Dimulai dari pertemuan tak sengaja di perpustakaan, Gendhis tiba-tiba tertarik ke masa lalu pada zaman kerajaan Majapahit. Sejauh apa pun Gendhis berlari, Gendhis tetap masuk ke dalam dunia yang terasa aneh baginya. Majapahit, Gajah Mada, Hayam Wuruk, nama-nama tersebut terus berputar di pikiran dan penglihatannya. Hingga akhirnya, ia jatuh cinta dengan Gajah Mada. Mereka pun melalui banyak hal di luar kendali mereka. "Malam ini sangat indah, Kangmas?" "Gendhisku jauh lebih indah"
Gendhis merupakan seorang jurnalis yang sering mendapat penglihatan tentang wanita yang mirip dirinya. Saat Gendhis kembali ke kota kelahirannya yaitu Yogyakarta banyak kejadian-kejadian aneh yang membuat Gendhis semakin sering mendapat penglihatan akan sosok wanita tersebut. Puncaknya saat ia terseret ombak Parangtritis dan tiba-tiba terbangun di jaman Majapahit. Gendhis dirawat oleh Empu Gading dan Nyai Dedhes yang menganggap bahwa Gendhis adalah anak kiriman Sang Hyang Wedi karena pasangan tersebut belum juga dikaruniai keturunan.
Lama kelamaan Gendhis mulai bisa beradaptasi dengan lingkungan Majapahit. la membantu Empu Gading dan Nyai Dedhes yang merupakan tabib kerajaan untuk meracik obat. Gendhis juga banyak menerapkan ilmu yang ia punya dari masa depan untuk diterapkan.
Saya jarang banget bahkan hampir mustahil mau ngereview buku, karena memang tidak pandai berkata-kata dan... males. Tapi buku ini benar-benar mendorong untuk saya review, saking sukanya saya dengan jalan ceritanya~
Saya melihat buku ini karena tiba2 video penerbitnya muncul di FYP Tiktok saya, cover novelnya manisss banget dan saya memang suka cerita sejarah, Majapahit-pun adalah salah satu kerajaan favorit saya dan tokoh Gajah Mada memang sungguh menarik untuk diikuti, jadilah poin2 ini cukup menarik minat saya untuk membuka IG si penerbit dan mencari tau lebih lanjut tentang novel Mada ini.
Jalan ceritanya buat saya, LUAR BIASA SEKALI. Tidak meninggalkan sedikitpun pertanyaan-pertanyaan "Kok bisa?", "Lah?", "Eh?" dsb. Buat saya poin ini saja sudah memuaskan sekali, yaph saya puas baca ceritanya. Tidak ada jalan cerita yang bolong, sesuatu yang mengganjal di hati atau sesuatu yang membuat saya harus mengarang indah untuk menutupi jalan ceritanya. Tidak ada, semua berjalan baik dan MEMUASKAN.
Alur cerita masa lalu dan masa depan-nya juga terkait dengan baik, seperti tidak ada bagian-bagian yang dibuat hanya untuk sekedar 'menambah jumlah halaman', semuanya terkait dengan baik dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terjadi di bab2 awal. Ketika menempatkan diri sebagai tokoh A, tokoh B ataupun tokoh C, sayapun bisa memahami alasan mengapa keputusan-keputusan tersebut yang mereka ambil. Emosi yang dituangkan di novel ini, sungguh mudah dipahami, karena bisa jadi kitapun akan melakukan hal tersebut. Jadi buat saya, di novel ini tidak ada tokoh yang saya benci satupun, semuanya bisa saya pahami.
Apakah harus dibeli & dibaca novelnya? HARUS BANGET.
Novel Mada mengisahkan tentang seorang jurnalis muda perempuan bernama Gendhis yang sering mendapat dejavu tentang perempuan yang mirip dengannya di zaman Majapahit. Suatu hari, ketika ia berkunjung ke Pantai Parangtritis dirinya terseret oleh ombak dan saat sadarkan diri dia sudah berada di zaman Majapahit.
Well,rasanya sudah lama sekali aku nggak semenikmati ini membaca novel. Sungguh. Kalau kamu pikir novel dengan genre historical romance bakalan aneh banget, kamu salah. Novel ini bagus banget. Aku bisa sekalian belajar sejarah juga dari novel ini yah mengingat sudah lama sekali sejak terakhir aku mempelajari soal sejarah kerajaan-kerajaan di Indonesia.
Lalu, novel ini nggak cuma membahas kisah cinta antara tokoh utama wanita dan prianya, namun juga memberikan banyak hal yang sangat menarik. Kamu akan menemukan sosok kuat, tegas, dan cerdas dalam diri Gendhis. Kamu akan tersihir oleh pesona seorang Mahapatih Gajah Mada yang luar biasa, dan kamu juga akan ketawa setiap bertemu dengan Hayam Wuruk yang konyolnya minta ampun.
Berhubung Gendhis berasal dari masa depan, sewaktu berada di zaman Majapahit dia terkadang suka menyebutkan kata-kata 'anak milenial' seperti jamet alay, ferguso dan segala macamnya.
Part favorit aku hal 151 ketika Gendhis ngasih middle finger ke Gajah Mada sambil bilang I hate you, dan semua part dia yang memanggil nama Ijam sesuka hatinya. Hari ini dia memanggil Ijam dengan Inem, besok Raisa, lalu dua jam kemudian dia memanggil Ijam dengan nama Rebecca. Hahaha.
Ah scene dimana Hayam Wuruk memperkenalkan diri sebagai Hamish Daud itu juga terngakak asli. Selama membaca novel ini, aku dapat paket lengkap. Geregetan, baper, ketawa,sedih juga,tapi kebanyakan ketawa dan cengar cengirnya sih. Hehe.
