Jump to ratings and reviews
Rate this book
Rate this book
"Aku akan menunggu kamu di sini." Eizel tersenyum lembut, lalu bersenandung pelan, "Wherever you go whatever you do, I will be right here waiting for you, whatever it takes or how my heart breaks, I will be right here waiting for you...."

Keala adalah murid pindahan di salah satu SMA top di kota Bandung. Keala yakin kalau kehidupan sekolahnya kali ini tak kan jauh berbeda ketika di Banjarmasin. Ternyata dia salah. Salah besar malah. Di sekolahnya sekarang kehidupan Keala berubah 180 derajat. Dia tak lagi menjadi idola sekolah, nilai-nilai ulangannya hancur, dan kepercayaan dirinya mulai luntur.

Tapi itu tidak berlangsung lama, karena Keala bertemu dengan Eizel, kakak kelas cakep yang selalu membantunya di masa-masa suram itu. Kebaikan Eizel membuat Keala jatuh hati. Dia merasa hidupnya yang dulu telah kembali. Nilai-nilainya mulai membaik dan ada Eizel yang selalu ada setiap dia butuh. Tapi, ada satu hal yang luput dari pengamatan Keala. Dan itu adalah tentang Eizel... Eizel Agusta.

196 pages, Paperback

First published February 1, 2014

7 people are currently reading
124 people want to read

About the author

Triani Retno A.

44 books16 followers

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
6 (10%)
4 stars
13 (23%)
3 stars
32 (57%)
2 stars
4 (7%)
1 star
1 (1%)
Displaying 1 - 23 of 23 reviews
Profile Image for Klub buku Mirror.
45 reviews45 followers
April 24, 2014
Judul : Limit
Penulis : Triani Retno
Penyunting : Laras Sukmaningtyas
Perancang sampul : Neelam Naden
Penata letak isi : Fernandus Antonius, Aldy Akbar
Penerbit : Ice Cube
Terbit : 2014
Tebal : vi + 190 hlm.
ISBN : 978-979-91-0678-0


Synopsis :

“Aku akan menunggu kamu di sini.” Eizel tersenyum lebut, lalu bersenandung pelan, “wherever you go whatever you do, I will be right here waiting for you, whatever it takes or how my heart breaks, I will be right here waiting for you....”

Keala adalah murid pindahan di salah satu SMA top di kota Bandung. Keala yakin kalau kehidupan sekolahnya kali ini tak akan jauh berbeda ketika di Banjarmasin. Ternyata dia salah. Salah besar malah. Di sekolahnya sekarang kehidupan Keala berubah 180 derajat. Dia tak lagi menjadi idola sekolah, nilai-nilai ulangannya hancur, dan kepercayaan dirinya mulai luntur.

Tapi itu tidak berlangsung lama, karena Keala bertemu dengan Eizel, kakak kelas cakep yng selalu membantunya di masa-masa suram itu. Kebaikan Eizel membuat Keala jatuh hati. Dia merasa hidupnya yang dulu telah kembali. Nilai-nilainya mulai membaik dan ada Eizel yang selalu ada saat dia butuh. Tapi, ada satu hal yang luput dari pengamatan Keala. Dan ini tentang Eizel... Eizel Agusta.

***

Keala. Siswi pindahan di SMA 79 Bandung yang berasala dari Banjarmasin. Mungkin Keala tidak benar-benar berasal dari sana karena ibunya juga bersekolah di sekolah yang sama dengan Keala. Dan juga, dijurusan yang sama, IPS.

Kevin. Teman sekelas Keala yang jago dalam pelajaran hitung-hitungan tapi jatuh dipelajaran yang menuntut hafalan. Memperhatikan segala gerak gerik Keala dan ikut merasakan perasaan gadis itu.

Eizel. Sosok kakak Kelas yang baik dan ramah bagi Keala. Sosok yang selalu ada untuk Keala dan selalu muncul di dekat gadis itu. Sentuhannya yang dingin seakan memberi sensasi baru untuk seorang Keala.

***

Cerita ini berawal dari sosok teriakan yang menggema di sepanjang Lorong tempat Keala berdiri. Teriakan yang memanggil-manggil namanya. Teriakan yang membuatnya bangun dengan keringat dingin di sepanjang tubuh dan sakit di kepalanya.

Keala. Gadis pindahan dari Banjarmasin yang kini terdaftar sebagai siswi kelas XI IPS di salah satu SMA top di Bandung. Sekolah di mana bundanya dulu juga menuntut ilmu. Berbagai kertas ulangan yang diterimanya hanya menambah dengusan dan pikiran untuk Keala. Bagaimana tidak, ia belum menerima kertas ulangan yang mencantumkan nilai yang bisa membuatnya puas. Yah, seorang Keala yang merupakan siswi pintar di sekolahnya dulu mendadak harus menerima semua nilai mengerikan itu Apalagi keputusannya untuk mengambil IPS untuk mengikuti jejak sang bunda menjadi akuntan menjadi bumerang sendiri.

