Jump to ratings and reviews
Rate this book

Trilogi Rahasia #1

Rahasia Salinem

Rate this book
Memasak memang tentang takaran. Mungkin, hidup begitu juga. Kalau pas, bisa mencerahkan.

Selepas kematian Mbah Nem, Tyo menyadari bahwa keluarganya takkan terlihat sama lagi. Kematian tersebut membuka fakta baru tentang Mbah Nem. Pertama, Mbah Nem bukan nenek kandungnya. Lantas, siapa Mbah Nem yang selama ini telah Tyo anggap mengalirkan darah di tubuhnya?

Kedua, dalam kemelut masa revolusi, satu resep bumbu pecel berhasil menyelamatkan sebuah keluarga di Surakarta. Namun, resep tersebut bakal tenggelam bersama kematian Mbah Nem. Padahal, Tyo butuh resep tersebut untuk, sekali lagi, menyelamatkan sejarah keluarganya.

Seiring perjalanan mencari resep pecel itu, rahasia-rahasia lain terbuka satu per satu. Tanpa Tyo sangka, resep itu menyimpan cerita tentang kesetiaan dan cinta Salinem-seorang abdi dalem keluarga bangsawan-yang menjadi saksi gejolak politik, perang, perlawanan, dan penderitaan yang melindas siapa saja.

424 pages, Paperback

First published April 2, 2018

74 people are currently reading
828 people want to read

About the author

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
278 (41%)
4 stars
286 (43%)
3 stars
88 (13%)
2 stars
8 (1%)
1 star
4 (<1%)
Displaying 1 - 30 of 198 reviews
Profile Image for Fahri Rasihan.
478 reviews123 followers
April 7, 2019
Rasanya seperti menemukan sensasi yang baru dan berbeda saat membaca Rahasia Salinem. Cerita yang diracik oleh kedua penulisnya berhasil membangkitkan berbagai emosi di dalamnya. Ini tak hanya kisah hidup seorang Salinem, tapi juga bagaimana perjuangannya dalam menyikapi kebahagiaan, kesedihan, dan kehilangan. Di mana terkadang cinta tidak hanya untuk kekasih belaka, tapi jauh lebih besar dari itu. Sampul buku hasil karya Sukutangan pun semakin menambah cita rasa dalam Rahasia Salinem. Di mana menurut saya sampul bukunya terlihat indah, sederhana, dan menggugah. Tulisan Rahasia Salinem yang dikelilingi berbagai macam sayuran melambangkan bahan-bahan pecel yang menjadi benang merah dalam novel ini. Latar warna sampulnya yang lembut juga semakin mempercantik buku Rahasia Salinem.

Sama seperti pecel yang sederhana, tapi menciptakan rasa nikmat.Rahasia Salinem pun memiliki tema yang sederhana, namun memikat. Bisa dibilang tema ceritanya sendiri lebih fokus pada intrik keluarga yang kuat. Bagaimana kisah hidup Salinem diceritakan secara mendetail untuk memperlihatkan kesetiaannya kepada keluarga. Banyak sekali lika-liku hidup yang harus dihadapi oleh Salinem. Apalagi latar cerita saat masa penjajahan semakin menambah kesan klasik yang memperkuat unsur budaya Jawa di dalamnya. Saya suka dengan cerita berlatar sejarah seperti ini. Meskipun pesan dan makna yang disampaikan tergolong sederhana, tapi eksekusinya sangat indah. Banyak sekali ilmu yang bisa saya dapat saat membaca Rahasia Salinem. Penulis dengan sukses menghadirkan seorang sosok yang tidak hanya menginspirasi, tapi juga menyentuh hati.

Tokoh Salinem digambarkan sebagi seorang perempuan Jawa yang keras kepala, setia kawan, tidak egois, mandiri, dan pekerja keras. Semua sifatnya terbentuk akibat lingkungan dan cobaan yang dia alami. Saya sangat menyukai karakter Salinem ini karena sangat mewakilkan karakter orangtua zaman dulu. Di mana pemikiran mereka yang tradisional membuat mereka bisa lebih tahan banting dalam menjalani hidup. Lalu ada tokoh Soeratmi yang merupakan seorang bangsawan sekaligus sahabat Salinem. Soeratmi memiliki sifat yang ceplas-ceplos, berani, dan nekat. Kemudian ada Kartinah yang merupakan sahabat Soeratmi dan Salinem. Kartinah memiliki karakter yang sabar, lembut, dan pengertian. Terakhir mungkin ada tokoh Tyo yang menurut saya ambisius dan pekerja keras. Selain keempat tokoh tersebut sebenarnya masih banyak tokoh-tokoh lainnya yang semakin menambah kesempurnaan ceritanya. Seluruh karakter yang ada dalam Rahasia Salinem terbilang sangat kuat dan mudah diingat. Saya menikmati proses setiap perkembangan karakter para tokohnya. Semua karakter memiliki latar belakang yang sangat kuat dan cukup tergali, khususnya Salinem. Namun, untuk tokoh Tyo terkadang saya masih merasakan kehambaran dalam pembawaaannya.

Hal yang membuat Rahasia Salinem semakin berkesan adalah gaya bahasanya yang puitis dan indah untuk dibaca. Selain itu terdapat beberapa selipan bahasa Jawa yang menurut saya semakin memperkuat kesan tradisional di dalam ceritanya. Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang ketiga. Melalui sudut pandang ini kita bisa melihat bagaimana keresahan, kesedihan, dan kesabaran Salinem dalam menjalani lika-liku hidupnya. Alur ceritanya berjalan secara maju-mundur. Dengan alur yang seperti ini penulis berhasil membuat pembaca jadi penasaran akan rahasia apa yang sebenarnya ada pada sosok seorang Salinem. Jalan ceritanya sendiri berjalan lambat memang karena penulis sepertinya ingin menggambarkan karakter yang kuat dari diri tokoh Salinem. Latar tempat yang digunakan tidak terlalu banyak. Hanya berkisar sekitar Sukoharjo, Solo, dan Jakarta. Penggambaran tempatnya pun terbilang jelas dan mudah untuk dibayangkan. Apalagi pada saat zaman penjajahan, cukup mendetail dan jelas.

Tenang dan tidak menggebu-gebu merupakan kalimat yang pas untuk mendeskripsikan konflik dalam Rahasia Salinem. Konfliknya tidak terlalu kompleks dan besar. Hanya saja konflik yang tercipta menciptakan berbagai emosi pada pembacanya. Di mana Salinem harus menghadapi berbagai kenyataan pahit sekaligus harus memilih berbagai pilihan sulit dalam hidupnya. Meskipun konfliknya tergolong tenang, tapi saya sendiri ikut terhanyut dalam ketenangannya. Bagaimana Salinem berhasil menggugah pandangan saya akan makna cinta yang sesungguhnya. Dibutuhkan kerelaan dan ketabahan dalam menjalani hidup ini. Apalagi konfliknya sendiri tidak hanya berpusar pada kisah cinta saja, tapi juga pada permasalahan keluarga. Latar sejarah yang menjadi daya tarik juga menambah konflik semakin menarik, khususnya pada saat Jepang kembali menjajah Indonesia.

Tidak hanya lewat buku pelajaran saja untuk tahu tentang sejarah Bangsa ini. Melalui sebuah novel pun kita bisa meresapi bagaimana sejarah Bangsa kita bisa terbentuk. Rahasia Salinem salah satunya. Lewat novel ini kita akan melihat bagaimana sebuah sejarah bisa membentuk rasa nasionalisme dalam diri Salinem. Di mana peperangan hanya menimbulkan kesedihan, kesengsaraan, dan kehilangan. Namun, Salinem bisa melaluinya dengan kesabaran, ketabahan, dan keikhlasan. Karakter Salinem yang kuat ini akan membuka pikiran kita akan menjalani hidup yang sesungguhnya. Cerita tentang silsilah keluarga yang ingin Tyo ungkap juga semakin menambah rasa penasaran saya akan setiap bagian dari hidup seorang Salinem. Rahasia Salinem menyuguhkan sebuah cerita yang baru dan mungkin masih jarang di Indonesia. Mungkin pada awalnya akan terasa seperti membaca biografi seseorang, tapi pada kenyataannya Rahasia Salinem bisa memberikan pesan dan makna hidup yang bisa kita contoh dan ambil. Secara keseluruhan Rahasia Salinem merupakan sebuah karya yang indah tentang seorang perempuan yang harus menjalani pahitnya hidup demi cinta yang luar biasa. Sebuah bacaan yang menghibur, menginspirasi, dan mengaduk-aduk emosi.
Profile Image for Nabila Budayana.
Author 7 books80 followers
August 10, 2024
Biasanya, saya cenderung menghindari buku yang gencar dipromosikan melalui media sosial. Motifnya sesederhana agar alasan saya membaca bukan sekadar karena ikut-ikutan dan khawatir ketinggalan. Sesungguhnya, untuk sanggup menikmati dan "menilai"nya dalam ketenangan. "Rahasia Salinem", salah satunya. Ketika dimuat bersambung di storial.co dan ramai dibicarakan, saya katakan pada diri saya, nanti-nanti saja. Sampai ketika, tanpa sengaja Mas Ega, penulisnya, menyodorkan halaman-halaman awal melalui layar ponselnya. Saya katakan, saya bisa saja mengatakan tidak suka. Keyakinan Mas Ega mengatakan, "nggak papa" membuat saya akhirnya bertemu Salinem, lebih cepat dari dugaan sebelumnya.

