Lulus S-1 dari sebuah perguruan tinggi yang memiliki pengaruh wibawa “kealiman”, tidak menyebabkan Azzam mendapat kemudahan dalam segala urusan. Dia bahkan gamang untuk mendapatkan pekerjaan yang pas. Belum lagi cibiran tetangga yang mengira bahwa lulusan Al-Azhar University otomatis menjadi kiyai, atau ulama besar. Itu kenapa sang ibu menjadi gelisah, bahkan menyuruh adik Azzam, Husna untuk mencarikan pekerjaan, apa saja yang penting asal kesannya bekerja, keluar dari rumah.
Dengan latar belakang pengalaman berwirausaha selama di Mesir, Azzam pun tidak patah semangat untuk membangun usahanya sendiri. Tetapi bagaimana dengan menikah, hal yang selalu disinggung oleh ibunya. Wanita yang ia dambakan, Anna Althafunnisa telah dipinang sahabatnya sendiri. Sedangkan dengan Eliana yang jelas-jelas menaruh hati padanya belum bisa ia terima, karena ia masih mendambakan wanita muslimah. Azzam pun berusaha mencari tambatan hatinya, walaupun cukup banyak hambatan yang ia hadapi, apalagi ditambah ibunya yang meninggal dunia karena kecelakaan saat dibonceng naik motor yang kemudian membuatnya hampir putus asa.
Namun Allah berkehendak lain pada suatu ketika di mana pernikahan Anna Althafunnisa akhirnya cerai dan Azzam ditawari ayahnya Anna Althafunnisa untuk menjadi suaminya. Sebaik dan sehebat apapun usaha manusia tentu semua kembali kepada takdir Tuhan kalau memang Tuhan mengizinkan semua bisa terjadi. Kalau kita selalu berlaku ikhlas segalanya karena Allah dan mengharap ridha-NYA pasti Allah akan memberikan yang terbaik untuk kita juga pasangan kita karena Allah maha tahu akan segala sesuatu di luar batas kemampuan manusia.
Kang Abik, demikian novelis ini biasa dipanggil, adalah sarjana Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir dikenal sebagai dai, novelis, dan penyair. Karya-karyanya banyak diminati tak hanya di Indonesia, tapi juga negara-negara tetangga seperti Malaysia, Singapura dan Brunei. Karya-karya fiksinya dinilai kental nilai Islaminya dan mendorong semangat para pembacanya.
Selama di Kairo, kang Abik banyak menulis naskah drama dan menyutradarainya, di antaranya: Wa Islama (1999), Sang Kyai dan Sang Durjana (gubahan atas karya Dr.Yusuf Qardhawi yang berjudul ‘Alim Wa Thaghiyyah, 2000), Darah Syuhada (2000).
Beberapa karya terjemahan yang telah ia hasilkan seperti Ar-Rasul (GIP, 2001), Biografi Umar bin Abdul Aziz (GIP, 2002), Menyucikan Jiwa (GIP, 2005), Rihlah ilallah (Era Intermedia, 2004), dll. Cerpen-cerpennya dimuat dalam antologi Ketika Duka Tersenyum (FBA, 2001), Merah di Jenin (FBA, 2002), Ketika Cinta Menemukanmu (GIP, 2004), dll.
Karya-karyanya: Ayat-Ayat Cinta (2004) Di Atas Sajadah Cinta (2004) Ketika Cinta Berbuah Surga (2005) Pudarnya Pesona Cleopatra (2005) Ketika Cinta Bertasbih 1 (2007) Ketika Cinta Bertasbih 2 (Desember, 2007) Dalam Mihrab Cinta (2007)
Novel yang gak kalah bagus dengan novelnya Kang Abik yang Ayat-Ayat Cinta… Novel inipun memberi pemahaman Islam yang mendalam dan menghujam ke qolbu. Awalnya saat saya membeli novel ini, sempat sedikit bingung, kok dituliskan episode 2 ? Padahal saat itu di deretan buku-buku best seller gak ada yang episode 1. Ah, saya pikir mungkin ini maksudnya adalah cetakan ke-2 (gak nyambung....^_^). Namun setelah saya tanyakan ke temen-temen MP, yang sudah mengikuti novel ini, ternyata memang saya sok tahu. Novel ini memang episode kedua, bukan cetakan ke-2 (hehehe...jadi malu..^_^). Tapi yang lebih menarik lagi, Kang Abik mengemasnya bahwa novel ini bisa diikuti sekalipun belum mengikuti novel KCB 1 (tapi, kata temen2 MP, lebih seru ko udah baca KCB 1...^_^). Karena semua konflik-konflik sebelumnya (yg terjadi pada KCB 1) dicertakan kembali sedikit untuk menyambung dengan isi novel KCB 2. Jadi sekalipun novel ini dibaca terpisah, menurut saya akan sama menariknya. Awalnya saat saya melihat setting dari KCB 2 ini yang di Jawa Tengah, saya sempet sedikit kecewa (sedikit lho ya......), karena merasa tidak ada yang baru. Ternyata isinya jauh lebih menarik dibanding setting tempatnya...^_^. Tapi ternyata, dari info teman-teman MP, bahwa setting untuk KCB 1, di Timur Tengah. Jadi penasaran baca yang KCB 1 nih. Ok, kurang lebih saya menggambarkan novel KCB 2 seperti ini : Rasanya kerdil sekali dibanding sifat Azzam yng digambarkan di novel ini. Dan rasany jauh sekali utk bisa memiliki seorang Aisha (uups salah, maksudnya Anna, maksih utk yang udah mengingtakan...^_^) Justru itu, novel ini menggambarkan betapa jauh lebih penting untuk memiliki kecintaan kepada Allah diatas segalanya. Novel ini berbeda dengan novel AAC dari segi penceritaannya. Disini kelebihan dibanding novel AAC. Bila pada novel AAC, selalu konflik dalam diri Fahri yang diceritakan. Namun pada novel KCB 2 ini, semua konflik dan masalah diceritakan diantara kaum Adam dan Hawa. Tidak hanya bicara mengenai Anna dan Azzam. Namun juga, Furqan, Eliana, Husna, M. Ilyas, Zumrah, Bu Nafis. Selama novel ini tidak lepas dari pandangan mata kita dalam rangkaian kata-katanya, banyak hal terdug mengenai pasangan-pasangan mana yang ternyata telah dijodohkan oleh Allah sebenarnya. Disitulah salah satu pesan dari KCB 2, bahwa sebesar apapun seseorang berikhtiar menentukan sesuatu (khususnya mengenai jodoh), hanya Allah yang akan memutuskan untuk yang terbaik buat hambaNya. Bait puisi yang selalu terngiang di memori otak saya, adalah puisi yang dilantunkan oleh Anna :
Kaulah kekasihku Bukalah cadarku Sentuh suteraku Renggut mahkotaku Nikmati jamuanku Jangan khianati aku ! (sesuai bagian Dan Cinta pun Bertasbih, novel KCB 2 hal.402)
Setelah membaca lirik puisi itu.....hati benar-benar berdesir dan berharap datangnya seorang Anna suatu saat kelak, saat tiba waktu saya untuk menikah...^_^ (hehehehe...kok saya yang jadi melankolis). Saya jamin gak ada cowok manapun yang tahan dibacakan puisi seindah ini disaat Malam Pertama pernikahan dia. Dan banyak lagi isi novel ini yang merasuk ke qolbu. Berharap kejernihan hati untuk datangnya hidayah. Baca novel ini, nikmati indahnya, dan nikmati perubahan Anda setelah membacanya.....^_^
Saya pernah membaca novel ini semasa ia diterbitkan tidak lama dahulu. Tahun 2009-2010, tidak silap. Waktu itu, kisah cinta Anna dan Azam menjadi perkara yang sangat indah dan saya suka membacanya.
