Meski pesta pernikahanku jauh sekali dari impianku, tetapi kebahagiaanku enggak berkurang sedikit pun karena aku sudah resmi menikah dengan seorang pria yang membuatku jatuh cinta setiap hari selama tiga tahun terakhir ini, Bara Wiryawan. Yes Darling, let me tell you this: When you marry the one you love, everything is perfect.
But now I know, Bara is not perfect enough, dan terutama sama kliennya yang demanding banget. Argh!
—Gina
Gila, gue enggak pernah menyangka rangkaian acara pernikahan bisa bikin badan gue pegel-pegel. Harusnya jasa pijet masuk ke dalam paket pernikahan yang ditawarkan Wedding Organizer gue. But hey, gue tetep seneng banget karena wanita yang selama ini gue cintai akhirnya resmi jadi istri gue. Gina Anjani, you’re all mine now!
Until I know, tiga tahun ternyata enggak cukup buat gue mengenal Gina dan semua rahasia besarnya. Sigh!
Saya semakin suka dengan gaya Nurilla Iryani menulis. Di buku ini penulisannya makin rapi dan enak di baca. Meskipun ada beberapa kesamaan karakteristik tokoh dengan novel-novel sebelumnya, tapi di buku ini udah kelihatan berbeda gaya bercerita pov1 cewek dan cowoknya.
Hmm, cuma saya kurang suka aja dengan selipan resep-resep yang mengganggu di tengah-tengah cerita. Padahal resep itu cuma mampir sekelibat saja. Mungkin saya bakalan lebih suka kalau resep-resepnya dijadikan satu di halaman belakang saja.
Untuk konflik sendiri, sebetulnya tidak ada konflik yang begitu berarti. Hanya menceritakan kehidupan pasangan muda selama 30 hari. Endingnya sendiri manis, namun terkesan begitu cepat.
Kisah 30 hari pengantin baru. Diceritakan masa-masa adaptasi mereka berdua.
Menurut saya ceritanya agak datar, diceritakan ada orang ketiga tapi bagusnya si tokoh cowok tidak tergoda sedikitpun (bagus,,itu harapan para pembaca cewek). Seperti metropop-metropop sejenisnya, diceritakan tokohnya memiliki kehidupan middle end. Tinggal di apartemen, shopapholic, walaupun tidak semetropop ika natassa yang dalam ceritanya penuh dengan merk-merk terkenal dan kehidupan kalangan atas. Sejujurnya, saya berharap ceritanya lebih down to earth dimana tokoh ceweknya gak sampai ketergantungan pada belanja dan pake credit card. Tapi tetap bisa menceritakan masa-masa adaptasi pengantin baru dari sudut yang lain. Ada tokoh orang ketiga yang seakan cameo doang, yah oke sih... fokusnya kan si pasangan pengantin baru ini. Satu hal lagi yang terasa menggantung adalah endingnya, diceritakan kalau si tokoh perempuannya akhirnya hamil. Trus, udah aja. Padahal setidaknya diberi epilog apalah sehingga tidak meninggalkan kesan menggantung di akhir cerita (walaupun memang sudah selesai ceritanya).
Yang saya suka adalah resep2 masakan yang ada di dalam cerita ini. Sayangnya, kebanyakan menunya bule-bule gitu... kaya sandwich, cream cheese apalah, crepe dll. Menu lokalnya kurang dieksplore sama penulisnya.
beneran deh, goodreads ini harusnya ada rating dengan kelipatan 0,5. soalnya suka ada buku yang lebih dari 2 bintang tapi nggak rela kalau kasih 3 bintang. jadi sebenernya rating-nya 2.5 bintang. sama kayak buku ini.
selama baca buku ini rasanya gemes banget. bukan karena penulisannya yang bikin gregetan. tapi sama dua tokohnya. katanya udah hampir 3 tahun pacaran, tapi kok rasanya kayak baru 3 bulan kenal lalu memutuskan untuk menikah.