***

Novel ini dirajut dengan dua alur cerita paralel yang masing-masing menceritakan kehidupan Salinem di masa lampau, dan tentang Tyo, tokoh masa kini yang mengumpulkan keping kisah Salinem untuk keluarganya. Titik terkuat dari kisah ini tentu saja ada pada karakter Salinem, perempuan sederhana dengan banyak kepahitan dalam hidup. Bagi manusia "modern" yang menjadikan kepemilikan sebagai tolok ukur kehidupan, hidup Salinem begitu jauh dari harapan. Ia nyaris tak memiliki apa-apa. Orang tua, harta benda, juga kenyamanan, ketenangan, bahkan kebahagiaan yang sama seperti impian hidup banyak orang. Takdir Salinem dan caranya bersikap menghadapi kenyataan membuatnya mudah untuk mendapat simpati pembaca. Di antara sergapan keinginan manusia untuk menguber cita, singkatnya hidup dimaknai berbeda oleh Salinem. Baginya, sepanjang usia dan hidupnya yang "tak bahagia", ia masih memiliki nilai hidup yang berharga : kesetiaan.

Nuansa Jawa begitu kental dimunculkan pada cerita dengan dihadirkannya detail-detail yang membangun. Mulai dialog, secuplik latar sejarah, dan yang utama, kearifan pada diri seorang Jawa yang kental pada tokoh-tokohnya.

Kisah ini disampaikan dengan menyenangkan. Tak membuang waktu dengan adegan-adegan yang selalu bekerja. Narator cerita ini juga memperkuat jalinan cerita. Dengan diksi yang apik, ia muncul di saat yang tepat di sela cerita, tanpa berlebihan ingin bicara. Cara bercerita yang bulat dan rekat, nyaman untuk diikuti hingga akhir. Selama membaca, saya tak bisa lepas membandingkannya dengan Gadis Kretek milik Ratih Kumala. Meski jelas jauh berbeda, namun ada nuansa-nuansa yang saya rasakan serupa.

Kekurangan novel ini bagi saya, ada pada pemilihan desain sampul, judul, dan tagline-nya. Dibanding dengan rantaian kisahnya yang tampak dipikirkan benar-benar, tiga garda depan tampilan buku itu justru terkesan terburu-buru disematkan. Pun pada bagian akhir, saya sempat berharap kisah ini diakhiri oleh Tyo, seseorang yang melempar bola cerita ini di awal. Namun sayangnya, kisah terkesan singkat berakhir di tangan tokoh yang lain.

Meski begitu, kisah ini layak untuk dinikmati. Bagi kebanyakan kita yang sudah mapan dengan cara berpikir "modern" dengan gemerlap segala keinginan dan pernik-perniknya yang terus ingin tergapai, Rahasia Salinem mengajak kembali pada nilai-nilai kesederhanaan namun krusial dalam hidup. Kepasrahan yang tak mengabaikan usaha, kerelaan dalam melepas segala sesuatu, kesederhanaan dalam memandang hidup. Hidup yang terlalu singkat untuk kedigdayaan kepemilikan. Memetik dan mencoba menyelipkan nilai positif hidup dari Salinem tentu membutuhkan nyali dan ketabahan besar. Tapi, seperti yang buku ini katakan,

"Keberanian memang membutuhkan waktu. Pun, takut adalah kewajaran."
Profile Image for Dyah.
1,110 reviews64 followers
January 3, 2020
Saya bukan penggemar kisah drama keluarga ataupun fiksi sejarah... tapi buku ini sungguh tidak membosankan dibaca. Alur ceritanya maju mundur; terjadi di masa sekarang dan masa lalu, perlahan menguak kisah hidup seorang Salinem. Sebagai tokoh utama, Salinem pribadi yang menarik simpati orang. Kesetiaannya memang menjadi poin yang paling menonjol.

Sayangnya, kisah yang sudah mengalir dengan baik ini harus berhenti di akhir yang menggantung. Memang, Rahasia Salinem telah terkuak, tapi ada rahasia lain yang dimunculkan dan hingga akhir tetap misteri. Saya jadi bertanya-tanya, apakah ini akan ada kisah lanjutannya? Akan ada sekuelnya?

Tokoh yang membuat saya lumayan kesal adalah Kartinah. Bukan karena dia kelewat baik (berasal dari kaum bangsawan, tapi rela dan tabah hidup pas-pasan--bahkan miskin--setelah menikah), tapi karena dia terpuruknya keterlaluan setelah suaminya tewas. Menurut saya dia terlalu tergantung pada suami. Mungkin memang zaman itu budayanya begitu. Tapi tetap saja saya kesal membacanya. Untung saja akhirnya dia bisa bangkit dan berjuang demi anak-anaknya yang ada 5 orang. Benar deh, kalau tidak ada Salinem, yah sudah hancur itu keluarga Kartinah.
Profile Image for Delasyahma.
242 reviews124 followers
March 23, 2019
4,5/5 🌟
Reviewnya nyusul akhir bulan ya.
Aku beneran suka buku ini.
Profile Image for Lelita P..
628 reviews60 followers
November 19, 2018
Saya suka sekali ceritanya...

Adat Jawa yang kental, dibalut latar zaman dahulu yang detail. Tadinya saya kira ini cerita fiksi historikal, tapi ternyata tidak tepat seperti itu karena ini bukan cerita sejarah yang difiksikan. Ini lebih tepat disebut cerita bergenre keluarga. Hanya saja pengemasannya unik dan orisinal karena ditulis dengan bab selang-seling antara masa lalu dan masa kini. Bab masa lalu menceritakan kehidupan Salinem, tokoh utama cerita ini, sejak kecil hingga remaja (karena cerita ini belum selesai). Bab masa kini mengisahkan Tyo, generasi ketiga, sepeninggal Mbah Nem serta kejadian-kejadian yang menyertainya. Bab-bab tersebut berkelindan; penulis tahu benar bagaimana waktu yang tepat untuk menyuguhkan sepotong informasi—tidak semuanya—yang membuat pembaca tetap penasaran dan melanjutkan membaca.

Narasinya bagus, dialog-dialognya juga sesuai dengan masanya. Pada bab-bab masa lalu, dialog menggunakan bahasa Indonesia baku ala zaman lama. Sementara pada bab-bab masa kini, dialognya lebih masa sekarang. Penulis jago menghidupkan dan membuat pembaca memahami karakter lewat dialog-dialog tersebut... misalnya pada adegan-adegan di masa lalu, terasa perbedaan kelas sosial yang kentara melalui dialog-dialog antartokohnya. Sementara pada bab masa kini, dialog-dialognya juga benar-benar mencerminkan bagaimana cara bicara keluarga Jawa tulen pada masa modern.

Hubungan antartokohnya, sejauh ini, ditampilkan dengan baik lewat narasi, adegan, dialog dan interaksi antartokoh, serta penggalian kenangan-kenangan yang menjadikan pembaca paham mengapa hubungan satu dengan yang lain begitu mendalam. Misalnya hubungan orang tua Salinem, Suliman dan Lasiyem, yang meskipun hanya diceritakan sedikit, tapi pembaca paham betapa Salimun mencintai Lasiyem. Juga bagaimana Salinem bersahabat dengan Soeratmi dan Kartinah meskipun ada perbedaan kasta di antara mereka. Begitu pula dengan hubungan Salinem dan Giyo. Di masa kini pun, terasa betapa mendalamnya hubungan Tyo dengan Salinem yang diceritakan melalui kilas-kilas balik singkat dan adegan sederhana saat Tyo menangis waktu Salinem wafat. Hubungan bapak Tyo, Bulik Ning dan saudara-saudara lainnya yang sangat erat juga digambarkan dengan baik, plus hubungan mendalam antara Bulik Ning dan Mbah Nem. Semua hubungan antartokoh terjalin alami, manusiawi, masuk akal, dan mudah ditemui di kehidupan sehari-hari sehingga tidak sulit memahaminya.

Cerita ini ditulis dengan gaya bahasa yang sangat sesuai dengan atmosfer dan latar ceritanya yang serius dan sendu: mendayu, sedikit “nyastra”, tapi tidak berlebihan dalam penggunaan majas sehingga kata-katanya tetap lugas dan mudah dimengerti. Tulisannya mengalir, membuai, menghanyutkan sampai tidak bisa berhenti membaca, apalagi banyak misteri yang belum diungkapkan. Cara penyajian “tell” dan “show” berpadu dengan sempurna meskipun porsi “tell” sedikit lebih banyak. Bisa dimengerti, karena hal itu dibutuhkan terutama untuk menyajikan latar masa lalu yang lebih sulit dibayangkan pembaca.

Kaidah penulisan cerita ini cukup baik. Saya tidak menemukan adanya kesalahan ketik atau tanda baca, hanya beberapa kali menemukan “enter” yang tidak tepat—harusnya masih dalam satu paragraf atau bahkan satu kalimat, tapi terpotong ke baris berikutnya. Entah itu ketidaksengajaan atau memang tampilan yang berubah otomatis saat mengunggah ceritanya. Sedikit mengganggu tapi tidak mengurangi keasyikan membaca.

Sampul ceritanya menarik, tapi menurut saya terlalu ramai untuk cerita sendu berlatar masa lalu. Saya pikir cerita berlatar masa lalu akan lebih pas disandingkan dengan sampul yang lebih kalem, satu warna/nuansa saja, tanpa terlalu banyak ornamen. Kalau melihat sampulnya saja di toko buku tanpa membaca blurb, saya mungkin terkecoh dan akan mengira ini novel romansa ala-ala Mira W atau NH Dini, padahal isinya sama sekali bukan.

