“Lin, mana mungkin kita bisa melalui satu tahun lebih bersama tanpa ada cinta? Mana logis ikatan kita ini hanya karena hanya feromon yang sampai sekarang pun masih tersimpan di lemari pendingin laborat!” “Bohong! Aku tak lagi mempercayaimu, Bum! Atau, minyak itu sekarang telah habis hingga aku merasa tidak ada lagi cinta antara kita!” “Kamu kenapa, Lintang? Karena sikapmu berubah?”
Sebagian orang percaya, ada hal lain yang membuat hati merasakan cinta pada orang lain. Bukan perkara dari mata turun ke hati, tapi sesuatu yang misterius melalui sebuah eksperimen kimiawi yang tidak mudah….
Saiful Anwar, dengan nama pena Sayfullan. Lulusan Teknik Kimia Universitas Diponegoro ini sangat menyenangi dunia tulis-menulis. Kocak dan gokil adalah kata yang pas buat Penulis ini.
Pemain teater ini memiliki banyak hobi, selain menulis, dia juga sangat menyukai renang, volly, dan lari. Namun semua hobby olahraganya harus rela ditinggalkan karena penyakit gagal ginjal yang dideritanya.
Dia juga masih melaksanakan rutinitas hemodialisa dua kali seminggu.
"Cobaan hidup ini layaknya asam asetat yang pekat. Jika dicampurkan ke dalam air di gelas kecil, maka air tersebut akan ikut masam pula. Namun, jika dicampurkan ke dalam air sungai, yang terjadi justru sebaliknya. Nah, jika kita memiliki hati seluas sungai dalam menerima atau belajar ikhlas, maka cobaan itu tadi tidak akan terasa."
Pengekstraksian suatu senyawa merupakan hal yang biasa dilakukan pada saat praktikum kimia. Namun, bagaimana jika yang diekstrasi adalah feromon? Bagaimana bisa feromon yang notabene merupakan suatu zat kimia alami yang ditransmisikan melalui udara dan secara khusus berfungsi sebagai perangsang lawan jenis dapat diekstrak? Terdengar nonsense dan tidak masuk akal, bukan?
Namun, pada akhirnya ketidak-masuk-akalan tersebut sirna ketika Bumi melakukan sebuah eksperimen besar. Sebuah eksperimen dimana ia mencoba mengekstrak feromon sahabatnya sendiri di laboratorium kecil miliknya. Hal tersebut ia lakukan karena ia mengira bahwa gadis yang disukainya justru menyukai sahabatnya. Didorong oleh rasa cemburu kepada sahabatnya yang teramat besar dan juga rasa cinta yang tak kalah besarnya kepada gadis pujaannya membuat ia kemudian melakukan hal ‘keji’ tersebut.
Cerita dimulai dari masa-masa sebelum LDO –Latihan Dasar Kepemimpinan, dimulai. Pembagian kelompok untuk LDO mempertemukan Bumi, Lintang, dan Bara dalam satu kelompok. Banyaknya tugas yang diberikan selama masa pra-LDO membuat pertemanan mereka semakin erat. Hingga pada akhirnya, masing-masing menyadari bahwa mereka saling menyukai.
Simpel dan unik!
Mungkin dua kata itulah yang paling tepat untuk merepresentasikan kisah pada novel ini. Kolaborasi antara kisah cinta dan kimia dalam cerita ini menghasilkan perpaduan yang cukup menarik. Sekilas menggambarkan bahwa novel ini bergenre science-fiction. Gaya penceritaan yang menggunakan beberapa sudut pandang dari para tokoh utamanya juga membuat kisah didalamnya tidak monoton dan justru semakin hidup.
Bumi. Lintang. Bara. Tiga tokoh utama dengan sifat, latar belakang, dan permasalahan yang berbeda. Didikan dari ibunya yang otoriter dan kisah pilu di masa kecilnya membuat Bumi tumbuh dengan kepribadian pemalu, tertutup, dan serius. Lintang, gadis cerdas dan pemberani yang memutuskan untuk pindah dari Jakarta ke Semarang dengan tujuan untuk mengobati rasa sakit hatinya. Dan Bara, lelaki supel dengan sakit yang menggerogoti tubuhnya. Tiga tokoh tersebut –dan beberapa tokoh sampingan yang lain tentunya, akan berperan besar dalam membuat para pembaca gelimpungan karena disesakkan oleh rasa penasaran.
