Jump to ratings and reviews
Rate this book

Teruslah Bodoh Jangan Pintar

Rate this book
Saat hukum dan kekuasaan dipegang oleh serigala-serigala buas berbulu domba.
Saat seluruh negeri dikangkangi orang-orang jualan sok sederhana tapi sejatinya serakah.
Apakah kalian akan tutup mata, tutup mulut, tidak peduli dengan apa yang terjadi?
Atau kalian akan mengepalkan tangan ke udara, LAWAN!

371 pages, Paperback

Published February 1, 2024

254 people are currently reading
1936 people want to read

About the author

Tere Liye

72 books13.5k followers
Author from Indonesia.

"Jangan mau jadi kritikus buku, tapi TIDAK pernah menulis buku."

"1000 komentar yang kita buat di dunia maya, tidak akan membuat kita naik pangkat menjadi penulis buku. Mulailah menulis buku, jangan habiskan waktu jadi komentator, mulailah jadi pelaku."

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
1,071 (61%)
4 stars
529 (30%)
3 stars
114 (6%)
2 stars
6 (<1%)
1 star
8 (<1%)
Displaying 1 - 30 of 402 reviews
Profile Image for RaLav.
89 reviews21 followers
February 24, 2024
Lu punya duit lu punya kuasa intinya, bro. Ten out of ten ini mahhh😵‍💫 abis baca langsung bengong.

Buku ini lagi booming² nya akhir-akhir ini. Sampe masuk feed ig nya Koh Ernest, dan aku ngeliat bbrp influencer juga baca buku ini. Jadi tentang apa sih sbnrnya buku ini? Ini tentang mereka yang masih berjuang melawan mahluk bernama manusia dengan sifat serakah.

Berfokus pada tema lingkungan yang menjadi imbas kepentingan mereka yang menyelesaikan semua masalah dengan uang. Lu punya duit lu punya kuasa, memang kalimat yg tepat buat buku ini.

Bercerita tentang sekelompok aktivis lingkungan yang berjuang dengan segenap kekuatan mereka melawan perusahaan tambang yang gapunya akhlak sama lingkungan sekitar. Dengan latar ruangan sepetak yang menjadi pengadilan tertutup, kita akan dibawa melihat masa lalu para aktivis, saksi dari kedua belah pihak dan orang² perusahan tambang itu sendiri.

Tiap karakternya punya peran yang penting dan menunjukkan betapa serakahnya manusia. Bagaimana uang bisa menjadi ujung pisau yang mematikan.

Perasaannya pas baca ini kacau balau. Kesel campur sedih dan tawa miris melihat komedinya hidup. Makin keujung makin brutal. Endingnya? Greget mau banting buku tapi kosong rasanya. Beneran abis baca bengong dah lo. Ngeri.

Alurnya rapih, cara nulisnya juga ga kalah rapih. Kita dibawa maju mundur liat hidup para aktivis, para saksi dan pengusaha bahkan seorang mentri. Cerita-cerita mereka bukan sembarang cerita fiksi tapi perwakilan dari 'mereka' yang hidupnya berubah karena benda bernama uang.

Memang aku akui, genre buku ini bukan untuk semua orang. Tapi jelas pesannya yang dalam sangat penting untuk kalian dengar. Pada akhirnya aku harap kalian yang membaca ini tidak mengalami apa yg dialami para tokoh, aku berdoa semoga para penulis selalu selamat diluar sana.

Aku juga berdoa mereka yang memiliki uang bisa memakainya dengan pintar yang sebenar-benarnya. Sehat-sehat terus ya kita dan kalian yang berjuang untuk keadilan diluar sana💌
Profile Image for mghf.
198 reviews24 followers
February 9, 2024
been so so long since the last time i read tl's book and then i saw ernest's review abt this novel and everyone saying it has the negeri para bedebah vibe so, obviously, i'm down for whatever corrupted government's conflict and resolved are. for the beginning, the 1st ch title & setting reminded me of his other novel and i was like ah it's so his style. the premise was great and promising. the social and environmental issues hit too close to home i felt frustrating through my reading. kudos to tl for bringing those things up. now the problem are:
1. the characters are shallow and very two dimensional. and i was actually so bothered by how tl writes his characters. so black and white, it makes me sick lol.
2. the writing issooo TELLING, i was fr bored reading the unnecessary long descriptions dan narasi yg terkesan "menggurui". it was lol... so corny, sorry.
3. idk why but penggunaan kata "aku" di forum persidangan resmi makes me scrunch my nose. it feels....... not right. it irks me.
4. lack of depth dari mayoritas kasus yg bikin novel ini lebih kayak "folklore".
5. and the conclusion is low-key.....abrupt, i expected it's gonna have a strong grip and a shocking effect but idk ... although i did gasp and then "huh?" while cursing "what the hell" when i closed the book. so it did have lil effect i figured. was very brave i admitted.
overall i think this book is way too relatable to the current issue we're facing. my heart bleeds for our people.
anw sudah saatnya kesopanan-santunan demokrasi prancis lebih diberlakukan. we deserve so so much better as a country.
Profile Image for Azfa.
293 reviews2 followers
February 12, 2024
#temanduduk📚

