Jump to ratings and reviews
Rate this book
Rate this book
Anak perempuan pertama. Status itu jadi beban buat Raya karena ia punya adik super pemalas dan Mama yang melimpahkan semua tugas padanya, termasuk memilah sampah dan mengompos di rumah. Belum lagi, Raya yang mengincar nilai A di kampus harus satu grup dengan Bergas, food vlogger sok sibuk yang suka ghosting saat kerja kelompok. Ia harus "menggendong" pekerjaan Bergas selama satu semester kuliah daring. Apakah kehadiran Bergas akan membuat Raya gila, atau justru membuat jantung Raya berdebar di luar prediksinya? That seems highly unlikely!

256 pages, Paperback

Published April 29, 2024

7 people are currently reading
168 people want to read

About the author

Aghnia Sofyan

4 books24 followers

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
70 (49%)
4 stars
62 (43%)
3 stars
8 (5%)
2 stars
1 (<1%)
1 star
0 (0%)
Displaying 1 - 30 of 64 reviews
Profile Image for raafi.
926 reviews449 followers
May 12, 2024
“Kutandai kau, Thor!” Begitu gumam saya seusai menutup buku ini. Kata "Thor" mengacu pada julukan panggilan pengarang (author) yang kerap terjadi di platform baca daring.

Sebenarnya, perkenalan dengan Aghnia Sofyan dimulai dari buku cetak pertamanya, Margo dan Rahasia Setengah Abad. Saya diseret-seret berkeliling sekolah asrama untuk mencari harta karun. Pembaca “ikut repot” menjadi detektif bersama tokoh perempuan SMA bernama Margo.

Masih dengan tokoh utama perempuan, Highly Unlikely menghadirkan Raya yang berkuliah di Fakultas Ilmu Komunikasi sebuah universitas negeri di sekitaran ibukota. Ia merupakan perempuan yang ambisius dan penuh kendali, serta pintar dan dapat diandalkan. Sayangnya, ia harus satu kelompok dengan Bergas yang sifatnya sama sekali tidak mirip dengannya dalam sebuah tugas mata kuliah. Sebagai YouTuber yang popularitasnya sedang menaik, Bergas memang cenderung menganggap enteng kuliahnya.

Berlatar waktu saat awal-awal masa pandemi, novel pemenang The Writers’ Show 2021 Gramedia Writing Project ini berkutat pada interaksi antartokoh yang mengharuskan social distancing. Raya, Bergas, dan dua anggota kelompok lain yakni Yvonne dan Kamal harus berdiskusi atas tugas kuliahnya secara daring. Raya menjadi ketua kelompok demi bisa mengarahkan ketiganya untuk fokus pada tugas. Apalagi, ada Bergas yang kerap datang terlambat dan kurang serius. Hingga suatu ketika, Bergas memberi ide bertemu secara luring untuk mengerjakan tugas ini.

“Ikut repot”. Dua kata itulah yang bisa saya simpulkan atas dua karya Aghnia Sofyan yang sudah saya tamatkan. Saya merasa harus terus-menerus membuka halaman karena interaksi yang begitu mengalir dan kerap bikin penasaran. Terlepas dari tokoh yang cukup banyak, pengarang sepertinya tidak memberi celah sedikit pun dalam kecanggungan dialog yang kerap terjadi pada karya-karya novel remaja/remaja dewasa lokal. Saya habis membaca buku ini dalam kurang dari sehari; saya juga samar-samar ingat menghabiskan kisah Margo dalam waktu yang relatif singkat. Secara tersirat, saya diminta repot untuk cepat-cepat menyelesaikan kisah yang dibuat pengarang.

Tanpa Raya duga, Bergas menyodorkan pulper ke arahnya. Dahi Raya berkerut. “Lo ngapain, sih?”
Bergas nyengir. “Ceritanya gue mau genggam tangan lo buat nunjukin kalau gue ada buat lo.”
“Terus?” Raya tersenyum geli. “Kok, pulpen?”
“Gue belum cuci tangan. Sementara ini dulu, ya,” ujarnya.
Tawa Raya pecah tetapi ia terima juga uluran pulpen Bergas. Ia memegang ujung pulpen itu sementara Bergas memegang ujung satunya.
“Makasih, ya,” kata Raya tulus.
(hlm. 180)


Hal menarik paling utama dalam novel adalah kisah romansanya: pelik sekaligus begitu menyenangkan. Pemikiran Raya akan Bergas seiring waktu berubah; ketidaksukaannya mulai pudar. Mereka jadi saling mengenal satu sama lain. Salah satunya lewat percakapan-percakapan trivial seputar kesenangan masing-masing (media YouTube bagi Bergas dan perilaku eco-conscious bagi Raya). Hingga tumbuh benih-benih cinta di antara keduanya. Trope benci-jadi-cinta sepertinya amat lumrah dalam kisah romansa remaja, tapi pengarang mengkreasikannya jadi betul-betul mengasyikkan dan bikin berdebar-debar.

Pandemi menjadi masa yang tak terlupakan oleh siapa pun. Kita pernah melalui itu. Kita juga pasti mengingat waktu-waktu genting tak keruan selama menghadapi virus yang cepat menyebar dan mematikan (pada saat itu). Kita pernah harus tinggal di rumah karena lockdown, memakai masker ke mana saja (apalagi saat bertatap muka), mencuci tangan setiap saat, serta menjaga jarak. Ditambah tugas kuliah tentang topik komunikasi interpersonal saat pandemi yang dikerjakan kelompok Raya; sungguh menyegarkan memori kita akan masa pandemi.

Tidak menarik jika tidak ada wawasan trivial yang terjadi dalam novel remaja. Pengarang memilih perilaku eco-conscious, menjadi YouTuber, dan kasus pelecehan seksual untuk dijadikan pelengkap cerita. Ketiganya menjadi penting terutama untuk pembaca muda. Porsi informasi ketiganya pun cukup walaupun memang topik perilaku eco-conscious seperti memilah sampah, membuat biopori, dan menanam mangrove terasa dominan karena sisipan infografisnya. Sampul bukunya saja berisi sampah organik dan tanah yang berserakan.

Betapa ringan isinya sampai-sampai saya bisa menyelesaikan Highly Unlikely tanpa kendala. Padahal, saya merasa sedang kesulitan menyelesaikan buku bacaan akhir-akhir ini.

Seperti yang saya bilang untuk mengawali ulasan ini, saya benar-benar akan menandai Aghnia Sofyan dan karya-karya cetaknya. Untungnya, saya mem-follow dia di Instagram sehingga saya tahu bila nanti ada novel terbarunya yang akan terbit.
Profile Image for Dinur A..
258 reviews98 followers
June 1, 2024
Premis mainstream yang mendarat di tangan penulis yang tepat. Lagi-lagi alasan yang sungguh personal kenapa gue bisa suka banget. Gue yakin semua #TeamSulung pasti akan ngerasa bahwa penulis kayak masuk ke kepala kita dan ngebongkar muatannya yang sebenar-benarnya. Tambah lagi materi Ilmu Komunikasi-nya yang narik gue ke tahun-tahun kuliah, walaupun gue sama Raya beda jaket dan so pasti gue nggak sebrilian apalagi sebesar hati dia.

Di antara semuanya, scene ketika Raya sekeluarga mandangin induk kucing lagi ngurus anak-anaknya adalah yg paling membekas di gue, semacam paralel hubungan ibu-anak lintas spesies.

4.35/5.00. Young adult dan penulis yang nggak boleh di-skip.

Sehat-sehat semua cewek anak sulung yang cuma bisa ngajak ngobrol kucing.
Profile Image for Liliyana Halim.
309 reviews237 followers
June 14, 2024
'Ibunya pernah bilang kalau mengompos itu adalah tentang memberi kesempatan kedua. Sampah yang tadinya hanya akan berakhir di tempat pembuangan mendapatkan kesempatan baru saat terurai dan menyuburkan tanah. Mengompos adalah tentang meyakini bahwa tak ada kata terlambat untuk mulai merawat bumi. Sama seperti tak ada kata terlambat untuk memperbaiki apa yang sudah Raya cederai'.
.
Selesaiiiii! Dan sukaaaa 😍😍😍. Kalau kemarin aku baca novel tak kenal maka tak sayang. Kali ini jangan terlalu benci nanti jadi cinta 🫣. Ini novel pertama Kak Aghnia Sofyan yang aku baca. Aku suka cara berceritanya lucu pasti, manis, hangat, cukup bikin gregetan dan nyesek. Tapi sejujurnya aku agak sedikit kebingungan dibagian mereka kerjain makalah, tapi tentu saja nggak mengurangi nilai cerita secara keseluruhan. Di dalam novel ini diberi tau bagaimana cara ngompos, langkah mengompos dengan ember ala Raya, cara membuat lubang resapan biopori juga manfaat biopori dan manfaat mangrove semua dijelaskan dengan bahasa yang mudah dipahami. Aku suka interaksi Raya sama Bergas beberapa bagian terasa hangat buatku pribadi, contoh, “Did you have fun today?”, entah kenapa pertanyaan sederhana begitu langsung bikin wah gitu 🫣. Aku juga suka Popon maupun Kemal. Dan agak sedikit kzl sama Rachel. Pokoknya masukkan novel ini dalam wishlistmu dan jangan lupa dibaca yaa 😉. Aku paham sekarang kenapa beberapa bookstagram yang aku follow suka dengan novel ini.
.
'Believing in someone is scary. But maybe, sometimes it's worth taking the risk'. (Hal 226).
.
"Tapi nggak apa-apa. Gue kan bukan martabak yang bisa menyenangkan semua orang." (Bergas).
.
"Mungkin bukan posisi gue ngomong gini, Ray, tapi menurut gue nggak apa-apa kalau kita belum tahu masa depan kita akan gimana. Banyak orang yang baru ketemu passion mereka di usia senja. Santai aja Ray. Nikmatin prosesnya." (Bergas).
.
"Ray, semua bakal baik-baik aja. Cuma waktunya kapan, kita nggak tahu. Bisa jadi hari ini masalah lo kelar, tapi bisa juga besok, atau malah tahun depan. Percaya sama gue. Everything is gonna be alright." (Popon).
Profile Image for Akaigita.
Author 6 books237 followers
May 27, 2024
Singkat kata, di saat belakangan ini heboh buku-buku sastra masuk kurikulum sekolah, aku dukung buku ini buat jadi buku fiksi populer yang masuk kurikulum sekolah. Semoga kesampaian.