Tahun 2019, saya membaca kembali novel ini setelah membelinya di PKNS Shah Alam. Ironinya, kisah percintaan Anna dan Azam tidak lagi menarik hari saya. Serasa pelik membaca kisah cinta seseorang yang bertaaruf ringkas dan hanya bergantung pada getaran di dada untuk bernikah. Namun, banyak sisi-sisi konflik yang saya terokai di dalam novel ini dalam pembacaan kali kedua. Antaranya:
i) Kisah Zumrah, teman sekampung Husna yang mengandung anak luar nikah dan hidup agak sosial. Zumrah kurang bernasib baik kerana sedari kecil, hidupnya kekurangan kasih sayang. Mujur sahaja beliau mengadu kepada orang yang betul, iaitu Husna. Bahkan, semasa Azzam berdiplomasi dalam mendepani bapa saudara Zumrah, Mahrus. Cara beliau sangat kreatif dan bijaksana.
"Ada beberapa perkara yang harus kau perbaiki pada sikap kau tu, Rus. Jika kau perbaiki, kau akan jadi lelaki sejati. Dan kau akan dikasihi ramai orang." "Apa tu, Zam?" "Pertama, cuba berlatih senyum. Kau ni susah sangat nak senyum. Bertemu kawan lama pun tak senyum" .
ii) Pekerjaan Azzam sebagai penjual bakso yang bijaksana. Mengembangkan perniagaan menjadi satu cabang pekerjaan yang kreatif seperti membuat bakso cinta. Bahkan, mematenkan idea beliau di samping mengembangkan bakso ke beberapa cawangan. Azam mempunyai strategi serta pemikiran yang betul dalam menjadi seorang usahawan.
iii) Ilmu titen, yang terhasil dari penelitian dan pengamatan orang-orang dahulu terhadap kejadian-kejadian dalam kehidupan. Ilmu titen ini baru sahaja saya tahu dan sedar selepas membaca novel ini. Pebualan ilmiah Azzam bersama ibu dan adik beradiknya, mengingatkan saya akan perbualan-perbualan saya seharian. Adakah berilmiah dan memberi manfaat kepada orang lain?
Pembacaan novel ini kali kedua sepanjang hidup dan dibaca pada lewat umur 20-an, membawa saya kepada pertimbangan dan kematangan yang berbeza dari 10 tahun lalu. Kisah cinta bukanlah keutamaan saya lagi (bahkan rasa geli pula membacanya:)), bahkan saya lebih tertarik kepada isu-isu sosial dan ilmu yang ditulis di dalam novel ini.
Bahasa yang ditulis juga sangat mudah difahami, tidak berbunga serta straightforward
*Novel dibeli di Perniagaan Fazhas, G41, PKNS Shah Alam.
Category: Books Genre: Romance Author: Habiburrahman El Shirazy
Jumlah halaman: 412 Penerbit: Penerbit Republika Resensor: Nahria Medina Marzuki
Setelah buku Ayat-ayat Cinta, saya tidak terlalu menggubris karya-karya Habiburrahman (yang akrab dipanggil Kang Abik ini) lainnya. Sebut saja Ketika Cinta Berbuah Surga, Di Atas Sajadah Cinta, bahkan Ketika Cinta Bertasbih (KCB)yang pertama juga luput dari bacaan saya. Tapi karena Sabtu kemarin saya ikut hadir dalam bedah buku ini dan setelah Kang Abik memberikan sedikit spoiler dari buku ini..saya jadi tergugah untuk membacanya sendiri.
Tanpa mengetahui isi cerita KCB yang pertama saya mulai membaca lembar demi lembar buku ini. Lagi-lagi penulis menunjukkan kepiawaiannya berpuisi, seperti yang tertuang dalam puisinya tentang definisi cinta pada Bab Ketiga. Kalau orang lain mungkin berpuisi dengan jalinan kalimat-kalimat yang sangat puitis dan penuh dengan kosa kata baru..di sini Kang Abik cukup menyuguhkannya dengan kalimat-kalimat sederhana tapi sangat menyentuh.
Menurutku, cinta adalah kekuatan yang mampu mengubah duri jadi mawar, mengubah cuka jadi anggur, mengubah malang jadi untung
(dikutip dari hal.68)
Bisa dibaca sendiri, pemilihan kata-katanya adalah kata-kata yang sangat umum dipakai sehari-hari kan? Tapi di situlah kelebihan karya-karyanya Habiburrahman El Shirazy.Sederhana tapi menyentuh kalbu. Tentu saja buku ini tidak melulu diisi dengan puisi tapi juga inti ceritanya sendiri tentang perjuangan seorang Azzam sepulangnya dari Cairo untuk merintis usaha dan mencari belahan jiwanya.
Jujur, saya sedikit banyak tersentil sekali dengan kisah pencarian jodohnya Azzam ini. Pada bagian ini, penulis tidak mencekoki pembaca dengan cerita klasik seseorang yang dengan mudahnya bertemu dengan pasangannya..tapii penulis malah menuliskan kisah sebenarnya (kesulitan banyak orang dalam kehidupan nyata dalam bertemu dengan jodohnya).
Jangan juga mengira cerita Azzam mencari jodoh akan dipenuhi dengan berbagai kesedihan..tidak sama sekali! Malah, pembaca akan dibawa tertawa membaca pengembaraannya Azzam sebelum bertemu jodohnya. Bab 18 - Dari Mila hingga Seila benar-benar menghibur lho, bagaimana Azzam benar-benar beritikad bertemu dengan jodohnya. Saya mendapat pesan moral juga dari bab ini, bagaimana penulis menyampaikan ke pembacanya yang masih sendiri untuk bersabar dan tak lupa berusaha juga untuk menyudahi kesendirian mereka.
Tanpa bermaksud membandingkan dengan Ayat-ayat Cinta, di sini juga banyak sekali tertuang pelajaran-pelajaran tentang agama dan kehidupan. Pelajaran yang benar-benar baru bagi saya adalah tentang ilmu titen. Walaupun ini adalah sebuah pengetahun tapi penulis juga menyuguhkannya dengan tidak menggurui dan bertele-tele, bahkan sebaliknya: menghibur sekali.
Untuk sebuah buku bertemakan pembangun jiwa (sesuai yang tertulis pada cover bukunya)..Ketika Cinta Bertasbih Episode 2 ini bisa dibilang lengkap: ada cerita cintanya, sarat dengan ilmu tentang agama, indah dengan cuplikan puisi-puisinya dan sangat menyejukkan hati pembacanya.
Setelah baca KCB 1, aku pun jatuh cinta. Sampai aku bela-belain minta adikku di Indonesia ngirimin buku itu ke sini (Madinah).
Tapi baca KCB 2, agak jatuh kecewa nih.. Padahal aku dah bela-belain begadang loh untuk membacanya sampai akhir.. :p
Karenaaaaa,,, Hampir ga ada lagi nuansa Mesirnya. Padahal itu salah satu poin yang aku suka dari KCB 1.
Beberapa kisah-kisah di KCB 1 ga tergarap lanjutannya apa? Seperti kisah cinta Fadhil, juga kisah cinta Hafez. Dan yang aku penasaran bgt, hubungan Sara Zifzaf dengan kasus yang menimpa Furqan...
Kenapa jadi sesederhana itu?
Mungkin karena kang Abik dah terlanjur menetapkan novel KCB ini jadi dwilogi kali ya? Pas naskahnya dah terlanjur tebal dan banyak,, jadi banyak yg lupa digarap (?).
Walaupun begitu,, KCB 2 tetap penuh hikmah kok. Endingnya juga lumayan indah walau agak mudah ditebak. Tapi agak terlalu sederhana c..
Anyway, aku puas, alhamdulillah.. Banyak pencerahan yang aku dapatkan. Makasih, kang Abik..
Buku kedua serial Ketika Cinta Bertasbih. Terbirit-birit membaca buku ini karena kabar rilis filmnya akan segera beredar di bioskop-bioskop kesayangan anda.
