Pisah ranjang, tidak mencampuri urusan satu sama lain dan bercerai saat menemukan waktu yang tepat. Itu adalah syarat yang diajukan oleh Agnita kepada Sankara sebelum pernikahan mereka berlangsung.
Bertingkah selayaknya pasangan suami isteri selama tiga bulan kedepan. Dan itu adalah syarat yang diajukan oleh Sangkara kepada Agnita saat wanita itu menginginkan tanda tangan Sankara di atas kertas gugutan cerainya.
Satu ranjang, tanpa batasan dan tanpa aturan, Sankara yang tadinya begitu acuh kini justru malah berubah total, mengacaukan segala agenda dalam hidup Agnita.
"It hurt, but it no longer hurts me, because you have succeeded in hurting me in the worst way ever." - Agnita
"Saya mungkin terkesan tidak tulus karena selalu berpatokan pada logika saya, tapi sungguhan saya selalu tulus tiap memikirkan tentang kamu." - Sankara __________ Ini adalah tulisan pertama penulis yang aku baca. Berawal dari nemu postingan cover yang cakep banget di explore IG karena buku ini akan open PO pertama kali, kemudian ngepo-in feeds IG nya, dan penasaran sampai baca kutipan chatnya yang rasanya menarik. Akhirnya aku putuskan ikut PO hari pertama wkwk. Nggak nyangka, makin lama novelnya jadi booming banget. Bahkan sampai buka PO ke-3 dan Special Edition. 😍
Dari segi tampilan, nggak bisa diragukan lagi, novel ini cakep banget buat dikoleksi. Mulai dari cover, book jacket, book mark, sampai ilustrasi di dalam bukunya, luar biasa suka banget aku!! 😍
Pas baca ceritanya, ternyata nggak kalah cakep sama tampilannya. Porsi narasi dan dialognya pas. Meski ada beberapa typo tapi nggak mengganggu. Alur ceritanya cenderung cepat. Kisah yang disuguhkan menarik, page turner, bahkan untuk buku yang setebal ini rasanya waktu nggak berasa sama sekali, tau-tau udah mau berakhir aja kisahnya.
Bukunya berkisah tentang kehidupan pernikahan kontrak antara politikus muda nan rupawan -- Sankara, dengan wanita yang berkarir sebagai manajemen artis -- Agnita. Setelah satu tahun pernikahan yang terasa seperti dua orang asing, Agnita akhirnya mengajukan cerai. Namun, Sankara memberi syarat untuk menjalani 3 bulan ke depan pernikahan mereka sebagai pasangan suami-istri yang sesungguhnya. Demi mendapat tanda tangan Sankara di atas surat cerai, Agnita dengan terpaksa menerima persyaratan tersebut. Rupanya, waktu 3 bulan saja cukup untuk memporak-porandakan kehidupan dan perasaan keduanya.
Interaksi kedua tokoh utama dengan dua sifat yang bertolak belakang ini memberi penyegaran pada cerita. Sankara yang tenang, harus menghadapi Agnita yang mudah tantrum.
Favorit ku juga adalah selipan interaksi antara Admoejo bersaudara. Mereka memiliki karakter yang berbeda, tapi juga lucu terutama dialog Pradipa yang nyindir Mas Dewan di bangunan belakang kediaman Admoejo (tempat latihan), aku ngakak banget 🤣
Kisah yang disuguhkan cenderung ringan, meski sedikit diselipkan isu patriarki, politik yang gelap, masalah keluarga, dan traumatis, tapi secara keseluruhan kisahnya berfokus pada perkembangan karakter kedua tokoh utamanya dalam menyikapi berbagai masalah, khususnya dalam kehidupan pernikahan. Aku suka karena kedua tokoh utamanya bukanlah karakter yang sempurna, memiliki kekurangan masing-masing yang justru terasa lebih manusiawi, bukan yang too good to be true, tapi sumpah, Agnita ngeselin banget emang sih, aku sebagai pembaca juga berkali-kali tarik napas. Wkwk.
