Jump to ratings and reviews
Rate this book

Momotaro

Rate this book
Pada zaman dahulu kala, hiduplah sepasang kakek dan nenek yang giat bekerja. Mereka menemukan sebuah persik yang di dalamnya ada bayi laki-laki yang sehat.

Momotaro adalah cerita rakyat dari Jepang, mengisahkan anak laki-laki perkasa yang lahir dari buah persik. Bersama kawan-kawannya, si Anjing, si Monyet, dan si Burung Pegar, Momotaro menaklukkan para gergasi yang jahat.

Namun, bagaimana jika ternyata yang jahat bukanlah para gergasi...?

Momotaro yang satu ini adalah karya Akutagawa Ryunosuke, Bapak Cerita Pendek Jepang. Dengan gaya satir, Akutagawa mengkritik kekaisaran Jepang yang pada masa itu melakukan invasi ke berbagai daerah, termasuk akhirnya ke Indonesia.

56 pages, Paperback

First published September 27, 2012

1 person is currently reading
39 people want to read

About the author

Ryūnosuke Akutagawa

1,317 books2,124 followers
Akutagawa Ryūnosuke (芥川 龍之介) was one of the first prewar Japanese writers to achieve a wide foreign readership, partly because of his technical virtuosity, partly because his work seemed to represent imaginative fiction as opposed to the mundane accounts of the I-novelists of the time, partly because of his brilliant joining of traditional material to a modern sensibility, and partly because of film director Kurosawa Akira's masterful adaptation of two of his short stories for the screen.

Akutagawa was born in the Kyōbashi district Tokyo as the eldest son of a dairy operator named Shinbara Toshizō and his wife Fuku. He was named "Ryūnosuke" ("Dragon Offshoot") because he was born in the Year of the Dragon, in the Month of the Dragon, on the Day of the Dragon, and at the Hour of the Dragon (8 a.m.). Seven months after Akutagawa's birth, his mother went insane and he was adopted by her older brother, taking the Akutagawa family name. Despite the shadow this experience cast over Akutagawa's life, he benefited from the traditional literary atmosphere of his uncle's home, located in what had been the "downtown" section of Edo.

At school Akutagawa was an outstanding student, excelling in the Chinese classics. He entered the First High School in 1910, striking up relationships with such classmates as Kikuchi Kan, Kume Masao, Yamamoto Yūzō, and Tsuchiya Bunmei. Immersing himself in Western literature, he increasingly came to look for meaning in art rather than in life. In 1913, he entered Tokyo Imperial University, majoring in English literature. The next year, Akutagawa and his former high school friends revived the journal Shinshichō (New Currents of Thought), publishing translations of William Butler Yeats and Anatole France along with original works of their own. Akutagawa published the story Rashōmon in the magazine Teikoku bungaku (Imperial Literature) in 1915. The story, which went largely unnoticed, grew out of the egoism Akutagawa confronted after experiencing disappointment in love. The same year, Akutagawa started going to the meetings held every Thursday at the house of Natsume Sōseki, and thereafter considered himself Sōseki's disciple.

The lapsed Shinshichō was revived yet again in 1916, and Sōseki lavished praise on Akutagawa's story Hana (The Nose) when it appeared in the first issue of that magazine. After graduating from Tokyo University, Akutagawa earned a reputation as a highly skilled stylist whose stories reinterpreted classical works and historical incidents from a distinctly modern standpoint. His overriding themes became the ugliness of human egoism and the value of art, themes that received expression in a number of brilliant, tightly organized short stories conventionally categorized as Edo-mono (stories set in the Edo period), ōchō-mono (stories set in the Heian period), Kirishitan-mono (stories dealing with premodern Christians in Japan), and kaika-mono (stories of the early Meiji period). The Edo-mono include Gesaku zanmai (A Life Devoted to Gesaku, 1917) and Kareno-shō (Gleanings from a Withered Field, 1918); the ōchō-mono are perhaps best represented by Jigoku hen (Hell Screen, 1918); the Kirishitan-mono include Hokōnin no shi (The Death of a Christian, 1918), and kaika-mono include Butōkai(The Ball, 1920).

