulai mengalami hal-hal aneh. Di antaranya mengalami mimpi buruk, mendengar suara-suara dari sumber yang tak berwujud, hingga dibuat penasaran oleh helaian rambut panjang misterius yang tersangkut di sisirnya. Ryan, sang kakak, awalnya tidak mempercayai Maura, hingga akhirnya Ryan mengalaminya juga. Maura yakin hal-hal seram yang dilihat dan didengarnya sangat berkaitan dengan penghuni unit apartemen sebelumnya. Gadis kelas 11 itu pun berusaha untuk menguak misteri unit 603 apartemen Illustre Casa, dengan dibantu cowok misterius bernama Julian. Berhasilkah mereka? Apa sebenarnya yang membuat Illustre Casa menjadi begitu menyeramkan? Temukan jawabannya dalam Lost karya Eve Shi.

Setelah sukses dibuat bermimpi buruk oleh karya Eve Shi sebelumnya yang berjudul Aku Tahu Kamu Hantu (ATKH), saya dibuat penasaran dengan karya keduanya ini. Sebenarnya saya sudah memiliki buku ini selama beberapa waktu namun belum sempat membacanya, hingga teman-teman Joglosemar memutuskan untuk melakukan aksi baca bareng buku horor dalam rangka Halloween. Saya pun memilih Lost sebagai bacaan Halloween saya.

Okeh, cukup prolognya. Mari ke review.

Cerita tentang apartemen berhantu mungkin sudah tidak asing bagi pembaca, khususnya yang menggemari film-film horor. Namun kisah Lost tetap menarik untuk diikuti berkat kepiawaian penulis dalam menyuguhkan misteri yang membuat pembaca penasaran. Setidaknya, saya penasaran dengan kisah di balik unit 603. Siapa sebenarnya gadis berambut panjang ala Sadako yang kerap menampakkan dirinya? Siapa pula si hantu lelaki berkaos merah? Apa sebenarnya yang terjadi terhadap mereka? Yang lebih membuat saya penasaran lagi adalah: apa yang bakalan terjadi kepada Maura dan Ryan?

Hal lain yang menjadi daya tarik dalam cerita Lost ialah konsep "tatar". Apa itu tatar? Bukan telur tatar loh ya. (Itu telur dadar woy! #garing). Dunia ini sejatinya terdiri dari macam-macam tatar atau realitas. Manusia tinggal di satu tatar, sementara tatar yang lain dihuni oleh mahluk bukan manusia. Saya menduga, tatar-tatar lain bisa saja dihuni oleh manusia namun dengan realitas yang berbeda (semacam dunia paralel). Dalam buku ini, tatar yang dimaksud adalah versi yang berisi arwah gentayangan. Pada waktu-waktu tertentu, batas antartatar bisa sangat tipis dan apabila tidak awas, manusia bisa tanpa sengaja menyeberang ke tatar lain dan tersesat di sana. Maura misalnya, awalnya ia hanya bisa melihat ‘sosok misterius’ di apartemennya. Namun ada kejadian di mana ia tersesat di apartemen versi tatar yang berbeda. Di tatar itu, apartemen Ilustre Casa tampak sangat kotor dan mengerikan, seolah-olah sudah tak ditempati dalam waktu yang lama. Kamar unitnya kosong sama sekali, perabotannya lenyap semua. Kondisi itu saja sudah cukup menakutkan. Bagaimana jika ditambah ancaman dari hantu-hantu yang bisa muncul kapan saja? Bakalan seru pastinya. Saya teringat pada game-game Silent Hill. Kota kecil Silent Hill aslinya memang sudah menyeramkan. Tapi akan jauh lebih menyeramkan lagi bila realitas di Silent Hill berubah, menjadi semacam nightmare mode (tsaah). Istilah aslinya sih otherworld. Silent Hill versi otherworld tersebut adalah perwujudan dari mimpi buruk manusia, di mana hal-hal seram dan tak masuk akal sering terjadi.