Fokus cerita tentang azzam, yang pulang kekampung halamannya setelah menyelesaikan kuliah. Masih belum dapat kerja, kembali jual bakso di Indonesia, namanya bakso cinta (apa sih...).Mencari-cari perempuan untuk dinikahi dan akhirnya siapakah...bagaimanakah...
Intinya perjalanan cinta Azzam yang berliku-liku akhirnya menikah juga dengan gadis impannya.
Di buku KCB 1, Kang Abik berhasil membuat pembacanya seolah-olah berada di Negeri 1000 Menara, Negeri Para Nabi, Negeri Mesir. Di buku itu pula diceritakan mengenai perjuangan para mahasiswa & mahasiswi Indonesia dalam menuntut ilmu di Negeri Para Nabi tersebut seperti review (http://nicegreen.multiply.com/reviews...) yang saya buat.
Di buku ini, Kang Abik lebih banyak mengangkat Kota Solo dan Pesantren Daarul Qur'an atau yang lebih dikenal dengan Pesantren Wangen yang diasuh oleh Kiai Lutfi. Kiai Lutfi adalah ayah dari Anna Althafunnisa, seorang bidadari dambaan para mahasiswa Cairo yang sedang menyelesaikan S2-nya.
Di buku ini juga diceritakan mengenai Ayatul Husna, seorang penulis novel yang mendapatkan penghargaan karya terbaik nomor 1. Ayatul Husna atau yang lebih akrab dipanggil Husna, tak lain dan tak bukan adalah adik kandung Khairul Azzam. Khairul Azzam, salah seorang mahasiswa Indonesia yang menuntut ilmu di Cairo selama 9 tahun. Tapi Azzam, lebih dikenal dengan pembuat tempe dan bakso demi memenuhi kebutuhan ibu dan 3 orang adik perempuannya di Indonesia.
Setelah 9 tahun menuntut ilmu di Negeri para Nabi, akhirnya Azzam kembali juga ke tanah air. Ia menemani Husna menerima penghargaan yang diselenggarakan di Graha Bhakti Budaya TIM. Ia juga berkumpul kembali dengan ibu dan adik-adiknya. Bulan pertama di Indonesia, banyak yang mencibir dirinya. "Sayang ya sembilan tahun di Mesir masih menganggur. Aku kira begitu pulang dari luar negeri langsung ditarik jadi dosen di IAIN atau STAIN. Eh malah jualan bakso. Kalo hanya jualan bakso, ngapain jauh-jauh kuliah di Mesir." Cibiran itu sempat membuat telinga ibunya Azzam menjadi panas. Ia meminta pada Azzam untuk keluar rumah layaknya pegawai kantoran. Inilah jeleknya orang Indonesia, yang dianggap bekerja apabila dia menjadi pegawai di salah satu Perusahaan. Sedangkan yang berwirausaha dianggap menganggur.
Akhirnya Azzam menuruti keinginan ibunya, ia menyewa satu kamar kos di dekat pasar Kleco. Jam 08.00 ia sudah sampai di kamar kost-nya, belanja kemudian meracik baksonya. Jam 14.00 semuanya sudah siap. Jam 14.30 ia buka warung baksonya. Begitulah rutinitasnya setiap harinya. Kepada para tetangga, ibunya bilang kalo Azzam dah punya kantor di Solo. Azzam terus memutar otaknya bagaimana usaha baksonya sukses. Akhirnya ia membuat bakso cinta. Bakso yang berbentuk hati. Suasana warungnya didominasi dengan warna pink, dari gerobak, tenda, meja, kursi sampe mangkoknya pun berwarna pink.
Di hari pembukaan warung bakso cintanya, sambutan dari pelanggan luar biasa. Hanya dalam waktu 4 jam baksonya habis terjual. Husna dan Lia, adiknya Azzam bahagia dibuatnya dan mereka yakin baksonya laris. Akhirnya bakso cinta ia patenkan. Belum genap 1 bulan warung bakso cintanya sudah bertambah besar dan ia membuka cabang baru di UNS. Omsetnya per bulan mencapai dua puluh juta. Ia pun bisa membeli mobil sederhana layak pakai. Otaknya terus berputar untuk mencari peluang bisnis yang lainnya. Ia membuka bisnis fotokopi tak jauh dari warung baksonya dan diberi nama Fotocopy Cinta. Hasilnya tidak terlalu mengecewakan meskipun tidak secepat bakso cinta.
Setelah bisnisnya sukses sang ibu pun menginginkan agar Azzam segera menikah. Azzam pun memulai berikthiar, ikhtiar mencari cinta. Dari Mila hingga Seila. Dan beberapa gadis lainnya yang berusaha diikhtiarkan oleh Azzam. Akhirnya Azzam dikenalkan oleh seorang dokter muda bernama Alviana Rahmana Putri atau Vivi. Vivi menerima lamaran Azzam. Husna juga merasakan kebahagiaan yang sama dengan kakaknya, ia menerima lamaran Muhammad Ilyas. Seorang santri Kiai Lutfi yang melanjutkan kuliah di Madinah dan S2 di Aligarh India.
Rencananya pernikahan Husna akan dilaksanakan di hari yang sama dengan syukuran pernikahan Azzam di Kartasura. Tapi Allah berkehendak lain. 4 hari sebelum hari yang membahagiakan itu, Azzam dan ibunya pergi menemui Kiai Lufti untuk memintanya menjadi mau'idhah hasanahnya. Tapi Kiai Lutfi menolaknya, karena dirinya merasa tidak pantas memberikan mau'idhah pada orang lain karna kegagalan pernikahan putrinya, Anna Althafunnisa yang hanya berumur 6 bulan. Selama 6 bulan pernikahannya, Anna masih janda kembang. Mahkotanya masih suci dan belum direnggut oleh Furqan, mantan suaminya.
Akhirnya Kiai Lutfi mereferensikan Kiai Kamal di Delanggu sebagai pengganti dirinya. Azzam dan ibunya pun bergegas menemui Kiai Kamal. Di tengah perjalanan bemper depan sebuah bus menghantam motor yang dikendari Azzam. Kecelakaan itu merenggut nyawa ibunya dan Azzam mengalami luka yang cukup parah. Kaki kirinya patah dan harus dioperasi. Melihat keadaannya seperti itu, Azzam memberikan kebebasannya pada Vivi. Dia boleh menikah dengan siapa saja yang dia suka. Vivi pun bertekad untuk setia pada Azzam. Tapi Allah berkehendak lain, ibunya Vivi menjodohkannya dengan orang lain.
Azzam sempat terpuruk, tapi berkat Husna semangatnya berikhtiar menemukan jodoh terbaik pilihan Allah kembali berkobar. Ia datang pada Kiai Lutfi dan menyerahkan cincin yang dikembalikan oleh Vivi. Ia memohon kepada Kiai Lutfi untuk mencarikan jari siapa yang cocok dan menerima cincin itu. Kedatangan Azzam ke rumah Kiai Lutfi bertepatan dengan rencana kepergian Anna untuk kembali ke Cairo melanjutkan tesis S2-nya. Kiai Lutfi langsung mencalonkan Anna. Azzam pun dengan mantap menerima Anna sebagai calon istrinya. Hari itu juga ba'da maghrib, Kiai Lutfi menikahkan Azzam dengan Anna. Jama'ah mesjid yang mengikuti sholat maghrib menjadi saksi pernikahan mereka.
Subhanallah, Allahlah yang mengatur hidup ini. Kalau memang jodohnya Anna Althafunnisa seperti apapun berliku jalannya maka ia akan sampai pada jodohnya.
Sebagai sekuel dari KCB 1 menurutku buku ini lumayan mengalami perkembangan baik dari segi perkembangan karakter maupun alur cerita. Bisa dinikmati dengan baik jika dilengkapi pula dengan menonton versi filmnya.
