Jump to ratings and reviews
Rate this book

Tanpa Cahaya dan Cerita-cerita Penjajahan dari Joseon

Rate this book
Dari penjara gelap hingga ladang yang tandus, Tanpa Cahaya adalah sekumpulan cerita pendek dari Korea pada 1920-1930an bertemakan kemiskinan dan kegigihan.

“Tanpa Cahaya” karya Lee Kwang-soo menceritakan kondisi penjara Jepang di Korea dengan nada yang lucu dan getir.

“Garam” karya Kang Kyeong-ae, seorang penulis perempuan yang pada masa itu jarang sekali ada, menggambarkan penderitaan buruh perempuan di tengah eksploitasi.

Selain itu, isi buku ini termasuk “Ubi” karya Kim Dong-in, “Rasa Lapar dan Pembantaian” karya Choi Seo-hae, serta “Hari yang Penuh Keberuntungan” dan “Istri Miskin” karya Hyun Jin-geon.

Lewat enam cerita pendek, lima penulis Korea yang besar pada masanya akan membawamu menelusuri kehidupan masyarakat Korea di bawah bayang-bayang imperialisme Jepang.

267 pages, Paperback

Published August 1, 2024

5 people are currently reading
41 people want to read

About the author

Choi Seo Hae

2 books

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
6 (15%)
4 stars
20 (52%)
3 stars
11 (28%)
2 stars
1 (2%)
1 star
0 (0%)
Displaying 1 - 18 of 18 reviews
Profile Image for Puty.
Author 8 books1,377 followers
September 30, 2024
Sedih nonton 'The Grave of Fireflies'? Nah, rasa sedih tersebut boleh dikalikan dengan sepuluh, itu yang kurasakan waktu baca buku ini. 'Tanpa Cahaya' adalah kumpulan cerita pendek sastra klasik Korea dengan latar Korea di masa kependudukan Jepang. Ya Allah bener-bener isinya tuh menggambarkan kesusahan, keputusasaan, yang membuat kita bisa membayangkan bagaimana perang, ketakutan, kemiskinan, kesusahan, dan kelaparan bikin manusia tuh ya hidup berdasarkan survival instinct aja 😭 War and poverty really brought the worst out of humanity. Aku sebagai Ibu yang punya anak rasanya tuh sampai mual membayangkan situasi di beberapa cerita.

Walaupun karya klasik, menurutku relevan saja dibaca hari ini. Penerjemahannya oke, nggak kaku, dan mungkin ada faktor disunting oleh Ziggy juga 🫡 Recommended buat yang tahan banting, yang suka 'The Grave of Fireflies'-nya Ghibli atau novel Pachinko. 👍🏻👍🏻👍🏻
Profile Image for Tika Nia.
222 reviews5 followers
November 7, 2024
Buku ini menyajikan 6 cerita kelam dari Korea. Di tulis pada tahun 1921 hingga 1939 namun kisahnya masih 'bisa terjadi' di masa sekarang.

🖤 "Tanpa Cahaya" menceritakan orang-orang yang dipenjara karena beragam kasus. Namun sebenarnya motifnya sama: berusaha mendapat uang untuk bertahan hidup. Kala dipenjara mereka tetap berulah, sambil terus berharap bisa segera bebas.

🖤 "Ubi" berkisah tentang sepasang suami istri yang sangat miskin. Suami pemalas yang justru merelakan istrinya menjual diri. Kisah yang tragis! Membuatku tak habis pikir, mengapa dia tetap mempertahankan suami yang seperti itu? 🤧

🖤 "Rasa Lapar dan Pembantaian" serta "Hari yang Penuh Keberuntungan" sama-sama menceritakan tragisnya kehidupan yang dibalut kemiskinan. Seorang suami yang selalu bekerja keras dan seorang istri yang sakit-sakitan. Sekeras apapun berusaha, nasib buruk tetap menimpa mereka 😭

🖤 "Istri Miskin" memaparkan kehidupan perempuan yang memilih menikah dengan sastrawan. Karena suaminya tidak berpenghasilan tetap, status sosialnya jadi rendah. Biarpun hidup dalam kemiskinan, tapi cerpen ini satu-satunya yang berakhir 'bahagia' 🙃

🖤 Lalu menurutku"Garam" adalah cerita yang paling tragis. Tentang perempuan yang kehilangan banyak hal dalam hidupnya! Awalnya kematian suaminya menjadi pukulan keras baginya. Tapi ternyata penderitaannya terus berlanjut saat anak laki-lakinya kabur dari rumah. Dia berusaha tetap kuat untuk anak perempuannya. Namun sial, semakin banyak penderita yang harus dijalaninya 😭 Kisah yang sangat menyayat hati 😥