Akutagawa married Tsukamoto Fumiko in 1918 and the following year left his post as English instructor at the naval academy in Yokosuka, becoming an employee of the Mainichi Shinbun. This period was a productive one, as has already been noted, and the success of stories like Mikan (Mandarin Oranges, 1919) and Aki (Autumn, 1920) prompted him to turn his attention increasingly to modern materials. This, along with the introspection occasioned by growing health and nervous problems, resulted in a series of autobiographically-based stories known as Yasukichi-mono, after the name of the main character. Works such as Daidōji Shinsuke no hansei(The Early Life of

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
20 (25%)
4 stars
28 (35%)
3 stars
27 (34%)
2 stars
4 (5%)
1 star
0 (0%)
Displaying 1 - 23 of 23 reviews
Profile Image for Pauline Destinugrainy.
Author 1 book265 followers
November 4, 2024
MOMOTARO adalah cerita rakyat nasional Jepang. Dikisahkan seorang anak yang lahir dari buah persik dinamakan Momotaro. Ketika dewasa, dia meninggalkan kampung halamannya menuju Pulau Gergasi untuk merebut harta karun para gergasi. Dalam perjalananya dia bertemu dengan anjing, monyet dan burung pegar. Bersama ketiga hewan itu, Momotaro menyerang para gergasi.

Ceritanya singkat. Pastikan membaca catatan dari penerbit yang ada di bagian akhir untuk lebih memahami kisah ini.
Profile Image for aynsrtn.
487 reviews12 followers
September 9, 2024
Momotaro versi Ryūnosuke Akutagawa berbeda dari kisah Momotaro yang pernah ku baca sebelumnya. Menghadirkan kritik terhadap imperialisme dan kekerasan yang dilegitimasi oleh negara. Satirnya Akutagawa Sensei di sini terlihat dengan bagaimana beliau mempertanyakan narasi kepahlawanan dan mengeksplorasi bagaimana sejarah dan mitos sering kali digunakan untuk membenarkan tindakan tidak manusiawi.

-----

Dalam versi aslinya, Momotaro adalah seorang anak yang ditemukan di dalam buah persik oleh pasangan suami-istri yang sudah lanjut usia. Ia kemudian tumbuh besar dan berani, dengan tujuan utama mengalahkan para gergasi (raksasa—aku baru tahu arti gergasi saat membaca cerpen versi penerbit haru ini) di sebuah pulau yang dikenal sebagai pulau gergasi. Dengan bantuan binatang-binatang setia seperti anjing, monyet, dan burung pegar, Momotaro berhasil menaklukkan para gergasi dan membawa pulang harta benda yang telah mereka rampas.

-----

Tapi, dalam cerita versi Akutagawa, kisah ini disajikan dengan pendekatan yang lebih satir dan kritis. Daripada menampilkan Momotaro sebagai pahlawan yang idealis, cerita ini lebih menyoroti sisi kelam dari peperangan dan kolonialisme. Beliau merombak karakter dan motif cerita ini untuk menyindir propaganda perang yang marak pada zamannya, terutama selama periode militerisme Jepang. Momotaro dalam karya Akutagawa dilihat sebagai figur yang menyimbolkan nasionalisme agresif, sementara para gergasi bisa diinterpretasikan sebagai korban penindasan yang tidak berdaya.

Cerpen ini tipis hanya 64 halaman dengan banyak gambar yang menambah daya tarik dan visualisasi kisah Momotaro versi Akutagawa. Dapat dibaca sekali duduk.
Profile Image for Shanifiction.
221 reviews71 followers
November 21, 2024
Dahulu kala ada sebuah pohon persik yang besar sekali. Pohon persik ini juga ajaib, karena di dalam buah persik itu terdapat jabang bayi yang menawan.

Momotaro berasal dari salah satu buah persik di pohon itu. Takdir membawanya jatuh ke bumi melewati berbagai pegunungan dan sungai sampai bertemu dengan seorang Kakek dan Nenek yang kemudian merawatnya.

Waktu berlalu buah persik berisi jabang bayi itu pun tumbuh besar menjadi seorang laki-laki perkasa yang kita kenal dengan nama Momotaro.