Berbagai emosi yang tergambarkan dan selipan-selipan humor dalam novel ini akan ikut mengikat perasaan para pembaca, bahkan hingga setelah selesai membacanya. Dan lagi twist –yang memberikan warna-warna lain pada cerita ini, ada banyak ‘kejutan-kejutan’ yang akan membuat kita merasa ‘terbodohi’ karena jalan cerita yang terkadang jauh dari perkiraan.
Overall –bagi saya, yang ‘dijual’ pada novel ini lebih cenderung pada aspek alur atau jalan ceritanya. Jalan cerita yang runtut namun tidak monoton berhasil dieksekusi dengan baik. Sedang untuk ending dari ceritanya sendiri mungkin akan terkesan menggantung. Sebab pembaca disini justru diberi keleluasaan untuk ‘menginterpretasikan’ akhir dari jalan cerita itu sendiri.
Aku suka desain covernya. Yah, walaupun kata orang 'Don't judge a book by its cover', tapi menurutku cover penting untuk menggoda calon pembaca. Cerita Imaji Dua Sisi ini menarik karena bernuansakan Kimia, ah pelajaran favoritku... XD Awalnya aku kira tokoh utamanya Bumi dan Dua Sisi yang dimaksud mungkin dua mimpinya. Tapi setelah membaca sampai selesai, tokoh utama yang paling utama (?) sepertinya si Lintang dan Dua Sisi.nya adalah Bara dan Bumi. Aku tertarik untuk terus membaca buku ini karena karakter Bumi. Kalian tau Bumi mengingatkanku pada siapa? Diriku sendiri. Yeah, aku juga seorang introvert, sama seperti Bumi. Kak Sayfullan hebat sekali bisa menggambarkan seorang introvert dengan tepat. Karena kebanyakan orang memperlakukan seorang pendiam seperti Repi memperlakukam Bumi, aku mengerti kenapa Bumi bisa kepincut sama Lintang. Bagi kami kesempurnaan itu cuma khayalan. Dan melihat Bara yang supel, tubuh atletis, tajir, dan have-it-all tanpa mengetahui sisi gelapnya, tentu saja membuat Bumi iri. Apalagi setelah menyaksikannya dengan Lintang ... Aku paham betapa rasa iri itu langsung berubah menjadi benci.
Hanya saja di buku ini ada beberapa salah ketik sih. Oh, lalu di halaman 207 ada kata kutukan Dementor. Itu Dementor yang ada di cerita Harry Potter bukan ya? (Maklum, aku ini Potterhead, yang dipikirin Harry Potter mulu XD). Kalau iya, seharusnya bukan kutukan Dementor karena Dementor tidak bisa melancarkan sebuah kutukan. Senjata pamungkasnya adalah Kecupan Dementor. Hahaha
Pokoknya aku suka banget dan ga nyesel udah baca Imaji Dua Sisi. Thank you, Kak Sayfullan!
Hm, setelah menamatkan novel ini, saya akan mulai review dari kesan membaca buku ini: - Kesan pertama saat melihat cover, judul, dan sinopsis, hal yang langsung terbersit adalah unsur2 kimia yg sama sekali awam buat saya. Jadi, pembaca seperti saya ini akan disuguhkan pengetahuan baru tentang unsur2 kimia dkk. - Sayangnya, cerita yg disuguhkan lebih dominan di bagian romance antara Lintang, Bara, dan Bumi. Dari proses saat pertama kali kuliah, ospek dkk, sampai berujung pada bagaimana Lintang memilih di antara kedua lelaki itu. Dunia Chemistry-nya memang ada. Tapi penggunaan footnote/penjelasan yg sedikit masih bikin ngawang2 :( (*terutama tentang penelitian feromon Bara yg di bab2 terakhir, lebih asyik kalo dijelaskan asal usulnya juga.) -Salah satu kelebihan novel ini adalah penggunaan POV 1 dari 3 tokoh sekaligus: Lintang dengan sebutan 'gue', Bumi dengan sebutan 'saya', dan Bara dengan sebutan 'aku'. Meskipun di akhir justru terlihat tergesa-gesa; dilihat dari typho dan di hal 273 Lintang sempat menyebut dirinya 'gue' di depan ayahnya. :) - Well, sukses buat karya selanjutnya, Papih! Semoga lebih kece, lebih seru, n lebih baik. aamiin :)
tamat setelah dua hari baca. haha, aku bukan tipe orang yg suka novel tebel. tapi entah kenapa bisa ngbisin nvelx mas sayful yg lbh dri 300 hal.