🖤🖤🖤 Baca review lainnya di IG ku @tika_nia

Page turner, aku bisa menamatkannya dalam sehari. Meskipun setiap selesai membaca 1 cerpen aku jadi merasa tak enak. Setelah membaca "Ubi" rasanya aku ingin marah-marah. Setelah membaca "Tanpa Cahaya" aku jadi overthinking. Dan setelah membaca cerpen lainnya aku jadi sedih.
👉🏻 Rupanya dari dulu hidup memang tak adil ya, terutama bagi si miskin.
Profile Image for Shanifiction.
221 reviews71 followers
November 21, 2024
Tanpa Cahaya & cerita-cerita penjajahan dari Jeseon merupakan buku yang berisi enam cerita pendek dengan latar belakang kehidupan masyarakat Korea yang pada saat itu sedang di bawah penjajahan Jepang.

______________
Sumpah ya baca cerita di buku ini bikin perasaan langsung gak nyaman dan sedih banget! Ceritanya tragis semua. Ada sih satu yang mendingan, tapi ya tetap aja sedih. 😭

Dari keenam cerpen aku suka semua sih. Tapi agak kurang suka cerpen yang pertama, soalnya pov-nya agak membingungkan pas awal baca. Mungkin karena jarang juga sih aku nemi cerita yang pake pov kaya gitu.

Baca ini jadi dapet gambaran gimana menderitanya masyarakat Korea pas dijajah dulu. Siapa yang nyangka negara yang sekarang menjadi negara maju dan terkenal di dunia lewat kpop/kdrama ternyata dulu menyimpan sejarah yang menyakitkan.

Kemiskinan, kelaparan, kejahatan dan kematian adalah hal-hal yang lekat dengan kehidupan masyarakat yang dijajah. Buat bertahan hidup harus bersusah payah banget. Bahkan ada yang gak sanggup sampai memilih untuk mengakhiri hidupnya sendiri.

Ternyata Indonesia dan Korea sama-sama berbagi pengalaman pahit sebagai negara yang pernah dijajah.

Sedihnya dibelahan dunia lain masih ada negara yang belum bebas dari penjajahan dan mengalami semua penderitaan itu. 😢

Aku rekomendasikan buku ini bagi kalian yang suka baca cerita fiksi sejarah!
Profile Image for Pauline Destinugrainy.
Author 1 book265 followers
November 10, 2024
Ada 6 cerita pendek di dalam kumcer ini. Semuanya mengambil settingan waktu jaman penjajahan Jepang di Korea. Kondisi masa itu sulit, sehingga mendapatkan pekerjaan pun susah.

Jujur baca kumcer ini sambil dikuat-kuatin biar ga jadi DNF. Soalnya se-depresi itu rasanya membaca kisah-kisah di dalamnya. Tapi pemilihan diksinya menarik sampai pembaca akan terhanyut dan turut merasakan penderitaan karakter kisahnya.
Profile Image for Elfita Putri.
4 reviews1 follower
February 4, 2025
Baru pertama kali baca novel sejarah yang alur ceritanya sedih banget. Saking sedihnya, saya selingkan baca buku novel yang lain karena nggak kuat bacanya. Butuh waktu 2 bulan menyelesaikan novel ini.

Agak penasaran dengan naskah yang hilang dari cerita "Garam". Tapi yasudahlah🤌
Profile Image for Altair Poetry.
21 reviews
January 10, 2025
Judul: Tanpa Cahaya (Kumpulan Cerpen dari Masa Penjajahan Joseon)
Penulis:
Chou Seo-hae
Hyun Jin-geon
Kim Dong-in
Kang Kyeong-ae
Lee Kwang-soo

Penerjemah: Inggrid
Penerbit: Haru
Tahun Terbit: 2024
Jumlah Halaman: 256

***

Dan, sekali lagi, terima kasih telah memberikan saya kesempatan untuk membaca kumcer ini.

Sebelum mulai mengulas, sebagai catatan, saya pernah berkuliah di jurusan sejarah, sehingga saya merasa terkesan karena Penerbit Haru mau menerbitkan kumpulan cerpen yang ditulis pada masa penjajahan Jepang di Joseon (Korea saat ini). Sehingga saya dapat merasakan sentimen yang berbeda, jatuh agak dalam pada nuansa yang diberikan, dan mencoba untuk menerka alasan dari gaya bahasa dan kritik yang ingin disampaikan dalam tiap cerita.