Momotaro memutuskan untuk pergi ke Pulau Gergasi dan akan menaklukan para gergasi yang konon katanya jahat.

Dalam perjalanannya ke Pulau Gergasi ia bertemu dengan si Anjing, si Monyet dan si Burung Pegar. Bersama-sama mereka melakukan perjalanan.

Apakah mereka berhasil menaklukan Pulau Gergasi? Apakah benar para gergasi itu jahat? Atau justru sebaliknya?

______________________
Aku suka banget baca cerpen ini. Memang khas cerita rakyat gitu sih. Ceritanya sederhana tapi dikemas dengan sangat baik buat nyindir pemerintahan Jepang. Kalau dibaca selewat doang mungkin gak akan sadar banyak sindiran halus diceritanya.

Momotaro ini memang sebuah cerita rakyat dari Jepang yang punya berbagai versi. Nah versi yang Akutagawa Ryunosuke ini bisa dibilang versi dewasanya, karena lewat ceritanya penulis mengkritik pemerintah Jepang yang ngelakuin invasi ke berbagai daerah, salah satunya Indonesia.

Jujurly pas di awal tuh jadi inget film Ghibli yang judulnya The Tale of the Princess Kaguya. Kalau Momotaro dari buah persik, sedangkan Princess Kaguya dari dalam bambu.

Terus banyak ilustrasinya juga, mana bagus lagi, aku nyampe cek siapa sih ilustratornya.

Kalau misalkan nanti kalian bingung ini tuh cerpen sebenernya tentang apa sih, mana sih bagian yang nyindirnya, di akhir bakalan ada informasi gitu mengenai cerita rakyat Momotaro ini. Bakalan ngebantu memahami makna ceritanya.

Aku rekomendasikan buku ini buat kalian yang mau baca cerita rakyat Jepang dengan ilustrasi yang cakep dan penuh makna tersirat!
Profile Image for Piper.
8 reviews
May 23, 2024
桃太郎を読んだことはなかったので今日、原作(原作というか?楠山正雄のバージョン)も、芥川龍之介のこのバージョンも読んだ。大好きだった、これ。こんな風刺作品みたいなものだと全然思わなかった。特に印象的なのは、原作で犬・猿・雉は「三人」で数えられて鬼が「匹」で数えられたけど、ここで鬼が可哀想な視点になるので犬・猿・雉が「三匹」になって鬼が「三人」だ。これを気づいたと「うお!!深い」となった。マジで天才だ、これ
Profile Image for Kenji.
7 reviews5 followers
Read
August 25, 2021
めちゃくちゃ奇想天外すぎるん!
Profile Image for Lovina Wijaya.
80 reviews
January 7, 2025
Momotaro versi Akutagawa adalah bentuk parodi dari cerita Momotaro yang dibuat propaganda oleh Kekaisaran Jepang. Menurut saya, versi ini lebih dekat dengan realitas sehingga saya—yang notabenenya adalah warga dari negara yang pernah dijajah Jepang—merasa lebih bisa menyerap konteks politik di dalamnya.

Singkatnya, begini ceritanya secara garis besar:
Ada anak yang lahir dari buah persik, yang kemudian diasuh oleh sepasang lansia. Setelah itu, ia diberi nama Momotaro. Saat beranjak dewasa, Momotaro pergi untuk menaklukkan Pulau Gergasi (Onigashima). Ia menjalankan misi tersebut bersama Anjing, Monyet, dan Burung Pegar yang ia rekrut selama perjalanan. Akhirnya, mereka berhasil menaklukkan para gergasi. Lalu, mereka pulang. Tamat.

Bagian propaganda Jepangnya di mana?
Pada versi Iwaya Sazanami (1894), cerita ini dikreasikan sebagai doktrin nasionalisme dan patriotisme bagi warga Jepang. Momotaro digambarkan sebagai orang Jepang yang heroik. Sementara itu, para gergasi digambarkan sebagai "makhluk keji yang tidak taat pada kaisar". Di sini, penaklukan atas Pulau Gergasi diglorifikasi, seperti "Tuhh! Keren banget kita orang Jepang bisa naklukin makhluk-makhluk barbar itu!". Seolah-olah mereka berhak untuk menjajah negeri lain karena mereka lebih "superior" dan "beradab". Pada waktu itu, Kekaisaran Jepang sangat berambisi untuk menaklukkan Asia Pasifik, maka dirasa penting untuk membangun nasionalisme warganya.

