Jump to ratings and reviews
Rate this book

TwiRies: The Freaky Twins Diaries

Rate this book
“Apa sih bedanya kalian?” tanya orang kesatu.
“Nah, kalau mata Evi itu belo-belo sipit. Kalau saya sipit-sipit belo,” jawab Eva dengan bersemangat.

“Apa sih bedanya kalian?” tanya orang keseratus tujuh.
“Evi belo, saya sipit,” jawab Evi dengan tangan mengetuk-ngetuk tak sabar.

“Apa sih bedanya kalian?” tanya orang ketiga ribu tiga puluh dua.
“Belo, sipit,” kata kami dengan muka datar dan memberi jawaban yang tidak menjelaskan sama sekali.

“Apa sih bedanya kalian?” tanya orang kesatu juta delapan ratus ribu empat puluh sembilan.
Menyipitkan mata. “....”

Hal-hal yang membuatmu penasaran sama si kembar, seperti, “Mereka pernah bertukar sekolah?”
“Pernah bertukar pacar?”
“Atau punya telepati?”

Temukan jawabannya di buku ini.

304 pages, Paperback

First published May 23, 2014

5 people are currently reading
109 people want to read

About the author

Eva Sri Rahayu

24 books121 followers
Menulis thriller, romansa, dan chicklit. Menyukai kucing, dandelion, dan warna hijau. Margaret Mitchell dan Scarlet O'Hara adalah inspirasinya.

Buku:
1. Voice from the Past (Gramedia Pustaka Utama, 2019)
2. Playing Victim (NouraBooks, 2019)
3. Parade Para Monster (Clover, 2017)
4. TwiRies - The Freaky Twins Diaries (deTeens, 2014)
5. Love Puzzle (Teen@Noura, 2013)
6. Dunia Trisa (Stiletto Book, 2011)
7. I'm Not an Underdog (Bukupop, 2006)

IG: @eva.srirahayu

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
63 (43%)
4 stars
55 (38%)
3 stars
24 (16%)
2 stars
2 (1%)
1 star
0 (0%)
Displaying 1 - 30 of 34 reviews
Profile Image for Eva.
Author 24 books121 followers
Read
January 23, 2015
Dua impian kami tercapai dalam buku ini. Punya karya bersama dan jadi penulis komik--meskipun baru sisipan ^^V
Apalagi ini mengisahkan tentang dunia nyata kami, bukan rekaan tetapi tetap penuh dengan imaji.
Bahagia bisa berbagi dunia dan pengalaman dengan kalian.
Selamat bertualang di dunia kembar kami.
Profile Image for Evi Rezeki.
Author 7 books34 followers
Read
June 6, 2014
Selamat datang ke dunia kembar kami ^_^
Profile Image for Lily Zhang.
Author 18 books12 followers
July 17, 2014
Apa sih bedanya kalian?

secara pribadi, seingat saya (soalnya pelupa) saya belum pernah bertanya hal seperti itu, palingan, "Eva kembar tiga yah?"

yah kebetulan banget, pernah lihat fotonya teteh Eva yanh mukanya kembar bareng si kembar, loh? hahah alias mirip bingits.

anyway, buku ini sengaja pesen khusus biar dapat cap bibir rasi, loh (sekali lagi)?

serius, saya baca buku ini gak mau berenti (salahkan eva dan evi) soalnya dengan terpaksa saya kasitau kalau buku ini terlalu menarik untuk dipending baca. Bahkan buku itu saya bawa ketika ada acara di luar kota, alhasil (karena ada unsur komik) saya dikira penggemar komik (malu karena udah merasa tua).

tetapi isinya, membuat saya nggak malu bahkan mungkin dengan bangga bilang, "ini kisah temanku ditulis dengan sangat menarik, you must read!!"

cerita tentang sepasang kembar dengan sederetan kegalauan, kesenangan, dan keterikatan satu sama lain. pokoknya nggak selebay bayi kembar yang terpisah, ketuker, atau kembaran yamh tiba2 muncul deh. kocak habis. hehe... semua yang baca bakal langsung bilang, "yah kok habis." saat berada di akhir cerita. pssst.., saking mau lanjutannya lebih panjang lagi dan lebih kocak lagi.

kayak eva dan evi bisa komedian juga, kapan buku super komedi keluar? hehe... bercanda.

yang baca review, YOU MUST READ! rugi kalau gak baca, ayo ke toko buku :D *senyum lebar.