Pada novelnya sendiri aku menemukan beberapa plot hole yang justru terjawab pada versi film.
Sayang sekali untuk ukuran buku yang sudah belasan kali cetak ulang kesalahan teknis seperti typo justru lebih banyak kutemukan di KCB 2 dibanding di KCB 1, entah karena tergesa, atau memang sudah dirasa cukup sejak dulu.
Overall aku suka ceritanya, terutama sisipan-sisipan dakwah yang tidak berlebihan sungguh terbungkus dengan apik.
Tidak sabar menunggu KCB 3.
Harapanku semoga hal-hal yang belum selesai di KCB 1 & 2 bisa menemukan titik terang dan penyelesaian yang baik kelak di KCB 3
BAB I RESENSI NOVEL 1.UNSUR EKSTRINSIK 1.2.Nama Pengarang : Habiburrahman El Shirazy 1.3.Riwayat hidup : Habiburrahman El Shirazy adalah sarjanaAl Azhar Uneversity Cairo. Dan Pengasuh Utama Pesantren Karya dan Wirausaha BASMALAH INDONESIA, yang berkedudukan di Semarang, Jawa Tengah. Ia di kenal secara Nasional sebagai dai, novelis, dan penyair. Beberapa penghargaan bergengsi pernah di raihnya, antara lain Pena Award 2005,The Most Favorite Book An Writer 2005,dan BF Award 2005. Tak jarang ia di undang di forum forum nasional maupun internasional, baik dalam kapasitasnya sebagai dai,novelis,ataupun penyair. Seperti di Cairo, kuala Lumpur, Hongkong dan lain lain. Karya karya nya selalu dinanti khalayak karena di nilai membangun jiwa dan menumbuhkan semangat berprestasi. Diantara karya karya nya yang telah beredar di pasar adalah Ayat Ayat cinta(Novel fenomenal yang akan di layarlebarkan 2004), Pudarnya Pesona Cleopatra(Novelet 2004), Di Atas Sajadah Cinta(kumpulan kisah teladan yang telah di sinetronkan di trans tv 2004), Ketika Cinta Berbuah Surga(kumpulan kisah teladan 2005), Ketika Cinta Bertasbih 1(Dwilogi 2007), Dalam Mihrab Cinta(Novelet 2007). Karyanya yang siap di rampungkan:Langit Makkah Berwarna Merah, Bidadari Bermata Bening, Dan Bulan Madu Di Yerusalem. BAB II RESENSI NOVEL 2.UNSUR EKSTRINSIK 2.1.Judul Buku : Ketika Cinta Bertasbih 2 2.2.Ukuran Buku : 20,5x13,5cm 2.3.Jenis Kertas : HVS 2.4.Jumlah Halaman : 416 Halaman 2.5.Penerbit : Replubika 2.6.Kota Terbit : Jl. Pejaten Raya No. 40 Jati Padang Jakarta Selatan 2.7.Tahun Terbit : 2007 2.8.Cetakan : Cetakan pertama 2.9.Harga Novel :- 3.SINOPSIS Ketika Cinta Bertasbih 2, di sini kang Abik menceritakan berbagai usaha Azzam untuk menemukan pasangan hidupnya, juga tentang perjuangan Husna agar bias menjadi penulis terkenal. Dan juga tak lupa kisah rumah tangga Anna Althafunnisa yang begitu menyentuh hati. Tokoh tokohnya adalah Adullah Khairul azzam yaitu seorang mahasiswa di Cairo yang Sehari hari nya juga bekerja sebagai pembuat tempe, ia adalah sosok lelaki yang religious dan tidak mudah menyerah, ini terbukti saat ia berjuang untuk mendapatkan pendamping yang akan mendampinginya seumur hidup. Anna Althafunnisa gadis cantik nan sholehah, ia juga mahasiswi di Cairo, pertemuannya dengan Azzam di Cairo yang tidak di sengaja ternyata menumbuhkan cinta di hatinya. Furqon Andi Hasan yang di jebak dan di nyatakan sebagai penderita AIDS, dan itu membuatnya memutuskan untuk bercerai dengan Anna Althafunnisa. Eliana gadis cantik dan cerdas,pertemuannya di Cairo dengan Azzam ternyata menumbuhkan cinta dan merubahnya menjadi perempuan yang sholehah. Lalu bagaimanakah kehidupan para tokoh tokoh di atas?,akankah Azzam menemukan bidadari surganya?,dan bagaimanakah kehidupan Anna dan Furqon setelah bercerai? Sunnguh novel pembangun jiwa yang sangat menarik untuk di telusuri dan akan memberikan pelajaran yang begitu berharga untuk kita menjalani hidup ini. 4.UNSUR INTRINSIK 4.1.Tema :Islami Percintaan 4.2.Penokohan :Azzam:pantang menyerah,religious,patuh pada orang tua,cerdas.Anna:cantik,cerdas,religious,penulis,anak seorang kiai,patuh pada orang tua,berpendirian.Furqon:tampan,anak seorang pengusaha,pintar,mudah di bohongi,rapuh.Husna:pintar,suka menulis,baik,setia kawan,cantik.Eliana:cantik,cerdas,ingin tahu,seorang aktris. 4.3.Alur : alur maju 4.4.Setting :tempat:Cairo,Pesantren,Desa wangen,Klewer Waktu:Pagi hari,Siang hari,Sore hari,Malam hari Suasana:Menyedihkan,Menyenangkan,Menegangkan 4.5.Sudut Pandang : Diaan(orang ketiga serba tahu) 4.6.Gaya Bahasa :Bahasa Nasional,mudah di pahami 4.7.Amanat :Dari berbagai perjalanan hidup para tokoh dalam novel ini,kita dapat mengambil beberapa pelajaran.Pertama kita tidak boleh mudah menyerah dalam berusaha,kedua dalam berusaha kita juga perlu berdo’a dan berserah diri kepada Allah SWT.,ketiga kita harus yakin bahwa setiap permasalahan pasti ada jalan keluarnya dan juga kita harus selalu bersyukur kepada Allah SWT. 5.KESIMPULAN Ketika Cinta Bertasbih 2 Novel yang bergenre religi ini yang dapat membangun jiwa dengan kehidupan para tokoh di dalamnya,seperti kehidupan Abdulloh Khoirul Azzam yang berjuang menamatkan sekolahnya di Cairo dengan berjualan tempe dan perjalanannya mencari bidadari surga. Juga kehidupan Anna Althafunnisa,saat dia harus menerima kenyataan bahwa dirinya menjadi seorang janda,namun keadaan itu tidak membuatnya terpuruk dalam kesedihan. Dan juga kehidupan Andi Hasan Furqon yang dijebak oleh seseorang saat dai menjadi mahasiswa,bagaimana terpuruknya dia saat di vonis oleh dokter bahwa dia mengidap penyakit AIDS namun tidak lam kemudian dia bangun dari keterpurukkannya dan mengunjungi para dokter di seluruh dunia untuk memastikan apakah dia benar benar menderita AIDS dan juga kehidupan para tokoh lainnya yang dapat membangun jiwa. 6.Saran Novel ini sangat cocok dibaca oleh para remaja SMA keatas karena di dalamnya banyak mengisahkan perjuangan hidup para tokohnya untuk menggapai impiannya,Novel ini dapat menginspirasi seseorang agar berikhtiar dan bertawakal. Namun novel ini sepertinya kurang cocok untuk dibaca oleh anak SD dan SMP karena ada beberapa begian yang mungkin tidak cocok untuk anak seusia mereka.