📓 Teruslah Bodoh Jangan Pintar
✍️ Tere Liye
🖨️ Sabakgrip
⌛ 2024
📑 371 hml

•••••
Novel ini berkisah tentang sekelompok aktivis lingkungan hidup yg menuntut agar konsensi atas PT Semesta Minerals & Mining yg telah berproyek puluhan tahun dihentikan, selain karena mereka melakukan proyek secara ilegal, banyak korban yg telah terdampak hingga merenggut nyawa. Sesuai dgn janji pemilu, sidang dengar pendapat secara tertutup dilakukan. Berhadapan dgn taipan nan kaya raya yg mampu membayar advokat ulung bahkan membeli suara penguasa, mampukah para aktivis memenangkan tuntutannya?
•••••

hmm... Mau cerita sedikit, beli novel ini dadakan banget akhir Januari kemarin, main CO aja karena waktu baca sinopsis, vibesnya 'Negeri Para Bedebah' banget ini. Penasaran bakal sedekat apa dgn keadaan Indonesia dan ternyata emang dekat, dekat banget sama realita di negeri ini. :'(

Dengan gaya dan tata bahasa penulis yg khas sekali, tentu dibuat mengalir sekali membacanya. Alurnya maju mundur, tokoh saksi dan aktivisnya beragam, menarik! Endingnya sesuai dugaan, agak ngga nyangka sih sama kejutan di akhir banget, seperti di drakor tapi bisa diterima. 😅

Apa yg dituliskan aku suka! Penulis begitu berani menyampaikan jeritan sekaligus kritikan atas kondisi negeri ini. Mulai dari lingkungan hidup yg rusak karena keserakahan manusia yg didukung oleh penguasa. Hukum yg bisa dibeli oleh mereka yg berduit. Busuknya para penguasa yg berlagak peduli dgn rakyat. 🤧

Aku pun turut merekomendasikan novel ini, dgn penuh harap semoga bisa menyadarkan para pemangku kebijakan serta pembaca agar menjalani hidup dgn penuh kesadaran layaknya nurani seorang manusia yg berpikir dan bertindak sesuai tugasnya di bumi ini sbg 'khalifah' yg harusnya MENJAGA bukan MERUSAK. :'(

[Dia hanyalah politisi. Berlagak paling patriot, seolah tidak membutuhkan jabatan apapun, si paling hendak mengabdi pada nusa dan bangsa, tapi sesungguhnya ambisius dan serakah" hlm.304] Menjelang 14/02 semoga kita sadar siapa dan apa kepentingan dari yg akan dipilih, merusakkah atau akan sungguh membangun perbaikan pada negeri? 👀

#jejak_sibuku
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for Bima Surya.
23 reviews
May 3, 2024
Menarik ketika penulis mengambil referensi kasus dari hal-hal nyata yang terjadi di Indonesia, begitu pula dengan tokoh dan penokohannya, sungguh jenius. Cerita diracik begitu cantik oleh Tere Liye, isu sosial-politik yang terkesan pelik dan rumit dijabarkan satu persatu sehingga dapat dicerna oleh masyarakat awam. Bagiku buku ini selayaknya buku pengantar untuk mengetahui carut-marut kondisi negeri 'konoha' dengan narasi yang menarik untuk dibaca, kendati berlabel fiksi, sejatinya muatan atau substansi isu yang dibawa adalah nyata adanya. Pastikan kamu membaca hingga akhir!
Profile Image for Sheisfiction.
43 reviews1 follower
February 18, 2024
4.5/5⭐️
Berani. satu kata yang mendeskripsikan buku ini adalah berani aku rasa Tere Liye bener-bener riset mendalam untuk menulis buku ini karena se-relate itu dengan keadaan sekarang. Seperti halnya serial Negeri para bedebah dan Negeri diujung tanduk juga ampun deh berani banget. Buku yang menceritakan tentang keresahan masyarakat terhadap para penguasa yang seenaknya, semena-menanya terhadap masyarakat dan lingkungan demi kepentingan mereka. Endingnya sangat tidak terprediksi 😐💣 dan kurang memuaskan, tapi untuk keseluruhan ceritanya sangat baik dan ada beberapa pokok bahasan yang menurut aku bahasanya tinggi.
Bang Tere jangan lelah untuk menulis buku-buku seperti ini karena dengan inilah anak muda akan melek dengan fakta menyedihkan di negeri sendiri.
Bang Tere aku cinta banget sama buku-bukumu yang pinggir jurang dan berani ini.🔥🫶
Profile Image for Stefanie Sugia.
731 reviews178 followers
April 3, 2024
"Mereka tahu sekali risikonya. Harga atas sebuah perlawanan."

