Jump to ratings and reviews
Rate this book

Penyamun dalam Rimba

Rate this book
Iwan, Arman, dan Cecep adalah tiga sahabat yang sejak kecil senang berpetualang. Pada liburan sekolah kali ini, mereka ditemani oleh Paman, Pak Buncit, dan 'duo' Amat dan Karim untuk menjelajahi rimba raya. Paman yang banyak tahu tentang hutan dan lingkungannya, serta Pak Buncit yang hafal seluk- beluk hutan, membuat ketiga sahabat ini semakin penasaran.

Namun, menjelajahi hutan rimba tropis tidak semudah yang mereka bayangkan. Tantangan dan rintangan datang silih berganti, seperti pacet si penghisap darah, berbagai jenis binatang buas, tebing-tebing curam, hingga perlawanan terhadap para penyamun. Untung saja ada Paman, sang "Jenderal, dan Pak Buncit sang Penunjuk Jalan', yang mengatur strategi perjalanan dan menjadi penyelamat.

Apakah mereka bisa bertahan hidup di hutan rimba dan kemball dengan selamat?

Novel anak karya Mochtar Lubis ini menantang, mengasylkkan, dan mengajak para pembaca untuk mengenal, memahami, dan menghargai lingkungan serta budaya bangsa sendiri. Cerita Ini mengandung banyak pelajaran, mulai dari istilah flora dan fauna, geografi, budaya dan adat istiadat, mitos dan mistis, hingga pendidikan Pancasila.

124 pages, Paperback

First published January 1, 1972

1 person is currently reading
42 people want to read

About the author

Mochtar Lubis

92 books200 followers
Mochtar Lubis lahir tanggal 7 Maret 1922 di Padang. Mendapat pendidikan di Sekolah Ekonomi INS Kayu Tanam, Sumatera serta Jefferson Fellowship East and West Center, Universitas Hawai. Aktif sebagai penerbit dan Pemimpin Redaksi Harian Indonesia Raya Jakarta. Memperoleh Magsaysay Award untuk jurnalistik dan kesusasteraan, Golden Pen Award dari International Association of Editors and Publishers, Hadiah Sastra dari Badan Musyawarah Kebudayaan Nasional, Hadiah Penghargaan dari Persatuan Wartawan Indonesia, Hadiah dari Departemen P dan K tahun 1975 bagi novelnya "Harimau! Harimau!", dan Hadiah sastra dari Yayasan Jaya Raya untuk buku terbaik tahun 1977-1978, tanggal 15 Desember 1979, untuk romannya "Maut dan Cinta".

Buku-bukunya yang telah terbit antara lain: "Senja di Jakarta", "Jalan Tak Ada Ujung" (terbit dalam berbagai bahasa), dan "Etika Pegawai Negeri" (ed.bersama James Scott). Selain itu ada juga buku-buku tentang liputan dan pers, bacaan anak-anak, dan dua ceramah yang diterbitkan sebagai buku, yaitu "Manusia Indonesia" dan "Bangsa Indonesia". Semasa hidupnya beliau menjadi Anggota banyak lembaga penting, seperti Pimpinan Umum majalah Horison, Editor majalah Media (yang diterbitkan di Hongkong oleh Press Foundation of Asia); anggota Board of the International Association for Cultural Freedom, dan anggota Board of the International Press Institute (Zurich).

Beliau juga banyak mencurahkan perhatiannya pada masalah lingkungan hidup dan masalah-masalah ekologi. Mengalami tahanan penjara selama 9 tahun (1956-1965) dalam masa pemerintahan Presiden Soekarno; dan pada tahun 1974 mengalami dua bulan tahanan setelah terjadinya peristiwa "Malari" bersamaan waktunya dengan pembreidelan Indonesia Raya. Beliau juga pernah menjadi Direktur Yayasaan Obor Indonesia.

Bibliography:
* Tidak Ada Esok (novel, 1951)
* Si Jamal dan Cerita-Cerita Lain (1950)
* Teknik Mengarang (1951)
* Teknik Menulis Skenario Film (1952)
* Harta Karun (cerita anak, 1964)
* Tanah Gersang (novel, 1966)
* Senja di Jakarta (novel, 1970)
* Judar Bersaudara (children story, 1971)
* Penyamun dalam Rimba (children story, 1972)
* Manusia Indonesia (1977)
* Berkelana dalam Rimba (children story, 1980)
* Kuli Kontrak (1982)
* Bromocorah (1983)

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
4 (19%)
4 stars
4 (19%)
3 stars
11 (52%)
2 stars
2 (9%)
1 star
0 (0%)
Displaying 1 - 3 of 3 reviews
Profile Image for Wawan.
69 reviews6 followers
June 19, 2017
This is the only book by a major Indonesian novelist that I read when I was in the elementary school. I found this book in my grandmother's old wooden cupboard. It was there with some comic books (Karl May, Green Lantern, and a few others). I think I read this book over the year break (the equivalent of summer break in Indonesia). It probably took many days for me to finish this book. Bit by bit. I would lie down in my grandma's old green couch (there's a cigarette burn patched with a green fabric of the same pattern there) with wooden arms and read this book back then.