Kembali ke Lost. Saya sebenarnya sangat menyukai konsep tatar di buku ini. Namun saya merasa konsep ini kurang dimanfaatkan dengan maksimal oleh penulis. Begitu banyak aspek horor dan aksi yang sebetulnya bisa digali namun akhirnya tidak tereksplorasi dengan baik, sehingga membuat saya merasa buku ini tidak sehoror ATKH. Ada banyak adegan penampakan di buku ini, tapi yang benar-benar membuat saya merinding hanya satu adegan, yaitu ketika Maura terjebak di dalam lift bersama sosok Bram. Duh, mengingat adegan ini saya jadi merinding lagi. Tapi selebihnya ya… biasa saja.

Alur ceritanya di bagian awal cukup lambat. Namun setelah Maura berinteraksi dengan Julian bersamaan dengan hadirnya konsep tatar, cerita jadi semakin menarik. Beberapa twist kecil di buku ini sukses membuat saya mangap dan berkomentar, “Wow!” Salut deh buat penulis. Hanya saja, saya merasa banyak bagian cerita kurang penting yang cukup mengganggu cerita utama. Kisah Maura dan pacarnya, cerita tentang girl band White Juliet, atau kisah sahabat Maura yang sakit-sakitan, sama sekali tidak memberi kontribusi berarti bagi keseluruhan cerita. Banyak sekali karakter yang hanya sekadar tempelan. Dan sepanjang membaca buku ini, saya kok merasa baik Maura, Julian, teman-teman Maura, bahkan para anggota White Juliet, terkesan lebih muda dari usia mereka yang sebenarnya. Entahlah, mungkin ini hanya perasaan saya saja.

Secara keseluruhan, Lost adalah bacaan yang menarik walau banyak aspek yang sebenarnya dapat lebih dimaksimalkan lagi oleh penulis. Meski tidak semenyeramkan ATKH, saya cukup menikmati ceritanya, bahkan sejujurnya saya lebih menyukai cerita Lost daripada ATKH.
Profile Image for Sulis Peri Hutan.
1,056 reviews297 followers
February 26, 2016
review lengkap http://kubikelromance.blogspot.com/20...


Karena ada sengketa tanah di apartemen lamanya, Ryan mengajak Maura untuk pindah ke apartemen yang baru, Ilustre Casa. Lokasinya pun tidak jauh dari sekolah Maura dan usaha kafe buku Ryan. Ryan menjadi tulang punggung Maura selepas ayahnya meninggal, ibunya lebih memilih bekerja di London dan Maura tinggal bersama Ryan. Walau tinggal bersama, kesibukan Ryan sebagai manager girlband White Juliet membuatnya jarang bertemu dengan adik semata wayangnya itu, alhasil Maura sering sendirian di rumah.

Ilustre Casa adalah bangunan yang sebenarnya berlantai sepuluh, tapi seperti kebanyakan bangunan yang lain tidak ada lantai empat sehingga lantai tertinggi adalah lantai sebelas. Maura tinggal di lantai enam Unit 603. Tiap lantai hanya berisi tiga unit, di depan unit Maura, unit 602 tinggal seorang perempuan yang bekerja di perusahaan asing, orangnya sangat ramah. Sedangkan di unit 601 tinggal seorang pemuda yang seumuran dengan Maura, pemuda yang misterius, dia masih saudara dari pemilik Ilustre Casa, untuk sementara dia tinggal di Ilustre Casa untuk menenangkan diri, dia shock karena melihat sahabatnya meninggal bunuh diri.

Awalnya Maura tidak tahu siapa yang menempati apartemen yang sekarang dia tinggali, dia hanya mendengar selentingan 'semoga saja buang sial'. Maura juga merasakan ada yang aneh, sering melihat bayangan orang di lorong unitnya, keran di kamar mandi menyala sendiri, ada rambut panjang rontok di apartemennya, Maura merasa ada yang mengikuti dirinya dan kakaknya. Dia pun mencari tahu siapa penghuni sebelumnya. Setelah bersusah payah mencari tahu, penghuni sebelumnya juga seorang kakak adik seperti Maura dan Ryan. sang adik meninggal karena kecelakaan dan sang kakak tidak diketahui nasipnya sampai sekarang.