ISI CERITA

Kumcer ini memiliki total 6 cerpen dengan latar tokoh yang berbeda-beda, namun dengan topik yang sama: kemiskinan, kemelaratan, kesulitan, dan isu politik.

Cerpen Pertama:
Tanpa Cahaya


Cerpen ini berkisah di penjara. Tanpa cahaya mengimpretasikan tentang gelapnya penjara. Ada banyak tokoh di dalam cerpen ini, dan kesemuanya memiliki alasan yang sama untuk masuk penjara: karena mereka ingin melarikan diri dari kemiskinan.

Impresi yang saya rasakan dalam karakter tokoh di dalam penjara: menyebalkan. Mereka penjilat, berisik, sering saling mengkritik, dan saya merasakan depresi yang terasa dalam ruang penjara itu. Bayangkan, dengan air yang kurang, makanan yang sedikit, dan bau kotoran karena peti buang kotoran ada di dalam satu sel yang sama; mereka juga harus membuang energi dengan mendengarkan ocehan sesama tahanan.

Tidak seperti isu penyiksaan dari tentara Jepang pada rakyat Korea yang biasanya diperdengarkan (contoh, seperti novel Pachinko). Cerpen ini lebih menonjolkan kehidupan tahanan yang lambat-laun sakit dan sebagian lagi mati karena kondisi penjara yang buruk. Selain itu, Lee Kwang Soo (penulisnya) lebih menonjolkan bagaimana ironi alasan dari orang-orang yang masuk penjara, yang sebagian besar terjadi karena mereka ingin mendapat uang. Dan ini mengimpretasikan kesulitan keuangan yang dirasakan masyarakat pada masa itu.

Juga, saya merasa bahwa Lee Kwang Soo ingin menggambarkan bagaimana menyebalkannya orang-orang Joseon kala itu. Yang kalangan kasta atas, mereka lebih tenang dan tidak banyak bicara. Sedangkan kalangan bukan bangsawan, selain berisik, mereka senang mengkritik orang lain.


UBI

Sedang cerpen ini, menceritakan tentang kemiskinan yang bahkan bisa melanda bangsawan. Menariknya, saya baru tahu kalau bangsawan tetap bisa bekerja kasar di zaman penjajahan Jepang. Di mana ini dilakukan tokohnya sebagai pemetik buah. Lalu, dia berubah menjadi seorang pelacur.

Saya sering mendengar isu pelacuran di zaman penjajahan Jepang di Korea, tapi untuk kasus di cerpen ini, yang menarik bahwa meskipun suami si tokoh perempuan tahu kalau istrinya berselingkuh dan menjadi pelacur, mereka tidak masalah. Masyarakat tidak masalah.

Tidak ada isu kebangsaan di cerpen ini, yang ada hanya cara keluar dari kemiskinan. Dan bagaimana perempuan digambarkan sukarela dan merasa senang menjadi "pelacur", terlebih bagi si tokoh utamanya.

Menariknya, di ending cerpen, si tokoh perempuan mati. Dan tidak ada yang peduli. Baik selingkuhannya ataupun suaminya. Dan ini memberikan sentimen terhadap saya mengenai bagaimana posisi perempuan yang dipandang rendah di Joseon saat itu. Terlebih, sampai sekarang isu mengenai gender ini masih nyalang diperdengarkkan di berbagai media. Yang mana ini menunjukkan bahwa masalah diskriminasi gender dan bagaimana laki-laki memandang perempuan di Korea memang cukup serius.


RASA LAPAR DAN PEMBANTAIAN

Untuk cerpen ini, meskipun belum ditemukan istilah depresi, skizofrenia, atau semacamnya; tapi penulisnya berhasil menggambarkan "kegilaan" yang dialami tokohnya melalui halusinasi yang dialami oleh tokohnya.

Dan kegilaan itu disebabkan kemiskinan, kelaparan, dan harga diri yang rendah bagi tokohnya sebagai kepala keluarga. Memiliki ibu yang sudah tua tapi masih harus bekerja, istri yang sakit stroke (saya asumsikan stroke), dan 1 anak yang harus diberi makan.

Situasi itu menyebabkan emosi tak terbendung. Dan puncaknya, ketika ibu si tokoh mati karena digigit anjing. Dan tidak satu pun orang memberi simpatis karena mereka semua sama miskinnya. Karena situasi itu, si tokoh akhirnya melakukan pembantaian karena halusinasi yang dialaminya.