Cerita “Rahasia Salinem” adalah cerita yang unik, menarik, magis, dan sangat dekat bagi siapa pun yang memiliki keluarga besar berdarah Jawa. Cocok bagi penyuka cerita perjalanan hidup yang mendetail dengan rentang waktu panjang, terutama bagi yang menyukai cerita retro klasik berlatar Indonesia zaman dulu. Saat menamatkannya, mata hampir mbrambang. Cerita-cerita semacam ini perlu ada lebih banyak: cerita yang menghangatkan hati, yang bikin berkaca dan bersyukur karena kita hidup di zaman sekarang ketika Indonesia sudah stabil berdiri, tidak lagi sesusah zaman dulu. Cerita ini mengingatkan betapa panjang sejarah hidup mbah-mbah kita, betapa perlu kita belajar dari kehidupan mereka yang berhasil bertahan dan berjuang selama masa-masa kelam republik ini. Membaca Rahasia Salinem rasanya menghangatkan hati, bikin terenyuh dan merenung, nyesek dengan mata basah tapi juga sendu bahagia. Hidup memang seperti ini. Karena Rahasia Salinem adalah cerita kehidupan, bukan mengisahkan sesuatu yang muluk. Terima kasih Mas Brilliant dan Mas Wisnu sudah menulis Rahasia Salinem.
Profile Image for Al-Al Malagoar.
Author 1 book51 followers
September 17, 2024
3 bintang untuk:
1. Covernya yang unyu menggemaskan.
2. Diksi yang beragam.
3. Cerita dari Salinem sendiri yang bisa menimbulkan vibes era tempo dulu.


Saya selalu suka baca yang diksinya beragam. Jadi seolah2 buku tersebut seperti lumbung diksi yang bisa melengkapi perbendaharaan kata saya.

Dan dari dulu, rasa tertarik saya pada novel2 sejarah adalah adanya gap yang membentang dengan saya pribadi dan isi cerita. Dan gap itu berisi kekosongan yang seolah2 bisa menimbulkan alam bawah sadar bahwa bagaimana zaman sudah berlalu begitu lamanya sejak masa perang.

Kisah Salinem diceritakan sangat runut. Mulai dari dia dilahirkan sampai dia dimakamkan. Narasinya lincah, dan membuat pembaca tidak bosan. Peperangan ditulis dengan gaya bahasa sederhana, tapi bisa menciptakan vibes yang membikin merinding. Saya jadi sedikit banyak tahu ttg masa2 penjahan Belanda dan Jepang dan dampaknya yang luar biasa pada rakyat kecil sebagaimana Salinem.

Tapi dari itu semua, yang saya sayangkan adalah justru Penulis seakan2 membuat gap dengan tokoh Salinem. Penulis berada terlalu jauh dari Salinem itu sendiri yang membuat saya gagal merasakan apa yang 'sebenarnya' Salinem rasakan. Berkali2 Salinem dinarasikan bahwa dia hanyalah Cangik tanpa menggambarkan betul dampak dari profil Cangik yang melekat padanya. Apalagi dia tinggal di lingkungan keraton dan berteman dengan gusti dan ndara, saya gagal merasakan kerendahan diri seorang abdi dalem, rasa iri melihat teman2nya dilimpahi kasih sayang keluarga sementara dirinya gk punya orang tua, rasa cemburu melihat pernikahan gusti2nya yang mengharu biru sementara dirinya gagal menikah berkali2.

Saya barangkali bisa paham kalau rakyat biasa pada zaman dulu terlalu sulit untuk bermimpi, tapi manusia dari segala zaman tetaplah manusia. Dia dibuat memiliki hati yang akan bergejolak dan mengalami perkembangan setiap melihat kondisi dan lingkungan. Ketiadaan emosi2 yang dimiliki Salinem membuatnya menjadi seorang manusia nyaris mendekati malaikat. Kalau saja dia gk sedih ditinggal Giyo mati, barangkali Salinem jelmaan Jibril atau Mikail. Jarak yang diciptakan penulis dan Salinem pula mengikis dampak yang dialami para abdi dalem pada masa peperangan. Narasi perang dijabarkan begitu detail, tapi akibatnya pada Salinem justru dikaburkan dengan kata2 "wong cilik yang gk paham masalah begituan". Mungkin memang tidak paham, tapi rasa itu dimiliki semua badan. Seharusnya ada eksplor lebih luas ke dalam diri Salinem di sisi memberikan detail ttg perang. Dan hal itu bisa menjadi boomerang. Sebab dengan adanya pergolakan emosi, karakter bisa berkembang. Sementara Salinem? Dari dia jadi yatim piatu sampai dia manjat pohon jambu monyet tetaplah manusia yang sama. Perkembangan karakter itu hanya bisa saya rasakan ketika dia menyikapi kegagalan romansanya.

Pada bab2 awal, Penulis terlalu sibuk menjelaskan si A, si B, si C, bahkan ada bab di mana semua tokoh dimunculkan yang membuat saya hampir kehilangan fokus cerita. Jadi saya sedikit bingung dengan narasi ttg bayi Salinem yang berpindah2 tangan waktu ditinggal bapaknya ngusir. Dan saya kurang fokus terhadap silsilah keluarga Soekatmo saking berjubelnya tokoh2 yang dikenalkan. Penulis sepertinya terlalu ingin memasukkan semua detail untuk membangun cerita yang autentik (seperti memasukkan nama2 zaman dulu yang mirip2) Tapi justru dengan keinginan menggebu2--nyaris memaksa--itu, Penulis seakan2 tidak membiarkan ceritanya bernapas sendiri, dan berjalan sebagaimana mestinya.

Semua tokoh tidak dideskripsikan bentuknya--kecuali Giyo dan sedikit Mbah Parjo. Jadi saya tidak tahu, nih, Soeratmi dan Kartinah cantiknya seperti apa, menawannya Ndoro Soekatmo itu bagaimana, atah sederhananya Salinem. Bahkan ciri khas salinem yang memakai sewek dan kebaya aja cuma digambarkan sambil lalu. Ketiadaan ciri tersebut menjadikan tokoh2nya memiliki gambaran serupa dengan gaya berpikir yang kurang jelas perbedaannya.

Sejak buku ini berseliweran di Twitter, saya sangat penasaran dengan pecel-nya Salinem. Membaca buku ini, secara otomatis membangkitkan ingatan tentang Gadis Kretek sebab penuturannya mirip. Tpi sungguh disayangkan unsur "pecel" tidak sebersuara kretek gadis. Bahkan pecel baru diulas menjelang2 pertengahan dan akhir buku. Saya yang hidup dan besar di lingkungan sambel pecel kuat, agak menyayangkan dengan hal ini. Penulis mendisclaimer bahwa tokoh2 di dalamnya adalah nyata, tapi karena ini bukan autobiografi, unsur2 yang bisa menjadi suara di buku ini alangkah lebih baik jika bisa digali lebih dalam. Jadi novel history tidak melulu ttg perang, sebagaimana kretek gadis, pecel bisa menjadi sajian yang seharusnya lebih istimewa. Apalagi hanya menyebutkan pecelnya Mbah Nem itu enak tanpa benar2 memberikan ciri khas dari rasa, tekstur, aroma, penampilannya. Sosok yang seharusnya menjadi ruh dari cerita malah digambarkan selintas saja.

Yang membuat saya cukup terganggu adalah keinkosistenan memasukkan pov flashback pada narasi masa kini. Apalagi narasi tersebut sama sekali tidak membangun plot utama seperti Salinem yang kesurupan saat memisahkan dua ayam tarung, ataupun saat dikejar kerbau. Itu membuang2 kertas, dan Penulis sepertinya kewalahan ingin membuat tokoh Salinem seunik mungkin dengan berbagai macam adegan itu.

Sekaligus tokoh Tyo itu sendiri. Sangat sulit bagi saya untuk jatuh cinta pada Tyo. Dia digambarkan terlalu meledak2, sangat impulsif, tidak dewasa, hitung2annya dangkal, untuk seorang pria beristri dengan anak 2 sekaligus pemilik sebuah bisnis. Keinginan memindahkan makam Mbah Nem terjadi sekali duduk, keinginan untuk membuat warung pecel pun sekali duduk, lucunya adalah keinginan membeli rumah pun semudah membeli kacang itu sendiri. Kalau dia bukan pengusaha dan belum berkeluarga, mungkin saya masih maklum. Tapi dia seorang bos, ayah dari 2 anak, bagaimana bisa dia gk berpikir nalar dan logis? Sampe mau jual semua sahamnya hanya utk membeli rumah? Asli. Ini adalah puncak komedi dalam cerita ini. Kecuali Penulis menggambarkan latar belakang yang kuat, premis itu bisa ditegakkan. Saya tidak memiliki kenangan apa2 antara tyo dan Salinem, jadi semua usahanya dari awal sampai akhir sangat sulit saya percayai.

Overall, saya cukup menikmati sajian pecel ini. Narasi tentang duka yang Penulis ciptakan benar2 mampu membuat saya merinding. Dan dari sepanjang novel, itu adalah kalimat menggetarkan yang ada. Kalimat sakit jiwa, yang bagi mereka2 yang pernah merasakan kedukaan, sangat relate dengannya.

"Duka bukan aib. Tapi tidak ditunjukkan pada khalayak. Di rumah Jawa, duka bersembunyi di balik pintu-pintu. Makin dalam, duka makin kental. Duka di ruang tamu, tidak seberapa dibanding duka yang disimpan rapat dalam kamar tidur. Dapur yang berduka sungguh berbahaya. Dapur terletak di belakang, walau sesungguhnya di sanalah kehidupan berputar bahkan di waktu-waktu kematian. Dapur harus bertahan."
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for Afy Zia.
Author 1 book116 followers
March 22, 2019
4,3 bintang.

❝Setiap harapan membawa kemungkinan kecewa, Nem. Tapi kalau tidak punya harapan, lalu kita punya apalagi?❞ ―Rahasia Salinem, Brilliant Yotenega & Wisnu Suryaning Adji
.
.
Rahasia Salinem menceritakan kisah seorang wanita bernama Salinem mulai dari dia lahir hingga dia meninggal. Namun, semasa hidupnya, dia meninggalkan banyak misteri ke orang-orang, terutama keluarganya sendiri.

Oke, jujur aja, novel ini bikin penasaran banget. Hal itu dibuktikan ketika saya baru baca awal-awal. Kita kayak disuguhin kisah hidup seseorang yang kepingannya hilang. Dan kemudian, kisah hidupnya jadi misteri ketika dia meninggal.