Kemudian pada 1920an Akutagawa memublikasi versi parodinya yang bertentangan dengan versi Iwaya. Momotaro digambarkan sebagai pemuda yang malas, dan berambisi menaklukkan Pulau Gergasi untuk mengambil harta dari para gergasi. Para gergasi bertanya, "Apa kesalahan dari kami yang membuat Tuan tersinggung?"

Secara garis besar, Momotaro hanya menjawab "Karena aku nomor satu di Jepang!! Sekarang serahkan harta karunmu!"

Momotaro berhasil menjarah harta di pulau itu. Namun, keturunan dari para gergasi tersebut memendam dendam kesumat kepada Momotaro dan pengikutnya. Akhirnya, Momotaro tidak pernah hidup tenang lagi.

Versi ini benar-benar memerlihatkan sisi kekejian Kekaisaran Jepang atas negeri-negeri yang telah ditaklukkannya. Mereka melakukan ekspansi untuk mengeruk kekayaan negeri jajahannya, seperti yang dilakukan Momotaro. Saya sangat suka narasinya. Good job untuk Aditya Rizqi Fadillah, translator cerita ini!
Profile Image for Reading Vanilla.
20 reviews3 followers
June 1, 2025
🦋 Momotaro | Akutagawa Ryunosuke | 63 halaman | Penerbit Haru @penerbitharu | ⚠️ Kekerasan seksual & pembunuhan

𝐁𝐮𝐤𝐮 𝐛𝐞𝐫𝐥𝐚𝐭𝐚𝐫 𝐉𝐞𝐩𝐚𝐧𝐠

🦋 Seorang kakek dan nenek yang giat bekerja malah menemukan sebuah buah persik yang di dalamnya terdapat seseorang bayi laki-laki yang sehat. Mereka menamainya Momotaro, yang berasal dari nama Momo yaitu buah persik dan taro adalah laki-laki. Jadi, momotaro itu anak laki-laki dari buah persik. Momotaro ini nakal banget dan saat dia beranjak dewasa dia memutuskan buat berpetualang ke pulau Gergasi dan menaklukkan mereka. Alasan sebenernya ya si Momotaro ini males kalo disuruh ke ladang dan bantu nenek kakek.

🦋 Selama perjalanan Momotaro ke Pulau Gergasi dia awalnya ketemu sama Anjing liar yang minat sama makanan yang dibawa sama si Momotaro. Awalnya dia minta 1 tapi Momotaro cuma kasih 1/2 dan akhirnya Anjing jadi pengikutnya terus ada lagi monyet sama burung pegar. Semuanya dikasih 1/2 biji sama Momotaro padahal mereka mintanya 1.

🦋 Berdasarkan cerita yang aku baca di Internet, Momotaro ini istilahnya pahlawan utama yang membasmi Gergasi karena si Gergasi ini jahat tapi, di buku ini beda. Momotaro yang ngedatengin dan ganggu Gergasi dan pulang dicap sebagai pahlawan. But, emang bener pahlawan? Apa iya yang jahat selama ini tuh Gergasi?

🦋 Buku ini tuh tipis tapi sumpah, bjir sekali. Apalagi yang di slide 6, pliss deh aku waktu baca misuh sendiri :)

🦋 Istilahnya buku ini tuh What if cerita momotaro versi Akutagawa Ryunosuke. Dimana Momotaro membahasmi gergasi dengan tujuan yang berbeda.

🦋 Aku suka banget sama ilustrasinya yang cuakep cuakep dan Ruang Tunggu Haru yang ngebahas tentang behind the scene cerita momotaro ini. Bahkan ternyata cerita versi Akutagawa Ryunosuke ini tuh ngebahas hal yang terjadi di Jepang.

