Ini bukan sebuah pertemuan. Ini Norikha mengucapkan salam perpisahan.
"Gue harus pindah ke Bandung, Van."
"Nggak apa-apa, kan masih bisa telepon." Evan mengeratkan genggamannya, mengelus punggung tangan Norikha dengan ibu jarinya. "Kalau liburan, gue bisa ke sana. Bandung nggak jauh."
Evan mendekat, dadanya sesak, paru-parunya terimpit, kedua matanya memanas, napasnya sulit. Meski mereka tak pernah saling berjauhan, Evan berusaha yakin hubungan mereka akan baik-baik saja. Sementara Norikha, tak sanggup lagi membendung air mata.
Evan tersenyum tegar, yakin ini bukan pertemuan mereka yang terakhir.
Norikha menangis, tak punya pilihan selain perpisahan.
Evan berjanji akan terus mengabari.
Norikha menunduk tanpa memberi jawaban pasti.
Evan percaya apa pun yang Norikha bilang, tetapi sehari berikutnya Norikha menghilang.
Surprise banget baca buku ini. Ternyata ini novela, halamannya kurang dari 200. Kayaknya ini juga karya terbit paling baru penulisnya, terbit 2021 lalu, setelah sebelumnya saya pernah lihat bukunya yang berjudul Feel Real. Ceritanya well-written, tentang Evan yang ditinggal pergi Norikha tanpa kejelasan sampai akhirnya mereka bertemu lagi empat tahun berikutnya di Malang. Saya kurang paham apakah ini standalone atau bagian dari extra chapter karya penulis yang lain, tapi nggak ada masalah saat mengikutinya. Memang jadinya nggak begitu kenal tokoh-tokohnya karena ruang yang sedikit, kayak ada background tersendiri dengan Gilang dkk. dan Adnin, cuma nggak ada pun nggak begitu mengambil peran pada perjalanan closure-nya Evan.
Meski singkat, interaksi Evan-Norikha memang manis banget 🩵 saya suka perumpamaan tree ring yang diutarakan Evan. Radin Azkia sepertinya punya ciri khas di pembawaan dialog serius yang mengalir dan realistis ya, padahal saya baru baca bukunya satu ini dulu aja hehe. Eksplorasi emosi Evan ikut dibawakan dengan baik. Latar Malangnya dibangun sesuai kebutuhan cerita, tidak terlalu dalam, tapi cukup membentuk suasana saat adegan itu terjadi. Di antara dua buku terakhir sebelumnya yang saya baca, Amanda - Ami Rahmi dan Elegi Renjana - Stefani Bella, Another Time to Heal jadi yang paling sedikit ada headhopping-nya.
BTW, Kak Raden Monic buka kelas ilustrasi sampul buku nggak, ya? Produktif banget 😭🫶 She's singlehandedly created almost all Bukune's covers! Drawing style-nya pun suka cocok sama cerita-cerita bukunya. Biasanya saya senang yang rame tapi yang begini ternyata menyejukkan mata juga ☄️