Jump to ratings and reviews
Rate this book

Aku yang Sudah Lama Hilang

Rate this book
Kapan terakhir kali kamu merasa bahagia? Bangun dengan perasaan ringan, memiliki semangat untuk pergi bekerja, serta dikelilingi oleh orang-orang yang kamu sayangi?

Tak terasa kehidupan dewasa sering kali menguras diri kita secara perlahan. Tanggung jawab yang bertambah banyak, berbagai masalah yang datang silih berganti, atau ekspektasi dari lingkungan sekitar yang membebani. Kita pun tetap berusaha melewati seluruh tantangan tersebut… tanpa menyadari kalau kita sedang perlahan menghilang dalam prosesnya.

Apabila kamu sedang berada di posisi ini dan merasa bahwa ini waktu yang pas untuk kembali menemukan dirimu… maka kamu telah bertemu dengan buku yang tepat. Bersama buku ini, kita akan belajar untuk mulai mendengarkan pikiran dan perasaan dari dalam diri, memiliki hubungan yang baik dengan diri, serta membuat pilihan hidup yang terbaik untuk diri.

Terdengar sedikit egois? Memang.

208 pages, Paperback

Published June 26, 2024

26 people are currently reading
128 people want to read

About the author

Nago Tejena

1 book5 followers

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
58 (40%)
4 stars
64 (44%)
3 stars
21 (14%)
2 stars
2 (1%)
1 star
0 (0%)
Displaying 1 - 30 of 35 reviews
Profile Image for Puty.
Author 8 books1,377 followers
Read
June 30, 2024
Kalau kamu membaca sinopsis buku ini dan merasa situasimu familar; merasa 'hilang', merasa terbelenggu oleh kesepian serta rindu akan masa kecil, dan tidak tahu bagaimana harus menavigasinya, maka saya akan merekomendasikan buku ini.

Walau mungkin saat ini buku ini bukan buku untuk saya, tapi sebagai pembaca buku, saya mengapresiasi buku yang hangat ini. Beberapa tahun belakangan, buku-buku Korea yang memberikan perasaan 'dipeluk' begitu populer. Perasaan dimengerti dan di-'puk-puk' serupa pun hadir di buku ini.

Ditulis oleh psikolog, buku ini bantu mengurai rasa 'hilang' dari awal, tentang bagaimana kita kerap memendam perasaan dan justru kerap tidak mendengarkan diri sendiri. Pelan, pembaca diajak merunut sebab dan akibat 'perasaan hilang' ini. Di akhir terdapat juga bab yang membahas soal konseling. Menurut saya ini menjadi solusi praktis yang bisa dicoba oleh pembaca yang mungkin masih ragu untuk berkonsultasi ke tenaga ahli terkait kesehatan mental.

Tidak direkomendasikan untuk mereka yang sedang merasa baik-baik saja dan justru mencari buku self-improvement untuk produktivitas 😁
Profile Image for raafi.
926 reviews448 followers
July 28, 2024
“Bekerja merupakan cara kita untuk menyalurkan energi kehidupan kita. Ini adalah bentuk penghayatan diri sebagai makhluk yang dinamis dan bergerak. Sebuah tanda eksistensi diri di dunia ini. Berdiam diri hanya akan menyia-nyiakan potensi kita sebagai manusia.”
(hlm. 48)


Sejujurnya, saat-saat awal saya kecewa dengan buku ini. Ekspektasi saya, buku ini berisi pembahasan dengan paragraf-paragraf yang komprehensif dan penuh referensi sumber. Nyataya, buku ini berisi paragraf-paragraf persuasif nan mengafirmasi yang penuh kata-kata penyemangat. Dan saya pikir beberapa dari mereka bukan paragraf sih, karena alih-alih melanjutkan di sampingnya agar membentuk paragraf normal, kalimat setelah titik malah diberikan spasi bawah (Enter). Ini bikin saya sedikit kurang sreg.

Untuk mengatasi kekecewaan tersebut, saya tidak membaca dengan urut. Saya punya firasat bahwa saya membutuhkan buku ini. Jadi, saya baca dari bab yang bagi saya paling relate serta paling butuh pertolongan saat ini: “Lebih Baik Kerja, daripada ...”