btw, happy birthday Twin ;)
Profile Image for Rohyati Sofjan.
6 reviews2 followers
August 8, 2014
TERNYATA seru juga jadi anak kembar!
Baca Twiries, the Freaky Twins Diaries karya Eva Sri Rahayu dan Evi Sri Rezeki bikin saya yang kepo jadi tambah ilmu. Ilmu perkembaran, hihi….
Emang, pada dasarnya sebagai orang awam yang gemes pada insan kembar, ternyata saya pernah juga melakukan hal-hal tabu seperti yang banyak dikupas dalam buku Twiries. Soalnya, kembar bagi saya merupakan insan langka dari milyaran umat manusia sedunia. Di kampung Cipeujeuh ini saja dari ribuan jiwa penghuninya, cuma ada empat pasangan anak kembar yang saya kenal!
Pasangan pertama yang saya kenal adalah keponakan teteh ipar. Waktu itu mereka masih 5 tahunan, Winda dan Windi. Imut, lucu, dan gemesin tentunya. Dan sebagai adik, entah mengapa Windi lebih galak. Kayak Evi, ya. *Disambit dodol*
Jujur saja, pada mulanya saya sulit membedakan mereka, butuh waktu lama untuk terbiasa dan bisa mendeteksi perbedaan agar gak salah sebut nama. Bangganya, wuih, kala bisa menyebut nama mereka dengan tepat sampai orang lain di luar keluarga kami heran. Kayak disodori permainan cocok gambar, gitu. *Digetok panakol bedug*
Namun sekarang, setelah mereka tumbuh besar dan saya sangat-sangat-sangat jarang atau boleh dikata tidak berinteraksi lagi dengan pasangan kembar itu, saya nyerah untuk membedakan mereka. Ilmu cocok gambar zaman dulu sudah lama menguap ditelan masa. Dan kalau mereka pas berdiri tepat di depan saya, paling juga saya cuma bisa bengong. *Kian error!*
Inilah sahibul pembuka ala saya mengenai keunikan anak kembar. Dan sebelumnya saya pengen uyek-uyek Evi sampai lecek saking gemasnya gak bilang-bilang bagian dari dunia perkembaran. Iya, sudah lama kenal Evi berkat komunitas Mnemonic Genk Mnuliz, Bandung, yang domotori Ralian Bahar, Afnaldi Syaiful, dkk. Saya dan Evi pernah kopi darat di Wabule (Warung Buku Lesehan) Jalan Imam Bonjol yang teduh dengan rimbun pepohonan.
Evi cantik, deh. Imut, modis, dan gemesin. Rambutnya panjang sebahu. Lalu di pertemuan kedua malah potong rambut seleher. Saya pikir doi lagi patah hati dan pengen move on dengan jalan ngebabat rambut sendiri (daripada rambut orang, hehe). Namun Evi ternyata menyimpan rahasia terbesar. Entah mengapa identitasnya sebagai anak kembar tidak dibahas di milis Mnemonic, dan saya tahunya Evi cuma punya seorang kakak perempuan bernama Yuniska doang. *Kasihan Eva diumpetin :p*
Bagian itu saya peroleh jawaban dari halaman yang bahas soal pergaulan Evi dan Eva yang beda dari cerita teman-teman mereka di bagian BUY ONE GET ONE FREE.
Okelah, sejak punya modem Smartfren dan bisa leluasa menjelajah dunia maya, saya baru tahu Evi punya saudara kembar! Saya pengen protes karena: meski sudah dianggap dekat kok tidak diberi tahu. Dan baru-baru ini sempat interogasi Evi via Twitter, apakah pernah dikerjain Evi dan Eva? Ih, parno banget. Syukurnya kata Evi enggak. Entah enggak tega ngerjain atau enggak sempat karena kami cuma dua kali ketemuan, hehe.
Baca deh, Twiries, kamu akan tahu bagaimana gokilnya mereka dalam hal ngerjain orang. Saya yang khatamin buku setebal 304 halaman itu banyak geleng-geleng kepala, gemas plus heran dengan aneka polah mereka yang ngejubileh ajaibnya. Sudah kembar, unik, suka aneh tapi nyata pula.
Gimana enggak ngakak kala baca kisah mereka yang pernah nekat tukaran sekolah dan alami kejadian konyol bin lucu plus deg-deg plas apakah akan ketahuan para siswa dan guru! Nekat banget si kembar itu!
Tapi asyik juga, ya. Asyik bisa bertukar peran, meski pada akhirnya akan gimana gitu kalau ketahuan, hehe. Baca deh, kutipan di bawah ini mengenai aksi tukaran sekolah meski cuma sehari saja, ini kisah Eva si lembut anggun:
Mulailah petualangan saya di sekolah Evi yang dibuka dengan adegan klise, terlambat masuk dan ditahan guru BP ala cerpen zaman dulu. Saat masuk kelas, saya ditatap dengan pandangan penuh tanda tanya, tanda seru, dan tanda baca lainnya oleh teman-teman Evi. Sepertinya, mereka curiga kalau saya murid yang menyamar. Atau perasaan saya saja, sih. Biasalah, yang punya dosa. Adrenalin saya maksimal. Takut ketahuan, terus diusir. Ketika sedang dilema antara terus berdiri di depan pintu kelas dengan ekspresi tolol tetralogi atau asal duduk di bangku kosong mana pun, mata saya bertatapan dengan seorang cewek. *Selanjutnya baca deh, Twiries biar bisa nuntasin kepo :p*
Kisah Evi, si tomboi badung itu tak kalah ngenes:
Ada satu kendala berat dalam perjalanan ini. Di sekolah Eva, banyak banget teman SMP saya. Beberapa malah teman akrab. Susah juga ternyata berakting di depan mereka. Mau bagaimana lagi. Mereka pasti tahu kalau itu adalah saya.
Teman: *menepuk bahu* Hai, E…va. Eh, Evi!
Evi: *berkedap-kedip* Eva.
Teman: Evi, ah! Eva ‘kan suka pake anting!
Deng! Saya lupa pakai anting. Dasarnya saya emang lebih tomboi dari Eva. Kami sama-sama nggak suka perhiasan, tapi Eva lebih tahan pakai anting ketimbang saya.
Sesampainya di kelas, beberapa teman yang disinyalir sahabat Fva muai mengerubuti saya. Beberapa menampakkan ekspresi super kaget. Ada yang sampai menganga, ada yang sampai ngiler (langsung becermin, memang secantik itu saya, ya?), atau wajahnya langsung cengok parah gitu. *Selanjutnya, bisa cari tahu sendiri gimana ngenesnya Evi di buku Twiries, hihi….*
Kayaknya jarang ada buku yang bahas kisah kembar secara pelit (personal literature), Twiries dengan murah hati berbagi kisah-kisah klasik nan unik tentang kehidupan anak kembar itu gimana. Ternyata perbedaan membuat kebanyakan orang otomatis membedakan atau suka cari-cari perbedaan dalam diri mereka yang berbeda. Dan ternyata banyak pula tanya yang dilontarkan pada mereka. Sesuatu yang bikin Eva dan Evi bete. Ehm, siapa yang tidak bete kalau diajuin silly question yang itu-itu mulu dan kerap banget, coba.
Jadi ingin iseng betein Eva dan Evi dengan tambahan silly question yang tidak dibahas dalam Twiries, hihi. “Napa gesture kalian di trailer film Twiries di bawah ini bisa sama dan kompakan? Bikin gemas saja! Pakai latihan atau sudah bawaan?” Tuh, ‘kan, kira-kira Eva dan Evi akan mangkel enggak? Tadi kala nonton sempat ngakak dan heran. Amboi, gaya si kembar memang memesona, kelihatan ekspresif!