awalnya bingung kok judulnya Yummy Tummy Marriage. kenapa harus ada tummy-nya? hal apa yang berkaitan dengan perut dalam ceritanya? daaan ternyata sebagai seseorang yang baru menjadi Istri, Gina ingin menyenangkan suaminya dengan mencoba berbagai resep makanan. nah, resepnya itu dicantumkan di dalam cerita. jadi bisa sekalian kita coba juga. sayangnya, hobi belanja Gina tidak pernah disebut secara detail dia belanja apa saja. mengingat dia seorang fashion blogger, gue tadinya berharap ada refrensi gaya berpakaian Gina juga.
well, secara keseluruhan gue lebih suka buku ini dari pada kedua buku terdahulu karya penulis. mungkin karena tidak berdasarkan hasil tulisan di blog, jadi lebih enak aja gitu dibacanya. emosinya pun lebih terasa.
Menurut aku buku ini lucu sih, disaat banyak tema perjodohan, nikah lalu jatuh cinta and so on. Nurilla membuat cerita dimana pasangan muda yang memang memutuskan untuk nikah dan mengalami masa penyesuaian di dalam pernikahannya. Tapi ceritanya ya gitu, flat datar cuma lucu aja (jadi nostalgia awal nikah.. haha) Ada beberapa konflik kayak Bara yang gak pernah lihat wajah Gina tanpa makeup, Gina yang gak tahu aslinya Bara orangnya berantakan. Bara yang kalau kerja suka lupa waktu, Gina yang manja gak suka ditinggal sendirian kalo Bara pulang kemaleman. it sooo real... Ada beberapa resep masakan juga ternyata di buku ini. Seperti cerita daily life aja sih yang dari awal baca udah seperti never ending story.
Di awali hari per hari sesudah pernikahan, bikin pasangan Gina sama Bara harus mengetahui kebiasaan masing2. Karena kadang, selama pacaran itu sifat msh belum muncul yg asli, setelah menikah pasti sedikit sedikit kebuka.
Gina, fashion blogger yang selalu harus tampil kece maksimal. Dia punya kebiasaan klo stress harus shopping. Sampe membuat kartu kredit nya membengkak. Bara, sang suami yg seorang IT. Awalnya gak mengetahui tagihan istri nya. Tapi lambat laun, akhirnya ketauan juga. Marahlah Bara.. Ditambah bumbu2, sang mantan Bara yang lg kerja bareng ternyata masih ngarep.
Cerita nya bagus, tentang tema pernikahan. Alurnya mengalir, detail juga.. Dan menghibur banget, pasangan ini gokil abis. Rekomen banget deh bagi yg belum baca :)
Seru dan ringan banget kisah adaptasi pernikahan Bara dan Gina selama 30 hari! Lucu rasanya ngebayangin sepasang sejoli yang harus adaptasi satu dengan yang lainnya dalam sebuah pernikahan, ada senengnya, betenya, keselnya, marahnya, tapi itu yang bikin mereka bahagia. Lalu di hari ke-30, si Gina hamil! I'm happy for both of them!
menceritakan tentang pasutri yang baru menjalani kehidupan rumah tangga mereka. didalamnya, terdapat beberapa kejadian-kejadian yang baru bisa dirasakan ketika sudah berumah tangga. kisahnya relate dengan kehidupan berumah tangga tapi lebih ke unsur drama yang ringan
Setelah 3 tahun pacaran, Bara akhirnya memutuskan untuk melamar Gina, kekasihnya. Cintanya pada Gina sangat besar untuk menjadikan Gina sebagai istrinya. Demikian pula Gina, sangat senang ahirnya bisa menikah dengan pujaan hatinya. Kini mereka melangkah masuk ke dalam ikatan pernikahan.
