Jump to ratings and reviews
Rate this book

Senja dan Cinta yang Berdarah

Rate this book
Buku ini memuat seluruh cerpen Seno Gumira Ajidarma yang pernah dimuat Harian Kompas antara 1978-2013. Inilah 84 cerpen yang dalam 35 tahun secara kronologis menjelajahi berbagai tema dalam beragam cara, yang selain bisa dibaca sebagai hiburan, berpeluang diperiksa dalam konteks sosial historis zamannya. Dalam penerbitan kali ini, sejumlah cerpen ditulis ulang, sehingga bisa juga dibaca sebagai karya baru.

822 pages, Hardcover

First published August 1, 2014

77 people are currently reading
520 people want to read

About the author

Seno Gumira Ajidarma

98 books838 followers
Seno Gumira Ajidarma is a writer, photographer, and also a film critic. He writes short stories, novel, even comic book.

He has won numerous national and regional awards as a short-story writer. Also a journalist, he serves as editor of the popular weekly illustrated magazine Jakarta-Jakarta. His piece in this issue is an excerpt from his novel "Jazz, Parfum dan Insiden", published by Yayasan Bentang Budaya in 1996.

Mailing-list Seno Gumira fans:
http://groups.yahoo.com/group/senogum...

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
115 (54%)
4 stars
65 (30%)
3 stars
21 (9%)
2 stars
1 (<1%)
1 star
9 (4%)
Displaying 1 - 30 of 40 reviews
Profile Image for MAILA.
481 reviews121 followers
March 1, 2017
ini mungkin buku ter-tebal yang saya baca tahun ini. dan syukurlah bisa selesai dalam 4 hari sebelum langganan scoop habis xD
tapi pengen beli versi cetaknya jugaaa. bagus. buat koleksi dan kenangan juga karena gak pernah bosen bacanya

***

ini merupakan buku kumpulan cerita pendek dari Seno gumira ajidarma ya. di buku ini sih disusun berdasarkan tahun tulisnya. kalau gak salah bab pertama itu dari tahun 1880an (lupa juga). dan yang menarik adalah, tulisan-tulisan yang ditulis pada tahun 92an pun masih relate dan nyambung banget dengan keadaan zaman sekarang. ini yang bikin saya kagum dan suka sama pak Seno. tulisannya itu lintas zaman. bisa dibaca kapan saja dan masih bisa dinikmati dengan baik.

ada beberapa cerita yang sudah pernah saya baca sebelumnya karena ada di buku2nya yang lain seperti di buku Sebuah pertanyaan untuk cinta, dilarang menyanyi di kamar mandi(meski sepertinya tidak semua), penembak misterius dan negeri kabut. tapi meski sudah pernah saya baca di buku lain, ceritanya disini pun masih tetap saya baca dan tetap suka juga.

karena penempatan urutan ceritanya berdasarkan tahun terbit-bukan berdasarkan tema cerita, jadi siap2 saja saat membaca ini kamu seperti akan mendapat banyak kejutan. seperti misal di cerita pertama kamu akan bertemu seorang lurah yang hobi cuci tangan karena merasa tangannya selalu kotor, di cerita ke dua tiba-tiba saja kamu akan bertemu dengan sukab yang akan berkelahi dengan tetua desa.

benar-benar penuh kejutan. dan semuanya bikin ketagihan!

***

cerita kesukaan saya tentu saja banyak banget.
banyak yang ngena di hati banget dan bikin merenung juga. ada beberapa yang bikin nostalgia juga sih karena dulu pertama kali saya kenalan sama pak seno itu dari perpustakaan sekolah kalau bolos pelajaran gitu. jadi pas baca2 ini jadi kangen masa sekolah hehe

beberapa cerpen kesukaan mungkin yang Malam panjang no 19, Tetangga, Manusia kamar (suka banget!). Selingan perjalanan, Perempuan di depan cermin (ini juga suka banget!), Ia masih tidur, Keroncong Pembunuhan (ini udah baca berkali2 tapi gak pernah bosan), Dua anak kecil, Seorang perempuan di halte bis (ini juga gak pernah bosan bacanya), KRIIIINGNGNG!!!, Midnight Express, Dongeng sebelum tidur (ini gak bosen juga, suka bangeeet), Sukab dan sepatu, Selamat malam duhai kekasih (ini juga luv bangeeeeeett!), Pada suatu hari minggu, Patung, Legenda Wongasu (pertama kali baca ini kalau gak salah di sebuah koran. dan baca ulang disini langsung nangis kayak nostalgia gitu. suka!).

total cerita di buku ini ada 85 dengan jumlah 822 halaman.
dan saya merasa kurang. kurang banget!

beberapa kutipan kesukaan yang saya ingat, hmmmm

Tetangga


Aku menghela napas, kemarin waktu pulang malam-malam kudengar tangisan seorang ibu yang tak tahu apa yang harus dilakukan ketika anak perempuannya mengaku hamil tanpa kejelasan siapa bapaknya. Aku mendengarnya karena berhenti sebentar untuk merokok di bawah tiang listrik. Apalah yang bisa dibatasi oleh dinding tripleks dan tirai plastik? Memandang bulan di atas kampung, tidak kudengar anaknya menjawab, tetapi kudengar suara tikus berlari dkejar kucing di atas atap seng.

kapan aku bisa pindah dari sini?