Omong-omong, isu patriarki yang diangkat nih juga asik banget. Agnita menyuarakan keluhan wanita pada umumnya dan istri khususnya. Lalu penjelasan Sankara tuh, rasanya enak banget, seolah-olah aku lagi dengerin Sankara ngomong langsung. Dan memang benar banget, nggak peduli orang tua, keluarga besar, bahkan sampai seluruh dunia patriarki mampvs, asal punya suami yang mengerti, mendukung, dan nggak patriarki, rasanya udah cukup. Marriage is not that scary kalau kita menikah dengan orang yang tepat. 🥹🥹
Ahhh... Pokoknya suka banget sama Sankara yang tegas, berkomitmen, logis, dan dewasa. Nggak semua hal harus dibawa perasaan. Awalnya, aku merasa apa sih yang kurang dari Sankara. Selama dia mau berjanji untuk setia dan selama ini sikapnya juga baik ke Agnita meski kalau disadari lagi memang Sankara yang mendominasi, tapi rasanya nggak masalah karena keamanan dan kenyamanan Agnita selalu diperhatikan, meski tidak ada perasaan cinta di dalamnya selain rasa tanggung jawab atas janji suci pernikahan. Tapi, yah...... Sebagai sesama wanita, ya aku bisa merasakan perasaan Agnita. Kita juga punya perasaan ingin merasa 'dicintai', 'diinginkan', dan rasanya perasaan itu memang nggak mudah kalau dinilai dengan logika. Tapi, nggak apa-apa, Sankara punya banyak waktu buat belajar mencintai Agnita.. 🖤
Katakanlah saya fomo atau apalah sebab saya membeli kedua buku karya nonamerahmuda tanpa membaca sinopsis dan berbekal kedua buku tersebut beberapa kali lewat fyp tiktok saya. Dan saya bersumpah bahwa sejauh ini cover kedua buku tersebut toptier, apalagi jika kalian membeli versi hardcovernya.
!!!! MENGANDUNG SPOILER!!!!!
Masuk ke sesi review cerita, Sebelum Berpisah bisa dibilang cukup 'oke' sebagai buku pembuka dari kisah 5 serangkai yang ingin author buat. Namun sialnya saya membaca novel ini setelah saya membaca 'Ronggeng Dukuh Paruk' milik Ahmad Tohari. Selama saya membaca buku ini demi tuhan saya mencoba untuk bersimpati dengan Agnita/female lead sebab dia selalu membawa feminism things in whole situation. Namun karena penulis sendiri membuat pembaca menjadi orang ke-3 serba tau, jadi saya selaku pembaca dapat memahani Sankara dan Agnita diwaktu yang bersamaa. Girl Boss? Independent Woman? nahh if Agnita real person and i know her in personal situastion, saya akan mengenalkan psikolog sebab saya pikir dia butuh therapy untuk emotional management nya. Sankara redflag karena mengedepankan logikan dan tidak mementingkan perasaan Agnita? entahlah saya pikir pembaca yang mengatakan hal tersebut melupakan satu hal bahwa pekerjaan Sankara adalah Mentri, saya tidak akan mengkritik issue politic maupun pembahasan yang menurut saya kurang sesuai apabila Sankara benar dia seorang Mentri sebab saat membaca buku ini saya menanamkan dalam kepala saya bahwa ini novel 'romace' dan berfokus pada perkembangan hubungan antara Sankara dan Agnita.
Tapi maaf ke Agnita, sampai akhir saya tidak bisa benar-benar mendukung semua hal yang kamu lakukan untuk dapat bercerai dari Sankara (bahkan setelah seluruh flashback kisahmu), jika boleh mengkritik bisakah tittle 'smart' dalam karakterisasi Agnita dicabut? Saya mengumpat saat diawal-awal dia menyewa pelacur untuk Sankara sebagai alasan dia bisa bercerai dengan Sankara, bahkan orang dungu pun tak akan terpikirkan hal sebodoh itu dengan posisi suami mu seorang pejabat publik.
Saya hampir menyelesaikan buku ke-2 yang berjudul 'Lembayung', dan saya pikir penulisan author lebih matang dibuku ke-2, dan pace/alur ceritanya juga lebih cepat, saya berpikir 'Sebelum Berpisah' terlalu banyak filler dan sebenarnya bisa dipersingkat. Tentunya semuanya balik ke selara masing-masing, tapi 'Sebelum Berpisah' tak terlalu masuk ke selera saya.
Kayaknya buku ini bakal cuma 300an halaman kalo Sankara nikahnya sama Antari.
Demi apapun gua benci banget sama Agnita. Kayak… lo bisa ngga sih waras dikit?! Hampir di tiap romantic scenes dia selalu bikin turn off, entah tiba-tiba nyebut mantan Sankara lah, tiba-tiba bawa patriarki, aneh banget lo. Salut sama Sankara yang ngga ikutan gila, gua baca hampir 700 halaman stress mampus sama kelakuan Agnita. Bahkan sampai punya anak pun tantrumnya ngga hilang. Bener-bener ngga ada character development.
Terus untuk issue politik, permasalahan dan penyelesaiannya ngga jelas banget. Okelah konteksnya adalah korupsi. Terus kenapa? Banyak plot holes buat topik ini.
