Para Kawaris memiliki tanggung jawab turun-temurun untuk mengurung Bangkawarah, makhluk-makhluk gaib jahat yang tidak bisa dilihat manusia biasa. Mereka bekerja di balik bayang-bayang, menggunakan kekuatan mereka demi melindungi manusia dari ancaman yang tidak mereka ketahui. Terlahir sebagai Kawaris tidaklah terhindarkan, tapi memikul bebannya adalah pilihan.
Dian yang penakut tidak sanggup memikul beban itu. Dia pergi kuliah di tempat yang cukup jauh dari rumah, dan berharap bisa menjalani kehidupan normal. Beberapa minggu sebelum wisuda, tiga cewek populer di kampus mengerjai Dian dengan menguncinya di ruangan bangunan tua yang angker. Mereka tidak tahu bahwa di dalam sana ada Bangkawarah yang menyakitinya.
Trauma menimbulkan dendam. Jika manusia mencelakakan Kawaris yang seharusnya melindungi mereka, sedikit balas dendam tentunya bisa dipahami.
Poppy first became a translator and an editor before releasing her own books. Between her job and the responsibilities of being a housewife and a mother, she continues to write fantasy. She lives in Bogor with her husband and son.
Fantasi lokal yang berhasil ngena itu jarang, dan Sang Kawaris adalah salah satu yg berhasil. Buku ini memadukan fantasy dengan budaya Sunda dan sentuhan horor yang pas takaran. Bukan horor asal seram, tapi horor yang membuatmu berpikir tentang hal-hal yang mungkin tak kasatmata di sekitarmu.
Bercerita tentang para Kawaris yang memiliki tanggung jawab turun-temurun untuk mengurung Bangkawarah, makhluk-makhluk gaib jahat yang tak terlihat oleh manusia biasa. Para Kawaris ini bekerja diam-diam, menggunakan kekuatan mereka untuk melindungi manusia dari ancaman yang tidak mereka sadari. Terlahir sebagai Kawaris memang bukan pilihan, tapi memikul beban itu adalah keputusan masing-masing.
Buku ini dibagi menjadi tiga bagian yang saling melengkapi.
Bagian pertama menceritakan sudut pandang Indah, Erni, dan Tiara saat mereka menjahili Dian hingga mengalami hal-hal ganjil. Bagian ini bikin gemas karena mereka sudah mahasiswa mau wisuda tapi kelakuannya masih saja iseng tidak pada tempatnya. Teror yang dialami Indah dan Erni cukup ngeri dan mengganggu.
Bagian kedua membahas lebih dalam tentang siapa itu Sang Kawaris dan bagaimana Dian serta Tami akhirnya berhadapan dengan kenyataan tentang siapa mereka sebenarnya. Aku suka bagian ini karena sejarah keluarga Kawaris dijelaskan dengan runut dan tidak membosankan, membuat kita memahami bahwa menjadi Kawaris bukan hanya soal memiliki kekuatan, tapi juga tentang keberanian memikul beban besar.
Bagian ketiga membawa kita ke momen aksi saat Tami dan Andra bekerja sama melawan Bangkawarah. Bagian ini paling seru karena intensitasnya pas, penuh ketegangan, tetapi tetap fokus pada cerita tanpa berlebihan. Hubungan Tami dan Andra juga muncul di sini, dan aku suka bagaimana romance mereka ditulis dengan porsi yang tepat. Ada rasa peduli dan kedekatan, tetapi tidak mengambil alih cerita, membuat pembaca tetap fokus pada petualangan mereka.
Ada beberapa hal yang bikin aku mikir, kenapa Tiara, Erni, dan Indah bisa se-usil itu padahal mereka bukan anak SMA lagi? Dan satu lagi, bapaknya Dian dan Tami ke mana? Misteri ini bikin penasaran dan membuka kemungkinan Sang Kawaris akan punya kelanjutan cerita kalau penulis ingin mengembangkan dunia ini lebih jauh.
Secara keseluruhan, aku suka bagaimana Sang Kawaris mengeksekusi ide fantasi lokal dengan atmosfer Sunda yang terasa alami. Plotnya rapi, pacing-nya enak diikuti, karakter-karakternya hidup, dan horornya elegan. Romance antara Tami dan Andra juga terasa dewasa, tidak norak, dan tetap mendukung jalannya cerita.