(ini gold banget kalau saya bilang. soalnya mirip2 kehidupan saya 6 tahunan lalu pas rumah belum dibongkar. juara sih)

''kau mau menjadi apa anakku?''
''haruskah seseorang menjadi apa-apa ibu?''

(lupa judul cerpennya, tapi suka dengan kata2 itu)

Ia Masih Tidur

Ia masih tidur. kepalanya bergerak-gerak pelan oleh goyangan kereta api senja yang masih meluncur di pagi hari itu dengan suaranya yang berdogleg-dogleg. Jendela kereta memperlihatkan fajar yang bagus. di jendela itu pula ia tersandar. di sebelahku, istri dan anakku juga masih tidur di bangku yang berhadapan denganku. kelebat pemandangan berubah-ubah di jendela. sisa kantukku beranjak pergi. untung aku bangun lebih dulu. kugeser sedikit letak dudukku. kini kelembutan itu bisa kupandang sepuas-puasnya. ia telah mengikat rambutnya yang panjang ke belakang dan ia telah melepaskan kacamatanya yang tebal dan menyantelkannya pada leher sweater dan mata itu kini masih tertutup. mataku mengerjap mencoba merekam puisi yang terhampar utuh di hadapanku. lampu dalam kereta telah padam. tapi cahaya fajar telah menembus kaca dan memberikan suatu warna pada pipinya, juga menjadi warna lain pada bibirnya yang tipis.

(nangis saya bacanya. dan inget adegan 5cm wqwq. deskripsinya ''hidup'' banget)

Ada yang takpernah terucapkan dulu itu, rasanya begitu juga sekarang. kukira ia pun tahu itu. tapi, eh, bagaimana aku bisa menebak perasaannya dengan pasti?


suka. juara!
Profile Image for Eka Fajar Suprayitno.
80 reviews
January 6, 2019
"A reader lives a thousand lives before he dies, said Jojen. The man who never reads lives only one."

Kutipan George R.R. Martin benar-benar benar. Ketika membaca kumpulan cerpen Seno Gumira Ajidarma terasa sekali saya diajak hidup di berbagai kehidupan, beragam peristiwa, bermacam tempat, dan beratus mungkin juga beribu anggap saja beratus-ratus manusia dipertemukan dengan saya di cerpennya.

Membaca cerpennya tak berasa seperti menjadi penonton saja, tetapi juga serasa terlibat didalamnya.

Hutan, sungai, gunung, kampung, gedung-gedung bertingkat, pinggiran kali, hingga tempat antah berantah juga dibawanya aku kesana.

Tapi yang paling indah tetaplah senja. Atau hujan? Ah, kenapa tidak dua-duanya?

Sepotong senja untuk pacarku. Dan sekarung hujan serta pernak-pernik cinta mengiringinya.
Profile Image for Anggraeni Purfita Sari.
84 reviews9 followers
December 10, 2014
Saya termasuk orang yang sangat berharap karya-karya lamanya Seno dicetak ulang mengingat buku bekasnya pun susah ditemukan. Begitu melihat buku ini saya seperti melihat harta karun :D.

Saya mencari bukunya Seno di hampir semua online shop yang saya temukan di google, ada yang di web tertulis ada nyatanya tidak ada. Ada yang tadinya ada kemudian saya mendapat konfirmasi lewat email kalau buku tersebut tidak tersedia. Bahkan saya sampai mencari di online shop buku bekas, dan apesnya saya tidak pernah dapat. Setiap saya mengunjungi bazar buku atau toko buku saya pasti mencari karyanya Seno, dan hasilnya pun sama. Di toko buku yang ada hanya karya yang keluaran baru yang sudah saya punya di rak buku. Sekalinya lihat karya lama adanya di perpustakaan yang tidak akan mungkin bisa saya beli kecuali saya tilep sembunyi-sembunyi :p. Usaha terakhir adalah dengan mencari e booknya di internet kemudian saya print hasilnya. Segitu niatnya saya ternyata.