Karena seperti mottonya majalah Tempo, buku ini enak dibaca dan perlu.
Profile Image for Rido Arbain.
Author 6 books98 followers
July 9, 2025
Sudah lama sekali tidak merasakan sensasi membaca seperti ini: senyum-senyum sendiri dan kelepasan ketawa, lalu berakhir menahan getir sampai harus bersedu sedan. Rasa-rasanya, terakhir kali mengalami reaksi yang demikian itu sekitar tujuh dan/atau sepuluh tahun lalu sewaktu masih getol mengikuti serial novel The Chronicles of Audy-nya Orizuka. Cukup mengejutkan, ternyata membaca young-adult romance masih bisa semenyenangkan ini, pada hari-hari yang dipenuhi buku pengembangan diri.

Meski menghadirkan dinamika enemies-to-lovers yang cukup klise, untungnya novel ini dieksekusi dengan gaya penceritaan yang segar dan sangat natural. Percakapan antartokohnya tak pernah terasa cringe, dan justru tampak lebih hidup daripada sekadar karakter fiksi.

Aghnia Sofyan berhasil memadukan semua elemen dalam novel ini sebagai satu kesatuan yang utuh. Ia berhasil menangkap esensi masa pandemi dengan baik, mulai dari pembatasan sosial, perkuliahan daring, hingga dinamika interaksi antartokoh di tengah keterbatasan akibat dampak Covid-19. Latar tempat dan suasananya tak hanya menjadi pemanis cerita, tetapi justru memperkuat topik tentang komunikasi interpersonal yang disinggung kemudian.

Subtema tentang perilaku eco-conscious atau kesadaran terhadap lingkungan—seperti pengelolaan sampah, pembuatan biopori, dan penanaman mangrove—yang diangkat pun tak hanya menjadi tempelan. Isu tersebut betul-betul dielaborasi penulis untuk menggerakkan plot cerita, terutama dalam pengembangan konflik antara kedua tokoh utamanya. Raya dan Bergas adalah contoh perpaduan karakter yang sangat mantap: mahasiswa ambisius pegiat zero waste dipertemukan dengan Youtuber mukbang cum food vlogger yang punya riwayat matil (singkatan dari main tinggal)—istilah yang konon cukup populer di kampus UI untuk melabeli mahasiswa yang pasif terlibat dalam tugas kelompok di kelas.

“Raya sudah menonton beberapa video Bergas dulu. Sejujurnya ia tidak paham apa daya tariknya menonton orang makan. Apalagi kalau cowok itu sedang mukbang atau makan sambil ngobrol ngalor-ngidul ke kamera. Raya juga pernah menonton video Bergas tentang sate taichan, tetapi langsung ia tinggalkan begitu melihat Bergas salah menggunakan "di-" yang dipisah dan "di-" yang digabung pada caption.” Errr, aku padamu, Raya!

Untuk pemilihan jurusan ilmu komunikasi pun bisa dibilang adalah keputusan yang bijak, sangat relevan dengan semua unsur yang dibangun dalam narasi ceritanya. Andaikata Raya dan Bergas bukan di jurusan ikom, semisal jurusan bahasa dan sastra Indonesia, mungkin konfliknya tidak akan berjalan sebagaimana mestinya. Malahan mungkin akan berakhir absurd dengan kondisi semacam ini: Raya terobsesi ingin meneliti novel karangan Iwan Simatupang untuk tugas presentasi kelompok, sementara Bergas justru lebih bergairah meneliti novel populer Tere Liye yang tak pernah lengser dari rak best-seller Gramedia. Mereka pun gagal pedekate hanya karena perbedaan persepsi dalam mendefinisikan "sastra".

Nah, bagian pentingnya, dalam novel ini Aghnia menyisipkan semua informasi tentang segala tetek bengek subtema tadi dengan gaya penuturan yang sangat informatif tanpa harus menggurui secara naratif. Bahkan, pada akhir bab kadang-kadang dilengkapi juga dengan infografis tentang gaya hidup nirsampah yang memperkaya pengalaman membaca. Sebetulnya, cukup banyak istilah-istilah yang berpotensi untuk dijelaskan lebih lanjut lewat catatan kaki, tapi penulis tampaknya paham kalau para pembacanya—yang dengan hebat bertahan hidup melawan Covid—seharusnya mampu mencerna semua kosakata baru yang lahir di masa pandemi.

Sampai di sini, rasanya saya sudah harus merangkum ulasan ini dalam satu klausa: novel ini bagus, dan satu janji serius: saya akan membaca novel lainnya yang lahir dari buah pikiran Aghnia Sofyan.
Profile Image for Fikriah Azhari.
362 reviews143 followers
March 8, 2025
❝Jujur, ya? Kadang-kadang capek, sih, Gas. Ketika gue berhasil, ya itu udah standar. Nggak ada yang harus dirayakan. Seolah-olah memang udah seharusnya gue jadi nomor satu, tapi jadinya, lama-lama standar yang ditetapin buat gue nambah terus.❞

Anak sulung HARUS baca buku ini! Sering nggak sih nahan diri agar tidak mengamuk tiap dibilangin “udah, kerjain aja...” padahal kita ngebatin “lho? Kan, itu tugasnya adek, kan gilirannya adek? Padahal kalau tugasku aku pasti kerjain sendiri, nggak pernah tuh adek yang disuruh” tapi berujung kita tetap aja ngerjain sesimpel karena kita adalah KAKAK? Nah! Cocok udah, senasiblah kita dengan Raya di buku ini, nyeseknya ada banget rasanya mau berpelukan.

Nggak cukup jadi tumpuan di rumah, untuk urusan kampus pun Raya juga harus "ngegendong" Bergas, si food vlogger sok sibuk yang langganan jadi free rider alias beban kelompok dan sialnya lagi-lagi sekelompok dengan Raya di matkul Metode Penelitian Komunikasi. Apa "kebersamaan" mereka ke depan akan semakin memupuk rasa tidak suka Raya ke Bergas? Atau... justru muncul perasaan baru yang tumbuh di antara mereka?

SERUUU! Aku tertarik baca buku ini karena topik Zero Waste-nya. Sedikit cerita, aku udah dua tahun jadi relawan di Makassar International Writers Festival, yang salah satu komitmennya adalah Nirsampah dan Rendah Karbon. Kami meminimalisir jumlah sampah yang berakhir di TPA, juga dilakukan perhitungan emisi gas rumah kaca yang akan jadi acuan dalam penanaman pohon bakau sebagai kompensasi terhadap emisi yang dihasilkan selama penyelenggaraan MIWF. Meski untuk penanaman bakau aku belum pernah ikutan, tapi rasanya waktu adegan Raya sana Bergas nanam mangrove, aku merasa begitu dekat dengan mereka, aku bisa membayangkan keduanya sebagai salah satu teman relawanku!

Menyenangkan membaca buku ini karena topik lingkungan yang dibahas dikemas dengan mudah untuk dinikmati serta diserap edukasinya. Latarnya saat era Covid begitu relate karena kita pernah melaluinya, juga menarik karena menjadi bagian dalam plot, di mana aku bisa merasakan perkembangan hubungan interpersonal antar tokoh di tengah keterbatasan interaksi.

Sisi romansanya juga aku suka! Love-hate relationship yang dirasakan Raya ke Bergas kayak rollercoaster yang ngajakin emosi pembaca ikutan naik turun karena di satu waktu Bergas emang layak jadi musuh masyarakat, tapi di waktu lain sikapnya manis banget! Ending-nya menurutku juga juara dan langsung bikin buku ini jadi salah satu young adult favoritku dari penulis Indonesia!
Profile Image for Amaya.
742 reviews57 followers
May 31, 2024
Actual rating: 4,8

Aduh, lihat cover-nya aja udah gemes >< interaksi Raya-Bergas juga gemes haha, lebih ke greget sih sebenernya, kayak lucu aja gitu lho mereka. Ini buku kedua dari Kak Aghnia dan mulai sekarang belio bakal jadi penulis autobuy-ku.

Karena dulu udah baca versi platform-nya, baca yang versi buku terasa fresh. Karakter Raya yang ambis, selalu nurut perintah orang tua, dan perfeksionis, bikin dia kelihatan jadi cewek yang "banyak muatan". Kayak berat banget hidupnya mesti ngatur perkuliahan daring, ngurusin kompos, ngasih tau adik yang nggak cukup sekali ngomong doang, plus ngimbangin emosi karena salah satu anggota kelompoknya ilang-ilangan pula.

Raya di buku baru bebannya agak kurang sedikit, walaupun masih aja ya dia harus handle segala hal. Capek juga harus selalu siap sedia, pokoknya siap nanggung kalau yang lain nggak bisa diandalkan gitulah. People pleaser banget emang.