Sebenarnya dari segi cerita, buku ini lebih berpotensi sangat horor daripada Aku Tahu Kamu Hantu, covernya pun juga sudah sangat mendukung. Sayangnya, saya kurang puas dengan buku kedua Eve Shi ini. Kalau di Aku Tahu Kamu Hantu, plotnya jelas sekali, pemeran utamanya punya misi, yaitu menemukan siapa pembunuh temannya. Di buku ini? Penulis terlalu banyak membahas hal yang tidak penting, yang tidak mendukung konflik utama buku ini, penghuni apartemen sebelumnya. Contoh hal yang tidak penting menurut saya adalah cerita tentang mantan pacar Maura, Andry dan soal kesehatan sahabatnya Dylis, kemudian sewaktu Ryan bercerita tentang teman kerjanya yang mempunyai hubungan terlarang dengan bosnya, bisa dibilang buang-buang waktu saja. Alangkah lebih serunya kalau fokus cerita ke apartemen, kehidupan sekolah buat selingan saja.

Untungnya saya suka sosok Julian, penghuni unit 601 yang mempunyai kelebihan seperti Maura, hanya saja dia lebih berpengalaman. Saya suka banget dengan karakternya, agak songong tapi kece. Saya berharap banget akan sosok Julian, inginnya sih dia bersama Maura memecahkan masalah yang ada di apartemen mereka. Kalau di buku pertama penulis lebih menjelaskan akan bakat yang diturunkan (di buku ini pun juga disingung sedikit), kali ini penulis mengenalkan kita akan tatar, keadaan di mana kita tiba-tiba terlempar ke dunia lain, biasanya menyerang kalau keadaan kita sedang lengah dan sering melamun. Pengenalan tatar benar-benar ampuh, cukup kerasa horornya yaitu tiba-tiba saja Maura berpindah ke dunia lain dan bertemu dengan satpam yang bernama Bram, ternyata si satpam itu.........hiiiiiiiiii. Kalau sampai tersesat di tatar, wassalam.

Adegan horornya sebenarnya banyak tapi tidak semenegangkan di Aku Tahu Kamu Hantu yang benar-benar bikin merinding (bagian ketok-ketok jendela masih membekas banget), mungkin karena tidak fokus kali ya jadi atmosfer merindingnya nggak kerasa, terkesan buru-buru. Yang bikin was-was ya bagian si Bram dan sewaktu di lift yang sering macet. Bagian yang paling favorit adalah ketika Nila, penghuni unit 602 bicara pada Pandu, suaminya, Nila bercerita kalau dia kaget sewaktu Maura bisa melihat Pandu, ahhhhhh romantis banget, jadi pengin nyari kisah cinta dua dunia, ahahahahaha. Bisa dibilang di buku ini ada adegan romantisnya lah, hehehehe.

Seperti yang saya katakan sebelumnya, cerita di buku ini sebenarnya punya modal yang bangus banget tapi jatuhnya kentang, kena tanggung. Banyak baget cerita yang bisa digali di apartemen daripada membahas hal yang tidak penting di sekolahan, porsi Julian diperbanyak dan fokus ke penghuni lama unit 603, selesaikan masalah mereka. Penyelesaiannya terkesan buru-buru dan saya sama sekali tidak suka dengan endingnya. NGGAK SUKA BANGET. Semoga ada lanjutannya, sebagai obat sakit hati.

Yah, walau nggak semenakutkan buku sebelumnya, setidaknya saya suka banget dengan tokoh Julian, semoga buku selanjutnya lebih baik lagi. Recommended bagi yang sedang nyari kisah serem.

3 sayap untuk si tatar yang menjerumuskan.
Profile Image for Nai DDepressant Reader.
27 reviews1 follower
May 9, 2022
Sudah lama sekali sejak sya baca buku ini. Terakhir itu pas SMP dan lagi senang2nya baca novel horror random harga grosir di Gramed (misqueen saia)

Sebenarnya sya tdk terlalu suka ending-nya, terasa seperti ending si ML itu tdk perlu sampe bad ending.
Tpi, meski kagak ingat isi buku ini lagi, tpi sya ingat kalau sya menyukai buku ini.
Buku ini juga buku milik Eve Shi pertama yg sya beli setelah bertahun2 kemudian sya beli Boneka Sanda.