Alhamdulillaah akhirnya ada buku ini. :)
Profile Image for Aqmarina Andira.
Author 3 books10 followers
January 10, 2016
Second book in 2016. A book that's more than 600 pages. "Senja dan Cinta yang Berdarah" by Seno Gumira Ajidarma. 85 short stories, 35 years, 822 pages.

When I first reading this book, I told myself, SGA is great because of his consistency in writing. I mean, not all of his short stories are good. I've read some of his wonderful work before reading this book. "Cintaku Jauh di Komodo" and "Aku, Pembunuh Munir" are remarkable beyond words. But some of his works are so-so, if not forgettable.

Then after reading his 85 short stories, from 1978 to 2013, I told myself, SGA's consistency in writing makes him GREAT! I mean, reading all of his work in chronological order, you can capture some of the most disturbing issues happened in this nation in each period of time. 'Petrus', Timor Timur, corruption, activist abduction and killings, reformation, he wrote all about it. And he's AMAZING because of it.

Well, I completely agree with what SGA once said, "Ketika jurnalisme dibungkam, sastra harus bicara!" Hear, hear!

Thank you Mas Seno for dedicating your life in writing ~
Profile Image for Dewi.
46 reviews2 followers
June 26, 2016
...Dalam hidup ini matahari selalu pasti. Hanya nasib yang lain-lain.....

Kibul is kibul is kibul. Bagi Seno tugasnya sebagai juru cerita adalah tugas menyampaikan kibul dengan baik yang bisa menyihir pembaca untuk terus membuka halaman demi halaman. Dalam buku kumpulan cerpennya ini saya menjadi korban kibulnya yang tersihir sehingga terus menerus ingin membuka halaman-halaman selanjutnya.

Bagi saya yang selalu suka dengan tulisan-tulisan SGA, Senja dan Cinta yang Berdarah adalah sebuah harta karun. Di dalamnya terdapat cerita-cerita yang khas Seno, selalu bisa menghibur pembaca sekaligus menyentil dengan pertanyaan-pertanyaan eksistensialnya. Selain itu Seno memang sudah sejak dulu suka menulis cerita dengan gaya open-ending, terlihat di beberapa cerpennya yang berakhir nggantung. Bagi saya kadang hal tersebut bikin gemes, tapi adakalanya cerita open-ending nya malah memberikan kesan yang lebih dalam, yang menyiratkan bahwa akhir cerita bisa seperti apa saja, tergantung kita memaknainya.

Review selengkapnya https://dewikustati.blogspot.co.id/20...
Profile Image for Teguh.
Author 10 books335 followers
October 5, 2014
Benar-benar kitab cerpen Seno Gumira Ajidarma. Meski sudah banyakdibukukan dalam kumcer-kumcernya, tetapi membaca ulang tetap kayak makan kaca mede. Terus dibaca berulang tidak biosan dan mengenakkan. Gaya SGA di cerpen pertamanya Pembunuhan di Kompas, 22 Oktober 1978 (Busyeeet, ibuku saja lahir 1972), sangatlah unik. Dunia surealis yang dipaparkan sangat sederhana dan unik. Lalu ada cerpen Grrrrrh yang unik sekali. Berkisah tentang pembunuhan preman, berambut gondrong dan bertato yang berubah menjadi zombie. Lalu ada Kriiiing kisah dering telepon selama 100 tahun. Ada cerpen legendaris Sepotong Senja Untuk Pacarku, ada cerpen2 yang luar biasa memikat tentang kisah pembantaian di Dili.