Setelah mengalami reading slump sejak akhir tahun lalu, aku sangat senang ketika mendapati bahwa Tere Liye baru saja menerbitkan buku baru—karena aku yakin bisa menikmati gaya penulisannya yang sudah sangat familier untukku. Judul buku ini juga sangat memancing rasa penasaran dan membuatku tidak sabar untuk segera membacanya. Meskipun sinopsisnya tidak memberikan banyak gambaran tentang isi ceritanya, beberapa review yang aku baca menyebutkan bahwa kisah ini mengusung tema politik serta kekuasaan yang dimiliki oleh orang-orang berduit. Sedari awal hingga akhir, aku ikut tegang menyaksikan sidang dengar pendapat yang mereka jalani sambil berharap bahwa keadilan akan dapat ditegakkan.
"Kelak, jika aku mati, dan ditanya apa kontribusiku melawan kezaliman di sekitarku, sekarang aku bisa menjawabnya lebih baik, bahwa aku juga ikut berdiri bersama pejuang lain."

"Saat dia dan tangan kanan Tuan Liem terkekeh merancang masa depan yang megah, di luar sana jeritan, teriakan, tangis terdengar susul-menyusul. Asap hitam mengepul. Darah membasahi jalanan.
Tidak ada yang tahu. Pun tidak ada yang peduli."

Di halaman pertama, pembaca langsung diajak masuk ke ruangan 3x6 meter di mana sejumlah orang berkumpul untuk sebuah sidang tertutup. Ditulis dari sudut pandang orang ketiga, buku ini diceritakan dengan alur maju mundur seiring dengan kesaksian yang diberikan dalam ruangan tersebut. Setiap saksi yang menceritakan hidupnya membawa pembaca ke masa lalu ketika kemalangan hadir dalam hidup mereka. Awalnya aku kira kisah ini akan terfokus pada satu karakter tertentu seperti kebanyakan karya Tere Liye yang lain, namun ternyata setiap karakter yang muncul diperkenalkan satu per satu seiring dengan berjalannya cerita. Ada cukup banyak karakter yang terlibat dalam buku ini, dimulai dari sekelompok aktivis yang menggugat PT Semesta Minerals & Mining, Hotma Cornelius selaku pengacara pihak tergugat, serta beberapa orang saksi yang hidupnya terdampak oleh kehadiran tambang di tempat tinggal mereka. Meskipun penulis menceritakan latar belakang setiap karakter dengan baik, aku merasa kurang terkoneksi dengan mereka walaupun bisa bersimpati dengan apa yang mereka alami. Menurutku, para saksi yang dikumpulkan oleh aktivis lingkungan memiliki latar belakang yang paling menarik. Sayangnya, mereka tidak muncul lagi setelah selesai memberi kesaksian dalam ruang sidang. Karakter yang terus ada dari awal hingga akhir seperti para aktivis dan Hotma Cornelius malah tidak begitu berkesan untukku. Meski demikian, alur ceritanya cukup menarik untuk diikuti sehingga aku tidak bisa berhenti membaca dan terus membalik halaman demi halaman hingga akhir.

Seperti yang sudah aku sebutkan sebelumnya, buku ini mengangkat tema politik serta kekuasaan yang dimiliki oleh orang-orang berduit. Sekelompok aktivis yang hendak menyelamatkan lingkungan dan rakyat hanya punya kemampuan yang terbatas. Walaupun tidak dijelaskan dalam buku ini, pihak tergugat rasanya seperti cenayang yang bisa membaca setiap strategi lawan dan mempersiapkan amunisi untuk menangkis serangan tersebut. Salah satu yang terjadi berulang kali dalam buku ini adalah adanya orang-orang yang dengan mudah dibeli dengan uang, posisi, maupun kekuasaan. Akan tetapi, di sisi sebaliknya ada pula orang-orang yang rela berkorban demi memperjuangkan keadilan—meskipun harus dibayar dengan nyawa mereka sendiri. Sejujurnya, aku terkejut dengan ending yang dipilih oleh penulis karena bagiku itu bukanlah akhir yang memuaskan. Ketika membaca sebuah karya fiksi, tentu saja aku berharap bahwa kebenaran akan terungkap dan keadilan berhasil ditegakkan—karena biasanya karya fiksi mampu membawa pembaca kabur sesaat dari dunia nyata. Pada akhirnya, penulis memilih ending yang realistis karena pada kenyataannya uang, posisi, dan kekuasaan seringkali bisa mewujudkan apapun yang diinginkan oleh seseorang.
"Dia tahu persis, semua anggota komite telah dibeli. Dia tahu persis, Menteri Bacok memiliki saham di proyek itu. Dia tahu persis, oligarki mengangkangi seluruh negeri. Memanfaatkan militer, pejabat-pejabat rakus. Tapi dia tidak bisa melawan sendirian, memperbaikinya seperti pesan ibunya dulu. Semua sudah rusak begitu dalam.
Maka biarlah dia menuntaskannya. Dengan cara lain."

Secara keseluruhan, meskipun ada beberapa faktor dari buku ini yang kurang memuaskan untukku, gaya penulisan Tere Liye memang tidak pernah mengecewakan dan selalu mudah untuk dibaca. Sewaktu membaca kisah ini, aku ikut berpikir dan merenungkan dampak berbagai macam usaha terhadap lingkungan dan masyarakat yang tinggal di daerah tersebut. Membaca melalui cerita seperti ini saja sudah menyayat hati, apalagi jika membayangkan bahwa ada orang-orang yang benar-benar mengalami hal tersebut secara nyata 😭. Walaupun buku ini bukanlah karya Tere Liye favoritku, kisahnya cukup meninggalkan kesan dan membuatku mengharapkan pemerintahan dan negara yang lebih baik di masa depan 🤍.