Gina adalah seorang fashion blogger. Meski bukan sebagai pekerjaan utama, menjadi fashion blogger membuat Gina terkenal di dunia maya. Ada banyak brand yang menggunakan blog Gina untuk promosi. Hasilnya Gina sering mendapat produk gratisan. Gina juga seorang shopaholic akut. Baginya belanja adalah terapi stress. Tidak heran jika selain tumpukan barang-barangnya yang banyak, hutang di kartu kreditnya juga cukup untuk dijadikan uang muka sebuah city car.
Bara sendiri mewakili pria pada umumnya. Sebagai seorang kepala rumah tangga, Bara merasa perlu bertanggung jawab atas Gina, istrinya. Dia menyediakan apartemen beserta isinya untuk dihuni setelah mereka menikah (meski sempat diprotes oleh Gina karena furniture-nya ga matching). Pekerjaan yang gila-gilaan di kantor juga dijalani Bara demi menghidupi keluarganya. Tapi Bara bukan sosok yang sempurna bagi Gina yang OCD. Kebiasaan Bara yang sering membuat apartemen berantakan sering membuat Gina senewen.
Isi novel ini menceritakan bagaimana Gina dan Bara menjalani 30 hari pertama dalam pernikahan mereka. Proses adaptasi dari kebebasan saat lajang hingga saling kompromi diceritakan dari sudut pandang Gina dan Bara. Gina berusaha menjadi istri yang baik dengan sering membuat masakan untuk Bara (di dalam novel ini ada banyak resep yang layak untuk dicoba). Sementara Bara rela membawa pekerjaannya ke rumah agar bisa pulang tepat waktu untuk Gina. Adanya konflik dalam rumah tangga mereka (tagihan kartu kredit Gina dan wanita dari masa lalu Bara yang sekarang menjadi kliennya) membuat Gina dan Bara harus berubah demi mempertahankan rumah tangga mereka.
Kalau disuruh memilih antara Gina dan Bara, saya akan berada di #TimBara. Meski saya juga seorang perempuan, tapi sosok Gina dalam novel ini cukup menyebalkan buat saya. Terlepas dari upayanya menyenangkan hati suami lewat masakan, tingkah kekanak-kanakan Gina yang selalu menganggap semua hal sepele membuat saya nggak simpatik sama dia. Apalagi Gina ini boros banget soal belanja, meski pada akhirnya dia menyadari juga kesalahannya. Sebaliknya celetukan konyol Bara dalam menghadapi istrinya, dan cara berpikirnya yang dewasa dan bertanggung jawab membuat saya lebih kagum pada Bara. Yang menjadi kekurangan novel ini bagi saya ada dua hal. Yang pertama Gina sebagai fashion blogger kurang dikupas secara mendalam (kecuali cara Gina menyelesaikan salah satu konflik adalah dengan blog-nya), padahal poin itu juga menarik untuk dikembangkan. Yang kedua adalah bagian ending-nya. Persoalan Gina yang ingin hamil diselesaikan dengan cepat. Seandainya ada tambahan epilog mengenai hal itu mungkin lebih baik.
Overall, it was a nice read. Saya jadi kepikiran dengan Gina yang suka menimbun pernak-pernik fashion dengan alasan karena dia seorang fashion blogger. Bisa juga dong kalau saya menimbun buku karena saya seorang book blogger... :D
"Yes Darling, let me tell you this: when you marry the one you love, everything is perfect." (Hal. 3)
Novel ini adalah karya kak Nurilla Iryani yang baru pertama kali saya baca. Dan, berhasil membuat saya gagal move on dari sosok Bara. Ya, Bara memang tokoh yang harus difavoritkan di novel ini. Karakternya yang tidak mau ribet dan selalu ngomong ceplas-ceplos. Sedangkan Gina, menurut saya, dia adalah gambaran dari cewek-cewek kebanyakan. Suka cemburu, suka bilang kalau pria itu sama aja, dan selalu ingin diperhatikan dengan hal-hal yang romantis.