Dan, ini cukup menarik. Entah penulisnya memang memahami psikologi (yang saat itu bisa dipelajari dari buku-buku barat) atau memang dia memahami mengenai halusinasi yang mengganggu kejiwaan, saya terpana dengan gaya bahada dan penggambaran halusinasi di bab ini.


Eits, kalau kamu masih baca, ayok baca aja bukunya, hehe. Saya akan lanjut ke kelebihan cerita dan kekurangan cerita.


KELEBIHAN CERITA

Sebagai karya sastra klasik, saya terpukau karena karya klasik di Korea pun ternyata dapat seindah dan dapat mendeskripsikan cerita dengan dalam, dengan tema yang berbeda-beda. Menariknya, tidak ada isu politik atau isu kemerdekaan yang diglorifikasi di dalam buku ini. Dan bagaimana cerpen-cerpen itu memberikan pandangan cara untuk menyelesaikan masalah. Dari berbagai kalangan dan latar belakang. Yang tentunya, berbenturan dengan moral konfusianisme di Joseon saat itu (silakan dikoreksi jika salah, karena sepengetahuan saya, Joseon saat itu mengadaptasi moralitas Konfusius).

Di cerpen terakhir, saya tertarik dengan isu "garam" dan pandangan masyarakat terhadap komunis. Jika saat ini kita lihat benturan antara Korut dan Korsel karena ideologi ini, tapi dulu, ternyata ada banyak masyarakat yang justru mengharapkan Komunisme sebagai ideologi negara mereka. Yang mana, ini jarang diperlihatkan pada karya-karya modern baik drama, film, maupun novel.

Bahkan dalam buku Perang Korea yang saya miliki, komunisme diberi sentimen negatif, terutama karena mungkin tidak banyak arsip luas mengenai bagaimana Komunisme dipandang pada saat itu. Yang terjadi hanya perebutan tanah bangsawan oleh pemerintah dan pembunuhan, juga glorifikasi tokoh komunis dari Uni Soviet.

Namun, cerpen Garam justru memberikan perspektif berbeda; bahwa, bagaimana jika sebenarnya komunisme tidak dipandang seburuk itu oleh masyarakat.


KEKURANGAN

Sayangnya, salah satu cerpen tetap diterbitkan meskipun ternyata, arsip asli cerpen tersebut hilang. Meskipun mungkin ditujukan untuk menunjukkan seni sastra dan pandangan nilai di dalam cerita, itu menurunkan mood saya karena saya kehilangan momen perjalanan dari si tokoh.

Tapi, itu tidak mengubah keindahan buku ini.
Profile Image for aynsrtn.
487 reviews12 followers
October 14, 2024
" ... rasa lega ini bukan datang karena ketenangan hatinya, melainkan dari ketakutan dan kemalangan yang sepertinya akan segera menimpanya. Ia sedang berusaha mengulur waktu sebelum ditimpa sebuah kemalangan." —p. 130-131

Berisi 6 cerita pendek tentang kisah-kisah penjajahan. Tersiksa, terampas, teraniaya, kehilangan, kesedihan, semua menjadi satu dalam novel ini.

-----

Memilukan.

1. Tanpa Cahaya - Lee Kwangsoo
Berlatar di penjara. Tiga sekawan Jin, Yoon, dan Min bagaikan musuh karena sering adu mulut—dipindahkan ke penjara khusus pesakitan. Dari sini aku menjadi tahu tentang bagaimana penanganan kepada yang sakit di penjara. Apalagi di masa itu pengobatan belum canggih. Untuk penyakit-penyakit menular, malah banyak yang sampai mati di penjara.

2. Ubi - Kim Dongin
Usianya baru 15 tahun dan Boknyeo sudah dijual dan menikah dengan seorang laki-laki malas yang usianya terpaut 20 tahun darinya. Saking miskinnya, sampai dia pun "menjual dirinya". Ini tragis dan miris. Benci banget sama patriarki.

3. Rasa Lapar dan Pembantaian - Choi Seohae
Kyungsoo mempunya istri yang sakit terkena stroke. Anaknya berusia 3 tahun. Kyungsoo tinggal juga bersama ibunya. Mereka didera lapar dan kemiskinan. Hingga Kyungsoo pun menjadi gelap mata. Sadis dan sedih daripada cerpen Ubi—menurutku.

4. Hari Yang Penuh Keberuntungan - Hyun Jingeon
Istrinya lagi sakit dan minta suaminya cepat pulang, tapi suaminya malah terus narik angkong dan minum-minum sama temen-temennya. Ku menangis pas baca cerpen ini. Kesedihan dan nestapa itu sering terjadi di zaman penjajahan.