lalu muncul pertanyaan: Cerpen dengan tema seperti apa sih yang belum ditulis SGA?
Profile Image for Andar Hermawan.
20 reviews
January 5, 2016
Karya lengkap cerpen SGA, membacanya runtut dari awal seperti mengikuti perjalanan berkelok pemikiran SGA, membacanya secara acak seperti memungut pecahan-pecahan kisah yang warna-warni. Keluar-masuk rak buku, membacanya dengan dicicil seperti mendengarkan kisah dari sahabat yang datang-pergi dan selalu dinanti.
Profile Image for Mia An Nur.
106 reviews4 followers
February 23, 2024
"𝑪𝒊𝒏𝒕𝒂 𝒊𝒕𝒖 𝒂𝒃𝒔𝒕𝒓𝒂𝒌, 𝒑𝒊𝒌𝒊𝒓𝒏𝒚𝒂 𝒔𝒆𝒍𝒂𝒍𝒖, 𝒔𝒆𝒑𝒂𝒔𝒂𝒏𝒈 𝒌𝒆𝒌𝒂𝒔𝒊𝒉 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒖𝒔𝒂𝒉 𝒔𝒆𝒍𝒂𝒍𝒖 𝒃𝒆𝒓𝒕𝒆𝒎𝒖, 𝒔𝒆𝒍𝒂𝒍𝒖 𝒃𝒆𝒓𝒄𝒊𝒖𝒎𝒂𝒏, 𝒅𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒍𝒂𝒍𝒖 𝒃𝒆𝒓𝒈𝒖𝒎𝒖𝒍 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒎𝒆𝒎𝒑𝒆𝒓𝒔𝒂𝒕𝒖𝒌𝒂𝒏 𝒅𝒊𝒓𝒊 𝒎𝒆𝒓𝒆𝒌𝒂. 𝑪𝒊𝒏𝒕𝒂 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒖𝒂𝒕 𝒔𝒆𝒑𝒂𝒔𝒂𝒏𝒈 𝒌𝒆𝒌𝒂𝒔𝒊𝒉 𝒔𝒂𝒍𝒊𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒎𝒊𝒌𝒊𝒓𝒌𝒂𝒏 𝒅𝒂𝒏 𝒔𝒂𝒍𝒊𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒓𝒊𝒏𝒅𝒖𝒌𝒂𝒏, 𝒎𝒆𝒏𝒄𝒊𝒑𝒕𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒈𝒆𝒕𝒂𝒓𝒂𝒏 𝒄𝒊𝒏𝒕𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒓𝒂𝒚𝒂𝒑𝒊 𝒑𝒂𝒓𝒕𝒊𝒌𝒆𝒍 𝒖𝒅𝒂𝒓𝒂, 𝒎𝒆𝒍𝒖𝒏𝒄𝒖𝒓 𝒅𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒍𝒂𝒋𝒖 𝒌𝒆 𝒕𝒖𝒋𝒖𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒂𝒎𝒂 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒅𝒆𝒏𝒚𝒖𝒕𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒎𝒆𝒔𝒕𝒂."

Senja dan Cinta yang Berdarah berisi kumpulan cerpen Seno Gumira Ajidarma yang sebelumnya pernah dimuat di Harian Kompas antara tahun 1978—2013. Ada sekitar 85 cerpen yang dalam 35 tahun disusun secara kronologis dengan tiga pembagian bab berdasarkan periodenya, yaitu Periode 1978—1981 (8 cerpen), Periode 1982—1990 (35 cerpen), dan Periode 1991—2013 (42 cerpen). Sejumlah cerpen di dalamnya ditulis ulang, membuatnya bisa dibaca sebagai karya baru.

Latar belakang Seno yang sempat berkecimpung di dunia jurnalis membuat karya-karyanya sarat akan kritik sosial. Seno juga mahir membingkai situasi genting pada zamannya dengan tegas dan lugas. Hal ini pun tertuang magis dalam cerpen-cerpennya. Gaya berceritanya sinikel dengan selipan candaan, tapi tak jarang mengena dan menimbulkan perenungan panjang usai membacanya.

Tentunya tak absen kehadiran Sukab dan Alina—dua nama tokoh legendaris ala Seno—dalam beberapa cerpen di buku ini. Menariknya, tiap cerpen dilengkapi dengan ilustrasi-ilustrasi yang turut menguatkan imajinasi pembaca. Selain itu, ada pula kutipan panel-panel komik yang dipadukan dengan penuturan cerita ringkas dari Seno. Hal ini mampu menciptakan pengalaman membaca yang benar-benar berbeda dari biasanya. Walau buku ini cukup tebal, sama sekali tak ada kebosanan yang mampir selama proses menamatkan satu demi satu ceritanya. Dari 85 cerpen, aku memfavoritkan 25 cerpen di antaranya. Beberapa judul yang menjadi favoritku, yaitu Menunggu, Malam Panjang No. 19, Khayalan dari Dalam Bis yang Meluncur, Matinya Seorang Penari Telanjang, Penari dari Kutai, Keroncong Pembunuhan, dll.

Sayangnya, kerapian tulisan buku ini agak mengganggu. Masih ada salah ketik, tanda baca kurang tepat guna, dan susunan kalimat yang tidak nyaman dibaca. Sebagai karya yang beberapa di antaranya ditulis ulang, rasanya persoalan kerapian bisa diusahakan lebih baik dari ini. Meski begitu, aku sangat bersyukur bisa menikmati karya-karya Seno terdahulu—yang mungkin kini mulai sulit dicari—hanya dalam satu buku utuh; Senja dan Cinta yang Berdarah. Buku yang tepat untuk mengenal Seno dari rekam jejak karyanya sekaligus seakan-akan menjadi sahabat baik bagi pencinta karya Seno garis keras.
Profile Image for Editanainggolan.
433 reviews12 followers
November 26, 2024
Senja dan Cinta yang Berdarah karya @senogumiraajidarma
Penerbit : @bukukompas (2014), 822 halaman, HC.