Baca review selengkapnya di:
https://www.thebookielooker.com/2024/...
Profile Image for Ayu Istiyani.
94 reviews6 followers
August 30, 2024
Butuh waktu agak lama untuk menyelesaikan buku ini. Hampir saja tidak ingin saya selesaikan. Saya benci dengan perasaan yang muncul saat membaca buku ini. Marah, jengkel, sedih, sesak. Campur aduk. Fiksi yang terlalu dekat dengan realita.

Definisi semua hal bisa dibeli, apapun. Benar-benar apapun bisa dibeli. Hampir di setiap part ada bagian Hotma Cornelius yang sukses membuat saya selalu ikut jengkel saat beliau memberikan argumen, juga saat saksinya memberikan kesaksian. Rasa-rasanya saya ingin menyumpal mulut mereka hahaha. Awalnya masih ada perasaan empati saat diceritakan masa lalu saksi, seperti Ahmad. Namun, karena lebih banyak Hotma dengan segala keahliannya bersilat lidah, saya jadi lebih banyak merasa jengkel.

Gimana ya, tokoh-tokoh di buku ini memang mengajak pembacanya untuk sedikit banyak menebak atau mungkin sekadar membayangkan siapakah mereka di kehidupan realita. Dan mau tidak mau saya membayangkan salah satu pengacara kondang yang sering mondar-mandir di televisi.

Ahh, sebobrok itu kah hukum di negara ini?
Untuk endingnya, saya tidak bisa mengatakan bahwa ini happy ending, tapi saya suka dengan plot twist di ending.
Profile Image for Junaedi.
26 reviews1 follower
August 22, 2024
Hampir saja tidak bisa menyelesaikan buku ini.. karena udah dibuat sesak sama ceritanya.. muak,frustasi,marah,kesal.. karena bagaimanapun kita bisa melihatnya,merasakan apa yang sedang terjadi di dalam cerita..

Sebagai masyarakat biasa yang tidak punya power dan kekuasaan.. cuman bisa diam,termangu,dan hanya menanggung akibat dari kelakuan para penguasa.. kita cuman bisa bersuara itupun akhirnya dibungkam dengan aturan² dan hukum² yang dibuat oleh mereka dan yang pastinya menguntungkan mereka..

Kita bisa melihat ketidakadilan ada di depan kita, kita bisa merasakan ketidakbenaran sedang terjadi,korbannya itu ada,pelakunya juga ada,tapi kita tidak bisa membuktikan kebenarannya dan pelaku tidak bisa disanksi.. ko bisa??
80 reviews1 follower
September 19, 2024
Orang-orang 'biasa' vs Penguasa Serigala

🌟Berani. Itulah satu perkataan yang sangat sesuai untuk menggambarkan watak-watak dalam naskhah ini. Berani melawan penguasa yang sejatinya sangat serakah. Naskhah ini membawa kita kepada kisah orang-orang yang teraniaya angkara penguasa yang gemar menindas, hanya mementingkan diri sendiri sahaja.

🌟Berlatar belakangkan ruang persidangan 3x6m, warung kopi untuk berdiskusi dan penceritaan yang bersifat imbas kembali pun sudah cukup untuk menjadikan naskhah ini sempurna dengan caranya sendiri. Kesaksian yang dibawa oleh Ahmad, Ibu Siti, Budi, Fredy, Ahli Burung & Ahli Geologi serta saksi yang merupakan seorang bekas tentera semuanya menyimpan bukti penting keperitan tak tertanggung yang disebabkan oleh pihak korporat yang keparat. Asal saja ada hujah untuk membuka pekung pihak lawan, ada saja cara pihak tergugat patahkan. Berjayakah kuasa pihak yang serakah itu diruntuhkan? Adakah perjuangan mereka ini sia-sia?

🌟Bukan calang-calang orang yang dilawan tetapi berbekalkan semangat untuk menegakkan keadilan, mereka berani menempuh apapun! Inilah cerita yang membawa kita merasai nasib orang-orang yang terpinggir dan yang telah ditidakkan haknya. Tere Liye sangat bijak menyusun cerita yang sangat realistik. Mungkin ini hanya novel fiksi, tapi setiap kejadiannya adalah realiti, benar-benar berlaku dari dulu dan sedihnya, sehingga kini.

🌟Cukup jelas ia mengambarkan betapa bobroknya sifat kemanusiaan seorang manusia yang dibutakan dengan duit. Dan ini juga menajdi tanggungjawab kita bersama untuk mengajar diri dan generasi masa hadapan untuk berpegang teguh pada sikap jujur, amanah dan menjauhi segala sifat yang keji.

🌟Teruslah Bodoh Jangan Pintar, tajuknya penuh sarkastik tetapi sangat menjentik sesiapa saja yang membaca keseluruhan isinya.