5. Istri Miskin - Kang Kyeong-ae
Ternyata suami mokondo sudah ada sejak zaman penjajahan. Istrinya bucin pula. Kesel baca cerpen yang ini.

6. Garam - Kang Kyeong-ae
Cerpen terakhir di buku ini dan menjadi favorit aku. Tentang seorang buruh perempuan yang mencari garam dan menjualnya demi hidup. Bahkan dia kehilangan anaknya karena itu semua.

-----

Biasanya aku nggak terlalu suka membaca kumcer, tapi semua cerpen di sini "daging" semua. Seperti menonton film-film yang berlatar sejarah penjajahan.
Profile Image for Tira Lubis.
298 reviews4 followers
December 22, 2024
4🌟

"Kehidupan adalah lautan penderitaan. Dibandingkan rumah yg terbakar, penjara adalah tempat yg lebih penuh penderitaan."

Buku ini terdiri dari enam cerpen yg berlatar Joseon masa penjajahan Jepang tahun 1920-1930an. Enam cerita yg mengharukan dan menyayat hati ketika membacanya. Mulai dari penjara sampai ladang yg tandus.

Cerita-cerita tsb berjudul
1. Tanpa Cahaya
2. Ubi
3. Rasa Lapar dan Pembantaian
4. Hari yang Penuh Keberuntungan
5. Istri Miskin
6. Garam

Cerita-cerita diatas berisi perjuangan hidup, kemiskinan, pembantaian dan ketidakadilan. Disini kita akan melihat bagaimana rakyat bawah Joseon berjuang demi bertahan hidup, mengorbankan apa yg mereka punya, yg bahkan hanya satu-satunya hanya demi sesuap nasi.
Perjuangan mereka melawan ketidakadilan juga kehilangan demi kehilangan yg mereka alami semua tergambar dengan jelas dan membuat kita ikutan sedih dan miris saat membacanya.

Dari keenam cerita aku suka semuanya tapi yg paling buat aku merasa haru dan kasihan adalah cerita yg berjudul Ubi, Hari yg Penuh Keberuntungan dan Garam. Terutama di cerita Garam, cerita yg paling panjang dibanding yg lain, bagaimana perjuangan seorang istri dan ibu yg terpaksa kehilangan orang-orang yg disayanginya dan bagaimana ia bertahan hidup setelah itu.

Setelah baca kumpulan cerpen ini aku merasa cerita klasik korea ga kalah bagusnya dari cerita klasik dari negara-negara lain, jadi penasaran sama cerita-cerita klasik dari Korea lainnya.

Overall aku menikmati baca kumpulan cerpen ini, cerita-ceritanya walaupun miris dan menyayat hati tapi dari sini kita bisa belajar tentang perjuangan hidup dan melihat betapa susahnya jaman dulu membuat kita harusnya lebih mensyukuri apa yg kita miliki saat ini. Recommended 👍👍
Profile Image for Clean Qurrota.
4 reviews
January 11, 2025
Buku ini merupakan kumpulan cerita pendek yang membawa kita masuk ke dalam realitas pahit kehidupan masyarakat Joseon pada masa penjajahan Jepang. Dari awal membaca, saya bisa merasakan bagaimana para penulis—Choi Seo Hae, Hyun Jin Geon, Kang Kyeong Ae, dan lainnya—berhasil menyampaikan suasana yang kelam, penuh tekanan, dan penuh harapan yang hampir sirna. Namun, ada secercah semangat perlawanan dan harapan di setiap kisahnya, yang bikin saya nggak berhenti membaca.

Keunggulan:

Kaya akan nuansa sejarah. Setiap ceritanya terasa hidup, menggambarkan sisi manusiawi masyarakat yang terjajah dengan begitu mendalam. Saya merasa belajar banyak soal sejarah Korea melalui cerita-cerita ini, tanpa terasa seperti sedang membaca buku pelajaran.
Penokohan yang kuat. Karakter-karakternya terasa nyata, dari mereka yang mencoba bertahan hidup hingga mereka yang melawan meski tahu taruhannya tinggi.
Gaya penulisan yang berbeda-beda. Karena ditulis oleh beberapa penulis, setiap cerpen punya rasa uniknya sendiri. Ini membuat pembaca seperti saya nggak cepat bosan.