Azzam adalah seorang pemuda sederhana yang memilih untuk menuntut ilmunya di Kampus Al Azhar, Cairo. Azzam dikenal sebagai sosok yang tegas dan dewasa. Dia sangat memegang teguh prinsip-prinsip Islam dalam kehidupan sehari-harinya. Di kalangan teman-temannya pun Azzam menjadi panutan dan sosok yang bisa diandalkan. Setelah bapaknya meninggal, sebagai anak tertua dalam keluarganya, dialah yang menanggung kehidupan keluarganya di Solo. Oleh karena itu, selain sebagai mahasiswa, dia juga bekerja keras sebagai pembuat tempe dan bakso untuk menghidupi ibu dan adik-adik perempuannya di Indonesia serta kehidupannya sendiri di Cairo. Bahkan Azzam, rela meninggalkankuliahnya untuk sementara dan lebih berfokus untuk mencari rezeki. Meski terkadang ada rasa iri melihat teman-teman satu angkatannya yang sudah terlebih dahulu lulus, bahkan ada yang hampir menyelesaikan S2-nya tapi Azzam segera sadar kalau dia tidak sama dengan teman-temannya yang lain. Azzam lebih dikenal sebagai tukang tempe di kalangan mahasiswa Indonesia yang sedang kuliah di Al Azhar. Azzam juga sering mendapatkan undangan dari duta besar Indonesia yang ada di Mesir untuk memenuhi kebutuhan konsumsi pada acara-acara kebesaran. Jadi, selain terkenal di kalangan mahasiswa sebagai tukang tempe, Azzam juga terkenal di kalangan para duta besar. Saat bekerja itulah Azzam mengenal sosok Eliana. Eliana adalah sosok yang sempurna secara fisik. Putri duta besar, cantik, dan salah seorang lulusan Universitas di Jerman. Akan tetapi, prinsip-prinsi keislaman yang Azzam pegang teguh membuat Azzam mampu menepis perasaannya. Saat bekerja juga Azzam secara tidak sengaja bertemu dengan Anna Althafunnisa. Dialah perempuan yang memikat hatinya dan hendak ia lamar. Namun, status sosialnya membuat Azzam ditolak. Yang lebih mencengangkan Azzam adalah Anna justru menerima lamaran dair Furqan, sahabat Azzam sendiri yang memiliki status sosial lebih tinggi daripada Azzam. Azzam akhirnya mampu melanjutkan kuliahnya setelah adiknya menyelesaikan pendidikan. Setelah dia lulus dari Al Azhar dengan nilai yang cukup memuaskan, akhirnya setelah 9 tahun terpisah dengan keluarganya tanpa pernah pulah, dia pun pulang dan kembali ke tengah-tengah keluarga tercintanya.dan akhirnya dia menikah dengan Anna Althafunnisa.
Kali ni sekuelnya berkisar tentang kehidupan Azzam sekembalinya ke Indonesia. Cerita tentang keluarga Azzam khususnya. Secara peribadi ia kurang menyengat. Barangkali disebabkan kedudukan Azzam sebagai tunjak utama dibayangi dengan kehadiran watak-watak kaum Hawa di sekelilingnya atau mungkin aku lebih suka dengan cerita Azzam di bumi para anbia.
Bermula dengan Eliana – perasaan puteri Pak Durbes yang semakin condong padanya. Dari perasaan yang biasa-biasa dia kemudiannya makin mengagumi sikap dedikasi Azzam pada keluarganya. Apalagi bila bertemu dengan keluarga sederhana Azzam. Namun, di sudut hati dia tahu siapalah dia untuk mengimpikan Azzam sedangkan dia bukanlah ‘nur’ yang sesuai tuk Azzam.
Anna Althafunnisa – Si bidadari tuk novel ini. Keperibadiannya yang tinggi mengalir dalam dua episod ini. Pada saat dia bertemu dengan Azzam, hatinya bagaikan dipalu ayat-ayat cinta. Sayangnya, tika itu dia sudah menjadi tunangan Furqan. Dengan hati yang reda’ dia menerima suratannya. Jodoh yang ditetapkan oleh keluarganya, itulah bahagia yang dicari.
Ayatul Husna – adik kepada Azzam. Antara watak yang aku kira paling menyerlah. Gadis ini pada usia kanak-kanaknya agak keras. Terlalu berbeza dengan perangai abangnya itu. Tetapi siapa tahu permergian ayah mereka menyebabkan dunia 2 beradik ini berpusing 180 darjah! Kalau Azzam sanggup berniaga tempe/bakso, si adik menjadi serikandi mempertahankan keluarganya di Indonesia. Dorongan si abang juga adalah pemangkin buat Husna untuk bergiat aktif dalam arena penulisan.
Kagum dengan kasih sayang luhur sang ibu. Dia berjaya mendidik anak-anaknya dengan baik sekali. Suka juga watak Zumrah; gadis yang pada mulanya pernah dikatakan jodoh Azzam. Dia tersasar tapi bantuan Husna dan Azzam dia kembali menjadi muslimah. Benar, siapalah kita untuk menghukum?
Ada terselit juga kisah rumah tangga Anna & Furqan, kisah Azzam mencari surinya dan juga cerita tentang dunia pesantren. Di penghujungnya ada sesuatu yang manis buat Azzam. Sudah jodohnya, walau jauh menghindar cinta pertamanya masih lekat di hati.
U/ yg blm pernah baca buku ini tp penasaran mw tau kelanjutan film kcb 1, kenapa ga baca dulu aja siy...(he..he..promo) singkatnya, setting ceritanya ga lagi d timur tgh tp sepenuhnya d indonesia. Furqon akhirnya memutuskan menikah dgn anna walaupun sblmnya ragu krn khawatir dirinya bnr2 tertular HIV (egois ya) tp ya selama menikah ia pun g berani menyentuh anna. Anna blm tau mslah ini. Trus, azzam jg sempat mau menikah dgn seorang dokter (lupa namanya) tp krna dia mngalami kclakaan yg mnybabkn patah tulang dan mbtuhkan wkt lama u/ sembuh, ini mbuat dokter akhwat tsb mundur (khawatir tdk bs jaga hati) jdnya batal lg deh (lagi? o ya, sblumnya smpt mau melamar akhwat tapi dah keduluan). Adalagi, adiknya azzam akhrnya jd penulis yg terkenal. Nah, bagian yg anna dan furqon akhrnya cerai, agk2 lupa crtanya (lg dipjm pula bkunya) lupa klo anna yg minta cerai atau furqon yg akhrnya mengaku ttg masalah yg dideritanya. Setelah brcerai dgn furqon, ia brtemu lg dgn azzam (mmg jodohnya) akhrnya mrka menikahlah. Happily ever after (halah..). That's all enough?
Buku pertama gak suka, yang buku keduanya juga aku gak suka. Napa coba terus baca? Penasaran hehe. Tapi pas udah bacanya jadi kecewa banget.
Itu si anna egois banget sih jadi perempuan. Trus yang dimaksud perawan ama perjaka itu apa sih sebetulnya, kok kayaknya buat autor pengertian perawan dan perjaka itu saklek banget yah? Kan kasian aja para wanita atau laki2 yang terenggut keperawanannya atau keperjakaannya karena musibah.
Si Furqan malang banget nasibnya, emang si dia boong, gak bilang2 kalo dia lagi sakit, tp posisi dia waktu itu kan emang lagi sulit banget. Dah gitu dia dah berusaha menahan diri eh gak dihargai sama sekali sama si anna, malah dimarah2in kayak gitu. Kan itu masih suami sendiri, kok gak berperasaan banget. Gimana kalau kejadiannya berbalik? Si anna yang sakit, trus suaminya yang marah ke si anna, kayaknya banyak orang yang bakal sebel sama suaminya.