Guru di sekolahnya dulu meminta Keala untuk memilih IPA karena mengingat kemampuan Keala yang cukup bisa untuk pelajaran hitung-menghitung. Tapi kali ini, berbagai pikiran berkecamuk di dalam benaknya. Bagaimana ia harus mengatakan semua ini pada bundanya? Bagaimana mungkin anak dari seorang ahli ekonomi mendapat nilai yang buruk saat ia sendiri yang memutuskan untuk memilih jurusan itu? Stres mendera Keala hingga ia seringkali merasakan sakit di kepalanya yang seakan ditusuk oleh ribuan jarum.

Pernah suatu malam, bundanya harus terbangun dan menjaga Keala karena sakit kepalanya mendadak kambuh. Dan setelah memeriksakan ke dokter, hanya penyakit maagnya yang kambuh dan dari penjelasn dokter, stres bisa menyebabkan penyempitan pembuluh darah dibagian belakang kepala sehingga suplai oksigen yang diterima hanya sedikit.

Keala yang tidak ingin terus-terusan menerima kertas ulangan yang nilainya tidak lebih dari kisaran nilai 70-75 memutuskan untuk belajar lebih keras untuk bundanya dan untuk masa depannya. Saat berada di perpustakaan berniat untuk mencari buku Sosiologi, di sana ia bertemu dengan sosok Eizel. Laki-laki tampan, tinggi, kulit putih dan memakai kacamata. Yah, kurang lebih seperti itulah deskripsi Eizel di mata Keala. Ah, dan juga.., menarik. Keala hanya bisa memandang dalam diam saat Eizel menyapanya dan menawarkan bantuan pada gadis itu.

Dari pertemuan itu Keala lebih sering bertemu dengan Eizel di perpustakaan, koridor kelas, dan gerbang sekolah. Sebenarnya pertemuan kedua mereka adalah karena Eizel sengaja ke perpustakaan untuk bertemu Keala setelah gadis itu mengatakan akan kembali ke sana setelah pulang sekolah. Sosok Eizel ternyata begitu berperan penting untuk sosok Keala. Eizel menyemangati Keala dan membantunya untuk belajar. Memotivasi gadis itu untuk tidak menyerah dan bersikap optimis. Dan hasilnya, walaupun perlahan, Keala mulai bisa memperbaiki semua nilai-nilainya yang jelek.

Eizel juga meminta Keala untuk menjawab setiap panggilan yang seringkali ia jumpai dalam alam bawah sadarnya. Dan keyakinan Eizel yang mengatakan ia akan baik-baik saja, nyatanya sangat berepran dalam kesehatan Keala. Dan juga, Eizel selau teringat sosok Andini saat bersama Keala.

Tapi dari sana, Ninn dan Kevin mulai mencari tahu sosok Eizel Agusta yang mampu membuat seorang Keala menjadi sosok yang berbeda. Dan dari sana juga, perlahan-lahan semuanya mulai terkuak. Kenapa nama Eizel yang menurut keala merupakan siswa kelas XII IPA 5 justru tidak tercantum di website sekolah. Namanya juga tidak ada di dalam daftar siswa kelas XII. Hingga kenyataan berteriak di depan Keala yang membuat gadis itu harus membiarkan air matanya mengalir deras di pipinya.

Siapa sebenarnya Eizel Agusta?

Lalu, siapa Andini?

Dan bagaimana akhir kisah ini?

***

Okay. Jujur. Dari semua cover #SeriBluestroberi, saya paling cinta sama cover yang satu ini. Limit. Alasannya, nggak muluk-muluk sih, karena mata saya nggak bisa beralih dan pengennya mandang aja lama-lama si cover ini. suka banget sama perpaduan warnanya hijau toska dan pink. Tapi pinknya nggak lembut. Agak sedikit berat warna pinknya tapi cocok banget kalau dipaduin sama warna hijau toskanya. Ilustrasinya yang buku-buku itu juga seperti menggambarkan ceritanya banget dimana Keala dan Eizel bertemu di perpustaan dan menjadikan tempat itu seperti tempat pertemuan rutin mereka. Untuk ilustrasi waktunya sendiri asku suka banget. Awalnya nggak sampai kepikiran kenapa judulnya harus Limit. Tapi ternyata ini berhubungan dengan teorema limit yang harus dipelajari sebelum belajar kalkulus. Dan teori ini benar-benar cocok untuk jalan ceritanya. So brilliant.

Ilustrasi saat memasuki bab baru juga cukup bagus. dimulai dengan jarum panjang dan kecilnya yang sama-sama menyentuh angka 10, hingga berakhir di angka yang sama saat bab ini dimulai. Untuk settingnya sendiri udah di tunjukkan dengan baik. Baik itu waktu, atau sekedat lokasinya. Untuk karakternya, sosok Keala sendiri dan Aksel sudah menempati porsinya masing-masing. Semuanya ditakar cukup pas karena memang point utama dari cerita ini, yah, mereka berdua. Cara penulis untuk membangun karakter tokoh-tokohnya supaya benar-benar bisa sampai ke pembaca udah bisa dibilang bagus. Mengingat penulis sudah bukan penulis baru lagi.