Kekurangan:

Beberapa cerita terasa terlalu singkat, seolah belum cukup mengeksplorasi konflik yang dibangun. Ada momen di mana saya berharap ceritanya lebih panjang.
Nuansa suram yang dominan mungkin bisa terasa berat bagi beberapa pembaca, terutama jika tidak terbiasa dengan tema-tema tragis atau realitas pahit.
Secara keseluruhan, buku ini sangat layak dibaca untuk siapa saja yang ingin memahami sejarah Korea secara lebih emosional. Buat saya, ini lebih dari sekadar kumpulan cerita pendek; ini adalah jendela ke dalam perjuangan dan penderitaan manusia di masa lalu. Kalau kamu suka cerita sejarah yang menggugah dan bikin berpikir, saya sangat merekomendasikan buku ini.

Rating saya untuk buku ini: 4/5.
14 reviews2 followers
January 7, 2025
Bercerita tentang Jinshi yang menjadi saksi hidup bagaimana penderitaan selama di penjara. Apalagi mempunyai teman sekamar yang memiliki kebiasaan dan masalah kesehatan. Banyak penyebab dilakukannya penahanan, contohnya pembakaran dan penipuan.

Ubi : bercerita tentang kembang desa, Boknyeo yang dijual oleh orang tuanya dan menikahi pria malas yang membuat dirinya berakhir menjual diri demi sesuap nasi. Ada skandal yaitu perempuannya menjual diri demi memenuhi kebutuhan sehari-hari. Namun terakhir dia berhubungan dengan orang pemilik ubi yang diambilnya lantas mengambil hatinya lewat cinta semalam.

Rasa lapar dan pembantaian adalah seorang suami yang mempunyai istri yang sakit-sakitan, ibu dan anak umur 3 tahun. Sang ibu yang tidak tahan melihat anaknya dalam posisi kesulitan berusaha mendapatkan makanan yang berujung digigit anjing.

Hari yang penuh keberuntungan adalah ketika suami penarik andong mendapat keberuntungan yang bertubi-tubi yang membuatnya enggan untuk pulang. Hal itu karena istrinya menyuruh pulang dan lagi sakit jga. Pas mau pulang malah diajak minum sama tetangganya. Ini buat aku menangis banget.

Istri miskin bercerita tentang seorang perempuan yang menikah dengan seorang sastrawan idealis sampai harus menjual bajunya demi memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Garam bercerita tentang seorang perempuan yang kehilangan banyak hal dalam hidupnya yang bersinggungan dengan garam. Dia seorang buruh perempuan pencari garam ilegal.

Pokoknya menggerakkan hati pembaca seakan-akan masuk ke dalam novel dan ikut mengalami kejadian yang diceritakan
Profile Image for Echa.
4 reviews
January 6, 2025
"Seandainya aku tahu hidupnya sesingkat itu, seharusnyaaku buatkan lauk enak untuknya. Seharusnya aku tidak membiarkan dia makan dengan bubuk cabe segitu banyak. Hahhh... Kenapa harga garam disini semahal ini?" - Hal. 195

Buku apa sih iniii??
Tanpa Cahaya merupakan kumpulan cerpen yang berisikan kisah-kisah klasik dari Korea. Buku ini menceritakan kisah-kisah ngenes dan menyakitkan di Korea masa lampau, atau biasa disebut Joseon (meskipun ada beberapa yang settingnya jauh diluar Joseon).

Buku ini merupakan terjemahan dari bahasa Korea. Sejauh aku membaca bahasanya sangat mudah dipahami dan tidak terkesan kaku. Aku suka banget, dan kebayang gak sih, penerjemah harus membaca teks aslinya dengan bahasa lawas tapi diterjemahkan dengan luwes di buku ini 👊😭

Ada enam cerita dari lima penulis dalam buku ini, yaitu:
1. Tanpa Cahaya
2. Ubi
3. Rasa Lapar dan Pembantaian
4. Hari yang Penuh Keberuntungan
5. Istri Miskin
6. Garam

Semuanya ber plot twist dan open ending 😆 kalo kalian suka dengan yang plot twist2 gitu, cocok banget deh baca buku ini!

Selama membaca buku ini, aku capek banget dirundung kesulitan. Mereka mau mati aja susah (perang batin), hidup pun mereka lebih susah lagi. Jadi kebayang sama kondisi masyarakat Indonesia yang juga mengalami kesulitan seperti itu dulu.
Profile Image for Andahh.
84 reviews6 followers
November 7, 2024
4,5 ⭐️

Buku ini adalah antologi cerita pendek yang mengupas sisi kelam penjajahan Korea di masa kolonial Jepang. Ditulis oleh beberapa pengarang Korea terkemuka, buku ini mengangkat berbagai perspektif tentang penderitaan dan perjuangan masyarakat Korea saat berada di bawah kekuasaan Jepang.