Aku bukan penyuka cerpen. Why? Singkatnya, ya karena pendek. (Bisa kita bahas di lain waktu 😅)

Namun, cerpen-cerpen SGA ini berhasil meninggalkan jejak yang panjang buatku. Ingin lebih tapi halaman selanjutnya sudah judul baru.

Antologi cerpen ini (85 cerpen tepatnya), pernah dimuat di Harian Kompas antara tahun 1978-2013. Temanya selain romantisisme, hidup orang pinggiran, Orang gede juga, mistis tak ketinggalan, juga hal-hal yang pernah "panas" di negara kita. Salah satu cerpen berjudul "Ibu yang anaknya diculik itu", tamat dengan dialog:
"Gila!" Ibu berujar kepada tokek di langit-langit yang tidak tahu menahu. "Para pembunuh itu sekarang mau jadi Presiden!" -hal. 749. -Masook Pak Ekoo!!

Dari semua topik, favoritku adalah masa kerajaan Nusantara. Tobong Kobong, Drupadi Seda, adaptasi komik Panji Tengkorak 😍😍😍.
Tapi selain itu, banyak yang meninggalkan kesan mendalam seperti Manusia Kamar, Matinya Seorang Penari Telanjang, Bibir yang Merah, Basah, dan Setengah Terbuka... (yang minta dicium- ini aku yang sabung 🤣) Salvador, Patung, Tujuan: Negeri Senja -jadi ingat almarhum kakakku, Mayat yang mengambang di Danau, Aku pembunuhan Munir dan masih banyak, belum lagi si Sukab, si Alina yang bertanya pada Jurucerita dan dua anak kecil. Ah, semua Epic, oh... Aku harus bilang kecuali Cintaku Jauh di Komodo. "Kenapa harus jadi komodo massssss....!!!!" 🤣

Satu hal lagi, gaya bercerita Mas SGA, enak banget. Jadi buku setebal ini gak berasa. Satu cerita pindah ke cerita lain. Belum lagi ilustrasi yang gak mau kalah, ikut bercerita.

Buku ini menjadi buku cerpen terfavoritku. Numero Uno. High Recommended.
Rate dariku : 5 ⭐
Profile Image for Nina Majasari.
134 reviews3 followers
February 25, 2024
Huwaah, lega! Akhirnya selesai baca kumpulan novel yang tebel banget. 816 halaman, pemirsa! Kebayang nggak betapa tebalnya buku ini. Ada 85 cerpen. Buku ini tergeletak dalam keadaan terbuka selama berbulan-bulan. Saya membacanya perlahan sembari ngopi di pagi hari. Untungnya ukuran tulisannya lumayan besar, enak dibaca tanpa kacamata, jadi nggak bikin males duluan.

Berhubung cerpen-cerpen ini pernah dimuat di media cetak, maka ilustrasi dari media tersebut juga disertakan di buku. Ini surprise banget. Saya akhirnya tahu ilustrasi cerpen surat kabar tahun 80 s/d 90-an. Seperti SN Rahardjo, Ipong Purnamasidhi, Setianto Riyadi, dst. Favorit saya, beberapa ilustrasi buatan GM Sudarta.

Nggak hanya ilustrasi, di dalam cerpen "Matinya Seorang Penari Telanjang" juga disisipkan beberapa jepretan foto dengan model Lola Amaria. Foto tersebut dibikin semacam plesetan sampul majalah "TEMPE", “Femince”, “Kempes”, dst. Ngakak.

Ada lagi kejutan dalam buku ini. Terdapat Panil komik pada cerita “Panji Tengkorak Menyeret Peti” dan “Partai Pengemis” karya Hans Jaladara.

Kebayang nggak sih, buku ini komplit banget dan jadi istimewa dengan disertakannya karya-karya orang lain, yang membuat cerpen-cerpennya jadi lebih hidup.

Beberapa cerpennya sudah pernah saya baca di buku yang lain, namun saat membaca ulang dengan ilustrasi yang memikat, ada kenikmatan tersendiri.

Nggak heran kalau Seno mencantumkan, ”Nasib adalah kesunyian masing-masing” ~ Chairil Anwar, sebagai quote di halaman awal. Kisah-kisah dalam buku ini menceritakan segala macam kehidupan manusia dengan nasib yang menyertainya.