Tapi untuk ceritanya sendiri, penulis melupakan sedikit hal yang harusnya perlu sedikit di ekspos. Yaitu kehidupan Keala sewaktu di Bajarmasin. Menurut sayam bagian ini membutuhkan sedikit perhatian. Mungkin seperti bagaimana pelajaran yang diberikan guru Keala di Banjarmasin sehingga Keala sedikit kesusahan dalam menyerap pelajaran di Bandung. Karena di cerita ini sendiri, Keala digambarkan sosok yang pintar saat di Banjarmasin dan mendadak dia harus kehilangan semuanya saat berada di SMA 79 Bandung. Di sini juga dijelaskan apakah penyebab kegagalan Keala dalam belajar adalah sakit yang terlalu sering dikepalanya atau masalah keluarganya. Tapi dari semua alasan yang logis mungkin yang paling cocok adalah keadaan shock karena situasi dan cara belajar yang berbeda seperti yang di tuturkan penulis. Dan dari sini, penulis sebenarnya bisa mengkaji perbedaan itu, walau tidak terlalu deskriptif.

Aku juga nemuin kesalahan dalam penulisan dialognya pada halaman 142.
“Kalau Ninna bohong, gimana mungkin dia bisa begitu berbinar-binar, bisa begiiitu bahagia setelah ngeliat Eizel terselip dalam rombongan kelas XII IPA 5?” dalih Ninna.
Bukannya harusnya itu dialognya, “Kalau Keala bohong,...” kan gitu.

Aku lumayan suka pemilihannya endingnya.

Dan at least, aku suka banget buku ini. Aku kasih 4 bintang untuk Limitnya mbak Retno.
Profile Image for Indri Octa Safitry.
Author 1 book18 followers
November 25, 2020
3.5 🌟

Novel ini cukup tipis kurang dari 200 halaman, tapi isinya cukup banyak teka-teki yang perlahan terkuak. Kisah Keala sang juara yang baru pindah ke kota Bandung karena mama nya di pindah tugaskan. Menjadi anak biasa di sekolah barunya membuat dirinya merasa tersisihkan dan mengecewakan Mama nya.

Sampai, di mana dia bertemu Eizel yang diam-diam menarik perhatian Keala. Walau di sisi lain ternyata diam-diam ada cowok lain yang memperhatikannya. Ah, di luar dugaanku. Sungguh cukup kaget sama plot twistnya 😂

Di awal aku agak meraba scene tentang Eizel dan Kevin. Tapi, ternyata mereka tidak saling berhubungan. Justru Eizel yang benar-benar penuh misteri. Cukup mencengangkan dengan kenyataan yang ada

Aku suka penyuguhannya, gaya bahasa yang santai layaknya kisah remaja, konflik nya juga ringan dan kayak relate abis untuk seorang ambisius. Aku sendiri pernah merasakan mual ketika tiba-tiba down dengan nilai2 ku dulu wkwk

Karakter nya juga cukup kuat, apalagi Keala kayak yang bener2 aku diajak untuk merasakan apa yang Kea rasakan. Asli, nyesek sih

Konfliknya cukup klimaks dan penyelesaiannya rapih dan nggak terburu-buru. Jadi, 190 halaman ini kayak pas dan lengkap

Bukan kisah remaja biasa dan ada banyak hikmah yang bisa dipetik dari novel ini. Sukakkk
Profile Image for Autmn Reader.
881 reviews91 followers
May 31, 2023
2,5 🌟
Baca di GD.

Ini plot twist, sih, wkwkkw. Aku nggak kpikiran crtanya bkalan dibawa ke sana. Ku kira ini bakalan ada hubungannya sama kejiwaan, tahunya ini horor yak. Nggak sih nggak horor atmosfirnya, lbih ke magical realism kali yak, wkwkkw.

Fast rear sih emang. Crtanga juga easy to read dan ya punya potensi buat jdi seru banget. Sayangnya eksekusinya kurang.

Kaya insta love yang enggak smooth. Enggak shka aja sama romance-nya sih mnurutku. Krena terlalu terburu2 tpi build up nya nggak ada. Kdang jokesnya cringe sih. Kayak jokes bapa2, wkwkkw.
Profile Image for Desita Itsmystyle.
64 reviews5 followers
July 29, 2018
Saya suka chemistry mereka di awal cerita. Sebelum misteri akan keanehan itu terungkap 😅. Habis rasanya jadi kebetulan.
Profile Image for Kay Rahayu.
1 review
July 11, 2014
Salah satu pertimbangan saya beli buku ini adalah cover. Jujur, saya bukan seorang reader akut yang menggila beli buku karena kesibukan saya yang terbatas, jadi saya mencoba untuk memastikan, nggak salah beli novel teenlit karena baca teenlit jauh dari selera saya.

Balik ke cover, ehem... nuansa hijau dan jam-nya memberikan satu premis kalau ini tentang waktu, waktu yang terbatas (limit), dan mungkin juga ada misterinya. Ternyata memang benar.