Tapi sekali lagi, ide2 ceritanya emang OK, cuman kok pengembangannya aja yang aku ga suka.
tuk para penggemar kcb 2 i'm really sorry.. tapi dibandingkan dengan KCB 1 ini bener2 gak sesuai harapan,di kcb 1 ada konflik2 yang emang menarik en tentunya kita menanti penyelesaian yg menarik juga di seri ke-2 yang sepertinya berakhir biasa2 saja dan tentunya..dipaksakan..(especially when furqan's email in the last chapter) Dengan seting yang beda dan konflik2 yang ada dari kcb1 sepertinya tokoh2 seperti berseliweran aj..gak ada pendalaman en sangat gampang ditebak en penyelesaian masalah2 yang dipaksakan ampe akhir.. terlepas dari konsep religius yang dibawa tetap menjadi daya tarik buku ini tetapi kalau tidak diiringi cerita yg kuat membuat buku ini menjadi just another religious novel book sori kang abik...still waiting ur book that can match Ayat-Ayat Cinta..
Novel yang diberi tema Dwilogi Pembangunan Jiwa ini adalah penuntasan dari kisah tokoh-tokoh yang digambarkan pada KCB 1. Misalnya tokoh Azzam, Furqon, Anna dan Elliana. Pada episode 2 ini dikisahkan tokoh yang hanya disebut di buku pertama yaitu Ayatul Husna adik kandung dari Azzam.
Banyak aqidah dan fiqih yang diselipkan pada buku ini, membuat kita lebih peka lagi terhadap perbuatan dan perkataan yang sering kita lakukan dan lontarkan sehari-hari.
Judul : Ketika Cinta Bertasbih (Episode 2) Penulis : Habiburrahman El-Shirazy Penerbit : Republika Cetakan : I, Nopember 2007 Tebal : 414 halaman ISBN : 9789791102131
Dwilogi Pembangun Jiwa
Sebuah Mahakarya yang mencerahkan. Kisah cinta yang tak terduga namun terjalin sangat kuat antara Azzam dan Anna. Azzam-seorang anak yang sangat berbakti kepada ibunya. Akhirnya ia kembali ke tanah air setelah menimba ilmu di Cairo. "Sudah sembilan tahun aku meninggalkan tanah air. Sudah sembilan tahun aku berpisah dengan ibuku dan adik-adikku. Aku terharu akhirnya aku bisa pulang ke Indonesia. Aku akan bertemu dengan keluarga. Apakah aku tidak boleh menangis karena haru dan bahagia? Apakah aku tidak boleh menangis karena bersyukur bahwa aku akan kembali menginjak tanah air tercinta?" (hal 117). Azzam dan adik-adiknya membuka wirausaha bernama Bakso Cinta. Dan hasilnya sangat di luar dugaan. Warung bakso itu sangat ramai dan bercitra dakwah. Ikhtiarnya mencari rejeki lewat bisnis pun bersambut manis. Kini saatnya ia berikhtiar mencari cinta. Dari Mila hingga Seila lalu Eliana, semuanya tidak cocok. Kemudian datanglah dokter Vivi yang hampir saja berproses hingga pernikahan. Sebuah musibah kecelakaan telah dialami Azzam dan ibunya ketika akan mempersiapkan pernikahan dokter Vivi. Azzam dirawat di rumah sakit selama sepuluh hari. Keluarga Vivi tidak sabar menunggu Azzam menikahi Vivi sehingga di akhir keputusan, Vivi dinikahkan dengan orang lain. Azzam telah kehilangan kebahagiaannnya, kehilangan Vivi dan ibunya. Saat itulah ia berusaha bangkit dan menyerahkan urusan jodoh kepada Kiai Lutfi (ayah Anna). "Ada seorang gadis yang halus hatinya. Patuh dan bakti pada kedua orang tuanya. Apapun yang diinginkan orang tuanya pasti dikabulkannya. Gadis itu shalihah insyaa Allah. Gadis itu sangat takut pada Tuhannya. Cinta pada nabinya. bangga dengan agama yang dipeluknya. Suatu hari gadis itu dilamar pemuda yang dianggapnya akan membahagiakannya. Ia menerima lamarannya. kedua orang tuanya merestuinya. Nikahlah gadis itu dengan sang pemuda. Hari berjalan. Bulan berganti bulan. Orang tuanya beranggapan bahwa putrinya telah menemukan kebahagiaannya. Ternyata anggapan itu tidak sama dengan kenyataan. Enam bulan menikah pemuda yang menikahinya tidak mampu melakukan tugasnya sebagai suami. Gadis itu masih perawan. Masih suci. Pemuda itu lalu menceraikannya. Nak sekarang pertanyaanku. Maukah kau menikah dengan gadis itu?" (hal 384-385) Kepercayaan Azzam sepenuhnya kepada Kiai Lutfi. Dan demikianlah kisah cinta Azzam dan Anna yang bermula secara ketidaksengajaan di Cairo dan hanya tersimpan di dalam hati, menjadi nyata. Azzam berjodoh dengan Anna yang telah menjanda. Novel ini dikemas dalam bingkai dakwah yang sarat hikmah. Bagaimana mengelola jiwa yang jatuh cinta, bagaimana cara taaruf yang dibenarkan, dan bagaimana kehidupan pesantren yang sesuai dengan syariat. Sangat memotivasi dan mendidik serta menyentuh jiwa. Selamat membaca. (*)
Berbanding episod pertama, Ketika Cinta Bertasbih 2 jauh lebih menyengat dan meruntun jiwa. Semua persoalan yang tergantung dalam buku awal dulu mengenai apa yang terjadi kepada Anna dan Furqan terjawab. Namun, buku yang pertama itu harus juga dibaca walaupun membawa banyak konflik jiwa yang berat supaya kita faham latar belakang watak watak utamanya. Persoalan ketetapan jodoh dan ketentuan nasib seorang hamba diserlahkan dengan begitu cemerlang dan pastinya membawa begitu banyak ilmu baru dan kesedaran buat saya.
Azzam yang sentiasa berpegang teguh kepada takdirnya namun sangat kukuh semangat juang melayari kehidupan penuh cabaran dan tidak pernah kenal erti putus asa, sememangnya pemuda harapan bangsa. Dia selalu tenang walau dilanda banyak episod kecewa dan menyedihkan. Cinta Azzam pada ibu dan adik-adiknya begitu indah. Kisah Asmaul Husna si perawan cerdas dan kreatif namun berpendirian seperti seorang pahlawan wanita yang lantang dan berani, juga tidak kurang hebat menguatkan lagi cengkaman cerita ini. Lia yang periang juga saya suka. Watak Anna pada awalnya saya juga suka, namun kemudiannya jadi sedikit berkurangan. Mungkin kerana tercalar akan sifat langsung tiada belas dia terhadap penderitaan Furqan. Betapa Anna begitu memandang rendah dan langsung tiada hati memaafkan orang yang pernah berbuat dosa biarpun orang itu kemudian menyesal? Begitu kah sifat seorang yang berjiwa patuh? Atau tekad mencari lelaki yang sentiasa beriman dari kecil hingga dewasa itu begitu priority hingga tiada langsung harus ada negotiation. Saya fikir jika benar ada cinta dalam dada Anna buat Furqan seperti yang diberitahu selepas bernikah, dia bolwh sekurang-kurangnya membuka jalan untuk berusaha terus memelihara tali akadnya. Ya mungkin perlu berkorban sedikit? Saya pasti ada cerita seorang isteri yang teguh mahu bersama dengan suami walau dia tahu suaminya mengidap penyakit fatal yang membawa maut, tahap kesabaran dan rela berkorban itu perlu ada. Namun mungkin tidak boleh jika tiada rasa cinta yang mendalam. Saya ingat cerita Wasilah Cinta Weera, betapa teguh Weera terus tidak mahu meninggalkan saudaranya Ray yang malang hingga ke penghujung nafas, demi kukuhnya kasih terhadap seorang yang dianggap abang. Entah saya juga kurang pasti. Apa yang terjadi pada Furqan menyedihkan namun ya, itu kan ketentuanNya.
Kisah sang anak singa yang tidak berani mengaum kerana tidak sedar akan potensinya akibat telah biasa hidup di kalangan kambing yang diceritakan Azzam di Pesantren Wangen di hari akad nikahnya, membawa makna besar kepada bangsa Indonesia.