Bicara soal silly question yang seabrek mencekoki kehidupan Eva dan Evi. Jadi kagum pada upaya Eva yang bela-belain cari info di internet kala ditanya soal golongan darah anak kembar, meski Evi ngambek dan manyun-suranyun. Eva memang manis, namun kemanisannya bisa menguap jadi sadis bareng Evi kala dicekoki pertanyaan lanjutan, “Di antara kalian siapa kakaknya siapa adiknya?”
Ah, untung saya tak pernah ajuin pertanyaan gitu. *Usap leher :v*
Seru banget baca kisah kembar, memang sih bukunya bukan untuk panduan bagaimana perangai si kembar atau psiokologi menghadapi anak kembar. Bukan juga buku yang menjelaskan bagaimana dunia anak kembar. Bagi Evi, buku ini hanya menjelaskan dunia saya dan Eva. Dunia kecil kami. (Hal. 13)
Meskipun demikian, Twiries memaparkan banyak hal unik dalam kehidupan anak kembar. Bagaimana Eva dan Evi pernah terjebak kisah cinta monyet yang malu-maluin pada cowok sekelas di SD mereka. Kadi Oktavianto, namanya. *Sekalian bantu cariin Kadi lewat tulisan ini*
Duh, bagaimana bisa gara-gara seorang Kadi, Eva dan Evi jadi saingan, hihi. Dan Kadi, yang mungkin bingung, malah memilih dekat dengan Eli teman mereka. Itu belum seberapa, lepas dari masa SD, kala remaja sampai dewasa juga kisah asmaraloka mereka layak ditetralogikan dalam kitab supertebal! syukur alhamdulillah, pada akhirnya mereka beroleh jodoh. Semoga tetap harmonis bareng pasangan, ya, aamiin….
Baca Twiries banyak asyiknya. Sudah tebal, gaya berceritanya juga ringan mengalir. Jadi bisa tahu bagaimana kemajuan Evi tersayang. Padahal dulu parah banget tulisannya secara gramatika, waktu telah mendewasakan seorang Evi hingga tulisannya pun ikut matang, dan sebagai teman lama turut bangga pada pencapaian Evi yang sudah menerbitkan novel solo. Terima kasih karena Eva telah mendampingi Evi dalam peran besar kalian.
Senang karena di bagian dalamnya banyak sisipan komik yang bisa membantu ilustrasi cerita, menambah warna. Sampai Astri anak temanku yang sobat kecil Palung pun penasaran. Rebutan Twiries bareng Palung. Ehm, sebenarnya cuma untuk aksi, doang, hehe. Tapi Astri pengen baca juga. Komiknya dulu. Baru kelas 1 MI (Madrasah Ibtidaiyah). Palung malah belum sekolah, belum genap 5 tahun tidak akan diterima TK sini.
Olala, Eva dan Evi, baca Twiries membuat saya sadar akan kekayaan warna hidup ini. kalian kembar dan kalianlah yang membuat pilihan akan bagaimana mewarnai dunia dengan karya yang bermanfaat bagi sesama. Mencerahkan pula. Ya, semoga Twiries bisa menjawab sekian silly question yang kerap diajuin orang atau bahkan kalian ajukan satu sama lain.
Banyak banget bagian yang saya suka dari Twiries. Penyusunan tata letaknya pun apik. Ehm, Penerbit Diva Press benar-benar serius menggarap kisah kembar Eva dan Evi. Saya yang baru kali ini baca buku terbita Diva Press jadi salut. Apik penyajian dan bahasanya. Sampa EYD pun diperhatikan betul. EYD merupakan patokan saya dalam memilih buku berkualitas, selain isi dan gramatika. Agar gak pusing bacanya, gitu.
Dalam bagian 1 SERUPA KITA, ada bagian yang langsung menendang! Mengenai perbedaan dalam kehidupan anak kembar. Pernah becermin dan menemukan wajahmu ada dua? empat bola mata yang memandang sosokmu lekat-lekat, dengan gerakan dan ekspresi yang hampir serupa. Yang satu sosoknya terang dan yang lain agak gelap seperti bayangan. Mungkin bayangan itu menyeringai, mungkin terkikik, atau menangis sesenggukan? Tenang! Ini bukan cerita horor, tapi kisah nyata tentang anak kembar. (Hal. 19)
Bagian 2 TWIN LOVE membahas soal asmara yang ternyata bisa heboh juga. Bagaimana Evi dan Eva tak bisa terpisahkan. Ketika yang satu berpasangan, yang lainnya pun ikutan; ketika yang satunya putus, yang lainnya malah ikut ngejomblo atau dikomporin untuk ikut putus. Paling sering sih Evi yang angotan gonta-ganti pacar. *Ngacir naik sapu terbang Pipiyot*
Daaan… ada bagian akhir dari tiga bagian yang sukses membuat saya terharu-biru. DARI BELAHAN UNTUK BELAHAN menyadarkan saya bahwa sebagai anak kembar mereka ternyata tak terpisahkan. Bersyukur terlahir kembar meski kadang sebal juga.
Baca surat cinta masing-masing, dari Eva untuk Evi dan dari Evi untuk Eva, sukses membuat saya luluh pengen ngemil es krim cokelat campur stroberi plus kue lapis tepung beras. Legit dan manis banget. Melelehkan hati karena seakan ditulis dari kedalaman jiwa. Iya, saya kutipkan bagian favoritnya di sini, ternyata Evi puitis juga sekaligus filosofis:
Chaka Pumpkin Caterpillar,
Kita telah mengalami proses yang panjang dan berdarah untuk sampai pada sebuah penerimaan. Kita yang bertumbuh dan saling mendewasakan. Barangkali masih sesekali terasa memuakkan jika ada yang memperbandingkan, lebih seringnya kita abaikan. Kita yang kembar ini, acap kali membangkitkan keinginan superior banyak orang. itu yang pernah kau katakan yang kemudian kuaminkan. Mereka adalah yang merasa mengenal kita lebih dalam, merasa bisa mengakrabi kita, memperlihatkan pada dunia menjadi satu di antara kita. Biarkan sajalah, kita toh tidak pernah terpecah dan lebih sering menikmatinya sebagai hiburan.
Kau tahu,
Kadang kita ingin memiliki dunia yang berbeda, tak saling menjamah. Antara kita selalu ada dunia sunyi yang rapuh. Menyisipkan keheningan agar kita sedikit merasa tak utuh. Mungkin kau pikir karena kita ingin punya ruang sendiri. Jika kuresapi, jarak hanya membuat kita belajar untuk mandiri. Kita berjalan di bumi yang sama, menikmati langit yang sama, sampai nanti kita berpindah dunia. Jika sampai pada waktunya, aku tidak mau ditinggalkan. Ah, sudahlah, memikirkannya membuat ulu hatiku terasa nyeri.
Duh, Evi bikin saya pengen ambil tisu. Hiks. Betapa erat dan dekatnya kalian. Persaudaraan sekaligus persahabatan yang semoga abadi. Kalian telah saling berbagi ruang dalam rahim ibu. Lahir dan tumbuh untuk berbagi sekaligus dibagi dunia, bagaimanapun perbedaan di antara kalian tetaplah merupakan satu: sepasang kembar tak terpisahkan sebagai kesatuan! Ciptaan Allah Yang Maha Rahman!
Tabik….
Limbangan, Garut, 8 Agustus 2014