Keala dan Eizel, jujur saya sedikit risih dengan nama yang kelihatannya kok jauh dengan nama-nama sehari-hari anak-anak Indonesia (atau saya udah ketuaan dan nggak update nama anak jaman sekarang, ya?), tapi saya move on. Penampakan Eizel, lalu kemisteriusannya, hohoho, saya langsung menebak akhir cerita dan... benar kan. Eizel itu ... pipiiiiiiiip... maaf, sensor, karena kalau saya tulis berarti nyepoiler, hehe.

Hanya saja, yang diluar dugaan saya adalah tokoh Andini yang sering dibatin Eizel. Surprise tentang siapa itu Andini, itu yang menurut saya "peak" dari plot ini. Buat yang ini, saya aplaus sama penulisnya, bravo..!

BTW, teorema Limit, maafkan saya orang sosial murni jadi nggak begitu paham bahkan mungkin lupa, tapi memasukkannya sebagai bagian dari filosofi yang menghidupkan plot, itu menurutku bagus, menunjukkan pemahaman author akan sesuatu. Namun mungkin standar saya yang ketinggian atau ... nggak biasa baca teenlit, saya melihat nilai moralnya yang hanya di itu saja. Tidak ada yang lebih, tidak ada pemaknaan atau kata-kata yang terasa "mendalam" atau "membekas" dalam hati saya sebagai reader. Tapi, melihat review sebelumnya, sepertinya novel ini tidak terlalu alay untuk kelas teenlit, ada yang bilang "banyak nilai moralnya", ya, oke, memang ada, dan menarik untuk remaja.

Jadi kalau kamu adalah remaja SMA, saya recommend untuk beli dan baca buku ini.

BTW, ini teenlit pertama yang saya baca, dan juga review pertama di Goodreads yang saya bikin, maaf ya buat Author, menjadikan novelmu sebagai bahan cincangan seorang reviewer pemula macam saya, hehehe). Saya juga tidak terlalu termanjakan oleh diksinya, aliran ceritanya, ada beberapa plothole yang kucermati, seperti: "bagaimana proses perjuangan Keala untuk mencapai nilai 85 di matematika", kok ujug-ujug dia langsung kmelambung dapat nilai segitu. Lalu bagaimana proses "Ayah Keala dipenjara", wow... ngak semudah itu seorang bapak dipenjara, ada proses pengadilan dan sebagainya yang pasti menguras energi Keala juga sebagai anak, sayangnya kurang dieksplorasi disitu, padahal kalau dijabarkan, bakalan menguras emosi lagi dan hubungan Keala-Eizel bakalan bisa lebih intens. Lalu juga ada beberapa typo yang kutemukan, kaget juga sih ternyata sekelas KPG masih ada typo yang lolos. Maka itu, aku nggak bisa beri lebih dari tiga bintang.

Tapi kalau ada yang tanya saya... apakah novel teenlit ini recommended untuk dibeli? YES..! ABSOLUTELY!
Profile Image for Riawani Elyta.
Author 33 books103 followers
September 6, 2014
Pertama kali kenal nama mbak Triani Retno pas lagi boomingnya antologi, kira-kira tahun 2010 dan saya juga masih newbie fesbukers, nulis apalagi, masih new comer banget. Sementara mbak Retno udah cukup lama malang melintang di dunia penulisan. Waktu itu sempet satu antologi sama mbak Retno, judulnya Cinta Monyet Never Forget terbitan Leutika, dan itu juga pertama kalinya saya baca tulisan mbak Retno. Tapi novel mbak Retno yang pernah saya baca, ya baru ini :p *plaakk*

Novel ini berkisah tentang Keala, murid pindahan di salah satu SMA top di Bandung. Orang tuanya sudah bercerai, dan Keala tinggal bersama ibunya Andini dan juga adiknya Syilla. Kepindahan dari Banjarmasin ini ternyata membawa perubahan pada nilai-nilai Keala. Dia tak lagi jadi idola sekolah seperti saat masih di Banjarmasin, nilai-nilainya hancur, dan ini membuat rasa percaya dirinya mulai luntur. Di sekolah ini, Keala punya teman akrab bernama Ninna yang juga seorang penulis novel, Kevin yang naksir dengan Keala, dan juga....Eizel Agusta.


Pada sepertiga bagian awal, novel ini memang fokus pada dilema yang dialami Keala. Tentang perubahan drastis pada nilai-nilainya, yang membuat semangatnya kendor dan kehilangan rasa percaya diri, serta usaha-usahanya untuk bisa bangkit lagi. Pada bagian ini, saya sempet mikir, wah, kalo begitu, ini novel yang realistik banget ya? Bukankah ini problema yang jamak terjadi pada pelajar pindahan? Lantas, dimana "bumbu-bumbu"nya dong?