🦋 𝐈𝐟 𝐲𝐨𝐮 : - Mau baca cerita yang berbeda dari cerita lain
- Mau baca buku tipis yang mencengangkan
- Mau baca cerita dengan banyak illustrasi
- Mau baca buju terjemahan

🦋 Rate : 4/5
Profile Image for tsukibookshelf.
164 reviews1 follower
August 25, 2024
Momotaro adalah cerita rakyat Jepang, tipe cerita yang ditujukan untuk anak-anak. Isinya sederhana. Ada sosok yang baik, Momotaro, dan ada sosok yang jahat, para gergasi. Kesimpulannya juga sederhana. Yang baik mengalahkan yang jahat. Yang jahat mendapat hukuman setimpal untuk perbuatannya dan semua pun hidup bahagia selamanya.

Namun apa jadinya jika Momotaro menjadi lebih dari sekadar cerita rakyat yang menghibur?

Jika di versi lain Momotaro digambarkan sebagai tokoh kebaikan dan para gergasi adalah tokoh yang jahat, maka pada versi Akutagawa, Momotaro menjadi sosok yang membantai para gergasi yang tak bersalah dengan keji hanya karena ia bisa dan ingin. Momotaro di sini adalah sosok yang mengganggu kehidupan tenang para gergasi yang sama sekali tidak mengganggu siapapun.

Sudah jelas bahwa cerita Momotaro versi Akutagawa ini bukan untuk anak-anak. Akutagawa membuat Momotaro versi dirinya sendiri untuk mengkritik langsung pemerintahan Jepang yang menginvasi berbagai negara. Ia tidak ragu untuk mempertontonkan kekejaman tentara Jepang dan menunjukkan dengan gamblang kejelekkan mereka.

Di buku ini Akutagawa tidak berfokus pada cerita Momotaro yang sesungguhnya. Dari narasinya, beliau seolah ingin mengatakan, “Kalian sudah tahu cerita aslinya, kan? Aku tidak perlu dan tidak akan menceritakannya lagi. Ayo kita fokus pada sesuatu yang lain.”

Buku ini sarat akan simbolisasi. Aku tidak bisa tidak menganalisa makna di balik setiap kalimatnya, mengaitkan satu per satu dengan situasi Perang Dunia II di mana Jepang menginvasi berbagai negara di Asia.

Fakta bahwa Akutagawa, Bapak Cerpen Jepang, mengemas kembali cerita rakyat dengan warna yang lebih kelam, relevan, dan bernada satir menggambarkan betapa jeniusnya beliau. Aku tidak pernah tidak bisa kagum dengan kehebatan beliau dan perannya yang luar biasa dalam dunia literatur.
Profile Image for wulan.
240 reviews7 followers
February 6, 2025
gak nyangka bukunya setipis ini, sampai bisa dibaca sekali duduk. buku ini tebalnya kurang dari 100 halaman, jadi pas banget semisal kamu mau baca buku tapi gak punya banyak waktu luang.

awalnya aku gak begitu ngerti buku ini nyeritain tentang apa, tapi setelah membaca afterword nya, aku jadi paham.

momotaro adalah cerita rakyat jepang yang dipelajari di masa sekolah. jadi, pasti hampir seluruh orang jepang tau tentang cerita momotaro ini.

cerita singkatnya begini, sepasang kakek nenek menemukan buah persik raksasa yang isinya adalah jabang bayi. kemudian mereka membesarkan bayi itu dan diberi nama momotaro.

momotaro kemudian tumbuh dewasa. ia menjadi pahlawan yang menaklukkan pulau gergasi yang kerap kali merampas harta penduduk.

cerita momotaro versi akutagawa ryunosuke ini ditujukan untuk pembaca dewasa. penduduk pulau gergasi tidak melakukan kejahatan, apalagi kepada momotaro. namun momotaro tiba tiba merampas harta milik pulau gergasi dengan keji.

cerita ini erat kaitannya dengan indonesia. sebagaimana kita ketahui, jepang pernah menjajah negara kita. karakter momotaro di sini mencerminkan hal hal keji yang sanggup dilakukan orang jepang terhadap negara jajahannya.

buku ini dilengkapi ilustrasi yang apik meski tidak menggunakan warna apapun selain hitam dan putih. terjemahannya sendiri juga nyaman dibaca.
Profile Image for Indah Threez Lestari.
13.4k reviews270 followers
September 9, 2024
92 - 2024

Rating buku ini 21+, karena mengangkat isu sensitif berupa kejahatan seksual dan pembunuhan.