Woah, ini adalah review terburuk yg pernah sya tulis. Isinya hal2 subjektif yg bias dan cuma dari mengingat2 doang 😂

—Adios
Profile Image for Dewiyani.
70 reviews
March 6, 2014
3x APTB dan habislah buku ini

Cukup lama ya waktu yg diperlukan untuk menyelesaikan buku ini, padahal bukunya tidak terlalu tebal.

Seandainya tidak ada event BUBARKAN SERAPIUM, saya, mungkin tidak akan pernah membaca buku ini. Bukan karena buku ini jelek tapi karena saya lebih suka membaca buku bergenre fantasi. Sedangkan buku ini adalah buku bergenre horror yg bisa membuat bulu kuduk berdiri.

Tentang apa sih buku ini? Dan seberapa berat kadar kehorrorrannya? *ditimpuk EYD*

Buku ini berkisah tentang 2 orang kakak beradik yg baru pindah ke sebuah apartemen. Sejak pindah ke apartemen tersebut, Maura, sang adik bisa merasakan, mendengar bahkan melihat adanya makluk tak kasat mata yg tinggal di apartemen tersebut. Sosok yg Maura temui di apartemen bukan hanya 1 tapi lebih. Sejauh ini sosok-sosok tersebut tidak/belum mengganggu Maura secara fisik, tapi cukup membuat Maura ketakutan.

Kalau kita mengalami hal-hal seperti Maura, pasti bawaannya pengen buru2 kabur kan. Tapi Maura nggak, meskipun takut Maura tetep kasak-kusuk kesana kemari mencari keterangan. Keingintahuan Maura inilah yg mempertemukannya dengan Julian, cowok ABG yg tinggal di seberang unit Maura. Seperti Maura, Julian juga bisa melihat keberadaan sosok-sosok tersebut. Bedanya Julian lebih ahli dalam hal ini karena ia memiliki bakat turunan dari sang kakek. Bersama-sama mereka mencoba memecahkan misteri yg melingkupi Ilustre Casa, apartemen mereka.

Saya mencoba menghubungkan judul dengan keseluruhan cerita. Pemilihan kata Lost sebagai judul buku, dimungkinkan untuk menunjuk pada jiwa-jiwa yg tersesat. Jiwa-jiwa yg masih punya urusan di dunia ini. Sayangnya buku ini lebih banyak menceritakan hal-hal yg kurang begitu penting. Kesan horrornya jadi menurun beberapa derajat. Kurang fokus ke masalah hantunya jadinya nggak sengeri The Amytiville ataupun The Excorcism *eh itukan film ya*

Selain ending menggantung yg bikin kesel, saya tidak menemukan kekurangan lainnya. Alurnya terbilang cepet meskipun muter-muter, dialognya juga enak dibaca. Cuma label buku horror kurang pas disematkan untuk buku ini *efek baca buku horror di APTB, jadi nggak berasa*

Desain grafis buku ini cukup lumayan, covernya cukup menyeramkan. Terbukti banyak orang2 di APTB yg mengkerutkan jidatnya saat melihat sampul buku ini. Cuma berasa familiar nggak sih dengan gaya hantu di sampul buku ini?

Jadi, tiga bintang untuk buku ini.








Profile Image for Echa.
285 reviews78 followers
July 3, 2014
Turun satu bintang dari Aku Tahu Kamu Hantu, mwahahaha. Let me explain why.

Cover-nya serem banget. Aseli, seserem itu huhuhu. Nggak kayak.cover novel horor Gagas/Bukune yang lain. Saya sampe ada niatan mau nyampul pake sampul cokelat khas anak SD, trus tiba-tiba inget... itu bukan buku saya. Itu buku adik saya.