Menurutku penulisnya berhasil banget menyatukan sejarah dan fiksi kedalam 'Mada' sehingga rasanya nyata banget sampai aku merasa benar-benar berada di zaman Majapahit.
Ohya soal covernya, astaga cantik banget kan. Gemes banget 😭😭
This entire review has been hidden because of spoilers.
Puas banget. Baca buku ini tuh kayak makan peremen, manis, lucu, gemes, ada asem nyelekitnya dikit. Ghendis you are girl boss. Pokoknya recommended banget, aku cuma baca ini 2 hari karena sangat amat page turning
THE BEST LOCAL HISTORICAL ROMANTASY NOVEL I'VE READ THIS YEAR!
Untuk keseluruhan cerita dari segi karakter, alur, plot, dan bumbu sejarahnya pas banget! Authornya bener-bener ngebuat ceritanya jadi hidup dan ga berfokus sama romancenya doang, jadi feel sejarahnya tetep dapet. Honestly, ide dari authornya ini keren banget dengan perpaduan konsep reinkarnasi dan time travel yang ga terkesan mengada-ada.
Lucu juga ceritanya dilengkapi dengan kocaknya karakter Hayam Wuruk , juga Gendhis dengan kepribadiannya yang independet, selalu bersemangat, berpendirian dan berhati mulia.
Aku paling suka sama novel yang karakter perempuannya seperti Gendhis, like who doesn't? Gajah Mada aja kepicut loh sama tekadnya <3
Gajah Mada?!?! Mungkin setelah baca novel ini pandanganku sama Mahapatih Gajah Mada bakal sedikit berubah UwU. I imagine he's a tough, handsome, and brave big guy that everyone scared and respect of but very caring and has a sweet spot for the girl he loves! OMG i can die thinkin about it!!
Sampai akhirnya aku tiba di halaman terakhir and hafta say goodbye to this precious one (TT). Tentunya habis ini aku bakal langsung tancap gas sih ke buku selanjutnya yang tokoh utamanya kali ini kisah si bocah SMA wkwk siapalagi kalau bukan Hayam Wuruk (link buku nya aku udah taruh ya ^^ dan saranku baiknya kalian baca 'Mada' dulu baru buku selanjutnya!) MAHAJANA
Author we belive in you deh pokoknya! Never ever regret i spend my time and my money for this book! I overly love it!! Worth to but and worth to read.
Dan ini aku tandain HIGHLY RECCOMMENDED apalagi for those who like to read historical-fantasy-romance type of book. Yuhuu~ you really need this one dude. #xoxo
Ahh, saya tidak expect akan cocok dengan cerita ini. Biasanya saya kurang menyukai time travel dan fantasi, tapi di Mada ini, saya bisa suka dan cocok. Menurut saya, novel ini diperuntukkan yang ingin tahu tentang sejarah, tapi dengan kemasan yang berbeda dan pastinya lebih menarik. Memang, saya cukup menyukai sejarah dan cukup penasaran kehidupan jaman kerajaan di Indonesia. Mungkin hal itu juga yang membuat saya cocok dengan novel ini, meskipun ada sedikit modifikasi di dalamnya.
Di awali dengan pertemuan Gendhis, seorang jurnalis dengan Armada Biru, yang masih memiliki keturunan dengan Mahapatih Gajah Mada. Lalu membawa Gendhis ke era kerajaan majapahit. Tentang Mada, Gendhis, Hayam Wuruk. Beberapa kali sambil googling tentang nama-nama yang terasa asing (saat mendapatkan pelajaran sejarah). Tapi memang semuanya ada. Mulai dari Raden Wijaya, Dyah Gitarja, Bhre Tumapel, anggota dharmaputra, dan lain-lain. Ohh, nama Gendhis yang tidak ada pada saat saya search di masa majapahit. Menjelang ending akhirnya diceritakan bahwa memang nama Gendhis dihilangkan dari sejarah karena terkait dengan tragedi Perang Bubat yang membawa kesalahpahaman. Dan, entah mana yang benar, karena memang sejarah ditulis oleh pemenang.
Membaca ini benar-benar bisa menarik kita di era masa lalu. Tanpa adanya teknologi, surat yang ditulis menggunakan tinta di atas perkamen dengan huruf yang bukan alfabet, harus berkuda, serta membayangkan kostum yang mereka pakai mengingatkan kita pada serial kolosal di tv. Peperangan untuk menguasai kerajaan lain, perebutan kekuasaan, bahkan politik benar-benar ada dari zaman kerajaan itu.
Yang menarik adalah di sini banyak diceritakan hal-hal yang selama ini tidak ada dalam pelajaran sejarah. Mengangkat menjadi anak, menjadi adik, bahkan menjadi raja adalah hal biasa di masa itu. Seperti Arya dan Nertaja dalam cerita ini. Kematian Gajah Mada yang kalo di google masih simpang siur. Juga diceritakan tentang Perang Bubat, yaitu Perang antara Majapahit dengan Pasundan, yang beberapa orang masih mempercayai bahwa tidak boleh menikahkan laki-laki jawa dengan perempuan sunda, meskipun juga sudah banyak yang mematahkan mitos itu. Tapi di sini diceritakan awal mula penyebabnya.
Ahh, intinya novel ini bagus. Untungnya Mada kembali, menjadi Armada Biru. Armada Biru dan Gendhis 😍 Untuk yang menyukai sejarah khususnya jaman kerajaan, novel ini akan cocok.