Barulah setelah tokoh Eizel hadir dalam cerita ini dan mulai mengambil peran cukup dominan, arah cerita ini jadi sedikit berubah. Dan meski pada pertengahan cerita, saya mulai bisa menebak siapa sebenarnya Eizel, mengingat sebelum ini juga pernah baca novel remaja yang temanya mirip, saya tetep lanjutin baca. Daan....alhamdulillah tebakan saya benar, hehe. Hanya yang nggak terlintas di pikiran saya, adalah bahwa Eizel juga ternyata punya "hubungan" dengan ibunya Keala. Hubungan apa? Ya baca sendiri deh yaa :D

Sebagai novel remaja, Limit ini pas "limit"nya, ya diksinya, dialognya, karakter tokoh-tokohnya, setting dunia sekolahan, problema khas remaja juga konfliknya yang nggak ribet, serta pesan moralnya yang nggak menggurui. Semua tepat porsi, nggak berlebihan dan nggak lebay. Tulisan mbak Retno simpel, easy reading dan mengalir lancar. Meski seharusnya saya nggak surprise lagi dengan arah ceritanya, tetep aja pas bagian yang mengungkapkan siapa Eizel, saya jadi merinding-merinding gimana gitu. Dan ending novel ini juga menyentuh. Rasanya kalo saya bacanya pas lagi tenang, sunyi, bukan sambil nyuapin anak dan beberes rumah, kayanya bisa nangis juga deh, hehe.

Author 4 books21 followers
June 14, 2014
Sebenarnya hari ini aku lagi kerja, tapi berhubung kerjaannya nggak banyak, aku memutuskan untuk membaca buku di kantor. Dan buku yang kubawa hari ini adalah Limit.
Ini novel dari seri Bluestroberi yang sangat aku suka covernya. Layout-nya juga oke. Dan ternyata ceritanya lebih oke lagi. Aku bersyukur hari ini kerja sendirian karena tadi aku menutup buku ini sambil nangis. Hiks...
Tokoh utama di dalam novel ini bernama Keala. Dia baru saja pindah ke Bandung karena perpisahan kedua orang tuanya. Dan di Bandung ini Keala bersekolah di sekolah top yang isinya anak pintar semua. Sayang Keala mengalami sedikit jetlag pas sekolah di sana.
Jangan salah, Keala juga anak yang berprestasi pas dia sekolah di Banjarmasin dulu. Cuma sekolah yang di Bandung ini punya standar yang lebih tinggi jadi ya Keala yang pintar jadi terlihat biasa saja dan ini membuatnya sedih. Keala takut mengecewakan ibunya.
Saat terpuruk begitu, Keala bertemu kakak kelasnya yang bernama Eizel. Aduh kang Eizel ini perhatian banget orangnya dan berkat dia Keala jadi semangat lagi. Perlahan nilai Keala meningkat lagi dan perasaannya ke Eizel pun semakin berkembang. Eizel juga tidak menjauhi Keala saat tahu kalau Keala itu bisa melihat hantu. *itu yang membuatku memutuskan untuk baca novel ini siang². Hehe...*
Sayang saat Keala sadar kalau dia suka sama Eizel, gadis itu harus menerima kenyataan pahit tentang kakak kelasnya itu. Dan fakta tentang Eizel membuatku sedih... *ambil tisu lagi*
Aku suka banget ceritanya. Suka juga sama Ninna, temannya Keala yang ceria. Dan berhubung aku cinta matematika, aku senang banget dengan pembahasan limit di novel ini. Ada satu dialog dari Eizel yang aku suka.
"Limit fungsi. Mendekati. Batas. Mendekati tapi tak bisa meraih. Ada batas yang membuat aku harus berhenti pada mendekati. Hanya mendekati. Tak bisa melewati batas itu."
Aduh itu menggambarkan perasaan Eizel dan Keala banget. Aku jadi sedih lagi. Hiks...
Dan ternyata matematika bisa menggambarkan perasaan seseorang. Aku terharu ... *pecinta matematika*
Satu lagi pesan dari Eizel yang membuatku menitikkan air mata saat menutup Limit, "Kalau nanti kamu tak lagi bisa lagi mendengarku, tak bisa lagi melihatku,tak bisa lagi berkata-kata denganku, lihat dalam kenanganmu tentang aku. Rasakan di hatimu. Aku akan tetap di sana selamanya."
Huhuhuhu... T_T
So, penasaran nggak sama Eizel? Siapa dia sebenarnya? Kenapa ia dan Keala tak bisa bersatu? Baca Limit ya...;D
Profile Image for Biondy.
Author 9 books234 followers
December 30, 2014
Judul: Limit
Penulis: Triani Retno
Penerbit: Ice Cube Publisher
Halaman: 196 halaman
Terbitan: Februari 2014

Keala adalah murid pindahan di salah satu SMA top di kota Bandung. Keala yakin kalau kehidupan sekolahnya kali ini tak kan jauh berbeda ketika di Banjarmasin. Ternyata dia salah. Salah besar malah. Di sekolahnya sekarang kehidupan Keala berubah 180 derajat. Dia tak lagi menjadi idola sekolah, nilai-nilai ulangannya hancur, dan kepercayaan dirinya mulai luntur.