Buat saya, buku ini adalah harta karun yang berharga.
Profile Image for Lintang Cahyaningsih.
6 reviews
January 6, 2018
“Senja dan Cinta yang Berdarah” membuat saya senang sekaligus gemas. Senang, tentunya karena dipertemukan kembali dengan sastra pendek khas Seno yang sulit diduplikasi. Gemas, karena kumpulan cerpen ini hanya memuat cerpen-cerpen yang dulu sempat diterbikan dalam Harian Kompas. Padahal, banyak cerpen-cerpen fenomenal SGA yang masuk dalam surat kabar lain. Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi, contohnya, yang diterbitkan Suara Pembaruan.

Yang membuat saya gemas lagi, beberapa cerpen disunting ulang sehingga beberapa mengalami perubahan judul. “Hidung Seorang Pegawai Negeri” menjadi “The Phinnocio Disease, “Salome” menjadi “Malam Panjang No. 19”, dan masih banyak lagi. Bagi saya yang telah membaca cerpen-cerpen itu sebelumnya, penyuntingan ulang justru terasa mengganggu. Rasanya seperti tidak membaca cerpen-cerpen SGA secara utuh. Ada yang hilang.

Ulasan lengkap dapat dibaca di http://lintangcahyaningsih.com/review...
Profile Image for R-Qie R-Qie.
Author 4 books9 followers
October 3, 2020
Kritis, absurd, dan menggelitik. 85 cerpen yang ditulis dalam kurun waktu 35 tahun ini memiliki beragam kisah dalam satu napas berupa kritik sosial. Meski beberapa disampaikan ringan dan terkesan nyeleneh, namun selalu ada pesan mendalam. Di cerpen awal-awal jalan ceritanya terasa agak membingungkan. Ini cerita tentang apa, sih? Namun selanjutnya bisa dinikmati dengan nyaman. Di antara semuanya paling berkesan dengan yang berjudul Matinya Seorang Penari Telanjang. Meski endingnya jelas dan tergambar dalam judulnya, tapi sepanjang cerita pembaca diajak menebak-nebak misteri di baliknya hingga akhir. Empat bintang.
Profile Image for Jeremy Randolph.
33 reviews1 follower
May 29, 2019
this book is like a bible that everybody needs to read.
it is very-very heavy, and i hate to bring it everywhere i go... so i just read it every single day on a beautiful afternoon where the sun is going down, the book then blends in with the blissfull touch of the orange sun.
it is a beautiful time, i remember it vividly how fun it is to come back from a class, just to read this book alone in the terrace.
Profile Image for Fachmi Fachmi.
144 reviews6 followers
November 30, 2024
Menarik, banyak hal yang didapat. Seperti, dapat mengetahui proses perkembangan tulisan Pak Seno dari tahun ketahun dengan tema-tema yang berbeda, tata bahasa dan penuturan yang apik dalam buku ini, serta beberapa cerpen yang membuat saya terkesima, contohnya 'rembulan dan cappuccino' karena tidak hanya senja yang diambil namun rembulan juga.

Terakhir apresiasi kepada pembuat cover buku tersebut, ini merupakan cover buku Nasional terbaik menurut saya.
Profile Image for Telur.Kecap.
4 reviews
October 6, 2024
Dimulai dengan misteri, diisi dengan cinta, terselip darah, dan diakhiri dengan misteri kembali atau penuturan investigasi.
Ada cinta di setiap kondisi, duka, bahagia, bahkan cinta sangat mudah untuk direla. Cinta bisa membuat apapun dan cinta bisa dibuat apapun. Magis, imajinatif tanpa ada batasan dalam deskrtiptif. Diksi yang kaya, latar yang melimpah, majas yang seperti tak ada habisnya.
Profile Image for Fillah.
169 reviews
September 28, 2021
Sangat bagus 5/5, saya biasanya bukanlah seseorang yang menyukai kumpulan cerita pendek tapi buku ini sangat bagus dimana kebanyakan ceritanya membuat saya bertanya tanya dan bingung hingga sangatlah menarik
Profile Image for Ade Irawan.
7 reviews
June 26, 2017
singkat saja. Kalau pengen belajar menulis sambil membaca cerpen, baca buku ini.
Profile Image for Muamaroh.
73 reviews1 follower
January 13, 2018
menggelitik dan kritis. tapi perlu waktu lama untuk menyelesaikannya. bukan karena kecepatan membaca yang rendah. hanya saja saya sering kehilangan minat
Profile Image for Saad Fajrul.
120 reviews2 followers
March 2, 2018
Tamat dan lega.

Banyak cerpen yang sangat menarik untuk dibaca. Beberapa cerpen menjadi catatan sejarah yang perlu untuk ditelusuri kejadian non fiksinya.

