Trauma kehilangan membuat Autumn, tidak mau jatuh cinta lagi. Pemilik toko buku di New York itu sudah menghabiskan lima belas tahun hidupnya, dalam trauma yang berkepanjangan. Usianya kini empat puluh empat tahun, dan terpaksa menikahi Spring, gadis muda keturunan Asia-Amerika, demi mencari Cometa, anak angkatnya. Tapi tetap, tak ada cinta. Meski perjalanan Autumn dan Spring membawa mereka ke kota-kota paling romantis di dunia, dari Vienna hingga Tokyo, tempat di mana Cometa konon berada. Dimana Cometa? Sebenarnya ini tak lagi penting bagi Spring. Karena yang terpenting hanyalah Autumn. Ia jatuh cinta pada pria itu. Sementara, dihati Autumn hanya ada Cometa. Seperti meletakkan harapan pada hal yang tidak mungkin, Spring tahu itu. Toh, dia tetap berharap, balok es di hati Autumn akan mencair untuknya. Ya, untuk Spring...
Awalnya kupikir enggak akan suka karena rada aneh aja alasan nikahnya, padahal ada cara yg lbih mudah ketimbang nikah. Terus ada bagianw yg cringe (aku paham karena ini buku tahun 2006). Surprisingly, ternyata setengah ke bekalang aku suka, wkwk. Mungkin kli aku baca as tahun2 deket2 2006, as masih SD ata SMP an aku bkalan suka pake banget
Autumn Weathers adalah seorang pria asli New York berumur 44 tahun, yang takut untuk jatuh cinta karena ia tidak ingin mengalami lagi rasa sakit yang pernah ia rasa 15 tahun yang lalu yaitu ketika ia ditinggal oleh cinta pertamanya bernama June dan dipisahkan dengan anak angkatnya bernama Cometa. Padahal Autumn terlanjur menyayangi Cometa dan ia tidak bisa melupakan anak tersebut yang sudah ia anggap sebagai anaknya sendiri. Autumn pun berencana untuk mencari dan menemukan Cometa yang sekarang sudah beranjak dewasa. Sayangnya hal tersebut tidak mudah, karena Cometa berada di luar negeri entah di mana, dan Autumn bukanlah orang yang suka bepergian jauh.
Suatu hari, untuk pertama kalinya, Autumn bertemu Spring Seasons - gadis Asia-Amerika berumur 21 tahun yang suka sekali travelling. Mereka bertemu di toko apel milik Spring. Kemudian tercipta pertemuan kedua di toko buku milik Autumn. Spring kala itu sedang mencari buku yang berhubungan dengan kota Wina, karena temannya yang seorang backpacker sedang berada di kota Wina dan ia memerlukan buku yang berhubungan dengan kota Wina agar memudahkannya dalam menemukan temannya tersebut (yang tidak suka menggunakan handphone) yang secara tidak sengaja sudah membawa laptop yang berisi naskah novel yang harus ia serahkan ke penerbit secepatnya terkait dengan deadline. Dan teman ia tersebut bernama Cometa!!!
Autumn pun merasa menemukan jalan dalam menemukan Cometa. Ia ceritakan hubungannya dengan Cometa. Ia ungkapkan keinginannya untuk mencari dan bertemu kembali dengan Cometa. Ia berencana akan ikut bersama Spring ke kota Wina. Namun Spring mempunyai syarat untuk itu. Ia bersedia mengajak Autumn ke kota Wina asalkan mereka menikah terlebih dahulu karena ia tidak ingin bepergian jauh dalam waktu yang tidak ditentukan, berduaan dengan laki-laki yang tidak memiliki hubungan dengan dia. Terlepas dari pernikahan sebagai syarat tersebut, sebenarnya jauh di lubuk hati Spring ia sudah jatuh cinta pada Autumn. Ia jatuh cinta dengan banyak sebab atau mungkin tanpa sebab pada Autumn, karena seperti itulah cara cinta bekerja, misterius...
Bersediakah Autumn memenuhi syarat dari Spring? Akankah Autumn bisa membalas cinta Spring dengan rasa yang sama? Berhasilkah mereka menemukan Cometa di kota seluas Wina? Baca langsung novelnya yaa...
*** *** *** *** ***
Spring in Autumn adalah karya Prisca yang diterbitkan di tahun 2006. Jadi buku ini adalah buku lama, saking lamanya buku ini sudah ga beredar lagi di toko buku. Saya memperoleh buku ini dengan membeli prelovednya. Beruntung ada tobuk online yang jual buku-buku preloved dengan kondisi yang masih bagus.