I would have totally been obsessed with this book in middle school. Like, 13-year-old me would’ve eaten this up and declared it a masterpiece. And honestly? Plot-wise, it’s incredible. The story is so carefully crafted—it’s mind-blowing how well it all fits together.
But character-wise and writing-style-wise? Eh, not really for me. For some reason, it gave me YA vibes, even though it’s not actually a YA novel. That said, I did love the FMC, Gendhis—she’s pretty great! And the sibling-like banter between her and Hayam (a supporting character) was one of my favorite parts. But then there’s the MMC… oh boy.
Ironically, the book is named after him (Mada) and he’s supposed to be this “perfect green flag man” who’s been pining for his true love for years. But honestly? He’s my least favorite character. And no, it’s not just because he’s a cishet man (although, lol). I have legit reasons: he’s possessive, has misogynistic tendencies, and, oh yeah, he’s a literal war criminal (wrapped up in a war-glorifying narrative that paints him as a hero). So yeah, awkward. 😬
Oh, and let’s not forget the typos. There were multiple, and while that’s more on the editor/publisher, it still pulled me out of the story.
Overall? Nah, it’s not for me. But I totally get why other people love this book. The plot is solid, and if you can vibe with the characters (unlike me), I can see it being a hit.
Novel hisfic seperti inilah gw cari sejak dulu. Sebelumnya, thanks banget buat Gigrey udah nulis cerita sebagus ini! Proud of you~
Sejak dulu gw memang suka sama tema time travel, dunia wayang, sejarah, dan Jogja. Terus pas baca sinopsis buku ini, gw merasa kayak ketemu jodoh. Cocok banget cuy!
Disclaimer dulu, review ini bener-bener subjektif.
Sumpah ini alur cerita ini beneran nggak ketebak, antimaistream! Rasa deg-degan, heartwarming, humor, semua dapet! Gw sama sekali ga ngikutin cerita ini di Wattpad, pure random beli karena baca sinopsinya ajaa.
Baru kali ini gw ngeliat Gajah Mada sebegitu menariknya dan citra Hayam Wuruk bisa senyeleneh itu, Im sorry :(
Part yang paling gw suka jelas adalah interaksi Gendhis dan Mada. Manis banget tolong! Bagian waktu Gendhis boongin Mada tentang arti kalimat "I hate you" juga kocak banget astaga. Gw mengerti bahwa 100% ini adalah fiksi, tapi buku ini berhasil bikin gw semakin tertarik untuk mempelajari kerajaan² zaman dulu.
Ini buku beneran mengagumkan. Gw sampe gatau mau nulis apaan lagi. Ini bakal jadi buku terbaik yang gw baca selama 2021.
Tapi sayang, penerbit Akad kelihatannya pelit banget dalam nge-layout buku ini. Mepet-mepet! Font ga konsisten, spacing kedeketan busett. Lebih royal lagi lah yaa sama penulis. Harganya lumayan, lho ini. 99K tapi layout bukunya no no banget. Halamannya pun menurut gw standar aja, ga ketebelan.
WELL WRITTEN BANGET ‼️‼️‼️ waaaaaah ternyata aku nyesel dulu najla pingin pinjemin buku ini tapi aku ngga mau. eh beberapa hari yang lalu aku penasaran sama buku ini karena nemu di tiktok atau twitter—aku lupa. intinya aku akhirnya minjem buku ini lewat najla. dan BOOM aku suka banget sama semua isinya. ini nyentuh sampe ke hatiku. aku sangat masuk ke cerita ini seolah menyaksikan semuanya. aku kayak ikut hidup bersama semua tokohnya. wah aku suka karakter mada dan gendhis. ngga susah untuk menyelesaikan buku ini dalam waktu kurang dari dua hari. must read dan mungkin aku bakal beli buku fisiknya sendiri supaya bisa sering dibaca ulang!!
candaannya garing, romantismenya cringe, narasi puitisnya kebanyakan. alhasil, aku scanning aja biar dapet INTI dari narasi tersebut. lalu editornya gimana sih? ada banyak banget pemborosan kata, kesalahan penggunaan imbuhan dan tanda baca, serta penggunaan kosakata non-baku yang tidak di-italic.
kesimpulannya, aku kecewa karena buku ini jauh dari ekspektasiku. padahal buku ini adalah salah satu wishlist-ku.
Cerita ini punya banyak banget poin plus buat aku, banyak banget yang gak bisa aku sebutin satu-persatu. Menulis cerita dengan bumbu-bumbu romansa berlatar sejarah sambil mengangkat konflik pada masa silam tentunya bukan hal yang mudah, aku takjub sama cara Kak Gigi menyampaikan cerita melalui narasi sekaligus alurnya yang apik banget. Karakter terasa 'hidup' sampai aku pun bisa jatuh cinta sama salah satu tokoh di cerita ini, Hayam Wuruk. Terkait alur, sepertinya aku enggak punya keluhan apapun karena udah pas!
Tapi untuk fisik buku, aku pilih 8 dari 10 deh. Karena jujur, aku cukup capek juga dalam membaca satu novel ini karena tulisannya yang kecil-kecil banget dan terkesan sangat menghemat buku. Buat aku yang punya masalah mata, ini tentunya bisa jadi halangan juga karena pas lagi seru-serunya aku kudu ambil istirahat sejenak untuk mata :') padahal niatnya marathon. Untuk ukuran novel 320 halaman, masih bisa lah ya ditambah beberapa halaman asal tulisannya lebih berjarak lagi. Biar worth it deh karena cover dan ceritanya udah kece! Sekian, makasi untuk penulis dan penerbit yang udah menyajikan cerita sekeren ini.