Cerita pertama, "Tanpa Cahaya," sebagai pengantar yang sangat menyentuh tentang kehidupan warga Korea yang dikepung oleh kemiskinan dan kehampaan hidup. Kisah ini menghadirkan karakter yang hidup di ambang harapan dan keputusasaan, dan melalui sudut pandang mereka, pembaca dapat merasakan betapa sulitnya mempertahankan harapan di tengah penindasan.

Cerita kedua, "UBI" oleh Kim Dong In, menggambarkan kisah yang sangat personal tentang kemiskinan dan dampak psikologis dari penjajahan. Penggambaran karakter dalam cerita ini cukup kuat, dengan suasana yang dibangun terasa sangat realistis dan getir. Ini menambah kedalaman emosi yang membuat pembaca merasakan kepedihan serta keterasingan yang dialami oleh orang-orang yang hidup dalam penindasan.

Cerita ketiga, "Rasa Lapar dan Pembantaian" oleh Choi Seo-hae, mengambil sudut pandang berbeda dengan menggambarkan dampak langsung dan kekerasan yang tak terhindarkan dari konflik tersebut. Kekejaman dan ketidakadilan yang dihadirkan dalam cerita ini sangat mempengaruhi emosi pembaca, menciptakan sensasi teror dan rasa sakit yang mendalam.

Secara keseluruhan, Tanpa Cahaya & Cerita-Cerita Penjajahan dari Joseon merupakan kumpulan cerita pendek yang sangat emosional dan mendalam. Dengan gaya bahasa yang indah namun lugas, menyampaikan pesan penting tentang dampak penjajahan terhadap psikologis individu dan masyarakat. Buku ini dikemas dengan cerita sejarah yang realistis.
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for Riska (lovunakim).
230 reviews36 followers
October 16, 2024
Terdiri dari 6 cerita yg berlatar di era penjajahan di Korea dan perjuangan hidup para tokoh semasa hidupnya. Semua cerita memiliki penderitaan dan kisah yg berbeda namun memiliki emosi yg sama. “Kenapa kesengsaraan ini terjadi kepadaku? Kenapa hidupku miskin? Kenapa orang-orang menganggapku hina?”

Dahulu di Korea terdapat sistem kasta kelas sosial, yg terdiri dari cendekia, petani, perajin dan pedagang. Dalam buku ini kita akan dikenalkan dengan tokoh-tokoh yg berada dikelas sosial yg hidupnya sengsara dan membuat kita bersyukur terlahir di jaman sekarang.

Diantara ke-enam cerita yg ada yg paling “mendingan” dan tidak berakhir tragis hanya di cerita kelima yg judulunya “Istri Miskin”. Entah bagaimana para penulis bisa membubuhkan cerita yg penuh emosi dan perasaan kalut yg ikut aku rasakan selama membacanya.

Penderitaan demi penderitaan, perjuangan hidup mereka yg tidak tau mau makan apa di esok harinya, pekerjaan yg tidak seharusnya mereka lakukan untuk mendapat uang yg tidak seberapa. Buku ini sungguh menyayat hati namun ditulis dengan baik.
Profile Image for Andi Lintang.
177 reviews17 followers
January 22, 2025
GARIS BESAR BUKU
Buku ini mengajak kita melakukan perjalanan waktu ke masa lalu Korea, tepatnya pada era Kerajaan Ko-Joseon hingga Joseon, saat negara itu berada di bawah cengkeraman penjajahan Jepang. Melalui enam cerita pendek yang ditulis oleh lima penulis berbeda dalam kurun waktu 1921 hingga 1939, kita akan disuguhkan gambaran hidup masyarakat Korea yang begitu getir. Kisah-kisah dalam buku ini mengungkap realitas kelam kehidupan sehari-hari rakyat jelata yang harus berjuang keras melawan kemiskinan, kejahatan, dan eksploitasi yang dilakukan oleh penjajah Jepang.

Berikut judul-judul cerpennya:
- Tanpa Cahaya: Kondisi tragis para narapidana berpenyakit parah yang dipenjara dalam satu sel
- Ubi: Seorang wanita yang menikah dengan lelaki miskin dan pemalas, harus menjual apapun untuk hidup, termasuk ‘harga diri’nya.
- Rasa lapar dan Pembantaian: Seorang kepala keluarga yang tak punya uang sepeserpun untuk menghidupi ibunya, istrinya yang strok, dan anak balitanya. Hingga bisikan iblis menghujam hati nurainya.
- Hari Penuh Keberuntungan: Tukang angkong yang merasa beruntung mendapatkan penumpang tak henti, namun lupa akan pesan istrinya yang sedang kritis di rumah.
- Istri Miskin: Seorang istri yang senantiasa berusaha untuk tetap menghargai suaminya yang idealis walau tak punya uang.
- Garam: Sebuah keluarga yang tinggal dan bercocok tanam di tanah milik orang lain, harus menahan kemiskinannya, bahkan untuk membeli garam saja tak mampu.