Banyak rahasia yang mind-blowing sih menurut saya. Waktu baru baca blurb, kover, dan tagline ceritanya, saya pikir ini cerita tentang cinta terlarang seorang abdi dalem ke raja(?). Hahaha, imajinasi saya rada kejauhan, ya. 🙈 Tapi ternyata dugaan itu meleset!

Lalu, gaya penulisannya oke banget buat diikutin. Puitis gitu. Terlebih lagi, para tokohnya juga lucu-lucu, terutama Salinem. Duh, saya suka banget Salinem!

Sayangnya, penggunaan alur yang maju-mundur dan tokoh yang cukup banyak membuat saya harus mencoba mengingat banyak. And I kinda suck at remembering names plus dates. 😂 Tapi pada akhirnya saya bisa beradaptasi sih.

Namun secara keseluruhan, cerita ini oke banget! Perpaduan antara romansa, sejarah, misteri, keluarga, persahabatan, dll, semuanya terangkum menjadi satu di Rahasia Salinem. Saya sampe menitikkan air mata lho di beberapa bagian saking sedih atau terharunya. Abisnya, kisah Salinem bener-bener bikin terharu, hehe. 😂 Recommended!

[Ulasan yang lebih lengkap dan panjang bisa dibaca di blog. Link di bio. 😉]
Profile Image for Wardah.
926 reviews171 followers
July 27, 2019
Novel ini berkisah sesuai judulnya, tentang rahasia Salinem. Selepas kematiannya, justru rahasia demi rahasia kehidupan Salinem terkuak.

Nah, kisah di buku ini merupakan buku begenre keluarga. Genre yang selalu saya suka. :" Dan kisah keluarga Salinem ini sederhana tapi nggak sederhana (?). Dibalut dalam latar zaman dulu, adat jawa kental, dan misteri-misteri. Terus nilai tambahnya, gaya penulis itu terasa bedanya. Mereka berhasil menghidupkan masa dulu di bab-bab kehidupan Salinem dan masa kini di bab-bab sepeninggal kematian Salinem (dan cucunya, Tyo, yang berusaha mencari tahu lebih banyak fakta soal Salinem).

Saya menikmati banget membaca buku ini karena gaya menulisnya. Bahasanya pas dan mengalir buat kisah historical fiction yang berlatar Jawa. Suka!

Meski begitu ada satu hal yang nggak saya nikmati: karakternya banyak. Ok, karakter banyak ini memang perlu sih cuma ya ... banyak. Jadi kesulitan untuk mengingat semuanya. 😂
.\
Secara keseluruhan, Rahasia Salinem sangat saya rekomendasikan buatmu yang suka kisah keluarga dan historical fiction.
Profile Image for Yusda Annie.
221 reviews32 followers
March 31, 2019
"Sering, cerita-cerita kehidupan justru hadir lagi ketika kematian datang." - 🍃 #quotes
.
.
Sama seperti kebanyakan org, buku ini membuatku penasaran, terutama judul dan taglinenya, Rahasia Salinem: Perempuan yg melepaskan segalanya demi cinta yg tak biasa

Ekspektasiku, kukira jika rahasia Salinem terungkap, maka akan mengguncang sejarah keluarga besar Gusti Kartinah atau mendapati sebuah tragedi yg melibatkan keluarga-keluarga bangsawan

Tetapi, setelah membaca buku ini, yg kutemukan adalah kisah hidup Salinem sejak kelahirannya hingga jelang kematiannya di mana Salinem mengalami rupa-rupa rasa kehidupan. Penderitaan demi penderitaan akibat minimnya kasih sayang dari orangtuanya, kemiskinan, dan peperangan yg mengakibatkan kehilangan terberat sampai dia mengabdikan diri untuk keluarga Gusti Kartinah yg masih keturunan bangsawan, yg baru membuat penasaran anak cucu Kartinah ttg sosok Salinem sebenarnya setelah kematiannya

Lalu, apakah aku kecewa? Tentu saja tidak. Meski buku ini terbilang flat, menurutku, tp aku cukup suka bagaimana kedua penulis menggambarkan situasi zaman dulu selain plotnya yg rapi. Tentang tata kramanya, suasananya, tradisi pernikahan di kalangan bangsawan dan perjuangan Salinem juga Gusti Kartinah untuk melawan keadaan yg kurang menguntungkan

Yg berkesan di sini adl persahabatan tak biasa antara para gusti putri dan abdi dalem. Juga resep rahasia masakan Salinem
.
.
Rate: 3 ⭐⭐⭐
Buku ini kurekomendasikan bagi yg suka melodrama dibalut suasana masa lalu bangsa kita/ sejarah negeri kita sendiri
.

Last but not least, terima kasih banyak @storialco
@nulisbuku yang memberiku kesempatan membaca #RahasiaSalinem #JalaniSaja
by @byotenega @_maswis 🙌💟
Profile Image for Miranti Ambarini.
1 review
November 19, 2018
Ulasan ini berdasarkan yang sudah dibaca oleh saya karena bukunya sangat membuka mata dan hati saya akan kehidupan yang dijalani tokoh utama di buku ini. Rahasia Salinem ini sangat unik untuk dibaca. Kehidupan di Jawa dan adatnya jaman dahulu yang sangat melekat dan di setiap babnya selalu ada kalimat yang ditulis dengan bahasa jawa. Menurut saya, Rahasia Salinem ini mempunyai unsur penting yang diberi penulis, yaitu originalitas. Umumnya jika kita mengetahui suatu karya yang ditulis dan kita telah mengenalinya terlebih dahulu, Rahasia Salinem ini membuat saya seperti dibawa ke alam indah yang baru yang belum pernah saya rasakan sebelumnya. Benar-benar bisa saya rasakan disetiap kata yang ada.

Keterikatan dan kedekatan antara Salinem dengan tokoh-tokoh lain dijelaskan secara rinci oleh penulis sedikit demi sedikit mulai dari ketika Salinem masih kecil. Chemistry yang dibangun tokoh-tokoh Rahasia Salinem seperti dialog antar Salinem dan sahabatnya yang dibentuk semasa kecilnya ataupun dialog dari tokoh-tokoh lain yang menarasikan Salinem semasa hidupnya dibuat sangat rapi dan indah. Sangat terlihat bahwa Salinem ini merupakan tokoh yang sangat disayangi.

Gaya penulisan Rahasia Salinem ini sederhana tetapi sangat mendalam maknanya. Terdapat juga beberapa analogi yang sangat pas ditulis penulis dan mudah dipahami pembaca. Metafora yang diberikan penulis di Rahasia Salinem ini seperti benar-benar dibuat dari hati.

Rahasia Salinem memiliki ketentuan mengatur tata cara berbahasa. Seperti ketika di beberapa bab yang menggunakan alur mundur, ketika masa muda Salinem dan tokoh-tokoh lain. Bahasa yang sangat baku untuk percakapan yang dilakukan Salinem dan tokoh lain, atau ketika percakapan digunakan dengan bahasa Jawa, baku dan sangat sopan. Untuk tanda baca saya tidak menemukan kesalahan yang fatal di Rahasia Salinem ini.

Sampul bukunya pun sangat menggambarkan maksud dari buku ini, yang latarnya berwarna cokelat menggambarkan seperti latar di jaman dahulu, adapun sayur-mayur yang menggambarkan sesuatu yang sangat inti dan ciri khas dari buku ini, juga tulisan tentang Salinem di sampul bukunya.

Secara keseluruhan, buku ini membuat saya kaget, senang, suka, dan duka yang dicampur aduk oleh penulis. Apalagi saat ada ‘Cliffhanger’ atau ending dari setiap bab yang dapat membuat saya heran dan tidak sabar untuk terus membaca bab selanjutnya. Banyak pelajaran yang bisa diambil dari Rahasia Salinem ini, seperti adanya perubahan gaya hidup yang akan dihadapi setelah menikah, kehidupan yang penuh cobaan tetapi tidak perlu mengeluh, dan selalu menerima apapun keadaan yang ada disekitar serta berbahagia dalam hidup. Semuanya benar-benar tersampaikan oleh penulis dan melekat di hati saya dan tentunya pembaca lain. Teruslah berkarya, ditunggu ya buku cetaknya jika para penulis Rahasia Salinem memutuskan untuk menjadikan buku ini menjadi buku fisik!
Profile Image for Khalisha.
47 reviews
August 16, 2025
Menceritakan keluarga bangsawan yang sangat hangat dalam misinya mencari resep bumbu pecel milik Salinem.

Di covernya ada bahan-bahan pecelnya Salinem

Latarnya maju mundur! Tapi aku lebih suka di bagian Salinem pas masih muda dibandingkan setelah meninggal.

Oh sekalian belajar sejarah juga, dikit! Karnaa latarnya make dari masa penjajahan Belanda-2019!!!