Gaya berceritanya as always selalu rapi, nggak ada kesan informasi harus lebih panjang ketimbang alur cerita atau sebaliknya. Pas. Karakter di buku ini juga punya porsi yang sama, sih, sesuai sama takaran masing-masing. Rachel, adik Raya, yang terbukti nggak langsung disuruh gerak, nggak ambil bagian paling banyak. Terus aku suka background Rachel yang yah wajar dia bersikap begitu karena cerita ini diambil dari sudut pandang Raya, jadi pembaca nggak banyak tau soal kebenarannya. Antara emang Rachel males aja atau ada alasan lain.

Karakter Popon dan Kemal juga nggak banyak makan porsi, sih. Mereka ada buat menyokong karakter Raya, sebagaimana mestinya. Respon Kamal tuh malah real banget, aduh mood deh, jadi inget masa-masa dapet anggota kelompok yang ambis wkwkwk

Bagian penjelasan komposnya kayak yang kusinggung di atas, nggak ada kesan "kepanjangan" sampai menutupi alur cerita. Penjelasannya juga gampang dicerna dan kasih efek yang bikin pembaca jadi kepengin ikut ngompos juga.

Bagian yang kurang mungkin di bagian Yuri aja, sih, selain itu oke banget. Buat yang suka cerita romansa ala anak kuliahan yang nggak biasa (sambil diajarin ngompos), kayaknya mesti banget coba baca buku ini.
Profile Image for Harumichi Mizuki.
2,430 reviews73 followers
June 30, 2024
Emang pantes banget ini novel jadi juara The Writer's Show yang diadakan Gramedia Writing Project di tahun 2021. Sungguh keren. Yang aku suka, semua tokohnya memberikan usaha yang signifikan untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah mereka, tak hanya diam dan pasif menunggu semesta berkonspirasi untuk memuluskan jalan hidup mereka.

Cerita ini mengusung pola from hate to love. Berseting di masa pandemi Covid19, membacanya sekarang akan menyegarkan ingatan kita soal masa-masa lockdown empat tahun silam. Raya, kehilangan ayahnya karena Covid19. Peristiwa itu entah bagaimana membuatnya jadi enggan datang ke kampus. Ia menikmati masa-masa kuliah secara online melalui Zoom Meeting. Sebagai mahasiswi cemerlang, nilai-nilainya tetap sempurna. Bahkan perkuliahan online itu membuatnya jadi punya sahabat baru, Popon, dan pacarnya. Mereka jadi akrab karena sering mengerjakan tugas kelompok bersama dan jadi satu kepanitiaan di acara kampus.

Raya benci banget sama Bergas, food vlogger YouTube tenar yang jadi teman seangkatannya. Pasalnya, semester lalu ia pernah sekelompok dengan pemuda itu di mata kuliah Teori Komunikasi dan kena ghosting gara-gara Bergas lebih memprioritaskan urusan YouTube-nya. Akibatnya Raya jadi harus mengerjakan bagian Bergas sampai begadang meski tetap membiarkan lelaki itu presentasi karena kekompakan tim juga dihitung untuk penilaian. Meski presentasi kelompoknya bisa selamat, nilai Raya jadi tak sempurna. Padahal, ibu Raya selalu menuntut nilai sempurna darinya. Dendamlah Raya. Bukan cuma Raya yang jadi korban, teman-teman lainnya pun juga dibegitukan Bergas. Tapi Bergas tetap populer di kalangan teman-temannya yang mungkin tidak pernah merasakan sekelompok dengannya.

Sialnya, untuk tugas makalah berkelompok dalam mata kuliah Metode Penelitian Komunikasi, kali ini Raya kembali sekelompok dengan Bergas. Membayangkan dirinya harus menutupi bolong-bolongnya kinerja Bergas selama satu semester lagi membuatnya sebal bukan kepalang. Untungnya, Raya masih sekelompok juga dengan sahabatnya, Popon, dan pacar Popon yang bernama Kamal. Jadi, Raya masih punya dua telinga yang bersedia menampung segala keluhannya soal Bergas.

Bergas pun tampaknya merasa bahwa Raya tak menyukainya. Dengan sok polos ia malah menawari Raya untuk nge-vlog dengannya. Raya berkelit dan bilang bahwa selama Bergas masih suka menyisakan makanannya saat nge-vlog, dia takkan mau ikut muncul di video Bergas. Almarhum ayah Raya semasa hidupnya rajin mengolah sampah rumah tangga untuk jadi kompos dan memiliki kepedulian besar terhadap kelestarian lingkungan. Karena itulah ibunya, Gina, berusaha melestarikan legacy almarhum suaminya dengan gencar mengajak Raya dan anak bungsunya, Rachel, untuk bersama-sama mengolah sampah rumah tangga di rumah. Alasan penolakan Raya yang di luar dugaan ini membuat Bergas jadi mulai penasaran dengan Raya.

Sebenarnya, Raya tidak benar-benar menikmati kegiatan mengolah sampah. Buatnya semua itu ribet, apalagi ditambah dengan kecerewetan ibunya dan kemalasan adiknya. Ia sebenarnya jengkel karena ibunya seolah selalu menimpakan beban kepadanya dan membiarkan adiknya malas-malasan. Namun, karena ia terus ingat dengan pesan terakhirnya ayahnya agar dia terus menjaga ibu dan adiknya, Raya terus menekan gejolak hatinya.

Penulis sungguh lihai memperlihatkan betapa sesaknya tekanan batin yang dirasakan Raya di rumahnya hanya dengan kejadian-kejadian kecil di keseharian. Gina beberapa kali menyuruh Raya mengerjakan pengolahan sampah yang seharusnya menjadi tugas Rachel atau menyuruhnya membereskan sampah milik Rachel. Kita benar-benar akan dibuat geregetan. Beberapa pembaca yang merupakan anak sulung atau memiliki orangtua cerewet mungkin dengan mudah akan langsung berempati terhadap Raya.

Nah, di sisi lain, rupanya Bergas juga merasakan tekanan yang mirip dengan orangtuanya. Kedua orangtuanya meremehkan pencapaian Bergas dengan YouTube-nya. Mereka lebih menghargai kakak Bergas yang pencapaian akademisnya lebih cemerlang. Meski di luar Bergas terlihat begitu charming dan percaya diri, sejatinya ia tak berkutik di hadapan orangtuanya dan sering merasa rendah diri.

*

Yang tak diduga Raya, ternyata kali ini Bergas punya ide brilian untuk tema penelitian kelompok mereka. Ia mengusulkan penelitian dengan menggunakan teori pengembangan hubungan tentang bagaimana para mahasiswa saling menjalin hubungan selama perkuliahan online berlangsung. Jika mengambil tema itu, mereka hanya tinggal mewawancarai anak-anak FISIP yang sudah mereka kenal saja. Selain itu ia punya ide untuk merekam tiap sesi diskusi mereka dan mengunggahnya di YouTube-nya dengan tajuk "Research Diary". Dosen mereka memang meminta mereka untuk menggunakan media penyampaian hasil penelitian yang kreatif, boleh berupa video YouTube, reels, atau video TikTok dan poster-poster infografis. Popon dan Kamal pun tertarik. Apalagi follower Bergas yang banyak bisa memberikan jaminan pada mereka soal cakupan media penyampaian hasil penelitian yang membuat mereka berharap bisa dapat tambahan nilai yang bagus. Padahal, tadinya Raya sudah berniat mengarahkan penelitian ke topik yang sudah ia siapkan dengan saksama: konsep aktivisme digital tentang lingkungan hidup.

Meski tadinya enggan, Raya akhirnya menuruti kemauan ketiga temannya. Namun, dalam proses pengerjaan dan pembagian tugas, Raya cenderung lebih sering mendominasi karena kali ini ia benar-benar mengejar nilai A. Tak mau lagi ia kecolongan seperti semester lalu. Popon dan Kamal sering protes, namun Raya tetap berkeras sampai keduanya menyerah dan mengikuti kemauan Raya. Kita mungkin pernah merasakan sekelompok dengan orang seperti Raya ketika kita sekolah atau kuliah. Rasanya seperti diremehkan atau tidak dipercaya dan dianggap tidak bisa diandalkan. Sejujurnya aku kagum karena Popon dan Kamal begitu berbesar hati untuk menolerir Raya.

Di luar dugaan Raya lagi, kali ini hasil kerja Bergas lebih bagus. Dia tidak lagi suka ghosting. Dia juga selalu menepati tenggat waktu pengumpulan tugas meski harus dicereweti Raya dulu. Hasil editan video Research Diary yang ia unggah di YouTube pun kualitasnya sangat bagus dan mendapatkan reaksi positif dari para penonton. Banyak penonton yang kemudian menjodoh-jodohkan Raya dengan Bergas.

Lama-lama Raya pun menganggap Bergas menggemaskan. Apalagi setelah mereka saling mengunjungi rumah. Siapa sangka bahwa ternyata rumah mereka berdekatan? Bergas pun semakin menunjukkan ketertarikan pada Raya begitu tahu Raya suka mengolah sampah rumah tangga menjadi kompos. Awalnya dia pedekate pada Raya dengan dalih ingin meminjam kucing betina Raya, si Gembol, untuk dikawinkan dengan kucingnya, Oding. Lalu ia pun belajar membuat lubang biopori dan membuat kompos pada Raya. Semua itu tentu saja diabadikan dalam vlog yang kemudian diunggah ke saluran YouTube-nya.

Namun, hubungan mereka kemudian diuji ketika Bergas dekat lagi dengan mantan pacarnya yang bernama Yuri. Raya jadi meragukan seperti apa posisinya di mata Bergas. Lalu masih ada sepupu Bergas, sang kameramen yang bernama Genta. Genta ini sangat kurang ajar. Baru kenal saja dia sudah melakukan pelecehan seksual pada Raya secara verbal. Jadi, tak hanya masalah lingkungan hidup yang dibawa dalam novel ini, masalah pelecehan seksual pun sedikit dimasukkan dan menambah value cerita.