Profile Image for Cindy Pricilla.
Author 4 books13 followers
July 25, 2014
TwiRies: The Freaky Twin Diaries. Dari judulnya saja memang sudah menggambarkan isi buku ini banget.

Oke, walaupun kenal sama kedua penulisnya--Teh Evi teman seangkatan di Kampus Fiksi 3, Diva Press. Teh Eva kenal dekatnya sih baru, cuma udah pernah ketemu dulu pas KF 3 dan udah tahu kalau kembarannya Teh Evi--tetap harus review objektif.

Hal-hal yang disuka dari buku ini:
- Komiknya lucu. Kreatif! Visualisasinya juga bagus dan mudah dimengerti. Fyi, sebenarnya aku paling nggak suka baca komik. Tapi kalau TwiRies ada full komiknya sepertinya mau baca.
- Dari buku ini jadi tahu hal-hal tentang suka-dukanya jadi anak kembar. Kontennya menarik dan berbobot. Bahkan ada tips menggebet dan mempunyai pacar anak kembar loh! Hihi
- Gaya menulisnya mengalir. Enak dibaca sampai-sampai nggak sadar udah mau abis (nagih sekuelnya). Teh Eva dan Teh Evi tulisannya juga melebur dan menyatu banget.
- Suka banget sama surat Dari Belahan untuk Belahan. Prefer surat cinta dari Teh Evi karena lebih puitis. Tapi puisi Serupa Kita-nya Teh Eva juga bagus. *brb minta ajarin bikin puisi*
- Dan ternyata di ucapan terima kasihnya ada nama aku. #PentingBanget hihi makasih Teh^^

Hal-hal yang kurang suka dari buku ini:
- Covernya kurang rame backgroundnya, aturan jangan polos. Tapi yah, setidaknya warna hijau. Warna favorit Teh Evi (apa Teh Eva juga?), pokoknya motor, helm, jaketnya Teh Evi warna hijau semuaaa. Kalau masalah layout sudah rapi dan bagus.
- Kayaknya ceritanya kurang banyak, cerita pas nikahannya Teh Eva dan Teh Evi nggak ada hehe. (Nyesel nggak datang ke resepsinya Teh Evi, padahal udah di Bandung waktu itu)
- Hm, apa lagi, ya, udah kayaknya.

Surat untuk Twin Evil eh Twin Angel:

Dear Teh Epa dan Teh Epi,
Senang bisa kenal sosok kembar identik yang inspiratif seperti kalian. Aku belajar banyak dari buku ini. Belajar tentang hal-hal untuk tidak saling membedakan, selalu bersyukur, dan memaksimalkan potensi diri.
Bahwa "Setiap individu akan bersinar dengan caranya sendiri".
Terima kasih telah menulis buku dari hati, karena apapun yang dari hati akan sampai ke hati. Membacanya jadi pengen punya kembaran, mungkin namanya jadi Candy. Candy-Cindy. Haha oke ngayal.

Pokoknya ditunggu TwiRies series yang lainnya. Dan penasaran sama buku Love Puzzle-nya Teh Eva, harusnya sekalian beli kemarin. Trims juga ttd dan foto-fotonya.
Oh ya, jangan bosan-bosan kalau aku main dan nginep lagi di rumah kembar! Masakannya Teh Evi enak loh. :))
Salam kangen buat Rasi, si anak kucing Mama Eva yang cantik. Oh ya, buat Miura, Miusi, Miupa, Miupi. Sekarang aku tahu kepanjangannya apa. Miura Miusi, miu (kucing)-nya Rasi. Miupa Miupi kucingnya Teh Epa, Teh Epi. :'D

Miu Miu,
Cindy Pricilla.
Profile Image for Perpustakaan Dhila.
200 reviews12 followers
July 25, 2014
Terakhir membaca personal literature sekitar setahun lalu. Waktu itu saya lagi semangat-semangatnya membaca karya-karya Raditya Dika. Bahkan kalau diingat-ingat, saya jarang sekali membaca pelit yg ditulis oleh perempuan--bahkan yg ini buy one get one free*eh.

Membaca buku ini saya jadi ingat dengan Arel dan Deril, tokoh kembar imajinasi yang saya tulis. Haha. Saya jadi ingat Ikhsan dan Ikhwan, teman les saya saat SMA--dan salah satunya pernah dijodoh2kan dgn saya *ahak. Dan saya ingat Itha dan Rista, sahabat2 kembar saya sejak masuk kuliah sampai sekarang. Ketiga kembar itu seperti Eva dan Vi: seperti batu dan permen. :)


Dari SD saya selalu merasa ajaib dengan anak kembar, apalagi yang identik. Saya pernah punya angan-angan--bahkan sampai sekarang--kelak bisa punya anak kembar. ahak.