Penceritaan ulang dongeng dalam bentuk satir, di mana Main Chara yang dalam dongeng aslinya digambarkan sebagai pahlawan, kali ini digambarkan sebagai Main Villain, yang menggambarkan invasi atau penaklukkan Kekaisaran Jepang ke negara-negara lain (yang digambarkan sebagai pulau gergasi), merampok harta benda dan kekayaan alamnya, memperbudak dan melakukan kejahatan seksual terhadap para penduduknya, serta segala jenis kejahatan militer lainnya.

Sebenarnya, bukan hanya dongeng Momotaro, kisah-kisah para petualang Eropa macam Christopher Colombus dan sejenisnya juga sama saja, menemukan "dunia baru" yang sebenarnya sudah memiliki penduduk asli dan mengklaimnya sebagai wilayah koloni negara masing-masing, dan para petualang tersebut dianggap pahlawan di negeri asalnya, bahkan keberhasilannya dirayakan hingga saat ini tanpa mempedulikan POV para penduduk asli yang ditaklukkan, diusir dari tanah leluhurnya, tercerabut dari akarnya...
Profile Image for Harumichi Mizuki.
2,430 reviews72 followers
April 8, 2025
Dongeng anak-anak bisa digubah jadi semengerikan ini demi kritik terhadap imperialisme Jepang. Berani sekali Akutagawa Ryuunosuke ini. Apa dia tidak mendapatkan konsekuensi fatal atas tulisannya ini?

Di sini Momotaro digambarkan sebagai anak pengacau yang terlalu malas untuk bertani seperti kakek yang merawatnya. Sang nenek dan kakek pun membuatkan bekal agar Momotaro segera pergi dari rumah mereka saja. Di Onigashima atau Pulau Gergasi, Momotaro dan ketiga pengikutnya berbuat kekacauan dan kekejaman. Namun, kisah ini diakhiri secara menggantung dengan para gergasi yang mulai memberontak, matinya Monyet dan Burung Pegar, serta pusingnya Momotaro. Kenapa Momotaro nggak digambarkan kalah saja, ya?

Layout-nya luar biasa. Sangat artistik. Ilustrasi Olvyandra Ariesta sungguh mempercantik buku ini. Teksnya pun dibuat dengan sangat kreatif. Ada teks yang dibuat melingkar-lingkar sehingga saat membacanya aku harus memutar-mutar buku. Hahaha. Nakal sekali Penerbit Haru ini 😂
Profile Image for Riska (lovunakim).
230 reviews36 followers
August 19, 2024
Buku ini seperti buku cerita rakyat atau dongeng untung anak-anak yg penuh ilustrasi dan sarat akan makna. Ilustrasinya yg cantik membuat pembaca tidak akan bosan membacanya. Buku ini adalah buku kedua dari Ryunosuke Akutagawa yg sudah kubaca, buku pertama yg kubaca berjudul Kappa.

Momotaro sendiri merupakan cerita yg sudah mengakar di Jepang. Namun dalam versi Akutagawa ini menceritakan kebalikan dari Momotaro yg sudah ditanam oleh masyarakat Jepang.

Buku ini mengisyaratkan tentang kepemimpinan Jepang yg suka menjajah negara diluar Jepang dan melakukan kekejaman terhadap orang non-Jepang terutama di asia selatan dan tenggara.
Profile Image for Puty.
Author 8 books1,377 followers
Read
September 27, 2024
Membaca 'Momotaro' versi Ryunosuke Akutagawa terbitan Haru ini memberi kita perspektif lain dari sebuah dongeng klasik Jepang. Kalau biasanya Momotaro dianggap kisah heroik yang menggambarkan keberanian dan kesetiaan, maka kali ini sebaliknya: para gergasi diposisikan sebagai 'korban' penjajahan Momotaro dan kawan-kawan. Ceritanya sedikit sadis tapi mungkin tidak asing bagi kita yang membaca sejarah Indonesia di masa kependudukan Jepang.