The book is structured like a classical travel narrative. It tells about the adventure of an uncle who takes his nephews and a couple of his friends to hike into the dense tropical forest of Bukit Barisan. During the trip, they encounter various inhabitants of the tropical forest in Sumatra. If I remember it correctly (you know, I read it around 25 years ago :D), there is a story about the fight between a boar and a python. The hiking team also find the tiny footprints of "orang kubu" (the 'people' or 'hominines' who according to urban legends dwell in the forest of Sumatra). Towards the end of the story, we discover that the uncle actually has an agenda: finding a gold rich creek, which is indicated in a map from the time of Japanese occupation of Indonesia during the WW2.

I always remember dearly how the hiking team brings soy sauce (the Indonesian sweet soy sauce, that is) and salt in quite a huge amount. The reason being, they use them for trading with the tribal communities to get their needs.

Well, I'm probably romanticizing my own childhood if not the story of the book. I forgot about the book and its title for many years as my cousins from Central Java took the book to keep in their family library there.

But, when I was in college, I liked to scan through the old Indonesian literature collection, and one day I ran into this book, with this exact same cover, which threw me back to my childhood.
Profile Image for Yaya  Sahabat Buku.
14 reviews
December 31, 2024
Kala itu ketika saya berkunjung ke toko buku, saya tertarik dengan “Penyamun dalam Rimba” sebab sampul bukunya sungguh menarik karena menampilkan ilustrasi beberapa orang yang sedang menjelajah di rimba. Bukunya juga cukup tipis sebab ini dikategorikan sebagai buku anak. Dari segi cerita sangat menarik. Cara Pak Mochtar Lubis menggambarkan petualangan ketiga remaja yang berkelana menjadi rimbawan di pedalaman Sumatera membuat saya seolah turut serta dalam penjelajahan mereka. Sebenarnya dalam satu grup petualangan itu, mereka berjumlah tujuh orang. Dua paman yang mengawasi dan memandu mereka ketika di hutan serta dua orang porter yang membawa perbekalan dan peralatan berkemah. Iwan, Arman, dan Cecep nama ketiga remaja tangguh itu yang mengisi waktu libur sekolahnya dengan bertamasya ke hutan. Tamasya yang menegangkan tetapi juga penuh dengan kejutan. Mereka bertemu banyak tumbuhan dan satwa liar unik. Konflik yang disajikan pun cukup menarik, tetapi untuk ukuran buku anak sepertinya perlu pendampingan lebih dari orang tua dalam membacakan bagian penggunaan senjata serta pertempuran dengan para penyamun. Tidak lupa juga, saya ingin mengapresiasi ilustrator yang menggambar ilustrasi menarik dari buku ini. Cantik banget! Banyak kisah selipan yang menarik yang dituangkan penulis selain kisah utama ketujuh rimbawan itu. Yang paling saya suka adalah kisah seorang budak dan seekor singa.
Buku ini cocok untuk kamu yang sedang mencari buku ringan untuk dibaca tetapi dengan kisah yang menarik. Pelajaran yang bisa saya ambil dari buku ini adalah pentingnya mencintai alam dan menjaganya. Jika suatu saat kalian memiliki kesempatan untuk mendaki gunung, memasuki hutan, ataupun menyusuri sungai, maka jangan pernah berupaya merusak apa yang telah Tuhan sediakan di alam ini. Ambil secukupnya apa yang menjadi kebutuhan dan jagalah alam untuk melestarikan masa depan.

“Kita sebagai manusia patut untuk mencontoh kelakuan singa itu. Kalau binatang liar seperti itu saja tahu bagaimana caranya untuk berterima kasih terhadap kebaikan yang diberikan padanya. Apalagi kita manusia. Harus pandai membalas budi dan kasih yang diberikan orang pada kita”.
-Mochtar Lubis dalam buku “Penyamun dalam Rimba”
Profile Image for Bonita. E.
149 reviews
September 5, 2025
Bercerita tentang rombongan anak remaja yang menelusuri hutan rimba di Sumatera bersama pamannya. Ceritanya sedikit mengingatkan ku dengan film Petualangan Sherina dan Tarzan. In a way buku ini berisi dengan cerita petualangan bertemu dengan flora dan fauna di hutan dan juga bertemu dengan orang jahat yang harus dihindari.

Ceritanya sederhana dan aku sudah bisa membayangkan bahwa ini akan menjadi adaptasi film yang dibutuhkan oleh banyak remaja atau anak kecil di Indonesia sekarang, yang mayoritasnya tumbuh dengan media sosial dan jauh dari alam. Disini kita diajak untuk lebih mengenal dan mengapresiasi semua yang alam berikan, namun entahlah karena buku ini dibuat berpuluh-puluh tahun lalu mungkin flora dan fauna yang disebutkan sudah tidak ada lagi dan tidak banyak. yang menyadari karena kita jarang terekspos dan peduli terhadap hutan.

Dari segi penulisan sendiri aku memiliki beberapa komplain, penamaan tokoh-tokoh yang ada di ceritanya sangat membingungkan seperti "Pak buncit, Sih kumis, sih putih, Sih botak" dsb dan butuh waktu untuk ku menyadari bahwa salah satu diantara julukkan itu adalah seekor anjing :')

dan aku menemukan beberapa kesalahan percetakkan di copy yang aku punya, beberapa kalimat ditulis berulang-ulang, entah itu menimpah tulisan yang sebenarnya atau tidak saya kurang tahu tapi yang jelas buku ini perlu diedit lagi dan dirapihkan kembali.
Displaying 1 - 3 of 3 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.