Untuk bahagian penamat, walaupun agak lain daripada apa yang saya harapkan, ia sebenarnya secara tidak langsung tetap memberi saya harapan. Perjuangan ini sudah tentu tidak akan mati begitu sahaja :)
Profile Image for Qayiem Razali.
886 reviews84 followers
July 7, 2024
44/2024

-Teruslah Bodoh, Jangan Pintar
-Tere Liye

Jika ingin membaca buku ini, bacalah saat minda dan hati anda kosong. Tiada benda yang perlu difikir. Sebabnya, sekali ada mula membaca hati anda akan ditekan tekan dengan kebodohan orang orang atasan yang terus memijak orang bawah orang miskin tanpa ada belas.

Cerita ini tentang keadilan. Cerita ini tentang bagaimana buasnya orang orang atas menerkam orang miskin yang lemah tanpa ada rasa simpati. Hidup jika sudah berkiblatkan wang dan kuasa, air mata rakyat biasa mana pernah menjadi kesan pada hati yang telah hitam.

Lihat saja orang Melayu. Tanah tanah dirampas. Yang merampasnya tetap juga orang Melayu. Sayang sekali, nenek moyang kita berhempas pulas bermandi darah dan keringat mempertahan tanah keramat ini hingga menggapai makna merdeka, namun hari ini bangsa sendiri yang menjadi penjajah menarah habis tanah bangsa sendiri demi kepentingan perut masing masing.

Beringatlah, dunia ini cuma sementara. Saya kagum dengan Tere Liye. Tulisannya tajam tiada tumpul memberi fokus pada kerakusan politikus dan orang atasan yang tiada otak terus sahaja menindas orang fakir. Untuk mereka yang mencari naskhah membuka minda, Teruslah Bodoh, Jangan Pintar antara pilihan terbaik.
Profile Image for Ms.TDA.
233 reviews3 followers
January 12, 2025
“Dengan kebebasan pers yang berkembang pesat, bahkan setelah berganti berkali-kali rezim kekuasaan, tetap saja ada yang tidak pernah berubah. Dipermukaannya saja yang terlihat berubah, di dalamnya, bergumpal pekat, tetap hitam. Cara-cara lama. Trik-trik kekuasaan lama.”

Jujur menikmati sekali buku ini dg style series perlawanan Tere Liye 🔥
Like, at the end of the day, mau se-idealis apapun lo, you WILL lose to the power of MONEY!!! 💵
Profile Image for Vindaa.
184 reviews2 followers
February 26, 2024
Sungguh Badas ! Selama baca buku ini, perasaan dibuat campur aduk nggak karuan. Marah iya. Ngeri iya. Bahkan, nggak habis pikir terhadap negeri yang isinya dikuasai oleh pemimpin dan tokoh-tokoh yang selama diceritakan di buku ini, pikiranku menjurus pada beberapa tokoh yang dikenali.

Pas sekali timing launchingnya, saat pemilu dilaksanakan kapan hari. Rasanya, buku ini seolah menjawab pertanyaan yang seringkali kulontarkan pada suamiku : 'Kenapa ya harus ada korupsi? Kenapa harus berebut tahta' dan lain sebagainya.

Novel ini bercerita tentang sekelompok aktivis lingkungan yang menggugat konsesi tambang sebuah perusahaan besar. Awal cerita langsung berlatar di ruang sidang, dimana para aktivis yang berstatus sebagai penggugat menghadirkan saksi yang memberatkan perusahaan.

Dan terjadilah adu argumen antara aktivis dan perusahaan tambang yang diwakili oleh pengacara eksentrik. Cerita kemudian berlanjut dengan aktivis terus menghadirkan saksi-saksi dengan berbagai latar belakang yang merupakan korban dari kejahatan tambang yang dilakukan oleh perusahaan. Dan tentu saja si pengacara terus mampu berkelit dari kesaksian dan bukti yang diajukan oleh aktivis.

Dan endingnya plot twist sekali ! Plot twistnya bagaimana? Seperti yang pernah disampaikan oleh Tere Liye pada postingannya :

“Bahwa ketika tidak ada cara lagi tersisa, ketidakadilan, kezaliman, ada dimana2, maka boleh jadi solusinya sederhana: mari kita restart saja.”

Bagaimana caranya merestartnya? Itu dia plot twistnya.

Berani ! Ya, karya Tere Liye kali ini benar-benar dikatakan sangat berani karena mengambil topik yang sangat serius. Bahkan, tercantum kode 18+, bukan tentang romansa yang bagaimana, namun lebih kepada cerita yang menuntut kedewasaan berpikir dan bersikap dalam mengambil hikmah dari jalannya cerita.