Buku ini segar, kocak, dan menghibur pastinya. Banyak informasi soal si kembar yang akan kalian dapatkan. Bagaimana kehidupan si kembar, bagaimana soal persaingan terselubung mereka, bagaimana tidak enaknya selalu dibandingkan, bagaimana mereka saling mendukung dalam segala hal, bagaimana lika-liku kehidupan mereka, dan bagaimana mereka hidup sebagai 'satu jiwa dalam dua raga'.

Kalian harus baca, sebab kalian harus tahu, bahwa anak kembar sama halnya dengan anak-anak biasa lainnya. Masing-masing individulah--termasuk kamu, termasuk kita--yang menjadikan dirinya istimewa. :)
Profile Image for Yuni Ananindra.
Author 1 book4 followers
June 17, 2014
Sebelumnya, saya mau ngucapin terima kasih atas kadonya... :)

TwiRies ini barangkali juga bisa menjadi jawaban atas pertanyaan-petanyaan saya terhadap dunia orang kembar, meskipun setiap pasangan kembar juga punya suka-dukanya masing-masing. Tapi setidaknya, saya jadi tahu hal-hal umum apa yang biasanya dialami oleh pasangan kembar, misalnya sering ditanyai tentang perbedaan fisik dan karakter, mana adik-mana kakak, dan beberapa pertanyaan lain yang mungkin bisa ditanyakan ratusan kali. Saya juga bisa membayangkan bagaimana geregetannya mereka menerima pertanyaan yang sama secara berulang-ulang.

Sejak membaca beberapa halaman awal, saya bisa menilai bahwa buku ini lucu! Dan benar saja, saya mesem sendirian sejak awal hingga akhir. Beberapa ceritanya memang mengharukan, tapi tetep saja jatuhnya lucu. Kadang gemes juga baca bagian-bagian yang menceritakan tentang kejahilan mereka. Ajaib! v^^ Dan pastinya, buku ini akan bikin betah karena dilengkapi dengan ilustrasi dan komik yang menghibur.

Gaya penulisannya ringan dan mengalir. Meskipun terpengaruh oleh gaya penulisan di media sosial, buku ini tetap enak dibaca. Keren!

Sepertinya, asyik juga punya saudara kembar... ^^
Profile Image for Carolina Ratri.
Author 26 books40 followers
July 29, 2014
Yang bikin buku ini unik, tentu saja, karena ngebahas kehidupan penulisnya, yang kembar. Tentang gimana kehidupan mereka sebagai kembar, gimana kompaknya mereka ngerjain orang, apa yang menjadi twin miracle curse, apa yang menjadi twin miracle bless :D ... dan tentu saja, pertanyaan-pertanyaan wajib yang selalu mereka dapatkan dari orang-orang yang ada di sekitar mereka.

Buku ini menjadi buku yang ringan, lucu dan renyah. Cocok dibaca dan dibawa selama liburan kayak begini. Karena bacanya, tentu saja, dengan santai. Ga perlu mikir terlalu berat. Dan yang pasti, awas, bisa bikin cengar cengir sendiri :D

... dan.. Aaaaaaakkk!!! Baru nyadar ada nama saya di halaman terima kasih. Itu nama saya kan? Carra yang saya kan? Ada berapa nama Carra yang Teh Eva Evi kenal ya, btw? *takut ke ge er an* Pertama kalinya ada nama sendiri di buku orang T___T saya jadi lumer meleleh. Huhuhu... *peluuuuuuuuukkk*

Will review more in my blog :D
Profile Image for Dion Sagirang.
Author 5 books56 followers
July 20, 2014
Tamat.

Ini rekor, menghabiskan buku ini tiga malam berturut-turut, dibaca menjelang tidur. Cokelat panas sialan yang kadar kafeinnya kayaknya lebih banyak ketimbang mocca, sehingga saya didera masalah kesulitan tidur, padahal paginya harus ngerjain tugas. Tapi, rasanya tidak masalah ketika ditemani buku ini.

Lucu. Ada banyak bagian yang bikin senyum dan bahkan ketawa, ditambah komiknya yang makin tambah lucu.
Catatan bagian pertama, beberapa kalimat yang ditulis buat melucu jatuhnya malah garing. Padahal, kelucuan di sana sudah ada tanpa penambahan.
Bagian kedua dan selanjutnya, cerita semakin menarik dan realistis. Kelihatan sedikit dewasa. Apalagi bagian surat cinta. Saya sangat sangat suka sama surat yang ditulis Epii. Diksi yang dipakai keren banget. Kagum...

Satu lagi, kok bukunya kayak ada yang kurang. Barangkali ceritanya kurang banyak. Kayaknya bakal ada sekuelnya, nih.

3 bintang buat ceritanya dan 1 bintang buat komiknya.
Profile Image for Vanda Kemala.
233 reviews68 followers
June 9, 2014
Bisa dibilang, buku ini semacam semi autobiografi dari si kembar Eva Sri Rahayu - Evi Sri Rezeki. Semi karena ini cerita soal suka duka perjalanan hidup mereka sebagai manusia kembar. Mereka saling bercerita, sekaligus menggambarkan seperti apa enak dan nggak enaknya jadi anak kembar. Termasuk cerita yang (mungkin) nggak pernah dibayangkan sama mereka yang bukan kembar.

Yang bikin menarik, ilustrasinya! Serasa baca komik. Jadi nggak monoton karena cuma baca cerita hidup mereka. (psstt, beberapa ilustrasinya aku warnai sama pensil warna, lho.)

Sebagai sesama kembar, baca buku ini semacam berkaca ke diri sendiri. Di beberapa cerita, sempat senyum-senyum sendiri, merasa mengalami cerita yang sama, hehehe.

Bukan berarti menganggap kembar itu istimewa, tapi bagi saya, kembar itu seperti punya dunianya sendiri, yang sulit dipahami orang lain.