Saya sangat bersyukur dengan nikmat Allah membuka jalan membaca Ketika Cinta Bertasbih.
Kalau memang jodohnya ... seperti apapun berliku jalannya maka ia akan sampai pada jodohnya (h.381) 🤍
🌼KETIKA CINTA BERTASBIH 2🌼 ✍🏻 Penulis: Habiburrahman El Shirazy @kangabik 📕 Penerbit: Republika Penerbit @bukurepublika 📆 Tahun Terbit: 2007 (Cet. ke-11, Juli 2022) 📑 Halaman: 410 🔖 Genre: Fiksi Religi (15+)
Novel KCB seri kedua ini mengisahkan kehidupan Azzam selepas menamatkan pendidikan di Universitas Al Azhar. Setelah 9 tahun tinggal di Cairo, akhirnya Azzam berjumpa dengan keluarganya lagi. Di Indonesia Azzam kembali harus berjuang! Berjuang untuk menghidupi keluarganya. Dan untuk menemukan jodohnya.
Perjuangannya menjadi entrepreneur sama sekali tak mudah! Mulai dari mendapatkan gunjingan dari tetangga hingga tertimpa fitnah! Namun Azzam tetap bertahan, berdoa dan berjuang lebih keras! Lantas dalam keadaan tertekan ia justru mendapatkan banyak inspirasi, dari situ ia mampu bangkit lagi!
Perjalanannya menemukan jodoh pun sangat berliku. Ada saja rintangan yang harus dihadapinya. Sampai akhirnya, janji baik kehidupan itu datang... Seorang wanita sholehah, berpendidikan, cerdas, cantik dan teguh pendirian, dijodohkan dengannya. Siapkah wanita itu? Bagaimana kisah mereka selengkapnya? Yuk langsung baca novel ini ☺️
🌼🌼🌼 KCB 2 ini juga banyak mengisahkan tentang Husna, adik Azzam. Dari kisah Husna aku belajar, bahwa seseorang bisa berubah menjadi lebih baik dalam setiap harinya 🤍
Di sisi lain, diceritakan juga tentang gelapnya kehidupan Zumrah. Dan derita yang dialami Furqon dan Anna. Semuanya penuh pelajaran! Dapat dijadikan refleksi pada kehidupan kita sendiri!
🌼🌼🌼 Dan akhirnya bagian yang paling ku suka dalam novel ini yaitu ketika Azzam bercerita tentang "Kisah Seekor Anak Singa". Kisah yang sangat menampar dan menggugah! Selain itu, novel ini juga bertabur banyak puisi (salah satunya di slide 5). Semua ini cocok dibaca bagi penggemar novel religi dan roman islami ☺️🌼
Jujur, ini adalah Novel pertama yang saya baca bener-bener kebut-kebutan. Novel yang paling membuat saya penasaran, dan pada akhirnya berhasil saya selesaikan hanya dalam 2 hari. Yang padahal biasanya saya menghabiskan sebuah novel bisa sampai 1 hingga 2 minggu. Hanya novel ini yang mampu saya selesaikan dalam waktu 2 hari, dengan membacanya berjam-jam sehari.
Entah mungkin karena saya sudah membaca bagian pertamanya, yang memang sudah membuat saya terkesan dan penasaran dengan bagian keduanya. Atau memang jalan cerita bagian kedua ini benar-benar sangat memberikan semangat tersendiri bagi saya.
Jika bagian pertama dari Novel Ketika Cinta Bertasbih ini penuh dengan perjuangan hidup, maka saya bisa katakan untuk bagian kedua ini penuh dengan Perjuangan Cinta.
Yap, perjuangan untuk mendapatkan cinta sejati yang selama ini sangat sulit untuk kita cari. Bahkan tanpa kita sadari, cinta itu sudah disiapkan dan berada tepat di depan kita.
Tentang perjuangan untuk tetap sabar, dan tetap percaya bahwa Allah pasti akhirnya akan memberikan kita jodoh yang terbaik menurutnya, bukan hanya jodoh yang terbaik menurut kita. Karena itu, kita harus tetap berperasangka baik, dan rela mengikhlaskan cinta yang tidak berjodoh dengan kita.
Dengan endingnya yang begitu memuncak dan penuh dengan emosi. Akhirnya rasa penasaran saya terselesaikan. Namun ya pada akhirnya saya juga menyesal, karena seharusnya novel yang bagus harus dinikmatin pelan-pelan. Tetapi kadang karena bagusnya novel tersebut, membuat saya terlalu bersemangat. Muehehehe
Judul : Ketika Cinta Bertasbih 2 Penulis : Habiburrahman El shirazy Penerbit : Republika Halaman : 390 hlm
Novel KCB 2 mengisahkan tentang perjalanan seorang laki-laki, yaitu Azzam dalam mencari pelabuhan hati. Ia lulusan Al Azhar, Mesir yang pekerja keras. Menyambi jualan tempe disana demi menyambung hidupnya sendiri juga menafkahi saudara-saudaranya.
Saat sudah kembali ke Indonesia, ia lanjutkan berbisnis juga mengisi pengajian². Salah satunya mengajar kitab Al Hikam di pondoknya Kyai Lutfi (ayah Anna). Bagian ketika menjelaskan tentang sombong, menurutku bagus. Mengingatkan bahwa sombong bukan hanya karena di atas, tapi juga saat merasa kita lebih pantas berada di depan. Atau kita tidak seharusnya berada ditempat yg begini begitu. Sikap merasa lebih tau dari Sang Pencipta.
Konflik disini adalah pernikahan Anna dg teman Azzam, yaitu Furqon. Dimana ternyata Furqon menyimpan masalah penting ketika menikahi Anna. Berlanjut ke pencarian Azzam, mencoba melamar banyak gadis namun ada saja kendalanya. Sampai akhirnya bisa bersama Anna.
Begitulah kiranya novel ini. Novel yang banyak dibumbui drama ala tulisan Kang Abik. Part yang kusuka adalah di akhir, ketika Azzam memberi ceramah tentang Singa dan Kambing. Anak singa yang tumbuh di kawanan kambing, hingga hilang kemampuan mengaum layaknya raja hutan. Anak singa itu mengira, ia adalah makhluk lemah. Bak kita yang tak pernah sadar akan potensi yang dimiliki karena tumbuh di lingkungan yang biasa-biasa saja.
Sama seperti buku pertamanya, buku kedua Ketika Cinta Bertasbih ini bikin moodku naik turun. Latar tempatnya yang dekat denganku, membawa kembali kenangan di masa lalu. Kisahnya benar-benar menyentuh. Perkembangan karakternya cukup lambat, dan bikin aku gemes kaya nonton sinetron yang nggak maju-maju ceritanya. Pengalamanku membaca buku ini cukup nano-nano. Kadang bikin aku ikutan bahagia karena adegan uwu-uwunya, kadang bikin kepalaku pusing, kadang bikin aku mewek ketika ada adegan yang menguras air mata. Kang Abik memang luwes dalam merangkai kata. Membuatku tersedot dengan ceritanya.
Kesemuanya yang kurasakan ketika membaca buku pertamanya, juga kurasakan di buku kedua. Namun ikatan yang begitu intim dengan latar tempatnya, membuatku semakin merasuk dalam ceritanya. Disisipkan pula ajaran Islam, sehingga membuat pembaca tergugah hatinya. Menurutku, kalau bukunya tidak lanjut pun tetap memiliki akhir yang baik.