Betewe, apakah hanya aku yang banyak kali searching dan menduga-duga siapakah satu persatu tokoh yang dibicarakan di novel ini? Bahkan pada para aktivis pun, yang salah satunya disebut sebagai penulis disini, merujuk pada Tere Liye sendiri. Pada akhirnya, cerita ini membawa pesan yang perlu di dengar oleh dunia tentang bagaimana kenyataan yang ada di sekitar kita.
Profile Image for gq.
102 reviews
June 10, 2024
najis.
baru beberapa halaman baca buku ini aku tau bakal banyak ketemu orang 'najis' disini. dan yang lebih najisnya lagi, dengan euforia politik saat ini, aku bener2 nemu banyak deja vu. orang-orang serakah, gak tahu malu, gak punya hati nurani. AAAH beneran bikin gondok! bintang lima buat buku yang terasa amat sangat nyata ini :)
Profile Image for Hanifah .
113 reviews5 followers
April 28, 2024
Banyak menghela nafas, akhirnya terlihat jelas bagaimana manusia memuaskan
hawa nafsunya pada uang dan kekuasaan.
Profile Image for Vinanuraa.
70 reviews
February 18, 2024
Pertama kali novel ini rilis, aku cukup tertarik untuk segera meminangnya. Alasannya apa? karena sesuai dengan konteks yang saat ini sedang berlangsung. Permainan politik sedang gencar-gencarnya dan panas-panasnya di Indonesia. Lalu, boom, and aku tidak menyesal untuk membeli dan membacanya. Sesegera mungkin. Sebuah gambaran dari Oligarki yang mampu menggerakkan seluruh negara, berwajah baik, namun nyatanya menyengsarakan rakyat. Dan sayangnya, sangat sulit untuk di lawan.

Lalu buku ini bahas tentang apa sih?

Jika teman-teman pernah menonton series Sexy Killer - tentang pertambangan yang diluncurkan Watch Doc di tahun 2019. Maka buku ini hadir dalam bentuk cerita fiktif naratif yang menceritakan tentang dampak-dampak apa yang dirasakan oleh rakyat pinggiran dari adanya tambang-tambang ugal-ugalan tersebut. Tambang-tambang yang tidak sesuai dengan peraturan. Tambang-tambang yang katanya memberikan dampak baik bagi masyarakat dan negara. Padahal realitanya, justru berkebalikan. Banyak suara rakyat kecil yang mati-matian di bungkam, ditutup dari dunia luar. Banyak rakyat yang juga dipersekusi, dipenjarakan.

Namun, buku ini bukan hanya tentang itu. Buku ini bercerita tentang keberanian dari perlawanan segelintir orang untuk mencegah kerusakan dan kerakusan perusahaan tambang tersebut ber-ekspansi. Perjuangan melalui meja hijau, yang katanya demi sebuah keadilan.

Buku ini, mampu membawa pembacanya membalik lembar demi lembar dengan harap-harap cemas. Sekaligus sebal dengan omon-omon sang kuasa hukum perusahaan. Lalu, cukuplah, cukup sampai disini saja aku bercerita tentang buku ini, karena kesimpulannya

“Novel ini, mempunyai cerita yang sangat dekat dengan keadaan negeri kita saat ini. Saking dekatnya, aku sampek mengkorelasikan kepada siapa tokoh cerita tersebut dengan manusia-manusia yang beneran ada di bumi Indonesia ini (*ini memang cocoklogi banged si aku). Butuh kesadaran penuh kalau buku ini adalah *fiksi, buku ini adalah fiksi.”

Sekian dan terima kasih, semoga kita tetap bodoh, dan tidak menjadi pintar.
Profile Image for Muhammad Ridwan.
193 reviews25 followers
February 9, 2024
Memangnya siapa sih yang menikmati Sumber Daya Alam di Indonesia? Rakyat Indonesia itu sendiri kan? Toh, Konstitusi telah menjamin bahwa bumi Indonesia berikut isinya dikuasai oleh negara untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Pertanyaannya, kenapa penguasaan oleh negara tersebut memberikan hak kepada korporasi untuk mengeksplorasi kekayaan alam Indonesia? Sebutlah tambang emas, nikel, batu bara, sampai komoditas mineral lainnya. Terlebih dengan adanya hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah hasil tambang tersebut, maka rakyat Indonesia juga kan ya yang untung?

“Teruslah Bodoh Jangan Pintar” merupakan distopia yang kelewat nyata. Kisah tentang Komite Independen yang bertugas mengadili apakah sebuah korporasi pertambangan ternama berhak diberikan hak konsensi untuk membuka pertambangan baru dengan nilai investasi selangit. Korporasi tersebut “digugat” oleh aktivis lingkungan yang mengumpulkan berbagai bukti untuk meyakinkan bahwa proyek pertambangan mereka selama ini telah merusak lingkungan hidup dan merugikan masyarakat terdampak proyek.

Komiten Independen tersebut dibentuk oleh Presiden terpilih—atas desakan masyarakat untuk menunaikan janji kampanye. Sebagai pembaca, kita akan disajikan bagaimana saksi-saksi yang dihadirkan Penggugat menceritakan pengalaman hidup mereka berhadapan dengan Tergugat (atau yang patut diduga adalah Tergugat). Lantas Pembaca juga akan disuguhi sanggahan / tangkisan dari Tergugat yang diwakili oleh Pengacara kondang yang gemar pamer hidup mewah dan cincin besar di jari tangannya.

lihat komentarku di blog
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for akusipeminatbuku.
264 reviews33 followers
March 5, 2024
"Tiga puluh tahun berlalu, bahkan dengan kebebasan pers yang berkembang pesat, bahkan berganti berkali-kali rejim kekuasaan, tetap saja ada yang tidak pernah berubah. Cara-cara lama. Trik-trik kekuasaan lama."