Karena memang hanya terdiri dari satu cerita, bukunya tipis namun penuh ilustrasi hitam putih. Selain itu pengantar dari Dewi Anggraeni, Universitas Indonesia, juga membuka wawasan tentang sastra Jepang dan dalam konteks perang dan imperialisme.
Profile Image for Julian.
34 reviews
August 30, 2025
Salah satu cerita pendek yang ditulis oleh Akutagawa Ryunosuke, bercerita tentang Momotaro— cerita rakyat Jepang, yang biasa diceritakan kepada anak-anak, namun dengan versi lain yang lebih brutal dan diperuntukkan bagi pembaca dewasa. Yang aku baca sendiri merupakan terjemahan Bahasa Indonesia berilustrasi oleh Penerbit Haru. Di akhir cerita juga dijelaskan— oleh pihak penerbit, bahwa Akutagawa menggambarkan kisah Momotaro versinya ini sebagai Jepang yang menginvasi negara-negara jajahannya. Buku cerita ringan yang dapat dibaca sekali duduk. Tapi ini bukan cerita untuk anak-anak.
Profile Image for Salma Feb.
105 reviews1 follower
October 3, 2024
Blind buy tanpa tau ini buku apa dengan nol pengetahuan tentang cerita Momotaro "aslinya" (yang ternyata cerita rakyat Jepang yang populer karena dijadikan propaganda imperialisme). Kalo tanpa konteks yang dijelaskan dengan murah hati dalam bentuk esai di akhir buku mungkin nilai dariku bakal lebih rendah lagi soalnya jujur alur ceritanya lompat-lompat, sangat membingungkan sampai aku mengira ada halaman yang lepas.
Profile Image for Shinta_read.
299 reviews13 followers
January 7, 2025
Tidak seperti yang kubayangkan. Ceritanya pendek, yang membuatnya jadi 56 halaman adalah ilustrasinya. Treatment buku ini, menurut pendapatku, terlalu berlebihan. Pembatas buku dapat dua, satunya bahkan ada talinya. Pinggiran buku dibuat berwarna. Ilustrasi banyak sekali tapii aku agak kurang cocok. Satu-satunya yang menarik adalah catatan akhirnya yang insightful. Selain itu, kisah Momotaro yang ini ternyata agak dewasa. Ya setidaknya jadi tahu karya klasik Jepang yang satu ini.
Profile Image for Finesta Biyantika.
353 reviews
October 12, 2024
Momotaro versi Akutagawa adalah Momotaro versi gelap. Digambarkan Momotaro adalah pihak yang keji dan jahat, dia bersama tiga pengikutnya (Si Anjing, Si Burung dan Si Monyet) menjajah Pulau Gergasi demi setumpuk harta karun. Ini merupakan kisah satir akan kekejaman Jepang masa dulu yang menjajah negara-negara sekitarnya, termasuk Indonesia.
Profile Image for Kaykay.
133 reviews
April 16, 2025
Cerita rakyat Jepang tentang seorang anak yang lahir dari buah persik raksasa dan ditemukan oleh sepasang lansia di pinggir sungai. Anak itu diberi nama momotaro. Setelah dewasa momotaro memutuskan untuk pergi ke pulau gergasi untuk menginvasi Pulau dan penduduknya. banyak pesan dari cerita rakyat ini.
Profile Image for Diego Páez Hernández.
18 reviews
December 1, 2025
Quien diría que leer diferentes versiones de historias folclóricas japonesas me ayudarían a entender mejor One Piece
Profile Image for I'm Cloud.
82 reviews1 follower
December 9, 2024
Siapa yang masih asing dengan cerita tersohor asal Jepang, Momotaro?
Di Jepang, cerita Momotaro ini menjadi bacaan wajib bagi pelajar sekolah dasar sebagai sarana menanamkan nilai moralitas kepada anak-anak.