Kalau kamu sedang mencari bacaan fantasi lokal yang seru, cepat dibaca, tapi tetap membekas, Sang Kawaris layak kamu tambahkan ke daftar bacamu bulan ini.
Tiga tahun berlalu, Indah masih menyesali perbuatannya bersama kedua sahabatnya, Tiara dan Erni, hari itu: mengisengi Dian, teman mereka yang pendiam, dengan mengurungnya di sebuah ruangan di gedung lawas kampus yang terkenal angker. Apalagi sejak hari itu, Dian mendadak pulang ke kampung halamannya dan nggak pernah terlihat lagi. Sampai tiga tahun kemudian, mereka bertiga kembali bertemu Dian di acara reuni kampus. Namun, sejak hari itu hidup Indah, Tiara, dan Erni nggak sama lagi. Ketika semuanya makin kacau, Indah dan Erni nekat mencari Dian, dan peran Dian sebagai Sang Kawaris.
Aku sukaaaaaaaa 😍😍 Aku baca buku ini hanya setengah hari, lho. Wah, kapan ya terakhir kali aku bisa menyelesaikan satu buku dalam satu hari? Tapi memang seseru itu sih.
Bisa dibilang novel ini menggabungkan genre fantasi lokal, horor, supranatural, dan sedikit suspense juga. Aku merasakan sedikit nuansa Lockwood & Co. di sini. Juga nuansa Vampire Academy, di mana ada bakat Kawaris (yang bertugas mengurung setan-setan jahat yang mengganggu manusia) dan ada bakat Puragabaya (yang bertugas melindungi Sang Kawaris saat bekerja).
Cerita ini menggunakan setting budaya dan sejarah sunda yang sangat kental. Mulai dari kujang sebagai piranti kerja utama para Puragabaya, Raden Sulanjana yang menjadi leluhur para Kawaris, bahkan ada Gumarang juga di sini.
Novel ini terbagi menjadi tiga bagian. Bagian pertama tentang Indah dan ketiga sahabatnya yang terus-terusan diteror mimpi buruk. Bagian kedua tentang apa itu Kawaris dan perjalanan Dian menjadi Kawaris. Ketiga, proses penyelamatan yang dilakukan oleh kawaris dan puragabaya.
Bagian pertama sangat sat set dan aku suka banget cara penceritaan penulis yang sangat efektif dan sat set, tapi bisa menyampaikan emosi. Bagian kedua agak lambat mungkin karena ini banyak kilas balik. Bagian ketiga sat set lagi hingga akhirnya terjadi pertempuran di jagat lelembut yang epic.
Karakter tiap-tiap tokohnya juga bagus dan terasa beda setiap tokohnya. Character development-nya juga terlihat, kecuali Tiara 🤣 Deskripsi settingnya juga juara, sehingga terkesan buku tipis ini bercerita lebih banyak.
Kurangnya apa? Kurang banyak 😭 Aku pengin melihat petualangan kawaris dan puragabaya ini lebih banyak huhuhu
Magical realism. Fantasy. Myth. Sundanese Culture. Action. Revenge. Psychological Thriller. Horror. Wow, lengkap sudah. One of a kind. Sebuah karya penulis lokal yang memiliki premis segar, tak biasa, dan seru banget! Must read!
Bercerita tentang Dian yang demi mengikuti sahabat-sahabat baru, Tiara, Indah, dan Erni, mau diajak ke sebuah bangunan lama di kampusnya. Dian yang selama ini selalu sendiri merasa senang memiliki teman. Tapi, ajang uji nyali itu membawa petaka. Dian tak lagi sama setelah kejadian itu, demikian dengan teman-temannya itu. Mereka diteror oleh sosok gelap bertanduk.
Sang kawaris yang merupakan penangkap para roh jahat yang dinamakan Bangkawarah, turun tangan untuk menghentikan teror itu semua. Balas dendam yang berujung pada penyelamatan.