Yang aku kagumi, masalah pengolahan sampah ini tidak hanya dijadikan sekadar tempelan. Keseharian Raya mengolah sampah dijadikan sebagai elemen pembangun cerita yang sangat vital. Setiap beberapa bab, penulis mencantumkan infografis soal serba-serbi pengolahan sampah. Kisah cinta yang dibalut dengan tema lingkungan hidup berupa pengolahan sampah ini buatku sungguh genius. Kapan lagi kita bisa lihat dua pasangan di novel nge-date sambil nanam mangrove?

Bahkan tanpa ada adegan fisik pun novel ini bisa menampilkan chemistry yang kuat di antara female lead dan male lead-nya. Di tengah makin banyaknya novel populer Indonesia yang seolah merasa harus menambahkan adegan ciuman dan adegan lebih-lebih lainnya demi menyampaikan kisah cinta, kehadiran novel yang bersih dari noda-noda semacam itu seperti Highly Unlikely sungguh sangat melegakan dan menyegarkan! Salut!
Profile Image for Pradnya Paramitha.
Author 19 books459 followers
October 30, 2024
Aaaakkk so sweeeett! 😍😍

Review lebih lengkap nanti kalo asam lambung udah reda. Yang jelas novel ini sungguh kiyowoooo 🌹
Profile Image for Sheira Sharma.
125 reviews7 followers
June 30, 2024
"believing in someone is scary. but maybe, sometimes it's worth taking the risk."

tentang raya si anak ambisss dan bergas food vlogger sibuk yang suka ghosting pas kerja kelompok. raya sebelumnya udah punya pengalaman "ngegendong" bergas, jadi dia trauma dan kesel banget tuhhh, amit2 deh pokoknya kalo harus sekelompok sama tuh seleb lagi.

tapi yang namanya takdir, kadang memang penuh kebetulan dan kekocakan duniawi. raya dan bergas sekelompok lagi di suatu matkul. duhh udah sepet banget tuh si raya pastinyaa, jadi dia sensi banget ke si bergas yang di kelompok kali ini anehnya sok ngide (sialnya idenya tuh bagus sampe semua anggota setuju dan bikin raya kesel) I FEEL U RAYYY SSKSKSKSKSK 😓

dari sana lah hubungan mereka berkembang, cerita ini latarnya pas covid jadi banyak momen2 kuliah dan meeting daring. terus uniknya, selain menyajikan nikmatnya "hate to love" nyerempet2 "friends to lovers." ini, unsur2 yang di singgung juga unik dan fresh banget.

contohnya soal gaya hidup zero waste atau minim sampah, karena keluarganya si raya ini suka daur ulang sampah buat di jadiin kompos gitu jadi banyak pembahasan menarik seputar jenis-jenis sampah, dampaknya, dan cara menanggulanginya. terus ada juga pembahasan tentang pelecehan seksual verbal, jurusan sosial yang sering di pandang sebelah mata, dan hal lainnya yang dekat banget sama realitas.

perkembangan hubungan raya sama bergas ini juga gemesss, mana gua relate banget lagi sama karakter rayaaaaaaaa, apalagi pas dia bilang, "perempuan yang menunjukkan otoritasnya mudah sekali dicap bossy." terus gimana dilemanya dia yang lagi pdkt dan susah bener mau ngomong "i'm not okey with that." PAHAM RAY PAHAM, kayak mau bilang gitu takut plus gengsi ga sihhh, soalnya kan belum ada status apa-apa (maap curcol)

karakternya bergas walau awalnya di branding tengil dan umpatable gitu ternyata background dan perkembangannya malah bikin pembaca meleyot helpppp 😭

"i really care about u, ray. kalau boleh, gua pengin jadi cowo lo."

DAMN MANNNNNN, damagenya lebih berkobar daripada "ily, kmu mau ga jadi pacar aku?" halah basi itumahhhhh, yang bener nih kayak si bergas a.k.a youtuber saingan tanboy kun iniii ☺️☺️

kekurangannya buat gua tuh cuma plot twistnya yang terlalu klise, gua udah berkali-kali banget nemu plot twist modelan begonoh di teenfict2 lain. kalau tujuannya buat menekankan "satu isu" tadi, menurut gua udah cukup sekali aja di awal, kalau emang mau menekankan lagi dan harus banget di ulang 2 kali mungkin bisa pake pola yang lebih oke. kalau di bikin gitu tuh gimana ya, ya oke sih tapi boring aja. gua juga jadi ilang respect sama di bergas padahal sebelumnya udah meleyot, melebur, menyublim hadehhh.

terus pertengahan menuju ending juga terlalu buru-buru, padahal gua berharap trauma dan keresahan bergas tentang keluarganya lebih si sorot dan di kupas lagi, tapi ternyata enggak. tapi gua suka sih sama endingnya, meski penyelesainnya terkesan buru-buru (karena ada jumlah maksimal kata atau lembar sih ini kemungkinan) tapi kayaknya udah pas untuk ukuran teenlit yang nggak terlalu berat.

so far bagusss, jadi lebih aware sama pengolahan sampah juga setelah baca ini.
Profile Image for Fitri.
203 reviews
November 3, 2024
Sukaaaaa sekali sama buku ini!

Buku ini bercerita tentang Raya, si anak sulung yang menjadi andalan di rumah dan terkenal pintar di kampus. Mengambil latar belakang masa perkuliahan di tahun pandemi, kita akan disuguhi lika liku kehidupan mahasiswa yang kuliah online sekaligus anak sulung melalui sudut pandang Raya.

Banyak sekali isu yang diangkat di sini! Dari mulai soal lingkungan (kompos, sampah, mangrove), kisah keluarga, dan komunikasi online (yang diselipkan dengan menarik melalui tugas makalah kelompok Raya dan selipan teori-teori komunikasi). Yang paling bikin aku suka adalah, semua isu yang kayaknya nggak berhubungan ini bisa terjalin dengan rapi ke dalam dialog dan latar belakang tokoh-tokohnya. Bahkan tanpa membuat ceritanya jadi terkesan kaku atau dipaksakan.

Romance remajanya ada gak? ADAAA WKWKWK eh gemes deh Raya dan Bergas! Tropenya sih klise, yah, enemy (yang gak enemy banget) to lovers. Tapi aku suka karena kerasa deh geregetannya 🤣

Cerita tentang keluarga ditampilkan melalui keadaan keluarga Raya yang Bergas yang menurutku benar-benar berbeda. Mungkin karena Raya lah tokoh utama dalam cerita ini, jadi menurutku kisahnya Raya lebih 'selesai', dibandingkan kisahnya Bergas yang agak ngambang (si bungsu yang jalur pendidikannya beda sendiri dari keluarga) dan terkesan ditambahin (Genta yang ngeselin dan chatnya dengan Bergas yang baru terungkap di akhir).

Aku juga suka sama duo rempong Kamal dan Popon (yang ternyata nama aslinya Yvonne) yang sangaaaaaat suportif sama Raya. Aku ngerti sih, Raya yang harus di support karena dia tokoh utamanya, but I do wish for Raya to support them as well karena kalo aku yang jadi Popon, mau sepengertian apapun aku sama Raya kayaknya aku nggak akan sebaik dia (dan Kamal). Sementara itu, Yurika sebagai tokoh tambahan yang berperan dalam membuat konflik Raya-Bergas juga lumayan pas nyebelinnya (walaupun nggak ketauan juga motif u apeeee sih tiba-tiba muncul??).

Poin plus lain dari novel ini adalah, caranya memperkenalkan tentang kerusakan lingkungan akibat sampah dan apa-apa saja yang bisa mahasiswa (atau sebayanya) lakukan untuk hal tersebut. Juga penekanan kalau membuat kompos, bawa-bawa tupperware, dan hal-hal yang dilakukan Raya ini nggak mudah dan bisa jadi dimulai karena terpaksa. I love how the author tied it nicely with the story of Raya's parents.

Tldr, such a nice, fun, and insightful story about youth and also a great one to build awareness about the earth too!
Profile Image for Pauline Destinugrainy.
Author 1 book265 followers
October 23, 2024
Raya adalah anak sulung dari dua bersaudara. Di rumah, Mama-nya selalu mengajarkan Raya dan adiknya, Rachel untuk memilah sampah dengan baik. Selain itu mereka juga membuat kompos sendiri dan lubang biopori di halaman rumahnya. Sebenarnya hal ini menangani limbah rumah tangga sudah mereka lakukan sejak Papanya masih hidup. Namun sejak kepergian Papanya, Mama semakin ketat mengawasi pengelolaan sampah di rumah. Hal ini membuat Raya sedikit merasa kewalahan. Apalagi Rachel seringkali ingkar dari tanggung jawabnya. Sebagai anak sulung, mau tak mau Raya mengambil alih tugas adiknya.

Sementara itu, karena pandemi masih berlangsung, maka perkuliahan harus dijalani Raya secara daring. Termasuk kali ini dalam mengerjakan tugas penelituan berkelompok. Raya digabungkan dengan Popon dan Kamal, dua sahabatnya. Namun orang keempat yang ada di kelompoknya membuat Raya tidak senang. Bergas adalah orang yang ingin dihindari oleh Raya. Dia punya pengalaman tidak menyenangkan dalam mengerjakan tugas dengan temannya yang juga food vlogger kondang itu. Di semester sebelumnya, Bergas selalu telat mengumpulkan tugas bagiannya, sehingga Raya harus mengambil alih dan mengerjakannya sendiri.

