Kumpulan 24 sajak dengan ilustrasi terbaik dari Tere Liye. Sajak tentang memiliki, pun tentang melepaskan. Sajak tentang pertemuan, juga tentang perpisahan. Sajak tentang kebahagiaan, juga tentang kesedihan. Tambahkan pula sajak bergurau, bercanda dengan perasaan.
Para pencinta adalah pujangga terbaik yang pernah ada. Dan kasih sayang pun adalah sumber inspirasi paling deras yang pernah ada.
Hadiahkan sajak-sajak ini untuk orang yang paling kita sayangi. Agar mereka paham tentang perasaan, Karena sungguh:
"Jangan mau jadi kritikus buku, tapi TIDAK pernah menulis buku."
"1000 komentar yang kita buat di dunia maya, tidak akan membuat kita naik pangkat menjadi penulis buku. Mulailah menulis buku, jangan habiskan waktu jadi komentator, mulailah jadi pelaku."
tidak usah jauh jauh membeli buku ini, tere liye telah memposting lebih dari separuh isi buku ini di fanpage fb nya. jika kalian adalah stalker aktif fanpage darwis tere liye isi buku ini tidak asing dari benak kalian. tentang indahnya jatuh cinta, beratnya memendam rasa, dan sedihnya patah hati. yang semua harus dilalui dengan keikhlasan dan penerimaan. karena sederhananya menunggu itu bersabar dan berharap itu doa. hadiahkan buku ini untuk mereka yang spesial di kehidupan kita.
Puisi memang merupakan media bagi penulis untuk mengungkapkan perasaannya terhadap sesuatu. Ia merupakan perlambang rasa dan metafora alam pikiran.
Puisi yang digubah Tere Liye dalam antologi ini memang terasa gamblang, eksplisit, tanpa ada pemaknaan lain yang bisa timbul. Justru karena itulah ia kehilangan maknanya sebagai puisi, sebagai sajak yang bisa mengundang pemahaman yang berbeda kepada masing-masing pribadi yang membacanya. Apalagi ditambah dengan penggunaan diksi yang cenderung 'gaul'.
Kegamblangan itu pula yang menjadikan puisi-puisi Tere Liye di kumpulan ini terasa hambar, kurang memikat, tanpa ada permainan kata atau peradukan emosi yang menarik, sehingga bait-baitnya tidak merasuk jiwa dan terpendam di benak.
Saya jauh lebih menikmati karya Tere Liye dalam bentuk novel dibanding kumpulan puisi ini.
"Disampaikan atau disimpan, perasaan adalah perasaan. Cinta adalah cinta, meski tidak kita bilang tetap saja cinta. Bahkan kalaupun cinta itu ditolak, dihina, dibanting, dia sungguh tetap cinta."
A light, easy, and quirky read. First time reading Tere Liye's work and I love his antiques so far. Will soon start on Berjuta Rasanya and Rembulan Tenggelam Di wajahmu. Thanks qaqa Disca Octora for dem copies:)) (yang ini beli sendiri though wkwk)
Outstanding! Saya kira kata-kata puisi Indonesia itu lebay dan menye-menye. Tapi ternyata Tere Liye beda! Cek lebih lanjut di blog saya http://mpurinwonderland.tumblr.com/po...