Meski beberapa paragraf pertama bikin saya mengernyitkan dahi, semakin melanjutkan membaca, saya semakin terbuai. Saya seperti sedang mendengarkan seseorang berbicara dengan begitu positif. Orang itu seperti memahami saya. Walaupun terdengar agak too much, saya angguk-angguk pada setiap ocehannya. Ia mendukung saya dengan membeberkan apa yang ingin saya dengar sambil memberikan opsi penanganan. Orang itu seperti membuat benang hidup saya yang sedang kusut, sedikit demi sedikit terurai.

Sampai tiba di kata-kata terakhir bab 3, saya merasa ada percikan dalam diri yang bikin saya memutuskan untuk lanjut membaca buku ini. Bab demi bab saya baca. Setelah bab 3, saya kembali ke bab 1, bab 2, lalu bab 4, dan seterusnya.

Saya mencoba menerima kalimat-kalimat menggugah yang tertuang dalam buku ini. Orang itu terus-menerus memberikan petuahnya diselingi dengan gambaran situasi dan kondisi yang memudahkan pehaman serta kalimat-kalimat afirmasi yang cukup menenangkan.

Satu bahasan yang menarik buat saya yakni saat ia menyebut konsep eksistensialime pada Bab “Bertanya, Bertanya, Berhenti Bertanya”. Bagaimana konsep tersebut bisa membuat kita sadar bahwa sebagai manusia, kita tidak tahu mana yang benar dan salah, segalanya tidak mutlak alias relatif, dan karenanya kita bebas melakukan apa yang kita percayai benar.

Yang saya suka lagi, pada bab terakhir, orang itu menjelaskan serba-serbi konseling dan psikolog. Ada satu bagian yang menjelaskan kenapa kita harus membayar psikolog dan kenapa kita adalah klien bukan pasien. Mungkin informasinya ada di semesta internet nan luas, tapi saya dipertemukan dengannya melalui orang itu.

Orang itu akhirnya berhenti dengan kalimat penutup: “Temukan dirimu yang sudah lama hilang. Kemudian, tunjukkanlah kepada dunia.” Mungkin saya akan mengikuti saran tersebut, tapi seperti yang rekan atasan saya pernah katakan, “Masukan tidak efektif bila kita telan bulat-bulat.” Jadi, saya akan memikirkannya dulu. Mungkin saya akan menemukan diri saya. Tapi, mungkin saya tidak perlu menunjukkannya kepada dunia.

Hanya Tuhan yang tahu berapa banyak post-it yang tertempel pada kalimat-kalimat yang bikin saya tergugah. Hal tersebut bisa sebagai indikasi bahwa saya mungkin akan membaca (dan merenungkan) mereka kembali. Pada akhirnya, kekecewaan saya atas buku ini berubah jadi kesukaan. Saya suka membaca buku ini karena membuat saya tenang sekaligus bergairah.

Benang hidup saya yang kusut mungkin baru terurai nol koma sekian persen saja, tapi buku ini memberikan pengharapan. Saya jadi tertarik untuk mendalami eksistensialisme. Kata penulis, kita harus punya tujuan dan mimpi. Tapi saya pikir, membaca buku dan referensi lain soal konsep eksistensialisme sudah cukup menjadi tujuan saya saat ini.

Sebuah paket perdana lengkap bagi yang sedang kebingungan atas hidupnya, seperti saya.

“Masalah tidak dimulai ketika perasaan tidak nyaman muncul.
Masalah dimulai ketika kita terus-menerus menghindari perasaan tidak nyaman tersebut.”
(hlm. 128)
Profile Image for Gian Nash.
19 reviews
June 20, 2025
"Apa yang sebenarnya tejadi pada hidup kita ? Mengapa kita tidak lagi dipenuhi dengan canda tawa dan suka cita? Jawabanya sederhana... adulting happened"

Buku ini rasanya menemani kita yang sedang hilang arah dan mengajak kita untuk mengurai situasi yang selama ini membuat menderita, hilang arah, hilang ongkos dan hilang kepercayaan terhadap pemer.. keknya terlalu jauh deh. Pas awal baca kata pengantar aja kita mengetahui bakal dibawa kemana sama penulis bukunya, iya dong masa sama tukang becak. Jadi lo gak akan kaget ketika terseruduk oleh realita dalam bentuk insight yang kemungkinan sedang dicari selama ini.