Agak keganggu di bagianpercakaian "iyo dan rekan
rekan" lainnya. Bikin baca "elo" gaenak yaa bacanya hehehehe

Covernya cantik bgt!!!
Profile Image for wulan.
243 reviews7 followers
May 31, 2025
awalnya pengen banget baca bukunya mas wisnu yang legenda perompak naga, tapi malah keduluan baca rahasia salinem. baru pertama kali baca bukunya beliau, dan suka sih 🥹 meski memang ceritanya kompleks, tapi bacanya tuh nyaman, mungkin karena pemilihan diksinya 🫶

emang sih awal awal baca buku ini aku tuh bingung, karena tokohnya lumayan banyak. udah gitu tiap bab nya tuh alurnya bolak balik, masa lalu dan masa kini. aku akhirnya nyatet tiap tokoh itu siapa siapa aja, dan jadinya gak bingung lagi seiring berjalannya waktu.

sebenernya berasa sulit membayangkannya juga karena buku ini berlatar waktu 1920an. di mana saat itu di jawa masih menganut sistem kerajaan. panggilan panggilannya terasa asing di telingaku, seperti gusti, ndara, dll. tapi membayangkan risetnya pasti jor joran banget sih 👌

kita bakalan ngikutin kisah salinem. semua berawal dari kematian salinem yang punya cucu namanya tyo. setelah kematian salinem, barulah tyo dan sepupu2nya tahu bahwa salinem bukanlah nenek kandung mereka.

nah lho, mereka pun bingung, kalau salinem bukan nenek mereka, lalu siapa nenek kandung mereka? para orangtua memang sengaja tidak memberitahu mereka sedari awal, karena itu akan sangat mengubah pandangan mereka terhadap salinem. lalu, siapa sebenarnya salinem?

yang namanya hidup ... memang tak terduga. salinem yang sebatang kara, bertemu dua orang bangsawan. bangsawan yang benar benar menganggapnya manusia. bangsawan yang nggak peduli dengan kasta.

kehidupan salinem berlika liku. ibarat labirin, salinem kerap kali menemui jalan buntu. tapi, salinem selalu berusaha menghadapi apa yang ditakdirkan untuknya.

di masa kini, sepeninggal salinem, tyo menjadi terobsesi dengan pecel. obsesinya itu berawal dari buliknya yang memang dulunya menemani salinem jualan pecel. bulik ning terus menerus membuat pecel, berusaha menemukan resep salinem yang lezat itu.

kematian memanglah mendekatkan. mendekatkan saudara, mendekatkan kita dengan kenangan, bahkan kenangan yang buruk. kita jadi sering bernostalgia, berusaha menghidupkan kembali keberadaan yang telah berpulang.

berawal dari pecel itulah, rahasia rahasia salinem mulai terkuak. salinem selama ini tak pernah menceritakan apapun tentang perjalanan hidupnya. dukanya, risaunya, gelisahnya selalu ia simpan sendiri. sebab siapalah ia, yang menurutnya hanya rakyat jelata.

berbicara tentang masa lalu, pasti gak jauh jauh dari perang dan penjajahan. tiap kali membaca fiksi sejarah, aku selalu membayangkan, rasa rasanya aku gak akan kuat kalau berada di situasi seperti itu.

oh ya, mungkin akan lebih lengkap rasanya bila ditambahkan terjemahan dari kalimat kalimat bahasa jawa yang ditulis di buku ini. kalau aku sih, bisa menebak nebak apa artinya karena aku sedikit paham bahasa jawa.

buku ini ceritanya kompleks, tapi kompleksitas ceritanya gak bikin aku susah menyukai buku ini 🥹
p.s. jadi pengen makan pecel 😋
Profile Image for Amaya.
744 reviews57 followers
July 2, 2024
Actual rating: 10/5

Sebelum masuk bagian reviu, mau warning dulu kenapa aku suka banget sama buku ini atau reviunya kerasa subjektif banget. Buku itu soal selera, kan? Bagiku, buku ini masuk sama taste-ku dan dari awal sampai akhir nggak bikin dahi mengerut apalagi bikin geleng-geleng karena ada aja batu sandungannya.

Ini cerita soal cucu Mbah Salinem, Tyo, yang baru mengetahui identitas asli Mbah Nem setelah beliau meninggal. Kenyataan bahwa Salinem bukan nenek kandungnya membawa kembali ingatan masa lalu; mengenai sosok Salinem dan bagaimana beliau bisa sampai pada keluarga ayah Tyo. Sejarah terulang, bagian terbaik dan terburuk terlewati, hingga sampai pada kesimpulan bahwa pecel buatan Mbah Nem harus hidup kembali. Namun, percobaan yang kesekian kali tidak juga mengembalikan rasa pecel itu.

Pertama, pas lihat ketebalan bukunya sempat ragu apa buku ini bakal seru ya, atau at least nggak berpotensi membosankan. Satu halaman berlanjut ke halaman lain, target sehari 100 halaman dan wow I did. Biasanya susah, ini alurnya ngalir banget. Macam sungai bebas sampah dengan arus deras. Genre hisfic yang kubaca masih sangat sedikit, jadi nggak terlalu bisa mengenali gimana historical fiction yang bagus itu. Jika buku ini disebut bagus, maka menurut ukuranku ini luar biasa.

Kedua, walaupun yah kalau dilihat emang banyak bagian yang "pindah kepala", tapi anehnya aku fine. Kayak nggak terlalu menjengkelkan. Mungkin ada andil mood juga, entahlah. Alurnya maju mundur. Salah satu hal yang aku suka dari buku ini; alur majunya nggak mendahului bagian alur mundur. Waktu masuk alur maju bakal dikasih kejutan, "oh, ternyata ini". Di masa lalu walaupun mundurnya jauh banget, tapi seru banget. Malah apa ya, kayak ceritanya Salinem jadi utuh gitu dari awal sampai akhir.

Ketiga, unsur jawanya kental banget. Bagi aku yang emang asli etnis jawa, bacanya tanpa catatan kaki nyaman-nyaman, tapi mikir juga sih, kalau yang nggak bisa jawa sama sekali tanpa dikasih catatan kaki gimana, ya. Beberapa aja yang emang jawanya jawa banget (nah, gimana tuh) dikasih, kalau cuma satu dua kata sih, enggak. Agak tidak expect ceritanya bakal secampur aduk itu.

Aku juga bingung mau nulis apa karena ini bagussss banget. Yang aku sayangkan cuma kenapa nggak ada teman buat baca bareng karena alih-alih nulis reviu ngalor-ngidul yang intinya ini buku perfect. Selesai baca ini aku cuma pengin fangirl-an aja. Mbah Nem, you catch my heart <3

Buku ini kemungkinan besar buku terbaik yang aku baca sampai pertengahan tahun ini, atau malah mungkin terbaik di tahun ini kalau 6 bulan ke depan nggak nemu saingannya haha. Mesti banget dibaca sekali seumur hidup!
Profile Image for Jess.
609 reviews141 followers
April 30, 2024
3.5/5

Sejarah tak berdiri begitu saja seakan disulap dari ketiadaan. Sejarah bukan rangkaian peristiwa semata. Di dalamnya, ada manusia yang punya luka dan kehidupan, mimpi dan ambisi, duka dan harapan. Kerap, justru mereka terlupakan, dianggap angka atau deretan nama yang kosong cerita. Sejarah tanpa manusia hanyalah plot tanpa jiwa.


Nggak expect akan seenjoy ini baca buku fiksi sejarah. Buku ini fokus ke satu karakter Salinem, yang hidupnya diceritakan, dan diingat kembali lewat flashback dan memori para karakter lain yang ada.

Mbah Nem yang penuh dengan rahasia. Kematiannya meninggalkan tanda tanya bagi anak dan cucunya. Orang paling baik dan tidak mementingkan diri sendiri. Kini, bagi mereka yang hidup, mengingat Mbah Nem adalah keharusan.

Dengan ambisi mencari resep pecel Mbah Nem. aku sebagai pembaca dibawa ke kehidupan Mbah Nem dari kecil, saat jaman kerajaan, penjajahan Belanda dan Jepang sampai kemerdekaan Indonesia.

Definisi karakter yang benar-benar mengalami jatuh bangunnya hidup.

Have so much fun with all the culture and history references. Banyak bahasa Jawa yg dipake, seru banget selama membaca aku juga belajar.

Buku ini mengajarkan ttg kerja keras, harapan yg seharusnya tidak hilang walau dalam situasi perang, persahabatan yg seperti keluarga, keinginan untuk terus berbuat kebaikan bagi sesama.

Aku sedih, senang, merasa penuh harapan, penasaran sama setiap tindakan karakternya. Suka banget dan nggak berasa telah menyelesaikan 412 halaman di waktu yg singkat. Highly recommend.
Profile Image for Faris Abdala.
110 reviews8 followers
October 3, 2020
Saat pertama membaca ini, aku pikir ini hanya akan menjadi drama sejarah keluarga biasa saja. Novel Gadis Kretek langsung muncul di kepala saat membaca ini karena memang banyak tema dan teknik yang mirip. Namun semakin ke belakang, karakteristik unik novel ini semakin terlihat.

Novel ini mengisahkan tentang Salinem, seorang abdi dalem yang menjadi sahabat dan tokoh penting di keluarga bangsawannya. Cerita disuguhkan secara non linear, dengan dua timeline utama. Timeline pertama adalah kehidupan Salinem dari lahir hingga tua, sedangkan timeline kedua adalah kisah Tyo, cucu keluarga mereka yang menelusuri sejarah keluarga.

Menurutku, penulis berhasil membungkus berbagai misteri keluarga tersebut dengan baik yang kemudian terkuak secara rapi. Namun sayangnya, masih banyak misteri yang belum terkuak sehingga penyelesaian cerita Salinem tidak terlalu memuaskan. Jelas sekali bahwa misteri lainnya akan dibuka di buku-buku berikutnya. Namun, aku pribadi kurang menyukai buku yang dengan sengaja tidak melengkapi cerita untuk dilanjutkan di sekuel.

Mungkin saat sekuelnya keluar aku akan mencoba membacanya dan mungkin saja pilihan penulis ternyata akan membuat serial ini menjadi lebih baik. Kita lihat saja nanti.
Profile Image for Wina S. Albert.
164 reviews2 followers
September 20, 2024
Disclaimer

Ulasan ini bertujuan untuk memberikan pandangan tentang novel Rahasia Salinem berdasarkan analisis dan interpretasi pribadi. Setiap pembaca mungkin memiliki pengalaman dan perspektif yang berbeda ketika membaca buku ini. Ulasan ini tidak dimaksudkan untuk menggurui atau mempengaruhi pendapat pembaca, melainkan sebagai panduan untuk memahami tema, karakter, dan elemen-elemen dalam cerita. Pembaca disarankan untuk membaca buku ini secara langsung untuk mendapatkan pengalaman yang utuh dan mendalam.
-----------------------------------------------------------------------------
Ah, Rahasia Salinem, sebuah karya yang sepertinya ingin mengajarkan kita tentang pentingnya tradisi dan keluarga, sambil berusaha dengan gigih untuk menguji kesabaran pembaca. Siapa yang butuh plot yang cepat dan karakter yang dinamis ketika kita bisa menghabiskan berjam-jam menikmati deskripsi pemandangan sawah dan angin malam?