Kenapa ada angin? Agar orang-orang tahu ada udara di sekitarnya Tiap detik kita menghirup udara, kadang lupa sedang bernapas Tiap detik kita berada dalam udara, lebih sering tidak menyadarinya Angin memberi kabar bagi para pemikir Wahai, sungguh ada sesuatu di sekitar kita Meski tidak terlihat, tidak bisa dipegang
Kenapa ada hujan? Agar orang-orang paham ada langit di atas sana Tiap detik kita melintas dibawahnya, lebih sering mengeluh Tiap detik kita bernaung dibawahnya, lebih sering mengabaikan Hujan memberi kabar bagi para pujangga Aduhai, sungguh ada yang menaungi di atas Meski tidak tahu batasnya, tidak ada wujudnya
Begitulah kehidupan Ada banyak pertanda bagi orang yang mau memikirikannya
Kenapa kita sakit hati? Agar orang-orang paham dia adalah manusia Tiap saat kita melalui hidup lebih sering tidak peduli
Tiap saat kita menjalani hidup, mungkin tidak merasa sedang hidup Sakit hati memberi kabar bagi manusia bahwa kita adalah manusia Sungguh, tidak ada binatang yang bisa sakit hati Apalagi batu, kayu, tanah tiada pernah mereka sakit hati
Maka berdirilah sejenak, rasakan angin menerpa wajah Lantas tersenyum, ada udara di sekitar kita
Maka mendongaklah menatap ke atas, tatap bulan gemintang atau langit biru bersaput awan Lantas mengangguk takzim, ada langit di sana
Maka berhentilah sejenak saat sakit hati itu tiba, rasakan segenap sensasinya Lantas tertawa kecil atau terkekeh juga boleh, kita adalah manusia" - Halaman 27-28
Saya banyak berubah, termasuk asumsi memendam cinta. Tidak perlu egois menyimpan sendiri perasaan, dan tidak mengatakan. Meskipun benar, dikatakan atau tidak dikatakan, itu tetap cinta.
Tutur Tere Liye dalam kumpulan sajaknya sederhana. Tidak perlu berputar-putar, secara umum tergambarkan ringkas. Namun banyak pula yang justru terkesan klise dan berlebihan, khas Tere Liye soal cinta; mendayu-dayu. Angin, Hujan, dan Sakit Hati; Diam Sebentar; Sajak Jangan Habiskan; ketiganya adalah bagian kesukaan saya.
"Hidup ini memang kadang rumit sekali Ada banyak hari esok,tapi kita tidak beranjak Terlalu banyak hari kemarin,tapi kita terus terbenam"
" Maka berhentilah sejenak saat sakit hati itu tiba, rasakn segenap sensasinya Lantas tertawa kecil atau terkekh juga boleh, kita adalah manusia."
Suka ilustrasinya. Berhasil menyelesaikan buku ini kurang lebih 20 menit. Ada 2 atau 3 sajak yang lumayan bagus. Tapi selebihnya aku harus bilang kalau tidak ada yang spesial. Aku cukup menyukai novel-novel karya Tere Liye, tapi untuk ukuran kumpulan sajak yang dibukukan dan akan dibeli oleh para pembaca setianya, buku ini cukup mengecewakan. 1.75 bintang. Sekian
Buku pertama di bulan Maret dan membaca sajak dari Tere Liye memang tidak memerlukan waktu yang lama. Kata-katanya meskipun berkesan berima atau puitis tapi aku suka dengan bagaimana Tere Liye memberi unsur "gampang ditangkap" sama para pembaca. Bingung nggak tuh.
Kalau sajak sebelumnya yang aku baca itu memang lebih berfokus pada pertemanan, sementara yang di sini tentang percintaan.
Kalau secara sajak aku suka dan kemudian mengenai ilustrasinya. Ilustrasinya digarap oleh eMTe yang mana adalah salah satu ilustrator favoritku setelah aku membaca buku puisi lain yaitu Melihat Api Bekerja yang kubaca tahun lalu, dan aku lagi-lagi suka dengan gaya ilustrasinya.
Jadi ibarat kata udah mah ini sajaknya top dipercantik sama ilustrasi yang aku juga suka.
Saya rasa ungkapan cinta yang ada di dalam buku ini, baik dikatakan atau tidak dikatakan, terlalu jelas diutarakan secara gamblang sehingga berbagai cinta yang diutarakan terkesan ringan dan nyaris kehilangan maknanya. Seperti embun, menghilang setelah pagi tergantikan dengan siang.
Tapi tetap saja, cinta itu menarik dan jelas terasa di tiap-tiap bait sajak yang terdapat di buku ini, penuh dengan cinta.