Ayat ini saya rasa amat sesuai untuk menggambarkan keseluruhan cerita. Orang-orang yang berkuasa, terus saja ingin mengekalkan kuasa. Walau apa pun caranya, mereka akan terus melakukan. Kuasa dambaan begitu banyak manusia.

Cerita ini sebuah kisah yang panjang dan berliku. Tentang sekumpulan anak muda yang bergabung bagi menghalang sebuah projek mega mendapatkan kelulusan. Projek itu bakal meninggalkan kesan yang amat serius sekiranya tetap diteruskan.

Semua itu bukanlah baru terjadi hari ini, tapi sudah berlarutan puluhan tahun yang lalu. Begitu banyak kesan buruk terpaksa dihadapi penduduk awam tetapi tetap tidak ada yang mampu menghentikannya.

Kumpulan aktivis ini terdiri daripada tujuh orang dengan pelbagai latar belakang bergabung tenaga, usaha dan strategi. Dua orang peguam, seorang penulis, seorang pengiat filem, seorang wartawan, seorang pemilik kedai kopi dan seorang lagi ahli rahsia.

Setiap mereka punyai kisah masing-masing tetapi berkongsi matlamat yang sama. Mereka ingin memastikan, komuniti bebas yang dibentuk itu menolak projek tersebut. Bukti-bukti dan saksi-saksi dikumpulkan demi mencapai tujuan.

"Kalian tahu persis sedang melawan siapa. Ini perang, anak muda. Apa pun bisa terjadi, termasuk mati. Sekali lagi kalian merasa bersalah, mengeluh, aku usir dari warungku!"

Sesungguhnya, perjuangan itu tidak semudah yang disangka. Setiap bukti dan saksi mereka disangkal pihak yang satu lagi. Ada saja trik licik yang dijalankan, menjanjikan wang, ugutan dan tipu helah tanpa rasa bersalah.

Tere Liye kali ini tampil membawakan isu korupsi, penyalahgunaan kuasa dan ketamakan manusia yang bersembunyi disebalik istilah pembangunan bagi menghalalkan segala bentuk kerosakan kepada alam sekitar. Tajuk buku ini amat jelas, masih ramai yang memilih untuk terus menjadi hamba kepada orang-orang yang berkuasa.

Persoalannya : Adakah anda akan terus berdiam diri atau memilih bangkit melawan?
Profile Image for Suci Noorjannah Novianti.
168 reviews3 followers
October 25, 2025
Seru sekali walaupun sempet berhenti bacanya. Endingnya bikin ‘hah?’. Aku kurang puas sama ceritanya. Menurutku cerita dua aktivis, si Mulya dan Setya, bisa lebih banyak lagi. Bagaimana akhirnya mereka menyelesaikan perlawanan atas pemukiman mereka yang dulunya dibakar, juga dengan komunikasi mereka dengan Teuku, yang ternyata adalah Ketua Komite, cerita Teuku selama ini, dan lainnya. Aku juga masih belum clear soal endingnya, kenapa Teuku memilih jadi martir? Apakah dia berhasil dengan rencananya di seremonial Istana Negara malam itu?
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for Kumala Dee.
157 reviews13 followers
February 18, 2024
Bercerita tentang perjuangan sekelompok aktivis lingkungan untuk menolak konsesi proyek sebuah perusahaan besar. Ditulis dengan padat, page turning. Pilihan font dan ukurannya juga nyaman buat dibaca. Ceritanya menarik, bikin ikut kesal dan sakit kepala, apalagi banyaknya kalimat-kalimat pembelaan yang seperti kebenaran. Buku ini memperlihatkan bagaimana kebenaran yang dibolak balik sesuai dengam kebutuhan saja. Endingnya juga tak tertebak. Beberapa hal rasanya relate banget sama beberapa kejadian di kehidupan nyata :)
Profile Image for Egs.
16 reviews1 follower
March 4, 2024
Buku fiksi yang terasa amat nyata. Manusia kenapa bisa seserakah itu ya?
Profile Image for Ferdi Putra.
48 reviews5 followers
March 4, 2024
Perasaan saat membaca keseluruhan:
- marah
- kecewa
- sedih
- nangis
- marah
- pilu
- membara
Profile Image for Utha.
824 reviews398 followers
December 20, 2024
Page turner, tapi entah kenapa nggak spesial.

Dari ceritanya aku malah berandai-andai jika porsi 2 aktivitis dan 1 anak itu lebih besar.

2,5 bintang
Profile Image for Arumbawangi.
50 reviews7 followers
April 17, 2024
Apakah kita sudah merdeka? Secara resmi memang sudah, tetapi negeri ini sebenarnya masih dijajah oleh para penguasa seperti di buku ini. Tidak ada sama sekali kemerdekaan untuk masyarakat penduduk yang menjadi korban kebengisan di dalamnya.

Buku ini menceritakan tentang aktivis lingkungan hidup yang menggugat soal konsesi perusahaan tambang milik Tuan Liem, PT. Minerals & Mining. Perusahaan tambang itu berdiri dan dibangun ilegal di beberapa tempat permukiman warga. Menyebabkan kerugian-kerugian besar dan juga korban akibat perusahaan itu.

