Meskipun masih bercerita seputar cinta, Second Chance, memiliki tema kecil yang cukup unik. Bercerita tentang Kayas yang tidak percaya lagi cinta dan kasih sayang perlahan-lahan berubah setelah ia mengalami kecelakaan yang membuatnya koma dan mati suri. Kayas mengalami ‘turning point’ dalam hidupnya dan berharap diberi second chance untuk memperbaiki sikap. Jiwa Kayas keluar dari raganya. Arwahnya yang masih penasaran lalu mengikuti Dokter Wigono, dokter yang merawatnya di rumah sakit. Sampai akhirnya, arwah Kayas bertemu dan berkencan dengan Yogi, anak dokter tersebut. Cerita menjadi lebih menarik lagi ketika arwah Kayas berpetualang bersama Yogi mencari tahu alasan kenapa orang tua Kayas bercerai dan tega meninggalkannya. Selama petualangan itulah, hidup Yogi merasa menjadi lebih bahagia bersama Kayas. Begitu pun sebaliknya.
Ini buku jaman jadul waktu aku masih di bangku anak sekolahan. Lupa tepatnya di bangku SMP atau SMA aku beli buku ini.
Pas masuk jaman-jaman jadi anak kuliahan (pahal sampai sekarang juga masih jadi anak kuliahan yg belum lulus), baru kenal sama namanya "GoodReads" sempet browsing buku ini di Goodreads tapi belum dikenali ISBN-nya. Eh, pagi ini iseng-iseng searching buku-buku jadul yg ada di bookshelf punyaku. Eh, ketemu ding buku ini di Goodreads.
Well, meskipun buku ini tidak menuliskan genre "teenlit" di cover bukunya. Dan meskipun cerita buku ini bukan tentang anak-anak ABG di bangku sekolahan, menurutku buku ini lebih cocok untuk bacaan anak ABG sih. Kenapa?? Karena buku ini terlalu ringan kalau mau dimasukkan ke dalam genre seperti Amore, Metropop, atau bahkan mungkin yound-adult. Dari segi jumlah halaman buku, hingga konflik cerita, buku ini kurang berbobot dan terlalu ringan. Tapi buku ini cocok dijadikan bacaan selingan diwaktu luang (istirahat makan siang misalnya, atau disela-sela menunggu pemberangkatan pesawat) Meskipun buku ini ringan, aku tidak bilang isi buku ini jelek atau tidak berbobot. Isi, alur cerita, dan konflik sangat renyahhh... Serenyah Mr. Prinkles...