Kisah dalam novel ini begitu menarik. Bukan hanya bahasanya yang ringan, tapi juga dari penyampaian sudut pandang yang diambil dari dua tokoh utamanya secara bergantian. Membaca novel ini rasanya campur aduk. Antara gemas dengan sikap Gina yang semaunya sendiri, dan sikap Bara yang selalu mengundang tawa. Serius, membaca bagian sudut pandang Bara selalu bikin ketawa. Kecuali kalau dia sedang serius. Seperti saat dia marah mengengtahui suatu hal besar yang selama ini disembunyikan Gina. Aku saja yang membaca ikut geleng-geleng kepala.
Konflik novel ini ringan. Tapi, justru konflik ringan ini yang menjadi bumbu menarik. Menurutku, Kak Nurilla pas sekali jika hanya menaruh konflik yang ringan. Karena sesuai dengan ceritanya yang mengangkat kehidupan pengantin baru. Pengantin baru kan masih dalam suasana hangat. Jadi, kalau ditaruh konflik berat sepertinya terkesan terlalu mendramatisir dan terlalu berlebihan.
Terlebih, hal-hal yang diangkat dalam novel ini benar-benar fakta dan bukan terkesan mengada-ngada. Seperti saat Gina meminta Bara untuk memakai kaus couple. Ya, menurut kebanyakan wanita itu romantis. Tapi dilihat dari sudut pandang Bara sebagai perwakilan para pria itu terlalu kekanak-kanakan dan terkesan aneh. Masih banyak lagi hal lagi dalam novel ini yang bisa ditemukan ketika membacanya.
Ada nilai plus-plus untuk novel ini. Yakni, adanya resep-resep masakan yang mudah untuk dipraktikkan. Menurutku, hal ini adalah pelengkap cerita yang begitu cocok dengan temanya. Jujur, semenjak baca novel ini saya jadi mengikuti cara Bara dalam memasak mie instan. Dan ternyata benar, mie instannya jauh lebih enak. Bukan sebuah kesia-siaan membaca novel ini :P
Kelebihan: plotnya begitu menarik dan ringan. Penempatan konfliknya pas. Pengambilan sudut pandang kedua tokohnya seperti sedang bercerita kepada pembaca secara langsung. Ending-nya pun benar-benar so sweet... .And I like it!
Kelemahan: boleh nggak sih, bilang kalau novel ini tidak ada kelemahannya? :grin:
So, bagi kalian yang ingin membaca kisah ringan yang full romance tapi nggak menye-menye, saya begitu merekomendasikan buku ini untuk kalian baca.
Diceritakan dengan POV bergantian yakni Bara dan Gina. Tidak membuatku terganggu, malah aku sangat menikmati merasakan perasaan keduanya. Disaat Bara yang mengambil alih POV. aku selalu saja tertawa :D karena banyak hal-hal yang tidak aku ketahui sebagai perempuan tentang perasaan laki-laki yang sebenarnya. Walau di depan mereka terlihat sabar dan sayang. Nyatanya mereka juga bisa gondok haha. Dan lain halnya saat Gina yang bercerita. Aku seperti berada di kelas memasak. Karena banyaknya resep yang Gina bagikan. Resepnya tergolong mudah kok dan bisa dicoba di rumah.