Judul : Ketika Cinta Bertasbih 2 Penulis : Habiburrahman El Shirazy Percetakan : PT.Gramedia, Jakarta. Penerbit : Republika Tebal : 414 halaman Melukiskan kisah dua insan laki-laki dan perempuan yang sebenarnya saling mencintai, namun untuk mereka menyatu membutuhkan banyak halangan dan rintangan sampai akhirnya mereka menyatu. Perempuannya bernama Anna Althafunnisa putri seorang Kyai pengasuh utama Pesantren Daarul Quran yang terletak di tengah-tengah desa Wangen, Polanharjo, Klaten yang biasa di panggil Kyai Luthfi. Sedangkan yang laki-laki bernama Khairul Azam. Keduanya sama-sama kuliah di Al-Azhar Mesir. Suatu saat Anna pulang ke rumahnya dan memilih melanjutkan menulis tesisnya di rumah saja. Setelah beberapa hari di rumah, abah dan uminya menanyakan ke Anna tentang kapan ia akan menikah. Sudah banyak calon untuk Anna yang ia tolak. Akhirnya ia menceritakan ke abah dan uminya tentang lamaran Furqan kepadanya. Seorang laki-laki yang baru saja menyelesaikan S2nya di Cairo University. Dan abahnya setuju-setuju saja setelah abahnya mendengan cerita tentang Furqan. Namun Anna juga menceritakan tentang orang yang menolongnya saat selesai membeli kitab bersama temannya dan dompet itu kecopetan. Orang itu sedang naik taksi dan memberinya tumpangan lalu mengejar pencopet itu sampai kena. Saat Anna tanya nama laki-laki itu siapa laki-laki itu hanya menjawab Abdullah sambil menundukkan kepalanya. Lelaki seperti itulah yang sebenarnya diidamkan oleh Anna. Namun, ia tak tau menau lagi tentang lelaki itu. Setelah mendengar cerita putrinya itu abah dan uminya menyarankan agar ia menikah dengan Furqan saja. Dan akhirnya Anna munuruti kata-kata abah dan uminya, walaupun dipikirannya masih terbesit tentang Abdullah. Sutu hari pesantren Darul Quran mengadakan acara besar yaitu Bedah Buku Kumpulan Cerpen. Dan tib-tiba Anna diminta untuk menjadi pembanding diacara itu. Karena yang rencana mau jadi pembandingnya ada urusan yang sangat penting mendadak. Akhirnya Anna menerima tugas itu dan ia membaca buku kumpulan cerpen itu yang berjudul “Menari Bersama Ombak” yang ditulis oleh Ayatul Husna. Ayatul husna adalah seorang penulis cerpen yang sebentar lagi akan menerima penghargaan dari Diknas Pusat. Husna tinggal di sebelah barat Kota Kartasura. Ia tinggal bersama ibu dan adiknya. Kakaknya laki-laki sedang kuliah di Mesir sambil berjualan bakso dan tempe untuk menghidupi keluarganya dan dirinya, sedangkan adik bungsunya di pesantren Al Quran agar dapat menghafal Al Quran. Hari pertunangan Anna dan Furqan pun tiba. Hari demi hari berlalu, sampai tibalah acara besar di pesantren Darul Quran. Setalah acara selesai Husna sempat berbincang-bincang dengan Anna, lalu ia pulang. Suatu hari Husna pergi ke Jakarta untuk menjemput kakaknya Azzam di bandara dan untuk menerima penghargaan dari Diknas. Setelah selesai dengan urusannya Husna dan kakanya pulang ke rumahnya. Mereka diantarkan oleh Eliana, sekalian Eliana juga mau kerumah saudaranya. Sesampainya di rumah bu Nafis dan Lia menyambut kedatangan mereka dengan. Keluarga dan para tetangga senang dengan kepulangan Azam. Hari yang bersejarah bagi Anna tiba. Yaitu hari pernikahannya dengan Furqan. Sehari sebelum pernikahannya Furqan terbayang-bayang oleh penyakit HIV yang dideritanya. Dia ingin membatalkan pernikahannya, tetapi disisi lain dia juga sangat sanyang dan tidak mau kehilangan Anna. Acara pernikahan Anna dan Furqan berlangsung meriah. Banyak orang yang datang, diantaranya keluarga Azam. Saat itu hati Azam terasa sakit melihat orang yang diidamkannya menikah, tapi Azam mencoba untuk tegar dan melupakan perasaannya itu. Semenjak saat itu Azam mencari calon untuk diperistinya. Mulai dari teman Husna sampai keponakan tetangganya. Selain itu Azam juga membuka usaha bakso cinta dan foto copy yang banyak pelanggannya itu. Dan akhirnya lamarannya diterima oleh keponakan tetangganya. Acara syukuran di persiapkan di rumah Azam yang sekaligus pernikahan Husna dengan Ilyas. Suatu ketika Azam dan ibunya pergi ke rumah Kyai Luthfi untuk meminta beliau agar mengisi mu’idhah hasanah. Namun Kyai Luthfi menolak karena ia merasa tidak pantas. Karena Anaknya saja tidak mampu meneruskan pernikahannya dengan Furqan. Anna cerai dengan Furqan karena di sudah tahu bahwa Furqan mengidap penyakit HIV. Setelah itu Azam dan ibunya pergi ke Kyai Kamal Delangu. Namun saat diperjalanan Azam dan ibunya kecelakaan. Kecelakaan itu merenggut nyawa ibunya, sedangkan Azam mengalami retak pada tulangnya dan harus operasi lalu rawat inap dirumah sakit selama kurang lebih 1 tahun. Semua orang sangat sedih. Saat itu juga ibunya langsung dimakamkan. setelah mendengar kabar buruk itu Kyai Luthfi jadi merasa bersalah karena kalau saja dia menerima tawaran bu Nafis pasti bu Nafis masih hidup. Saat menginjak bulan ke 6 dari peristiwa na’as itu calon istri Azam membatalkan pernikahan mereka. Pernikahan Husna juga di tunda. Setahun berlalu, Azam sudah pulih seperti sedia kala dan beraktivitas seperti biasanya. Suatu hari ia pergi ke Kyai Luthfi untuk mencari calon istri dari salah satu santriwati di Pesantren Darul Quran. Kemudian Kyai Luthfi malah memilihkan Anna putrinya sendiri. Azam pun menerima dengan senang hati. Begitu juga Anna sangat senang mendengar percakapan abahnya itu dari ruang tengah. Saat itu juga Kyai Luthfi langsung menikahkan Azam dengan Anna. Dan mereka hidup bahagia. *KELEBIHAN : Ada penjelasan dikata-kata yang agak asing bagi pembaca, terdapat unsur-unsur islaminya. *KEKURANGAN : -
Aku terenyuh membacanya, menyaksikan perjuangan Azzam dan ikhtiarnya mencari cinta. Oh iya, salah satu karakter buku ini (Anna Althafunnisa) menjadi inspirasi orangtuaku untuk nama akhirku, Althafunnisa. Ayahku sudah lama menyuruhku membaca novel ini yang dia tonton filmnya, ternyata memang sebagus itu! Enggak nyesel deh bacanya. Terima kasih Pak Habiburrahman sudah menulis cerita paling fenomenal ini. Kuharap kisah cintaku akan semanis yang karakter-karakter buku ini jalani.
i like this masterpiece. saya tidak membaca prequel nya terlebih dahulu, but fast foward to sequel. but this is kinda dark fr. about penjual tempe named azzam and his sister hasna. and someone who is the kyai's daughter who will became azzam's wife. this story makes my eyes dry on sadness. but yeah, i like this novel.
Novel kedua dari cerita ketika cinta bertasbih ini gak kalah bagus sama cerita di novel berikutnya karena emang ceritanya ini lanjutan dari yang sebelumnya. Jadi kalo udah baca yang pertama wajib baca yang kedua ini biar gak penasaran.
Dibanding buku ke-1, cerita di buku ke-2 seperti loncat-loncat. Banyak karakter di buku 1 yang ga ketahuan kelanjutannya. Malah gw ngerasa alur cerita buku ke-2 ini bagai sinetron-sinetron. Harusnya lebih banyak kesisi enterpreneurnya daripada cinta-cintaannya.