Hallo kak Gigi. Tepat tanggal 31 bulan Desember 2021 aku selesai baca novel Mada. +- lima hari aku rampung baca novel ini. Jujur cerita ini sangat seru, alur nya buat aku menyelam kedalam cerita, aku yang agak kurang suka sejarah pun jadi suka. Part yang membuat aku ketawa saat Gendhis bilang I hate you. Disini Mahapatih bucin sekali ya, setia juga😂. Tokoh Gendhis bisa memotivasi mereka para perempuan. Ku ulang terus saat Mahapatih ucap Sumpahnya. Saat perang Bubat, ketika Dyah Pitaloka bunuh diri aku teringat cerita Jawa-Sunda. Aku jadi penasaran sama cerita Kerajaan Majapahit, setiap part pasti aku langsung searching tokoh ini seperti apa, bagaimana, jadi aku kepo sendiri 😂. Hmm, apalagi tentang Museum Trowulan. Masih penasaran dengan orang bermata 'merah'. Kagum banget sama Kak Gigi, kok bisa kepikiran buat cerita seperti ini, alur nya gak ngebosenin, jadi betah baca berulang-ulang.
Aku tunggu kisahnya Maharaja Hayam Wuruk dan Paduka Sori.
Novel Mada menurut aku sangat direkomendasikan untuk teman-teman yang suka fiksi fantasi sejarah.
Iri bercampur kagum membaca karya tulis yg satu ini. Aku pun sepertinya, belum tentu mampu bisa bikin imajinasi sekreatif itu... Sebagai orang yg udh lupa mata pelajaran Sejarah, aku bener2 balik inget tokoh2 di mapel Sejarah. Dan, kehibur sama versi adaptasi yg Kak Gigrey sajikan dengan imajinasinya yg gabisa dibilang sederhana. Bagus bgt malah! Dari penokohan Gendhis, Mada, Hayam Wuruk, dll. Ga sangka aja gitu pas baca... Haha.
Tapi sayang bgt ya... Minusnya adalah kualitas bukunya bener2 ga begitu bagus. Tulisan kecil2, berdempetan, dan ukuran bukunya pun pendek kayak karya ilmiah. Sorry to say, redaksinya terkesan terlalu "ngirit" menurutku. Jujur, gara2 kualitas buku serta susunan huruf2 kecil dan berdempetan, aku sampai harus jeda 3 hari bacanya.
Padahal udh pengen cepat2 baca, karena penasaran sama lanjutan halaman. Eh, harus istirahatin mata dulu. Sayang loh! Cerita bagus tapi fisik bukunya.. Aduh aduh.. :(
“Semoga aku bisa bertemu denganmu lagi di kehidupanku selanjutnya, Cintaku.” -Mada, h. 16
Dari ucapan Mada di atas terlihat bahwa Mada sangat mencintai seorang wanita. Wanita tersebut datang dari masa depan. Gendhis namanya.
Gendhis adalah jurnalis yang bertugas meliput bedah buku penulis terkenal di Yogyakarta. Sebelumnya, Gendhis menyempatkan diri untuk pergi ke Perpustakaan setempat. Gendhis tiba-tiba tertarik ke masa Kerajaan Majapahit. Ia bertemu dengan tokoh sejarah yang terkenal seperti Mahapatih Gajah Mada, Hayam Wuruk, dan Dyah Pitaloka.
Buku ini berasal dari Wattpad dengan 3 juta+ pembaca. Karena banyak yang baca, aku tertarik baca juga. Setelah membaca beberapa Bab, aku jatuh cinta dengan buku ini!
Perasaanku selama membaca ini greget, seneng, lucu, ada sedihnya dikit, tegang, dan merasa kagum sama sosok Gendhis dan Mada.
Aku suka dengan cara penulis menjelaskan setiap detail dari Kerajaan Majapahit. Mudah dimengerti. Penulis bisa menghubungkan fakta-fakta sejarah dengan alur fiksinya dengan baik menurutku. Aku juga suka sama konsep time travelnya seperti awal mula Gendhis bisa tertarik ke masa Kerajaan Majapahit yang sebab akibatnya nyambung buat aku, menarik!
Karena Gendhis merupakan manusia modern, cara dia bersikap dalam kehidupan sehari-harinya di masa Kerajaan Majapahit jadi lucu. Seperti bicara bahasa asing, dan membuat lilin aromaterapi. Mada yang berwibawa dan kolot juga jadi lucu disini, karena sikap dia pada Gendhis. Mereka manis banget, bikin baper!
Alurnya awalnya maju, tapi di akhir mulai maju mundur. Selama baca aku masih bisa fahami ceritanya. Btw, aku suka endingnya. Tapi sayang banget nggak ada cerita tentang pernikahan Mada dan Gendhis.
Oiya karena ini latar waktunya pada masa Kerajaan Majapahit, tentunya gaya bicara tokohnya baku ya. Tapi aku merasa nggak bosen sama percakapan mereka. Justru dengan ada Gendhis yang modern, jadi kadang lucu wkwk. Penulis juga mendeskripsikan suasana Majapahit dengan baik menurutku.
Aku sihh pengen banget reekomendasiin buku ini buat yang suka his-fic lokal. Cuma sayang bgt agak susah didapet bukunya. Semoga bisa cetak ulang yaa agar kalian bisa ikut Gendhis bertemu Mada.