Alih-alih kumpulan puisi, aku lebih suka menyebut buku ini sebagai kumpulan prosa berisi nasihat. Kadang-kadang berisi, entahlah, pokoknya ada bait yang begini:
"Jadi... maaf ya, Pak Bambang Kalau ada kiriman paket atau surat, tolong kirimkan saja ke kantor Kalau kantor saya belum pindah Masih ingat kan alamatnya?"
Aku jadi ingat tugas puisiku waktu SMA dulu, yang sempat diponten 9, rasanya lebih bernas daripada 'puisi' di atas.
Kalau penulis sudah terkenal, mau menerbitkan buku setipis dan semahal (dan sesederhana apa pun, pasti laku). Sungguh sayang, seharusnya penulisnya bisa menunjukkan karya yang lebih baik. Tak sampai satu jam membaca buku ini. Beberapa puisi lebih mirip meme dan kata-kata motivasi yang tersebar di medsos.
This is a very light book along with a very good illustrations :) and it's fairly easy to understand. You can relate or associate the story with your own circumstances.. about love itself.
Perasaan yang terangkum dalam sebuah buku. Setiap sajak mempunyai part yang bisa membuat saya tersenyum, tersenyum pada masa lalu. Dikatakan atau Tidak Dikatakan, Itu Tetap Cinta :)
2014/ Indonesian Kumpulan sajak, cuma ada 70-an halaman bahasanya juga ringan jadi cuma beberapa menit udah selesai. Dari sekian sajak yang dihadirkan yang kusuka adalah sajak "bilang". Yang lainnya kurasa kurang "dalam"
Malam ini Saat dikau menatap bulan Yakinlah kita menatap bulan yang itu Semoga Yang Maha Memiliki Langit memberikan kesempatan Suatu saat nanti Kita menatap bulan Dari satu bingkai jendela
Kumpulan sajak Tere Liye ini selesai dibaca cuma dalam waktu 15 menit. Bahasanya gamblang dan mudah dimengerti. Tapi sayang saya tidak merasakan perasaan tergugah atau emosi dalam benak seperti yang saya rasakan waktu membaca puisi M. Aan Mansyur atau Sapardi Djoko Damono misalnya. Rasanya datar dan biasa-biasa saja. Beberapa sajak sudah pernah saya baca di fanpage facebook Tere Liye. Yah.. sepertinya saya lebih suka membaca novelnya.
Suka sama buku ini. Puisi dan sajaknya ga terlalu berat dan meudah dicerna oleh orang awam seperti saya :-)
Salah satu yang saya suka adalah "Sajak UN"
Jika cinta adalah pilihan, maka dia persis soal pilihan ganda. Jika cinta adalah alasan, maka dia persis soal esai. Jika cinta adalah kesempatan, maka dia persis soal "benar" atau "salah". Jika cinta adalah kecocokan, maka dia persis soal mencocokkan daftar A dengan daftar B. Entahlah. Jenis soal seperti apa cinta ini. Yang pasti, tidak ada cinta yang tidak pernah diuji. Dan ketahuilah, semakin tinggi cinta itu, maka akan semakin dahsyat ujiannya. Jangan mengeluh. Jangan risau. Hanya orang-orang terbaik yang akan lulus. Lantas melihat kristal cintanya begitu indah.
aku gak bisa berkata-kata baca kumpulan sajak ini. sukses mengacak-ngacak pikiran dan hatiku. aku gak ngerti apa emang karena hatiku lagi rusak parah tapi emang banyak banget hal yang bisa kuambil dari kumpulan sajak ini. semengerti itu Tere Liye dengan keadaan hatiku, huhu jadi terharu. aku juga suka banget dengan desain buku ini, fresh dan seger banget gak bikin bosen. ilustrasi-ilustrasi yang menyertainya juga pas banget dan super duper lucu gemes. maafkan aku gak bisa milih sajak mana yang paling favorit buat aku, karena semuanya bagus banget banget banget. aku juga gak bisa review panjang-panjang karena gak ngerti lagi mesti review apa kecuali memuji-muji penulisnya. kekurangan buku ini cuma 1, halamannya kurang banyak haha.