Gaya bercerita kak Nurilla Iryani adalah salah satu favoriteku. Tutur bahasanya yang gaul dan lucu membuatku tidak berhenti membalik setiap halaman demi halaman di novel ini. Rasanya ingin tau kelanjutan cerita pernikahan Bara dan Gina. Sangat membuat candu :) Saat membaca novel ini aku sempat berfikir. Apakah menikah seperti ini? Nanti gimana ya kalau aku sudah menikah? Bakal sering berantem kaya Gina sama Bara gak ya? *mikir kejauhan :D . Yang pasti banyak pelajaran juga yang bisa diambil dari novel ini. Bahwa menikah itu berarti kita harus menyatukan dua kepala yang berbeda. Menahan ego masing-masing dan menyatukan pendapat untuk mencapai keputusan bersama. Tidak ada lagi kata “Aku” atau “Kamu” yang ada hanyalah kata “kita”
Jujur Bara adalah tokoh favoriteku di novel ini. Walau sering ngambek tapi sikap sabar dan setianya ituloh patut di ancungi jempol. Bara *-* Dia itu sabar banget menghadapi Gina yang suka teriak-teriak dan galak. Sayang banget lagi sama Gina. duh. Dan sebaliknya aku kurang suka sama proposi tokoh Elsa di novel ini. Menurutku kurang membuat emosi naik. Karena datar aja gitu saat dia bersama Bara gak ada yang gimana-gimana.
Aku Rekomendasikan novel ini buat kamu yang ingin tersenyum-senyum sendiri membaca kisah pernikahan Gina dan Bara yang ada “manis” dan “pahitnya”. Tapi bukankah itu yang bisa menambah romantisme pasangan? Ketika mereka berhasil melalui pahitnya kehidupan rumah tangga bersama-sama? :) Novel ini akan mengajarkanmu bagaimana sesungguhnya kehidupan pernikahan. Mulai sekarang jangan berfikir yang indah-indah aja ya hahaha
Quetes Favorite
“Dandan spesial untuk setiap acara pernikahan adalah salah satu hal yang bisa dilakukan para tamu untuk ikut merayakan momen spesial sang pengantin. Itu adalah salah satu tanda kita menghargai momen spesial mereka. – Gina (hlm
Aku tertarik membeli dan membaca novel Yummy Tummy Marriage karena membaca tweet promosinya di akun @bentangpustaka dan juga ikutan kuisnya (sayang, aku nggak menang, hiks). Selain itu, aku juga pengen ngecek ceritanya yang hampir mirip cerita yang baru selesai aku tulis. Soalnya ada cerita tentang masak-masak dan pengantin baru gitu. Kalo idenya mirip, bisa gawatkan dan harus revisi besar-besaran hehhe. Mirip gak ya? Let’s review it!
Yummy Tummy Marriage menceritakan kehidupan sepasang pengantin baru, Gina Anjani dan Bara Wiryawan di tengah kesibukan ibu kota. Di tiga puluh hari pertama mereka sebagai suami-istri, Gina dan Bara menemukan berbagai hal yang tidak mereka temui di tiga tahun terakhir saat mereka masih pacaran. Ada hal-hal menarik dan romantis, seperti usaha Gina untuk memasak sendiri dan Bara yang rela mengantar-jemput. Ada juga yang membuat mereka cemburu dan bertengkar. Gina baru tahu kalau salah satu klien Bara adalah mantannya semasa kuliah di Surabaya, Elsa. Sementara Bara kaget ketika menemukan tagihan kartu kredit Gina yang mencapai puluhan juta rupiah. Untuk mempertahankan pernikahan yang masih berumur jagung, Gina dan Bara berusaha memecahkan masalah tersebut.
Cerita Yummy Tummy Marriage ini menarik karena disajikan dari dua sudut pandang yang berbeda, Gina dan Bara. Dalam satu bulan, keduanya memberikan sisi masing-masing dalam menghadapi pasangan. Walaupun suara Gina dan Bara hampir sama, aku menemukan hal-hal kecil yang identik dengan pribadi masing-masing. Contohnya bagian Bara cenderung lebih singkat, to the point (seperti kebanyakan para lelaki) dan bagiannya itu selalu bikin aku ketawa. Celetukan dan pikiran usilnya Bara sukses menjadikanku tontonan di angkot karena senyum-senyum sendiri. Untuk bagian Gina tidak ada yang menonjol kecuali resep masakannya yang tertulis detail. Lain kali bakal aku coba dan post di sini deh ; )
Pertama kali lihat judul bukunya, yang langsung terlintas di otak adalah judulnya mirip sama A Very Yuppy Wedding-nya Ika Natassa. Mungkin karena pake kata-kata berakhiran y dan ada unsur wedding/marriage-nya juga kali ya.