Secara premis menurut saya cukup menarik, potensial untuk dijadikan cerita yang bagus. bahasa dan gaya penulisannya pun tidak ada masalah. Namun, banyak sekali detail kecil yang cukup mengganggu saya. Berikut saya coba paparkan beberapa contohnya:
1. Dari UGM ke Grathama Pustaka umumnya tidak melewati Malioboro. Kalau ada alasan tertentu kenapa mau ke Malioboro dulu ya mungkin bisa saja, tapi di dalam buku tidak ada. 2. Gendhis berpikiran bahwa pasang hanya terjadi di malam hari. Padahal, paang terjadi saat ada bulan di atas, tidak peduli itu pagi, siang ataupun malam. Bulan bisa muncul di siang hari, bahkan kadang sangat dekat dengan matahari. Bahkan, siang hari bisa jadi pasangnya lebih kuat, karena selain bulan ada efek dari gravitasi matahari juga yang menambahkan, walaupun efeknya tidak sekuat bulan 3. Gendhis berpikir bahwa dengan menggunakan daun pisang dapat mengurangi global warming. Padahal, sampah plastik bukan penyebab global warming, tapi si tokoh utama seakan menganggap 2 hal tersebut ada hubungannya 4. Terdapat adegan Gendhis dan Nyai Dedes mengambil jagung. Padahal, tidak ada jagung di Pulau Jawa pada zaman Majapahit. Jagung adalah tanaman endemik benua amerika, yang baru dibawa ke Indonesia pada zaman penjajahan. 5. Menurut saya, saat awal Gendhis berda di kerajaan majapahit, harusnya ada language barrier karena bahasanya tentunya adalah bahasa jawa kuno. Atau minimal ada penjelasan sedikit bagaimana Gendhis bisa paham Jawa Kuno, entah beneran belajar saat muda atau ada penjelasan mistis.
Poin 2-3 membuat saya menganggap tokoh utama sebagai orang yang kurang literasi, padahal saya yakin penulis tidak bermaksud demikian, karena Gendhis digambarkan sebagai seorang jurnalis.
ini hanya beberapa contoh saja, sebetulnya masih sangat banyak lagi detail kecil yang mengganjal bagi saya, tapi akan terlalu panjang jika saya tuliskan semua.
dari sini, saya berkesimpulan bahwa penulis masih kurang riset dalam mengembangkan cerita ini. saya rasa penulis perlu untuk menambah khasanah bacaan non-fiksinya. baik dalam topik sejarah, pengetahuan umum, maupun geografi.
saya harap masukan ini dapat menjadi masukan yang dapat digunakan untuk memperbaiki karya-larya penulis selanjutnya. semangat untuk penulis!
This entire review has been hidden because of spoilers.
Mungkin Mada resmi jadi Top 1 dalam pertahtaan historical fictionku! Karena baru kali ini aku temuin historical fiction yg seru bikin deg-degan but also has sense of humor y bikin ngakak🤣✋🏻
Mada bercerita tentang Gendhis yang kena gulung ombak dan berakhir dengan terdampar di era Majapahit. Di sana Gendhis hidup sebagai anak angkat dari Empu Gading & Nyai Dedhes, tabib Kerajaan. Gendhis bertemu dengan Mahapatih yg terkenal itu lho, yes! Gajah Mada aka Kangmas Mada. Kira-kira bagaimana ya kisah cinta mereka? Yuk baca Mada biar tau akhir cerita mereka! 🤭
Dari segi narasi, ini rapi dan nyaman dibaca, berasa lagi gak baca buku! Cuma masih ada beberapa typo tapi ini gak menganggu keseruan dari ceritanya😌 Dari segi alur, aku suka sama alur ceritanya, tertata dan super candu bikin penasaran! Di antara hisfiction yang sudah aku baca, Mada yang paling mirip vibesnya sama drakor favoritku, Moon Lovers🥰 terus dari segi penokohan, udah jelas karakter masing-masing tokohnya. Dari semuanya, aku paling suka Gendhis. Dia perempuan yang super badass, berani lawan para penindas. Terus suka Mada juga, huaa definisi husband material💍 daddy idaman ihiww lop lop deh walaupun dia sempat bikin aku emosi😠
Pesan yang mau disampaikan penulis juga sampai, tntg arti kesabaran. Kesabaran menunggu takdir kita, kesabaran untuk tahu bahwa sometimes ada hal-hal yang belum bisa kita tau alasan terjadinya di hidup kita. Terus isu yg diangkat tntg bagaimana perempuan dan laki-laki tidak setara dan perempuan dianggap pihak lemah yang tidak bisa berbuat apa-apa selain mendampingi suaminya. Pokoknya paket komplit deh novel ini😉✨️
Buat yg mau coba baca hisfiction, Mada bisa jadi pengantar kalian masuk ke dunia hisfic! Ini seru dan ringan, konfliknya juga pas porsinya, ga bikin puyeng🤓✨️
Ps: Ada ilustrasi lho di cetakan terbarunya Mada, jadi pastiin kalian ikutan PO nya tanggal 6 November nanti! 🤸🏻♀️✨️ selagi ada hardcover dan merch yg asyik buat dikoleksi, gas beli!! 🫶🏻
Saat kunjungannya ke Yogyakarta untuk mewawancarai penulis terkenal. Gendhis tak sengaja bertemu dengan seseorang di perpustakaan yang membawanya terseret ke masa kerajaan majapahit. Ia tak bisa lari dan terjebak di dunia yang aneh banginya. Hingga ia bertemu dengan Gajah Mada. Banyak hal yang tidak bisa mereka kendalikan. Termasuk jatuh cinta 😁
Pertama aku baca ini terasa familier dengan tema time traveller. Aku sempat curiga ceritanya bakal mirip-mirip drama scarlet heart goryeo. Tapi aku salah besar karna ceritanya sangat berbeda.
Cerita yang disajikan cukup menarik untuk diikuti. Tapi aku menyayangkan beberapa bagian yang mungkin masih bisa di paparkan terkesan dipercepat.