Kalau lagi bingung mau membaca apa, trus ketemu novel yang page turner itu rasanya sangat menyenangkan. Saya suka semua bagian dari novel ini. Pemilihan judulnya juga eye-catching menurut saya. Highly unlikely itu membuat orang akan bertanya-tanya, ada peristiwa apa sih yang akan dibahas dalam novel ini. Meski kondisi pandemi sudah berlalu, tapi pembaca tetap akan relate karena kita semua pernah menjadi bagian dari masa-masa tidak menyenangkan itu. Penelitian yang dikerjakan Raya dan teman-temannya terkait Ilmu Komunikasi bisa dicerna dengan baik oleh pembaca seperti saya yang awam dengan ilmu tersebut. Malah berasa mendapat ilmu baru. Ambisnya Raya tuh kerasa banget. Bersyukur dia punya sahabat seperti Popon dan Kamal yang bisa memahami dirinya yang rada bossy itu.Lalu ada perjalanan enemy-to-lover antara Raya dan Bergas yang bikin senyum-senyum, meringis, juga sedih. Trus yang juga bikin nambah ilmu itu adalah tentang penanganan kompos di rumah Raya. Sampai ada ilustrasi gambarnya juga.

Profile Image for Henzi.
212 reviews16 followers
January 6, 2025
Jarang-jarang bisa hooked sama romance & young adult gini. Biasanya aku menggerutu jika menemukan bagian tertentu yang cringe, walaupun buat sebagian orang normal. Tapi yang satu ini, nggak. Pas banget porsinya, mulai dari humornya, romansanya, seriusnya, sampai selipan-selipan informasi berguna seperti membuat pupuk kompos. Ah, kapan-kapan lagi lah aku nulis lebih panjang lagi, jadi cukup sekian dulu sampai di sini. 😆
Profile Image for Yessie L. Rismar.
136 reviews2 followers
May 21, 2024
4.5 dibulatkan jadi 5

Sukaaa banget!! Mulai dari bahas kompos, gimana orang ngonten, sama pelecehan seksual.
Profile Image for Lulu Khodijah.
435 reviews11 followers
July 9, 2024
Gemec pol 🤏
Romance mahasiswa/i berbalut pelajaran tentang minimal waste. Cukup seru romancenya. Ilmu ttg minimal wastenya pun sederhana dan mudah dicerna.
Profile Image for Nureesh Vhalega.
Author 20 books151 followers
November 15, 2024
Tertarik baca buku ini karena blurbnya: anak perempuan pertama. Heiiii, ini buatku, ya? Wkwkwk kepedean ya, tapi setelah kubaca, memang banyak hal-hal yang relate di aku. Terlebih ambisnya Raya soal nilai. Wuih, aku belum apa-apa nangissss. Satu-satunya yang beda cuma rajinnya Raya ngerjain kerjaan rumah. Buat satu itu, aku mending berantem daripada ngalah HAHAHA.

Oke, Highly Unlikely ini menceritakan tentang Raya yang harus dapat nilai A gendut di semester 3, tapi malah satu kelompok sama Bergas si Youtuber yesterday afternoon (kemarin sore, maksudnya). Mereka pernah sekelompok di semester sebelumnya dan Raya sebal banget sama Bergas yang telat ngumpulin tugas bagiannya, plus sering hilang. Tapiii bagusnya Raya, dia nggak tantrum. Julidnya masih di jalur solehah. Dia sat-set memitigasi risiko di kelompoknya sekarang, tapi secara mengejutkan, Bergas ini nggak seberantakan semester sebelumnya.

Baca interaksi mereka dan perkembangannya sepanjang cerita bikin aku mesem-mesem kayak bocah kasmaran. GEMES BANGET WOIIII. Aku juga suka karakter Popon serta Kamal yang memeriahkan kelompok mereka. Segala informasi tentang kompos, biopori, juga pohon mangrove nggak berasa tempelan karena memang berkelindan dengan substansi ceritanya. Masuk ke cerita keluarga, ini nih yang bikin air mataku susah ditahan :') dahlah, kalian baca sendiri aja.

Secara keseluruhan, novel bersampul kuning cerah ini sangat menyenangkan untuk dibaca. Walaupun ringan, konfliknya masih cukup dalam dan bobotnya pas. Jenis novel yang nggak rela kulepaskan dari tangan sebelum sampai akhir halaman.
Profile Image for Adara Kirana.
Author 2 books207 followers
March 2, 2025
3.75

Sebagai anak perempuan pertama, saya merasa buku ini seperti mengambil sebagian pengalaman pribadi saya dan menuangkannya di sini hahaha. Mulai dari beban dan ekspektasi yang saya rasakan, sampai sifat buruk saya yang kurang bisa percaya sama orang lain (masalah sifat perfeksionisnya Raya sampai terkesan nggak ngerhargain hasil kerja orang lain itu sifat jelek saya banget😭🙏 maafin saya teman teman semua....)

Kalau soal ceritanya sendiri, saya cukup menikmati. Penyampaian konfliknya bagus, perkembangan karakter & hubungan Raya-Bergas pun juga disusun dengan oke (udah lamaa deh kayaknya saya nggak baca buku yang bikin saya senyum-senyum sendiri waktu baca interaksi karakternya, baru ngalamin lagi waktu baca cerita Raya-Bergas di sini hihii ^^).

--

"Ibunya pernah bilang kalau mengompos itu adalah tentang kesempatan kedua. Sampah yang tadinya hanya akan berakhir di tempat pembuangan mendapatkan kesempatan baru saat terurai dan menyuburkan tanah. Mengompos adalah tentang meyakini bahwa tak ada kata terlambat untuk mulai merawat bumi."

--

DAN SAYA HARUS menyisipkan kutipan Raya yang paling relatable:

"Gue nggak butuh pacar. Gue butuhnya duit satu milyar."

oh yes aren't we all girll🙂‍↕️☝️
Profile Image for wulan.
242 reviews7 followers
August 7, 2024
suka banget 🥹🥹🥹 aku gak nyangka aku bakal ngikutin kisah para tokoh di sini dengan senyum mesem sampai mata berkaca kaca karena terharu.

jujur aku udah lama banget gak ngerasain salting karena baca buku. tapi saat baca buku ini aku beberapa kali salting dong 🫠 gara gara bergas. semua gara gara bergas ASDFGHJKL

oke, aku rasa aku perlu ceritain dulu garis besar buku ini gimana. buku ini bercerita tentang raya, seorang mahasiswi yang sangat terobsesi dengan nilai A. bukan A minus lho ya, harus A gendut.

untuk perkuliahannya di semester 3, raya harus mengerjakan tugas kelompok selama 1 semester. beruntung, raya sekelompok dengan popon (sahabatnya), dan kamal (pacar popon). tapi, bergas juga ada di dalam kelompok ini.

menurut raya, bergas ini sok sibuk. raya pernah satu kelompok dengan bergas. bergas adalah food vlogger yang lumayan dikenal. tapi, seringkali tugas kuliahnya jadi terbengkalai. begitu juga saat kerja kelompok dengan raya. dari sinilah, rasa benci raya terhadap bergas tersulut.

1 kelompok dengan bergas? selama 1 semester? itu adalah mimpi terburuk yang bisa dialami raya. sifat ambisius raya nggak muncul tiba tiba. raya selalu jadi harapan orangtuanya, sampai sampai ekspektasi yang disematkan padanya kian hari kian tinggi.

apalagi raya anak pertama. raya punya adik, namanya rachel. raya selalu mengalah. bahkan saat adiknya tak mau beberes sampah, raya akan mengerjakannya. raya sering berpikir, udahlah kerjain aja. hal ini tuh, bisa jadi bom waktu yang bisa meledak kapan aja.

kegiatan raya di rumah kalau bukan mengerjakan tugas kuliah ya, mengompos atau memilah sampah. kebiasaan ini dimulai setahun lalu. mamanya mengajak raya dan rachel untuk mulai hidup minim sampah.

mereka punya 3 tong sampah, organik, anorganik, dan b3. untuk botol, kaleng, kaca, mereka mencucinya dan mengirimnya ke bank sampah. sementara untuk sampah organik, mereka jadikan pupuk.

unik banget sih buku ini tuh. aku juga jadi sedikit banyak belajar tentang pengelolaan sampah. bagaimana hidup minim sampah, juga memberikan kembali apa yang sudah diberikan alam.

kebersamaan raya, bergas, popon, dan kamal mulai terjalin erat. raya mulai merasakan kepalanya acapkali diisi sosok bergas. sampai kemudian, sesuatu terjadi. ARGH di sini tuh aku pengen banget puk puk raya 🥹

aku juga dibuat kagum banget sih sama popon. popon sahabat yang baik. dia selalu punya kata kata yang tepat untuk didengar raya. bahkan saat raya curhat, popon bertanya apakah raya ingin didengar saja atau ingin mendengar pendapat popon juga.

raya anak baik 🥹 kamu nggak harus ngalah terus kok sama adikmu. kamu juga nggak perlu selalu ngegendong anggota kelompok kamu. kamu pasti bisa belajar buat percaya sama orang lain. kamu juga bisa lho menyampaikan uneg uneg kamu ke mama dan adik 🥹

akhir kata (udah kayak pidato aja) aku cinta banget sama buku ini 🫶 narasinya berasa ngalir aja, page turner banget! aku senyum senyum, salting, hampir nangis gara gara buku ini.
Profile Image for Jessica Ravenski.
360 reviews4 followers
October 26, 2024
Oke, ini bagus (seneng deh buku yang gue baca tahun ini bagus-bagus hahahaha).