Sebagai pembaca yang menganut no DNF, prinsip gua diuji banget sama buku ini wkwk
1. Ngilang dari publik setelah tersadung kasus San Jaeger dan muncul dengan nama pena baru
2. Pernah bilang banyak penulis terinspirasi dari dia, padahal illustrasi keryanya, desain packaging, sampai thank you cardnya ketahuan "terinspirasi" dari Pinterest dan hasil tracing karya artist kuar.
3. Pembacanya beringas suka salpak di akun penulis lain dan nuduh mereka ngikutin penulis favoritnya
4. Dua ceritanya yang lagi rame dinilai mirip sama manhwa populer, apalagi waktu bikin extra chapter dengan illustrasi yang menyerupai karakter dari manhwa tersebut
5. Awalnya dikira novelnya limited edition. Eh ternyata tembus 6 kali PO dengan selipan bonus yang beda-beda dia tiap batch. Belum lagi dia ngadain extra chapter di KaryaKarsa. Padahal ceritanya udah terbit. Hal ini bikin sebagian pembacanya kecewa
6. Upload permintaan maaf tanpa persetujuan artist yang karyanya ditracing
7. Hapusin komentar-komentar jelek
Tapi karya dia itu gampang terbaca sebenernya. Tokoh cowoknya pasti selalu digambarin red flag yang dibuat dipuja-puja pembaca. Kayak Grav******, San J*****, Sank***, atau De**n
Sumber: cilla_reads, pembaca dan netizen Bisa baca sumber lain di X juga untuk lebih info
Mending gw support author lain dari ini.
‼️Authornya red flag bgt, narcissist, kek ada star syndrome, manipulative kyk Maha, egois, shameless, sok mikir idenya originalitas di dunia ini 😴
---
English version
1. Disappeared from the public after being involved in the San Jaeger scandal and reappeared with a new pen name.
2. Once claimed that many writers were inspired by her, even though her illustrations, packaging designs, and thank-you cards were found to be "inspired" by Pinterest and traced from other artists' works.
3. Her readers are aggressive—they often attack other authors’ accounts and accuse them of copying their favorite writer.
4. Two of her currently popular stories are considered similar to well-known manhwa, especially after she made extra chapters with illustrations resembling characters from those manhwa.
5. At first, her novel was thought to be a limited edition. But it turned out to have 6 pre-order batches with different bonus items in each. She even made extra chapters on KaryaKarsa even though the story had already been published. This disappointed some of her readers.
6. Uploaded an apology without getting consent from the artist whose work she traced.
7. Deletes negative comments.
But honestly, her works are easy to read through. The male leads are always portrayed as red flags that are idolized by the readers. Like Grav******, San J*****, Sank***, or De**n.
Source: cilla_reads, reader and netizen. You can read more sources on X (formerly Twitter) for further info.
I'd rather support other authors than this one.
‼️ The author is a major red flag—narcissistic, seems to have a star syndrome, manipulative like Maha, selfish, shameless, and acts like her ideas are the only original ones in the world 😴
---
She knew the art she's using as reference to her illustrator were actually taken from Korean art commission and other illustrator, even one of influencers did PM to complain to her about the art are plagiarized, BUT SHE'S STILL IGNORING IT AND WENT TO PRINT OUT, PUBLISH AND POST OUT LEMBAYUNG BOOKS! WTF!
Bila dh terkantoi psal plagiarized and her past scandal in 2023, she only clarify in her TikTok and IG about it (you can search her account) without the original illustrator knowledge about it (you can visit IG balkeon_), the difference between her clarification and the original illustrator (whose art being plagiarized by her) clarification... and SHE DOESN'T EVEN ADMIT HER WRONGDOINGS AND DOESN'T MAKE ANY COMPENSATION TO THOSE WHO BOUGHT HER BOOKS! AND GUESS WHAT? SHE WENT MISSING! WHAT A CLOWN! RUNNING AWAY FROM HER RESPONSIBILITY!🤡
Yah go on, keep making fake account to give five stars review for your trash book. 🤣 Pathetic.
Update: Buku ini ngga pantas mendapat satu pun bintang. Penulis dari buku ini amat, sangat problematik. Bukan hanya seorang plagiat, beliau ini juga pernah punya kasus serupa: AU San Jaegar beberapa tahun lalu. Sang Nona a.k.a Pinge, I hope you will soon come to your senses and compensate all the losses you have caused to the parties involved. Tak bisa bayangkan sudah berapa banyak keuntungan yang kamu dapatkan dari dua novel *cringe* yang kamu terbitkan. Jangan ada pt. 3 lagi please.