Mari kita bicarakan karakter. Mbah Nem, sang nenek bijak, jelas adalah pusat perhatian. Sayangnya, kehadiran karakter lain sering kali terasa seperti hiasan dinding—ada, tetapi tidak banyak yang bisa dilihat. Tyo, cucunya, terjebak dalam peran pengamat pasif. Mungkin dia lebih suka bermain video game daripada terlibat dalam drama keluarga yang kaya emosi ini.

Alur cerita? Oh, kita bisa menyebutnya "aliran sungai yang tenang." Saking tenangnya, saya mungkin tertidur sebelum mencapai halaman terakhir. Di sini, saya disuguhkan dengan momen-momen kecil yang diisi dengan dialog panjang dan deskripsi yang tampaknya tidak ada habisnya.

Tradisi, tradisi, dan lebih banyak tradisi. Novel ini membuat saya merasa seolah-olah sedang menghadiri festival keluarga yang tiada akhir. Semua orang tampak sangat terikat pada nilai-nilai lama, tetapi tidak ada yang benar-benar berani mempertanyakan apakah tradisi ini masih relevan. Mari teruskan saja, karena kita semua tahu bahwa mempertahankan tradisi adalah hal yang paling penting, kan?

Dan jangan lupakan momen-momen emosional yang berusaha menyentuh hati. Kematian Mbah Nem, misalnya, adalah peluang emas untuk meresapi kesedihan. Sayangnya, alih-alih merasakan duka, saya malah dihadapkan pada serangkaian tahlilan yang panjang dan tidak berujung.

Rahasia Salinem adalah novel yang tampaknya ingin mengajarkan tentang nilai-nilai keluarga dan tradisi, tetapi dalam prosesnya berhasil mengubah saya menjadi pengamat pasif dari drama yang tampaknya tidak ada habisnya.

Setiap novel memiliki kelebihan, meskipun bentuk dan jenisnya berbeda-beda. Rahasia Salinem pun novel menawarkan resolusi konflik antara tradisi dan modernitas, sehingga memberikan akhir yang positif dan reflektif bagi cerita. Ini menunjukkan bahwa meskipun ada tantangan dalam mempertahankan tradisi di era modern, pemahaman dan penerimaan dapat menciptakan harmoni dalam hubungan keluarga.

Apa aja dampak signifikan dari resolusi konflik ini, sih?

Penerimaan dan Pengertian: Di akhir cerita, ada momen di mana karakter, terutama Tyo dan Mbah Nem, mencapai pemahaman yang lebih dalam tentang pandangan satu sama lain. Tyo mulai menghargai pentingnya tradisi, sementara Mbah Nem belajar untuk menerima beberapa perubahan yang diinginkan generasi muda.

Penguatan Ikatan Keluarga: Resolusi konflik membantu menguatkan ikatan keluarga. Anggota keluarga bersatu untuk menghormati Mbah Nem dan tradisi yang diajarkan, menciptakan rasa kebersamaan yang lebih kuat di tengah perbedaan pandangan.

Adaptasi Tradisi: Ada penyesuaian dalam cara tradisi dilaksanakan. Meskipun beberapa ritual tetap dipertahankan, elemen modern juga diintegrasikan, menciptakan keseimbangan yang mencerminkan kebutuhan dan kenyataan karakter saat ini.

Refleksi Identitas: Karakter mengalami pertumbuhan pribadi dan refleksi tentang identitas mereka. Tyo dan anggota keluarga lainnya lebih jelas tentang peran mereka dalam keluarga dan budaya, yang memberikan kedamaian dalam diri mereka.

Pewarisan Nilai: Mbah Nem berhasil mewariskan nilai-nilai penting tentang keluarga dan tradisi kepada generasi berikutnya. Ini menciptakan harapan bahwa meskipun zaman berubah, warisan budaya akan tetap hidup.
Profile Image for Junaedi.
26 reviews1 follower
August 1, 2024
Baguss..
Sebuah kisah tentang perjuangan keluarga untuk melewati rintangan rintangan dalam kehidupan, tentang persahabatan,cinta dan kesetiaan..
Dan sesuai dengan judul cerita akan berpusat pada seorang bernama salinem, dan rahasia-rahasianya yang bakal coba diungkap lewat lembaran lembaran dan alur yang maju mundur di dalam buku ini.
Profile Image for Vanda Kemala.
233 reviews68 followers
November 25, 2019
Baru tahu kalau sebuah kematian ternyata bisa menghasilkan sebuah novel setebal 386 halaman, lalu sukses membuat Vanda Kemala kerasan dan menyelesaikan membaca selama tiga hari. Lupa kapan terakhir kali bisa se-excited dan secepat ini selesai membaca. Jujur, otak rasanya beku mau memulai menulis review yang seperti apa dan dari mana, karena masih dibelit rasa haru oleh agungnya cinta Salinem.

Oke. Salinem adalah perempuan desa yang yatim piatu sejak kecil. Hidupnya penuh dengan pengabdian tanpa pamrih pada beberapa keluarga bangsawan. Terakhir, dia mengabdi pada keluarga Gusti Soekatmo dan Gusti Kartinah. Pengabdiannya melintasi seluruh sejarah di Indonesia, mulai zaman Belanda, Jepang berkuasa, Belanda masuk lagi, bahkan kegelapan era PKI tahun 1965 (di mana Solo yang jadi latar belakang cerita, termasuk kota yang tingkat gonjang-ganjingnya cukup parah). Apapun badai yang datang, Salinem selalu ada. Menyerahkan seluruh dirinya untuk ikut merasakan dan menanggung beban keluarga (padahal dia bukan siapa-siapa), bahkan berani mengorbankan kebahagiaan dirinya sendiri. Salinem hanya ingin terus mengabdi. Sampai akhir hayatnya.

Amat suka dengan alurnya yang maju-mundur, tapi tidak membingungkan. Pemilihan kata-katanya apik. Sesekali diselipkan obrolan dalam bahasa Jawa, yang sayangnya, ada beberapa titik yang terlewat untuk diberi catatan kaki perihal artinya. Sedih aja andai pesan tidak tersampaikan, kalau pembaca bukan orang yang paham bahasa Jawa.

Latar belakang kota Solo, baik cerita di masa kini dan masa lalu, sungguh bikin kangen buat segera packing dan kabur ke kota itu, hehehe. Penggambaran Salinem, Gusti Kartinah, dan Gusti Soeratmi yang memakai kebaya dan kain, bikin kangen almarhumah Oma yang hingga akhir hayat juga memakai pakaian serupa.

Novel ini boleh dibaca siapa saja, tapi direkomendasikan bagi pencinta drama dengan lintas sejarah Indonesia.

5 dari 5 bintang!
Catatan: Rahasia Salinem jauh lebih syahdu dibaca di waktu malam hari, ketika suasana hening dan tenang.
Profile Image for Ann.
87 reviews17 followers
March 30, 2020
Membaca novel ini dengan tidak sengaja. Saat sedang kalut dan scroll twitter, lalu ada nulisbuku (publisher novel ini) sedang membagikan akses buku gratis via Storial. Tanpa pakai lama, langsung saya baca. Premisnya cukup sederhana, seorang cucu yang menapak tilas kisah seseorang yang begitu dekat dan penting bagi keutuhan keluarganya. Sembari menguak misteri dibalik enaknya suatu resep pecel.

Ceritanya sederhana, mengalir, tidak membosankan dan membuat pembaca selalu penasaran akan kisah selanjutnya. 387 halaman ludes dalam 1 hari.

Bahasa yang digunakan pun membekas di hati. Saya suka bagaimana penulis mengungkapkan suatu hal dengan analogi, metafora, dan pesan moral menggunakan bahasa sederhana namun tetap puitis, contohnya:

"Apalagi yang bisa dikatakan tentang alasan mengapa sebuah sungai mengalir selain sungai tercipta untuk menuju muara. Mungkin, kamu bisa bilang bahwa sungai mengada untuk membawa berkah pada lahan-lahan, kebun, sawah, dan kehidupan orang-orang yang dilaluinya, namun itu semata kemungkinan, dan pilihan. Sungai juga bisa membongkar tebing-tebing, menenggelamkan kampung-kampung, menggerus batu-batu, atau mengaramkan rakit, dan sampan. Cuma satu yang pasti bagi nasib sebuah sungai: kembali ke dalam pelukan lengan samudera."

"Bahkan, kalaupun yang tersisa hanya kehancuran, manusia harus bangun dan bertahan"

"Hidup harus dihadapi dengan dagu terangkat bukan dengan punggung tertekuk."

"Yang penting berjalan. Maju. Cepat atau lambat, titik terang akan terlihat."

Membaca kalimat-kalimat tersebut, sembari membaca kisah jatuh bangunnya tokoh dalam novel ini, tak urun saya yang sedah dilanda kepedihan, merasa tersentuh dan kembali menemukan gairah untuk berjuang dan bertahan. Sehingga secara personal, novel ini bukan sekadar novel. Novel ini memiliki arti tersendiri untuk saya.