Ceritanya tentang Raya, anak sulung yang selalu diandalkan dan dikasih tugas lebih sama mamanya di rumah. Ga lupa juga, Raya ini seorang mahasiswa yang berjuang supaya terus dapet nilai A. Sial nasibnya, saat tugas kelompok dia kebagian satu kelompok sama Bergas, si Youtuber naik daun. Kebalikan dari Raya, Bergas seperti menomorduakan kuliahnya dan ga pernah serius ngerjain tugas-tugasnya. Walau di awal mereka tuh bagaikan langit dan bumi ya, karena di buku ini ada unsur romance-nya, sudah bisa ditebak, mereka berdua mulai suka satu sama lain dan di sinilah serunyaaahhh! Silakan dibaca sendiri pokoknya 😘

Agak susah ya gue menjabarkan ringkasan cerita ini karena kok yang di atas terdengar seperti novel teenlit sekaliiiih 😮‍💨😭 Percayalah, Highly Unlikely ini lebiiiihh dari itu.

Dengan setting waktu yaitu saat pandemi covid (berarti sekitar 2021?), cerita ini tuh jadi lebih deket ke gue. Walau gue ga pernah ngalemin kuliah online-online ini, tapi sedikit-banyak gue tau betapa ribetnya kuliah online, contoh: kadang salah paham sama temen satu kelompok karena nada ngomong di real-life sama chat beda. Nah yang kayak gini-gini dijadiin bahan cerita. Ini kayaknya buku pertama yang gue baca yang ngebahas dunia waktu covid dari sudut pandang mahasiswa dan yang lebih jauh: nyeritain gimana sih perasaan anak yang kehilangan anggota keluarganya gara-gara pandemi ini. Aseli, ancur lebur hatiku 💔💔💔

Pengakuan: gue ga terlalu menikmati 50-100 halaman pertamanya. Gue ga merasa suka dan tertarik dengan tokoh utamanya. Tapi setelah mulai ada pantikan romansa-romansa (memang receh aku tuh anaknya) DAN perlahan-lahan diceritain kenapa sih si tokoh ini begini, kenapa si tokoh utama begitu, dan tolong baca lagi paragraf 4, itulah yang membuat gue akhirnya ngasih 4 bintang buat buku ini. Terus pas gue sampe ke halaman terakhir pun gue pengen ngucap... "WOW".

Jago nih penulisnya. Nulis topik ilmu komunikasi, pandemi, pupuk kompos, tanaman mangrove, pokoknya ada semuanyahhh! Kalo udah invested sama tokoh-tokohnya, percayalah semua topik yang 'diomongin' sama tokoh-tokohnya jadi menarik semua 🙂‍↕️

Pokoknya, love sekebon dan Alhamdulillah kita sudah melewati pandemi sialan kemarin 😇❤️

---

Coba temukan berapa kata 'pokoknya' dari tulisan di atas, itu sebagai bentuk penekanan agar bisa meyakinkan calon pembaca buku ini bagus dah, percaya dah sama aq pokoknya 😘
Profile Image for Dhani Robinson.
7 reviews
May 12, 2024
Highly Unlikely adalah novel cetak kedua yang saya baca, karya Aghnia, atau biasa dipanggil Nyanya. Agak berbeda ya dengan novel pertamanya, novel ini sangat ringan buat saya (yang udah gak remaja lagi).

Bagi saya, novel ini ditulis dengan alur yang menarik dan berlatar belakang waktu pembelajaran daring dilakukan. Nyanya berhasil membangun karakter yang kuat dan khas untuk masing-masing karakter. Alur dan nuansa yang dibangun sangat detail dan membantu pembaca membangun imajinasi pada setiap bagian dalam ceritanya. Menurut saya, kisahnya sangat ringan namun tentu saja banyak informasi baru yang selalu diberikan pada pembaca, sangat khas dari setiap tulisan Nyanya yg cerdas. Emosi pembaca berhasil dimainkan melalui plot twist yang menjadikan novel ini semakin menarik. Jadi bagi yang lagi ingin baca buku-buku mencerdaskan tapi ringan dengan sedikit sentuhan melankolis drama dan romansa, novel ini bisa jadi salah satu pilihan terbaik.

Satu yang menarik perhatian saya dan menurut saya menjadi benang merah dari kedua novel Nyanya adalah adanya persahabatan antara aktor utama dan 2 orang lain yang menjadi support system dalam setiap alur cerita. Dalam novel ini, interaksi persahabatan pun berhasil digambarkan terjadi melalui platform online maupun offline dengan menggambarkan perbedaan setiap karakternya yang kemudian akan saling melengkapi.

Untuk sebuah novel remaja, Highly Unlikely merupakan novel romantis yang selalu bisa bikin 'aaaww' layaknya drama korea, dan mungkin sudah dapat ditebak akhir ceritanya. Tapi kredit besar saya berikan (sama halnya seperti novel "Margo" sebelumnya), bahwa Nyanya mampu menyisipkan topik lain yang sangat informatif dan bener-bener bikin orang yang baca jadi lebih pintar, yaitu tentang cara memilah sampah, membuat kompos, dan data mengenai green living yang sangat simple. I mean, what kind of smart writer who can merge a romance story with some organic anorganic waste?? Brilliant! Membuat orang jadi lebih tertarik dengan pemilahan sampah dengan cara yang smooth.

Saya setuju bahwa novel ini memang pas menyasar anak muda, khususnya mereka yang pernah mengalami metode pembelajaran daring dan luring semasa pandemi lalu. Tapi dengan latar belakang tersebut menjadikan novel ini lebih segmented karena membatasi pembaca di usia yang memang mengalami hal tersebut. Dan mungkin novel ini umurnya menjadi lebih pendek karena generasi berikutnya (semoga) tidak lagi mengalami pembelajaran daring seperti yang dialami Raya dan kawan-kawan. For me, it's 100% relate. But I'd rather to see Nyanya came up with her thriller puzzles and smart imagination that would give you goosebumps and 'oh' effect at the same time.
Profile Image for Tira Lubis.
298 reviews4 followers
July 17, 2024
4🌟

"Believing someone is scary. But maybe, sometimes it's worth to taking the risk."

Pertama kali aku baca tulisan kak Aghnia, ga nyangka bakalan suka banget. Tulisannya page turner banget, aku selesaiin buku ini tuh cuma seharian, kebetulan emang lagi libur. Nagih banget ga mau berenti bacanya.

Bukunya ga terlalu tebal tapi topik yg dibahas lumayan banyak seperti beban dan tanggung jawab sebagai anak pertama, pengelolaan sampah dengan baik den benar, sedikit tentang trauma dan sedikit tentang pelecehan. Semua itu dikemas dengan apik dan ngalir banget, ga berasa bacanya tau-tau udah selesai aja.

Sebagai sesama anak pertama, aku relate banget sama apa yg Raya rasakan, emang lumayan beban buat anak pertama yg mesti menjadi contoh baik untuk adik-adiknya, dan seperti Raya yg males ribut dan ribet kalau ada tugas rumah tuh mending dikerjain sendiri biar cepet. Ya walaupun memang itu jadinya ga baik ya, apa-apa tuh mesti saling bantu biar jadi ringan.

Dengan setting di masa-masa covid, kita bakal inget lagi gimana ribet dan takutnya saat itu, kemana-mana pake masker, mesti jaga jarak, apa-apa online, jarang tatap muka sama orang lain, dikit-dikit swap. Nah ini juga yg bikin novelnya tuh jadi berasa dekat sama kita yg baca, karena pasti udah pernah ngalamin.

Aku suka banget interaksi Raya,Bergas, Popon dan Kamal. Seru gitu kalo mereka udah diskusi, walaupun beberapa kali sempet agak sebel sama Raya yg ga percaya sama temen-temennya dan mau ngerjain semua sendiri, tapi untungnya temen-temen Raya ini bisa sedikit demi sedikit meyakinkan Raya bahwa mereka juga bisa jika diberi kesempatan. Sebenernya aku pikir Bergas bakal bertingkah seperti yg ditakutkan Raya ternyata ga dong dia tanggung jawab banget dikelompok Raya ini. Selain itu flirting-flirting ala Bergas juga gemesin banget, duh bikin senyum-senyum sendiri pokoknya.

Penyelesaian konfliknya menurutku udah oke, walaupun ada beberapa hal yang ga diperjelas gitu, tapi tetap memuaskan.

Endingnya justru menurutku agak gantung, duh pengen ada lanjutannya nih. Pengen liat mereka piknik di pinggir danau 🤭.
🍌
Overall aku menikmati banget baca novel ini. Ceritanya seru, page turner, semua tokohnya aku suka kecuali Genta. Novel yang memiliki banyak insight didalamnya seperti cara membuat kompos, membuat lubang biopori, yang ternyata ga sesulit itu, malah aku jadi pengen buat dirumah. Pokoknya highly recommended deh buat dibaca 👍👍
Profile Image for Ayu Istiyani.
94 reviews6 followers
June 10, 2024
4.7 🌟
Harus diakui novel ini lengkap. Ilmu, persahabatan, keluarga, romansa, pelecehan seksual.
Baca ini berasa balik ke jaman kuliah. Saya lama ga baca novel yg isinya anak kuliah, dengan segala tugas makalah dan presentasi, belum lagi ikutan kepanitiaan ini itu.
Menceritakan Raya, anak perempuan pertama yang memiliki satu adik perempuan yang sepertinya lebih manja dan sedikit pemalas menjadikan Raya seorang yang cukup ambisius, pintar dan dapat diandalkan.
Dalam mengerjakan tugas kuliah, Raya termasuk tipe perfeksionis, yang sayangnya harus satu kelompok dengan Bergas, seorang youtuber yang popularitasnya sedang meningkat dan cenderung menganggap enteng tugas kuliahnya.

Novel ini fresh secara latar waktunya yaitu saat pandemi, mengingatkan kita betapa susahnya saat itu, masker, social distancing, antigen, kuliah online. Juga profesi yg sedang marak yaitu sebagai youtuber, ditambah kontennya mukbang.