Buku ini dibagi menjadi 3 bagian. Bagian 1 akan disuguhkan teror psychological thriller dan horror. Khas banget penulisnya. Aku sudah membaca karya penulis sebelumnya, yaitu Kondensasi. Gaya berceritanya pelan dan sangat visual sekali. Dibaca malam-malam pada bagian 1 ini lumayan buat merinding.
Nah, pada bagian 2 menjadi genre fantasy-action. Suka banget dengan budaya sunda buhun yang menjadi core cerita di sini. Dan di bagian 3 menjadi gabungan semuanya. Aksi Tami dan Andra menangkap Bangkawarah ini kalau dibuat film bakal sinematik sih.
Semuanya pas menurutku. Plot, aksi, karakter, dan bagaimana sosok itu menguak sisi gelap tergelap manusia—terutama di kasus Indah dan Erni. Meski agak kesel sama Tiara, dia nggak ada tobatnya, tapi dia udah kena batunya sih.
Romansanya tipis-tipis. Tami dan Andra tuh bagaikan gas dan rem. Tami yang ngegas tempur maju terus pantang mundur, sedangkan Andra yang oke aku temenin kamu, tapi aku akan selalu siaga satu untuk menjaga kamu, dyemnn! Dan Tama, huhu … setelah semua apa yang dia lalui, tidak ada love line untuknya—ada tapi itu juga, hiks.
Sang Kawaris berkisah tentang manusia yang memiliki kekuatan untuk melihat, melawan dan menangkap makhluk-makhluk gaib jahat yang disebut Bangkawarah.
Kawaris itulah julukan mereka. Para Kawaris ini mendapatkan kekuatannya secara turun temurun. Kehadiran mereka tidak disadari manusia lainnya.
Mereka membaur dan seperti manusia pada umumnya jika dilihat dari luar. Padahal hidup mereka tidak pernah biasa, mereka melakukan tugasnya untuk melindungi manusia dari Bangkawarah. Bahkan mengorbankan nyawa.
Lahir sebagai Kawaris bukanlah pilihan, tidak semua orang sanggup. Dian memilih kehidupan normal dan menolak menjadi Kawaris.
Suatu hari ketiga temannya yang merupakan cewek populer di sekolah mengerjainya. Dia dikurung disebuah ruangan gedung tua yang angker. Tidak ada yang tahu di sana ada Bangkawarah jahat yang akan menyakitinya.
Apakah Dian berhasil selamat? Apakah teman-temannya akan baik-baik saja setelah menyakiti seorang Kawaris yang selama ini melingdungi mereka? Karena sepertinya pembalasan dendam menanti mereka!
_______________________ Novel ini dibagi ke dalam tiga bagian. Di bagian pertama awalnya aku ngerasa bosen dan bertele-tele, tapi setelah itu aku tarik kembali kata-kata itu, karena pace ceritanya memang harus seperti itu biar pembaca bisa merasakan ketegangan dan teror yang terus diterima oleh tokoh-tokohnya.
Tokoh-tokoh yang dihantui ini tidak lain adalah tiga teman Dian yang mengerjainya itu dan selalu mentertawakan Dian yang penakut.
Mereka selalu bangga karena bisa bepikir rasional, tidak percaya hal-hal gaib, bahkan ketika hal itu menimpa mereka pun perlu waktu lama sampai akhirnya mereka mengakui bahwa hal-hal gaib memang sedang terjadi pada diri mereka.
Dari teror yang ringan, hingga paling mengerikan terjadi diakibatkan oleh sosok mengerikan. Bacanya tuh nyampe merinding! Ngebayangin dihantui sosok mengerikan tiap hari, nyampe gak bisa tidur dan bahkan gak tau mana yang nyata dan bukan. 🤯
Sampai akhirnya mereka juga tahu bahwa seuatu hal yang buruk terjadi pada Dian. Dan hal itu dikarenakan apa yang mereka lakukan. Lalu apa hubungan antara keduanya? Nah.. mending baca biar tahu.
Di bagian kedua baru deh dijelasin tentang Kawaris. Siapa saja mereka, tugasnya, gimana mereka ngelawan, nangkap dan ngurung Bangkawarah. Aku paham kenapa Dian sampai memilih buat menolak jadi Kawaris dan pengen kehidupan normal walapun dia terlahir dengan kekuatan itu.