Penulisannya amat sangat mudah dipahami istilah katanya puitis tapi ngga so nyastra, et apa dah tuh. Topiknya dalem sih ini jujur tapi kerennya penulis adalah tidak membuat pembacanya tenggelam karena memposisikan diri sebagai instruktur yang sabar dan menemani kita buat terus berenang. Vibesnya serasa lagi dituntun buat ngobrol sama diri sendiri, diri berdua atau bertiga kalo temen lo ikutan berdiri juga. Buat lo yang merasa lagi hilang, kosong dan bingung akan diri lo sendiri maka buku ini bakalan cocok buat lo, soalnya dia ibarat teman sunyi yang gak ngejudge.

Baca buku ini menurut gua pasnya ketika lo lagi fokus sih dan dengan perlahan biar lo bisa sambil memahami diri sendiri. Sekian yang bisa gua review, terimakasih sudah membaca review ini sampai akhir. Man sieht sich!
Profile Image for Nina.
55 reviews
July 14, 2025
I picked up this book after reading two others by dr. Andreas Kurniawan, who happened to recommend it. Maybe I set my expectations a bit too high, because I was kinda surprised by how different the writing style was compared to "Seorang Pria yang Melalui Duka dengan Mencuci Piring".

To be fair, it’s not really right to compare them—different authors, different vibes. But I realized I personally prefer books that kick off with storytelling and quirky analogies.

That doesn’t mean this book isn’t good—it’s just a bit mainstream for me. It reminds me of other self-improvement books filled with motivational quotes and pretty phrases.
Still, I didn’t dislike it. I’d give it a solid 7.5 out of 10. The content is simple, the layout is easy on the eyes, and it’s not too thick—perfect for finishing in one sitting.

I’d recommend this to anyone who enjoys self-improvement books with uplifting messages and well-crafted encouragement.
Profile Image for Alfian.
5 reviews
December 14, 2024
Lewat buku ini aku menilik kembali diriku sendiri. Seseorang yang (mungkin) justru terlupakan dari perhatian sendiri. Baca buku ini karena lagi ngerasa kosong aja. Surprisingly, buku ini tersaji dengan ramah. Setiap kalimat yang aku baca rasanya kayak lagi diajak ngobrol sama penulisnya. Buku ini bukan untuk ngebantu kamu "sembuh" atas hal buruk yang kamu hadapi. Buku ini lebih ke ngajak kita menyadarinya aja dulu. Tenang, pelan-pelan.
Profile Image for Gia⁷.
33 reviews1 follower
October 20, 2025
Pada awalnya, aku berekspektasi bahwa buku Aku yang Sudah Lama Hilang akan berisi beragam teori. Namun ternyata, isinya lebih berupa kata-kata persuasif dan penyemangat dari penulis, disampaikan dengan bahasa yang sederhana. Saat membaca, aku mencoba untuk mengosongkan cangkir agar bisa menerima isi buku dengan lebih terbuka. Setelah memasuki Bab 3, aku mulai menemukan beberapa insight menarik yang bisa aku pelajari.
3 reviews
March 26, 2025
buku ini cocok buat kamu yang kehilangan jati diri karena dalam fase menuju dewasa, mungkin karena satu hal atau beberapa hal.
Dan mengajarkan kita untuk mengambil jeda untuk memahami diri kita dari fase kecil sampai sekarang.

Intinya dewasa emang gak se-wort it itu~ 🤣🤣🤣🤣
Profile Image for nava.
25 reviews
July 16, 2025
cocok dibaca sm yang suka sedih pas ngelihat foto masa lalu yang ekspresinya polos bahagia itu :D
Profile Image for Septa.
99 reviews2 followers
January 5, 2025
Adulting is hard. Buku ini ‘semacam guidebook'
dalam menemukan kembali diri yang hilang.
Profile Image for ran..
28 reviews3 followers
July 1, 2024
Ngga nyangka bukunya akan se-relate ini. Kesan pertama ketika membaca buku ini tuh, “Kapan ya aku curhat sama Bang Nago? Kok bisa semua yang beliau tulis ini sangat sangat sangat relate dengan kehidupanku?” Iya, betul. Bahasan yang ada di buku ini sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari aku—mungkin juga kita. Inti dari buku ini memang tentang menemukan kembali diri kita setelah mungkin selama ini kita terlalu banyak berbohong terhadap diri sendiri demi menyenangkan orang lain. Tapi nyatanya perjalanan menemukan diri tidak pernah sesederhana itu. Banyak tahapan yang menyita banyak waktu dan pikiran kita untuk melihat ulang ke dalam diri.