Cover-nya malah jauhhh lebih serem dari ceritanya, malah. Saya nggak begitu dapet feel-nya tuh, jujur aja. Menurut saya malah lebih ke genre adventure daripada horor. Awal ceritanya lambaaat banget, dan blesss di akhir. Trus saya bingung aja sih, si Dylis sering banget diceritain di buku, padahal nggak menyumbang banyak bagi perkembangan plot, kecuali ya bagian Maura ngangkat telepon di ruang generator itu. Di ATKH, Liv punya sahabat bernama Kenita, tapi sahabatnya itu sangat berperan dalam penuntasan kasus cerita. Yasutralah.

Saya suka sama Julian. Pemberani, nekat, dan... apa ya, cowok. Waktu dia menggumam, "Sexy, free, and single," itu kesannya kayak... nakal tapi ngegemesin. Maura juga karakter yang kuat, sama seperti Liv di ATKH. Eve Shi always makes unforgettable heroines.

Terlalu banyak konflik, hehehe, dan saya seneng semua dituntaskan revelation-nya sampai nggak menyisakan benang kusut sehelaipun.

Let's see how the stars fall:
Cover: ★ ★ SEREM BANGET GAKUAT.
Plot: ★ ★ ★ ★ ★ Apik dan eksekusinya cantik.
Writing: ★ ★ ★ ★ ★ Tulisan Eve Shi sangat memorable dan... apa ya. Baik. She writes really well.
Characters: ★ ★ ★ Banyak yang terlalu figuran kehadirannya. Vicki, Dylis....
Profile Image for Zehel.
19 reviews3 followers
July 5, 2014
Horor bukanlah genre kecintaan saya, dan setelah usai membaca ini saya tetap belum bisa menyukai horror. Dan itu semua karena nuansa horror di sini dibangun dengan sangat pas.

Pertama, nuansa yang dijual bukanlah 'rumah hantu' atau isu mistis. Ini sebuah apartemen, yang sebenarnya cukup aman, sampai kemudian 'persyaratan' untuk terjadi mimpi buruk bagi penghuninya terjadi.

Formula yang klise, tapi, sekali lagi, pembangunan mood di sini membuat saya tidak jenuh, sehingga bisa menuntaskannya dalam waktu imsak hingga dzuhur. Dan saya bersyukur buku ini bisa selesai sebelum malam, karena berkat setting yang sangat 'nyata' saya tidak malu mengakui bahwa untuk beberapa saat saya pasti akan menghindari yang namanya apartemen dan gudang bawah tanah.

Kalau ada keluhan di sini, mungkin hanyalah endingnya, yang sebenarnya tak bisa saya salahkan karena itu juga menambah kadar horror kisah ini.
Profile Image for Jessica Ravenski.
360 reviews4 followers
February 27, 2014
Horror abis. Covernya not-so-Gagasmedia-banget. Ceritanya terlalu complicated tapi pada akhirnya malah kebanyakan yang ga dibahas contohnya si Adri-mantan-nekat itu menghilang ke mana tauk, dan masih banyak lagi (aku kira semua hal-hal complicated itu bakal berhubungan nantinya eh ternyata jadi angin lalu doang). Kualitas kertas... kok Gagas tumbenan pake kertas burem sik -_-. Klimaksnya cuma flat begitu, padahal dari sebelum-sebelumnya udah ada banyak adegan serem-gewla tapi klimaksnya yang cuma begitu doang rasanya pengen ngomong, "Jadi begini doang nih.. Pffft." Ending ngegantung sangat (sepertinya sudah menjadi tradisi kalau film / buku horror tidak akan mempunyai ending yang jelas). Masih suka karya penulis yang pertama.

3/5 stars.