Luar biasa. Salut untuk SGA
Profile Image for Svarma Dipa.
17 reviews12 followers
September 19, 2022
Sebuah usaha mendokumentasikan Seno Gumira Ajidarma dengan kurasi yang jitu, dan komprehensif. Mau tak mau, buku tebal ini menjadi representasi cerita pendek Indonesia mutakhir.
Profile Image for Anggi Hafiz Al Hakam.
329 reviews5 followers
April 20, 2015
Kumpulan ini memuat semua publikasi cerita pendek SGA secara historis. Kesemuanya merupakan cerpen yang terbit di media cetak (harian/koran). Bagi para pembaca SGA tentu sudah tidak asing menjumpai kembali cerpen-cerpen yang sudah lebih dulu dibukukan. Walau begitu, buku ini tidak sekedar menjadi buku "reborn" dari cerpen-cerpen SGA.

Ada beberapa cerpen yang sudah naik cetak dan beredar namun belum dibukukan. Menariknya lagi, cerpen-cerpen itu tidak hanya muncul dari karya SGA yang kekinian. Hal semacam inilah yang menjadikan buku ini semacam satu karya kumpulan cerpen lagi. Khusus, untuk cerpen-cerpen yang belum dibukukan. Untuk alasan itulah, publikasi terbaru dari SGA ini hadir ke ruang baca pemirsa.

Total ada 85 cerpen dengan tiga pembagian periodisasi. Periode 1978-1981, 1982-1990, dan 1991 hingga 2013. Sejarah kepenulisan SGA sebagai cerpenis terlihat jelas dalam periodisasi yang sedemikian rupa disusun oleh editor. Muatan nilai dan pesan yang ingin disampaikan SGA juga mencerminkan satu keadaan atau satu masa dalam sejarah bangsa yang panjang. Contoh saja, SGA menulis tentang cerita seorang penembak jitu yang pada saat itu erat sekali kaitannya dengan Petrus (Penembak Misterius) pada masa Orde Baru.

Kehadiran kembali cerpen-cerpen SGA ini mengingatkan saya pada tulisan SGA yang dimuat dalam buku “Ketika Jurnalisme Dibungkam, Sastra Harus Bicara”. Seno menulis (kalau saya tidak lupa) “Tak ada yang abadi, kecuali dokumentasi”. Rupanya, SGA serius dengan apa yang pernah dikatakannya. Maka, saya juga tidak ragu tatkala beliau menolak penghargaan Ahmad Bakrie pada tahun 2012 lalu.

Dengan demikian, Sang Nagabumi kian paripurna dalam mencapai keabadiannya. Buku ini membuktikan bahwa kelak dokumentasi akan punya ruangnya sendiri dalam jalan sejarah. Saya tentu masih punya harapan besar bahwa SGA akan mengeluarkan karya terbarunya, walau hanya remake. Saya berharap SGA juga tidak lupa dengan kalimat penutup pada pidato sambutannya kala menerima SEA Writing Award tahun 1997 di Thailand : “Saya akan terus menulis.”
Profile Image for Ginan Aulia Rahman.
221 reviews23 followers
January 28, 2015
cerpen mengantarkan pembacanya pada dunia kecil yang sungguh berbeda dari keseharian. Cerpen bisa menjadi sebuah mesin ruang-waktu, si pembaca masuk ke dalam setting yang ia terlibat di sana sebagai pengamat.

Cerpen bisa menjadi cermin. Menunjukan noda-noda di wajah pembaca
Cerpen bisa menjadi telapak tangan. Siap menampar pipi pembaca yang apatis
Cerpen memang bukan uang. tapi ia bisa memperkaya pembaca. Dengan pengalaman singkat yang sungguh baru

Terus terang saya tidak pernah membaca buku kumpulan cerpen sebelumnya, Senja dan Cinta yang Berdarah adalah kumpulan cerpen yang pertama saya baca.

Saya mulai dari Seno Gumira Ajidarma. Penulis-penulis lain akan segara saya baca karya-karyanya

aduh ini seperti bukan review ya. hehe

Ada 85 cerpen dalam buku ini. Seru. kalau bosan dengan sinetron-sinetron yang kekuatannya terletak pada tampang para pemain, bukan pada cerita. membaca buku ini adalah pilihan sangat tepat. Di sini kekuatannya cerita dan bahasa! Sungguh akan lebih memperkaya kita dibanding menonton.

mangga membaca!
Profile Image for Ayu Fitri.
Author 8 books12 followers
March 25, 2015
Aku kasih 4 bintang.
Ya ampun, aku suka banget cerpen-cerpen SGA.
Aku suka gimana caranya "menyindir" sesuatu tanpa terkesan menggurui.
Aku juga suka dibikin penasaran sama ending tiap cerita (secara SGA selalu nulis cerpen dengan open ending).
Dan waktu udah sampai di akhir cerita, bolak-balik aku bergumam, "Gila, keren banget nih si Seno."
:D

Saking banyaknya cerpen di sini, bisa dibilang aku pasti udah lupa sebagian.
Tapi ada beberapa cerpen yang sukses nempel terus di otak saking kerennya menurutku.
Malem-malem aku dibikin tegang dan penasaran waktu baca Matinya Seorang Penari Telanjang.
Ada juga Sarman dan Becak Kencana yang secara implisit nyindir abis-abisan.
Yang terakhir ada Tetangga yang bener-bener deket banget sama realita.