Profile Image for sirafiya.
15 reviews1 follower
June 16, 2014
Gue termasuk orang yang "kepo" banget sama anak kembar, karena gue bukan anak kembar. XD

Tapi, sebagai orang yang terlahir bukan jadi anak kembar, gue bener-bener kepo dengan kehidupan anak kembar. Mereka suka risih nggak sih kalo kita punya seseorang yang mirip banget sama diri kita sendiri? Kayak apa sih dunia anak kembar?

Nah, TwiRies ini jawabannya! :D

Personal Literatur yang menarik banget, bikin nggak bisa lepas semenit pun. Dan parahnya... BIKIN GUE SENYUM-SENYUM GAJE! XD Karena gue jadi mikir, oke, gini toh ya dunia anak kembar. Asli, absurd banget. XD Plus, ilustrasinya yang lucu banget bikin betah bacanya. Makin kebayang deh gimana suka duka dan serunya jadi anak kembar.

Buku ini gue rekomen banget buat yang "kepo" sama anak kembar. Silakan masuki dunia absurd si kembar Eva dan Evi ini. Dijamin keikut absurd! XD
Profile Image for Arintya Widodo.
60 reviews31 followers
June 27, 2014
“Ini novel apa komik, sih?”

Pertama kali membaca buku ini, jujur saja saya bingung. Dan pertanyaan di atas selalu terngiang saat saya membaca lembar demi lembar dari buku karya penulis kembar ini.

Ah, iya.

Penulis buku ini kembar.

Melalui novel eh, komik eh, buku Twiries ini si kembar Eva dan Evi seakan menuntun saya bahwa kembar itu memang tidak sepenuhnya sama dan tidak sepenuhnya berbeda. (Nah lho…)

Jadi, ini novel atau komik?

Menurut saya ini bukan novel dan juga bukan komik.

Melainkan diari dari si kembar Eva dan Evi.

Unik, lucu dan ah…

Saya jadi membayangkan bagaimana asyiknya punya kembaran. :D

Sukses Kak Eva dan Kak Evi!^^

*sambil ngamatin yang mana Kak Eva dan yang mana Kak Evi*
Profile Image for Agustina Jayanti.
1 review
July 12, 2014
Buku ini mengingatkanku pada seseorang yang benar-benar kembar identik...satu kembar waktu jaman kulliah dan 1 kembar saat punya pacar eeyaaa...kadang waktu aku liat anak kembar saling berpandangan aku pikir mereka lagi bertelepati lewat otak mereka >_<...entah mengapa tiap kali aku kenal orang kembar pasti mereka itu spesies yang amat sangat usil...


Tingkah anak kembar memang sangat asik untuk diikuti...dulu aku sempat berfikir saat berpacaran dengan anak kembar bagaimana kalo anak kembar itu mempunyai selera cewek yang sama, Alamak pasti aku akan direbutkan (plak) xixixixixixixi good luck untuk para kembar yang cantik-cantik dan cakep-cakep semoga kalian tidak selalu ditanya "Apa beda kalian?" kwkwkw :D
Profile Image for Langit Amaravati.
Author 12 books22 followers
July 13, 2014
Well, salah kalau ada yang bilang menulis pelit bergenre komedi itu gampang. Sebuah buku, yang ide-idenya diinduksikan melalui kata-kata selalu kesulitan untuk membuat orang tertawa karena tidak ada mimik muka dan intonasi suara. Apalagi jika itu personal literature, pengalaman yang bagi si penulis dan sebagian orang lucu, belum tentu lucu bagi sebagian lainnya.

Buku ini dengan berat hati saya beri bintang dua. But, overall, kontennya menarik meski sampai saat ini saya tidak bisa membedakan yang mana Evi dan mana Eva. Mungkin karena saya bertemu mereka secara terpisah, tidak bersamaan sehingga tidak bisa membandingkan. Ya ya ya, saya salah satu yang sering salah mention di twitter. :D
Profile Image for Napitupulu Rodame.
2 reviews2 followers
August 25, 2014
Kenapa saya kasi bintang 5, karena saya rasa ini buku yang unik, mulai dari cover, isi, cara penyajian, gaya bercerita dan semua yg ada di dalamnya termasuk si kembar yang menamai mereka freaky twin. Saya terhanyut dan benar-benar menjadi freaky setelah membaca buku twiries. Koq bisa? bisalah, karena saya dibuat bingung bahkan untuk membedakan evi dan eva, daya khayal saya menjadi freak. Benarkah mereka kembar atau jangan-jangan hasil kloning abad 21? dan banyak pertanyaan freak seputar kembar terlintas dibenak saya. Overall, i recommend this book to everyone who really like reality and honesty. Nice book :) keep writing girls!
Profile Image for Nikmal Abdul.
9 reviews
August 7, 2014
Nikmal kasih 5 bintang buat Mbak Kembar. Aaaa, bukunya seru banget! Kocak lagi. Nikmal aja baca buku ini kurang lebih 3 jam tanpa berhenti alias sekali baca langsung habis. Buku ini itu kayak buku diari mereka. Animasi komiknya juga bagus sehingga mampu meyakinkan dan membuat ceritanya menjadi bagus.

Jadi, gak ada salahnya kan ngasi 5 bintang?

"Maaf ya, Mbak Kembar, kalau lupa telat ngasi rating di Goodreads, untung aja ada Mbak Eva yang ngingetin."
Profile Image for Handiko P.
1 review5 followers
August 7, 2014
Satu kata : menghibur! buku personal literature berisi pengalaman kehidupan si kembar Eva dan Evi, ditambah komik kartun yang tambah menghibur dan fresh!

for me, aku suka dari segi cerita, banyak terselip makna-makna kehidupan yang dapat kita petik :)

cuma ada satu hal yang sedikit mengganggu : covernya. Untuk dress Eva dan Evi sewarna dengan background yang terlihat jadi warna mati. Tapi tidak sampai mengganggu membaca ^^

semoga sukses, hidup twins!
Profile Image for Geri Abdul Sukur.
1 review1 follower
November 6, 2014
jiga kamu biasanya menebak-nebak dari sepasang manusia yang disebut kembar, maka dalam buku ini diceritakan satu demi satu pernyataan yang muncul ketika melihat sikembar dan jawaban yg biasanya muncul, yang menarik dalam buku ini adalah kita diajak menyelami kehidupan dari sikembar.