Mungkin ada beberapa orang yang anti atau enggan beli buku preloved (istilah halus untuk: buku bekas). Tadinya saya termasuk salah satu dari orang-orang itu, tapi untuk karya-karya Prisca - yang saya sudah terlanjur menyukainya, maka saya harus membuat pengecualian dan mulai melirik toko buku yang menjual buku-buku preloved, karena karya Prisca yang dulu-dulu memang sudah tidak diterbitkan lagi.
Mengenai cerita di buku ini sendiri, tema yang diangkat unik, tentang pernikahan beda usia, pernikahan yang pada awalnya dilakukan bukan atas dasar cinta. Lalu bersama-sama mereka jalan-jalan di beberapa kota terindah di dunia. Kadang romantis, kadang mengharukan.. Kisah ini, terasa seperti too good to be true. Bagi saya kisah ini kayaknya gak mungkin terjadi di dunia nyata, tapi saya tetap sukaaa.. Dan itulah hebatnya Prisca. Kisah berhasil dikemas dengan baik.
Meski buku ini termasuk karya awal Prisca tapi ide cerita dan eksekusinya, meski belum sematang tulisan Prisca yang sekarang, tapi ini sudah termasuk bagus koq. Saya suka karena di dalam ceritanya tertulis sedikit tentang agama Islam. Endingnya happy tapi saya malah nangis (saya lagi cengeng).
Novel ini sangat filmis. Plotnya lancar, dengan gaya berbahasa yang lincah dan mengalir.
Namun ada beberapa hal yang menurut saya kurang eksplorasi dari penulis: 1. Sebagai seorang pria, dalam novel ini psikologis Autumn terlihat seperti seorang wanita. Padahal seorang pria tentu berbeda dengan wanita kala marah, bahagia, sedih, dan sebagainya. Mungkin penulis bisa mencari data. Saya ingat waktu menulis novel Sejuta Cinta di Sydney, saya sempat bikin angket kecil-kecilan yang saya sebar ke sahabat dan teman saya yang pria. Pertanyaan-pertanyaan yang saya ajukan antara lain: Gimana sih cowok kalo marah? Sedih? Gembira? Kalo keinginannya gak tercapai, dsb. Hasil angket tersebut cukup membantu saya mengeksplor karakter tokoh pria dalam novel tersebut, karena dari jawaban teman-teman saya itu memang cukup tergambar "beda"nya cowok sama cewek :).
2. Psikologis Autumn sebagai pria usia empat puluh empat tahun pun kurang terlihat. Di novel ini Autumn terlihat seakan tak berbeda jauh usianya dengan Spring, yang padahal berbeda 20 tahun lebih! Pria usia 44 tahun tentu cara berpikirnya berbeda dengan pria usia 25 tahun, dll.
Juga ada beberapa kejanggalan (hal yang kurang logis) menurut saya: 1. Backpacker. Setahu saya komunitas backpacker adalah orang-orang yang travelling dengan menekan seminimal mungkin biaya, mencari penginapan yang biasa, bukan hotel besar dan mewah (cmiiw). Disebut backpacker pun karena mereka cukup membawa satu tas punggung besar saja. So, agak aneh ketika Cometa (juga Spring yang mengaku backpacker) menginap di Tokyo Dome Hotel, hotel berlantai 43 dengan 1003 kamar.
2. Laptop Spring terbawa oleh Cometa saat mereka pertama kali bertemu di Switzerland pada pertemuan backpacker. Sebuah laptop terbawa pada perkenalan pertama ..?
3. Saat membeli buku di toko Autumn (pertemuan keduanya dengan Autumn), Spring mencari buku tentang Wina karena dia ingin mencari Cometa yang membawa laptopnya. Lantas saat berdua dengan Autumn mencari Cometa, terlihat keanehan, Spring baru pertama kali ke Wina, tapi seakan dia tahu segala sesuatu tentang Wina. Mungkin memang begitu karakter backpacker, tapi tetap agak janggal menurut saya.
4. Syarat harus menikah dengan Autumn agar mereka dapat "bebas" berdua (udah muhrim gitu) untuk mencari Cometa menurut saya juga janggal. Oke, Spring memang muslimah yang taat, tapi menikah hanya karena itu? Ditambah lagi Spring berkata kalau sudah menemukan Cometa, mereka bisa bercerai (meski dia tidak mengharap itu). Itu malah menegasi "ketaatan" Spring sebagai seorang muslimah yang tidak mau "berkhalwat". Sebegitu mudahkah menikah dan "bisa" bercerai? Kenapa tidak misalnya Spring mengajak teman wanitanya sesama backpacker, sehingga dia tidak berdua dengan Autumn kala mencari Cometa. Itu lebih logis.