well. aku suka pemilhan sudut pandangx. ngambil dri tiga tokoh utama. jadi terkesan beda karena biasanya dua tokoh utama. banyak hal masalah kimia, percobaan, feromon, ospek sampai LDO yang sebelumx aku gak tahu jadi tahu setelah baca novel ini. pengetahuan yg dishare disajikan dg gaya yg menarik dan nggak menggurui. aku suka. dan awalx aku mikir kalo karakter bumi it mrip kak sayfulan. hehe oh, ya ak juga suka dsain watermark di bagian dalem. epik bgt :D
dan untuk minusx mungkin masalah pada saat part bumi. beberapa kali dia nggak konsisten. yang harusnya saya, jadi aku. terus aku kaget juga waktu si lintang ngmng sama ayahnya dg nyebut drinya gue? '-' uhm, sama masalah mas anton yg nembk lintang, bukankah mas anton it pcarnya mis tik ya? ceritanya jadi agak gantng yg masalah it. haha ah endingx aku suka tapi :D
eye-cathing covernya.judulnya juga bikin penasaran. dikira sastra banget gitu. sinopsisnya udah menarik minat. pas nyampe rumah baru nyadar cover-nya ada unsur-unsur kimianya huahahaha.
ceritanya bagussss banget pokoknya. saya suka prolognya, saya kira saya bakal bosan karena bahasanya agak formal atau kaku (entahlah, saya tak tahu banyak soal sastra). 3 karakter yang beda, yang sejujurnya membuat saya jatuh hati(apaancoba). sejujurnya, saya tidak terlalu suka cerita roman tapi buku ini mampu menarik minat saya.
karena buku ini juga, saya jadi lebih mencintai kimia yang menurut saya lumayan sulit. yha, saya anak IPA jua. saya suka karakter Bumi karena saya merasa saya seperti Bumi. bukan dalam soal percintaan tapi soal kepribadian.
ah, sudahlah. saya tak tahu harus menulis apalagi.
“Bagi saya, kimia sudah seperti candu, menggiurkan untuk terus digeluti. Dia ibarat permainan sulap dengan fenomena-fenomena di dalam ilmunya."
Novel yang berkisah tentang persahabatan--percintaan antara dua orang laki-laki dan seorang perempuan yang kebetulan kuliah di jurusan Teknik Kimia dalam balutan ilmu kimia.
"Novel yang disajikan dalam 3 sudut pandang tokoh ini menarik untuk diikuti. Dengan alur yang runut juga penokohan yang cukup kuat membuat novel ini mudah dipahami. Tampaknya Sayfullan memiliki keahlian mengkomposisikan gaya bahasa yang ringan dan sering kali kocak..."
