What do you think?
Rate this book


260 pages, Paperback
First published February 1, 2014
Aku ini cantik. Semua orang juga tahu aku cantik. [...]
Tambahan lagi aku hampir selalu ranking satu di kelas. Jadi selain cantik, aku juga bisa dibilang pintar. (hal. 3)
Penampilannya jauh berbeda dariku. Rambutnya dipotong pendek seperti rambut cowok. Kulitnya cokelat terbakar matahari, hidungnya tidak mancung, dan bibirnya biasa saja. Tak ada yang menonjol dari wajah Jinan. Jika kau cowok dan berpapasan di jalan dengannya, kau tak akan menolehkan kepalamu untuk melihatnya dua kali. (hal. 4-5)
"Menurutku Jinan itu naif sekali. Aku selalu membayangkannya begini. Dia meletakkan hatinya di jalanan. Tepat di seberang pintu rumahku yang terbuat dari kaca bening. [...]. Tapi serius deh, meletakkan hatimu di jalanan itu bodoh sekali. Hatimu akan jadi rentan. [...].
"Tapi ada yang lebih bodoh sebetulnya," katanya.
"Siapa?" tanyaku.
"Aku," dia tertawa, "karena aku membuat pintu transparan dari kaca bening padahal aku tahu benar ada hati yang tergeletak di seberang pintu itu. Seharusnya aku membuatnya dari kayu jati atau beton sekalian agar tak perlu melihat hati yang sering terkena polusi dan terpapar matahari itu." (hal. 170-171)