Tapi itu tidak berlangsung lama, karena Keala bertemu dengan Eizel, kakak kelas cakep yang selalu membantunya di masa-masa suram itu. Kebaikan Eizel membuat Keala jatuh hati. Dia merasa hidupnya yang dulu telah kembali. Nilai-nilainya mulai membaik dan ada Eizel yang selalu ada setiap dia butuh. Tapi, ada satu hal yang luput dari pengamatan Keala. Dan itu adalah tentang Eizel... Eizel Agusta.

Review

Buku ke-9 dari seri Bluestroberi yang kubaca. Kelihatannya ini juga novel yang paling tipis di serial ini.

Pertama, saya harus bilang kalau saya bingung sama ilustrasi di dalamnya. Itu kenapa ada gambar jam dengan angka 10 pada posisi angka 12 yah? Ngerti sih kalau mau dibuat jarumnya bertumpuk saat mencapai bab akhir, tapi kan... terlihat aneh.


Seperti di atas contohnya

Kedua, saya suka dengan ceritanya. Pergulatan tokoh utama terasa nyata buat saya, soalnya saya juga pernah kagok waktu pindah dari Ambon ke Ujung Pandang dulu (sekarang namanya Makassar). Apalagi hari pertama pindah saya langsung kena ulangan bahasa daerah. Ya meneketehe :)). Beradaptasi dengan lingkungan baru memang susah-susah gampang. Untung dulu nilai saya gak sampai sejeblok Keala sih :D.

Untuk twist ceritanya agak mirip dengan salah satu novel Bluestroberi lain yang sudah kubaca. Sayangnya lagi, saya sempat kena spoiler pas baca ulasan buku ini. Jadi kejutannya sama sekali tidak terasa buat saya :\.

Secara keseluruhan, saya suka dengan novel ini. Ceritanya ringan dan memiliki persoalan yang bisa saya dalami karena pernah mengalami sendiri. Sayang ceritanya terlalu pendek, akibatnya tidak ada banyak ruang bagi tokoh utama untuk berinteraksi lebih dengan teman-temannya.

Buku ini untuk tantangan baca:
- 2014 Young Adult Reading Challenge
Profile Image for Sylvia.
Author 10 books71 followers
August 28, 2014
Buku yang bagus, tentang kehidupan anak SMA dan romantikanya.

Adalah Keala (namanya unik!) seorang siswi pindahan dari Banjarmasin, yang masuk ke SMA di Bandung. SMA ini adalah SMA favorit, berisi anak-anak pintar, pintar banget, dan super pintar. (Nggak ngebayang kalo saya sekolah di sini, pasti nggak sempet minder, soalnya nggak bakal lolos test juga :p) Keala adalah siswi berprestasi di sekolahnya yang lama, namun di sekolah yang baru ini, nilai-nilainya nggak bisa melebihi angka 50. Alamat raport kebakaran nih!

Keala stress membayangkan nilai raportnya yang jeblok. Bagaimana mungkin bunda yang dulu sekolah di sini bakal bangga sama dia dengan nilai merah-merah gini. Padahal sekarang bunda adalah seorang akuntan hebat, dan Keala bercita-cita ingin menjadi akuntan seperti bunda.

Membayangkan nilai-nilainya yang selalu jeblok, Keala mulai stres dan merasakan pusing di kepalanya. Hingga suatu hari Keala bertemu dengan Eizel, seorang kakak kelas yang sejak pertemuan pertama kali di perpustakaan, selalu mendampinginya dan memberinya semangat. Bahkan menyanyikan lagu Right Here Waiting.

Sempet heran, kok anak SMA nyanyiin lagu jadul? Apakah settingnya di jaman dahulu? Ternyata memang Eizel adalah genk jadulers yang doyannya lagu-lagu lawas *halah!*

Misteri sakit kepala Keala, misteri kakak kelas, dan teman sekelas yang naksir berat hingga terobsesi pada Keala, membuat novel ini menyenangkan dibaca. Nuansa putih abu-abunya dapet banget, dan kalau bukan gara-gara anak saya yang kalo mau baca buku doyannya baca ending, saya nggak bakal bisa nebak ending novel ini.

Sempet merinding disko waktu Keala mendengar suara-suara. Hiyyy.. kirain bakal baca novel horor. Kuat-kuatin diri, ternyata nggak *fiuh* gini-gini saya kan penakut sama yang horor-horor *bangga*

Anyway, recommended buat para abegeh yang menyukai cerita berlatar sekolahan. Ringan, manis, seperti gula-gula kapas :)

Note untuk penulisnya: Trus, Kevin gimanaaaa? Maju terus pantang mundur, atau nyerah?
Profile Image for Shen Meileng.
65 reviews5 followers
August 11, 2014
Karena lihat salah satu teman fb review buku ini, jadi ingat kalau ada beli buku ini. Awalnya sih beli karena ada kata sakral, 'Banjarmasin'. (Kota kelahiranku sih, jadi ya gitu :))