Tapi siapa sangka cerita Momotaro yang ditulis oleh Akutagawa Ryunosuke menjadi sangat menohok, karena menyajikan cerita kejam dan kelam, bahkan rating usianya 17+.
Bagi aku—sebagai bangsa Indonesia, Momotaro karya Akutagawa Ryunosuke ini benar-benar mengenang masa bengis Jepang saat menjajah Indonesia. Fakta-fakta menarik dibalik cerita Momotaro ini pun disajikan dalam tulisan Dewi Anggraeni di akhir cerita.

Buku Momotaro ini bisa menjadi bacaan ringan akhir pekanmu dengan ilustrasi hitam putih disetiap halamannya 📖
Profile Image for Amelia Priscillia.
31 reviews
December 9, 2025
🍑 Apakah kamu tahu kisah Momotaro? Momotaro adalah cerita rakyat dari Jepang di mana dikisahkan sepasang nenek-kakek menemukan sebuah persik dan dari dalamnya keluar seorang anak laki-laki yang diberi nama Momotaro. Ketika sudah besar, Momotaro bersama 3 hewan yang ditemuinya di perjalanan, pergi ke pulau para raksasa untuk membasmi mereka karena mereka sering datang dan menyusahkan penduduk desa.

🍑 Nah, kisah Momotaro karya Akutagawa ini mungkin bisa dibilang seperti kisah-kisah "What If ...?" yang beredar. Jadi, konsep cerita beliau adalah "Bagaimana kalau sebenarnya yang jahat itu bukanlah para raksasa?". Penjahatnya malahan Momotaro, si anak yang selama ini dianggap sebagai pahlawan.

🍑 Jika di cerita yang pernah kubaca kisah masa kecil Momotaro cukup banyak dibahas, di buku ini kisah hidup Momo (akan kusebut dia Momo saja, supaya lebih singkat 😀) dengan nenek-kakek dilewati. Namun, ditunjukkan bahwa dia adalah seorang anak yang nakal, sesuatu yang sebenarnya menurutku masih normal untuk ukuran anak-anak.

🍑 Setelah bertumbuh besar, di cerita yang umum dikisahkan Momo mau pergi membasmi para raksasa karena sepertinya dia punya kepedulian pada penduduk desa dan menjunjung keadilan. Namun, tahukah kamu apa alasan Momo mau membasmi raksasa di buku ini? Hal itu dikarenakan Momo tidak mau bekerja di hutan, ladang, atau sungai seperti nenek-kakek. 🙂 Dia lebih memilih melawan para raksasa dan mengambil harta mereka.

🍑 Selain terkesan malas dan hanya mau mendapat keuntungan lewat cara yang tidak halal, Momo itu rupanya sangat perhitungan, terlihat ketika dia menghitung untung rugi saat mau memberikan makanan pada anjing, monyet, dan burung pegar yang kelak menjadi teman seperjalanannya. Lalu, membaca tindak-tanduknya membuatku bertanya-tanya apakah sebenarnya dia seorang psikopat? 😒 Daaan, ternyata bukan hanya Momo saja yang kelakuannya bikin geleng-geleng kepala, hewan yang mengikutinya pun rupanya tidak tahu diri.
_____

Kisah Momotaro ini dibuat Akutagawa untuk menyindir kekaisaran Jepang pada masanya, di mana mereka melakukan ekspansi ke berbagai daerah sesuka hati mereka dengan cara yang sudah kita ketahui lewat buku atau informasi sejarah lainnya. Selain itu, rasanya cerita ini mempertanyakan apakah sosok yang terlihat dan dikatakan jahat benar-benar sejahat itu, lalu apakah yang menjadi pahlawan memang sebaik itu? Dengan banyak ilustrasi menarik, buku tipis ini bisa diselesaikan dalam waktu relatif lebih cepat dan selain merasa terhibur, saya juga terkesan karena berhasil menambah kosakata bahasa Indonesiaku lewat cerita ini; contohnya ada kata gergasi, memerikan, dan pengejawantahan.
Displaying 1 - 23 of 23 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.