Membaca buku ini menghadirkan pengalaman langka yang belum ku dapat sebelumnya. Aku tidak pernah merasa se-asyik ini membaca buku self improvement sembari menuliskan banyak hal yang terdiri dari hal-hal penting untuk diingat dan pertanyaan-pertanyaan yang mungkin akan menemukan jawabannya seiring berjalannya waktu. Semua bab dalam buku ini menarik sekali dengan masing-masing insight yang dihadirkan. Tapi aku paling menyukai bab 6 yang berjudul “Mulailah Obrolan Cangggung.” Dari bagian ini aku belajar banyak tentang komunikasi. Bahwa sesungguhnya komunikasi adalah bukti sekaligus ujian seberapa kuat atau rapuh sebenarnya hubungan yang sedang kita jalani. Bang Nago dalam buku ini mengatakan, “Hubungan sejati yang kamu cari-cari berada di balik obrolan canggung tersebut,” and it slaps me!

Bang Nago mengombinasikan teori-teori psikologi dan realitas yang terjadi dengan menakjubkan. Ia menuliskannya dengan bahasa yang cenderung mudah dipahami. Karena aku sudah membaca buku karya dr. Jiemi dan dr. Andreas, rasa-rasanya gaya tulisan Bang Nago menjadi gabungan dari keduanya, teoritis tapi santai. Contoh-contoh yang ia tuliskan dalam buku ini dekat dengan kehidupan kita karena kebanyakan adalah pengalamannya, baik saat menjadi seorang anak maupun seorang psikolog—dan mungkin seorang ayah dan seorang suami, banyak sekali perannya di dunia ini ya. Selain itu, ilustrasi yang ada dalam buku ini juga membuat pengalaman membaca menjadi lebih unik. Aku tidak tau apakah karakter-karakter yang digambarkan ini punya makna tertentu, tetapi aku sangat mengapresiasi penggunaan karakter perempuan dan laki-laki yang seimbang.

I recommend this book to everyone, especially to those who feel lost in the midst of adulting.
Profile Image for Dasilva Rindu.
15 reviews
July 18, 2024
Penulis menuliskannya dengan bahasa yang mudah dimengerti dan memberikan contoh-contoh yang sangat dekat dengan keseharian. Buku ini memberikan kita semacam panduan mengenai upaya yang dapat dilakukan untuk mengembalikan diri kita yang hilang. Sayangnya, tidak seperti kehilangan barang di tempat umum, yang umumnya terdapat 'lost and found' pada suatu area tertentu, hal ini tidak berlaku apabila kita kehilangan diri kita sendiri. Hal yang bisa dilakukan adalah mengembalikan diri yang hilang dengan cara melihat dan mendengarkab ke dalam diri serta mengambil jeda sejenak dari dunia luar. Dirimu perlu didengarkan dan dimengerti bukan oleh orang lain, melainkan utamanya adalah oleh dirimu sendiri.
Sebuah buku yang alangkah lebih bermanfaatnya apabila kamu sedang memerlukan buku yang dapat membuatmu merasa seperti ditemani oleh kawan lama dan akan memberimu sebuah "puk-puk" pada hari-hari berat yang sedang kamu lalui. Seperti buku self-improvement pada umumnya, narasi di buku ini dikemas sangat ramah oleh penulisnya. Saya setuju dengan salah satu ulasan seorang pembaca lainnya bahwa, buku ini bagus untuk dibaca apabila kamu sedang merasa tidak baik-baik saja, terutama apabila kamu merasa telah kehilangan dirimu sendiri. Menariknya, penulis kerap membagikan pengalaman penulis dalam menangani seorang klien secara profesional dari sudut pandang seorang psikolog (bab terakhir), serta, penulis juga memiliki projek yang akan segera diluncurkan. Semoga sukses dan bermanfaat, untuk projeknya ya, kak Nago!
37 reviews
Read
March 12, 2025
“Aku yang Sudah Lama Hilang” adalah buku self improvement yang buat kita merenungkan kembali tentang jati diri kita. Selain itu, buku ini juga bahas tentang perjalanan emosional dalam menjalani hidup, kehilangan jati diri dan tantangan dalam hidup.