baiklah, hari terakhir di tahun 2014 ini akan aku gunakan, salah satunya, untuk menyelesaikan hutang-hutang review. buku Dikatakan atau Tidak Dikatakan, Itu Tetap Cinta ini merupakan kumpulan sajak yang ditulis dengan tambahan berbagai ilustratif yang menarik. Menyenangkan untuk dibaca, walaupun jumlah halamannya tidak banyak. Buku ini bagiku merupakan buku yang perlu perlahan dibaca agar benar-benar meresapi makna yang ada. Kok ya tiba-tiba jadi berat pembahasannya? :D
Menarik, walaupun aku pribadi tidak terbiasa menikmati Tere Liye menulis sajak. Meski demikian, lumayanlah, 3 dari 5 :))
Alhamdulillah selesai. Sebenarnya baca kumpulan sajak ini, sekali duduk juga bisa langsung khatam. Namun, karena tidak mau secepat itu, jadi saya coba undur sambil baca berkali-kali.
Hampir semua sajak saya suka. Satu diantaranya adalah yang berjudul "Bukankah, atau Bukankah" yang beberapa baitnya berbunyi : Bukankah banyak yang menunggu, menunggu dan terus menunggu seseorang yang sayangnya, hei, yang ditunggu bahkan sama sekali merasa tidak punya janji "Kau menungguku ? Sejak kapan ?"
Waah baca bait di atas aja sudah bikin nyesek... apalagi kalau baca lebih lengkapnya yaa...
Tajuk sajak ni pun dah menarik perhatian. Dalam masa sehari sebenarnya boleh ja habis, terutamanya bagi mereka yg dah lama mengikuti karya Tere Liye.
"Kenapa ada hujan? agar orang² paham ada langit diatas sana. Tiap detik kita melintas dibawahnya, lebih sering mengeluh Tiap detik kita bernaung dibawahnya, lebih sering mengabaikan, hujan memberi khabar bagi para pujangga, Aduhai, sungguh ada yang menaungi diatas meski tidak tahu batasnya, tidak ada wujudnya."
seperti biasa sajak Tere Liya yg puitis boleh menyebabkan kita berfikir sebentar.
Buku ini dapat dibaca dalam waktu singkat, kurang dari satu jam, sebab isinya memang tidak banyak. Sajak-sajak yang disajikan begitu sederhana dan seringkali menggunakan kosakata gaul, tak memukau atau sepuitis buku-buku kumpulan sajak pada umumnya, sehingga pembaca pun lebih mudah memahami maknanya. Kebanyakan berisi tentang cinta, ditulis dengan sederhana dan apa adanya.
Hal yang menarik dari buku ini adalah ilustrasinya yang cantik dan memanjakan mata, kendati beberapa sajak menggunakan font yang agak sulit dibaca. Well, ini merupakan bacaan selingan yang segar di kala jenuh.
akhirnyaaaaaa beli juga buku ini..gegara diskon 30% hahaha..mau nyari yg gratisan ga kunjung nemu :p
dikatakan atau tidak dikatakan, itu tetap cinta. sekilas jadi teringat tetap saja kusebut dia cinta-nya kang tasaro.
hmmmm yg namanya cinta ga bakalan habis kata utk membahasnya.. buku ini lebih mengajak kita utk berpikir, tdk perlu yg namanya mengumbar perasaan, toh biar dipendam, dikatakan, diapain saja yaaa tetap namanya perasaan..
1 bintang atas usaha tambahan ilustrasi ditiap sajak. Sisanya kosong. Gak terkesan. Banyak kata-kata yang gak sreg, terkesan awkward seperti "kebelet kebelakang" astaga... Juga penggunaan kata Google, Hp, Sim Card, BBM, Whatsapp, dan hal-hal kekinian lain, yang membuat saya jadi gak dapet feel dari sajak itu sendiri. Pada judul "K-E-L-I-R-U", saya gak abis pikir, dia mau melucu atau bagaimana, sih? Juga "Sajak Remote", itu ABG banget.