Oya, ada yang pengen saya protes, hehe, di novel ini si tokoh suka banget sama Sex and the City tapi nama tokoh utamanya, Carrie Bradshaw, berubah jadi Candace, hehe. Ketuker sama penulis novelnya nih. Nggak terlalu mengganggu sih bagi orang yang nggak suka Sex and the City, tapi kalau yang suka atau sekedar tahu aja pasti ketauan banget nih, jadi menimbulkan ke-nggak-real-an yang bikin pembaca nggak percaya kalau si Gina ini beneran wanita yang mengidolakan serial fenomenal itu.
Novel ini menurutku datar-datar aja. Nggak ada konflik yang memuncak dan bikin kita geregetan selain kelakuan Gina yang shopaholic. Banyak masalah bermunculan tapi tuntasnya gampang banget, nggak greget. Sepanjang baca aku juga agak mempertanyakan karakter Bara-nya. Dia ini gimana sih tipe cowoknya? Nggak jelas digambarinnya. Kalau pas di POV Bara-nya dia kayak cowok-cowok 'nakal' yang seru tapi kalau dari POV Gina-nya Bara lebih ke yang 'membosankan' yang benar-benar patuh aturan.
Terus bagian Gina yang diceritain seorang blogger, nggak terlalu dilihatin banget. Lagaknya Gina cuma kayak shopaholic biasa aja. Nggak dalem gambarinnya.
Gina dan Bara, typically pasangan muda masa kini; pekerja, tinggal di apartement, shopaholic and workaholic. Ini cerita masa kini banget deh.
uniknya buku ini ceritanya dari dua sudut pandang, dari Gina juga sama dari Bara juga. jadi kaya ada satu peristiwa misalnya pas si Gina masakin Bara sarapan, si Gina mikir begini, si Bara mikir begitu.
Lucu sih, karena kita jadi bisa tau jalan pikiran cowo (buat cewe). jadi tau cowo itu pas jadi suami itu maunya diperlakukan seperti apa.
yah udah pada tahu lah ceritanya overall kaya gimana: nikah - adaptasi - sayang sayangan - berantem - adaptasi - kenal karakter - adaptasi -
sama seperti hidup, menikah juga kan butuh pembelajaran,butuh adaptasi berkelanjutan juga. lumayan dibaca buat mereka yang baru pacaran dan lagi anget-angetnya, buat jadi bahan pemikiran aja. hehehehehehe....
Seperti biasa, mata jelalatan di gramedia, sekilas-sekilas aja. Terus lihat judul buku dan warna cover yang eye catching ini. Baca cover belakangnya, sekilas baca bagian dalamnya. Wow. Yes, yes, yes. Angkuttt.
Buku ini menceritakan tentang Gina dan Bara yang baru menikah setelah beberapa tahun berpacaran. Meski pacaran, ternyata belum semua hal tentang pasangan mereka ketahui. (Nah, apalagi yang nggak pacaran, hihi, perlu menyelam lebih dalam yaaa). Dari buku ini kita belajar saling mengerti, karena ya memang begitulah suami-istri. Nggak seperti di drama korea, atau movie.. yang hanya kelihatan indah dan bahagianya..