Kelebihan Buku:
Ditulis oleh seorang Psikologi Klinis, jadi isi di buku ini ga perlu diragukan lagi kredibilitasnya. Karena beliau adalah ahlinya.
Gaya bahasa ringan dan mudah dipahami. Buku ini bukan buku self improvement yang bikin kita mikir buat paham maksudnya. Gaya penulisannya santai, ga menggurui dan ga njelimet, jadi sebagai pembaca langsung paham maksud dari buku ini.
Isinya relevan dengan kita sebagai orang dewasa. Buku ini bahas isu-isu yang relevan dengan kehidupan modern, seperti tekanan sosial, kehilangan arah, dan pentingnya merawat kesehatan mental.
Kekurangan Buku:
Terlalu umum: pembahasan di buku ini kurang spesifik, malah bisa dibilang isinya adalah kalimat-kalimat motivasi. Jadi mungkin kalo kamu mau buku yang isinya bener-bener ngebahas sampe tuntas bisa cari alternatif buku yang lain.

Kesimpulan:
Buku ini bisa jadi bacaan ringan buat kamu yang mungkin saat ini lagi ngerasa kehilangan jati diri, atau ingin memperbaiki hubungan dengan diri sendiri.
Profile Image for Jiya.
14 reviews
December 3, 2025
Aku awalnya enggan buat baca buku ini, karena aku merasa lagi baik-baik saja. Nggak sepenuhnya "hilang."

Tapi karena buku yang belum dibaca menumpuk, akhirnya aku memutuskan buat membaca ini. Simplenya, ini buku terkait "adulting." Cocok buat temen-temen yang lagi mengalami fase quarter life crisis, bantu mengupas dan menjelaskan dengan bahasa yang lugas tapi tetap santai.

Setiap kalimat yang kubaca seakan dibawa untuk mengingat kembali akan detail kehidupan yang sebenarnya aku tau ini terjadi di hidupku, namun aku tak punya waktu untuk menyadarinya. Penulisannya bener-bener menuntun untuk berbicara dengan diri sendiri, definisi belajar memahami diri.

Pada akhirnya, kita menghabiskan sebagian besar hidup kita bersama diri sendiri. Karena itu, penting untuk membangun hubungan yang baik dan penuh kasih dengan diri kita sendiri
Profile Image for Galih Yudhasena.
4 reviews
April 27, 2025
Buku ini membahas tentang bagaimana mengenali emosi, menjalani kehidupan dewasa, dan membangun kebahagiaan dari dalam diri. Beberapa ide self-help yang dibahas sebenarnya cukup umum dan disampaikan dengan cara yang relatable. Di beberapa tulisannya, ada yang terasa seperti tamparan untuk diri saya, mengingatkan bahwa "realita tuh emang begini!" Hahaha.

Namun, satu hal yang agak mengganjal adalah di bab terakhirnya yang menjelaskan tentang konseling. Walaupun niatnya mungkin baik dan sesuai profesi penulis sebagai psikolog, tapi untuk saya pribadi, bagian ini agak mengubah suasana bukunya. It made me question whether the book's ultimate goal included promoting this option.

Menurutku buku ini cocok buat kita yang lelah dan bingung menghadapi kedewasaan.
Profile Image for Lidya Sofhya.
6 reviews
August 31, 2025
"A book finds a way to surprise you"

Buku ini ditulis dengan penyampaian yang sederhana, mudah dipahami dan itu membuatku selalu ingin membacanya, aku rasa selalu ada makna yang bisa direfleksikan.
Buku ini membantu ku untuk melihat beberapa jendela yang selama ini hanya aku tau tapi tidak pernah aku buka. Aku menemukan sepercik dari diri yang selama ini tidak ku perhatikan.

