Jump to ratings and reviews
Rate this book

Kancing yang Terlepas

Rate this book
Cinta Giok Hong terhadap Tek Siang hampir tulus, ketika prahara besar melanda Gang Pinggir. Di masa sulit menjelang kehancuran Orde Lama, keduanya terpaksa berpisah. Primadona Orkes Cina Tjahaja Timoer itu terjebak dalam pusaran intrik para tauke rakus. Ia diumpankan Tek Siang kepada lawan-lawannya, sekaligus dicintai sebagai kekasih simpanan.

Kelak, Giok Hong memaksa berontak terhadap takdirnya. Perlawanannya diwujudkan dalam penyamaran rahasia. Diduga, Boenga Lily adalah penjelmaan dari Giok Hong yang mencoba merebut kembali kegemilangannya. Sayang, sebuah kekuatan besar berusaha melenyapkannya.

Novel ini bercerita tentang perempuan, politik, dan kekuasaan. Masih tentang Indonesia, meski dari sisi pandang berbeda.

456 pages, Paperback

First published December 1, 2013

4 people are currently reading
21 people want to read

About the author

Handry TM

9 books1 follower

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
9 (23%)
4 stars
9 (23%)
3 stars
16 (42%)
2 stars
3 (7%)
1 star
1 (2%)
Displaying 1 - 9 of 9 reviews
Profile Image for Nana.
405 reviews27 followers
October 27, 2014
NANGGUNG AAAHH!!!

Duh, sama seperti beberapa novel sastra yang terakhir saya baca (baca: Pulang dan Gadis Kretek)kok eksekusi ending-nya gitu banget yaa????? Nggak menjawab seluruh pertanyaan yang udah dibangun di seluruh cerita. Huh!

Padahal suka banget dengan sentuhan teater tradisional Tionghoanya. Suka juga dengan politik pedagang keturunan Tionghoa antara Tek Siang dan Oen Kiat dan Tan Khong Gie. Tapi pas Boenga Lily udah keluar.. Doooh... Apaan sih tuh cewek??? HARRRRRR!!! *cakar!*

Tapi eh tapi, suka dengan suasana pecinan lamanya. Benar-benar berasa lagi nonton film Mandarin yang tentang kehidupan pemain opera tradisional gitu. Indah, anggun, tapi juga penuh intrik. Hoho.. Apalagi settingnya di kampung halaman sendiri. Jadi pengen main ke Semarang lagi (dan makan di Semawis lagi)..

Eh btw, agak mengingatkan sama film Titiek Puspa sama Kang Ibing jaman dulu, Apanya Dong. Coba deh nonton. *lha jadi ngawur??*
Profile Image for Fauziah Ramadhani.
38 reviews21 followers
October 15, 2014
Buku pertama mengenai etnis Tionghoa yg pernah saya baca. Rasanya seperti dipaksa untuk berpikir keras, yang bahkan untuk bercinta pun harus dibayar dengan mahal, itu politik. Kotor.

Rasanya masih digantungkan bahkan ketika sudah mencapai akhir halaman. Masih saja tidak percaya bahwa Boenga Lily adalah Siaw Giok Hong. Dan masih saja bingung letak anti-klimaksnya.

Tapi keseluruhan saya suka cara om Handry menuliskan gambarannya, membuat saya berlari pada jaman orde Boeng Karno yg sedang porak poranda, bahkan menjadikan saya seakan akan etnis Tionghoa. Oh, begitu toh rasanya.
1 review
December 23, 2017
buku bagus, kepelikan yang terjadi antara perempuan, kekuasaan dan cinta. tapi tulisan yang ada membuat saya bisa agak menebak apa yang terjadi dalam alur yang dibuat. tapi sejauh ini tulisannya enak dibaca, ringan dan mudah dimengerti.
Profile Image for Annisa Yavana.
6 reviews
November 2, 2018
Sesungguhnya buku ini lebih sulit untuk dimengerti dibandingkan dengan doi (lah). Maklum, saya masih remaja nangggung, ketika disodori cerita ini... duar! Otak saya ngebul. (Duh, alay nya kumat:”)

Dari awal, cerita ini sudah berat. Sempat saya berpikir untuk tidak menuntaskan buku ini, tapi udah dibeli masa gak dibaca sih?! Kan sayanggggg:”

Dan akhirnya saya memilih untuk berjuang (asek). Cerita ini mengangkat tentang etnik Tionghoa (maaf kalau salah) yang kala itu sedang dalam kekacauan masa pemerintahan Soekarno.