Lalu bagian terakhir bakalan penuh aksi yang menegangkan, akhirnya ketahuan apa yang terjadi pada sama Dian dan ketiga temannya. Melawan Bangkawarah jahat dan mengurungnya adalah kunci untuk menyelamatkan semuanya.
Ada romance-nya tipis banget, tapi aku sukaa! Pasangan yang keren!
Ini bisa banget kalau dibikin sequel karena ceritanya masih bisa di explore. Sayang aja karena world building-nya bagus. Gimana sistem dunia gaib ini, ada tingkatannya gitu kan.
Well.. aku suka ide ceritanya yang fresh dan dieksekusi dengan baik. Genre fantasi, horor, penuh aksi dengan sentuhan kearifan khas Sunda. Sebagai orang Sunda tulen aku bisa paham hal-hal yang disebut diceritanya. Harus banget baca! 👻
Tidak menyangka bahwa novel dengan genre horor dicampur fantasi ini bisa sangat page-turner dan seru untuk diikuti. Sang Kawaris dalam ceritanya mengangkat kebudayaan Sunda terutama mitologinya. Dengan jumlah halaman yang tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit, novel ini dituliskan dan diselesaikan dengan rapi, termasuk dalam unsur penokohan dan latar yang digambarkan dengan sangat baik sehingga saat membacanya langsung terbayang dalam pikiran. Dalam hal ini, Sang Kawaris banyak menunjukkan tentang kekuatan tekad, pentingnya menghargai orang lain, serta dendam yang melekat pada siapa saja yang pernah tersakiti.
Finally someone see the potential of Indonesia mythology, especially sundanese. Its not the most astonishing story to be honest and a bit predictable but its really fun and satisfying to finally read some fantasy based on our own mythology, which is very rich and very potential to be a base of the world building.
Anyway, after this I really want to read another Poppy’s books 😁. I just realized back in my teenager era I already read The Bookaholic Club.
Plot yang menarik. Mengangkat elemen seram, budaya, fantasy dan sedikit thriller.
Disebabkan sekarang panas dengan isu buli, cerita ini berikan satu kepuasan bagi saya untuk lepaskan amarah kepada pembuli. Dari awal sampai akhir saya tak kesian pada 3 pembuli ni, apa yang mereka alami sesuai dengan apa yang mereka lakukan sebelum.
Kerana nak takutkan orang, orang yang tak bersalah menjadi mangsa. Kisah bermula apabila Dian dikurung di sebuah gudang yang dikatakan anger oleh tiga diva kolej iaitu Tiara, Indah dan Erni yang menolak kepercayaan terhadap makhluk halus. Disebabkan Dian seorang penakut dan mempunyai kelebihan untuk melihat hantu apa yang mereka lakukan beri kesan buruk kepada kehidupannya.
Berapa tahun kemudian, mereka bertemu kembali dan bermula gangguan demi gangguan yang mengganggu tiga pembuli ini. Masing-masing diburu oleh mahkluk hitam, mimpi dalam mimpi, ada yang hampir meninggal dan ada juga hampir gila.
Tak tahan dengan gangguan, Indah bersama Eeni ambil keputusan untuk bertemu dengan Dian. Dan di sini semuanya terbongkar. Kita dapat tahu tentang keluarga Dian yang merupakan perantara dua dunia (dunia manusia dan ghaib). Ada juga selit momen-momen cinta.
🔴 Sejujurnya saya paling tak suka dengan Tiara. Dia selfish, disebabkan kaya dan terasa diri paling penting. Dia tak mahu percayakan Indah dan Erni. Mereka berdua pula terlalu takut dipulau sampai terpaksa ikut cakap Tiara. Maaf tapi Tiara perlu dapatkan pengakhiran yang sesuai.
Fast-paced, page-turner, sampe bikin kebayang-bayang dan nggak mau berhenti baca! Rasanya berat banget harus menutup buku ini karena harus melanjutkan aktivitas lainnya (baca: ke kantor).
Baru kali ini saya menemukan fantasy-horror dalam negeri berbasis kearifan lokal yang sangat well-crafted dan well-written. Suka sekali bagaimana cerita ini membawa elemen mitologi Sunda--saya merasa feel buku ini tuh kayak manga Jepang atau drama Korea yang sudah banyak mengangkat tipe cerita seperti ini (mengambil mitologi lokal sebagai dasar cerita). Tapi di Indonesia yang kayak gini masih langka sekali, makanya senang banget saya bacanya!
