Tema 98 menurut Erisca Febriani sangat menarik, terutama kalau dibaca oleh generasi sekarang. Karena terlahir sebagai generasi Z yang tidak merasakan langsung peristiwa 98, Erisca ingin melihat sudut pandang lain dalam kolase-kolase baru tentang cerita 98, yang sebelumnya ia tahu dari ayahnya yang juga seorang aktivis, atau dari sumber-sumber tertulis yang pernah ia baca.
Melalui empat cerita Sepotong Kisah di Balik 98 pilihan Erisca Febriani ini, kita diajak kembali ke momen krusial di tahun 98. Keempat cerita ini bukan hanya tentang sejarah, tetapi tentang manusia, perjuangan, dan harapan yang terjalin di dalamnya.
'98 selalu menjadi salah satu tahun yang menyimpan tragedi sejarah. Banyak sekali buku yang membahas ataupun bersinggungan dengan sejarah yang menyisakan lebam dan luka yang tak kunjung sembuh. Salah satu upaya agar sejarah tidak terlupakan begitu saja, apalagi sejarah yang masih menyimpan tanda tanya besar.
Seri Sepotong Kisah di Balik '98 berisikan empat cerpen yang berdasarkan pilihan Erisca Febrianti. Sudah pasti keempatnya mengambil latar '98 untuk membuat kisah dengan berbagai genre, dari tentang keluarga, thriller psychology, sains fiction, sampai romansa.
Sebenarnya untuk konflik cerita paling suka dengan Surat dari Bengawan tapi porsi sejarahnya gak terlalu besar dibandingkan cerpen lain. Sedangkan, kalau dari sisi sejarahnya, paling suka dengan Gincu Merah Perempuan Penimbun Lada walaupun bagian pembakaran menurutku agak memaksa.
Setelah membaca buku ini, jadi berharap semoga bisa membaca seri-seri lainnya...
Seperti halnya kumpulan cerita pilihan Luluk HF, volume ini juga menawarkan cerita-cerita interpretasi para penulis terpilih dengan latar demonstrasi 98 dan turunnya Soeharto dari jabatannya sebagai presiden. Tentu, tidak semua ceritanya historical fiction dan menurutku nggak masalah.
Cerita-cerita terpilihnya menarik, tapi sayangnya proofreading-nya masih luput di beberapa bagian. Aku juga agak sedikit geregetan sama penggunaan lirihku dan lirihnya di cerita pertama karena jadi terlalu repetitif.
Empat cerita dengan tema utama 98. Dikemas dengan apik melibatkan berbagai sudut pandang. Membuat pembaca yang tidak lahir dan mengalami tahun itu jadi berasa masuk ke mesin waktu.