Cerpen-cerpen keren di kumcer ini sayangnya nggak ditunjang sama teknik penulisan pada umumnya.
Aku agak kecewa sama mbak Andina Dwifatma selaku editornya.
Ada banyak tanda koma yang hilang sesudah atau sebelum penyebutan nama karakter.
Dan itu sebenernya ganggu banget ~_~

Akhir kata, aku pengin bisa nyindir sesuatu sejenius SGA, hihihi :p
Profile Image for faizal hamid.
18 reviews
December 1, 2022
membaca buku ini mencipta suatu kenangan yang menyenangkan. saya sangat menyukai gaya penulisan dan bahasa seno. ada beberapa cerita yang tidak berapa saya sukai tetapi bahasa seno menyebabkan saya menghabisi mereka dengan kepuasan membaca perkataan-perkataan dan ayat-ayat nan lazat. sekiranya saya seorang pengumpul kata-kata sedap, pasti banyak yang dapat saya kutip dari buku ini. bahkan, bualan biasa-biasa antara watak-watak dalam beberapa cerita itu sendiri sudah cukup sedap. tak perlu berbunga dengan sastera tinggi atau sarat dengan falsafah yang mendalam.

tema yang dibawa seno pelbagai. ada cerita yang sekadar untuk bercerita tanpa apa-apa pendidikan moral yang cuba disemai. ada cerita mistik. ada kisah kepiluan ibu yang kehilangan anak lelakinya di zaman ode baru. ada kisah tentang pembunuhan,
kisah cinta, sindiran politik dan sosial. tragedi kemanusiaan, kemiskinan. cerita lagenda. cerita purba. inilah kelebihan membaca kumpulan cerpen. kita mendapat kepelbagaian pada harga 1 buku.
Profile Image for Tenni Purwanti.
Author 5 books36 followers
September 13, 2015
Dari 86 cerpen, ada 19 cerpen yang saya favoritkan. Ini 5 besar yang paling saya suka:
1. Sarman
2. Keroncong Pembunuhan
3. Hujan, Senja, dan Cinta
4. Seperseribu Detik Sebelum Pukul 16:00
5. Seorang Perempuan di Halte Bis

Beruntung bisa punya buku ini. Betul-betul kitab yang mengabadikan karya Seno. Saya jadi membayangkan berapa banyak lagi karya Seno yang belum dikumpulkan yang tersebar di berbagai media? Buku ini baru mengumpulkan yang dimuat di harian Kompas selama 35 tahun. Bagaimana dengan karya-karya lain sepanjang hidup Seno? pasti banyak banget.

Penulis yang konsisten berkarya sampai puluhan tahun seperti ini sangat layak jadi role model bagi penulis pemula seperti saya. Ia layak dapat lifetime achievement award dari mana pun.
Profile Image for Nadia Fadhillah.
Author 2 books43 followers
December 31, 2014
Buku keren sebagai penutup tahun 2014. Iya, bacanya ngebut, ngejar target.
Awalnya buku ini bikin kecewa, karena nggak ada Jawaban Alina di dalamnya. Tapi ternyata buku ini adalah kumpulan cerpen SGA yang pernah masuk di Kompas. Sedangkan Jawaban Alina bukan. Well, baiklah. Beberapa cerpen ditulis ulang oleh SGA, contohnya Manusia Kamar, tapi aku lebih suka versi lamanya.

Suka banget. Makasih Asti, udah ngasih buku ini. Hehehe.
Profile Image for Laras.
160 reviews
February 22, 2016
Buku ini berhak mendapatkan 5 bintang dan menempatkan posisi di rak buku favoritku. Karena buku ini telah berhasil membuatku jatuh cinta pada setiap cerita yang ditorehkan. Bahkan ke-85 cerita tersebut! Maka tidak salah jika saya memasukkan Seno Gumira Ajidarma ke dalam daftar penulis kesukaan. Beliau memang hampir selalu hebat dalam menciptakan karya. Jika ditanya cerita mana yang paling saya suka, maka akan saya jawab, semuanya!
Displaying 1 - 30 of 40 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.