*NB: Buku ini dibaca pada saat rumahku kedatengan hantu dari sekolah adek, jadinya kesannya horror-gewla-men.
Profile Image for Glenn Alexei.
Author 8 books12 followers
March 23, 2014
Awalnya beli novel ini karena penasaran aja. Soalnya di toko buku nggak ada novel horror karangan anak bangsa, masalahnya. So, begitu lihat novel ini di rak buku, aku langsung beli. Selain itu aku juga penggemar cerita horror jadi kalo baca novel ini, pas banget!
Ceritanya lumayan serem menurutku. Sempat dag dig dug waktu baca bagian-bagian tertentu. Cuma sayangnya di beberapa bab alur ceritanya terkesan datar, nggak ada adegan seremnya. But so far so good. cocok buat kamu yang penggemar horor.
Profile Image for Arini Miftahul.
45 reviews5 followers
July 9, 2014
lebih bagus ini daripada "aku tahu kamu hantu" !
disini lebih difokuskan ke hantu- ehm, maksudnya hal" yg menakutkan
deskripsi lebih panjang, jd aku lebih leluasa utk imajinasinya dan nggak terjebak dalam kebingungan *tsaah
trus dibuku ini terselip bumbu" cinta yg bikin ngiri, abisnya bisa dibilang sosweet tp jg mengerikan.
kau tahu kan? hantu itu mengerikan?
dan baru" ini eve shi ngeluarin buku baru lagi yang judulnya "unforgiven"
bah, bakal kubeli deh itu buku.
Profile Image for Astrid Paramita.
175 reviews68 followers
July 28, 2014
Gw suka ceritanya, jarang-jarang gw baca buku genre horror gini, meskipun sering nonton film bergenre ini. Di awal-awal gw pikir, ah biasa aja, nggak terlalu serem... sampai di tengah-tengah cerita, gw terpikir setting apartemen di Jakarta... hmmm.... lumayan juga, untung gw lagi nggak perlu nginap di sana :D.

Beberapa bagian mungkin agak klise, tapi gw kebayang kalau ini jadi film, seru! Looking forward to reading Unforgiven now :)
Profile Image for Odet Rahmawati.
Author 2 books10 followers
March 4, 2014
MENYERAMKAN! Bukunya bagus. Saya cuma masih penasaran, gimana kalau kedua teman Julian yang menghantui dia karena masih banyak masalah yang belum selesai. Lalu kalau kakak Maura yang benar-benar jadi tunangan Nadia. Lebih ribet kayaknya. Ditunggu novel mengerikannya lagi, Kak. Salam dari mbak-mbak berambut rontok. :3
Profile Image for Hanna  Azzahra.
17 reviews
March 16, 2014
Novel keduanya kak Eve Shi setelah ATKH. Well, lebih suka yang ini karena ceritanya lebih kompleks. Bikin parno juga sih apa jangan-jangan suatu saat aku bisa terdampar di tatar lain -_- Dan semoga ketemu cowok kayak Julian *ngaco*

Overall, nice book. Recommended buat yang suka genre horor. Tapi endingnya gantung abis menurutku, entahlah '-'
Profile Image for Ahmad Alkadri.
Author 7 books35 followers
April 10, 2014
Not as story-rich as the her first book, LOST still manages to capture the horror through atmospheric exposure and squamous plot. Totally going to look out for Eve Shi as the new emerging power of horror storyteller in Indonesia. Great read!
Profile Image for Via Rizky.
56 reviews
June 28, 2015
Aku fans Julian (?)
Btw, tadinya mau kasih 5 bintang. Tapi endingnya yang bikin greget! Iya, tau. Horor emang kebanyakan gantung gitu :3 Tapi, tapi, kurang pas sama bagian awal yang jeder dan langsung memunculkan sensai merinding jebrik (?) gitu ._.

Akh, ending oh ending :'D
Profile Image for Shiki.
215 reviews34 followers
February 8, 2014
Buku ini sebenarnya tidak ada masalah sama sekali buat saya...
Selain endingnya yang benar-benar bikin teriak saking gemasnya!!!
Profile Image for Masitho.
18 reviews
April 13, 2014
Kecewa sama endingnya:-( trs ceritanya kurang seram menurutku. Tapi ditunggu novel horor berikutnya:-))))
Profile Image for Ila.
44 reviews11 followers
May 23, 2014
Enggak senyeremin yang aku kira sih :3
Dan mungkin udah kebiasaan kali ya kalo cerita horor itu nggantung :3
146 reviews
March 19, 2015
Esensi seramnya jika dibanding dengan novel Eve Shi yang Aku Tau Kamu Hantu kurang.
Profile Image for Jason Abdul.
Author 1 book19 followers
April 19, 2014
I like the ending, albeit it would be better if the ending was the climax.
This entire review has been hidden because of spoilers.
Displaying 1 - 30 of 33 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.