Dan karena punya kebiasaan aneh untuk selalu baca endingnya duluan sebelum baca duluan untuk menentukan suatu novel itu bagus apa enggak, jadilah baca epilog duluan. Dan ternyata..... :")) *gak mau spoiler. Kalau penasaran beli sana gih*

Aku suka karakter Ninna, santai dengan keadaan disekitarnya yang bikin orang lain pada minder kalau berada disekolahnya. Duh, kayaknya sindrom lebih ngefans sama pemeran sampingan daripada pemeran utama itu emang susah hilang ya -_-

Ada typo yang menarik dihalaman 44 dan 45. Di halaman 44, dokter yabg memeriksa Kaela disebutkan berusia 40 tahun. Dan dihalaman 45, dokter yang sama disebutkan berusia 30 tahunan. Nah, yang mana yang benar? Agak kecewa sih KPG bisa typo dan dihalaman yang dekat pula :)

Baca ini gak terasa. Tahu-tahu sudah sampai di epilog (lagi) dan diluar hujan dan mata sudah berkaca-kaca. Sedih banget soal Eizel ini :"))
Kenapa nasibnya tragis seperti ini? Kenapa?!!!! *alay mode on*

Mungkin kalau ditanya amanat apa yang bisa didapatkan, maka bakalan aku jawab:
- jangan minder dengan kemampuan orang lain yang jauh melebihimu. Kamu punya kemampuan sendiri yang mungkin orang lain tidak miliki
- berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai sesuatu. Perubahan memang menyakitkan, tapi kita hanya punya satu pilihan yaitu menyesuaikan diri
- dan sepertinya aku harus mulai berdamai dengan kalkulus karena ternyata mereka punya kisah dibalik deretan angka dan simbol yang bikin pusing itu :") #eaaa
Profile Image for frasa.
13 reviews2 followers
November 1, 2014
Yeay! Akhirnya setelah beberapa waktu ketunda buat baca buku ini, akhirnya kemarin ada kesempatan mumpung sekolah libur.

Pertama, mau ngucapin thankyu sama karakter Eizel Augusta yang berasa jadi angin segar di cerita ini. Bukannya gimana, tapi sebelum si Eizel ini muncul, aku ngerasa agak nggak tertarik sama ceritanya. Oke, aku ngerti perasaan Keala pas ngeliat nilai-nilainya yang di bawah 5o itu, soalnya pas awal-awal masuk SMA, aku juga ngerasain hal yang sama buat pertama kalinya.

Jadi waktu Keala bertemu sama Eizel, mungkin rasanya kayak waktu aku akhirnya ketemu sama guru yang bener-bener cocok ngajarnya buatku yang membuat nilaiku agak membaik. Haha

Jadi si Eizel ini kemudian akhirnya selalu ngebantu Keala buat ngatasi rasa mindernya. Mungkin bener kata Eizel sama Kevin, kalau Keala itu cuma butuh beradaptasi dan always positive thinking.

Aku suka banget sama cara mbak Retno ngegambarin kehidupan sekolah Keala yang detail banget gitu, bahkan nggak ada scene pas Keala di tempat lain kecuali pas di rumah atau ke resto Aceh sama Anna, tapi ini juga bikin ceritanya agak boring.

Tapi yang paliing hebat itu adalah gimana cara mbak Retno bikin efek "nggak ada yang aneh" sama Eizel. Bahkan kesan pertama itu kayak Eizel cuma kakak kelas cakep yang bisa membaca pikiran :D Haha

3,4 bintang deh, buat cerita, misteri soal Eizel, dan of course EIZEL AUGUSTA!
Profile Image for Vivie Hardika.
Author 5 books11 followers
June 28, 2014
Waktu baca bagian ending novel ini, hujan gede di luar, langit berkilat-kilat, mati lamppu, tiba-tiba ada bunyi ting-ting lewat depan rumah, dan suasana tambah serem waktu lampu hape yang buat penerangan tiba-tiba mati. Rumah jadi gelap gulita, dan saya langsung ngungsi ke tetangga sebelah ketika eziel mulai menyerang pikiran saya...

Karya Teh Eno ini bukan jenis horor, tapi suasana waktu ngebacanya aja yang ngebuat makin serem... Padahal Eziel ganteng ya, tapi tetep aja ngeri kalau tiba-tiba dia ada di depan mata. Hiiiyyy... Awalnya nggak niat nghabisin buku ini karena kebiasaan buruk saya selalu ngelambat buat baca buku keren, tapi saya kalap. Rasa penasaran bikin saya ngemil buku ini dalam tiga jam.*sengaja nggak spoiler cerita
Over all, saya suka buku ini karena ini Teh Eno banget :)Sayangnya, kurang tebel :)
Profile Image for Laili Muttamimah.
Author 5 books39 followers
August 26, 2016
Novel ini benar-benar mengejutkan! XD Saya pikir...mungkin ide awal Mbak Retno membuat novel ini asalnya dari teorema limit (mungkin ya, Mbak). Jujur, saya sebagai anak IPA sangat benci dengan kalkulus dan nggak pernah bisa damai dengan materi-materinya, tapi Mbak Retno mampu menjabarkan arti 'limit' itu dengan baik.