Aku suka dengan parah tokohnya. Apalagi interaksi antara Gendhis dan Hayam Wuruk yang seperti kakak adik. Manisnya perlakuan Gajah Mada ke Gendhis yang bikin aku iri banget liatnya 🥲.
Novel ini cukup membuatku penasaran dengan sejarah kerajaan mojopahit karna ada beberapa hal yang belum pernah aku tau disini disajikan. Dan bikin aku penasaran dengan sejarah majapahit. Jadi pengen short trip ke mojokerto karna baca novel ini. Mojokerto yang notabenya banyak candi ataupun situs peninggalan dari kerajaan majapahit 😄.
Ada beberapa dialog yang menggunakan bahasa jawa namun belum ada terjemahan ke bahasa indonesia. Mungkin untuk kedepannya bisa ditambahkan ke note karna tidak semua pembaca bisa mengartikan nya 😁.
Overall aku suka dengan novel ini 🥰 Bisa dibilang aku sampai hangover beberapa hari setelah membacanya. Aku suka banget dengan interaksi antar tokoh dan alur cerita yang seru pantang untuk dilewati ini.
Oke terima kasih sudah mampir di mini review ku dan mohon maaf apabila ada yg kurang berkenan 🤗
buku ini epic bgt, dengan genre historical fiction, fantasy & romance. buku ini menceritakan tentang perjalanan Mahapatih Gajah Mada bertemu dengan Nyai Gendhis dan perjuangan seorang Nyai Gendhis menegakan nilai kemanusaan serta keadilan di Majapahit.
buku ini mengangkat banyak sekali topik yang menarik untuk dibaca, namun yang sangat aku highlight adalah parenting. yang aku tangkap dari buku ini mendidik anak tidak dengan banyak menuntut untuk begini dan tidak begitu. tapi dengan memberi contoh dan diarahkan. karena anak akan merekam dan menirukan apa yang orangtuanya lakukan. jadi ga heran kalau ada pepatah “buah jatuh tidak jauh dari pohonya”.
aku sangat mengapresiasi bagaimana penulis menuliskan alur yang LUAR BIASA, kental dengan pertanyaan “kok bisa?”. dan walaupun dikemas dalam bentuk novel tapi menurutku buku ini menjelaskan dengan sangat baik prestasi dan konflik Kerjaan Majapahit pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk. terutama Perang Bubat.
last i wanna say, bukan hanya Nyai Gendhis yang beruntung karena menjadi istri seorang Mahapatih Gajah Mada tapi, Gajah Mada pun sangat beruntung memiliki istri sehebat Nyai Gendhis yang membentangkan sayap setinggi-tingginya demi keadilan Majapahit.
Wah gila sih parah, aku sampe bingung mau ngereview apa saking banyaknya poin plusnya 😂
YANG JELAS AKU JATUH CINTA SEJATUH JATUHNYA SAMA KANGMAS MADA AAAA.
Jadi novel ini tuh udah komplit, dari segi sejarah, alur cerita, gaya bahasa, konflik, penyelesaian, amanat, dan segalanya udah perfect deh.
Tapi yang paling bikin aku amaze banget ya penokahannya.
Gendhis yang agak pecicilan, tapi bisa anggun dan kalem kalau diperlukan. Hayam Wuruk yang ngelawak, masih berjiwa muda, tapi langsung berkharisma kalau lagi mode jadi Raja. Dan Gajah Mada yang ngapain aja selalu penuh kharisma. Heran, kok tokoh fiksi bisa sesempurna ini ya 😭 apalagi waktu dia nyebutin Sumpah Palapa, merindingnya sampe sini.
Yang aku kurang suka sih cuma momen Gendhis yang berantemnya kurang lama sama Mada waktu perang bubat itu. Dann Niskala yang juga tewas di perang bubat juga agak membingungkan bagiku. Aslinya dia kan gak ikut ke Majapahit, makanya dia bisa jadi raja sunda selanjurnya. Kalaupun sejarahnya diubah (kaya sebagian besar yang terjadi di buku ini) gak ada penjelasan apapun. Jadi kematian Niskala agak jadi plot hole.
Ya itu deh, intinya buku ini amat sangat rekomended!
This entire review has been hidden because of spoilers.
A great book, if you're a fan of historical fiction. Beautiful writing style, with a well-organized plot, well executed. Romantic, poignant, betrayal, all coming together. One of my favorite historical fiction books."
Hello, starting 2022 with a bang! Glad to have this book as my first book in 2022. Mada is an exceptional and wonderful book. A super fun and magnificent story telling. I’ve always been a fan of historical romance, and basically anything about soulmatism and the reincarnation or time travel concept. and yes Mada did not disappoint. oh my god I can’t even begin to point out the beauty of the writing composition. One thing I don’t like in most books are a raw happy ending. If you wanna give me a happy ending, then give me the full of it. This book is basically written for me. It was tragic but then it did not stop until it gave me every single happiness etched into every fiber of my being. Again, the storytelling is breathtaking, one that will definitely make this book my all time personal favorite. Hoping for more people to write about Indonesian’s historical fiction, and more hisfic book with romance retelling. I’ll be the happiest to have those.
Bagus banget asli gilaaa, pertama kali beli sempat ragu takutnya ga sesuai ekspektasi, tapi aku benar-benar ngerasa amaze banget waktu liat cover novelnya dan ternyata isinya juga sama bagusnya. Aku jarang banget bisa excited dengan jalan ceritanya waktu beli buku namun buku ini bisa aku habisin tuntas dalam waktu sehari doank.