kalo bagi saya sih menjadi kebanggan karena menjadi bagian dalam proses penulisan buku ini, minimal 3 halaman terakhir dari buku ini adalah "tulisan" saya mengenai kehidupan sikembar ^_^ -
Profile Image for Astripus.
6 reviews6 followers
Read
June 14, 2014
Novel dengan konsep personal literature ini menjawab segala macam rasa penasaran tentang anak kembar. Oh jadi begitu toh, sambil mengangguk-anggukkan kepala. Itulah yang saya rasakan ketika membacanya. Oya, novel ini pun ngga hanya berisi deretan kalimat saja, tapi ada pula ilustrasi komik dan games yang pasti jadi buat si pembaca ngga merasa bosen baca setiap halamannya. Yummy! :D
Profile Image for Desi Namora.
2 reviews3 followers
August 27, 2014
Ya, It's amazing. Cerita nyata tentang hidup si duo kembar yang dirangkum dalam sebuah buku 300 halaman, dan mungkin ini satu2nya. Kocak, ringan, dan dengan tetap menjunjung tinggi kejujuran dan kesederhanaan membuat pesan buku ini nyampe ke ati, ampe inget terus sama cemilan alien n zombie nya ckckckck,ditunggu seri selanjutnya kakak :)
Profile Image for Eryana Candra.
2 reviews1 follower
July 6, 2014
Buku gokil yang pernah aku baca, dari buku TwiRies aku jadi semakin mengerti sisi lain dari anak kembar. Dan ternyata memang nggk mudah tumbuh sebagai anak kembar tapi dari TwiRies ini aku jadi semakin ngerti kalau anak kembar sekalipun itu tetap berbeda :)
Profile Image for R. Maryana.
52 reviews1 follower
August 22, 2014
Aku kira ini novel. Ternyata personal literature. Lumayanlah bikin lebih waspada kalau menghadapi anak kembar (?) XD

Review seterusnya menyusul :3
Profile Image for Imatakubesar.
8 reviews3 followers
March 12, 2015
Pas saya baca buku Twiries-The Freaky Twins Diaries karya penulis kembar Eva Sri Rahayu dan Evi Sri Rezeki, mengingatkan saya pada awal pertemuan ketika mereka sedang berdua. Saat itu saya sudah kenal Evi hampir 1 tahun, sampai suatu hari melihat ketika mereka tengah bersamaan. Baru tahu ternyata dia punya kembaran. Sialnya, kata Eva, ternyata saya dan Eva pernah ngobrol, bisa jadi saat itu saya mengira Eva adalah Evi. Baca buku ini, mungkin saya salah satu tokoh yang tidak tahu kalau Evi punya saudara kembar , rasanya, mungkin, seingat saya, saya tidak pernah membandingkan mereka. Hanya mengamati apa yang membedakan mereka agar tidak salah menyapa. Awalnya sulit, lama-kelaman terbiasa juga dan semakin akrab dengan ciri khas masing-masing.

Ternyata setelah membaca diari mereka, meskipun secara fisik mereka sama, rupanya tidak dengan sifatnya. Saya fikir anak kembar semua unsurnya akan sama, apalagi ketika keduanya suka dunia seni teater dan menulis. Ternyata Evi punya karakter yang riang dan energik sementara Eva mempunyai karakter lebih lembut dan senang di rumah. Rupanya dua karakter ini yang menumbuhkan keduanya menjadi satu jiwa. Serunya menjadi anak kembar, mereka mempunyai dunia sendiri ketika menyatu. Seperti seseorang yang tengah berbicara dengan jiwanya sendiri, bedanya jiwanya ini hadir dalam bentuk fisik. Ini bisa jadi kekuatan hidup yang unik dan menarik. Karena keduanya akan saling memelihara seperti menjaga hati dan tubuhnya sendiri.

Masuk pada dunia saudara perempuan kembar itu memberi banyak warna pada hari-harinya. Terutama lingkungan disekitar mereka yang memandang sosok kembar menjadi terlihat unik, apalagi yang unik karena ada 2 tubuh dengan ciri yang sama. Apalagi ketika kembar itu ber-gender perempuan. Seringkali perempuan sering menjadi objek penilaian secara fisik, baik dari postur tubuh, karakter muka, bahasa tubuh dan penampilan keseluruhan. Jangankan kembar, adik kakak perempuan saja seringkali menjadi objek penilaian fisik dan rasanya tidak enak. Kebiasaan orang membanding-bandingkan seolah hal yang lumrah dan menyenangkan, tapi bagi yang dinilai bisa menimbulkan mental bersaing dan memperkeruh hubungan persaudaraan. Urusan fisik pada dunia perempuan terbilang sensitif dan lambat laun bisa memberi banyak pengaruh pada urusan kepribadiannya.

Pengalaman Eva dan Evi dituliskan dengan nuasa yang lucu dan ringan. Tiap lembar kita bisa melihat gambaran kehidupan mereka dari komik dan ilustrasi yang asik, dalam kehidupan nyata seringkali saya suka melihat mereka berdua pun berbicara seolah berada dalam dunia anime dan agak-agak dramatis. Tapi tidak ketika mereka berpisah. Tulisan tidak hanya pengalaman mereka tapi lengkap dengan dialog dan adegannya. Jenis huruf yang digunakan seperti tulisan tangan yang memberi kesan ringan dan berdialog dengan pembacanya. Mari masuk dan memahami dunia twin mereka yang ajaib.
Profile Image for Feti Habsari.
43 reviews9 followers
March 17, 2016
Buku karya teh Evi dan teh Eva ini adalah buku personal literatur yang mereka tulis dengan harapan bahwa dengan adanya buku ini bisa membuat semua lebih simpel. Jadi pas ada yang bertanya lagi, tinggal dijawab: "Baca aja di buku kami." Its so simple.