Halaman awal dibuka dengan ruang persidangan. Tiap babnya bersisi oleh saksi-saksi, mulai dari kesaksian lubang bekas tambang yang digali oleh perusahaan kemudian ditinggalkan dan tidak ditutup, dan diakhiri oleh seorang saksi terakhir yang tak kalah mengenaskan karena harus melihat kedua adik perempuannya mati serta ibu bapaknya yang dihabisi oleh tentara. Rakyat makin merana. 

Nggak diragukan lagi, rasanya aku mau menyumpal mulutnya Hotma Cornelius WKWK licik banget dia, pengacara rasa penjahat. Alias pengacara yang membela kejahatan. Dari awal buku ini bercerita sampai ending, Hotma Cornelius selalu muncul. Saksi-saksi yang datang ke persidangan hanya muncul ketika sidang dengar pendapat berlangsung saja. Aku sangat bersimpati terhadap korban. Nggak tau harus gimana kalo aku merasakan berada di dalam buku ini. Alurnya pembaca dibuat maju dan mundur ke waktu zaman dahulu. Semua perannya penting, tidak ada peran yang sia-sia.  Pokoknya selama ada uang, semua aman. Yang berkuasa makin kuat. 

Oh iya, aku juga suka bagaimana aktivis saling merangkul masing-masing. Endingnya realistis dan ya mau gimana lagi, setelah baca 2x baru paham endingnya. Untuk seukuran orang yang baru pertama kali baca buku Tere Liye, Teruslah Bodoh Jangan Pintar ini bagus banget sih! Terlalu berani! 🔥


 
Profile Image for Laura Caroline.
12 reviews
January 5, 2025
kisahnya menggambarkan situasi disuatu negara dengan pemerintahan yang berkepentingan, kepentingan pribadi dan kolisinya. situasi dan tokoh-tokoh didalamnya, sangat bisa dikenal pembaca. membuat emosi yang bergejolak setiap latar belakang karakter yang diceritakan.


pembodohan yang dipelihara untuk kepentingan sekelompok orang.
dan terjadi di negara ini.

ARGH emosi bergejolak!
Profile Image for Amalia Fauziah.
41 reviews
September 30, 2024
"Teruslah bodoh, jangan pintar." Kalimat ini keluar dari bibir pengacara berambut putih yang bisa dibeli dengan uang. Sungguh menyebalkan.

Novel ini bercerita tentang semua hal yang terjadi pada proses persidangan tertutup konsesi tambang. Tidak ada tokoh sentral namun yang jelas ada tokoh antagonis yang kita semua benci, Menteri Bacok dan si Pengacara penjilat. Ditulis dengan alur maju-mundur membuat kita mendalami setiap pernyataan dalam sidang dengan latar belakang para tokohnya. Apik.

Seperti biasanya, novel yang sebenarnya berat dan sarat akan fakta ditulis Tere Liye dengan sangat lugas dan lincah. Sangat mudah dipahami dan menarik, penuh data dan fakta namun heroik. Sedihnya, saat membaca cerita ini, bagi saya ini bukan fiksi, ini kenyataan. Kelebat berita yang pernah saya dengar dan baca silih berganti dalam pikiran sembari membaca. Toloh-tokoh yang hadir, rasanya bukan tokoh fiksi, melainkan tokoh nyata yang dikamuflasekan. Saya bukan sedang membaca dongeng dari negeri jauh, ini adalah kisah tentang dunia saya yang saya injak, nyata dan dekat.

Mencapai penghujung, saya mulai paham mengapa gambar cover belakang didesain sedemikian, ternyata karena mereka semua serigala berbulu domba. Namun, saya tidak setuju dengan ending yang ditulis penulis. Rasa-rasanya, kepribadian tokoh terakhir tidak akan membiarkan dirinya mengambil keputusan sependek itu mengingat ia telah bersabar selama 25 tahun.

Eh, tapi, itu kan hak prerogative penulis. Kalau tak setuju, silakan tulis novel tandingannya 😁
Profile Image for Wahyu Firmansyah.
35 reviews1 follower
May 13, 2024
Fiksi yang sangat mudah dibayangkan mengingat kejadian-kejadian yang diceritakan merupakan sebuah perwakilan realita. Agak bosen ditengah karena struktur flashback yang berulang dan semua karakter yang terlalu hitam-putih. Sayangnya karakter yang menarik buat saya hanya sedikit diakhir dan terkesan khusus dibuat hanya untuk mengakhiri cerita. Really brave ending!
30 reviews
August 19, 2025
Semua plot sangat fiksi dan dapat dipastikan hanya bisa terjadi di alam khayal. Semua kejadian di dalam novel ini tidak mungkin terjadi di dunia nyata karena keadilan saat ini benar benar dijunjung tinggi.
Profile Image for dairdevoe.
27 reviews2 followers
April 8, 2024
Page turning sih, apalagi bagian latar belakang saksi-saksinya. Cuma untuk bagian ending, saya bakal lebih suka kalau lebih dijelaskan lagi apa yang terjadi. Namun gak masalah, saya bisa terima endingnya. Memuaskan 👍
Displaying 1 - 30 of 402 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.