Buku ini juga ngajarin tentang sejarah majapahit waktu kepemimpinan hayam wuruk karena ga ada apapun yang di ubah, scene yang paling aku sukai waktu perang bubat DAMN.... bro what the fuck, bikin aku mikirin itu seharian KENAPAAAAA MEREKA HARUS NGULANG KEJADIAN ITU? tapi ya namanya takdir ya ga bisa di ubah.
This entire review has been hidden because of spoilers.
would give this book a full 5 stars if it wasnt for the typos that sometimes confuse me a little.
not only was this book giving my stomach butterflies and my brain more delusional thoughts, it also gave me more knowledge about my own country's history. so, good job, gigrey. you have succeeded in making me live in despair waiting for more books similar like this and as good as this to be written.
in conclusion, this book is very p0$$ay poppin. if u aint reading this then why are u even alive for.
by the way, i think the song Hampa by Ari Lasso fits Mada and Gendhis so well.
brb, im gon make a whole freakin playlist for my fav book couple.
Salah satu buku dari wattpad terbaik yang pernah saya baca. Pemilihan kata yang tidak berlebihan, cerita yang menarik dan tetap memberi ilmu sejarah dengan seru. Saya bisa merasakan kasih sayang Mada terhadap Gendhis lewat penantiannya selama ratusan tahun. Cocok sebagai bacaan ringan untuk menemani siang hari yang membosankan😆
This entire review has been hidden because of spoilers.
Setelah bingung sebelumnya mau memberi bintang 4 atau 5. Akhirnya saya putuskan untuk memberi bintang 4 karena beberapa alasan.
MADA, bercerita tentang seorang jurnalis bernama Gendhis yang tiba-tiba tertarik ke tahun 1300-an pada masa pemerintahan Majapahit.
Dia yang manusia modern dibuat tak habis pikir dengan segala hukum, kasta, adat dan kebiasaan manusia pada zaman itu.
Hingga suatu saat sifat kemanusiaanya yang tak tega dengan hukum Majapahit tentang wanita membawanya pada sebuah pertemuan dengan Gajah Mada. Patih tersohor dari Majapahit yang terkenal akan kesetiaan dan kehebatanya di medan perang.
Dan.. kejadian kocak, senang, sedih, sweet pun mulai menghiasi perjalanan kehidupanya Gendhis di jaman itu.
Sumpah woyy bukunya bagusss bangett. Nggak pernah saya baca novel time traveler dengan tema kerajaan seperti ini!!!. Bener-bener baru pertama kali dan FRESH! Em.. mungkin untuk drakor sering ya kaya Scarlet Heart Ryo nya Mba IU atau Mr. Queen nya Shin Hye Sun yang kocak banget kemaren.
Awalnya saya baca dari Wattpad terus ketagihan, jadilah saya beli buku ini dan engga kecewa sama sekali.
Ini saya mau sedikit spoiler ya. Kelakuan Gendhis itu yaampun bener-bener bikin ngakak. Apalagi kalau udah sama sang Maharaja Hayam Wuruk, lucunya kebangetan. Mereka berdua sama-sama berasal dari jaman modern jadi lucu banget ketika ngebully Gajah Mada yang katanya manusia primitif wkwkw.
Apalagi kalau sang Maharaja itu sudah mulai sok-sokan berbicara bahasa inggris dan bahasa modern. Aduh ngakak banget pokoknya, bikin Mada cuma bisa planga-plongo.
Apa lagi part yang I Hate You. Wkwkwkw. Astaga Mada Mada, bisa-bisanya panglima besar kerajaan dibuat cengo oleh 2 mahluk modern yang sering berantem itu.
Pokoknya saya sangat suka interaksi Hayam dan Gendhis. Persisi seperti kakak adik yang sering bertengkar tapi juga saling menyayangi. Mereka kalau udah ngobrol pasti seru dan kocak.
Sedangkan untuk Gendhis dan Mada. Mereka sweet banget! Ya ampun seorang Gajah Mada bisa sebucin itu ya wkwkwk. Dia sayang sekali dengan Gendhis. Pengorbananya untuk gadis itu sangat luar biasa!
Jujur saja, saya ikut sedih ketika keluarga Mada harus pergi satu-persatu. Mulai dari Aria, Gendhis, Nartaja lalu kemudian Mada yang mengasingkan diri. Rasanya saya juga ikut kesepian. Apalagi saat Hayam Wuruk juga harus pergi. Saya sangat-sangat memikirkan perasaan Mada.
Novel ini banyak menyediakan plot twist yang ternyata berhubungan satu sama lain. Saya juga senang ketika di bab-bab akhir walaupun waktu berpindah-pindah tapi jalan cerita tidak membingungkan sama sekali.
Secara obyektif novel ini hanya memiliki tebal 320 halaman. TAPI tulisanya kecil-kecil dan perhalaman padatnya minta ampun. Mungkin kalau novel ini dikonveksikan ke novel yang biasa saya baca bisa sampai 400 halaman lebih ya. Tapi it's OKE. Karena kita akan diajak ke segala permasalahan dan juga kontroversi terkenal pada zaman itu seperti sumpah palapa dan perang bubat.
Eh tapi serius ya, gara-gara buku ini saya sampai searcing-searching di google dan youtube loh tentang kerajaan Majapahit dan kisah-kisah terkenalnya.
Terakhir, mungkin alasan saya tidak memberikan bintang 5 :
Pertama. Tentang Mba Lastri. Dihalaman 8 dikatakan bahwa Mba Lastri adalah anak dari Budhe Mega-yang menikah dengan bule. Tapi kok nggak ada penggabaran sama sekali kalau si Lastri ini turunan bule. DAN ketidak konsistenan bertambah ketika Lastri memanggil Budhe Meg dengan sebutan Budhe bukan Ibu. Malah dia menyuruh Budhe Mega agar tidak bilang ke ibunya kalau dia mau pergi ke Parangtritis. Jadi sebenarnya Lastri itu anak siapa??