Di dalam buku ini banyak menguak kisah sekaligus perasaan dari si teteh kembar. Mulai dari persoal beda. Pertanyaan "apasih bedanya kalian?" itu kayaknya udah distampel di jidad setiap orang yang menatap mereka lekat-lekat dengan tampang penuh pertanyaan. Kemudian perihal kejailan kedua teteh kembar ini 'Twin Evil Laugh'.  Tercatat sebuah pesan moral di sini: hati-hati kalau menelepon kami. Jangan-jangan itu bukan Eva atau Evi yang sebenarnya.

Perihal kejahilan, mereka juga pernah bertukar sekolah loh. Sewaktu SMA mereka sekolah di sekolah yang berbeda, dan mereka punya ide untuk bertukar sekolah-_-"

Kalau tukar menukar akun sosmed, yang ini mereka nggak pernah. Walau begitu ada saja yang salah mention atau menganggap salah satu akun adalah akun palsu. Pernah juga cowok yang naksir sama tehEvi itu salah stalking Fb. Karena yang dia stalking ternyata akun Fbnya teh Eva yang sudah in relationship. Dan malanglah nasib stalker yang salah akun dan patah hati sendiri itu. Ckckckck!

Di dalam buku ini juga ada loh galau-galaunya si teteh kembar ini gara-gara kelamaan ngejomblo. *eehh

OMG HELLOOWWW! Ternyata teh Evi pernah LDR juga loooh... menurut teh Evi nih yaa....
Long Distance Relationshit! Sempat nggak percaya kalau LDR sama dengan jomblo. Bukannya LDR itu punya keuntungan sendiri? Punya pacar, tapi masih bebas jalanjalan sama teman. Tapi, pacaran bukan sekadar status. Pacaran itu saling mendampingi dan setia. Kepercayaan jadi taruhannya!!!!

Di dalam buku ini ada surat cinta dari teh Eva untuk teh Evi, pun sebaliknya. Isi surat cintanya cukup mengharu biru :')

Daaan buku ini ditutup dari cerita-cerita teman-teman mereka mengenai pengalaman berteman dengan anak kembar...

Buku ini ringan dan asik banget buat dibaca disela-sela waktu senggang. Bacanya pun nggak berasa tahu-tahu sudah ada di halaman akhir. Lucu, seru. Teh Eva dan teh Evi mampu membuat pembacanya (eh aku ding) tertawa-tawa baca ini, jadi lupa kalau lagi 'nganu'. Intinya, buku ini rekomended buat yang lagi butuh refresh bacaan ringan. Oh iya di buku ini ada ilustrasi-ilustrasinya, jadi semacam nomik (novel-komik) gitu deh. Lucuuuu!
Profile Image for Jaka.
43 reviews3 followers
December 12, 2014
Saya baru tau ada buku ini ketika diperkenalkan sama PENULISNYA! Berawal ketika saya sedang meminta beberapa pengunjung Indonesia Readers Festival 2014 (Museum Gajah Jakarta, 6 dan 7 Desember 2014) untuk diminta testimonialnya tentang IRF tersebut. Saya langsung mendekati dua perempuan yang kemudian baru saya ketahui kembar dan ternyata mereka seorang penulis. Niat saya untuk meminta video testimonialnya karena katanya mereka dari jauh tapi mau menukarkan voucher Kaos hari itu juga. Untungnya mereka mau diminta testinya, soalnya beberapa pengunjung rada malu-malu dan takut ketika saya mintakan testinya.

Setelah selesai merekam testinya tersebut saya diberikan buku ini, seneng laaah dapet buku gratis, dari PENULISNYA PULA! Ok itu sejarahnya saya berkenalan dengan buku ini.

Membaca buku ini saya mendalami kisah hidup (ceilah) kak Evi dan kak Eva. Sepasang anak kembar tapi tidak kompak (menurut pengakuan mereka saat saya mintakan video testi). Menurut buku itu, menjadi kembar tidaklah mudah, tapi bukan juga menyusahkan. Ada hal-hal tertentu yang membuat mereka bisa lebih mengerti pribadi mereka masing-masing, lebih mengerti pribadi kembarannya. Dengan kembar kamu ga bakal merasa sendiri (ceilah).

Buku ini bergenre autobiografi (kayaknya, kalo ga salah lho. hehe), namun juga disisipkan komik, jadi aga aneh gado-gado gitu sih. Ga masalah sih, saya tetap bisa menikmati jalan cerita buku ini. Hanya saja percakapan evi dan eva yang disisipkan di beberapa bagian di buku ini aga mengganggu perjalanan membaca saya.

Yang paling menarik menurut saya adalah kisah ketika mereka bertukar sekolah saat SMP (kalo ga salah). Menurut saya kisah itu menarik sekali, sayangnya kurang panjang, hehe.
Profile Image for Asmira Fhea.
Author 7 books31 followers
May 1, 2015
"Karena kembar adalah anugerah sekaligus kutukan. Sebuah perjanjian seumur hidup untuk siap dibandingkan." -Eva (237).

Suka buku ini! Ringan, unik, dan antimainstream. Baca buku ini sekaligus ngebayangin gimana heboh dan expresifnya dua teteh kembar kalo ketemu. (*maklum, terakhir ketemu pas dulu KF3--itu jg lbh dekat ke Teh Evi dan blm dekat sama Teh Eva). Heuheu
Suka kontennya! Terutama pas bagian surat dari belahan untuk belahan. Pgn punya kembaran beneran jadinyaaa... :')
Hmm, kekurangan dari buku ini mungkin ada di cover kali ya. Menurut saya terlalu mentereng dan gambarnya kurang nendang. Oh ya, sama dialog visual yg nyelip di antara narasi, menurut saya kurang pas kalo penggambarannya cuma kyk kertas disolatip aja. Lebih baik ditampilkan gambar wajah beserta awan-awan yg biasa ada di komik2 (itu apa namanya siih :( huhu) sbg penggambaran tokoh itu lg dialog.
Satu lagi, suka banget sama komiknya!! expresif pisaaan!!
Dan untuk mengakhiri review saya, saya doakan buku ini naik utk difilmkan. aamiin....

Regards,
-AF:)
Displaying 1 - 30 of 34 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.