Karakter-karakternya juga saya suka sekali... semuanya signifikan dan nggak boros, alias meskipun karakternya cuma sedikit tapi masing-masing berperan penting ke cerita. Suka juga pemilihan nama-nama karakternya yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari, hubungan Tama-Tami, juga romansa antara Tami-Andra yang meskipun tipis-tipis tapi kerasa banget betapa deepbonding di antara mereka.
Pokoknya buku ini sangat seru dan asyik, jenis novel yang sangat efektif--karena halamannya nggak terlalu tebal tapi semuanya tersampaikan dengan rapi, resolusinya clear, porsinya pas untuk semua hal.
As expected, tulisan penulis belum mengecewakanku. Kalau dibanding dengan Kondensasi, yang ini memang lebih kompleks dan apa ya istilahnya, lebih enak buat dicerna gitu. Alurnya lebih kompleks sekaligus menyiratkan kesederhanaan. Horornya pun nggak sekuat Kondensasi.
Kayaknya nggak mau komentar panjang lebar karena memang nggak ada juga. Mungkin satu-dua typo yang aduh, sayang banget bisa lolos. Bakal sempurna banget kalo typo-typo itu bisa ditemukan dan diperbaiki sebelum dicetak :D oh, alasan Dian kepengin berteman dengan Tiara itu kurang tergali, sih. I mean, rela menuruti Tiara dan dua kroninya buat masuk ke Gedung Lama, padahal bisa membahayakan buat dia, sangat bertentangan dengan sifatnya yang kalem dan nggak banyak mau. Kecuali dia selama ini iri dengan saudaranya karena selama ini nggak ada teman dekat, atau ya kepengin famous aja. Tapi, tetap aneh rasanya. Kayak why?
Dan alasan yang bikin buku ini tambah berkesan buatku adalah romansa yang porsinya seuprit itu. Emang, ya, romance salah genre nggak bakalan gagal bikin gamon.
First time membaca cerita yg mengangkat folklore sunda yg kental dengan nuansa magis dan horror. Bisa dibilang buku ini refreshing bgt utk memulai membaca per-fantasi-an berlatar tanah jawa. Sayang sekali aku kurang cocok dengan cara penulisan author yg menurutku cukup berantakan terutama dalam percakapan antar tokoh, rangkaian dan pemilihan kata. TBH bikin aku berulang kali mengernyitkan dahi karena bingung dan kejadian yg seharusnya berpotensi seru jadi kurang terasa feelnya. Overall, this book is good and unique. I appreciated the ideas.. this is just not for me✌🏻
Suka sekali dengan premis ceritanya dan betapa plot yang cepat membuat buku ini sangat page-turner. Jarang-jarang saya ke-hook dengan novel fiksi Indonesia, tapi Sang Kawaris ini ngena banget. Storytelling-nya, karakter tokoh yang relatable (sering kita temukan di kehidupan nyata), dan perpaduan budaya Sunda dengan action dan fiksi yang sangat nge-blend dan menyenangkan untuk dibaca. Suka banget!! Keep writing ya Mbak Poppy 🫶🏻
After khemjira, i felt the urge to find anything related to shaman. I even rewatching JJK and Exhuma. THEN I FOUND THIS LOCAL BOOK ABOUT LOCAL SHAMAN.
Plotnya ga jauh² dari manusia2 iseng yg tiba2 diikuti penguasa alam sana. Tapi tetap seru mengikuti kisah Tami dan Tama. Menurutku bagus kalau ada buku 2 nya yg lebih fokus ke keluarganya Tami
Premisnya menarik sekali. Potensi pengembangannya juga bagus. Alur cerita berjalan dengan bagus sekali, leave no plot holes. Gaya penulisannya bisa ditingkatkan lagi.
Suka sekali! Ini cerita horor bercampur fantasi, nggak nyangka penuh aksi yang heroik. Suspense dan menakutkannya juga dapat! Tokoh-tokohnya sungguh amat manusiawi.