Cerita dalam novel ini dibungkus dengan apik dan menarik.

Mungkin akan lebih seru jika adegan ibunda dan ayah Keala ditambah untuk memperjelas konflik dalam hubungan mereka. Mungkin dengan begitu, saya akan lebih bisa merasakan bagaimana ada di posisi ibunda Keala.

Walau bagaimanapun, saya tetap suka novel ini! :D
Sukses selalu, Mbak Retno! :)
Profile Image for Fenny Wong.
Author 6 books70 followers
July 9, 2014
I really like Ninna! Witing tresno jalaran soko kulino. Hahahaha...
Si Keala ini btw lumayan melankolis juga ya, meleleh gitu dinyanyiin sama si Eizel. Kalau aku mungkin lebih kayak bakal tersenyum awkward tanpa tahu harus komentar apa xDD
Ngerasa penulisannya rapi banget (saking rapinya ngerasa agak kaku sedikiiiit) dan kadang-kadang pemilihan katanya agak jadul... kayak 'streng'.
But still it's nicely put together. 2.5 stars, karena... hum... saya sudah curiga berat si Eizel itu... itu, sejak agak awal. Jadi ke belakangnya nggak kerasa suspensnya.
Profile Image for Eva Aprilia.
9 reviews1 follower
January 26, 2017
KADO ULTAH SAYA. Yup, novel ini salah satu kado ultah saya pas masih umur 16tahun. Dan akhirnya baru sempet review sekarang, disaat umur saya udah mau 19tahun. Dan parahnya buku ini malah ilang tanpa jejak. Saking banyaknya temen2 yang minjem novel saya sampe bingung yang bawa novel ini terakhir kali. Kesel sih, tapi saya masih inget betul ceritanya. Dan yang pasti novel ini bener2 unexpected. Dari awal baca ga pernah ngeh ceritanya bakal jadi kayak gini. Bener2 diluar dugaan. Tapi itu malah jadi point plus. Mbak triani bener2 bikin perasaan saya campur aduk. Great job.
Profile Image for Saptorini.
Author 5 books12 followers
June 15, 2014
Remajanya dapeet banget. Jadi pingin pakai seragam putih abu-abu.
O ya, kenapa bacanya lama banget? Soalnya di depan saya ada beberapa tumpukan buku, dan hobi saya tuh baca halaman pertama, tutup, ganti buku lain, tutup, ganti lagi, tutup *dikeplak

Warning:
Bacanya jangan malam hari dan jangan pas sendiri!
Profile Image for Fakhrisina Amalia.
Author 14 books200 followers
April 8, 2014
Kalau kamu suka dengan cerita-cerita yang idenya lain dari biasa. Kamu kudu baca LIMIT. Aku nggak pengen kasih review karena buku ini nggak seru kalau dibikin review. Bakalan spoiler kalau aku yang bikin XD
Profile Image for Ruly Marifanti.
61 reviews20 followers
June 30, 2014
3,5 bintang.
suka sama novel yang satu ini, gak nyangka ceritanya akan kayak gitu :p
cuma ada kesalahan sedikit sih, lupa dihalaman berapa. Dokter Citra dibilang usianya 40an, tapi di halaman berikutnya dibilang usianya 30an.
tapi overall, bagus kok ;)
Profile Image for Nurul .
24 reviews5 followers
August 27, 2014
Done!

Cerita remaja gak melulu soal cinta cintaan, kalau pun cinta cintaan tentu dengan rasa dan kemasan beda kayak yang dikisahkan di Limit ini.

Keren atuh, two thumbs up, Teteh ditunggu karya selanjutnya
2 reviews1 follower
March 23, 2015
Buku yang menarik. Twistnya ketebak di tengah-tengah, tapi cukup membuat tersentuh. Gaya bahasanya khas remaja dan mudah dipahami. Endingnya terasa terburu-buru, tapi secara keseluruhan buku ini cukup menghibur untuk dibaca sekali duduk.
Profile Image for Deta NF.
234 reviews6 followers
June 29, 2015
Membuat penasaran sehingga ingin segera menyelesaikannya, hanya saja ketika selesai masih banyak tanda tanya yang menempel di kepala saya. Eizel, saya suka namanya. Sayang, dia itu.......... ah, sudahlah!
Profile Image for Glenn Alexei.
Author 8 books12 followers
July 27, 2014
Awalnya seneng-seneng aja membaca novel ini. Tapi eh ujung-ujungnya si Eizel itu ternyata... ah nggak mau bilang deh. Biar baca sendiri, supaya seru. Eniwei suka banget sama twistnya yang oke.
Profile Image for Jang Syauqi.
11 reviews3 followers
August 19, 2014
Saya cuma kurang sreg dengan pemilihan nama tokohnya saja, di luar itu "it was ok" :D
Displaying 1 - 23 of 23 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.