Terima kasih kak Nago. You’ve always been an inspiration to me from before I began my journey to become a psychologist, all the way to this moment as I’m about to be officially recognized. I can’t wait to see more of your amazing work.
14 reviews
November 14, 2025
Mengenali diri sendiri ternyata lebih susah daripada mengenali orang lain.
Buku ini mengajarkan banyak hal untuk menemukan jati diri yang selalu kita sembunyikan, entah dengan alasan apa kita menyembunyikannya.
Ketika membacanya pun terasa seperti penulis sedang membaca alur pikiran pembaca berikutnya. Kata persuasif yang dimunculkan membuat hati pembaca tergerak untuk menimbang-nimbang kembali beberapa hal dalam kehidupan pembaca.
Profile Image for Naura Amalia.
23 reviews
February 21, 2025
it's been two weeks since I last read this book. honestly, it's pretty average, like most other self-development books. i can't really remember anything from it because it didn't feel special to me. maybe this book just isn't for me? anyway, this book is pretty short, so it's easy to read. i'd give it three stars.
Profile Image for Afada Alhaque.
74 reviews1 follower
July 19, 2025
Bacaan ringan yang punya isi. I guess ini buku bisa dibaca sekali duduk.
Sepertinya cocok banget dibaca oleh pra remaja, remaja, serta para dewasa yang sedang merasa hilang ataupun yang sedang mempersiapkan diri agar tidak perlu melalui fase hilang dalam rentang hidupnya.

Selesai baca ini langsung kepikiran akan hibahin ni buku ke adekku. Sepertinya dia butuh baca ini.
2 reviews
December 25, 2025
bahasanya sangat ringan dan mudah dicerna, saat membaca buku ini merasa banget jadi reminder untuk lebih ngikutin kata hati sendiri daripada ngikutin ekspektasi luar. Buku ini juga jadi reminder aku untuk lebih bisa memisahkan mana yang sebenarnya aku inginkan vs apa yang lingkungan inginkan dari aku. Overall, bukunya sangat bermanfaat tapi mudah dicerna.
Profile Image for Fadillah Maronie.
11 reviews
July 2, 2024
Penulis berhasil memasukkan banyak keresahan kedalam satu buku. membedahnya secara singkat sederhana dan mudah dipahami. dengan pertanyaan-pertanyaan terbuka membuat pembaca lebih aware dengan pemikiran yg mungkin hadir selama ini.
Profile Image for Andreas Kurniawan.
Author 5 books74 followers
July 14, 2024
Buku yang dibutuhkan oleh tiap orang yang sudah memasuki usia dewasa dan pernah merasa kehilangan dirinya. Ilustrasi yang indah dan bahasa yang mengalir membuat buku ini dengan mudah akan jadi salah satu buku favoritmu
1 review
July 15, 2024
You don't need to doubt this book anymore. I really love it because I find comfort in reading it. It's like a guidebook with lots of insights, and you can read it repeatedly to make it a hint in dealing with life's challenges!! thanku kak nago🫶
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for ReByf.
19 reviews
January 19, 2025
Buku yang bagus untuk memulai memahami diri sendiri. Banyak pertanyaan yang diberikan penulis untuk kemudian direnungkan oleh pembaca. Pembaca didorong untuk mencari jawabannya sendiri dengan dibantu pertanyaan-pertanyaan dari penulis
Profile Image for Merlyn.
38 reviews
May 1, 2025
Short, dense, yet still insightful to be aware that we are the only ones who know the best for us, not others or even psychologists. My favorite part is when the author brought up that humans choose the pain to avoid boredom.
Profile Image for Anissa Lintang.
26 reviews
August 22, 2025
Could be 5 stars except for the placement and the writing style of the last chapter, that feels like (despite the original intention) a marketing for the author. Also probably biased cause i finished reading at 2am and I am half awake…
Profile Image for vistania.
3 reviews
July 8, 2024
It helped me reflected on my positive and negative feelings so I could embrace myself to the fullest.
Profile Image for Istiana Salsabila.
10 reviews
October 18, 2024
Perasaan saat bacanya tuh kayak pemikiran yang selama ini, yg mengganggu pikiran, yang membatasi gerak, semua dijelaskan alasannya kenapa itu bisa terjadi. Love it 🤍
15 reviews
October 22, 2024
Sangat relate dengan buku ini, keadaan dan situasi yang nyata kita alami, saya berulang-ulang membacanya bukan karena sulit memahami, tapi untuk merenungi isi buku dengan kehidupan yang saya jalani
Profile Image for Devi 7naga.
5 reviews
April 26, 2025
Buku yg mengajarkanku tentang menerima perasaan. Terutama rasa sakit itu sendiri.
Displaying 1 - 30 of 35 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.