Buat penganten baru, bacalah, kalian tidak sendiri. Buat yang belum menikah, bacalah, seperti itulah menikah. Buat yang sudah lama menikah, nostalgia bok.
disebuah cerita saat akhirnya perempuan dan lelakinya menikah semua seakan berakhir dan mereka hidup bahagia selamanya. di novel ini diceritakan bgmn Bara dan Gina menjalani 30hari pertama masa pernikahan mereka yg menghadirkan banyak kejutan kejutan tak terduga hingga mengguncang pernikahan mereka yg masih seumur jagung. pernikahan merupakan sebuah awal baru, gerbang menuju kehidupan yg lebih compleks dan lbh menantang. itulah yg aku tangkap dr novel ini. jd untuk itu suami istri harus saling mendukung satu sama lain, saling meyakinkan, dan yg paling penting, saling memberi kejutan untuk menjaga kehangatan rumah tangga. coba ada lanjutan kisah mereka, mungkin setelah bbrp tahun berumah tangga, pasti akan lbh seru.. entah knp 30 hari rasanya ada yg kurang, hehehehe... 3 stars
Seger. Lucu. Pas buat penghilang stres. Bacanya rileks karena bahasa ga kaku. Tipe pasangan di kota metropolitan masa kini.
Ceritanya kurang panjang, I want more, haha. Konflik klimaksnya agak lambat muncul. Kalo ditaro di depanan dikit (boso opo iki -,-i), mungkin jadi lebih seru gimana penggambaran Bara Gina yang kelimpungan, gimana penyelesaian, gimana penerimaan sikap masing-masing, gimana complicatednya perasaan bahwa ternyata banyak hal yang ga sesuai dengan apa yang diimpikan terhadap pasangan, dll dsb. Semacam penyelesaian yang lebih detail lagi yang ga secepat itu masalahnya selesai (yang mungkin dimampat-mampatkan supaya bisa dapet 30 hari pasca pernikahanhya).
Dan selebihnya saya suka. Ada resep-resep masakan simpelnya pula♥
Ah, kehidupan baru laki-laki dan perempuan yang baru menikah itu menyenangkan untuk dicermati ya. Yes, kayak Bara dan Gina. Lucu, romantis, kadang menyebalkan. Bara dengan segala ketidak pedulian plus pikiran lempeng ala lelaki. Dan Gina yang merupakn tipe drama queen, fashion blogger yg kekinian banget, plus tagihan kartu kredit yang membengkak gara-gara gila belanja.
Novel ini jelas ringan. Tak perlu banyak kerutan di dahi untuk mencernanya. Dan bahasa yang digunakan Nurilla Iryani itu memng engaging banget. Ceria, apa adanya, sehari-hari bangt. Jadi mestinya sih nggak membosankan.
Dan asal kau tahu, Nurilla murah hati sekali menyelipkan banyak resep masakan di dalamnya. Dan semua (terlihat) mudah!
Sebetulnya kasih 2.5 bintang tapi berhubung 0.5 ga bisa, jadi aku rating 2 bintang. Pasangan kocak ini Bara dan Gina. Bara si serius dan Gina si shopaholic. Ngeri juga dengan kebiasaan "buruk" Gina kalau lagi stress. Agak nonjok juga sih tentang credit card karena jujur aja aku punya 2 credit card dan itu memang bikin kepala puyeng kalau udah gajian. Bara ini tipe suami "cukup" idaman, dia dengan ga mudahnya untuk tergoda sama kliennya yang diceritakan cukup temptation. Resep makanan yang diselingi di setiap cerita kadang bikin aku ngiler saat baca. Overall buat aku yang belum menikah novel ini banyak sekali pembelajarannya. Review lebih lengkap http://openyourbook.web.id/2016/02/15...