Terima kasih telah menghadirkan kisah ini. Tak hanya sebagai penghibur di masa senggang, namun juga sebagai pelipur lara dan penyemangat hidup. ❤
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for A.A. Muizz.
224 reviews21 followers
January 1, 2021
Novel ini menceritakan kehidupan Salinem, seorang abdi dalem yang mengabdikan hidupnya untuk sebuah keluarga bangsawan. Wafatnya membuka tabir misteri dan pertanyaan bagi "cucu-cucunya" yang baru mengetahui bahwa ternyata Mbah Nem bukanlah nenek kandungnya.⁣

Salinem yang hidup selama seabad sejak tahun 1923 sudah memulai penderitaan sejak kecil. Penderitaan demi penderitaan semenjak zaman penjajahan, kemerdekaan, geger '65, dst menempa jiwanya. Kadang dia ingin menyerah, tapi keikhlasan dan kepeduliannya membuatnya bertahan, meskipun tak pernah mudah. Hidupnya dikorbankan demi keluarga Gusti-nya sekaligus sahabatnya.⁣

___⁣

Saat membaca novel ini, berkali-kali saya ingin mbrebes mili, bahkan sejak bab pertama. Kisah pahit-getir kehidupan Salinem mampu membangkitkan memoriku tentang mbahku sendiri serta orangtuaku. 😭⁣

Kehidupan Mbah Nem memberikan banyak pelajaran tentang pengorbanan, ketulusan, dan keyakinan. Begitu pun kehidupan Soekatmo (yang namanya mirip banget sama bapakku) dan Kartinah.⁣

Yah, roda nasib memang terus berputar dan kita tidak kuasa menghentikan maupun mengubahnya. Namun, kita bisa mengubah cara kita memandangnya.
Profile Image for yun with books.
715 reviews243 followers
June 11, 2024
"Tidak ada cara lain yang lebih mujarab untuk menghadapi
kesulitan kecuali menghadapinya, berhadapan satu lawan satu.
Jalani saja. Apa pun yang hidup sajikan di atas meja, harus dimakan.
Mengeluh adalah racun."




Aku pernah DNF (did not finish) buku ini karena awalnya aku gak begitu menikmati alur dan cara penulisannya. Tapi, karena penasaran dengan cerita plus baru saja dirilis versi baru yang katanya lebih lengkap dan "berisi". Ya sudah, aku baca ulang buku Rahasia Salinem ini.

Setelah baca buku ini, I have so many thoughts. Pertama, ceritanya bertele-tele dan terlalu banyak kata-kata yang berulang dan perumpamaan yang "nggak pas" dengan situasi dan plot cerita. Kedua, banyak karakter yang keberadaannya tidak begitu bisa "bawa" cerita alias ya cuma pajangan. Ketiga, kalo buku ini menceritakan asal mula pencarian resep pecel, maka telat banget karena cerita per-pecelan baru ada di halaman >200. Selebihnya kita pembaca dikasih intro yang njelimet.

Jujur, aku lebih terganggu dengan cara penulisannya. Menulis fiksi sejarah emang agak tricky menurutku, tapi kayaknya lebih enak kalo diceritakan dari sudut pandang orang pertama, yaitu tokoh yang mengalaminya sendiri. Misal, di sini tokoh utama dan center adalah Salinem (untuk latar belakang flashback) dan Tyo (untuk latar belakang masa depan). Pertanyaanku, kenapa tokoh-tokoh tersebut malah diceritakan dari sudut pandang orang ketiga? Bukan, sudut pandang orang pertama karena menurutku lebih kerasa "masuk" ceritanya dan feels-nya.
Kenapa menurutku ini penting, karena yang menjadi cerita inti adalah mencari "Rahasia Salinem", tapi yang didapat pembaca hanya puzzle cerita dari Parjo, yang menurutku juga keberadaannya gak berdampak signifikan ke cerita (Salinem cuma cerita SATU kali ke Parjo tentang kehidupannya, masa Parjo langsung tiba-tiba jadi narasumber cerita kehidupan Salinem nomor satu. Like what?????).

Selain itu, menurutku puzzle yang dicari Tyo (awalnya mencari resep pecel) juga overlapping dan banyak plot holes menurutku. Jadi, ya mending itu tadi. Coba kalo setiap zaman diceritakan oleh sudut pandang orang pertama. Pembaca jadi menikmati kalo mereka sedang membaca masing-masing zaman dengan ceritanya.

Tapi, overall aku tetep penasaran dengan Rahasia Salinem versi baru dan "lengkap" katanya.
Profile Image for Ayu Istiyani.
94 reviews6 followers
September 26, 2025
Tentang Tyo, cucu mbah Salinem yang baru mengetahui identitas asli mbah Nem saat mbah Nem sudah meninggal. Kenyataan bahwa ternyata Salinem bukan nenek kandungnya, mendorong Tyo untuk mencari identitas sosok seorang Mbah Nem yang akhirnya membuka banyak ingatan di masa lalu. Bagaimana masa kecil Mbah Nem, hingga bagaimana beliau bisa hadir di tengah-tengah keluarga Bapak Tyo. Banyak sejarah terungkap, hingga akhirnya Tyo berkesimpulan bahwa pecel mbah Salinem harus dihidupkan lagi.

Historical fiction, dengan alur maju mundur tapi mengalir dan tidak membingungkan. Ceritanya rapi, tapi terkesan sedikit flat. Latar waktu cerita cukup panjang, yaitu dari pra kemerdekaan, kemerdekaan, agresi militer Belanda hingga kejadian 1965. Meski latar tersebut hanya sebagai sedikit bumbu, namun jadi membuat kisah Salinem dengan segala penderitaan dan perjuangannya menjadi lebih utuh.

Unsur jawanya sangat kental. Baik budayanya (mengingat ceritanya di Solo dan sekitarnya), juga bahasa yang digunakan. Bagi yang bisa berbahasa jawa, pasti tidak masalah tanpa footnote. Namun, untuk yang kurang mengerti pun, tetap bisa dipahami meski tidak tahu arti kata per kata. Setidaknya paham apa yang dimaksud.

"Rasanya, kematian tak bisa memberatkan hati anak-anak sampai pelan-pelan hidup memperkenalkan kenyataan. Anak-anak tumbuh dewasa untuk menyadari bahwa kehilangan terus terjadi satu per satu sampai tidak ada yang hilang lagi selain hidup."-P. 78

"Sebelumnya, semua perkara dunia selalu menyembunyikan perkara lain di baliknya, tak terlihat-bisa baik, bisa juga buruk."-P. 78

"Makin dewasa, perasaan kehilangan juga makin susah hilang. Usia adalah pengawet perasaan kehilangan. Perihal-perihal yang awalnya tersimpan di bawah kesadaran, seiring ukur terkuak-tersadari keberadaannya."-P. 100

"Yang kecil selalu jadi korban. Tapi yang baik dan benar akan terus jadi baik dan benar meski dilupakan. Mereka yang lupalah yang rugi. Mereka jadi ndak tahu harga. Mereka akan berlaku sia-sia bahkan bikin bahaya."-P. 304

"Kerjakan apa yang ada dan telan semua kesulitan tanpa keluhan. Kesulitan dan kemudahan adalah konsekuensi pilihan. Kalau tidak ada, tidak perlu dibuat-buat. Otak harus diajari cara berpikir sederhana. Bersungguh-sungguh dan memaksakan diri adalah dua hal berbeda."-P. 384

"Hidup bisa tak berubah, tapi mengubah cara pandang bisa bikin perbedaan besar. Tiada cara lain lebih mujarab untuk menghadapi kesulitan, kecuali menghadapinya-bertatapan satu lawan satu. Apapun hidup sajikan di meja harus dimakan."-P. 393

"Orang bisa kalah, tapi merasa jadi korban itu perkara lain. Boleh mengeluh karena hidup memang berat, tapi tak perlu mengasihani diri sampai merasa tak berdaya sama sekali."-P. 393
Profile Image for Pauline Destinugrainy.
Author 1 book265 followers
August 5, 2024
Gusti, ajari hamba tetap setia

Tyo mendapatkan kabar dari ayahnya, kalau Mbah Nem sedang sekarat. Dia pun bergegas kembali ke Solo demi menemani akhir hayat Mbah Nem. Setelah pemakaman Mbah Nem, Tyo mendapatkan kejutan. Dia baru mengetahui kalau Mbah Nem itu bukan nenek kandungnya. Meski demikian seluruh anggota keluarga menganggap Mbah Nem sangat berjasa dan tidak bisa dihilangkan dari sejarah keluarga. Harus ada sesuatu yang bisa mengingatkan anak cucu mereka akan keberadaan Mbah Nem.

Semasa hidupnya Mbah Nem pernah berjualan pecel. Bulik Ning berusaha mencari tahu cara membuat pecel yang rasanya sama persis dengan buatan Mbah Nem, namun usahanya tidak kunjung berhasil. Didera rasa penasaran akan riwayat hidup Mbah Nem, Tyo menemani Bulik Ning mencari rahasia pecel Mbah Nem. Ternyata rahasia pecel itu juga sekaligus mengungkap sejarah hidup Mbah Nem.

Salinem lahir di Sukoharjo, sekitar tahun 1923. Ibunya meninggal saat melahirkannya. Salinem kecil dibesarkan oleh ayahnya, Salimun. Pekerjaan ayahnya sebagai kusir delman Gusti Wedana membuat Salinem kecil diasuh oleh banyak orang, salah satunya oleh Daliyem, bibinya. Selain Daliyem, Salinem juga diasuh oleh Mbok Yah, abdi dalem Gusti Wedana. Ketika Gusti Asisten Wedana dan istrinya, Gusti Soemirah bertugas di Sukoharjo, Salinem menjadi kawan bermain Gusti Soeratmi, adik dari Gusti Soemirah. Sejak saat itu Gusti Soeratmi adalah sahabat Salinem, bahkan ketika Gusti Soeratmi meninggalkan Sukoharjo, Salinem ikut dengannya

Tahun demi tahun berjalan, Salinem menyadari kedudukannya yang berbeda dengan Gusti Soeratmi. Ketika Gusti Soekatmo menikah dengan Gusti Kartinah, Salinem ikut dengan Gusti Kartinah. Kehidupan di masa penjajahan Belanda yang beralih ke penjajahan Jepang hidup setiap orang menjadi susah, demikian pula dengan keluarga bangsawan. Salinem menjalani semuanya dengan pasrah. Kehilangan demi kehilangan dihadapinya dengan berani.