Review lengkap saya tentang novel "Imaji Dua Sisi" dapat dikunjungi di sini :) my link text
2,5 bintang sebenarnya. Biarlah saya genapkan menjadi 3 untuk karakter Bumi yang rada psikopat dan aura gelap dalam novel ini (meski saya pasti bakal lebih suka kalau aura gelapnya semakin pekat, tapi apalah daya...) u.u
Bara, Lintang, dan Bumi dipertemukan di hari pertama ospek jurusan Teknik Kimia Universitas Diponegoro Semarang. Takdir mungkin yang membuat mereka bertiga tergabung dalam satu kelompok ospek. Tiga manusia itu memiliki kepribadian yang sangat berbeda-beda, tapi itu membuat mereka makin dekat. Bara adalah tipe lelaki idola di novel-novel teenlit: ganteng, keren, jago basket, supel, tapi menyembunyikan suatu rahasia tentang dirinya. Sementara itu, Lintang adalah gadis yang supel juga, tapi menyimpan masa lalu yang ingin ia tinggalkan dengan pindah ke Semarang. Lain lagi dengan Bumi, yang pendiam dan sering merasa rendah diri, tapi paling terobsesi pada ilmu kimia. Bagi Bumi, yang menyimpan masa lalu kelam, sosok Lintang mengingatkannya akan ibunya tercinta.
Setelah melewati kejamnya ospek jurusan dan mengerjakan tugas-tugas bersama, hubungan mereka makin dekat dan rumit. Cinta segitiga terjalin di antara mereka, seperti bisa ditebak. Namun, Lintang belum siap menentukan hatinya. Apalagi dengan terjadinya insiden yang nyaris menggagalkan pernikahan kakaknya, Langit, dengan Rakai.
Sebenarnya Bara ingin mengatakan perasaannya kepada Lintang sebelum ia menghilang. Bumi, yang tanpa sengaja memergokinya—telanjur mengira Bara adalah pengkhianat. Hal ini membuat Bumi melakukan sesuatu yang di luar dugaan. Siapakah yang sebenarnya dicintai Lintang? Bara, Bumi, atau lelaki dari masa lalunya? Dan, ke manakah Bara menghilang selama setahun kemudian? Akankah ia menepati janjinya untuk memberi petunjuk bagi Bumi dan Lintang? Novel dengan Bau Zat Kimia Membaca novel ini menyuntikkan ide di kepala saya untuk menulis novel berbau Teknik Fisika *jangan, ampun!*. Saya memberi apresiasi kepada penulis, atas tema segar meski aneh yang diangkatnya. Ketika membaca bagian prolog, saya berharap ini akan menjadi novel thriller. Yah, ternyata bukan. Huhuhu.
Ketika Bumi mengawali cerita dengan narasi tentang dirinya, saya dibawa masuk ke dalam karakternya. Ketika tiba-tiba cerita berpindah pada sudut pandang Lintang, serta merta saya dibawa berpindah pada karakter Lintang yang cuek, periang, carefree, a la remaja-remaja Jakarta yang baru lulus SMA. Dua jempol untuk penulisnya yang berhasil menggambarkan karakter dengan utuh.
Saya juga bersyukur ending yang saya takutkan di akhir tidak terjadi. Awalnya saya mengendus aroma thriller seperti novel Perfume-nya Pattrick Suskind di sini. Alhamdulillah tidak, soalnya saya terlanjur bersimpati pada Bumi. :)
Ini adalah novel ketiga saya. Novel dengan tiga tokoh mahasiswa baru teknik kimia Undip yang menguak tentang kisah cinta segitiga mereka. Disuguhkan setting kota Semarang, dan tempat-tempat terindah di kota atlas.
Kimia, persahabatan, dan cinta, tiga kata yang akan ditemui di novel ini...
Kisah yang ditulis dalam buku ini menggabungkan antara pengetahuan seorang mahasiswa Teknik Kimia dengan kisah cinta yang begitu rumit. Dalam novel ini dikisahkan pula bagaimana cinta bisa diwujudkan dengan cara mengekstraksi bau dari seseorang. Istilah magic nya mungkin "ramuan cinta". Namun tentu saja, seperti ramuan-ramuan pada umumnya, efeknya akan menghilang jika sudah habis. Bumi, mengetahui cara-caranya dan berencana ingin menerapkan hal ini pada seseorang yang dicintainya. Emosi kita akan dibawa pada tiga sudut pandang yang berbeda, yakni Lintang, Bumi, dan Bara. Rasa gemas seringkali hinggap saat kita mulai terlarut dalam ceritanya karena kita mengetahui perasaan masing-masing tokoh, namun mereka tidak. yahh, pokoknya gregeettt..