Kedua, tentang sidang istri si Jamet. Dihalaman 74 dikatakan dengan jelas bahwa Gendhis tidak bisa melakukan apapun untuk mencari bukti selama hampir 3 hari yang merupakan batas waktunya. Ia kebingungan untuk sidang besok. TAPI di halaman 81 Gendhis justru bilang ke Mbaknya bahwa sidang akan dilaksanakan 3 hari lagi dan dia keget luar bisa saat tau sidang digelar besok paginya.
Ketiga, tentang uang dari Dyah Gatri. Disebutkan sebelumnya bahwa Gendhis diberi uang sogokan sebanyak 200 koin untuk menutupi perselingkuhan Dyah dengan si Jamet. Tapi ketika sidang dia justru bilang jumlah koinya 700. Jadi mana yang benar??
Terlepas dari ketidak sesuaian itu buku ini sangat bagus dan sangat layak dibaca!!!
baru pertama kali baca fiksi sejarah yang bener-bener sejarah masa kerajaan (bukan orba) dan SUKA, SERU juga. baca ini ga naruh ekspektasi apapun jadi cukup menyenangkan membacanya. bahasanya juga ngalir gitu aja. tapi ada geli-gelinya juga baca percakapan Gendhis dan Mada kalau saling memuji 😅
aku yang kurang menyukai (pelajaran) sejarah di sekolah dulu, termasuk kosong baca cerita ini 😬. hanya tau Gajah Mada yang menyatakan sumpah palapa saat kerajaan Majapahit. pernah tau nama Hayam Wuruk tapi ga tau yang dilakukan beliau pada saat menjadi raja. dengan baca ini jadi tau sejarahnya (secara garis besar) walau dicampur dengan fiksi penulis. beberapa kali balik google untuk memastikan kepastian sejarahnya, penasaran sama perang bubat dan Dyah Pitaloka.
selalu suka interaksi Gendhis dengan Hayam Wuruk, apalagi saat pertama mereka bertemu di masa lalu 🥰 suka dengan tokoh Gendhis. bener-bener tokoh perempuan fiksi fantasi yang pemberani, yang jarang ada di novel Indonesia (atau sebenernya banyak? karena biasanya aku temukan di novel fantasi luar)
".... Hamba akan pergi mencari dengan kekuatan sendiri, karena hamba bukanlah seekor merpati, melainkan seekor burung garuda," -Gendhis, Ch.13
Terpenting baginya, melakukan pengorbanan dengan hingga akhir. Setidaknya memikirkan ia mati karena membela yang benar lebih menenangkan ketimbang mati dengan tidak melakukan apa-apa saat tahu ada tindak kejahatan di depan mata. -Ch.22
".... Yang perlu dilakukan hanyalah bersyukur. Seseorang tidak akan pernah mencapai kebahagiaannya ketika batinnya tidak pernah mengucapkan kata syukur." -Gendhis, Ch.23
"Jika dengan memaafkan satu orang bisa menyelamatkan ribuan nyawa yang menderita di luar sana, mengapa aku harus menjaga egoku?" - Gendhis, Ch.28
overall, sukaa!!! akan baca karya lain milik Gigrey 🤍
Definisi menikmati sejarah dibalut romantisasi modern ini mah 😍 idenya bener bener unik !
Jadi ceritanya semacam time traveling ya. Gendhis, jurnalis perempuan masa kini, masuk ke tahun 1355, zaman pemerintahan Sri Rajasanegara Prabu Maharaja Hayam Wuruk, Majapahit.
Tapi si Gendhis ini ga dibikin lupa ingatan. Jadi dia tau kalau dia berasal dari masa depan. Perjalanannya di Majapahit, mempertemukannya dengan kekasih hati yang menjadi suaminya, siapa dia? Tentu saja Sang Mahapatih Gajah Mada.
Kerennya, segala kisah sejarah yg kita ketahui di jaman sekolah itu benar-benar berjalan apa adanya di cerita Gendhis kala itu. Bahkan, ada beberapa sejarah yang (katanya) tidak dituliskan di dunia, demi kebaikan masa depan. Kaaaan, aku jadi setengah percaya ga percaya 🤭
Lucunya, ini nih, si Maharaja Hayam Wuruk ceritanya juga berasal dari masa depan, jadi ketawa ngakak pas Gendhis dan Hayam Wuruk saling tau kalau mereka senasib wkwk.
Sampai pada akhirnya, kutukan dimana Gajah Mada nggak bisa punya keturunan itu benar-benar terjadi. Gendhis tewas dalam perang, dalam keadaan mengandung anak Gajah Mada.
Terus, nasib mereka gimana ? Disini nih fantastisnya, gimana penulis membuat Gendhis dan Gajah Mada bertemu di masa depan. Aseli ! Wajib baca biar tahu gimana bucin-nya Mahapatih 😍
Dari cerita ini aku jadi berasa di ingatkan lagi gitu lho sama cerita sejarah yang tentu saja aku sudah lupa kronologinya di pelajaran sekolah dulu. Tapi dalam konteks yg seru dan nggak bosenin atuuh.
Dan yg paling aku suka adalah peran Gendhis, beuh ! Emansipasi wanita benar-benar digalakkan gaes. Gendhis yg mandiri, mampu mengubah perbudakan dan kekuasaan laki-laki yg semena-mena menjadi lebih menghormati perempuan di zaman itu. Hayuk baca pokoknya!