Jump to ratings and reviews
Rate this book

Do Rio Com Amor: Cinta Selalu Membuatmu Bertanya

Rate this book
Rio Carnival—Festival Kostum Rio.

Lola seneng banget karena menjadi pemenang fabulous trip bareng supermodel favoritnya, Letta. Masalahnya, tujuan mereka bukan London—fashion capital impian Lola—tetapi Rio de Janeiro demi menonton karnaval. Lola sama sekali enggak ada clue tentang kota dan acara itu. Apalagi Letta ternyata suka enggak mau tahu dan sering meninggalkan Lola sendirian.

Untung Lola kenalan dengan Marlon. Perkenalan itu bikin Lola ingat lagi tujuannya ke Rio. Mau enggak mau Lola menghabiskan sepuluh hari di City of God itu. Selama karnaval, suasana kota itu selalu meriah, musik samba menggema di mana saja, dan orang-orang tak sungkan menari dengan kostum yang absolutely amazing!

Dan tak terasa hari-hari pun berlalu ….

Lola tahu, dia harus melakukan sesuatu agar kemeriahan ini tidak berakhir begitu saja!

284 pages, Paperback

First published March 1, 2014

74 people want to read

About the author

Ifnur Hikmah

5 books13 followers
Writer by day and night. Being a journalist by day and fiction writer by night. An avid reader who loves romance, young adult, and fantasy so much.

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
4 (13%)
4 stars
8 (27%)
3 stars
9 (31%)
2 stars
4 (13%)
1 star
4 (13%)
Displaying 1 - 10 of 10 reviews
Profile Image for Harumichi Mizuki.
2,430 reviews73 followers
January 21, 2020
Oh my. This is so sweet! Beyond my expectation pokoknya. Seting Brazil dan Rio Carnivalnya beneran digarap serius. Aku ngerasa dibawa langsung ke padatnya kota Rio De Janeiro, keindahan Pantai Ipanema, dan warna-warni meriahnya festival.

This story is about a holiday fling, but in the end... it's not only about holiday fling. Ini tentang dua orang yang sama-sama memperjuangkan mimpinya dan hampir saja kelelahan mengejarnya kalau saja mereka tidak saling menemukan satu sama lain.

Plotnya bisa dibilang ala-ala teen-flick. Dua orang asing yang dipertemukan oleh kebetulan, dan kebetulan-kebetulan itu terus berlanjut sampai akhirnya mereka benar-benar bertukar nomor ponsel dan menentukan sendiri kelanjutan dari kisah mereka. Haha. Tapi kebetulan-kebetulan yang terjadi di awal-awal fase itu rasanya bisa dimaafkan karena berkatnya plot cerita ini bisa melangkah maju dan melangkah mulus.

Hanya satu yang aku pertanyakan. Dari awal Lola dan Letta di sini datang karena program dari situs web fab.com. Tapi dari awal keberangkatan hingga akhir perjalanan mereka di Rio, dua gadis ini hanya digambarkan berdua. Nggak ada panitia lain yang menyertai mereka. Bukannya kalau perjalanan wisata seperti ini biasanya bakal ditemani staff, ya? Dan ada jadwal yang harus dipenuhi, plus laporan perjalanan dan kegiatan dari mereka berdua. Itu aja sih. Kalau aja itu dijelaskan, tentunya bintangnya bakal lima sempurna.

Still, aku nggak menyesal membeli buku ini dan meluangkan waktu sampai semalaman dan sepagian untuk menuntaskannya. Lalu masih ada ilustrasi berwarna di tengah-tengah buku. Meski Marlon enggak sekriting deskripsi narasinya, ilustrasinya pun jempolan!!! Sweet!
Profile Image for Acipa.
141 reviews12 followers
June 16, 2014
Di tengah suasana ajang Piala Dunia Brazil 2014, aku tidak terlalu antusias menjalaninya. Kalaupun menonton, hanya menonton sekilas dan sekarang hanya cukup mendengar suara televisi yang sedang memutar tayangan berita dari pertandingan Argentina baru saja. Malah, aku lebih excited ketika untuk tahun ini juga, Brazil mengadakan karnaval besar di Rio de Janeiro, sama halnya dengan buku yang baru saja selesai aku baca.