------------------------------------

Penyakit. Kemiskinan. Kelaparan. Kematian.

#lintangbookreview

Setiap kali membicarakan penjajahan, bayangan akan penderitaan rakyat selalu hadir. Buku ini benar-benar menguatkan gambaran itu. Kisah-kisahnya begitu menyayat hati, membuatku tak bisa melupakan kengerian yang dialami para tokoh.

Melintasi waktu hampir seabad, kumpulan cerita ini mengajak kita menyelami kisah pilu masyarakat miskin yang hidup dalam penderitaan akibat penyakit dan kelaparan. Dengan latar tempat yang beragam, kisah-kisah ini menyoroti satu kesamaan: nasib tragis kaum marginal yang terhimpit oleh berbagai bentuk penindasan.

Selain gambaran kondisi sosial yang tragis, pembaca juga akan berjumpa dengan karakter-karakter yang tak kalah menyedihkan. Ada yang bermuka dua, menyerah pada keadaan, kehilangan kewarasan, atau bahkan terbelenggu oleh nafsu materi hingga melupakan segala nilai kemanusiaan. Desakan ekonomi yang begitu berat, di mana kebutuhan hidup mendesak, membuat mereka terjebak dalam lingkaran setan dan melakukan segala cara untuk bertahan hidup. Pikiran untuk mengakhiri hidup pun kerap kali menghantui mereka.

Hati saya benar-benar hancur setelah membaca cerita ini. Penulis berhasil melukiskan penderitaan tokoh-tokohnya dengan sangat hidup sehingga saya seakan ikut merasakan setiap derita yang mereka alami. Kehidupan mereka yang penuh kesengsaraan membuat saya bertanya-tanya, apakah hidup mereka benar-benar memiliki arti? Mereka hidup dalam kesendirian yang begitu mendalam, seolah tak ada yang peduli dengan keberadaan mereka.

Tapi, di balik semua kepedihan itu.. ternyata masih ada yang berusaha untuk bertahan hidup. Masih ada yang berusaha untuk melanjutkan sekolah di tengah kemiskinan yang merajalela. Masih ada yang memupuk harapan untuk bisa hidup dengan lebih baik di waktu mendatang.

Buku ini cocok untukmu yang suka dengan genre klasik dan fiksi sejarah.
Profile Image for Ariani15d.
81 reviews
Read
January 11, 2025
Sesuai dengan judul, isi ceritanya dark semua 🥲

Membaca cerita di bagian awal yang cukup panjang buatku agak menyiksa, karena rasanya seperti terpenjara, sama dengan latar tempat pada cerita.

Yang aku suka dalam buku ini, porsi cerita dari POV laki-laki dan perempuan cukup seimbang (karena seperti yang kita tahu pihak yang banyak mengalami penderitaan di masa penjajahan adalah perempuan).

Tapi, sebenarnya terdapat juga cerita yang benar-benar memperlihatkan penderitaan perempuan di masa penjajahan, yaitu cerita berjudul Garam, yang rasanya sengaja diletakkan menjadi cerita penutup dalam kumcer ini. Gila sih, sakit banget ceritanya 🥲

Recommended dibaca untuk tahu cerita tentang Korsel, biar gak cuma tahu kehidupan Korea yang sekarang terlihat indah dari layar kaca 👍
Profile Image for Balqis Abdillah.
84 reviews3 followers
May 21, 2025
Buku ini terdiri dari 6 cerita pendek klasik dari penulis yang berbeda. Menariknya cerita yang diangkat jarang sekali ditemukan menjadi nilai tambah buku ini. Mulai dari cerita dalam sel penjara, cerita seorang perempuan yg bernasib malang, dan masih banyak lagi.

Selain itu, cerita dalam buku ini memiliki banyak sekali makna kehidupan yang bisa dipelajari untuk masa sekarang, betapa sadis dan pilunya kehidupan korea pada masa itu. Karna isinya juga adalah gabungan dari cerpen, membuat pembaca tidak bosan dan penyelesaian konflik mudah diterima. Rate pribadi dari aku ⭐️5
Displaying 1 - 18 of 18 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.