Kisah Salinem diceritakan bergantian dengan perjalanan Tyo mencari rahasia pecel Mbah Nem. Membaca kisah Salinem serasa menikmati pecel yang nikmat. Adat budaya Jawa yang kental, dibaur dengan sejarah perjuangan kemerdekaan hingga masa Gestapu. Pembaca diajak kembali ke masa Surakarta saat itu, yang kalau ditilik di buku-buku sejarah kala saya bersekolah hanya sedikit yang bisa dipelajari. Saya paling menyukai kisah persahabatan antara Salinem, Gusti Soeratmi, dan Gusti Kartinah. Meski ada batasan sosial di antara mereka, namun kasih sayang yang terjalin itu sangat kuat. Kesetiaan Salinem kepada keluarga Gusti Kartinah pun menjadi satu poin kuat dari Rahasia Salinem ini. Pesan moral dari novel ini benar-benar tersampaikan dengan baik.
Profile Image for Lesh✨.
277 reviews4 followers
January 23, 2025
Akhir-akhir ini lagi merasa bosan membaca hisfic karena plotnya mudah ditebak dan latarnya selalu Jawa. Untungnya, buku ini bukan menceritakan sosok patriakisme melainkan kisah persahabatan dan wanita tangguh di zaman dulu!

Cerita dimulai dengan sudut pandang serba tahu dan timeline yang berbeda di antara modern (Tyo) dan lampau (Salinem).

Tyo menemukan fakta yang mengejutkan ketika Mbah Salinem bukanlah nenek kandungnya, melainkan seorang abdi dalem bangsawan. Suatu ketika Tyo ingin menemukan silsilah dari keluarga Mbah Nem.

Petunjuk demi petunjuk mulai terkuak ketika Tyo melakukan perjalanan ke Solo, Sukaharjo, dan Jakarta. Tyo juga berinisiatif mrncari bumbu resep pecel buatan Mbah Nem dan membuat warung pecel dengan nama 'Mbah Nem' agar orang-orang yang mengenal sosok beliau bisa mampir untuk bercerita.

Mengenai sosok Salinem sendiri yang lahir dari seorang kusir bangsawan yang istrinya sudah meninggal—sedari kecil Salinem selalu dititipkan oleh buliknya. Karena buliknya kerepotan harus berjualan pecel dan mengurus Salinem kecil, anak itu akhirnya dititipkan di rumah keluarga bangsawan supaya punya teman main, yakni Gusti Soeratmi dan Gusti Kartinah.

Kedekatan yang terjalin sedari kecil hingga dewasa ternyata masih memiliki batasan tersendiri bagi Salinem terhadap para Gustinya. Sepanjang hayatnya mengarungi kehidupan naik turun hingga peperangan Belanda - Jepang yang mengakibatkan ekonomi para bangsawan menjadi oleng, Salinem masih setia mengabdi dan ikut bersama keluarga Gusti Kartinah.

Kisah sedih dimulai ketika setiap kali Salinem jatuh cinta, pria itu selalu meninggal—baik dalam kecelakaan maupun perang. Salinem selalu tabah dan terus menjalani hidupnya dengan merawat cucu-cucu Gusti Kartinah.

Cerita ini sebenarnya bagus, premis sederhana, hanya saja nama tokoh terlalu banyak dan mirip sehingga sulit untuk mengingat siapa saja orang yang terlibat. Selain itu latarnya banyak dan cepat sekali berpindah-pindah membuat pembaca kurang menikmati tujuan dari cerita ini apa. Lalu, soal peralihan latar waktu yang cepat berubah-ubah maju mundur. Dan terakhir, soal sosok Tyo yang menurut saya adalah terlalu gegabah dan keras kepala dengan ambisi membuat warung pecel seperti buatan Mbah Nem.

Namun, untuk cerita persahabatan dan kesetiaan, Salinem juaranya!
Profile Image for Sunarko KasmiRa.
293 reviews6 followers
August 14, 2023
Seketika kehabisan kata untuk memulai bagaimana seharusnya mengawali cerita pengalaman baca novel Rahasia Salinem karya Brilliant Yotenega dan Wisnu Suryaning Adji. Rasa haru dan sedih masih kerap hadir tanpa diminta. Bagimana tidak, novel ini menggambarkan cinta yang adiluhung seorang wanita biasa tanpa pangkat dan status kaya bernama Salinem. Tentang kesetiaannya yang tak mampu diejawantahkan dengan kata-kata kepada sang tuan dan buah hati yang tak pernah dikandungnya.

Awalnya saya tidak habis pikir, entah keteguhan apa yang digenggam erat oleh seorang Salinem hingga ia memilih untuk setia melajang dan menjadi abdi seorang bangsawan dan menyayangi keturunannya layaknya seorang ibu kepada anak-anaknya. Namun, perenungan saya tiba pada suatu pemikiran : "Cinta hanya perlu dirasa, tanpa perlu menalar kewajarannya". Cinta Salinem terhadap keluarga Gusti Kartinah dan Gusti Soekatmo adalah ikatan yang bahkan melampaui pekatnya hubungan darah.

Hal itu pula yang menjadikan Tyo (salah satu cucu keluarga Gusti Kartinah) gigih melangsir dan mengumpulkan perca demi perca cerita untuk mencari tahu kebenaran yang belum sepenuhnya terungkap dari sosok Mbah Nem (Salinem) semasa hidupnya. Tak hanya itu saja, Tyo jugalah yang mengusulkan inisiasi melanggengkan jejak Mbah Nem dengan mendirikan sebuah warung pecel.

Pada akhir cerita, rahasia Salinem belum juga terkuak sepenuhnya. Persahabatannya dengan Gusti Kartinah dan Gusti Soeratmi masih meninggalkan tanda tanya besar. Kedatangan cucu dari Gusti Soeratmi secara tiba-tiba menambah daftar panjang rahasia Salinem, terutama hal-hal yang menjadikan hubungan Gusti Kartinah dan Gusti Soeratmi merenggang.

Hal lain yang saya sukai selain tema yang diangkat adalah fokus dari penulis untuk tetap menjadikan Salinem bintang utama dari cerita yang ada. Plot dan alur cerita yang dirangkai juga tidak terlalu berlebihan.
Profile Image for Truly.
2,763 reviews12 followers
December 18, 2022
Sebagai seorang yang memiliki darah Jawa, buku ini jadi memiliki kedekatan emosional. Membuat saya teringat pada almarhumah pengasuh saya. Dengan caranya sendiri, apa yang dilakukan semasa hidupnya nyaris menyerupai apa yang dilakukan oleh Mbah Salimen.

Begitulah persahabatan dan kesetiaan, kadang diluar nalar. Namun, jika seseorang sudah merasa ia berada di "rumah" dan nyaman di sana, maka akan sulit baginya untuk pindah. Rumah bukan hanya tempat raga berada, namun juga jiwa.

Sesungguhnya perempuan bukanlah makhluk lemah seperti yang ada pada syair lagu. Keinginan untuk melindungi dan menjaga mereka yang disayangi, selalu menjadi kekuatan yang maha dasyat.

Mendadak saya jadi teringat sosok ibu dari tokoh bernama Sekar dalam novel Maria S. Sardjono. Apa yang ia lakukan mirip dengan apa yang dilakukan oleh Mbok Nem.

Beberapa luka lama, sebaiknya tetap dibiarkan tertutup. Walau bagi membaca kisah ini, hal tersebut berarti beberapa hal yang masih belum jelas akan menjadi sebuah misteri.

Kehidupan memang selalu penuh misteri. Apakah buku selanjutnya akan segera terbit?
Profile Image for Mor.
210 reviews7 followers
August 19, 2021
•[⭐ 5/5 ⭐]•



[ Pun, Salinem belajar untuk selalu melepaskan tiap tangan yang ia pegang karena tak butuh waktu lama buat siapa pun untuk melepaskan tangan Salinem. ]



EDAN, AKU GAK TAU MAU NGOMONG APA LAGI, BUKU INI BAGUS BANGET. Rasanya seperti naik rollercoaster, senang-sedih, jatuh-bangun, Intinya, perasaanku dibuat campur aduk 😭👍



Suka banget deh sama novel HisFic yang semua informasinya dikemas secara rapih dan gak banyak basa-basi seperti novel yang satu ini. Alurnya juga maju-mundur jadi terasa banget perbedaan zaman dari kedua prespektifnya.



YANG BIKIN SAYA EMOSIONAL ABIEZ TUH DEDIKASINYA SALINEM TERHADAP PERSAHABATANNYA DENGAN KARTINAH MAUPUN SOERATMI. Dari satu karakter ini saja, banyak sekali pelajaran yang dapat dipetik, seperti "mengeluh adalah racun."



TAPI! Sangat disayangkan ENDINGNYA CLIFFHANGER 😭 Saya penasaran kelanjutan ceritanya seperti apa. . .
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for Nike Andaru.
1,637 reviews111 followers
June 25, 2024
62 - 2024

Rahasia pecel Mbok Nem sebenernya. Buku ini sebenarnya cerita Jawa yang mungkin biasa dari seorang abdi dalem, tapi memang balutan cerita keluarganya, sedikit sejarah di tahun sebelum kemerdekaannya menjadi menarik.

Punya ebooknya sudah lama, tapi entah kenapa baru keingetan dan baca.

Lanjut nanti nyari seri Rahasia Soeratmi.
Profile Image for grace.
159 reviews6 followers
August 13, 2025
bagus, tapi agak membosankan. aku jadi kena reading slump.😞
Displaying 1 - 30 of 198 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.