Mau dibilang ringan, tapi banyak juga konfliknya, tapi bukan yang konflik berat. Duh hahaha. Dan disini bisa dikemas dengan alur yang rapi. Diawali Raya dan Bergas harus satu kelompok selama satu semester, tapi justru saling bisa melengkapi, saling berintetaksi, mulai jatuh cinta. Aduuuh gemes banget romansa anak kuliahan. Ada Yuri sang mantan yang sama-sama gagal move on. Juga Genta yang awalnya saya pikir hanya sebagai pelengkap, tapi ternyata chat Genta dengan Bergas lah yang memicu konflik. Bagus sih ini disinggung, di sekitar kita masih banyak Genta yang lain, yang secara tidak sadar melakukan pelecehan seksual.
Untuk masalah keluarga yang diangkat juga bagus. Anak pertama yang merasa memiliki beban yang tidak disadari oleh orangtuanya, pun anak bungsu yang kerap dibandingkan dengan kakaknya.

Penyelesaian masalahnya apik. Sampe ikutan mewek mulai dari Bergas lihat video-video dari para penjual makanan, teman-temannya yang semua mendoakan kesembuhan Bergas. Habis mewek terus senyum-senyum liat interaksi Raya Bergas di akhir-akhir. Ahhh so cute.

Penulis ga pengen ngelanjutin perjalanan Raya Bergas di novel selanjutnya? Hihihi
Anyway, tokoh-tokoh yang dihadirkan itu relatable, sangat dekat dengan keadaan sekitar kita, bikin novel ini mudah disukai.
Profile Image for Aulia Putri.
117 reviews41 followers
June 29, 2024
PAGE TURNER BANGET!!!! Trope enemy-to-lover emang nggak pernah salah, deh.

Novel ini mengisahkan kehidupan perkuliahan Raya yang harus sekelompok dengan Bergas--food vlogger terkenal. Raya sebenarnya nggak suka sama Bergas karena dulu pas sekelompok, Bergas telat ngumpulin paper tugas ke dia. Makanya Raya punya pendapat jelek ke Bergas. Tapi, siapa sangka sih, dari nggak suka, tiba-tiba Raya sering deg-degan nggak jelas wkwkwk

Sepanjang baca buku ini aku nggak bisa berhenti senyum-senyum nggak jelas. Banyak banget interaksi Raya dan Bergas yang bikin baper dan kesannya manis. AWWWW 🙂‍↔️🙂‍↔️❤️. Beberapa kali aku senyum kek orang gila pas baca celetukan flirty-nya Bergas yang asal bunyi. "Perhatian banget, sih? Jangan bikin sayang, dong"

KEK????? KAK, AKU NGGA PAPA???!!! HOW ABOUT MY MENTAL HEALTH???? Kasihanilah aku yang hopeless romantic ini 😔💔

Ini baru kali pertama aku baca tulisannya kak Nyaya, tapi ternyata aku bisa menikmati ceritanya. Penulisan Kak Nyaya yang sederhana dan mengalir bikin aku nggak sabar pengin tau kelanjutan Raya & Bergas ini 🙂‍↔️. Nah, di tengah kisah uwu-uwu dan gemash-gemash, penulis juga menyisipkan topik-topik menarik dan menurutku relate dengan pembaca. Seperti tuntutan keluarga terhadap anak pertama, kehidupan food vlogger, kampanye zero waste dengan membuat komposter sendiri. Selain itu, penulis juga sedikit membahas soal pentingnya melawan saat ada orang yang bergurau dengan candaan berbau seksual.

Terkhusus tuntutan ke anak pertama itu paling relate di aku, sih. Soalnya apa yang dialami Raya pernah juga aku rasakan. Karena sering diandalkan keluarga, Raya jadi merasa semua hal jadi tanggungjawab dia dan sulit percaya sama orang lain. Aduh, Raya kok kamu aku banget, sih 😔 *Toss!*

Kekurangan dari novel ini kurang panjang ceritanya. Dengan segudang konflik keluarga Bergas, sikap seenak udel adiknya Rachel, hubungan Bergas dan sang mantan menurutku masih bisa dieksplor lebih jauh. Rasanya nanggung banget cuma diungkit sedikit, tapi closure-nya ngga ada. Terlebih soal isu Bergas dan orang tuanya itu. Itu aja. Aku harap, ada tambahan chapter soal hubungan Bergas & Raya ehehe ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️
Profile Image for Day Nella.
247 reviews5 followers
April 10, 2025
"Mungkin bukan posisi gue ngomong gini, Ray, tapi menurut gue nggak apa-apa kalau kita belum tahu masa depan kita akan gimana. Banyak orang yang baru ketemu passion mereka di usia senja. Salah aja, Ray. Nikmatin prosesnya." Hal 156
-
Highly Unlikely
Aghnia Sofyan
Penerbit POP, 2024
Tebal 250 Halaman
Pinjam di Perpustakaan Depok
-
Kali pertama baca karya penulis satu ini dan langsung suka gacernya yang enak dan penuh humor.
Dibuka dengan tugas penelitian yang diadakan secara daring. Sang dosen menentukan kelompok tugas dan memasangkan Raya, Popon, Kamal dan Bergas. Raya tidak menyukai Bergas karena tidak disiplin dan terlalu santai. Berkebalikan dengannya yang ambisius dan begitu disiplin untuk mendapatkan nilai sempurna. Apalagi mengetahui kalau Bergas selalu review makanan dan kenyataannya tidak selalu dihabiskan. Membuat Raya makin tidak menyukainya. Karena di lain sisi keluarga Raya mengedepankan kesehatan dan mengurangi sampah.
Perlahan semua sifat dan sikap Bergas berubah. Dia melakukannya dengan mungkin dan meminta Raya untuk menjadi tamu dalam konten youtubenya. Serta berbagi ilmu mengolah sampah. Meski tetap jaga jarak, banyak komentar pengikut youtube Bergas ng-ship Raya dan Bergas jadian. Meski tahu Bergas putus dari mantan yang kini ikut follow Raya. Membuat Raya kadang tidak nyaman.
Konfliknya ringan dan bikin gemas plus gregetan. Nggak jarang aku sebagai pembaca tertawa geli setiap membaca percakapan Popon, Kamal dan Raya tentang Bergas. Atau hal-hal yang berusaha disembunyikan Raya dan terlihat jelas oleh Popon. Interaksi Bergas dan Raya juga bikin baper. Meski pakai masker dan jaga jarak, nggak jarang sikap tubuh keduanya terasa manis.
Konflik keluarga pun jadi titik balik Raya. Karena kehilangan ayahnya saat awal covid membuat Raya begitu keras terhadap dirinya sendiri. Sampai semua hal yang ada di rumah pun dia yang memilih mengalah, walaupun ada rasa sakit karena selalu menjadi sempurna padahal dia begitu rapuh
Karakter para tokoh terasa pas. Hanya mungkin kurang di bagian Yuri sang mantan di mana interaksinya sedikit. Selebihnya aku suka. Penyelesaiannya pun begitu realistis dan manis.
Profile Image for Nursari Halim.
51 reviews3 followers
October 3, 2024
🍂Novel yang satu ini akan memotivasi kamu untuk lebih mencintai lingkungan dengan cara hidup minim sampah. Aku sangat suka dengan bagaimana penulis bisa memasukkan edukasi mengenai cara pengelolaan sampah di sela-sela kedekatan dua tokoh utama dalam novel ini, yaitu Bergas dan Raya. Ada skemanya juga dan itu ngebantu banget kalau kamu mau mencoba untuk memberikan kesempatan kedua kepada sampah untuk bisa bermanfaat bagi lingkungan.

🍂Bergas dan Raya adalah mahasiswa jurusan komunikasi. Bergas juga seorang food vloger yang pastinya suka bikin konten mengenai makanan. Raya membenci Bergas karena ketika terakhir kali mereka tergabung dalam satu tugas kelompok, Bergas tidak bertanggung jawab penuh terhadap kelompok tersebut yang pada akhirnya membuat Raya harus berusaha sendiri sedangkan Raya adalah mahasiswi yang sangat sangat terobsesi dengan nilai A. Apalagi Raya ini juga terbiasa untuk melakukan segala sesuatunya sendiri dan hal itu berdampak ke dalam lingkungan pertemanannya yang mana Raya jadi sulit untuk percaya dengan teman-temannya, khususnya dalam hal mengerjakan tugas, dan lebih sulit lagi untuknya percaya kepada Bergas. Namun, sekarang mereka harus berada dalam satu kelompok lagi.

🍂Siapa sangka satu kelompok dengan Bergas tanpa sengaja membuat jarak mereka semakin dekat. Meskipun Raya sudah berusaha untuk menjaga jarak dengan Bergas, bukan karena alasan takut jatuh cinta dengan Bergas. Masalahnya saat itu mereka masih berada dalam masa new normal dan Raya memiliki trauma terhadap kepergiaan Ayahnya. Ayahnya meninggal dikarenakan Covid dan bagi Raya itu semua adalah kesalahannya.


🍂Baca novel ini bakalan dibikin ketawa sama tingkah Kamal dan Popon, sahabatnya Raya. Mereka itu pasangan yang kocak. Novel ini ceritanya juga ringan dan konfliknya sendiri juga nggak berat, biasalah benci-benci begitu sama temen, tapi bencinya Raya ke Bergas jadi cinta gak, ya?

