Cergam tipis, berwarna, dengan ilustrasi anabul yang lucu (tapi kayak kurang cerah warnanya, mungkin karena warna-warni pastel). Buku yang selesai dibaca dalam sekali duduk, tapi efek sehabis membacanya bakalan terbawa sekian lama--terutama buat yang catlover, dog lover, birdlover, pokoknya anabul lover. Sekiranya hewan-hewan kesayangan itu bisa bicara, mungkin seperti inilah cerita mereka.
Hewan-hewan ini, kdang bikin kesel karena suka eek dan pipis sembarangan, cakarin jok motor, atau minta makan di waktu yang ngak tepat. Belum pas tidur, dia dengan seenakknya menginjak muka kita. Tapi, di saat lain, ada dia ketika rumah sepi, ketika lagi pengen uyel-uyel yang gemes, dengan sorot mata tak berdosa saat dimarahi.
Awalnya kukira buku ini tentang anabul yang kabur dari majikan. Karena adegan pertama berupa anabul-anabul yang curhat ini dan itu kepada seorang penjaga “cafe”. Ternyata … whoah, broke my heart into pieces.
- Sebuah buku ilustrasi yang formatnya panel sehingga tidak salah juga apabila ada yang menyebut buku ini sebagai komik (manhwa). Dikatakan novel pun bukan masalah, karena buku ini seperti berhasil menyajikan bacaan dengan sensasi seperti membaca komik ataupun novel grafis.
- Dalam buku ini, diceritakan tentang sebuah rumah kayu sederhana yang terletak ditengah hutan. Rumah ini menjadi tempat singgah bagi mereka yang akan menempuh perjalanan... Mereka yang ada didalam buku ini yakni kucing, anjing, hamster, dan burung parkit. Rumah tersebut divisualisasikan dengan indah dan menurut saya pribadi dapat membangun suasana seperti didalam rumah dari orang-orang yang menghadapi musim bersalju yang hangat dan cenderung tenang. Visualisasinya membangun nuansa hangat juga nuansa yg mungkin lekat dengan perpisahan.
- Saya menyukai bagaimana kolaborasi ini menghadirkan kisah yang menyiratkan makna. Selain itu, ilustrasinya pun indah juga berhasil membuat saya ikut terhanyut.
- Saya mengira, buku ini akan dapat saya selesaikan dengan sekali duduk dikarenakan jumlah halamannya, ternyata, saya bahkan baru bisa mengalirkan emosi yang saya rasakan dari buku ini setelah membaca tuk kedua kalinya. Pada kesempatan yang pertama, saya merasakan sesak namun belum mampu mengalirkannya.
- Apabila memikirkannya, entah mengapa saya berpikir bahwa rumah, perbekalan, dan musim didalam buku ini merupakan simbolisasi akan sebuah gambaran perjalanan makhluk ciptaanNya tuk sampai pada titik yang membuat kata "terima kasih" terasa begitu mendalam....
Sebagai pecinta anabul (kucing), cerita yang disampaikan dalam novel grafis ini cukup relate dengan saya. Kelakuan anabul yang sering ngeselin: ada aja yang pup dan pip enggak di kotak pasir, mencakar kursi atau sofa, berantakin lemari, dll. Namun, di sisi lain ngangenin kalau enggak ada mereka atau lagi jauh dari mereka.
Tapi... ya udah, itu aja yang saya rasakan saat membacanya. Entah kenapa, kok enggak mewek seperti testimoni pembaca yang lain. Mungkin saya membacanya tidak di waktu yang tepat? :)
Pertama kali baca buku ini kaget... Aku pikir anabulnya dibuang. Namun ternyata bukan :D Meski hanya 60 hlm, buku ini sukses membuat mewek. Dilengkapi dengan ilustrasi berwarna (sejujurnya aku mikirnya ini lebih ke komik, karena gambarnya lebih dominan dari tulisan) , dijamin ga akan buat bosan
Ada sisi lain dimana aku harap kisah anabul dengan tuannya ini diperlihatkan.. Lalu kenapa mereka tiba - tiba ke rumah kayu... Tapi okelah...
Ini graphic novel ya? atau lebih ke komik nggak sih? Dengan panel2 dipenuhi ilustrasi yg gemes antara pemuda, meng, dogo, hamster dan parkit. Percakapan2 pendek dan sederhana dengan warna2 suraaam (mungkin biar vibesnya lebih berasa fiksi ya). Buku ini tipis bangetttt, nggak banyak kata2 jadi kelar dibaca cuma beberapa menit tapi aku ambyarr terutama pas bagian surat2. Suraaammm tapi comforting :’)
3,5/5 - Des dessins d’une grande beauté : doux et poétiques, ils invitent grandement au voyage. Cependant, je n’ai pas tout de suite compris la symbolique du grand voyage entamé par nos protagonistes et ma lecture / mon appréciation de cette œuvre en a été entravée. Cela reste une lecture agréable pour un moment suspendu dans le temps…
Cerita sederhana tentang hewan peliharaan. Formatnya komik dan full warna. Nuansanya adem, sendu, hangat dan heartbreaking 🥺 Cerita udah ketebak tbh tapi tetep aja mewek. Kalo punya hewan peliharaan pasti bakal lebih mewek.
Worth banget sih buat kualitas kertas dan cetakan dengan harganya! Ceritanya juga menyentuh 🥹🥺
The story is very heartwarming and heartbreaking at the same time. I did expect the plot would be like that since the start but still cried at the end of the story. The highlight of this book is the heartwarming illustrations, kinda reminds me of a webtoon titled "Knitting Room" in a good way. A solid 5 stars from me, highly recommended if you are looking for a light and simple story to cry for 🤍
Buku yang bisa dibaca sekali duduk. Nggak punya ekspektasi apa-apa sewaktu beli bukunya. Tapi, setelah baca rasanya sedih banget. Apalagi buat orang-orang yang punya anabul rasanya kayak dihantam habis-habisan, sih.
Bagus banget, aku super suka walaupun bikin aku nangis dikit.
Short graphic novel about pets' limbo in a "rest shop" during afterlife. Finished in 5 minutes, read in my office library. There are cat, dog, hamster, and parakeet bird with their own trademark silliness.
jujur kurang puas baca ini, kalau mw d tambah 10 smpai 20 halaman lg lebih dalam maknanya, seandainya bs diberi cerita lebih dalam lg di antara semua binatang itu saya lebih ber empati. syang setiap binatang disana sangat singkat jd sy kurang empati trhadap mereka
Judulnya aja sebenernya udah bikin potek hati. Kayanya judulnya udah menjelaskan isinya apa, tapi sayangnya terlalu tipis untuk bener bener tug at your hearstrings.