semacam kaya baca buku hariannya 2 orang perempuan yang habis kawin. Kenapa jadi 2 perempuan? kan harusnya yang satu laki-laki? Tjoy, ini kaga ada bedanya deh seriusan gaya nulis antara si cewek sama si cowok. Beda di 'aku' sama 'gue' doang. apaan coba. belum lagi karakter kedua tokoh childish banget seriusan. monolognya bikin ilfil semua. Itu aja saya ngasih bintang 1 karna ada resep-resep yang kayaknya bisa saya coba. Seandainya ga ada itu mugkin ga bakalan saya kasih bintang -,-
maafin ya penulis. saya jujur banget loh ini. padahal saya lumayan suka loh sama novel yang Dear Friend With Love itu. yang ini bikin nggak selera padahal warna covernya ku suka :/
hmmm.... Awal tertarik sama buku ini karena judulnya asik. Pas mulai baca, yang terbayang pertama kali justru novel Antologi Rasa- nya Ika Natassa. Entah kenapa aku merasa penulis buku ini sedikit berkiblat atau setidaknya sedikit terispirasi dengan karya Ika. Mulai dari cara penulisan, pemilihan setting kehidupan metropolitan, benar benar mengingatkanku pada Ika. Hanya saja.. yaa... tidak serumit dan se-hedon Ika. Baiknya, buku ini cukup ringan. Setidaknya cukup membuat kita tertawa dann.... terispirasi buat masak. hhe. Yup, didalamnya ada resep resep simple bagi mereka yang males masak atopun sedang belajar masak :D
Membaca buku ini serasa membaca kehidupan suami istri kita sehari-hari, dekat dengan kita. Walaupun saya ga sesering tokoh di novel ini ya masak buat suami (serignya suami yang masak kalau dia lagi off), dan saya juga ga sampe numpukin tagihan cc (walau hobby belanja online nya sama :D)
Paling asyik di buku ini diselipkan resep-resep yang dibuat oleh para tokoh, coba kalau dilengkapi fotonya, lebih bagus lagi. Jalan ceritanya sih memang sangat mudah ditebak, bahkan endingnya persis yang saya fikirkan, tapi ga rugi kok baca novel ini buat merileks kan fikiran :)
Lucu sih baca cerita tentang Bara dan Gina. Beberapa celetukan bikin ngakak sendiri. Kehidupan pernikahan pengantin baru emang segitunya ya? Cukup menyenangkan membaca apa yang dialami oleh dua tokoh dalam buku ini. Gina yang kadang nyebelin bisa jadi emang seperti wanita newly wed pada umumnya ya? Atau memang semua cowo seperti Bara? Konfliknya kurang tajam ya kalo menurutku, atau memang cerita ini dikemas dengan ringan-ringan saja. Endingnya juga sudah mudah ditebak. Hehe. Overall, tidak buruk untuk sebuah cerita awal pernikahan pasangan muda di kota Jakarta. Tiga bintang deh.
kocak dan menghibur secara keseluruhan. Tentang masa- masa awal perkawinan Bara dan Gina. Pacaran 3 tahunan bukan berarti adaptasi telah selesai. Bisa dikatakan malah baru mulai. Gaya penceritaan dengan sudut pandang dua orang juga enak, apalagi ada bonus beberapa resep praktis yang sepertinya mudah dipraktekkan. Dialog dialognya seru, masalah masalah yang dihadapi juga kini banget.Suka..
Lumayan lah ceritanya ringan dan cukup menghibur plus tambahan resep2 yg bertebaran di sini dengab cara masal yg gampang bisa jadi contekan cepat Inti ceritanya sih penyesuaian antara bara dan gina yg baru nikah sampai akhirnya si gina hamil Walo cuman 30 hr menuju kehamilan ya kok kayaknya heboh banget
Novelnya menghibur, santai, bikin senyam senyum. Penulisnya cukup konsisten berada di dua karakter itu. Nggak ada bahasa Inggris yang salah-salah (soalnya suka ilfil kalo baca novel, tiba2 ada kalimat berbahasa Inggris yg ga masuk akal n berasa aneh).
cerita ttg dunia pernikahan yang digmbrkan scr nyata dan apa adanya. happy ending tapi rasanya bsa ada cerita lanjutan dari kisah ini. tidal membuat pengen banget2 langsung diselesaikan dalam sekali baca.
cerita ringan dan mengasyikkan antara gina dan bara. cerita tentang masalah2 di awal pernikahan yang mungkin sering terjadi di antara kita. ikut mikirin kalo pas gina lagi bertengkar sm bara, ikutan seneng kalo pas mereka udah baikan.