Bertahun tahun kulalui menungu hari ini tiba. Hari di mana kupikir segalanya akan membaik. Hari yang kuharapkan akan menjadikanmu sosok penuh jiwa dan kehangatan sebagaimana dahulu kala.
Kuingat betul bagaimana saban hari kuajak kau berkeliling, kuceritakan banyak hal yang kita lalui dahulu. Sesekali kau merespons dengan tawa, seolah kau ingat kejadian yang kumaksud. Kali lainnya kesedihan bergelayut di wajahmu, seolah apa yang kukisahkan membuatmu teringat akan kejadian lainnya. Namun, dalam banyak waktu, kau lebih banyak diam dan merenung. Atau menekuk wajahmu dalam-dalam, sebagaimana kau menarik dirimu sendiri kian dalam hingga tidak bisa lagi kugapai.
Bukan hanya aku, lelaki itu pun melakukan hal serupa. Tak letih-letihnya ia menyisir rambutmu setiap pagi dan petang. Tak lelah-lelahnya ia menyuapimu makan tiga kali sehari. Di sela rutinitas itu, dikisahkannya padamu banyak hal yang telah berlalu, atau dia sekadar menceritakan apa yang akan dilakukannya esok.
Setiap tahun, di hari ulang tahunmu, aku akan membeli kue kecil dan menyalakan lilin di atasnya. Aku berdoa sebagaimana yang kau ajarkan dulu. Kutinggalkan semua keris dan pusaka yang kuyakini telah melindungiku selama ini—dan keluarga kecil kita. Aku bersujud lima waktu, tak ketinggalan puasa dua kali seminggu.
peristiwa 98 menjadi memori kolektif yang gelap bagi kita. cerita-cerita di balik peristiwa tersebut seolah menyayat hati kita semua—tak hanya mereka yang terkena dampaknya. peristiwa 98 menjadi memori kolektif yang gelap bagi kita. cerita-cerita di balik peristiwa tersebut seolah menyayat hati kita semua—tak hanya mereka yang terkena dampaknya.
cerita pertama tentang seorang ibu yang kehilangan anaknya. cerita tak hanya mengalir begitu saja; tapi juga membawa isu sosial yang terjadi di sumatera bagian utara, yaitu aceh dan sumut; rasisme terhadap orang jawa, pandangan buruk terhadap lelaki aceh.
cerita kedua tentang mahasiswa & mahasiswi yang saling jatuh cinta. namun, naas cinta mereka berakhir di peristiwa 98 dengan kenyataan pahit bahwa si perempuan yang merupakan keturunan tionghoa meninggal saat peristiwa 98 meledak.
cerita ketiga diambil dari kisah di tangerang. tentang sebuah keluarga tionghoa yang bermukim disana dan berusaha dilindungi oleh warga sekitar ketika berita kerusuhan di jakarta mulai tersebar. cerita yang satu ini cukup bikin tegang 👍🏼
Ada empat cerita di kumcer ini dan, tentu, semuanya bertemakan demonstrasi 98. Favoritku adalah novela pertama, karena ceritanya bikin nangis pas selesai baca.