🍂Aku juga salut banget dengan ibunya Raya yang tetap bisa bertahan sendirian untuk mengurus dua anak gadisnya itu.
Profile Image for Elya.
43 reviews1 follower
October 18, 2024
Kisah Raya di dalam buku ini beberapa diantaranya sangat relate denganku. Sama-sama anak perempuan pertama, plus cucu pertama juga. Ditambah punya adik perempuan yang karakternya sebelas-duabelas dengan Rachel. Sungguh memusingkan, tapi harus disyukuri juga😂

Menurutku buku ini bisa dibaca dalam sekali duduk, karena narasinya ngalir banget. Ceritanya menggunakan alur maju dan dijelaskan melalui sudut pandang orang ketiga. Berlatar pada saat masa pandemi covid-19, yang mengharuskan mahasiswa untuk kuliah daring saat itu. Nah, ini pun sama kayak aku. Susah senangnya kuliah daring yang dirasakan Raya pun aku turut merasakan.

Di dalam buku ini romance-nya juga gak berlebihan, tipe romance yang sangatttt aku suka. Tiap ada romansanya tau-tau udah cengar-cengir aja. Eh, tapi setelah itu dihantam konflik😭 dan konfliknya sendiri munurutku cukup ringan, tapi tetep bikin mata basah juga.

Karakter Raya digambarkan sebagai cewek yang ambis banget. Sangking ambisnya jadi nyebelin buat teman-temannya. Sementara Bergas ini gak terlalu peduli dengan kuliahnya, dia lebih fokus sama konten-konten YouTub-nya. Tapi lambat laun dia akhirnya sadar setelah ketemu dan dekat dengan Raya, begitupun sebaliknya. Intinya pengembangan karakter kedua tokoh utamanya ini bagus banget. Mereka sama-sama berusaha buat menjadi lebih baik. Karakter nyebelinnya pun gak yang terlalu bikin misuh-misuh pembaca. Tokohnya dihadirkan memang untuk pelengkap ceritanya aja.

Sebenernya menurutku buku ini gak hanya relate dengan anak sulung, tapi dengan anak bungsu juga. Meski memang lebih banyak ngambil dari sudut pandang anak pertama. Orang tua yang selalu naruh harapan tinggi ke anak sulung dan mengharuskan anak bungsu agar mencontoh kakak atau abangnya bikin kacau sih. Apalagi kadang orang tua gak merasa melakukan hal itu.

Buku ini juga mengangkat isu tentang lingkungan, yaitu bagaimana cara memilah sampah, mengolah sampah (salah satunya dengan cara mengompos), mengurangi pemakaian benda-benda yang dapat menimbulkan sampah, dan lain sebagainya yang dikemas dengan baik. Di dalam bukunya juga ada ilutrasi tentang hal-hal ini.
Profile Image for Sintaaa.
8 reviews
June 18, 2025
Bintang 4,5/5 untuk Highly Unlikely🤧🤧

Merasa beruntung diberi kesempatan baca buku ini di tengah reading slumpku, sekali rebahan langsung selesai 🤧

Aku suka banget cara penulis menyampaikan cerita dalam Highly Unlikely yang informatif dengan pembawaan ringan. Sorotan utamanya ada 2, yaitu free rider dan mengompos.

— 𝙁𝙧𝙚𝙚 𝙍𝙞𝙙𝙚𝙧 🙇‍♀️
Free rider ialah seseorang atau kelompok yang tidak berkontribusi dalam suatu hal. Dalam buku ini ceritanya ngga cuma fokus membahas sisi negatif free rider di perkuliahan, tapi juga yang melatarbelakangi kenapa ada mahasiswa/i jadi free rider, yang menurutku kadang luput dari perhatian kita, terutama saya pribadi yang pernah menjadi ketua kelompok dan menghadapi anggota free rider (curhat :D). Respon negatif seperti kesal dan marah itu valid, tapi sebagai ketua kelompok yang diberi amanah sudah sepatutnya menjadi problem solver dalam kelompok. Jadi, bacanya tuh bikin muhasabah diri😄

— 𝙈𝙚𝙧𝙖𝙬𝙖𝙩 𝙗𝙪𝙢𝙞 - 𝙢𝙚𝙣𝙜𝙤𝙢𝙥𝙤𝙨 & 𝙢𝙚𝙣𝙖𝙣𝙖𝙢 𝙥𝙤𝙝𝙤𝙣 🌳
Informasi terkait 'merawat bumi' biasanya media kemas dengan fokus ke data besar dan terlalu teknis, sehingga sulit dicerna masyarakat awam atau udah overwhelmed duluan. Di Highly Unlikely, Kak Aghnia membangun awareness pentingnya merawat bumi dengan cara sederhana, yakni mulai dari hal kecil dulu, seperti mengompos dan menanam pohon mangrove. Hal kecil sederhana dengan hasil pasti dan mudah diikuti. Kalau kata Ibu Raya "Mengompos itu adalah tentang memberi kesempatan kedua" ngga boong, kalimatnya ngena banget. Terus di buku ini ada step by step digambarkan, jadi kita bisa langsung praktek di rumah. Seinformatif ituu🌱

Selain sisi free rider dan mengompos, buku ini dilengkapi kisah kasih perkuliahan😊 pengkarakterisasian tokoh Raya konsisten dan relate, terutama anak perempuan pertama (curhat lagi, duh). Begitu pun dengan Bagas, kita juga akan relate dengan crisis point yang dialami Bagas, dan melihat proses di balik layar seorang youtuber.

Apakah recomended? YESHHH!! Buat kamu yg cari buku ringan, tapi informatif, Highly Unlikely wajib masuk daftar bacaan kamu<3
Profile Image for Yusda Annie.
221 reviews32 followers
June 13, 2024
📚 Rate: 4.4 ⭐⭐⭐⭐🌠

Romance termasuk genre yg jarang kubaca. Terakhir baca romance dan suka itu The Love Hyphothesis nya Ali Hazelwood. Sekarang Highly Unlikely masuk dlm jajaran novel romance yg aku suka. Beneran aku suka.
Apa yg Aghnia sampaikan & gimana menuliskannya, aku suka.. ya tentang pengolahan sampah dg detail termasuk cara daur ulangnya ( bikin komposnya ) dan manfaatnya dan tentu ajakan positifnya..
Aku suka interaksi pertemanan antarkarakternya & perkembangan hubungan masing² dalam buku ini dg latar belakang masa pandemi covid. Bagus banget penyampaiannya bikin mengingat masa² stres selama ppkm. Bukan berarti aku stress krn tdk bisa keluar rumah, krn aku lbh suka berada dlm rumah drpd di luar. Hanya saja tdk suka krn jd tdk leluasa. Kecurigaan makin lebar efek pandemi. Alhamdulillah masa itu terlewati..

💖 Jelas aku suka 4 karakter utamanya di sini. Seru semuanya. Suka dg sikap masing² dan gmn mrk menghadapi konflik. Tetap berusaha profesional demi kelancaran tugas kelompok. Lain di depan kamera pas zoom lain di balik kamera wkwkwk.
Btw, mrk kuliah di jurusan Komunikasi UI.. 🙌

💞 Trope enemies to lovers + second chance nya.. okee.. 👌 Nyampe banget emosi yg terjadi antara Bergas-Raya huhuu.. 😆🤭😹🤣🙌🥺☹️💔🤧💕 Perfeksionis tdk selamanya sempurna. Terlihat santai bukan berarti tdk memperhatikan.

🏡 Sebut saja aku idealis krn masih ttp memegang pemikiran bahwa anak tdk selalu harus mengambil tanggung jawab utk memperbaiki hubungan klg yg tengah bermasalah. Jelas aku merasa susah hati & agak berat pas Raya yg mengambil sikap utk memulai duluan ketika ia & ibunya terlibat salah pengertian & salah paham.
Tp keseluruhan klg Raya mmg oke meski aku gemez sekaligus sebel sm Rachel wkwk.. 👌
45 reviews
September 15, 2024
raya, si anak ambis dengan IPK sempurna harus sering berurusan sama bergas, food vlogger terkenal yang sering bikin raya naik darah karena sering nge-ghosting di tugas kelompok. karena mereka harus terlibat di kelompok yang sama lagi selama satu semester bareng dua teman raya yang lain.

ceritanya lebih fokus di kehidupan anak kuliahan di masa pandemi, waktu covid lagi parah-parahnya sampe buat mereka harus menjalani kuliah secara daring. ini pertama kalinya aku baca buku yang settingnya di masa-masa suram itu. jadi semacam flashback. dulu apa-apa serba online, parno sendiri kalau ke luar rumah, masker nggak pernah absen kalau ketemu orang, tiba-tiba jadi clean freak, dikit-dikit pakai handsanitizer, batuk pilek dikit langsung panik.

baca buku ini jadi bikin aku mikir betapa beruntungnya aku bisa melewati masa-masa seru sekolah dan kuliah sebelum pandemi menyerang. ada banyak opportunities yang dilewati para pelajar ini gara-gara covid: berinteraksi langsung sama temen-temen, ikut banyak kegiatan offline di luar sekolah/kampus, sampe ngerasain belajar secara langsung di dalam kelas yang jauh lebih efektif daripada online.

walaupun gitu, tetap aja hal baik itu bakal selalu datang di masa-masa ga enak sekalipun. di sini raya dan teman-temannya masih bisa tetap menikmati masa kuliah walaupun mayoritas kegiatan dilakuin online, kayak: nonton bareng, karaoke bareng, 'nongkrong' buat ngabisin sisa waktu di kelas zoom, dll. pokoknya apapun itu diseru-seruin aja walaupun harus online.

buku ini juga banyak menekan isu lingkungan. di rumah, raya dan adiknya diajarkan ibunya untuk memilah, mengolah dan mendaur ulang sampah. aku jadi tau gimana tahapan-tahapan itu karena dijelasin secara detail, bahkan ada beberapa grafisnya juga disisipkan.

4/5.
This entire review has been hidden because of spoilers.
Displaying 1 - 30 of 64 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.