Cinta, perempuan, politik, menjadi hal yang sangat pelik. Ditambah ketika ditengah cerita, sang tokoh utama hilang dan muncul di bab berikutnya dengan nama yang berbeda.

Mulai dari situ, si tokoh utama yang ‘berganti’ ini membuat potongan masalah yang membuat otak saya harus bekerja lebih keras.

Dan yang membuat saya sangat kaget, ending nya gantung, cyin! Seolah dipaksa untuk melupakan masalah dan membuat ending sesuka hati.

Namun dari cerita ini, saya dapat mengetahui dan merasakan apa yang terjadi pada masa tersebut. Penulis seperti menyeret pembaca untuk ikut dan melihat langsung ‘kegilaan’ yang terjadi.
Profile Image for Salma.
70 reviews1 follower
September 13, 2020
Novel ini menceritakan tentang Giok Hong sebagai biduan cerdik yang selalu sial. Penulis ini membawa pembacanya terombang ambing dalam prahara kecantikan biduan orkes, kekuasaan, dan politik di Gang Pinggir, Pecinan Semarang masa-masa Soekarno hendak dilengserkan. Sayangnya di akhir cerita, novel ini tidak menyuguhkan solusi. Justru ditutup dengan Giok Hong yang harus bertanggung jawab dengan apa yang dimulainya. Pada akhirnya Giok Honglah harus kocar kacir dalam pelarian yang janggal. Novel ini memberikan sudut pandang baru kehidupan orang tionghoa yang cukup utuh!
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for Maulana Ayu.
42 reviews12 followers
May 19, 2017
Saya selalu menyukai novel berlatar etnis tionghoa, gelombang romantisme yang mengalun indah bak bunyi nyaring spatula bertemu muka dengan penggorengan. Mohon pahami imajinasi rendah saya.
Profile Image for Mandewi.
570 reviews10 followers
May 21, 2014
Adilkah membandingkan Kancing yang Terlepas dengan Ca-Bau-Kan? :)) Kenyataannya, begitu membaca blurb di bagian belakang buku ini, saya langsung teringat Ca-Bau-Kan. Barangkali karena itu satu-satunya novel bernapaskan etnis Tionghoa sangat kental yang pernah saya baca sebelumnya.

Baiklah, Kancing yang Terlepas bercerita ttg perjalanan seorang perempuan muda bernama Giok Hong yang adalah primadona di Gang Pinggir. Dia diasuh oleh Tek Siang sejak remaja dan dilatih menjadi penyanyi di orkes Perkoempoelan Tjahaya Timoer yang dipimpinnya. Masalah muncul ketika sahabat masa kecil Tek Siang memginginkan Giok Hong untuk dijadikan istri kedua.

Hal tersebut menimbulkan kecemburuan di hati istri pertama sahabatnya itu dan sang istri pertama pun berencana untuk mencelakakan Giok Hong.

Saya menikmati gaya bertutur penulis. Suasana Gang Pinggir yang dihuni warga Tionghoa sangat terasa. Bila dibandingkan dengan Ca-Bau-Kan, novel ini lebih lembut (dalam pemilihan kalimat). Berbanding terbalik debgan Ca-Bau-Kan yg cenderung tegas dan galak.

Namun hal itu tidak mengurangi daya tarik novel ini untuk saya selesaikan. Saya benar-benar menikmati membaca sampai kalimat terakhir. Keren! *jempol*
Profile Image for cindy.
1,981 reviews156 followers
August 12, 2014
sejujurnya, aku tdk tahu siapa tokoh utama novel ini, karena aku sdh kehabisan simpati pada tokoh giok hong sejak pertengahan kisah, saat boenga lily muncul. karakter lily yang muncul tiba2, tanpa penjelasan, mengubah sosok giok hong mjd antihero yg menjengkelkan. tapi setting dan nuansa gang pinggir jaman itu ditampilkan bagus sekali. ditambah ending yg meledak tak di-sangka2 di 4-5 bab terakhir.

ripiu lengkap di:
http://readbetweenpages.blogspot.com/...
Displaying 1 - 9 of 9 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.