“... I hate follower. Enggak punya jati diri. Bisanya hanya copycat saja. Enggak kreatif.” (hal. 50)

“Enggak semua yang keren di orang lain terlihat keren di tubuhmu. Just be yourself aja apa susahnya, sih?” (hal. 51)

“Kamu bisa belajar di mana saja, Lola, dan berpikirlah out of the box.” (hal. 57)

Do Rio Com Amor menyajikan kisah perjalanan Lola yang mendapat kesempatan fashion trip bersama dengan artis idolanya, Arletta Wijaya. Nggak terlalu banyak hal yang dibahas di prolog ini, karena pasti Lola akan menang *yaiyalah, kalau nggak menang, mana mungkin jadi novel ini, keplak dirikuh*.

Penuturan yang ditulis Kak Iif disini santai dan mudah dipahami banget, khususnya mengenai penuturan fashion yang sama sekali nggak aku pahami. Paling tidak, aku mengerti bahwa yang diuraikan adalah tentang scarf, sepatu, atau mungkin baju, yaaa... nggak terlalu pusing lah karena istilah fashion yang digunakan juga cukup familiar di kalangan remaja sekarang.

“Karena, Lola, cinta itu rumit. Apalagi jika diisi dengan keegoisan. Aku sudah menekan egoku, tapi dia enggak. Egonya mengatakan dia enggak akan bisa selamanya di sisiku karena di seperti sekarang, bebas.” (hal. 233)

Cerita nggak hanya berpusat tentang Lola-Marlon, tapi juga tentang Letta-Fabian yang menurutku nggak sekadar hanya tempelan semata. Kisah Letta-Fabian ini nyatanya malah memberi pengaruh kepada kisah ceritanya Lola-Marlon. Ya... semacam bahwa Letta sudah mengalami asam garam kehidupan dan mengajarkannya pada Lola.

“Because I think my life is just like walking in a runway.” “Aku sudah sampai di satu titik di mana aku tidak bisa berbuat apa-apa selain melihat ke belakang. Kamu tahu kan runway seperti apa? Begitu sampai di ujung runway, kita enggak bisa kemana-mana. Kita diharuskan untuk berputar. Kembali ke belakang. And that’s my life.” (hal. 218)

Satu lagi yang aku suka adalah, kosakata yang ada bikin aku tambah semangat karena secara tidak langsung ikut mempelajari juga bahasa Portugis. Contohnya, obrigado untuk terimakasih, tudo bem untuk baiklah, seja bim untuk terimakasih kembali, sem problemas untuk tidak masalah. Juga, bahasa Portugis untuk angka 1-10, um, dois, três, quatro, cinco, seis, sete, oito, nove, dan dez.

Ah iya, jangan salah lho di dalamnya juga termuat ilustrasi yang mewakili isi cerita. Walaupun penempatannya di tengah-tengah halaman, tapi itu tetap kece kok, ditambah ilustrasinya ala-ala pastel gitu, hihi.


Mungkin ini namanya cinta. Dan, cinta itu rumit seperti kostum karnaval. Juga berjarak seperti bagian dalam mobil. Karena seperti itulah yang kurasakan sekarang. Rumit dan berjarak. (hal. 249)

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
Profile Image for Sam Umar.
Author 1 book1 follower
May 29, 2014
Do Rio Com Amor adalah salah satu seri dari Festival Series yang diterbitkan Teen@noura. Latar ceritanya adalah festival kostum di Rio Brasil. Alur ceritanya sangat apik, dengan penokohan yang tampak hidup. Saya suka dengan karakter utamanya, Lola, yang punya impian tinggi untuk bisa menghadiri acara fashion di London, eeeh, malah "terjebak" di Rio dengan Festival Kostum-nya yang sangat meriah. Saya bisa langsung merasakan kemeriahan festival tersebut, sekaligus merasakan suasana kota Rio yang indah, sarat musik Samba, dan orang-orang yang ramah. Ifnur Hikmah berhasil membawakan semua elemen itu, termasuk caranya menyisipkan istilah-istilah fashion yang sama sekali asing bagi saya hehe.

Perkembangan ceritanya menurut saya ringan, dengan sedikit bumbu konflik antara Lola dan Letta, supermodel favoritnya yang membawa Lola ke Rio, dan juga bumbu romantisme yang bikin gregetan antara Lola dan Marlon, cowok lokal yang menemani Lola selama di Rio dan yang berperan sebagai guide pribadi selama festival berlangsung. Saya rasa, tanpa ada konflik cerita yang terlalu besar, cerita ini sudah cukup bisa dinikmati, karena pembaca akan disuguhkan dengan kemeriahan festival kostum.

Hal yang mungkin agak mengganggu saat membaca novel ini adalah pengulangan kata-kata seperti "amazing", "breathtaking", "holiday fling", yang menurut saya dosisnya terlalu besar.

Overall, novel ini sangat bagus dan layak untuk dibaca! Saya akan menantikan karya Ifnur Hikmah lainnya.
Profile Image for Primadonna.
Author 50 books374 followers
August 22, 2014
Memang ini masalah selera, dan buku ini tidak sesuai dengan seleraku.

Satu, aku tidak peduli fashion. Aku tidak masalah membaca buku dengan muatan fashion yang kental, tapi konsepnya harus jelas. Dalam buku ini, aku dapat kesan tokohnya terlalu keblinger dengan fashion. Jadi sedikit-sedikit harus mengoceh tentang fashion, yang menurutku berlebihan. Seperti seseorang yang suka menyebut-nyebut orang terkenal A, B, C, sebagai temannya. Kinda like namedropping. Berlebihan dan mengurangi kenikmatan membaca. Membacanya membuatku teringat novel-novel chicklit semacam The Devil Wears Prada yang gaya berpakaian, merek, dijabarkan secara mendetail. Menurutku dikurangi pun tidak akan memengaruhi plot.

Dua, aku tidak suka karakternya. Dan inilah dia, kalau aku tidak suka karakternya, akan sulit bagiku untuk suka bukunya. Karakternya menurutku masih goyah dan sepertinya perkembangannya dari awal sampai akhir tidak ada perubahan yang berarti.

Karakternya terlalu suka berbicara campursari, dan bahasa Inggrisnya sering pula salah. Membaca beberapa typo seperti eventough dan This stupid helmet makes me look like gross membuatku bertanya-tanya apa memang tokoh-tokoh utama dalam buku ini sengaja digambarkan bergaya canggih padahal sebenarnya cetek, atau memang karena terbiasa mengobrol campursari sehingga tata bahasa tak diindahkan? Apa pun itu, aku tidak bisa menikmati dialog-dialognya.

Dari segi penulisan dan plot menurutku mengalir cair. Namun ya, terbentur masalah selera.

Kalau dirimu suka fashion dan memang kesehariannya biasa mengamati segala pernik aksesori termasuk mereknya, mungkin akan suka buku ini.
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for Aldi Yo.
58 reviews
April 13, 2014
who's the hell Ifnur Hikmah?
Pernah liat namanya aja sih pas menang lomba nulis Bukune. Itu juga nggak ngeuh-ngeuh amat (plis penulisnya jangan ge er).
I don't like this book. Why? Rame festival, meriah, tapi jalan cerita kurang gimana gituh..... Dan lama juga sik bacanya. Bukan karena not my cup of tea loh yak. Katanya kurang adil kalo kita menjudge buku cuma karena my cup of tea. Tapi ini ya emang gue kurang sreg aja sik sama cara nulinsya penulis. Dan bukan juga karena setting luar atau ada abroad-abroadnya. Contohnya STPC Gagas-Bukune, hampir semua gue baca dan favoritin malah. Tetralogiya Ilana Tan juga walaupun gak suka-suka bingits tapi it ways much better than this. Udah gitu aja.
Nunggu buku Ifnur yang menang di Bukune itu aja lah. We'll see.
Profile Image for Evi Rezeki.
Author 7 books34 followers
May 22, 2014
3,5 bintang.

Saya suka deskripsi tentang festivalnya, rasanya benar-benar ada di sana.
Saya suka gagasan tentang holiday flying.
Saya suka deskripsi tentang design dan fashion.

Sayangnya saya kurang suka karakter Lola-nya.

Over all, ini karya yang bagus ^^b
Profile Image for Fhia.
497 reviews18 followers
June 19, 2016
Aku suka cara cuiph (my fav call for her) mendeskripsikan kota, suasana, pokoknya semua hal ttg Lola n Letta.
Like another young adult fiction, buku ini sederhana kok. Mengalir begitu aja dan bisa cepet namatinnya.

Well, you did it, If!
*maaf baru baca*
Profile Image for A.A. Muizz.
224 reviews21 followers
June 21, 2014
Suka dengan cara bercerita Kak Iif. Agak terasa hambar saat Lola dan Marlon muter-muter Rio. Emosinya kurang dapet aja. Aku kasih 3.5 bintang, deh. :))
Profile Image for Kiki.
46 reviews3 followers
April 6, 2014
udah berapa kali bilang bangga banget sama Cuip? ratuuusan ~
Displaying 1 - 10 of 10 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.